388-File Utama Naskah-1308-1-10-20181104 - 2

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

KOLEKSI PERPUSTAKAAN PUSJATAN

Kajian Perbandingan Bantalan Elastomer


Sebagai Perletakan Jembatan
dengan Menggunakan
4 Lapisan dan 3 Lapisan Pelat Baja

Oleh :
N. Retno Setiati, Rully Ranastra Irawan

RINGKASAN
Bantalan jembatan di Indonesia pada umumnya terbuat dari logam, baik mutu bahan maupun cara
pemasangannya sering menimbulkan persoalan. Bantalan logam ini relative lebih mahal dan bobotnya
cukup berat dalam hal pengangkutan. Usaha penggunaan bantalan elastomer yang lebih ringan dan
sederhana telah lama berkembang di Indonesia.
Percobaan-percobaan yang dilakukan atas kerjasama Balai Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan,
Balai Penelitian Teknologi Karet Bogor, dan Produsen Karet telah dapat menghasilkan bantalan elastomer
berlapis yang berasal dari karet alam dan buatan dengan memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah
ditentukan oleh Standars – Spesification seperti AASHTO. Spesifikasi ini perlu dijaga agar bantalan
elastomer yang diproduksi tidak menimbulkan persoalan di masa mendatang.

SUMMARY
In generally bridge bearing in Indonesia is made from metal, in the case of quality of materials and also
installation method often generate problems. This metal bearing pad relatively more expensive and its wight
enough heavily in the case of transportation. In Indonesia, the elastomeric bridge bearing have been used.
The experiments which have been done to the Experimental Stationer of Bridge and Road Furniture,
Research Technology of Rubber in Bogor, and Produser of Rubber have earned to make laminated
elastomeric bridge bearings which made from natural rubber and synthetic rubber according to spesification
which have been determined by Standard – Spesification like AASHTO. This spesification required to be
taken care of elastomeric bridge bearings which produced do not become problems in periode to come.

jembatan yang dikenal dengan istilah bantalan


I. PENDAHULUAN perletakan (bearing pad).

Pada umumnya jembatan dipandang sebagai Seiring dengan berjalannya waktu, kemudian
struktur statis yang tidak dapat bergerak. Akan dicarilah suatu bantalan perletakan untuk jembatan
tetapi, sebenarnya jembatan bukanlah suatu yang tidak mempunyai bagian-bagian bergerak ,
struktur yang statis, melainkan struktur yang tidak berkarat, dan tidak membutuhkan
bergerak secara kontinu. pemeliharaan ekstra. Di antaranya adalah
Pemuaian dan pengerutan yang disebabkan oleh bantalan elastomer. Bantalan elastomer memiliki
perubahan temperatur, lendutan akibat beban, keuntungan-keuntungan dibandingkan dengan
pergerakan tanah, tekanan dari aliran, serta gaya- bantalan jenis logam lain, yaitu :
gaya sentrifugal dan longitudinal dari kendaraan 1) Ekonomis
dapat menyebabkan terjadinya pergerakan pada Bantalan elastomer membutuhkan
suatu jembatan. Pergerakan ini seolah-olah pelan, perencanaan yang sederhana, pembuatannya
tetapi gaya-gaya yang menyertainya sangatlah mudah, dan harga bahan yang relative rendah
besar. Jika jembatan dibangun tanpa 2) Efektif
memperhatikan hal-hal di atas, maka akan terjadi Salah satu sifat yang penting dari elastomer
kerusakan pada jembatan tersebut. Pergerakan adalah keefektifannya sebagai alat
ini biasanya ditampung oleh suatu landasan penyaluran beban. Di bawah beban tekan,
elastomer menyerap ketidakteraturan dari
permukaan. Benjolan-benjolan maupun Ethylene) untuk menghasilkan suatu pot bearing
cekungan-cekungan pada permukaan beton yang mampu menerima gerakan horisontal yang
tidak mempengaruhi penerimaan beban; besar.
3) Bebas pemeliharaan 2.2. Tipe Bantalan Perletakan
Keuntungan yang penting dari bantalan Bantalan jembatan dapat dibagi menjadi dua jenis,
elastomer adalah benar-benar bebas dari yaitu :
pemeliharaan. Tidak perlu diminyaki, tidak 1. Fixed bearing, yaitu bantalan yang tidak
perlu dibersihkan, semua gerakan adalah mengizinkan pergerakan relatif dari bangunan
gerakan dalam. atas dan bangunan bawah jembatan dalam
satu atau lebih arah.
Akan tetapi semua itu harus didukung oleh mutu Contoh: Perletakan yang bersifat sendi ;
bahan yang baik, karena mutu yang tidak baik 2. Expansion bearing, yaitu bantalan yang
adalah penyebab utama dari kerusakan. mengizinkan pergerakan relative dari
Kerusakan elastomer dapat juga disebabkan oleh bangunan atas dan bangunan bawah
gempa bumi dan pemasangannya yang tidak jembatan dalam satu atau lebih arah.
tepat. Contoh : - Roller,
Umumnya bahan elastomer ada dua macam yaitu - Rocker,
karet alam (natural rubber) dan karet buatan - Elastomer,
(neoprene). Sekarang ini neoprene lebih banyak - Sliding plate, dll
digunakan untuk bantalan jembatan karena Menurut fungsinya, bantalan jembatan dapat
memiliki sifat-sifat fisik yang diinginkan dan sangat dibagi menjadi :
tahan terhadap kerusakan yang diakibat oleh 1. Sliding plate ;
cuaca maupun umur. 2. Rolling devices ;
3. Linkage atau eyebar de ices ;
4. Elastomeric devices ; dan lain-lain.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.3. Elastomer
2.1. Bantalan Perletakan Elastomer dapat dibuat berlapis-lapis sehingga
Bantalan perletakan (bearing pad) berfungsi dapat dibedakan menjadi :
mengakomodasi pergerakan jembatan yang 1. Unbonded / plain layer, hanya terdiri dari satu
disebabkan oleh pemuaian (expansion) dan lapis elastomer ;
kontraksi (contraction), defleksi (deflection), 2. Semi bonded layer, terdiri dari satu lapis
tekanan tanah, dan gaya-gaya lainnya. elastomer, yang pada salah satu sisinya
dilekatkan pelat baja ;
3. Bonded layer, terdiri dari satu lapis
Bangunan atas elastomer, yang pada kedua sisinya
dilekatkan pelat baja ;
(superstructure)
4. Laminated bearing, terdiri dari dua atau lebih
pelat baja yang dilekatkan ke dalam
elastomer ;

