Wrap Up
Wrap Up
Wrap Up
Kompleksitas sel dapat dianalogikan dengan keteraturan dan konsistensi sel seperti
organel sel yg mempunyai struktur sendiri-sendiri dan adanya interaksi antar bagian sel
atau antar organel. Contohnya proses sintesis protein, proses pembentukan energi kimia.
Perkembangan dan pemeliharaan sel membutuhkan masukan energi yang konstan energi
cahaya akan diserap oleh pigmen fotosintetik yg terdapat pada sel, kemudian cahaya
tersebut akan dikonversi menjadi energi kimia. Pada manusia energi tersebut berupa
glukosa yg akan dilepaskan oleh hati ke aliran darah. Penggunaan energi tersebut diatur
oleh sistem respirasi.
Reaksi kimia yang terjadi di dalam sel yang sering disebut metabolisme. Metabolisme
adalah perubahan molekul kompleks menjadi molekul sederhana atau sebaliknya molekul
sederhana dirubah menjadi molekul kompleks.
Sel adalah tempat aktivitas mekanik, dimana bahan diangkut dari satu tempat ke tempat
lain, baik di dlm sel atau antar sel.
1
6. Sel mampu membelah diri
Individu baru dihasilkan melalui proses reproduksi. Sel di hasilkan melalui proses
pembelahan sel dimana satu sel induk akan menghasilkan dua sel anak. Dari proses ini
sifat-sifat yg dimiliki sel induk akan diwariskan ke keturunannya.
Pada sel protista misalnya bakteri mampu bergerak ke arah sumber nutrisi. Pada
organismemultiseluler umumnya respon stimuli ditangkap oleh reseptor yang akan
berinteraksidengan substanti yang terdapat dalam lingkungan.
Kebutuhan akan energi, pemeliharaan dan keadaan sel yang stabil membutuhkan
pengaturan yang konstan. Dalam hal ini sel mampunyai kemampuan yang sangat
kompeten. Dengan mempelajari sel banyak manfaat yang dapat diambil, diantaranya
memahai mekanisme kerja sel yang berguna sebagai bahan pertimbangan dalam
mematikan sel lain yang berbahaya atau patogen, dapat mengembangkan organisme
unggul yang sangat penting bagi manusia misalnya untuk sumber antibiotika atau obat-
obatan yang lain, atau sumber pangan baru. Dan seterusnya.
Metabolisme
Keseluruhan reaksi kimia yang membuat makhluk hidup mampu melakukan aktivitasnya
disebut metabolisme, dan sebagian besar reaksi kimia tersebut terjadi di dalam sel.
Metabolisme yang terjadi di dalam sel dapat berupa reaksi katabolik, yaitu perombakan
senyawa kimia untuk menghasilkan energi maupun untuk dijadikan bahan pembentukan
senyawa lain, dan reaksi anabolik, yaitu reaksi penyusunan komponen sel. Salah satu
proses katabolik yang merombak molekul makanan untuk menghasilkan energi di dalam
sel ialah respirasi seluler, yang sebagian besar berlangsung di dalam mitokondria
eukariota atau sitosol prokariota dan menghasilkan ATP. Sementara itu, contoh proses
anabolic ialah sintesis protein yang berlangsung pada ribosom dan membutuhkan ATP.
Komunikasi sel
Kemampuan sel untuk berkomunikasi, yaitu menerima dan mengirimkan 'sinyal' dari dan
kepada sel lain, menentukan interaksi antar organisme uniseluler serta mengatur fungsi
dan perkembangan tubuh organisme multiseluler. Misalnya, bakteri berkomunikasi satu
sama lain dalam proses quorum sensing (pengindraan kuorum) untuk menentukan apakah
jumlah mereka sudah cukup sebelum membentuk biofilm, sementara sel-sel dalam
embrio hewan berkomunikasi untuk koordinasi proses diferensiasi menjadi berbagai jenis
sel.
