Makalah Mina

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

AGAMA ISLAM
Narwan Majida S. Pd. I M. Pd. I
NIDN: 121748901

Oleh: Kelompok 2
1. Wa Ode Rumina
2. Nuryanti Aufat
3. Nurani Rumalean
4. Nur Asmi A Leuwaru
5. Wa Yuni
6. Sultana Siwa Siwan
7. Sofyan Rumatiga
8. Tegar Laras Sugardha
9. Titi Rahma Rumasoreng

STIKES MALUKU HUSADA AMBON

KEPERAWATAN

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Pandangan Agama Terhadap Kesehatan
Meliputi Kasus Kenakalan Remaja Aborsi" dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk
memenuhi tugas Mata kuliah Agama Islam. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan tentang Pandangan Agama Terhadap Kesehatan Meliputi Kasus Kenakalan Remaja
Aborsi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu/Bpk Dosen. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Bab II Pembahasan
A. Masalah Kenalakan Remaja Saat Ini (Aborsi, pornografi Dll).
B. Penyebab Kenakalan Remaja
C. Hukum Kehamilan Diluar Nikah Dan Aborsi Menurut Islam
D. Peran Agama Trerhadap Perkembangan Generasi Muda
E. Langkah real yang dapat menekan angka kenakalan remaja dan
aborsi saat ini
F. Dalil Aqli Dan Naqli
Bab III Penutup
A. kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kenakalan remaja merupakan segala bentuk tindakan pelanggaran terhadap norma,
adat, hingga hukum yang dilakukan oleh remaja. Karena adanya tindakan yang melawan
norma, adat, dan hukum inilah mengapa kenakalan remaja disebut sebagai perilaku
menyimpang. Kenakalan remaja dapat dilakukan secara perseorangan ataupun kelompok,
situasional ataupun sistemik. Apapun bentuknya, tindakan kenakalan remaja termasuk dalam
bentuk penyimpangan karena melanggar norma di masyarakat dan merugikan diri maupun
orang lain.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana masalah kenakalan remaja saat ini?
2. Apa penyebab kenakalan remaja?
3. Bagaimana hukum kehamilan diluar nikah dan aborsi menurut islam?
4. Apa peran agama terhadap perkembangan generasi muda?
5. Apa saja langkah real yang dapat menekan angka kenakalan remaja dan aborsi saat
ini?
6. Dalil aqli dan naqli

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini agar kita dapat mengetahui hal-hal mengenai
kenakalan remaja saat ini dan peran agama terhadap kenakalan remaja saat ini.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Masalah Kenalakan Remaja Saat Ini (Aborsi, pornografi Dll).

Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu
tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan
juga penuh dengan masalah-masalah.  Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami
masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya
perubahan sosial. 
Berikut ini adalah gejala-gejala anak yang mengalami kenakalan remaja adalah :

1. Anak tidak disukai teman-temannya sehingga bersikap menyendiri.


2. Anak sering menghindar dari tanggung jawab mereka di rumah dan di sekolah.
3. Anak sering mengeluh kalau mereka memiliki permasalahan yang mereka sendiri tidak bisa
selesaikan.
4. Anak mengalami phobia atau gelisah yang berbeda dengan orang-orang normal.
5. Anak jadi suka berbohong.
6. Anak suka menyakiti teman-temannya.
7. Anak tidak sanggup memusatkan perhatian.
8. Anak suka membolos dari sekolah dan lari dari rumah
9. Anak berperilaku provokatif yang menyimpang
10. Anak bersikap menentang yang berat dan menetap

1. Aborsi

Aborsi adalah tindakan menggugurkan kandungan untuk mengakhiri kehamilan. Ada berbagai
penyebab seorang wanita melakukan tindakan aborsi, antara lain hamil di luar nikah, ketidakmampuan
ekonomi, kurangnya dukungan keluarga, hingga masalah dengan pasangan. Di sisi lain, aborsi juga dapat
dilakukan jika kehamilan mengancam nyawa ibu atau janin.
a. Berbagai Metode Aborsi

