Bab 4

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

BAB 4,,

Di bab 4 kita akan memperlajari Asumsi kunci untuk menjelaskan riset pasar modal, yaitu model pasar
efisien.

Informasi akuntansi memunyai pengaruh terhadap pengambilan keputusan investasi (Hartono,


2008).

Pasar Modal efisien sempurna: pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga
keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia.

Karakteristik pasar efisien

 Harga pasar yang terbentuk sudah mencerminkan informasi yang tersedia


 Informasi dpt diakses dgn mudah biaya murah oleh semua pihak
 Harga yang terbentuk adalah harga keseimbangan
 Tdk satupun investor memperoleh return abnormal (no one can beat the market)

return normal (return yang dihasilkan dari pergerakan pasar secara luas), return yang dihasilkan dari
pergerakan harga saham dari perusahaan spesifik. Tidak bisa memperoleh return abnormal karena
semua informasi sudah tercermin dalam harga pasar, jadi karakter perusahaan dianggap homogen. Jadi
klo pasar efisein sempurna return yang diperoleh adalah return dari pergerakan harga pasar secara luas.

Hubungan antara Hipotesis Pasar Efisien dan Risk Return Trade Off

Hipotesis pasar efisien memang selalu berhubungan dengan teori risk return trade off. Karena
ketika seorang investor akan melakukan investasi maka ada risiko yang selalu menunggu dari
setiap investasi yang dilakukan oleh seorang investor. Dalam keadaan pasar modal yang efisien
maka akan ada hubungan yang positif antara risiko dan keuntungan yang diharapkan
--------------
Kenyataannya tidak mungkin pasar efisisen sempurna. Sehingga dalam riset pasar modal kita
mengadalkan return abnormal. makanya variabel riset pasar modal adalah return abnormal

Untuk memahami kenapa pasar modal tidak mungkin efisien sempurna, mari lihat bentuk pasar modal
berdasarkan ketersediaan informasi.

Ada 3 bentuk pasar efisien berdasarkan ketersediaan informasi:


1. Weak efficiency: asumsi bahwa harga saham yang terbentuk di masa sekarang hanya
mencerminkan informasi mengenai harga saham historis dan volume perdagangan. “Hal yang
memengaruhi perubahan harga saham hari ini adalah harga saham kemarin”.
2. Semi-strong efficiency: asumsi bahwa semua informasi public secara cepat dan secara
sepenuhnya ditransaksikan ke harga saham dalam mekanisme pasar yang “random” (tidak bias).
Informasi publik dalam model ini tidak termasuk informasi insider yang belum rilis. Pada bentuk
ini investor tidak dapat berharap mendapatkan return abnormal jika strategi perdagangan hanya
didasari oleh informasi yang telah dipublikasikan
3. Strong efficiency: asumsi bahwa harga saham mencerminkan seluruh informasi (baik public
maupun privat/insider). Informasi insider/privat adalah informasi yang belum dirilis ke public.
Dalam bentuk ini tidak akan ada seorang investor pun yang memperoleh return abnormal

Strong effient market merupakan hal yang illegal. Informasi privat mengarah pada insider trading, yaitu
ketika beberapa investor mentransaksikan saham mereka berdasarkan wawasan yang mereka peroleh
dari informasi rahasia, sehingga merugikan investor lain yang tidak memiliki informasi privat tersebut.

Weak efficient market tidak mempertimbangkan informasi public yang “baru rilis”, melainkan informasi
historis.

Kita tidak dapat mengandalkan asumsi weak efficient dan strong efficient dalam riset pasar modal
karena sifat-sifat kedua model / asumsi ini tidak mendeskripsikan realitas pasar modal kita. Dengan kata
lain, model semi-string efficient market adalah yang paling sesuai dengan realitas pasar modal kita,
sehingga model inilah yang dapat diterapkan dalam berbagai riset pasar modal.

Oleh karena itu, kedepannya, ketika menyebutkan pasar efisien, yang saya maksud adalah semi-strong
efficient market.

Bagaimana harga pasar mencerminkan sepenuhnya informasi yang tersedia?

