A

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

A.

) Diferensiasi Sel Diferensiasi mutlak perlu bagi mahluk multiseluler komplek dengan diferensiasi itu akan terjadi pembagian pekerjaan atau aktivitas tubuh, sehingga menjadi efektif. Sebenarnya diferensiasi ada pada seluruh mahluk, bahkan pada mahluk uniseluler seperti pada amoeba, dalam selnya sudah ada pembagian tugas dan sudah memiliki organel. Proses diferensiasi adalah proses terbentuknya sifat-sifat yang baru atau menghilangnya sifat yang tidak ada sehingga sel mendapat sifat dan struktur yang baru. Jadi diferensiasi menekankan pada perubahan kualitatif. Dengan adanya diferensiasi perbedaan struktur dan sifat-sifat pada sel, jaringan dan organ. Selama diferensiasi, sel mendapat sifat-sifat dari, misalnya terbentuk aktin dan miosin pada sel otot atau terjadinya perubahan pad susunan kimianya. Misalnya, dengan adanya enzim. Pada diferensiasi juga ada struktur atau sifat yang menghilang, misalnya pada diferensiasi sel darah mamalia. Mula-mula bakal sel darah merah mengandung nukleus tetapi setelah mengalami diferensiasi terbentuk sel darah merah yang tidak mengandung nukleus. Hasil proses diferensiasi secara internal, yaitu pertumbuhan da terbentuknya macam-macam jaringan dan organ yang dipengaruhi faktor lingkungan. Membentuk suatu struktur tubuh yang baru disebut morfogenesis. Perkembangan dan diferensiasi dikontrol oleh DNA (gen) pada nucleolus. a. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya diferensiasi sel, yaitu : 1. Faktor Intrinsik Faktor Intrinsik adalah faktor yang berasal dari alam sel. Faktor ini berada dalam inti dan sitoplasma. Faktor dalam inti adalah kromatin. Faktor dalam sitoplasma sangat komplek terutama berupa enzim. Kadar metabolid dan elektrolit serta komposisi satu organel. 2. Faktor Ektrinsik Faktor Ektrinsik terjadi dari suplai bahan metabolid dan elektrolit, gas pernapasan, gravitasi, suhu, sinar, Ph, letak sel, kadar zat induktor mesoderm, dan hormon.

b. Tahapan Diferensiasi Diferensiasi terjadi bertahap, yakni pada tingkat pertumbuhan embrium dari zigot, blastula\, gastrula, tubulasi, dan organogenesis. a. Zigot Zigot adalah ovum yang sudah fertilisasi (dibuahi spermatozoon). Zigot segera mengalami diferensiasi intra b. Blastula Pada tingkat pertumbuhan embrio ini terbentuk daerah kelompok sel yang akan jadi jaringan utama tubuh. Sudah terdiferensiasi populasi sel yang bakal jadi : 1. Epidermis 2. Saraf 3. Notokord (sumbu penyokong primer) 4. Mesoderm 5. Indoderm c. Gastrula Pada tingkat ini embrio sudah mengandung tiga lapis benih yang terdiri atas sel-sel yang tersusun pada daerah tertentu tubuh, yakni ectoderm, mesoderm dan endoderm. Pada tingkat blastula baru berupa daerah sel, disini sudah

membentuk lapisan yang jelas. d. Tubulasi Pada tingkat ini, ketiga lapis yang pada tingkat gastrula masif (buta), kini sudah berupa bumbung. sehingga sudah ada bumbung epidermis yang melingkup seluruh permukaan tubuh. Bumbung saraf yang depan bakal jadi otak dan belakang bakal jadi saraf punggung. Bumbung endoderm menjadi lapisan lendir saluran pencernaan dan bumbung mesoderm yang membentuk otot, alat dalam dan rongga tubuh. Diferensiasi makin rinci pada tingkat ini. e. Organogenesis Pada tingkat ini sudah terbentuk seluruh macam jaringan dan alat tubuh secara lengkap. Sehingga waktu kelahiran, anak sudah dalam bentuk Definitif.

c. Tempat Diferensiasi 1. Intra dan ekstra sel Diferensiasi intra sel terjadi pad organel, sedangkan Diferensiasi ekstra seperti di getahkannya serat dan cairan matriks yang khas pada sejenis jaringan. 2. Populasi sel Diferensiasi populasi sel terjadi pada bahan interseluler dan pertautan atau komunikasi sesama sel sepulasi. Semua sel sel populasi mengandung junction yang khas, dan lewatnya dapat dilakukan komunikasi dan distribusi bahan secara merata. 3. Jaringan dan alat Sel induk selalu bersifat muda dan umumnya yang terbatas di pengaruhi pada sel anak. Sel embrio terdapat pada seluruh bagian tubuh embrio, dan sel induk terdapat pada jaringan dan alat.

Diferensiasi sel darah merah Diferensiasi sel darah manusia terjadi pada sumsum tulang. Proses diferensiasi sel darah merah (erithrocyt) disebut erythropoisis. Pada orang dewasa erythropoisis dimulai dari Pluripotentstem cells. Lamanya proses ini kurang lebih 710 hari. Diferensiasi bukan hanya adanya penambahan dan pengembangan struktur yang sudah ada tetapi juga hilangnya struktur. Misalnya pada sel darah merah bagian yang hilang yaitu: nukleous, mitokondria, retikulum endoplasma, badan golgi, ribosom dan organel-organel yang lain. Butiran darah merah yang sudah dewasa (matang) pada bagian luarnya dikelilingi membran sitoplasma, sedangkan bagisn dalam mengandung hemoglobin yang berfungsi mengikat oksigen, karena sel darah merah strukturnya sangat sederhana maka butiran darah merah banyak digunakan di dalam penelitian-penelitian.