Ada dua metode yang digunakan dalam tindakan aborsi, yaitu penggunaan obat-obatan dan tindakan
medis. Berikut ini adalah penjelasan mengenai kedua metode tersebut:

b. Metode aborsi dengan menggunakan obat

Aborsi dengan metode ini dilakukan dengan pemberian obat minum atau suntik yang dapat
menghalangi hormon progesteron, sehingga lapisan rahim menipis. Hal ini menyebabkan janin tidak
dapat melekat dan tumbuh di dinding rahim.

Efek obat yang digunakan untuk aborsi juga akan menyebabkan rahim berkontraksi, sehingga embrio
atau jaringan janin akan dikeluarkan melalui vagina.

c. Metode aborsi dengan tindakan medis

Tindakan medis untuk melakukan aborsi yang paling umum digunakan adalah aspirasi vakum.
Tindakan ini biasanya dilakukan bila kehamilan baru memasuki trimester pertama. Ada dua alat yang
umumnya digunakan untuk mengeluarkan embrio dari rahim melalui tindakan ini, yaitu manual vacuum
aspiration (MVA) dan electric vacuum aspirastion (EVA). MVA dilakukan menggunakan tabung
pengisap secara manual, sedangkan EVA menggunakan pompa listrik. Untuk aborsi di usia kehamilan
lebih dari 4 bulan, tindakan medis yang digunakan adalah dilation and evacuation (D&E). Metode ini
menggunakan peralatan operasi untuk membuka leher rahim dan menyedot janin agar bisa dikeluarkan
dari rahim.

d. Berbagai Risiko Aborsi

Sama seperti setiap tindakan medis lain, aborsi juga memiliki risiko, apalagi jika dilakukan di tempat
dengan fasilitas terbatas, bukan oleh tenaga medis, tidak ada kondisi medis yang mendasari, serta
dilakukan dengan metode yang tidak aman.

Risiko aborsi meliputi:

 Perdarahan berat
 Cedera pada rahim atau infeksi akibat aborsi yang tidak tuntas
 Kemandulan
 Kehamilan ektopik pada kehamilan berikutnya
 Kondisi serviks yang tidak optimal akibat aborsi berkali-kali
Semua metode aborsi memiliki risiko atau komplikasi. Usia kehamilan turut berperan dalam
menentukan tingkat risiko. Semakin tua usia kehamilan, semakin tinggi pula risiko dari tindakan aborsi
yang dilakukan.

B. Penyebab Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma dalam
masyarakat, pelanggaran status, maupun pelanggaran terhadap hukum pidana. Pelanggaran status
seperti halnya kabur dari rumah, membolos sekolah, merokok, minum minuman keras, balap liar,
dan lain sebagainya. Pelanggaran status ini biasanya tidak tercatat secara kuantitas karena bukan
termasuk pelanggaran hukum. Sedangkan yang disebut perilaku menyimpang terhadap norma
antara lain seks pranikah di kalangan remaja, aborsi, dan lain sebagainya.

Kenakalan remaja juga dapat digambarkan sebagai kegagalan dalam pemenuhan tugas
perkembangan. Beberapa remaja gagal dalam mengembangkan kontrol diri yang sudah dimiliki
remaja lain seusianya selama masa perkembangan. Keberhasilan dalam pemenuhan tugas
perkembangan menjadikan remaja sadar dan peka terhadap norma, sehingga remaja mampu
menahan dorongan pemuasan dalam diri agar tidak melanggar norma dan aturan yang berlaku.
Sebaliknya, kegagalan dalam tugas perkembangan ini, akan menyebabkan individu remaja
menjadi kurang peka terhadap norma dan aturan yang berlaku. Ini menyebabkan individu remaja
menjadi rentan berperilaku melanggar aturan bahkan melakukan tindakan kriminal.