Komunikasi sel terdiri dari proses transfer sinyal antarsel dalam bentuk molekul
(misalnya hormon) atau aktivitas listrik, dan transduksi sinyal di dalam sel target ke
molekul yang menghasilkan respons sel. Mekanisme transfer sinyal dapat terjadi dengan
kontak antarsel (misalnya melalui sambungan pengomunikasi), penyebaran molekul
sinyal ke sel yang berdekatan, penyebaran molekul sinyal ke sel yang jauh melalui
saluran (misalnya pembuluh darah), atau perambatan sinyal listrik ke sel yang jauh
2
(misalnya pada jaringan otot polos). Selanjutnya, molekul sinyal menembus membran
secara langsung, lewat melalui kanal protein, atau melekat pada reseptor berupa protein
transmembran pada permukaan sel target dan memicu transduksi sinyal di dalam sel.
Transduksi sinyal ini dapat melibatkan sejumlah zat yang disebut pembawa pesan kedua
(second messenger) yang konsentrasinya meningkat setelah pelekatan molekul sinyal
pada reseptor dan yang nantinya meregulasi aktivitas protein lain di dalam sel. Selain itu,
transduksi sinyal juga dapat dilakukan oleh sejumlah jenis protein yang pada akhirnya
dapat memengaruhi metabolisme, fungsi, atau perkembangan sel.
Siklus sel
Setiap sel berasal dari pembelahan sel sebelumnya, dan tahap-tahap kehidupan sel antara
pembelahan sel ke pembelahan sel berikutnya disebut sebagais iklus sel. Pada
kebanyakan sel, siklus ini terdiri dari empat proses terkoordinasi, yaitu pertumbuhansel,
replikasi DNA, pemisahan DNA yang sudah digandakan ke dua calon sel anakan, serta
pembelahan sel. Pada bakteri, proses pemisahan DNA ke calon sel anakan dapat terjadi
bersamaan dengan replikasi DNA, dan siklus sel yang berurutan dapat bertumpang tindih.
Hal ini tidak terjadi pada eukariota yang siklus selnya terjadi dalam empat fase terpisah
sehingga laju pembelahan sel bakteri dapat lebih cepat daripada laju pembelahan sel
eukariota. Pada eukariota, tahap pertumbuhan sel umumnya terjadi dua kali, yaitu
sebelum replikasi DNA (disebut fase G1, gap 1) dan sebelum pembelahan sel (fase G2).
Siklus sel bakteri tidak wajib memiliki fase G1, namun memiliki fase G2 yang disebut
periode D. Tahap replikasi DNA pada eukariota disebut fase S (sintesis), atau pada
bakteri ekuivalen dengan periode C. Selanjutnya, eukariota memiliki tahap pembelahan
nukleus yang disebut fase M (mitosis).
Peralihan antartahap siklus sel dikendalikan oleh suatu perlengkapan pengaturan yang
tidak hanya mengoordinasi berbagai kejadian dalam siklus sel, tetapi juga
menghubungkan siklus sel dengan sinyal ekstrasel yang mengendalikan perbanyakan sel.
Misalnya, sel hewan pada fase G1 dapat berhenti dan tidak beralih ke fase S bila tidak ada
faktor pertumbuhan tertentu, melainkan memasuki keadaan yang disebut fase G 0 dan
tidak mengalami pertumbuhan maupun perbanyakan. Contohnya adalah sel fibroblas
yang hanya membelah diri untuk memperbaiki kerusakan tubuh akibat luka.Jika
pengaturan siklus sel terganggu, misalnya karena mutasi, risiko pembentukan tumor yaitu
perbanyakan sel yang tidak normal meningkat dan dapat berpengaruh pada pembentukan
kanker.