P = panjang

Perletakan bearing)

L = lebar

Pangkal jembatan

Gambar 1. Perletakan Jembatan

t = tebal
Suatu pot bearing terdiri dari suatu bantalan
elastomer yang besar dan bulat, yang dibatasi oleh
suatu ring baja yang berat. Pot bearing ini juga
dikombinasikan dengan pelat-pelat stainless steel
Pelat baja penguat
dan bantalan-bantalan T.F.E (Poly Tetrafluoro
Gambar 2. Bantalan Karet Jembatan

Pelat penguat mencegah blok menggelembung - Gaya vertikal maksimum bersebelahan dengan
sehingga perubahan jarak vertikal menjadi sangat gaya horizontal ;
kecil, tetapi tidak merintangi pergerakan kecil - Gaya vertikal minimum bersebelahan dengan
horizontal ke segala arah dan juga mengijinkan gaya horizontal maksimum ;
perputaran kecil ke segala arah. Setiap - Gaya horizontal maksimum bersebelahan
pergerakan atau perputaran mengendalikan dengan gaya vertikal maksimum ;
kekuatan terhadap momen yang timbul pada - Gaya horizontal maksimum bersebelahan
struktur. dengan gaya vertikal minimum ;
Bantalan karet bisa terbuat dari karet alam
maupun karet buatan (NR atau CR). Karet buatan P = panjang
mempunyai karakteristik sama baiknya dengan
karet alam, dan sebagai nilai tambahnya karet
buatan mempunyai kemampuan yang lebih tinggi
dalam menghadapi ozon, radiasi ultraviolet, umur
dan lebih kaku. Sifat mekanisnya adalah modulus L= lebar
gesernya G berkisar antara 0,7 dan 1,15 N/mm2
pada temperatur ruangan, akan menurun sesuai
dengan meningkatnya temperatur. Ketika
mengalami tekanan, perubahan volume karet
mendekati konstan, maka dari itu karet mempunyai
poison’s ratio = 0,5 dan mempunyai modulus
elastisitas E = 2. (1+ ) . G ≅ 3 . G. Tegangan σ
retak karet berada antara 250 % dan 500 %. τ
Sifat fisik kompoun dan vulkanisat karet harus t = tebal
memenuhi persyaratan dan mempunyai sertifikat τ
lolos uji Balai Penelitian Teknologi Karet sebagai
berikut : σ
1. Lolos uji kekerasan (Hardness Shore A 60 –
70 Hs) ; Gambar 3. Distribusi Tegangan pada Bantalan
2. Kekuatan tarik putus (Tensile Strength ≥ 17
N/mm2 [MPa ]) ; Untuk mempermudah dalam perhitungan
3. Batas ulur putus (Longation Break ≥ 400 % ; kombinasi gaya-gaya tersebut diatas khususnya
4. Ketahanan terhadap robek (Tear Strength ≥ untuk beban lalu-lintas dipergunakan garis
40 kN/m) ; pengaruh. Harus diingat bahwa gaya horizontal
5. Ketahanan terhadap beban tekan vertikal (gaya sentrifugal dan gaya rem) sebanding dengan
(Compression Test ≤ 25 %) ; gaya vertikal beban lalu-lintas.
6. Ketahanan terhadap lingkungan (Ozon
Resistence) tidak ada retak pada pengujian
kompoun atau vulkanisat ;
7. Waktu yang dibutuhkan untuk pematangan
compound menjadi vulkanisir (Optimum Core
Time t90);
8. Daya lekat / Bonding antara pelat baja
dengan karet minimal 40 lb/inch.