Para investor berinteraksi dalam sebuah pasar, masing-masing membuat keputusan


membeli/menjual mengenai berbagai sekuritas. Selama harga pasar sebuah sekuritas merupakan
hasil dari permintaan dan penawaran sekuritas dari investor, bagaimana harga pasar bisa
merefleksikan secara tepat seluruh informasi yang tersedia ketika individu yang membuat
keputusan membeli/menjual itu berbeda? Mengingat bahwa pelaku transaksi harga saham terdiri dari
investor yang berbeda-beda persepsi, tingkat rasionallitas, tingkat keinformatifan, dan tujuan
investasinya

Jika setelah mengetahui suatu informasi orang-orang memutuskan untuk membeli saham, harganya
akan naik karena ada banyak permintaan. Sebaliknya jika setelah mengetahui informasi mereka
memutuskan untuk menjual saham mereka, maka harganya akan turun. Jadi, reaksi investor secara
agregat (secara consensus) untuk membeli / menjual saham akan berdampak pada perubahan harga
saham. Dikatakan secara agregat karena perubahan harga saham setiap waktu terjadi karena kumpulan
keputusan yang diambil oleh investor (menggambarkan rata-rata transaksi investor). Istilah agregat dan
konsesnsus di buku ini merujuk pada kata sepenuhnya.

Walaupun investor yang membuat keputusan memiliki latar belakang dan tingkat keinformatifan yang
berbeda-beda, ingat bahwa masing-masing mereka mereview informasi secara mandiri dan mengambil
keputusan secara tidak bias, makanya bisa dikatakan “stock prices reflect all available information”.
Argumen ini menekankan bahwa asumsi yang digunakan adalah keputusan individu bersifat
independen.

Suatu pasar efisien akan mungkin terjadi apabila beberapa kondisi berikut idealnya terpenuhi
yaitu.

1. Ada banyak investor yang rasional dan berusaha untuk memaksimalkan profit. Investor-
investor tersebut secara aktif berpartisipasi di pasar dengan menganalisis, menilai, dan
melakukan perdagangan saham. Di samping itu mereka juga merupakan price taker,
sehingga tindakan dari satu investor saja tidak akan mampu memengaruhi harga dari
sekutitas.
2. Semua pelaku pasar dapat memperoleh informasi pada saat yang sama dengan cara yang
murah dan mudah.
3. Informasi yang terjadi bersifat random.
4. Investor bereaksi secara cepat terhadap informasi baru, sehingga harga sekuritas akan
berubah sesuai dengan perubahan nilai sebenarnya akibat informasi tersebut.

Jika kondisi-kondisi tersebut terpenuhi maka akan terbentuk suatu pasar yang investornya
dengan cepat melakukan penyesuaian harga sekuritas ketika terdapat informasi baru di pasar
dimana informasi ini terjadi secara acak sehingga harga-harga sekuritas di pasar tersebut akan
secara cepat dan secara penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia. Karena informasi
yang memengaruhi harga sekuritas tersebut terjadi secara acak maka perubahan harga yang
terjadi akan bersifat independen satu dengan lainnya dan bergerak secara random pula.
Sehingga, dapat dikatakan bahwa apabila empat kondisi ideal yang disyaratkan terpenuhi maka
akan terwujudlah suatu pasar yang efisien.

Definisi Efisiensi Pasar berdasarkan pada nilai intrinsik sekuritas.

“Nilai fundamental sebuah saham adalah nilai yang akan dimiliki suatu saham di pasar yang efisien jika
tidak ada informasi insider. Artinya, semua informasi yang ada mengenai saham itu tersedia untuk
publik”.

Definisi ini dikemukan oleh Beaver (1989) dengan konsep awal dari definisi ini adalah adanya
sejumlah analis sekuritas yang berusaha menemukan sekuritas-sekuritas dengan harga yang
menyimpang dari nilai intrinsiknya atau nilai fundamentalnya sehingga mereka dapat memeroleh
abnormal return. Dari definisi ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pasar yang efisien adalah
pasar yang nilai sekuritasnya tidak menyimpang dari nilai-nilai intrinsiknya.

Dengan demikian, suatu pasar yang efisien menurut konsep ini dapat didefinisikan sebagai
pasar yang nilai-nilai yang sekuritasnya tidak menyimpang dari nilai-nilai intrinsiknya. 