Diferensiasi sel
Diferensiasi sel menciptakan keberagaman jenis sel yang muncul selama perkembangan
suatu organisme multiseluler dari sebuah sel telur yang sudah dibuahi.Misalnya, mamalia
yang berasal dari sebuah sel berkembang menjadi suatu organisme dengan ratusan jenis
sel berbeda seperti otot, saraf, dan kulit. Sel-sel dalam embrio yang sedang berkembang
melakukan pensinyalan sel yang memengaruhi ekspresi gen sel dan menyebabkan
diferensiasi tersebut.
3
kemudian terbentuk berkat kematian sel-sel antarjari. Dengan demikian, waktu dan
tempat terjadinya kematian sel, sama seperti pertumbuhan dan pembelahan sel,
merupakan proses yang sangat terkendali. Kematian sel semacam itu terjadi dalam proses
yang disebut apoptosis yang dimulai ketika suatu faktor penting hilang dari lingkungan
sel atau ketika suatu sinyal internal diaktifkan. Gejala awal apoptosis ialah pemadatan
nukleus dan fragmentasi DNA yang diikuti oleh penyusutan sel.
Mikroskopi
Mikroskop berperan dalam kajian tentang sel sejak awal penemuannya. Jenis mikroskop
yang digunakan para ilmuwan Renaisans dan yang kini masih banyak digunakan di
laboratorium ialah mikroskop cahaya. Cahaya tampak dilewatkan menembu specimen
dan kemudian lensa kaca yang merefraksikan cahaya sedemikianrupa sehingga citra
spesimen tersebut diperbesar ketika diproyeksikan ke mata pengguna mikroskop. Namun
demikian, mikroskop cahaya memiliki batas daya urai, yaitu tidak mampu menguraikan
perincian yang lebih halus dari kira-kira 0,2 µm (ukuran bakteri kecil). Pengembangan
teknik penggunaan mikroskop cahaya sejak awal abad ke-20 melibatkan usaha untuk
meningkatkan kontras, misalnya dengan pewarnaan atau pemberian zat fluoresen.
Selanjutnya, biologi sel mengalami kemajuan pesat dengan penemuan mikroskop elektron
yang menggunakan berkas elektron sebagai pengganti cahaya tampak dan dapat memiliki
resolusi (daya urai) sekitar 2 nm. Terdapat dua jenis dasar mikroskop elektron, yaitu
mikroskop elektron transmisi (transmission electron microscope, TEM) dan mikroskop
elektron payar (scanning electron microscope, SEM). TEM terutama digunakan untuk
mengkaji struktur internal sel, sementara SEM sangat berguna untuk melihat permukaan
spesimen secara rinci.
Fraksinasi sel
Fraksinasi sel ialah teknik untuk memisahkan bagian-bagian sel. Secara umum, teknik ini
melibatkan homogenisasi, yaitu pemecahan sel secara halus dengan bantuan blender atau
alat ultra suara, dan sentrifugasi, yaitu pemisahan komponen-komponen sel oleh gaya
sentrifugal dalam alat sentrifuge, alat seperti komidi putar untuk tabung reaksi yang dapat
berputar pada berbagai kecepatan. Sentrifuge yang paling canggih, yang disebut ultra
sentrifuge, dapat berputar secepat 80.000 rotasi per menit (rpm) dan memberikan gaya
pada partikel-partikel sampel hingga 500.000 kali gaya gravitasi bumi (500.000 g).
Pemutaran homogenat di dalam sentrifuge akan memisahkan bagian-bagian sel ke dalam
dua fraksi, yaitu pelet, yang terdiri atas struktur-struktur lebih besar yang terkumpul di
bagian bawah tabung sentrifuge, dan supernatan, yang terdiri atas bagian-bagian sel yang
lebih kecil yang tersuspensi dalam cairan di atas pelet tersebut. Supernatan ini
disentrifugasi kembali dan prosesnya diulangi, dengan kecepatan putaran yang semakin
tinggi pada setiap tahap, sehingga komponen sel yang semakin lama semakin kecil
terkumpul dalam pelet yang berurutan.