Ada dua jenis kenakalan yang muncul pada remaja. Salah satunya adalah kenakalan berulang,
yang mana dimulai dengan menyinggung atau menunjukkan perilaku anti sosial/agresif pada
masa remaja (atau bahkan sejak kanak-kanak) dan berlanjut hingga dewasa.

Kenakalan remaja itu terjadi karena beberapa faktor, bisa disebabkan dari remaja itu
sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).

Faktor internal

 Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan
terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam
kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja
gagal mencapai masa integrasi kedua.
 Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah
laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku
‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut,
namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan
pengetahuannya.[14]

Faktor eksternal

 Keluarga dan Perceraian orang tua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau
perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan
yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan
agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan
remaja.
 Teman sebaya yang kurang baik.

C. Hukum Kehamilan Diluar Nikah Dan Aborsi Menurut Islam


a. Hukum Hamil Di Luar Nikah Menurut Islam
Hamil diluar nikah adalah perbuatan yang tercela atau tidak bermoral. Karena perzinaan itu
hukumnya haram. Tetapi ada dampak wanita hamil itu bisa mengakibatkan haram ataupun boleh
untuk dinikahi. Namun masalahnya lebih problematik manakala wanita hamil dinikahi baik oleh
si pelaku zina maupun orang lain. kemudian diceraikan dalam kondisi masa kehamilan dan
selama dalam masa kehamilan yang sudah diceraikan tersebut, itu memungkinkan memiliki
iddah ataupun sampai dengan melahirkan.Untuk itu masalah yang diajukan adalah bagaimana
hukum menikahi wanita hamil di luar nikah. Kemudian bagaimana hukum menthalaq wanita
hamil di luar nikah. Serta bagaimana hukum masa iddah wanita hamil di luar nikah. Jenis
penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan. 

Hasil penelitian menunjukan bahwa menurut  Imam Hanafi dan syafi’i, menikahi wanita
hamil karena zina hukumnya boleh baik laki-laki yang menghamilinya maupun laki-laki lain,
namun keduanya berbeda pendapat tentang kebolehan menggaulinya.Imam Hanafi hanya
membolehkan menggauli jika yang menikahinya laki-laki berbuat zina dengannya, sedangkan
Imam Syafi’i membolehkan menggaulinya baik oleh laki-laki yang menghamilinya ataupun
bukan. Sementara menurut Imam Maliki dan Hambali tidak membolehkan menikahi wanita
hamil diluar nikah baik dengan laki-laki yang menghamilinya ataupun bukan. Imam Hanafi dan
Syafi’i, mentalak wanita hamil hukumnya jaiz (boleh). Adapun menurut Imam Maliki mentalak
wanita hamil hukumnya haram,sebab mereka mengkiyaskan talak di dalamnya kepada talak pada
masa haid di luar kehamilan. Pendapat Imam Hanafi dan Syafi’I bahwa tidak ada iddah bagi
wanita hamil karena zina, sedangkan Imam Maliki dan Hambali yaitu mewajibkan adanya iddah
bagi wanita hamil di luar nikah.