Persyaratan pengujian karet alam dan karet


sintetis dapat dilihat pada lampiran A.

2.4. Reaksi Bantalan Elastomer


Untuk beban tetap seperti berat sendiri dari
konstruksi, beban mati dan prategang, reaksi
bantalan bisa dihitung dalam satu jenis
pembebanan. Untuk menganalisis bantalan perlu
memperhitungkan beberapa kombinasi reaksi
bantalan antara lain : Gambar 4 . Pergerakan pada Bantalan Karet
sd20 = gerakan geser 20% dari gerakan geser
mendatar maksimum (kN/mm) ;
sd100 = gerakan geser 100% dari gerakan geser
P = panjang mendatar maksimum (kN/mm) ;
F20 = gaya horizontal pada 20% dari gerakan
geser mendatar maksimum (kN/mm) ;
F100 = gaya horizontal pada 100% dari
gerakan geser mendatar maksimum
L = lebar (kN/mm) ;
KE = kekakuan geser efektif untuk pasangan
bantalan karet ;
Ke = kekakuan geser efektif untuk setiap
bantalan karet (kN/m).

III. METODOLOGI
τ
Metodologi yang dilakukan dalam pengkajian ini
terdiri dari tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Studi pustaka, meliputi pengumpulan dasar
teori dan hasil pengujian bantalan karet
jembatan yang telah dilakukan ;
2. Pengujian laboratorium, yang terdiri dari
pengujian kekakuan tekan dan kekakuan
geser. Pengujian kekakuan tekan dilakukan
σ dengan tahapan sebagai berikut:
a) Letakkan bantalan karet di atas landasan
tekan mesin uji dengan posisi sentris ;
b) Jalankan mesin uji tekan sehingga
Gambar 5. Distribusi Tegangan Geser dan menekan bantalan karet 1,5 kali beban
Tegangan Lentur pada Bantalan Karet vertikal pada geser nol ;
c) Kurangi tekanan perlahan-lahan sampai
Rumus-rumus yang digunakan adalah sebagai mencapai 0,1 kali beban vertikal pada
berikut : geser nol ;
1) Kekakuan tekan : d) Ulangi sekali lagi pekerjaan pada butir b)
dan c) ;
W
Sc = ……………………………(2.1) e) Diamkan selama satu menit ;
h f) Pasangkan empat buah dial indicator
pada keempat sudut dalam posisi pada
keterangan: pembacaan nol ;
Sc = kekakuan tekan (kN/mm) ; g) Lanjutkan pembebanan selama waktu
W = beban vertikal pada geser nol (kN) ; satu menit hingga mencapai 1,1 kali
h = penurunan vertikal rata-rata (mm). beban vertical pada geser nol,
selanjutnya didiamkan selama satu menit
2) Kekuatan geser h) Baca penurunan pada dial indicator dan
hitung rata-rata dari empat pembacaan ;
K 20 = F20 : sd 20 ……………………….(2.2) i) Hitung kekakuan tekan dengan rumus
(2.1) ;
K100 = F100 : sd100 ……………………..(2.3)
K − K100
K E = K 20 20 ………………..(2.4)
4
K
K e = E ………………………….…...(2.5)
2
keterangan:
K20 = kekuatan geser pada 20% dari gerakan
geser mendatar maksimum (kN/mm) ;
K100 = kekuatan geser pada 100% dari gerakan
geser mendatar maksimum (kN/mm) ;
j) Hitung kekakuan geser pada 100% dari
Gambar 6. Setup Pengujian Kekakuan Tekan gerakan geser mendatar maksimum (K100)
Adapun pengujian kekakuan geser dilakukan dengan rumus (2.3) ;
dengan tahapan sebagai berikut : k) Hitung kekakuan geser efektif untuk
a) Kumpulkan secara berpasangan bantalan pasangan bantalan karet (KE) dengan rumus
karet yang mempunyai kekakuan tekan yang (2.4) ;
sama atau yang mendekati sama ; l) Hitung kekakuan geser efektif untuk setiap
b) Letakkan pelat beton di tengah-tengah antara bantalan karet (Ke) dengan rumus (2.5) ;
dua buah bantalan karet yang berpasangan
pada landasan mesin uji tekan ;
c) Jalankan mesin uji tekan sehingga menekan
bantalan karet sebesar beban vertikal pada
geser maksimum ;
d) Berikan gaya horizontal sejajar dengan lebar
bantalan karet menekan pada tengah-tengah
pelat beton, hingga mencapai 1,25 kali
gerakan geser mendatar maksimum
selanjutnya didiamkan selama satu menit ;
e) Turunkan gaya horizontal dan beban tekan
perlahan-lahan sampai pembacaan nol,
selanjutnya berikan beban vertikal pd geser
maksimum ;
f) Letakkan sebuah dial indicator dengan posisi
horizontal tegak lurus di tengah-tengah pelat Gambar 7. Setup Pengujian Kekakuan Geser
beton pada pembacaan nol ;
g) Berikan beban vertikal pada geser maksimum
h) Berikan gaya horizontal dan baca gaya yang IV. EVALUASI HASIL PENGUJIAN
terjadi pada geser mencapai 20% dan 100%
dari gerakan geser mendatar maksimum ; Pengujian dilaksanakan sesuai dengan SNI 03-
i) Hitung kekakuan geser pada 20% dari 3966-1995 (AASHTO M 251-91).
gerakan geser mendatar maksimum (K20)
dengan rumus (2.2) ;

4.1. Pengujian Overload dan Regangan Tekan


Tabel 1
Hasil Pengujian Pembebanan Bantalan Karet
Pembebanan Spesifikasi
Nomor Ukuran Tebal Tegangan Regangan 1,5 Kondisi Regangan Kondisi
Benda Uji (mm) efektif Tekan Tekan Beban saat/setelah Tekan saat/setelah
2
(mm) (kg/cm ) (%) Maks. Pembebanan Maks. Pembebanan
(ton) (%)
35 1,75 5
328/BK/JB/03 450x450x60 38
56 2,57 155,32 baik 8 baik
35 1,79 5
329/BK/JB/03 450x450x60 38
56 2,59 155,32 baik 8 baik
35 2,54 5
331/BK/JB/03 450x450x45 26
56 3,73 155,32 baik 8 baik
35 2,73 5
330/BK/JB/03 450x450x45 26
56 3,81 155,32 baik 8 baik
35 1,89 5
192/BK/JB/04 450x450x45 23
56 3,97 155,32 baik 8 baik
35 1,96 5
202/BK/JB/04 450x450x45 23
56 3,04 155,32 baik 8 baik