4
LI 1.5 Perbedaan Prokariotik dan Eukariotik
Sel Prokariotik
Sel prokariotik adalah sel yang tidak memiliki selaput inti. Materi genetik sel prokariotik
tidak dibungkus oleh selaput. Kebanyakan sel prokariotik adalah uniseluler, walaupun ada
pula beberapa yang multiseluler. Sel prokariotik uniseluler ini membentuk koloni. Semua sel
prokariotik mempunyai membran sel plasma, nukleoid berupa DNA dan RNA, dan
sitoplasma yang mengandung ribosom. Sel prokariotik tidak memiliki membran inti,
sehingga bahan inti yang berada dalam sel mengadakan kotak langsung dengan protoplasma.
Sel prokariotik juga tidak memiliki sistem endomembran (membran dalam) seperti retikulum
endoplasma dan kompleks golgi. Selain itu sel prokariotik juga tidak memiliki mitokondria
dan kloroplas, tetapi mempunyai struktur yang berfungsi sama dengan keduanya yaitu
mesosom dan kromaton. Contohnya adalah bacteria dan cyanobacteria.
5
Gambar 1. Bagian-bagian dari sel prokariotik
Sel Eukariotik
Sel eukariotik adalah sel yang memiliki selaput inti. Materi genetiknya tidak tersebar
melainkan dibungkus selaput. Jenis-jenis sel eukariotik yaitu sel hewan, sel tumbuhan,
protista, dan fungi.
6
Gambar 2. Perbandingan sel tumbuhan dan hewan
7
Tabel 2. Perbedaan sel prokariotik dan eukariotik
N Prokarioti
Organel Eukariotik
o k
Retikulum
7 Tidak ada Ada
Endoplasma
Sintesis RNA & Disintesis pada beberapa Sintesis RNA dalam nucleus&sintesis
protein kompatmen protein dalam sitoplasma
Ribosom Bebas dalam sitoplasma Menempel pada reticulum endoplasmic
8
Sitoplasma Tidak ada sitoskeleton Ada sitoskeleton
Pembelahans el Ada sitoskeleton Mitosis dan meiosis
Proses Proses transkipsi dan translasi Transkipsi terjadi di inti, dan translasi
transkripsi dan dapat terjadi secara simultan terjadi di sitoplasma. Keduanya tidak
Translasi dapat berjalan secara bersamaan.
(materi kuliah STRUKTUR SEL DAN FUNGSI ORGANEL SEL dari Prof .Dr.Endang
purwaningsih,MS,PA)
Organel sel adalah komponen-komponen penyusun sel dan bersifat hidup. Organel sel
merupakan bagian terpenting dalam suatu sel yang berfungsi mengatur proses kehidupan
didalam sel. Organel sel terdapat pada bagian sel yang disebut sitoplasma. Organel sel terdiri
dari beberapa bagian yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda namun bekerja
sebagai satu sistem yang mendukung proses kehidupan yang terjadi dalam sebuah sel. Suatu
sel, baik sel hewan maupun sel tumbuhan, memiliki banyak organel dengan fungsi tertentu.
Ada beberapa perbedaan organel pada sel hewan bila dibandingkan dengan sel tumbuhan.
9
LI 2.2. Macam Macam dan Fungsi Organel Sel
1. Nukleus: Pusat Informasi
Menurut Kamus Kedokteran FK Universitas Indonesia (Laksmana HT, et
al.2008), yang dimaksud dengan nukleus adalah inti sel. Nukleus (nucleus)
mengandung sebagian besar gen dalam sel eukariot (sebagian gen terletak dalam
mitokondria dan kloroplas). Nukleus mempunyai diameter sekitar 5μm. Selaput
nucleus (nuclear envelope) menyelubungi nukleus, memisahkan isinya dari
sitoplasma.
Dalam nukleus, DNA terorganisir menjadi unit diskret yang membawa informasi
genetik. Setiap kromosom yang terbuat dari materi yang disebut kromatin
(chromatin), kompleks dari protein dan DNA.
