AKL Air 3A 6411420028 Suratmi

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MATA KULIAH ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN

"Definisi dan Cara Pemeriksaan Parameter Kualitas Air"

Nama : Suratmi
NIM : 6411420028
Rombel : 3A Kesehatan Masyarakat

Perintah :
Jelaskan definisi dan cara pemeriksaan parameter kualitas air di bawah ini:
a. Kekeruhan/Turbidity
b. Suhu
c. pH
d. DHL (Daya Hantar Listrik) / EC (Electricity Conductivity)
e. DO (Dissolved Oxygen)
f. BOD (Biological Oxygen Demand)
g. COD (Chemical Oxygen Demand)
h. TDS (Total Dissolved Solid)
i. TSS (Total Suspended Solid)
j. Kandungan E.coli

Jawab :
A. Kekeruhan (Turbidity)
Kekeruhan adalah parameter yang menunjukkan sifat optik dari air yang
ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap serta dipancarkan oleh
bahan-bahan yang terdapat dalam air. Penyebab kekeruhan dalam air karena
adanya bahan organik maupun anorganik yang tersuspensi dan terlarut dalam
air (contoh lumpur dan pasir halus), berupa plankton dan mikro organisme.
Tingkat Kekeruhan dinyatakan dalam satuan turbiditas. Kekeruhan digunakan
untuk mengukur keadaan air baku dengan skala NTU (nephelo metrix
turbidity unit), JTU (jackson turbidity unit) serta FTU (formazin turbidity
unit). Bahan-bahan yang menyebabkan air menjadi keruh antara lain: Tanah
liat/lempung, Endapan (lumpur), Zat organik dan non organik yang tediri
dalam butiran halus, Campuran warna organik yan bisa dilarutkan, Plankton
dan Jasad renik.
Pemeriksaan kekeruhan lebih sering menggunakan metode Nephelometric.
Prinsip metode ini, yaitu sumber cahaya akan melewati sampel air dan
tingkat intensitas cahaya yang dipantulkan oleh bahan yang menjadi penyebab
kekeruhan diukur dengan menggunakan bahan suspensi polimer formazin
sebagai larutan standar pemeriksaan.
 Alat
1) Labu ukur 100 ml, 1000 ml
2) Pipet 5 ml dan 10 ml
3) Neraca analitik
4) Nefelometer
5) Botol semprot
6) Gelas piala
7) Pipet volume 5mL, dan 10 mL
8) Neraca analitik
 Bahan
1) Air suling dengan daya hantar listrik kurang dari 2µ S/cm
2) Larutkan sebanyak 1,00 gram hidrazin sulfat (NH2)2H2SO4 dengan air
suling kemudian encerkan menjadi 100 mL kedalam labu ukur
3) Larutkan sebanyak 10,00 gram heksa metilen tetramine ((CH2)5N4)
dengan air suling kemudian encerkan manjadi 100 mL kedalam labu ukur
4) Suspensi induk dengan kekeruhan 4000 NTU. Campurkan sebanyak 5,0
mL larutan pertama dan 5,0 mL larutan kedua ke dalam labu ukur 100 mL.
Lalu diamkan selama 24 jam pada suhu 25oC ± 3oC (suspensi akan tahan
selama1 tahun bila disimpan dengan baik) kekeruhan 40 NTU
5) Encerkan sebanyak 10 mL suspensi induk dengan kekeruhan 4000 NTU
menjadi 1000 mL dengan air suling (suspensi baku ini selalu setiap kali
dilakukan pengujian )