b. Hukum Aborsi Menurut Islam


Anak merupakan salah satu anugerah yang diberikan Allah SWT kepada umatnya. Namun,
tampaknya tidak semua umat muslim menerima hadiah tersebut. Praktik aborsi hingga kini
masih santer terdengar dan dilakukan oleh masyarakat Indonesia.
Dalam dunia medis, istilah aborsi berarti menggugurkan kandungan sebelum janin dapat hidup
di luar tubuh ibunya.
Dalam Bahasa Arab aborsi disebut dengan istilah al-Ijhadh. Kata al-Ijhadh berasal dari kata
ajhadha-yajhidhu yang memiliki arti wanita yang melahirkan anaknya secara paksa dalam
keadaan belum sempurna penciptaannya'. Dalam kitab al Misbah al Munir juga disebutkan
bahwa aborsi dalam fikih disebut isqath (menggugurkan), ilqaa (melempar), atau tharhu
(membuang). Allah SWT dalam QS Al-Hajj ayat 5 berfirman, "Maka sesungguhnya Kami telah
menjadikan kalian dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah,
kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya (berbentuk) dan yang tidak
sempurna.
Segumpal daging itu pada awalnya tidak ada bentuknya. Apabila Allah SWT menghendaki
untuk menyempurnakan penciptaannya, mulailah terbentuk kepala, dua tangan, dada, perut, dua
paha, dua kaki, dan anggota tubuh lainnya. Namun, apabila Allah tidak menghendaki segumpal
daging itu berkembang menjadi manusia, rahim pun mengeluarkannya (keguguran).
Dalam Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, Abu Hatim dan Ibnu Jarir meriwayatkan dari hadits
Dawud ibnu Abi Hindun, dari asy-Sya'bi, dari Alqamah, dari Abdullah ibnu Mas’ud ra, beliau
berkata, "Apabila nuthfah telah menetap dalam rahim, malaikat yang menjaga rahim atau janin
mengambilnya dengan telapak tangannya, lalu bertanya, 'Wahai Rabbku, apakah akan
disempurnakan kejadiannya atau tidak?' Kalau dijawab tidak disempurnakan kejadiannya,
nuthfah tersebut tidak akan menjadi satu jiwa dan akan dikeluarkan oleh rahim dalam bentuk
darah. Apabila dijawab disempurnakan kejadiannya, malaikat akan bertanya lebih lanjut, 'Wahai
Rabbku, apakah jenisnya laki-laki ataukah perempuan? Apakah dia golongan yang sengsara
ataukah yang bahagia? Kapan ajalnya? Apa yang diperbuatnya? Di bumi manakah dia akan
meninggal?
Fadhilatusy Syaikh Ibnu Utsaimin berpandangan, ketika seorang wanita dipastikan hamil,
maka tidak boleh kandungannya digugurkan kecuali karena sebab yang syar'i. Misalnya, dokter
menganalisis janin tersebut memiliki cacat yang menyebabkan dia tidak bisa hidup dengan
semestinya. Ketika alasan itu muncul, maka boleh dilakukan pengguguran karena adanya
kebutuhan.
Meski ada perbedaan pendapat tentang hukum menggugurkan kandungan sebelum peniupan
ruh, lain halnya dengan pendapat ulama tentang hukum menggugurkan kandungan setelah
peniupan ruh. Para ulama menyepakati jika menggugurkan kandungan setelah ruh ditiup adalah
tindakan yang haram. Ketentuan tersebut didasari oleh hadits tentang waktu peniupan ruh yaitu
pada saat kandungan memasuki usia 4 bulan. Setelah ruh ditiupkan pada bayi dalam kandungan,
maka secara otomatis bayi tersebut telah hidup menjadi seorang manusia. Maka, tentu saja
tindakan untuk menggugurkannya sama dengan tindakan pembunuhan yang haram untuk
dilakukan jika tidak ada sebab-sebab darurat.
Syaikh Shalih Fauzan hafidahullah mengatakan apabila ruh telah ditiupkan ke dalam
kandungan (janin) kemudian janin itu mati karena aborsi, maka itu salah satu bentuk
pembunuhan terhadap jiwa yang diharamkan oleh Allah SWT. Syaikh Shalih Fauzan juga
menyebut pelaku aborsi harus membayar kafarat yang berupa memerdekakan seorang budak.
Apabila ia tidak mendapatkan budak, penggantinya adalah berpuasa dua bulan berturut-turut
sebagai bentuk tobat kepada Allah.]