10
dimodifikasi dan disimpan serta kemudian dikirimkan ke berbagai tujuan lain.
Karena itu aparatus Golgi dikatakan juga merupakan spesialisasi bagian sekresi.
7. Mitokondria
Mitokondria merupakan tempat respirasi selular, proses metabolic yang
menghasilkan ATP dengan cara mengambil energy dari gula, lemak, dan bahan
bakar lain dengan bantuan oksigen. Mitokondria ditemukan pada hamper semua
sel eukariot termasuk sel hewan, tumbuhan, fungi, dan sebagian protista.
Mitokondria diselubungi oleh dua membran, yang masing-masing merupakan
lapisam-ganda fosfolipid dengan sekumpulan unik protein yang tertanam di
dalam. Membran luar bertekstur mulus namun bermembran dalam berlipat-lipat.,
dengan lipatan kedalam disebut krista.
8. Peroksisom: Oksidasi
Peroksisom adalah kompartemen terspesialisasi yang dibatasi oleh satu membran
tunggal, peroksisom mengandung enzim-enzim yang mentransfer hydrogen dari
berbegai substrat ke oksigen, menghasilkan hydrogen peroksida sebagai produk
sampingan, yang menjadi sumber nama organel tersebut.
Peroksisom memiliki struktur serupa dengan lisosom. Namun peroksisom tumbuh
menjadi besar dengan cara menggabungkan protein-protein yang terutama dibuat
di sitosol, lipid uang dibuat di RE< dan lipid yang di sintesis di dalam peroksisom
sendiri.
9. Mikrotubulus
Semua sel eukariot memiliki mikrotubulus, batang-batang berongga dengan
diameter sekitar 25 nm dan panjang antara 200 nm sampai 25 μm.
Mikrotubulus membentuk dan menyokong sel, serta berperan sebagai jalur yang
dapat disusuri oleh organel yang dilengkapi dengan protein mptprik. Mikrotubulus
juga memisahkan kromosom saat pembelahan sel.
11
10. Sentrosom dan Sentriol
Pada sel hewan, mikrotubulus tumbuh keluar dari sentrosom, wilayah yang
pengorhanisasi mikrotubulus. Mikrotubulus-mikrotubulus ini berfungsi sebagai
penopang penahan-kompresi pada sitoskeleton. Dalam sentrosom terdapat
sepasang sentriol, masing-masing terdiri dari sembilan set mikrotubulus yang
berbentuk cincin.
Sentrosom dan sentriol membantu mengorganisasi perakitan mikrotubulus dalam
sel hewan.
11. Mikrofilamen
Mikrofilamen merupakan batang padat yang berdiameter sekitar 7 nm. Suatu
mikrofilamen merupakan seutas rantai ganda subunit-subunit aktin yang
memuntir.
Mikrofilamen terkenal karena perannya dalam molalitas sel, terutm,a sebagai
aparatus kontraktil sel otot.
A. Menurut Kejadiannya
Mutasi dapat terjadi secara spontan (alamiah) dan juga dapat terjadi secara buatan.
1. Mutasi spontan adalah perubahan yang terjadi secara alamiah atau dengan sendirinya,
diduga faktor penyebabnya adalah panas, radiasi sinar kosmis, sinar ultraviolet
matahari, radiasi dan ionisasi internal mikroorganisme serta kesalahan DNA dalam
metabolisme.
2. Mutasi buatan adalah mutasi yang disebabkan oleh usaha manusia antara lain karena
faktor fisika, kimia dan biologi.
Berdasarkan jenis sel yang mengalami mutasi, mutasi dibedakan atas mutasi somatik dan
mutasi gametik atau germinal.
1. Mutasi somatik adalah mutasi yang terjadi pada sel-sel somatik. Mutasi jenis ini dapat
diturunkan dan dapat pula tidak diturunkan.