 Cara Kerja
1) Optimalkan alat nefelometer untuk kegiatan pengujian kekeruhan, sesuai
fungsi penggunaan alat
2) Masukkan suspensi baku kekeruhan yang telah dibuat (misalkan 40 NTU)
ke dalam tabung nefelometer lalu pasanglah tutupnya
3) Biarkan alat nefelometer menunjukkan nilai pembacaan yang stabil
4) Atur alat nefelometer sehingga akan menunjukkan angka kekeruhan
larutan baku (misalkan 40 NTU)
5) Cucilah tabung nefelometer dengan air suling
6) Kocok sampel lalu masukkan sampel ke dalam tabung nofelometer.
Kemudian Pasanglah tutupnya
7) Biarkan ala nefelometer menunjukkan nilai pembacaan yang stabil
8) Catat nilai kekeruhan sampel yang diamati
9) Perhitungan Tingkat Kekeruhan
Kekeruhan (NTU) = A x fp
A : kekeruhan dalam NTU sampel yang telah diencerkan
fp : faktor pengenceran

B. Suhu
Temperatur atau suhu air adalah ukuran tinggi rendahnya panas air yang
berada ditempat budidaya, baik kolam, karamba, maupun karamba jaring
apung maupuan budidaya air payau ditambak serta budidaya laut. Suhu air
mempengaruhi densitasnya. semakin tinggi suhu air, densitasnya semakin
rendah (gr/cm3).
 Cara mengukur suhu Perairan dengan menggunakan termometer Air
Raksa atau alcohol sebagai berikut :
1) Celupkan thermometer kedalam perairan
2) Tunggu 2 - 5 menit atau sampai angka stabil
3) Catat skala thermometer tanpa mengangkat thermometer terlebih
dahulu
4) Setelah thermometer digunakan, hendaklah dibilas/cuci dengan
menggunakan Aquades dan disimpan pada tempat yang aman
 Cara mengukur suhu Perairan dengan menggunakan termometer Digital
sebagai berikut :
1) Celupkan Prob thermometer kedalam perairan
2) Lihat angka digital pada layar thermometer sampai angka stabil
3) Catat angka digital tanpa mengangkat prob thermometer terlebih
dahulu
4) Setelah thermometer digunakan, hendaklah prob dibilas/cuci dengan
menggunakan Aquades dan disimpan pada tempat yang aman.

C. pH (Keasaman)
Pengukuran pH merupakan salah satu pengujian penting dan sering digunakan
dalam analisis air. pH merupakan faktor penting dalam menentukan sifat kimia
dan biologi air. Ini mempengaruhi bentuk kimia dan dampak lingkungan dari
berbagai zat kimia dalam air. Sebagai contoh, banyak logam terlarut menjadi
ion-ion pada pH rendah mengendap sebagai hidroksida dan oksida, kemudian
pada pH yang tinggi akan larut kembali.
Sampel harus segera mungkin dianalisis di lapangan pada saat sampling.
Metode pengukuran pH berdasarkan pengukuran aktifitas ion hidrogen secara
potensiometri/elektrometri dengan menggunakan pH meter.
 Alat
1) pH meter
2) Pengaduk magnetik;
3) Gelas piala 250 mL;
4) Kertas tissue;
 Bahan
1) Larutan penyangga, pH 4,004 (250 C).
2) Larutan penyangga, pH 6,863 (250 C).
3) Larutan penyangga, pH 10,014 (250 C).
 Prosedur kerja
1) Lakukan kalibrasi pH meter sesuai dengan petunjuk pembuat alat
dengan menggunakan minimal 2 larutan penyangga (buffer) di
mana perkiraan nilai pH sampel berada.
2) Bilas elektroda dengan air suling dan keringkan dengan tissue
3) Tuangkan sampel ke dalam gelas piala, lalu celupkan elektroda ke
dalam contoh uji,
4) Aduk secara perlahan dengan kecepatan konstan supaya homogen
sampai pH meter menunjukkan pembacaan yang tetap
5) Catat hasil pembacaan skala atau angka pada tampilan dari pH
meter.

