09 Materi Edukasi Asma
09 Materi Edukasi Asma
09 Materi Edukasi Asma
ASMA BRONCHIALE
A. Pengertian
25
asaluran nafas, penebalan membran reticular basal. Perubahan- perubahan
pada saluran nafas akan menyebabkan penurunan fungsi paru dan
menyebabkan seseorang lebih sering terserang sesak.
a. CD28
26
b. IGPB5
c. CCR4
d. CD22
e. IL9R
f. NOS1
g. Reseptor agonis beta2
h. GSTP1; dan
i. Gen-gen yang terlibat dalam menimbulkan asma dan atopi yaitu IRF2,
IL-3,Il-4, IL-5, IL-13, IL-9, CSF2 GRL1, ADRB2, CD14, HLAD, TNFA,
TCRG, IL-6, TCRB, TMOD dan sebagainya.
2. Faktor Lingkungan
27
3) Bahan di lingkungan kerja
4) Asap rokok
- Perokok aktif
- Perokok pasif
5) Polusi udara
- Polusi udara di luar ruangan
- Polusi udara di dalam ruangan
6) Infeksi pernapasan
7) Infeksi parasit
8) Status sosioekonomi
9) Jumlah anggota keluarga
10) Makanan
11) Obat
12) Obesitas
b. Faktor lingkungan yang mencetuskan eksaserbasi dan menyebabkan
gejala-gejala asma menetap.
1) Alergen di dalam dan di luar ruangan.
2) Polusi udara di dalam dan di luar ruangan.
3) Infeksi pernapasan.
4) Olahraga dan hiperventilasi.
5) Perubahan cuaca.
6) Sulfur dioksida.
7) Makanan yang mengandung aditif (seperti pengawet, penyedap,
pewarna makanan).
8) Obat-obatan
9) Ekspresi emosi yang berlebihan.
10) Asap rokok.
11) Iritan (contohnya zat dengan bau-bauan merangsang seperti spray
obat nyamuk, parfum, hair spray).
Setiap orang yang mengalami gejala asma memiliki gejala yang hampir sama
yaitu :
1. Gejala- gejala pada penyakit asma bersifat episodik. Artinya gejala dapat
kambuh dan membaik tanpa pemberian obat ataupun dengan pemberian
obat bronkodilator.
28
2. Gejala yang dialami berupa batuk baik berdahak ataupun tidak berdahak,
sesak nafas, serta rasa berat di dada.
3. Gejala ini kambuh- kambuhan dan memberat terutama pada malam atau
dini hari.
4. Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu sehingga tiap orang
memiliki faktor pencetus yang berbeda-beda.
5. Gejala asma memberikan respons terhadap pemberian obat bronkodilator
yang diberikan melalui alat nebulisasi atau uap.
D. Klasifikasi
Agar terapi dan tatalaksana penderita asma dapat lebih baik maka ahli-
ahli mengelompokan pasien asma menjadi beberapa kategori. Kategori
tersebut ada dua jenis yaitu kategori yang mengelompokan pasien asma
berdasarkan perjalanan penyakt asma secara keseluruhan apakah terkontrol
atau tidak terkontrol . Dan yang kedua adalah kategori pasien berdasarkan
serangan atau eksaserbasi akut pasien asma
1. Intermiten
a. Gejala: gejala kurang dari satu kali per minggu, gejala dalam waktu
singkat, tanpa gejala di luar serangan
b. Gejala malam : gejala asma pada waktu malah kurang dari sama
dengan dua kali dalam sebulan
2. Persisten Ringan
a. Gejala: gejala lebih dari satu kali per minggu tetapi kurang dari satu
kali dalam sehari
b. Gejala malam : gejala pada malam hari terjadi lebih dari dua kali dalam
sebulan
29
3. Persisten Sedang
4. Persisten Berat
Penyakit asma tidak dapat sembuh sehingga talaksana asma berguna untuk
mengontrol gejala penyakit Asma. Penyakit asma dikatakan terkontrol bila :
1. Tidak ada gejala asma sama sekali seperti sesak dan bunyi nafas ngik-
ngik, termasuk gejala asma yang terjadi pada malam hari.
2. Tidak ada keterbatasan dalam melakukan aktivitas termasuk dalam
melakukan olahraga yang sesuai dengan fungsi paru.
3. Kebutuhan penggunaan obat yang mengandung bronkodilator (agonisbB2
kerja singkat) seperti seretide dan obat semprot merek lainnya tidak
diperlukan atau minimal.