Keinformatifan Harga

Efisiensi mengimplikasikan bahwa harga pasar dari setiap sekuritas dan setiap waktu secara tepat
merefleksikan seluruh hal yang diketahui oleh publik. Hal yang mendorong harga pasar agar
dapat merefleksikan secara tepat adalah tindakan dari investor yang telah mendapat informasi
dan selalu berusaha untuk memproses informasi tersebut dalam membuat keputusan yang
terbaik, baik dalam menjual atau membeli. Dengan definisi dari efisiensi pasar, seluruh informasi
yang tersedia telah merefleksikan harga pasar, yaitu bahwa harga sepenuhnya informatif (fully
informative).

Jika perolehan informasi memerlukan biaya, dan investor tidak dapat mengharapkan untuk
mengalahkan pasar ketika harga pasar telah menggambarkan informasi yang telah diketahui
secara public (tidak bisa memperoleh abnormal return), investor dapat dengan mudah
menghentikan pengumpulan informasi dan memercayakan pada harga sebagai indikator terbaik
dari tingkat pengembalian sekuritas masa depan (mancari return normal).

Inkonsistensi logika adalah jika harga sepenuhnya merefleksikan informasi yang tersedia, tidak
ada motivasi bagi para investor untuk memperoleh informasi. Jadi timbul pertanyaan apakah
laporan keuangan bermanfaat ketika kondisi pasar modal efisien sempurna? Apakah peran
akuntan akan hialng ketika pasar efisien sempurna?

Cara mudah untuk keluar dari inkonsistensi ini yaitu untuk mengakui bahwa terdapat sumber-
sumber lain permintaan dan penawaran saham selain daripada keputusan membeli atau menjual
dari investor rasional yang terinformasi. Contohnya, orang-orang mungkin membeli atau menjual
sekuritas untuk berbagai alasan yang tidak dapat diprediksi, mereka mungkin memutuskan untuk
pensiun awal, mereka mungkin memerlukan uang untuk membayar utang-utang, mereka
mungkin menerima “uang kaget”, dan lain-lain. Orang-orang ini disebut noise trader atau trader
spekulatif. Keputusan membeli atau menjual mereka akan memengaruhi harga pasar sekuritas,
tetapi keputusannya datang secara acak, mereka tidak mendasarkan pada evaluasi rasional dari
informasi relevan.

Sebuah poin yang penting untuk diperhatikan setelah mengakui keberadaan investor spekulatif
ini pada model pasar efisen kita dalah investor rasional sekarang memiliki insentif untuk
meningkatkan ketepatan keyakinan mereka dengan mengumpulkan lebih banyak informasi. Jika
mereka dapat menemukan informasi mana yang benar, hal ini akan berbalik menjadi sebuah
kesempatan investasi yang menguntungkan.

Ketika investor berperilaku seperti yang telah dijelaskan, mereka dapat dikatakan memiliki
harapan yang rasional (rational expectations). Harga sekuritas dikatakan informasi secara parsial
(partial informative) dengan hadirnya noise traders dan harapan yang rasional. Harga pasar
masih efisien dengan kehadiran noise traders dan harapan yang rasional. Harga pasar masih
efisien dengan kehadiran noise traders, tetapi jika harapan noise traders adalah nol, investor
mengharapkan bahwa harga pasar sekuritas sepenuhnya merefleksikan seluruh informasi yang
diketahui publik.

Pihak manajemen perusahaan memunyai insentif untuk memenuhi keinginan investor terhadap
informasi yang jelas. Contoh, manajemen perusahaan memiliki informasi dari dalam yang
membawa pada keyakinan bahwa perusahaan dinilai lebih rendah daripada yang seharusnya.
Untuk meluruskan hal ini, manajemen dapat terlibat pada pengungkapan sukarela (voluntary
disclosure), yaitu pengungkapan informasi yang melampaui persyaratan minimal GAAP dan
standar pelaporan lainnya

Pasar modal efisien dan implikasinya terhadap pelaporan keuangan


Efisiensi didefinisikan relatif terhadap ketersediaan informasi. Jika ketersediaan informasi ini tidak
lengkap, katakanlah karena informasi insider, atau salah, maka harga saham akan salah.