D. Peran Agama Trerhadap Perkembangan Generasi Muda


Agama merupakan aturan yang dibuat oleh Tuhan. Tidak ada cela sedikitpundalam
agama.Agama Islam adalah agama yang terbaik yang dibawa Rasulullah SAW untuk
menyempurnakan agama sebelumnya. Sebelum muncul agama Islam, akhlak manusia masih
sangat buruk maka adalah agama Islam untuk memperbaiki akhlak manusia. Sayangnya, pada
jaman sekarang manusia banyak yang terpengaruh era globalisasi sehingga tidak melaksanakan
agama dengan baik.
globalisasi berpengaruh pada berbagai hal seperti, makanan, fashion, film, pemikiran dll.
akibatnya dapat dirasakan seperti:

a. culture shock (guncangan budaya). manusia tidak siap menerima perubahan budaya
sehingga timbul kenakalan remaja, free sex dll.
b. ketimpangan budaya
c. pergeseran nilai budaya.        

Peran agama sangat diperlukan untuk membuat manusia tetap di jalan yang lurus karena
agama adalah akhlak yang baik. dalam agama Islam juga telah tercantum aturan aturan tentang
kehidupan.

Semua yang akan terjadi sudah tercatat di lauful Mahfuz dengan kata lain, semua yang akan
terjadi di dunia ini sudah ditakdirkan, tapi takdir masih bisa dirubah yaitu dengan doa. Terkadang
disaat bahagia atau berada diatas manusia lupa untuk berdoa, manusia terlena dengan hal-hal/
kesenangan duniawi. Maka Allah sering mengingatkan makhlukNya dengan memberi cobaan.
Dikala susah/berada di bawah, manusia sering teringat Tuhan dan berdoa, memohon dan
meminta tolong.

E. Langkah real yang dapat menekan angka kenakalan remaja dan aborsi saat ini

Cara mengatasi kenakalan remaja menjadi hal penting yang perlu dibekali pada setiap
orang tua. Sebab, kenakalan remaja bukanlah kondisi yang dapat disepelekan. Ketika anak
beranjak remaja, orang tua memang perlu berhati-hati, baik dalam mengajarkan dan
berperilaku. Jangan sampai, salah pola asuh  membuat remaja menjauhkan diri dari orang
tua, sibuk dengan gadget dan mengabaikan lingkungan di sekitarnya, atau bahkan sampai
melakukan kenakalan remaja.

Di sisi lain, remaja mengalami ketidakstabilan emosi sehingga mudah dipengaruhi


teman dan mengutamakan solidaritas kelompok. Jika anak terjerumus dalam pergaulan
bebas, akan berdampak negatif untuk pertumbuhan anak dan masa depannya.
Kenakalan remaja ini juga dinilai sebagai kemorosotan moral yang semakin melanda di
kalangan sebagian besar pemuda. Kenakalan remaja dapat dilakukan oleh seorang individu
atau bisa juga dilakukan bersama-sama dalam suatu kelompok remaja

Kenakalan remaja memang banyak bentuknya, di antaranya seperti mengonsumsi


minuman keras  atau pesta miras, berjudi, balapan liar, tawuran, seks bebas, mengambil
uang orang tua, membolos sekolah, berkelahi, minggat dari rumah, hingga narkoba.

ada beberapa faktor lain yang juga dapat menjadi rujukan untuk mencegah kenakalan remaja
secara umum, yakni:

pengakuan bahwa individu terlibat dalam kegiatan konvensional mendorong individu


untuk memiliki komitmen bersekolah memiliki teman-teman sebaya yang berperilaku wajar
mengajarkan orientasi sosial yang positif menerapkan sanksi dan tindakan disipliner.
Mengajarkan nilai-nilai etika pada anak-anak juga tak kalah penting. Beberapa pihak
menyebutnya sebagai tindakan pembentukan karakter. Namun, karakter seperti apa yang ingin
dibentuk? Ada sejumlah norma dan etika yang berlaku di Indonesia, dan sebagian terproyeksi
dalam kearifan lokal. Rakmatiah menyebutkan bahwa dari banyak kearifan lokal yang ada di
Indonesia, beberapa mengajarkan tindakan-tindakan baik seperti kejujuran, kecerdasan,
keteguhan prinsip, kebenaran, ketulusan, hingga berbuat baik dengan sesama. Sementara ada
pula kearifan lokal yang menegaskan larangan seperti berkata kotor atau berbuat asusila. Nilai-
nilai kearifan semacam ini, menurut Rakmatiah, diklaim menjadi salah satu upaya yang dapat
dilakukan masyarakat untuk membentuk karakter anak untuk menjauhkannya dari tindakan
menyimpang. Menurutnya, jika nilai-nilai kearifan lokal tersebut dapat diamalkan (bukan hanya
sekedar jargon) diharapkan mampu mengatasi sejumlah masalah yang berkaitan dengan
kenakalan remaja.