D. DHL (Daya Hantar Listrik) atau EC (Electricity Conductivity)


Daya hantar listrik dalah kemampuan air untuk menghantarkan arus listrik
yang dinyatakan dalam jtmhos/cm (jtS/cm). Pada uji ini digunakan larutan
baku, yang merupakan larutan yang dibuat dengan melarutkan KCl dengan
konsentrasi tertentu. Prinsip uji DHL, Daya hantar listrik diukur dengan
elektroda konduktimeter dengan menggunakan larutan kalium klorida, KCl
sebagai larutan baku pada suhu 25oC.
 Bahan
1) air suling dengan DHL < 1 jtmhos/cm.
2) larutan baku kalium klorida, KCl 0,01 M.
3) Larutkan 0,7456 g kalium klorida, KCl anhidrat yang sudah
dikeringkan pada suhu 110oC selama 2 jam dengan air suling dan
encerkan sampai volume 1000 mL. Larutan ini pada suhu 25oC
mempunyai daya hantar listrik 1413 jtmhos/cm.
4) larutan baku kalium klorida, KCl 0,1 M.
5) Larutkan 7,4560 g kalium klorida, KCl anhidrat yang sudah
dikeringkan pada suhu 110oC selama 2 jam dengan air suling dan
encerkan sampai volume 1000 mL. Larutan ini pada suhu 25oC
mempunyai daya hantar listrik 12900 jtmhos/cm.
6) larutan baku kalium klorida, KCl 0,5 M.
7) Larutkan 37,2800 g kalium klorida, KCl anhidrat yang sudah
dikeringkan pada suhu 110oC selama 2 jam dengan air suling dan
encerkan sampai volume 1000 mL. Larutan ini pada suhu 25oC
mempunyai daya hantar listrik 58460 jtmhos/cm.
 Peralatan
1) timbangan analitik;
2) Konduktimeter;
3) Labu ukur 1000 mL;
4) Termometer; dan
5) Gelas piala 100 mL .
 Prosedur
1) Cuci elektroda dengan larutan KCl 0,01 M sebanyak 3 kali.,Atur
suhu larutan KCl 0,01 M pada 25oC, Celupkan elektroda ke
dalam larutan KCl 0,01 M dan Tekan tombol kalibrasi.
2) sampai menunjuk angka 1413 ìmhos/cm (sesuai dengan instruksi
kerja alat).
3) Bilas elektroda dengan contoh uji sebanyak 3 kali.
4) Celupkan elektroda ke dalam contoh uji sampai konduktimeter
menunjukkan pembacaan yang tetap.
5) Catat hasil pembacaan skala atau angka pada tampilan
konduktimeter dan catat suhu contoh uji.
 Jaminan mutu
1) Gunakan bahan kimia pro analisis (pa).
2) Gunakan alat gelas bebas kontaminasi.
3) Gunakan alat ukur terkalibrasi.
4) Dikerjakan oleh analis yang kompeten
 Pengendalian mutu
1) Lakukan analisis duplo untuk kontrol ketelitian analisis.
2) Jika nilai RPD lebih besar dari 5% lakukan pengukuran ketiga.
3) Rumus “Relative Percent Different” (RPD):
RPD = (X1-X2) x 100 %
(X1+X2) / 2
dengan Pengertian:
X1= nilai DHL pada pengukuran pertama
X2= nilai DHL pada pengukuran kedua

E. DO (Dissolved Oxygen)
Dissolve Oxygen adalah kadar oksigen yang ada di dalam air. Oksigen yang
terlarut itu berasal dari atmosfer langsung yang kemudian dapat dimanfaatkan
oleh biota air. DO juga merupakan tolak ukur untuk menentukan bagus atau
tidaknya suatu perairan. Semakin besar nilai DO yang terkandung, maka
semakin baik kualitas air tersebut.
Pengukuran Oksigen terlarut (dissolved oxygen)dapat dilakukan dengan
menggunakan probe online dengan pengontrol yang dipasang langsung pada
alat dan menggunakan alat portable dengan probe khusus untuk pengecekkan
lapangan. Penggunaan probe portable diperlukan untuk mengetahui nilai
aktual dari air limbah yang sedang dimonitoring. Alasan utama dipilihnya alat
portable adalah untuk mengukur kadar oksigen terlarut mudah dan jika sampel
dikumpulkan terlebih dahulu dalam suatu wadah, nilainya akan berubah dan
tidak akurat lagi. Nilai yang terdeteksi akan lebih rendah dari sebelumnya, hal
ini karena di dalam sampel air limbah mengandung bakteri dan alga sehingga
proses dekomposisi bahan organik berlangsung untuk mengukur kadar oksigen
terlarut dilakukan secara langsung di lapangan.Oksigen Terlarut (DO) di
lapangan :
1) Gunakan probe dan meter dengan model portable yang mudah dibawa
ke lapangan.
2) Gunakan probe dan meter yang telah terkalibrasi.
3) Setelah probe dinyalakan, tunggu 15 menit untuk mencapai
keseimbangannya.
4) Selalu lakukan kalibrasi setiap hari terhadap probe sebelum probe
digunakan.
5) Ukur suhu sampel air limbah lapangan.
6) pilihan probe pada arus sampel dibawa permukaan.