Langkah yang ambil oleh standar setter adalah sebagai upaya untuk mengurangi risiko yang timbul dari
informasi insider, dengan meningkatkan keinformatifan pelaporan keuangan, sehingga meningkatkan
kualitas rata-rata dari ketersediaan informasi publik atau, secara ekuivalen, menggerakkan harga saham
mendekati nilai fundamentalnya.

Kuantitas dan kualitas informasi yang tersedia untuk publik akan meningkat melalui pelaporan tepat
waktu dan pengungkapan penuh. Pengungkapan yang lengkap dan tepat waktu akan mengurangi
informasi insider, sehingga pasar saham bekerja lebih baik. Namun, menghapus semua informasi insider
terlalu mahal, sehingga beberapa keuntungan yang diperoleh oleh pengguna informasi insider dan risiko
akan tetap ada.

Konsekuensi sosial jika pasar modal berkinerja baik

Dalam ekonomi kapitalis, pasar saham adalah sarana utama di mana saham dikumpulkan dan
dialokasikan untuk kebutuhan investasi yang bersaing. Akibatnya, secara sosial diinginkan bahwa pasar-
pasar ini bekerja dengan baik — yaitu, jika harga saham mendekati nilai fundamental. Pasar akan
bekerja dengan baik sejauh investor mempercayai manajer dan insider lainnya, yaitu, jika kekhawatiran
mereka mengenai adverse selection dikendalikan.

Namun, seperti yang disebutkan, harga saham tidak sepenuhnya mencerminkan nilai fundamental
dengan adanya informasi insider. Jika investor menyadari bahwa pasar bukanlah tempat berbisnis yang
fair dan menarik diri dari pasar atau menurunkan jumlah yang bersedia mereka bayarkan untuk saham
apa pun. Akibatnya, perusahaan dengan proyek investasi berkualitas tinggi tidak akan menerima harga
tinggi untuk saham mereka, dan mereka akan menerima investasi yang bernilai lebih rendah dari pada
yang seharusnya. Dengan kata lain, biaya untuk memperoleh modal menjadi lebih tinggi (higher cost of
capital).

Oleh karena itu, pelaporan penuh yang berkualitas tinggi diharapkan memberikan manfaat
keinformatifan bagi pengambilan keputusan investor. Banyak langkah-langkah yang melibatkan
kebijakan pengungkapan penuh (full disclosure), untuk memperluas sekumpulan informasi yang
tersedia untuk umum dan mengurangi bias yang dihasilkan dari informasi yang salah atau
menyesatkan dalam domain publik. Juga ketepatan waktu pelaporan akan mengurangi
kemampuan insider trading untuk mengambil keuntungan melalui informasi yang mereka miliki.
Jadi, kita bisa menyimpulkan bahwa pelaporan keuangan sebagai perangkat untuk mengontrol
masalah adverse selection dan dapat mengestimasi risiko. Dengan demikian, harga saham akan
lebih mencerminkan harapan mengenai kinerja perusahaan di masa depan (harga saham akan lebih
mendekati nilai fundamental perusahaan).

Hubungan antara Hipotesis Pasar Efisien dan Risk Return Trade Off

Hipotesis pasar efisien memang selalu berhubungan dengan teori risk return trade off. Karena
ketika seorang investor akan melakukan investasi maka ada risiko yang selalu menunggu dari
setiap investasi yang dilakukan oleh seorang investor. Dalam keadaan pasar modal yang efisien
maka akan ada hubungan yang positif antara risiko dan keuntungan yang diharapkan

Misal pengembalian saham adalah 30% dan pengembalian obligasi 20%, lalu apakah semua
investor akan berbondong-bondong membeli saham? Tentunya tidak, karena konsep dari risk
return trade off adalah high risk high return maka ketika seorang investor membeli saham maka
kemungkinan kehilangannya atau risikonya juga makin besar begitu juga sebaliknya untuk
obligasi sehingga ketika suatu sekuritas memiliki tingkat risiko yang besar maka abnormal
return yang ditawarkan juga makin besar.

Jika kita lihat pada rumus Capital Asset Pricing Model (CAPM) maka terdapat rumus sebagai
berikut.