Sel yang sudah berdiferensiasi, selnya sudah tidak mampu lagi bermitosis, dan akan menua karena sifat kehidupan memiliki umur yang terbnatas , fana, tidak kekal dan pada suatu ketika sel itu pun menua dan akan mati.

KESIMPULAN Nukleus merupakan inti dari sel, didalam nukleus terdapat struktur yang menyusun nukleus tersebut yaitu: membran nukleus, nucleolus, nukleoplasma, dan kromatin. Nukleus umumnya terdapat pada sel mahluk hidup eukariotik baik

sel hewan maupun tumbuhan. Pada saat mahluk mengalami perkembangan selnya berdiferensiasi, dan kemampuan sel tersebut berdiferensiasi ditentukan oleh komposisi gen yang terdapat pada DNA.

RANGKUMAN Nukleus merupakan inti sel yang fungsi yang sangat vital sekali pada makhluk hidup, karena berhubungan dengan proses transkripsi dan replikasi asam nukleat yang berperan dalam mengontrol semua aktifitas yang terjadi di dalam sel, juga berhubungan dengan penurunan sifat pada makhluk hidup. Pada sel eukariotik umumnya mempunyai nukleus yang jumlahnya berbeda-beda ada yang mempunyai satu nukleus, dua dan ada juga yang banyak. Berdasarkan strukturnya nukleus terdiri dari beberapa komponen yaitu: membran nukleus, nukleolus, nukleoplasma, dan kromatin. Diferensiasi adalah proses perubahan struktur dan biokimia yang terjadi pada sel waktu makhluk hidup tersebut mengalami perkembangan. Kemampuan sel berdiferensiasi di tentukan oleh komposisi gen yang terdapat pada DNA. Salah satu contoh diferensiasi yaitu pada perkembangan sel darah merah yang terjadi di sumsum tulang dan pada sel saraf yang merupakan hasil spesialisasi yang komplek pada makhluk hidup.

http://mustamiranwar86.wordpress.com/2010/04/23/nukleus-dan-deferensiasi-sel/
Diferensiasi sel adalah suatu perubahan sel dimana sel yang telah mencapai volume pertumbuhan akhir menjadi terspesialisasi sesuai fungsinya menghasilkan jenis jaringan, organ atau organisme baru. Diferensiasi meliputi 2 hal : 1. Perubahan struktur dan aktivitas biokimia. 2. Perubahan aktivitas fisiologis. Diferensiasi sel terjadi karena : 1. Semua informasi genetik yang dimiliki oleh suatu organisme akan diwariskan kepada sel anak pada saat pembelahan sel. Artinya : Informasi genetik yang tepat perlu diterima oleh setiap sel, sehingga setiap organ pada organisme dapat berkembang pada jalur yang tepat. Dalam perjalanan proses perkembangan, setiap informasi genetik yang tidak relevan atau tidak dibutuhkan atau disimpan dan tidak digunakan. 2. Semua sel anak mula-mula memperoleh semua informasi genetik, tetapi bila pada jaringan tertentu tidak diperlukan lagi akan mengalami degenerasi. 3. Semua informasi genetik diwariskan sama banyak, tetapi pada jaringan tertentu informasi tersebut dilipat gandakan.

Selain disebabkan oleh perbedaan aktivitas gen tersebut diatas, diferensiasi juga dapat disebabkan karena : a). Polaritas pada saat pembelahan sel tidak merata. Perbedaan tersebut disebabkan karena penyebaran senyawa tertentu di dalam plasma tidak merata. Pada kutub yang satu konsentrasinya rendah, sedangkan di kutub yang lain konsentrasinya tinggi. b). Pembelahan sel tidak setara Dinding pemisah sel terbentuk tidak ditengah-tengah sehingga dihasilkan 2 sel yang tidak sama besar. Awal yang

tidak sama dari 2 sel anakan ini tentu menyebabkan perbedaan aktivitas metabolisme sehingga salah satu sel anak dapat membelah lagi sedangkan yang lain tidak mampu lagi. c). Letak sel dalam jaringan. (digunakan dalam teknik kultur jaringan). d). Faktor Hormon. Diperlukan dalam jumlah sedikit, karena tidak berpengaruh secara langsung dan kerjanya relatif lambat. e). Faktor lingkungan (cahaya, suhu, ketersediaan air, oksigen, dll).

Semua sel yang telah mengalami diferensiasi, asal masih hidup bersifat totipotens. Artinya : bila lingkungan sesuai dapat tumbuh membentuk individu baru. Khusus dalam kaitannya dengan diferensiasi sel pada hewan atau manusia, setelah zigot terbentuk akan berkembang menjadi morula dan kemudian berkembang lagi menjadi blastula. Blastula kemudian akan berkembang lagi mejadi gastrula. Pada tahap gastrula ini lah akan terbentuk 3 lapisan baru yaitu : Ektoderm, Mesoderm, dan Endoderm. Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi kulit, rambut, sistem saraf dan alat indera. Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otok, rangka, alat reproduksi, alat peredaran darah dan alat ekskresi. Sedangkan endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan dan alat pernapasan seperti paru-paru.

Anda mungkin juga menyukai