F. BOD (Biologycal Oxygen Demand)


Biological Oxygen Demand (BOD) merupakan kuantitas oksigen terlarut yang
dibutuhkan untuk mengurai bahan organik yang terdapat di dalam air secara
sempurna dengan menggunakan ukuran proses biologi dan kimia yang terjadi
di perairan. Nilai BOD dihitung berdasarkan selisih konsentrasi oksigen
terlarut 0 (nol) hari dan 5 (lima) hari. Bahan kontrol standar dalam uji BOD
ini, digunakan larutan glukosa-asam glutamat.
 Bahan
1) air bebas mineral
2) larutan nutrisi
3) Larutan buffer fosfat
4) Larutan magnesium sulfat , Larutan asam klorida , Larutan
kalsium klorida , Larutan feri klorida
5) Larutan suspensi bibit mikroba
6) Larutan air pengencer
7) Glukosa asam glutamat
8) Asam basa , Asam sulfat , Natrium hidroksida , Natrium sulfit ,
Inhibitor nitrifikasi Allylthiourea (ATU); Asam asetat;
9) Larutan kalium iodida 10%;
10) Larutan indikator amilum (kanji).
 Peralatan
1) Botol DO;
2) lemari inkubasi atau water cooler, suhu 20°C ± 1°C, gelap;
3) botol dari gelas 5 L – 10 L;
4) pipet volumetrik 1,0 mL dan 10,0 mL;
5) Labu ukur 100,0 mL; 200,0 mL dan 1000,0 mL;
6) pH meter; DO meter yang terkalibrasi; shaker;
7) blender; Oven; dan
8) Timbangan analitik.
 Prosedur
G. COD (Chemical Oxygen Demand)
COD adalah jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat
organik yang sulit terurai dengan menggunakan oksidator kimia. Biasanya
sengaja ditambahkan untuk menguraikan zat-zat organik yang kompleks
menggunakan kalium bikarbonat pada kondisi asam dan panas dengan

katalisator perak berikut adalah langkah-langkah pemeriksaan COD.


 Bahan kimia yang dibutuhkan
1) udara bebas organik;
2) perak sulfat (Ag 2 SO 4 );
3) asam sulfat (H 2 SO 4 ) pekat;
4) kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) ;
5) merkuri sulfat (HgSO 4 );
6) 1,10-fenantrolin monohidrat;
7) besi sulfat (FeSO 4 .7H 2 O);
8) ferro amonium sulfat/ FAS (Fe(NH 4 ) 2 (SO 4 ) 2 .6H 2 O) ;
9) asam sulfamat (NH 2 SO 3 H) ; dan
10) Kalium Hidrogen Ftalat (HOOCC 6 H 4 COOK, KHP).
 Peralatan yang dibutuhkan
1) bejana pencernaan atau kultur tabung borosilikat;
2) timbangan analitik ketelitian 0,1 mg;
3) mikroburet;
4) labu ukur (100 dan 1000)mL ;
5) pipet volumetrik (5; 10 dan 25)mL ;
6) pipet ukur (5; 10; dan 25)mL;
7) Erlenmeyer;
8) Gelas piala;
9) pengaduk magnet; dan
10) pemanas dengan lubang penyangga tabung (heating block).
 Prosedur
H.