Ki = KRF + (KM-KRF)bi

Keterangan:

KM:      tingkat pengembalian yang diminta dari sebuah portofolio yang terdiri atas seluruh saham

KRF:     tingkat pengembalian bebas risiko

bi:        koefisien beta dari saham ke i

Ki:       tingkat pengembalian yang diharapkan dari saham ke i

Dari rumus tersebut dapat dilihat bahwa semakin besar risiko (b i), maka akan semakin besar
expected return yang harapkan. Abnormal return adalah selisih dari actual return atau
pengembalian yang ditawarkan dengan pengembalian yang diharapkan. Jika suatu pasar efisien
maka pengembalian yang ditawarkan akan sama dengan pengembalian yang diharapkan karena
informasi yang tersedia di pasar sudah tercermin secara penuh pada harga-harga sekuritas
tersebut, sehingga harga-harga sekuritas yang ditawarkan adalah harga yang sesungguhnya dan
sesuai dengan tingkat risiko yang ada, jadi dalam pasar yang efisien tidak terdapat abnormal
return karena harga saham sudah dihargai dengan harga yang sesuai (fair valued) dan hanya
pada pasar efisien bentuk kuat saja kemungkinan efisiensi ini terjadi karena pada bentuk kuat
semua informasi baik publik maupun bukan publik diketahui masayarakat dan perusahaan
sehingga harga-harga sekuritas yang sesungguhnya diketahui oleh masyarakat dan perusahaan
dan kemungkinan mendapatkan abnormal return akan menjadi sangat kecil sekali, tetapi pada
pasar efisien bentuk lemah dan setengah kuat kemungkinan mendapatkan abnormal return dapat
terjadi jika mereka memiliki informasi yang lebih daripada pasar.

 Model Penilaian Aset Modal (Capital Asset Pricing Model – CAPM) 

Model Penilaian Aset Modal (CAPM) merupakan model untuk menentukan harga suatu aset.
Model ini mendasarkan diri pada kondisi ekuilibrium. Dalam keadaan ekuilibrium tingkat
keuntungan yang disyaratkan (required return) oleh investor untuk suatu saham akan
dipengaruhi oleh risiko saham tersebut. Dalam hal ini, risiko yang diperhitungkan hanyalah
risiko sistematis (systematic risk) atau risiko pasar yang diukur dengan beta (β). Sedangkan
risiko yang tidak sistematis (unsystematic risk) tidak relevan, karena risiko ini dapat dihilangkan
dengan cara diversifikasi.

Bodie (2006) menjelaskan bahwa Capital Asset Pricing Model (CAPM) merupakan hasil utama
dari ekonomi keuangan modern. Capital Asset Pricing Model (CAPM) memberikan prediksi
yang tepat antara hubungan risiko sebuah aset dan tingkat harapan pengembalian (expected
return). Walaupun Capital Asset Pricing Model belum dapat dibuktikan secara empiris, Capital
Asset Pricing Model sudah luas digunakan karena Capital Asset Pricing Model akurasi yang
cukup pada aplikasi penting.

Capital Asset Pricing Model mengasumsikan bahwa para investor adalah perencana pada suatu
perioda tunggal yang memiliki persepsi yang sama mengenai keadaan pasar dan mencari mean-
variance dari portofolio yang optimal. Capital Asset Pricing Model juga mengasumsikan bahwa
pasar saham yang ideal adalah pasar saham yang besar, dan para investor adalah para price-
takers, tidak ada pajak maupun biaya transaksi, semua aset dapat diperdagangkan secara umum,
dan para investor dapat meminjam maupun meminjamkan pada jumlah yang tidak terbatas pada
tingkat suku bunga tetap yang tidak berisiko (fixed risk free rate). Dengan asumsi ini, semua
investor memiliki portofolio yang risikonya identik. Capital Asset Pricing Model menyatakan
bahwa dalam keadaan ekuilibrium, portofolio pasar adalah tangensial dari rata-rata varians
portofolio, sehingga strategi yang efisien adalah passive strategy. Capital Asset Pricing Model
berimplikasi bahwa premium risiko dari sembarang aset individu atau portofolio adalah hasil kali
dari risk premium pada portofolio pasar dan koefisien beta.

Menurut Brigham dan Houston (2006), model ini didasarkan pada adanya dalil bahwa tingkat
pengembalian yang diharapkan dari suatu saham adalah sama dengan tingkat pengembalian
bebas risiko plus premi risiko yang hanya tinggal mencerminkan risiko yang tersisa setelah
dilakukan diversifikasi. Berikut ini merupakan model CAPM yang terdapat pada literatur-
literatur ilmu keuangan.