4.2. Pengujian Tegangan Geser


Tabel 2
Hasil Pengujian Tegangan Geser Bantalan Karet
Nomor Benda Uji Ukuran 25% Tebal Efektif Beban Horisontal Tegangan Geser
(mm) (mm) (kg) (kg/cm2)
328/BK/JB/03 dan
450x450x60 9,5 7945 1,96
329/BK/JB/03
330/BK/JB/03 dan
450x450x45 6,5 7264 1,79
331/BK/JB/03
192/BK/JB/04 dan
450x450x45 5,75 6810 1,96
202/BK/JB/04
Berdasarkan hasil pengujian bantalan karet. dapat 4. Tebal efektif yang lebih besar lebih mampu
ditarik beberapa kriteria persyaratan yang harus mengakomodasi pergerakan-pergerakan
dipenuhi, yaitu : yang terjadi karena batas pergerakan yang
1. Perubahan bentuk rata-rata sumbu vertikal diizinkan lebih besar, sehingga umur rencana
lebih kecil dari 5% tebal efektif pada beban bantalan karet dapat lebih panjang. Dengan
tekan 35 kg/cm2 dan lebih kecil dari 8% tebal demikian, bantalan karet dengan jumlah
efektif pada beban tekan 56 kg/cm2 ; pelat tiga lapis lebih mampu mengakomodasi
2. Perubahan bentuk rata-rata sumbu horizontal pergerakan-pergerakan yang terjadi dan
lebih kecil dari 25% tebal efektif pada beban memiliki umur rencana yang lebih panjang
tekan 35 kg/cm2 , di mana tegangan dibandingkan dengan bantalan karet dengan
2
maksimum yang diizinkan adalah 2,11 kg/cm jumlah pelat empat lapis.
untuk bantalan karet yang terbuat dari karet
alam atau 3,5 kg/cm2 untuk bantalan karet DAFTAR PUSTAKA
yang terbuat dari karet sintetis ;
3. Tidak terjadi kerusakan pada saat pengujian 1. AASHTO DESIGNATION : M 251-97 :
ultimit, di mana bantalan karet dibebani 1,5 kali Standard Spesification for Plain and
beban vertikal rencana. Laminated Elastomeric Bridge Bearings ;
2. Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga
Hasil evaluasi pengujian bantalan karet yang Listrik, Direktorat Jenderal Bina Marga :
menggunakan 3 lapisan dan 4 lapisan pelat baja Spesifikasi Bantalan Elastomer (1974) ;
secara grafis dapat dilihat pada lampiran B. 3. Ir. Jany Agustin : Laporan Perencanaan
Bantalan Elastomer ;
4. Laporan Hasil Pengujian Laboratorium Untuk
V. KESIMPULAN Bantalan Karet Pada Proyek Jembatan
Suramadu.
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan 5. SNI 03-3966-1995 : Metode Pengujian
terhadap beberapa bantalan karet yang memiliki Regangan Tekan dan Tegangan Geser
bidang tekan yang sama dengan ketebalan efektif Bantalan Karet Jembatan ;
yang berbeda dapat diambil beberapa 6. SNI 03-4801-1998, Badan Standardisasi
kesimpulan, diantaranya: Nasional : Metode Pengujian Bantalan Karet
1. Besarnya tebal efektif untuk jumlah pelat tiga Untuk Perletakan Jembatan ;
lapis ataupun empat lapis tidak 7. AASHTO : M 251-04 : Spesifikasi Standar
mempengaruhi kemampuan perletakan Bantalan Karet Tipe Polos dan Berlapis
dalam menerima beban ultimit 1,5 kali beban untuk Perletakan Jembatan ;
maksimum rencana ;
2. Penambahan jumlah pelat (pengurangan
tebal efektif) pada prinsipnya bertujuan untuk Penulis :
memperoleh regangan tekan yang lebih kecil 1) N. Retno Setiati, S.T., M.T., Staf Balai
(perletakan lebih kaku). Bantalan karet Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan,
dengan jumlah pelat empat lapis memiliki
Pusat Litbang Prasarana Transportasi,
regangan tekan yang lebih kecil
dibandingkan dengan bantalan karet dengan Badan Litbang Departemen Pekerjaan
jumlah pelat tiga lapis ; Umum ;
3. Besarnya tebal efektif berpengaruh pada 2) Rully Ranastra Irawan, S.T., Staf Balai
besarnya gerakan horizontal yang diizinkan. Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan,
Bantalan karet dengan jumlah pelat empat Pusat Litbang Prasarana Transportasi,
lapis memikul beban horisontal yang lebih Badan Litbang Departemen Pekerjaan
kecil dibandingkan dengan bantalan karet Umum ;
dengan jumlah pelat tiga lapis ;
Lampiran A