TDS (Total Dissolved Solid)


Total Dissolved Solid (TDS) merupakan istilah untuk menandakan jumlah
padatan terlarut atau konsentrasi jumlah ion kation (bermuatan positif) dan
anion (bermuatan negatif) di dalam air. TDS digambarkan dengan jumlah zat
terlarut dalam Part Per Million (PPM) atau sama dengan milligram per Liter
(mg/L). Berikut adalah langkah-langkah pemeriksaan TDS dalam air:
 PERALATAN
1) Conductivity meter
2) Piala gelas 100 ml
3) Labu semprot
 BAHAN
1) Air Milli-Q
2) Larutan Kontrol Standar KCl 0,01 M
3) Larutan Kontrol Standar KCl 32,4356 g/L
 PROSEDUR ANALISIS
1) Lakukan kalibrasi dengan mengukur specific conductance kontrol
standar 1-1412 µmho/cm. Atau dengan menggunakan larutan
WTW control standar KCl 0,01 M (dari supplier alat WTW
Conductivity meter).
2) Hidupkan Conductivity meter dengan menekan tombol ON. Lalu
tekan tombol X sampai pembacaan menunjukan us/cm.
3) Tuangkan ±50 ml larutan standar 1412 µs/cm ke dalam piala gelas
100 ml. Masukkan probe conductivity meter ke dalam larutan
tersebut.
4) Tekan tombol C, lalu atur nilai konduktansi larutan tersebut hingga
mencapai 1412 µs/cm.
5) Rubah mode pengukuran ke mode TDS dengan menekan tombol
X.
6) Alat siap digunakan
7) Tuangkan 50 ml air Milli-Q ke dalam 100 ml piala gelas.
8) Masukkan probe conductivity meter yang sudah dibilas dengan air
Milli-Q ke dalam sampel. Goyang-goyangkan probe tersebut dan
usahakan tidak ada gelembung udara.
9) Catat hasil pembacaannya jika display sudah menunjukan angka
yang stabil (alat akan menampilkan nilai ppm pada suhu 25 oC
secara otomatis).
10) Lakukan pengukuran terhadap larutan standar KCl 32,4356 g/L
dan sampel dengan tahapan pengerjaan seperti di atas.

I. TSS (Total Suspended Solid)


TSS adalah Zat-zat padat yang berada tersuspensi dalam air (diameter > 1
μm). Materi yang tersuspensi adalah materi yang mempunyai ukuran lebih
besar daripada molekul/ion terlarut. Terdiri dari lumpur dan pasir halus serta
jasad-jasad renik. Penyebab TSS di perairan yang utama adalah kikisan tanah
atau erosi tanah yang terbawa ke badan air. Dalam konsentrasi tinggi akan
menghambat penetrasi cahaya ke dalam air dan mengakibatkan terganggunya
proses fotosintesis. TSS berbanding lurus thd turbidity (kekeruhan) dan
berbanding terbalik terhadap transparancy (kejernihan).
Adapun prosedur dalam melakukan ekstraksi data Total Suspended Solid
(TSS) adalah sebagai berikut.
1) Lakukan penyaringan dengan peralatan vakum. Dan basahi saringan
dengan sedikit air suling.
2) Aduk contoh uji dengan pengaduk magnetic untuk memperoleh contoh
uji yang lebih homogen.
3) Pipet contoh uji dengan volume tertentu. Langkah ini dilakukan pada
saat contoh diaduk dengan pengaduk magnetic.
4) Cuci kertas saring ata saringan 3 (tiga) kali dengan 10 mL air suling.
Biarkan kering sempurna dan lanjutkan penyaringan dengan vakum
selama 3 (tiga) menit agar dapat memperoleh penyaringan yang
sempurna. Diperlukan pencucian tambahan untuk contoh uji dengan
pada terlarut yang tinggi.
5) Pindahkan kertas saring dengan hati-hati dari peralatan penyaring dan
pindahkan ke wadah timbang aluminium sebagai penyangga. Jika
menggunakan cawan Gooch, maka pindahkan cawan dari rangkaian
alatnya.
6) Keringkan dalam oven dengan rentang waktu kurang lebih 1 jam pada
suhu 103⁰ C sampai dengan 105⁰
7) Dinginkan dalam desikator untuk menyeimbangkan suhu. Timbanglah
setelah langkah ini selesai dilakukan.
8) Ulangi tahapan 6 dan 7 sampai diperoleh berat konstan atau sampai
perubahan berat lebih kecil dari 4% dari berat timbang sebelumnya
(lebih kecil dari 0,5 mg).
CATATAN 1 Jika filtrasi sempurna membutuhkan waktu lebih dari 10
menit, maka perbesar diameter kertas saring atau kurangi volume
contoh uji.
CATATAN 2 Ukur volume contoh uji yang menghasilkan berat kering
residu 2,5 mg sampai dengan 200 mg. jika volume yang disaring tidak
memenuhi hasil minimum, maka perbesar volume contoh uji sampai
1000 mL.

