Kelompok Kusta 1
Kelompok Kusta 1
Kelompok Kusta 1
Disusun oleh:
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO, Penyakit kusta merupakan bagian dari 17 penyakit tropis yang
masih terabaikan dengan angka kejadiannya yang masih tinggi. Sejak dulu
penyakit kusta telah menyerang manusia, penyakit kusta telah muncul dalam
sebuah dokumen Papirus Mesir yang ditulis sekitar tahun 1550 SM. Selanjutnya,
tahun 600 SM ditemukan tulisan dalam bahasa India yang menggambarkan
penyakit menyerupai kusta. Selain itu, muncul pada catatan Yunani Kuno.
Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular dan bersifat kronik.
Penyakit ini disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae yang bersifat
intraseluler obligat dan terjadi pada kulit dan saraf tepi. Penderita kusta tidak
hanya menghadapi permasalahan medis, akan tetapi juga permasalahan
psikososial dan produktivitas. Selain itu, dampak sosial akan menimbulkan
keresahan yang dangat mendalam yang dirasakan oleh penderita, keluarga,
masyarakat dan negara.
Kecacatan dan kelumpuhan merupakan hal yang paling ditakuti oleh penderita
kusta, karena hal tersebut akan mengganggu kehidupan sosial dan ekonomi
penderita.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dan penyebab penyakit kusta?
2. Sebutkan klasifikasi penyakit kusta?
3. Jelaskan sumber dan cara penularan penyakit kusta?
4. Sebutkan dan jelaskan faktor risiko dari penyakit kusta?
5. Sebutkan gejala dan ciri-ciri penyakit kusta?
6. Jelaskan riwayat penyakit alamiah penyakit kusta?
7. Bagaimana pengobatan yang digunakan untuk penyakit kusta?
8. Sebutkan apa sajakah upaya yang dilakukan untuk mencegah penyakit kusta?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan penyebab penyakit kusta.
2. Untuk mengetahui klasifikasi penyakit kusta.
3. Untuk mengetahui dan menyebutkan sumber serta cara penularan dari
penyakit kusta.
4. Untuk mengetahui faktor risiko dari penyakit kusta.
5. Untuk mengetahui serta menyebutkan gejala dan ciri-ciri penyakit kusta.
6. Untuk mengetahui riwayat penyakit alamiah penyakit kusta.
7. Untuk mengetahui cara pengobatan penyakit kusta.
8. Untuk mengetahui dan menyebutkan upaya pencegahan penyakit kusta.
BAB II
PEMBAHASAN
Kusta saat ini tidak lagi dianggap sebagai penyakit terbatas pada manusia. Didapatkan
infeksi alamiah M. Leprae pada armadillo, sehingga kusta disebut sebagai zoonosis.
Armadillo merupakan model hewan yang sangat cocok untuk penelitian kusta karena
memiliki suhu tubuh 30-35°C dan masa hidup 12-15 tahun sehingga dapat dievaluasi
untuk periode jangka panjang. Penelitian menggunakan armadillo nine banded
pertama kali diperkenalkan Storrs, et al dan dilaporkan ada 5 kasus kusta di Texas
akibat memegang armadillo liar dan semua tidak ada riwayat kontak dengan penderita
kusta. Storrs menyebutkan ada lesi kusta berkembang dari tusukan duri armadillo liar
terinfeksi M. leprae. Duri pada hidung, telinga, dan telapak kaki armadillo liar
mengandung sejumlah besar kuman M. leprae. Hal tersebut dibuktikan dengan
percobaan mencit yang terinfeksi kusta setelah ditusuk duri armadillo liar. Hal ini
juga menunjukkan bahwa inokulasi pada kulit penting dalam cara penularan penyakit
kusta.
Sumber kusta selain manusia dan hewan diduga juga melalui lingkungan. Hal ini
diperkuat dengan banyak kasus baru ditemukan tanpa riwayat kontak dengan
penderita kusta. Bakteri M. Leprae mampu hidup di luar tubuh manusia terutama dari
sekret nasal melalui batuk atau bersin. Bakteri M. Leprae dapat hidup pada
lingkungan panas maupun lembab selama lebih dari 46 hari tergantung kondisi
lingkungan seperti: sinar matahari, suhu (20,6°C-35,7°C), dan kelembapan (43,7%-
77,6%). Sudah banyak penelitian tentang keberadaan M. Leprae di tanah, air, debu,
dan tanaman air. Berdasarkan Report of the International Leprosy Association
Technical Forum di Paris pada tahun 2002 melaporkan sebuah penelitian bakteri M.
Leprae ditemukan pada debu dan air untuk mandi cuci di rumah penderita kusta.
Untuk menganggap lingkungan sebagai sumber penularan kusta masih dipertanyakan
karena jumlah kuman basil dari penderita akan terus berkurang di lingkungan luar. Di
samping itu bakteri M. Leprae merupakan kuman obligat intraseluler yang berarti
hanya dapat hidup di dalam sel.
Ada beberapa tanda-tanda pada tersangka (suspek) dan positif penyakit Kusta.
Ada yang tidak nampak jelas, terjadi sangat lambat dan tergantung dari tingkat
atau tipe dari penyakit Kusta tersebut.
Efek samping dari obat-obat tersebut dapat menyebabkan air seni berwarna
merah, perubahan warna kulit secara coklat, masalah gastro interital, anemia
hemolitik, ruam kulit yang gatal, alergi urtikaria, ikterus hingga gagal ginjal.
DAFTAR PUSTAKA
Siswanto., Asrianti, T., & Mulyana, D. (2020). Neglected Tropikal Disease Kusta
Epidemiologi Aplikatif. Samarinda: Mulawarman University Press.