Tabel 3
Persyaratan Pengujian Karet Alam dan Karet Sintetis
KARET ALAM KARET SINTETIS
SIFAT STANDAR PERSYARATAN UNIT
BAHAN ASTM PENGUJIAN 50 60 70 50 60 70
DURO DURO DURO DURO DURO DURO
Shore
Kekerasan 50 ± 5 60 ± 5 70 ± 5 50 ± 5 60 ± 5 70 ± 5 Point
Sifat Fisik D.2240 Kuat Tarik 2.250 2.250 2.250 2.250 2.250 2.250 Psi
D. 412 Minimum
15.5 15.5 15.5 15.5 15.5 15.5 Mpa
Perpanjang
an Ultimat 450 400 300 400 350 300 %
Minimum
o
Spesifik 158 158 158 212 212 212 F
O
Temperatur 70 70 70 100 100 100 C
Pengujian
Ketahana Tempera- Waktu Aging 168 168 168 70 70 70 Jam
n Pelat Tur Perubahan
Spesifikasi Kekerasan + 10 + 10 + 10 + 15 + 15 + 15 Shore
D. 573 Durumeter Point
Perubahan
Maksimum - 25 - 25 - 25 - 15 - 15 - 15 %
Kuat Tarik
Perubahan
Perpanjang - 25 - 25 - 25 - 40 - 40 - 40 %
Ultimat
Maksimum
o
Temperatur 158 158 158 212 212 212 F
O
Metoda B Spesifik 70 70 70 100 100 100 C
Tempera- Dari Derajat
tur Pengujian
Spesifikasi Sifat Permi-
D. 395 sibel setelah - 25 - 25 - 25 - 35 - 35 - 35 %
22 jam
Berat Pound per Pound per
Ketahana D. 624 inch 180 180 180 180 180 180 inch
n Bar (Die C)
Kerapuhan pada
Penetap- D.2137 Temperatur
an Penga- rendah Lolos Lolos Lolos Lolos Lolos Lolos
o
Ruh – 40 C

Tekanan 50 50 50 Mpa
Parsial dari
Ketahana D. 1149 Pengujian
n Ozon Ozon
Pengujian 100 100 100 Jam
Durasi
Prosedur Regangan
Metoda A 20 % pada No No No
D.518 Temperatur ±
o
40 C
Prosedur
Mouting Ratak Retak Retak
pada
Temperatur
o
± 39 C
Lampiran B
Tabel 4
Hasil Pengujian Tegangan Tekan dan Tegangan Geser Bantalan Karet
Pembebanan Vertikal Spesifikasi Pembebanan Horizontal Spesifikasi
Jumlah Tebal
Tegangan Regangan 1.5 x Beban Kondisi Regangan Kondisi 25% Tebal Beban Tegangan Tegangan Beban Gerakan Horizontal
Nomor Benda Uji Ukuran (mm) Pelat Efektif
Tekan Tekan Maks. saat/setelah Tekan Maks saat/setelah Efektif Horizontal Geser Geser Maks Horizontal yang diijinkan 50 %
(buah) (mm)
(kg/cm2) (%) (ton) pembebanan (%) pembebanan (mm) (ton) (kg/cm2) (kg/cm2) maks (ton) Tebal efektif (mm)
35 1,75 5
328/BK/JB/03 450x450x60 4 38
56 2,57 155,32 Baik 8 Baik
9,5 7,945 1,96 2,11 8,55 19
35 1,79 5
329/BK/JB/03 450x450x60 4 38
56 2,59 155,32 Baik 8 Baik
35 2,54 5
331/BK/JB/03 450x450x45 3 26
56 3,73 155,32 Baik 8 Baik
6,5 7,264 1,79 2,11 8,55 13
35 2,73 5
330/BK/JB/03 450x450x45 3 26
56 3,81 155,32 Baik 8 Baik
35 1,89 5
192/BK/JB/04 450x450x45 4 23
56 3,97 155,32 Baik 8 Baik
5,75 6,81 1,68 2,11 8,55 11,5
35 1,96 5
202/BK/JB/04 450x450x45 4 23
56 3,04 155,32 Baik 8 Baik

25% T.eff (mm)


Perbandingan hasil pengujian geser berbagai tebal efektif perletakan dengan luas bidang tekan yang sama

20 19,0
Beban Horizontal (ton)
18
16
14 13,0 Tegangan Geser
11,5 (kg/cm2)
12
9,5
10 8,5455 8,5455 8,5455 Beban horizontal max.
7,945 (ton)
8 7,264 6,810
6,5
5,75
6 Spesifikasi Teg. Geser
4 Max. (kg/cm2)
1,96 2,11 1,79 2,11 1,68 2,11
2
Gerakan Horizontal yang
0 diijinkan 50 % Tebal
450x450x60 (4plat) 450x450x45 (3plat) 450x450x45 (4plat) efektif (mm)

Anda mungkin juga menyukai