2. Mutasi gametik atau germinal adalah mutasi yang terjadi pada sel gamet. Karena
terjadinya di sel gamet, maka akan diwariskan oleh keturunannya.
12
C. Berdasarkan Bagian yang Bermutasi
Berdasarkan bagian yang bermutasi, mutasi dibedakan menjadi mutasi DNA, mutasi gen
dan mutasi kromosom.
2. Mutasi DNA
a. Mutasi transisi, yaitu suatu pergantian basa purin dengan basa purin lain atau
pergantian basa pirimidin dengan basa pirimidin lain.
b. Mutasi tranversi, yaitu suatu pergantian antara purin dengan pirimidin pada posisi
yang sama.
c. Insersi, yaitu penambahan satu atau lebih pasangan nukleotida pada suatu gen.
d. Delesi, yaitu pengurangan satu atau lebih pasangan nukleotida pada suatu gen
3. Mutasi Gen
Mutasi gen adalah mutasi yang terjadi dalam lingkup gen. Peristiwa yang terjadi pada
mutasi gen adalah perubahan urutan-urutan DNA dan disebut juga mutasi titik. Mutasi
titik (point mutation) merupakan perubahan kimiawi pada satu atau beberapa
pasangan basa dalam satu gen. Adapun jenis-jenis mutasi gen adalah sebagai berikut:
a. Mutasi salah arti (missens mutation), yaitu perubahan suatu kode genetik
(umumnya pada posisi 1 dan 2 pada kodon) sehingga menyebabkan asam amino
terkait (pada polipeptida) berubah. Perubahan pada asam amino dapat
menghasilkan fenotip mutan apabila asam amino yang berubah merupakan asam
amino esensial bagi protein tersebut. Jenis mutasi ini dapat disebabkan oleh
peristiwa transisi dan tranversi.
b. Mutasi diam (silent mutation), yaitu perubahan suatu pasangan basa dalam gen
(pada posisi 3 kodon) yang menimbulkan perubahan satu kode genetik tetapi tidak
mengakibatkan perubahan atau pergantian asam amino yang dikode. Mutasi diam
biasanya disebabkan karena terjadinya mutasi transisi dan tranversi.
c. Mutasi tanpa arti (nonsense mutation), yaitu perubahan kodon asam amino tertentu
menjadi kodon stop. Hampir semua mutasi tanpa arti mengarah pada inaktifnya
suatu protein sehingga menghasilkan fenotip mutan. Mutasi ini dapat terjadi baik
oleh tranversi, transisi, delesi, maupun insersi.
d. Mutasi perubahan rangka baca (frameshift mutation), yaitu mutasi yang terjadi
karena delesi atau insersi satu atau lebih pasang basa dalam satu gen sehingga
ribosom membaca kodon tidak lengkap. Akibatnya akan menghasilkan fenotip
mutan.
4. Mutasi kromosom
13
LI 3.3 Penyakit yang Berkaitan dengan Mutasi Gen
1. Avian Influenza A ( H5 N1 )
Mutasi genetik virus avian influenza seringkali terjadi sesuai dengan kondisi dan
lingkungan replikasinya. Mutasi gen ini tidak saja untuk mempertahankan diri akan
tetapi juga dapat meningkatkan sifat patogenisitasnya.