J. Kandungan E.coli
Sesuai Permenkes Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas
Air Minum, dipersyaratkan bahwa kadar E coli dalam air minum adalah 0 per
100 mililiter (ml) air harus dipenuhi. Berikut cara pemeriksaan kandungan e
coli;

Analisis Coliform dan E.coli dengan metode membrane filter


 Alat dan bahan:
1) Seperangkat alat penyaringan membrane
2) Penyaring membrane terbuat dari bahan mixed-ester-cellulose
(MCE) dengan ukuran diameter 47 atau 50 mm, diameter pori
0,45µm
3) Pinset steril berujung tumpul
4) Inkubator suhu (36 ± 2) °C
5) Media Chromogenic Coliform Agar (CCA)
6) Media Tryptic Soy Agar (TSA)
7) Pereaksi oksidase (engandung N’, N’, N’, N’ – Tetrametil-p-
fenilendiamina dihidroklorida)

Deteksi dan penghitungan bakteri coliform dan Escherichia coli Bagian 1:


Metode filtrasi dengan membrane.
 Alat dan bahan :
1) Incubator (36 ± 2)°C.
2) Incubator (44,0 ± 0,5)°C
3) Seperangkat alat penyaringan membrane
4) Penyaring membrane terbuat dari bahan mixed-ester-cellulose
(MCE) dengan ukuran diameter 47 atau 50 mm, diameter pori
0,45µm
5) Forceps dengan ujung bulat untuk memegang membrane
6) Lampu Ultraviolet, dengan panjang gelombang 254 nm (lampu
merkuri tekanan rendah).
7) Bantalan filter, dengan diameter sekurang-kurangnya 47 mm
8) Media agar Laktosa Tergitol TTC dengan natrium heptadesilsulfat
9) Media Tryptophan broth
10) Media Tryptone Soy Agar (TSA)
11) Media Tryptone Bile Agar (TBA)
12) Pereaksi kovacs untuk uji indol pada Pengujian Standar
(mengadung p-Dimetilaminobenzaldehida)
13) Pereaksi Oksidase (mengandung Tetramethyl-ρ-phenylenediamine
dihydrochloride)
14) Pereaksi indol pada Pengujian Cepat (mengandung p-
Dimetilaminobenzaldehida)

Pengujian Standar ini memiliki selektivitas yang rendah, dapat


mendeteksi bakteri yang sel-selnya sudah rusak. Karena
selektivitasnya yang rendah, pertumbuhan bakteri lain yang tidak
diinginkan dapat mengganggu keakuratan penghitungan bakteri
coliform dan E.coli, misalnya pada beberapa air minum, seperti air
sumur dangkal atau air permukaan. Metode ini tidak sesuai untuk
jenis air ini.

Pengujian Standar didasarkan pada filtrasi dengan membran,


pertumbuhan kultur pada differential agar medium dan
penghitungan jumlah organisme target dalam contoh uji.

Anda mungkin juga menyukai