F. Dalil Aqli Dan Naqli

a. Dalil Aqli

Dalil aqli terdiri dari kata dalil dan aqli yang bermakna akal dari bahasa Arab. Jadi, dalil aqli
adalah dalil-dalil yang bersumber dari akal. Dalil aqli cenderung bersifat ilmu-ilmu.
Selaon itu, dalil aqli juga diartikan sebagai petunjuk dan pertimbangan akal pikiran yang
objektif, tidak dipengaruhi oleh keinginan, ambisi, atau kebencian dari emosi.
Dikutip dari Dasar Hukum Ekonomi Islam karya Itang, kebenaran dalil aqli cenderung bersifat
nisbi atau relatif. Bentuk dari dalil aqli ini berupa ijtihad, ijma, dan qiyas.

Contoh dalil aqli dalam bentuk ijma pada masa Rasulullah SAW adalah, saat beliau
meninggal dunia dan diperlukan seorang pengganti yang disebut khalifah.
Sebab itu, kaum muslim pada waktu itu sepakat untuk mengangkat seorang khalifah.

b. Dalil Naqli

Dalil naqli bersumber dari Al Quran maupun As Sunnah yang membahas keberadaan dan
keesaan Alla SWT. Bahasan lainnya adalah kekuasaan Allah atas penciptaan alam semesta ini.
Dikutip dari buku bertajuk Mukaddimah Ibnu Khaldun yang ditulis oleh Al-Allamah
Abdurrahman bin Muhammad bin Khaldum, Malik Supar, Lc, Masturi Irham, Lc, dan Abidun
Zuhri.

Naqli diartikan sebagai ilmu-ilmu yang diajarkan atau ditransformasikan.


Ilmu-ilmu ini cenderung disandarkan pada informasi dari orang yang diutus untuk
menyampaikannya. Pada konteks ini adalah wahyu-wahyu Allah yang diturunkan melalu para
rasul utusanNya. Berbagai ilmu dalam dalil naqli sulit digapai akal, kecuali menarik kesimpulan
dari kaidah utama. Karena itu dalil ini membutuhkan penyetaraan lewat qiyas dan analogi, saat
menghadapi masalah. "Hanya saja, qiyas hanya dapat menarik kesimpulan dari informasi atau
naqli dengan catatan hukum pokok yang sudah tetap dan bersifat naqli," tulis Al-Allamah
Abdurrahman bin Muhammad bin Khaldum dkk. Kebenaran yang dikandung oleh dalil naqli
bersifat haqiqi atau mutlak. Melansir dari Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia Kemdikbud,
bentuk dari dalam dalil naqli diantaranya adalah Al Quran, hadis, dan fatwa.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Kenakalan remaja meliputi
semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma dalam masyarakat. Aborsi adalah tindakan
menggugurkan kandungan untuk mengakhiri kehamilan. Ada berbagai penyebab seorang wanita
melakukan tindakan aborsi, antara lain hamil di luar nikah, ketidakmampuan ekonomi, kurangnya
dukungan keluarga, hingga masalah dengan pasangan. Disisi lain, aborsi juga dapat dilakukan jika
kehamilan mengancam nyawa ibu atau janin.

Anda mungkin juga menyukai