Ciri-cirinya:
Ciri-cirinya:
Ciri-cirinya:
a. Kariotipe 47, XYY (kelebihan sebuah kromosom seks Y), diderita oleh pria
b. Perawakan tinggi
c. Bersifat antisocial, agresif
d. Suka melawan hukum
Ciri-cirinya:
14
c. Mata sipit miring ke samping
d. Bibir tebal, lidah menjulur, liur selalu menetes
e. Gigi kecil-kecil dan jarang
f. I. Q. rendah (kurang lebih 40)
15
mematikan hasrat mencari tahu (menuntut ilmu), penjelasan seperti itu tidak sesuai dengan
tuntunan agama Islam. Keajaiban-keajaiban (miracles) yang terkadang Allah SWT tunjukkan
bukan merupakan alasan yang tepat sebagai alat pembuktian yang empiris. Keajaiban tersebut
harusnya lebih bersifat sebagai peringatan atau tanda dari Allah SWT kepada hambaNya
tentang keberadaanNya dan kehendakNya yang mutlak. Namun, dalam proses-proses atau
kejadian-kejadian umum yang berlaku, Allah SWT menggunakan proses yang alami
(sunnatullah) sehingga manusia mampu mempelajarinya. Termasuk didalam proses tersebut
adalah seleksi alam dan mutasi gen. Proses selekesi alam dan mutasi gen tersebut
berlangsung sedemikian rupa atas ijin Allah SWT agar dapat dipelajari oleh manusia. Apakah
seleksi alam dan mutasi gen tersebut membentuk makhluk baru dari makhluk yang lebih
primitif, hanya Allah yang mengetahuinya.
Darwin dan ilmuan lain memberikan hipotesis bahwa seleksi alam dan mutasi gen
menyebabkan perubahan bentuk yang menghasilkan makhluk baru disebabkan oleh sifat
ingin tahu mereka terhadap proses penciptaan makhluk hidup. Hal tersebut bukan merupakan
masalah, karena sifat ilmu memang seperti itu, yaitu dimulai dengan keingintahuan
(curiosity) kemudian dilanjutkan dengan pembuktian. Dengan demikian, penyikapan yang
Islami dalam masalah evolusi Darwin adalah dengan mempelajari lebih jauh proses-proses
penciptaan mahkluk secara ilmiah dan mencari dalilnya di dalam AlQur’an. Apabila dalam
proses pembelajaran tersebut dibuktikan bahwa teori Darwin benar, maka sesungguhnya
kebenaran tersebut memang ditunjukkan oleh Allah SWT. Sebaliknya apabila dibuktikan
bahwa teori Darwin salah, maka teori baru yang menafikan teori Darwin tersebut harus
diungkapkan dan disebar luaskan sehingga orang lain dapat membuktikan kebenaran teori
baru tersebut secara empiris. Sementara belum mampu membuktikan atau menyangkal teori
Darwin secara empiris, maka teori tersebut untuk sementara bisa diterima untuk dipelajari
lebih jauh. Namun ada beberapa hal mengenai teori Darwin yang perlu dicermati dan
diwaspadai, antara lain :
1.Teori Darwin dapat menjerumuskan manusia ke faham atheisme, karena dalam teori
tersebut unsur supernatural (pencipta) ditiadakan. Segala proses yang terjadi dikaitkan
dengan proses alam yang menurut teori tersebut berjalan dengan sendirinya;
2.Teori Darwin mempunyai potensi disalahgunakan menjadi faham rasialisme dan fascisme
dimana proses seleksi alam (natural selection) digunakan sebagai dalih untuk
mengembangkan ras (negara) yang agung dan menekan ras (negara) yang lemah (survival
of the fittest). Banyak buku dan pendapat yang menghubungkan teori Darwin ini dengan
gerakan fascisme yang terjadi di Eropa dan Asia (Jepang) pada awal tahun 1930-an;
3. Teori Darwin mempunyai potensi untuk digunakan sebagai dalil pembudidayaan manusia
(Eugenic) dimana manusia-manusia yang kuat dan cerdas dijadikan sebagai bibit unggul
untuk membangun keturunan (bangsa) yang tangguh, sedangkan manusia yang lemah dan
cacat disingkirkan atau dimandulkan sehingga tidak mempunyai potensi untuk
mengganggu proses pembudidayaan tersebut.
Dengan demikian, penyikapan yang Islami dalam masalah evolusi Darwin adalah dengan
mempelajari lebih jauh proses-proses penciptaan mahkluk secara ilmiah dan mencari dalilnya
di dalam AlQur’an.