Ri – Rf = α + βi (Rm – Rf) + ℮

Keterangan:

Ri-Rf: imbalan saham pada perusahaan i

Rf:      imbalan aset bebas risiko


Rm:    imbalan pasar

a:        konstanta

βi:       slope (kepekaan saham i terhadap premium)

℮:        error

Dari formula tersebut menyatakan bahwa tingkat keuntungan yang diharapkan dari suatu saham
adalah tingkat keuntungan bebas risiko ditambah dengan premi risiko. Semakin besar risiko
saham tersebut, semakin tinggi premi risiko yang diharapkan dari saham tersebut. Dengan
demikian semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham tersebut.  Ada
beberapa asumsi-asumsi pada model capital asset pricing model (CAPM). Menurut Bodie, Kane,
dan Markus (2006), adalah sebagai berikut.

1. Terdapat banyak investor, masing.masing dengan jumlah kekayaan yang sangat kecil
dibandingkan total kekayaan seluruh investor. Para investor adalah penerimaan harga,
yang berarti mereka akan bertindak sekalipun harga pasar tidak akan dipengaruhi oleh
perdagangan yang mereka lakukan. Ini merupakan asumsi yang biasa digunakan dalam
pasar persaingan sempurna pada ilmu ekonomi mikro.
2. Seluruh investor merencanakan untuk satu perioda investasi yang identik. Perilaku ini
merupakan pandangan jangka pendek karena mengabaikan apa yang akan terjadi setelah
akhir perioda horizon waktu tunggal tersebut. Perilaku dari pandangan jangka pendek ini
jelas tidak optimal.
3. Investasi dibatasi hanya pada aset keuangan yang diperdagangkan secara umum seperti
saham dan obligasi, dan pada kesepakatan pinjaman dan pemberian pinjaman yang bebas
risiko. Asumsi ini mengeluarkan investasi pada aset yang tidak diperdagangkan seperti
pendidikan, perusahaan perseorangan, dan aset. aset yang didanai pemerintah seperti
lapangan udara. Juga diasumsikan bahwa investor dapat meminjam dan meminjamkan
dalam jumlah berapa pun pada tingkat bunga yang tetap dan bebas risiko.
4. Investor tidak membayar pajak atas imbal hasil dan juga tidak terdapat biaya transaksi
(komisi atau beban lainnya) atas perdagangan sekuritas. Kenyataannya, kita tahu bahwa
investor menghadapi tarif pajak yang berbeda dan ini dapat mengarahkan jenis sekuritas
dimana ia berinvestasi. Contohnya, implikasi pajak mungkin berbeda tergantung pada
apakah pendapatan itu berasal dari bunga, dividen, atau keuntungan modal. Selain itu,
tentu saja perdagangan yang sesungguhnya menimbulkan biaya transaksi, dimana komisi
atau biaya jasa yang dikeluarkan tergantung pada besarnya perdagangan dan posisi
investor individu masing.masing.
5. Seluruh investor berusaha mengoptimalkan imbal hasil risiko yang rasional, yang berarti
mereka semua akan menggunakan model pemilihan portofolio Markowitz.
6. Seluruh investor menganalisis sekuritas dengan cara yang sama dan memunyai
pandangan ekonomi yang sama tentang dunia yang dihadapi. Hasilnya adalah estimasi
distribusi probabilitas arus kas yang sama dimasa yang akan datang atas investasi pada
suatu sekuritas. Dengan kata lain, untik setiap perangkat harga sekuritas, mereka
mendapatkan daftar masukan yang sama untuk menggunakan model Markowitz (1952).
Dengan harga sekuritas dan tingkat bunga bebas risiko tertentu, seluruh investor akan
menggunakan matriks imbal hasil yang diharapkan dan kovarians yang sama dari imbal
hasil sekuritas untuk menghasilkan batasan yang efisien serta portofolio aset berisiko
yang optimal. Asumsi ini sering kali disebut sebagai keyakinan atau ekspektasi homogen
(homogenous expectation).

BAB 5
Konsep relevansi nilai

Jika pasar efisien, investor akan menggunakan informasi dari berbagai sumber (termasuk pelaporan
keuangan) untuk memprediksi laba masa depan, dan pemanfaatan informasi oleh investor itu akan
ditransaksikan ke saham sehingga berdampak pada perubahan harga saham.