4. Pemeriksaan dengan spirometri atau flowmeter menunjukan nilai variasi
harian APE (Arus Puncak Ekspirasi) kurang dari 20%
5. Nilai APE yang diukur normal atau mendekati normal
6. Efek samping obat tidak ada atau minimal
7. Tidak ada kunjungan ke unit darurat gawat karena serangan akut asma
seperti sesak
31
Tujuan penatalaksanaan dapat tercapai jika pederita dapat memahami
bahwa asma adalah gangguan kronik progresif, artinya gangguan asma akan
terjadi dalam waktu yang lama lebih dari 6 bulan dan dapat bertambah parah
jika terpajan alergen secara terus menerus. Mekanisme keradangan kronik
jalan nafas bawah menimbulkan hiperesponsif dan obstruksi atau
penyumbatan jalan napas yang bersifat episodik.
Oleh karena itu, ada berbagai pendekatan yang perlu dilakukan dalam
hal penatalaksanaan asma bronkial dilakukan di mana mempunyai manfaat
tinggi, dipercaya aman dan terjangkau dari segi biaya. Integrasi dari
pendekatan tersebut dikenal dengan program penatalaksanaan asma, yang
meliputi 7 komponen :
1. Edukasi
2. Menilai dan monitor berat asma secara berkala.
3. Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus.
4. Merencanakan dan memberikan pengobatan asma jangka panjang.
5. Menetapkan pengobatan pada serangan akut asma.
6. Kontrol kesehatan secara teratur.
7. Mengikuti tips diet sehat sebagai bagian dari pola hidup sehat.
1. Gejala dan derajat berat asma yang dapat berubah sewaktu-waktu setelah
pengobatan, baik membaik atau memburuk sehingga membutuhkan
perubahan pada terapi.
2. Pajanan pencetus menyebabkan penderita mengalami perubahan pada
penyakit asmanya, mengingat bahwa dasar berkembangnya penyakit
disebabkan keradangan oleh pencetus alergi.
3. Daya ingat atau memori dan motivasi penderita yang perlu ditinjau ulang
guna membantu penanganan dan pemantauan penyakit asma terutama
asma mandiri.
1. Apakah anda merasakan batuk, sesak napas, mengi dan dada terasa
berat dirasakan anda setiap hari?
2. Berapa sering anda terbangun ketika tidur saat malam hari karena sesak
napas atau batuk atau mengi dan membutuhkan obat asma untuk
meredakan gejaka tersebut. Serta apabila dini hari/subuh apakah keluhan
tersebut masih ada atau timbul kembali?
3. Apakah gejala asma yang ada seperti mengi, batuk, sesak napas dapat
mengganggu kegiatan/ aktivitas anda sehari-hari, membatasi kegiatan olah
raga/exercise yang anda lakukan, dan seberapa sering hal tersebut
mengganggu?
4. Berapa sering menggunakan obat asma untuk meredakan gejala sesak
pada asma?
5. Berapa banyak dosis obat pelega asma yang digunakan untuk meredakan
gejala sesak pada penyakit asma anda?
33
6. Apa kiranya hal yang menyebabkan gejala asma yang anda alami
mengalami perburukan ?
7. Apakah sering tidak masuk sekolah/kuliah/kerja karena sesak asma? dan
berapa sering anda tidak dapat mengikuti kegiatan sekolah/kuliah/kerja?
Dalam hal atau cara mencegah asma adalah dengan melakukan pola hidup
sehat dengan menjaga kesehatan tubuh dan menghindari rokok serta
mengonsumsi makanan yang sehat. Berikut adalah beberapa penjelasan
mengenai menjaga kesehatan tubuh demi mencegah timbulnya serangan
asma.
Walaupun terdapat salah satu bentuk asma yang timbul atau terpicu
serangan sesudah exercise atau olahraga yang disebut exercise-induced
asthma atau EIA, akan tetapi bukan berarti penderita EIA tidak boleh
melakukan olahraga sama sekali. Bila dikhawatirkan terjadi serangan
asma setelah berolahraga, maka dapat dianjurkan menggunakan obat
pelega nafas yang mengandung beta2agonis sebelum melakukan
olahraga.
34
Berdasarkan penelitian yang meneliti manfaat senam asma, melalui
manfaat subjektif melalui kuesioner maupun objektif melalui pengukuran
fungsi paru; didapatkan manfaat yang bermakna dan signifikan setelah
melakukan senam asma secara teratur dalam waktu 3 6 bulan, terutama
manfaat subjektif dan peningkatan fungsi paru
3. Lingkungan Kerja
Asma adalah penyakit yang tidak dapat sembuh , sewaktu- waktu akan
timbul serangan jika anda tidak menjaga tubuh anda dari alergen atau
penyakitinfeksi. Untuk itu anda perlu rajin berolahraga, makan- makanan
yang sehat dan seimbang serta yang terpenting adalah menghindari rokok
untuk menjaga keoptimalan fungsi paru anda.
35