16
Al-Quran surah Al-Anbiya ayat 30
Artinya :
“Apakah orang-orang kafir itu tidak mengetahui bahwa ruang angkasa dan bumi adalah satu
kesatuan? kemudian keduanya kami pisahkan. dan dari air kami ciptakan segala sesuatu yang
hidup.mengapa mereka tidak juga beriman ?”
Selanjutnya ayat Allah SWT pada surah 30 Ar-Rum ayat 20 :
Artinya :
“Dan diantara tanda-tanda Allah ialah diciptakannya kamu dari tanah, kemudian kamu
menjadi manusia yang bertebaran (di muka bumi)”.
17
Surah 22 Al-Hajj ayat 5 :
Artinya :
“Wahai manusia ! jika kamu masih dalam keraguantentang berbangkit kembali, maka
fikirkanlah bahwa kami menciptakan kamu dengan proses yang pada mulanya dari tanah,
kemudia dari setetes air mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian segumpal daaging
yang sempurna kejadiannya dan ada juga yang tidak sempurna agar kami jelaskan kepadamu,
kemudia daging yang segumpal itu kami tetapkan dalm rahim menurut kehendak (aturan)
kami sampai batas waktu yang ditentukan, kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi,
kemudian kamu meningkat dewasa, sehingga ia tidak ingat apa-apa lagi.
Dan sebagai bukti berbangkit itu, kamu melihat bumi kering gersang, kemudian apabila telah
kami sirami dengan air (hujan), bumi itu hidup dengan subur kembali menumbuhkan
beraneka ragam tumbuhan yang indah menawan”.
18
Surah 40 Al-Mukminayat67 :
Artinya :
“Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian menjadi setetes air mani, kemudian
menjadi segumpal darh, kemudian kamu dilahirkan sebagai bayi, kemudian kamu menjadi
dewasa sampai tua. Di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum tua supaya kamu sampai
kepada waktu yang ditentukan (hari kiamat) dan supaya kamu memikirkan”.
Ayat-ayat tersebut di atas jelas menyebutkan bahwa manusia (makhluk hidup) diciptakan dari
air dan tanah, namum tidak merinci secara jelas bagaimana proses penciptaan mahkluk hidup
(manusia) dari air dan dari tanah tersebut. Apakah secara langsung ataukah membutuhkan
proses perubahan secara meningkat (gradual) dari bentuk sederhana ke bentuk yang lebih
kompleks? Sebagai ajaran yang berdasarkan akal, fikiran, dan pemahaman yang tinggi,
proses penciptaan tersebut kemungkinan besar berlangsung secara gradual seperti juga
proses-proses penciptaan yang lain misalnya penciptaan bumi atau pembentukan manusia
dari benih (sel telur dan sperma) yang dapat dilihat pada dua ayat terakhir di atas, serta
perubahan bentuk fisik dan umur manusia jaman dahulu (Nabi Adam, Nabi Nuh, dll) ke
manusia moderen saat ini . Dengan demikian ayat-ayat di atas selain tidak bertentangan
dengan teori Darwin, sekaligus juga mendukung teori Darwin mengenai “protobiont” yang
awalnya terbentuk di lingkungan perairan (deep-sea vents) dengan bahan inti dari tanah (inti
bumi). Bisa dikatakan bahwa Darwin-lah yang pertama kali ingin membuktikan kedua ayat
tersebut walaupun mungkin secara kebetulan saja. kita sebagai orang yang beriman boleh
mempelajari teori evolusi menurut Darwin asalkan kita tetap berpengang teguh pada Al-
Quran supaya kita tidak terpengaruh dan terjerumus kejurang neraka.
SUMBER :
19
http://www.ahadees.com/quran/ayat.php?surah=21&ayat=30
http://quran.com/30/20-25
http://www3.pmo.gov.my/WebNotesApp/RqrMainm.nsf/268685aaa7f9d1af48256d6a000
9eb6c/69ddf17bca1a0f65482566cd003260b7?OpenDocument
20