Jadi, dalam model pasar efisien, harga saham mencerminkan reaksi investor atas suatu informasi.

Ketika harga saham merespons dengan cara ini, kita mengatakan bahwa informasi akuntansi memiliki
relevansi nilai.

Apakah tidak adanya perubahan harga saham mengindikasikan bahwa tidak ada reaksi investor? Ini juga
dapat berarti investor mengambil keputusan untuk tidak melakukan apapun (tidak menjual / membeli
saham juga merupakan suatu keputusan).

Ketika yang terjadi adalah bahwa investor memutuskan untuk tidak menjual / membeli saham
(implikasinya tidak ada perubahan harga saham), dapat diasumsikan bahwa informasi yang dipublikasi
tidak relevan atau dianggap tidak informatif oleh investor untuk digunakan sebagai acuan pengambilan
keputusan.

Jika informasi tidak berdampak pada harga saham, maka dapat dianggap informasi itu tidak memiliki
manfaat keinformatifan bagi investor, atau tidak ada revisi keyakinan setelah investor menerima
informasi itu, dan tidak ada pemicu keputusan beli / jual. Dengan kata lain, informasi tidak relevan bagi
pengambilan keputusan investor.

Mengapa harga pasar saham perusahaan dikatakan dapat merespon informasi laporan keuangan?
Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita lihat lebih dahulu alasan respon pasar

Alasan Respon Pasar

Mari pertimbangkan prediksi alasan respon pasar berikut:


1. Investor memiliki keyakinan awal mengenai kinerja masa depan perusahaan yaitu, dividen, arus kas,
dan / atau laba, yang mempengaruhi expected return dan risiko saham perusahaan. Keyakinan awal ini
akan didasarkan pada semua informasi yang tersedia, termasuk harga pasar sampai sebelum rilis
pengumuman laba bersih perusahaan saat ini. Sekalipun didasarkan pada informasi yang tersedia secara
publik, keyakinan awal ini tidak harus sama karena investor akan berbeda dalam kuantitas informasi
yang mereka peroleh dan sejauh mana mereka terinformasi.

2. Setelah pengumuman laba bersih periode berjalan dirilis, beberapa investor akan segera memutuskan
untuk menjadi lebih terinformasi dengan menganalisis jumlah laba. Misalnya, jika laba bersih tinggi, atau
lebih tinggi dari yang diharapkan, ini mungkin kabar baik. Jika demikian, investor akan meningkatkan
keyakinan mereka mengenai kinerja perusahaan di masa depan. Investor lain, yang mungkin memiliki
keyakinan sebelumnya yang terlalu tinggi mengenai berapa seharusnya laba bersih saat ini, mungkin
menafsirkan angka laba bersih yang sama sebagai berita buruk.

3. Investor yang telah merevisi keyakinannya mengenai kinerja perusahaan di masa depan akan
cenderung membeli saham perusahaan pada harga pasarnya saat ini, dan sebaliknya juga bagi mereka
yang telah merevisi keyakinannya untuk tidak jadi membeli saham / malah memutuskan menjual saham
mereka. Evaluasi investor terhadap risiko saham ini juga dapat direvisi.

4. Kita berharap untuk mengamati volume saham yang diperdagangkan meningkat ketika perusahaan
melaporkan laba bersihnya. Selanjutnya, volume ini harus lebih besar semakin besar perbedaan
keyakinan investor sebelumnya mengenai kinerja perusahaan di masa depan, dan interpretasi mereka
terhadap informasi keuangan saat ini. Jika investor yang menafsirkan laba bersih yang dilaporkan
sebagai kabar baik (dan karenanya telah meningkatkan ekspektasi mereka terhadap kinerja masa depan)
lebih besar daripada mereka yang menafsirkannya sebagai berita buruk, kita berharap untuk mengamati
kenaikan harga pasar saham perusahaan, dan sebaliknya.

Riset BB

Bukti signifikan pertama yang memberikan bukti ilmiah bahwa return saham perusahaan merupakan
respon atas isi informasi laporan keuangan, yaitu, riset Ball dan Brown (1968). Temuan mereka
meyakinkan kita bahwa laporan keuangan memiliki relevansi nilai.

Metodologi riset BB (1968):

• Memeriksa data dari 261 perusahaan di Amerika. Mereka menguji korelasi antara ke-261 data
perubahan unexpected earnings perusahaan dan membandingkannya dengan perubahan harga saham.

• Menguji apakah perusahaan dengan peningkatan unexpected earnings memiliki return


abnormal positif dan perusahaan dengan penurunan unexpected earnings memiliki return normal
negative. Artinya ketika perusahaan mengumumkan laba lebih tinggi dari yang diharapkan, maka harga
saham meningkat lebih tinggi dari ekspektasi. Sebaliknya, jika perusahaan mengumumkan penurunan
laba yang tidak diharapkan sebelumnya, maka harga saham akan turun di bawah harga saham yang
diharapkan.

Untuk menjelaskan temuan BB, perhatikan grafik yang menunjukkan hasil studi BB

Pada aksis horizontal menunjukkan jumlah bulan (bulan saat pengumuman laba, sebelum pengumuman
laba, dan setelah pengumuman laba). 0 (nol) artinya bulan pada saat perusahaan melaporkan laba pada
laporan tahunannya kepada publik, -2 (minus dua) artinya dua bulan sebelum pengumuman laba, dan +4
(plus empat) artinya 4 bulan setelah pengumuman laba.

Pada aksis vertical ditunjukkan indeks performa abnormal yang merupakan rasio perubahan return
abnormal terhadap harga saham, yang artinya persentase perubahan return abnormal terhadap
peningkatan perubahan harga saham yang unexpected.

Grafik yang meningkat menunjukkan peningkatan return abnormal saham dan grafik yang menurun
menunjukkan penurunan return abnormal saham.

GN artinya good news, yaitu pada hari rilisnya laporan laba, diumumkan bahwa terjadi peningkatan
unexpected earnings.

BN artinya bad news, artinya penurunan unexpected earnings.

Pada hari rilisnya laporan laba (pada titik 0), ada perubahan pada rasio harga saham feat return
abnormal) sebagai respon terhadap peningkatan / penurunan laba. Artinya, ada peningkatan harga
saham saat laba diumumkan meningkat dan ada penurunan harga saham saat laba diumumkan
mengalami penurunan.

Lihat bahwa tren naik karena good news telah mulai terbentuk 12 bulan sebelum pengumuman laba.
Begitu juga dengan tren down sebagai respon bad news (penurunan laba yang tidak diharapkan) yang
menyebabkan penurunan harga saham. Down tren telah mulai terbentuk 12 bulan sebelum rilisnya
informasi.

Kesimpulannya, bahwa laba berdampak pada harga saham. Namun pasar telah memperoleh informasi
yang serupa 12 bulan sebelumnya dari sumber lain. Ini menjadi temuan penting dari riset BB. Memang
benar bahwa informasi akuntansi pada annual report bermanfaat bagi investor. Namun 80 – 90%
pengumuman laba ini telah diantisipasi oleh investor 12 bulan sebelum pengumuman rilis. Jadi bisa
disimpulkan bahwa informasi yang dianggap bermanfaat oleh investor dapat bersumber dari sumber
selain annual report.

Karena itu, informasi lain, seperti ulasan analis, media pers, statistic industry, dll dianggap lebih
informatif daripada annual report karena dirilis lebih tepat waktu dan lebih cepat daripada annual
report. Jadi dampak dari informasi alternative ini lebih cepat dampaknya pada harga saham. Ingat
bahwa dalam kita membahas ini dalam konteks model pasar modal semi-strong efisien (yang tidak
mengesampingkan adanya informasi insider).

Hal menarik lain yang menjadi temuan BB adalah mengenai isi informasi. Isi informasi artinya relevansi
nilai informasi itu dan bagaimana informasi itu berdampak pada harga saham. Relevansi nilai suatu
informasi dapat bervariasi antara satu negara dengan negara lain dan antara perusahaan dengan
perusahaan lain. Apa yang diungkap oleh BB adalah bahwa dibandingkan pasar modal Amerika, pasar
saham Australia perubahan harga sahamnya lebih lambat selama belum adanya pengumuman (lereng
up tren cenderung lebih landai) dan perubahan harga saham Australia akan lebih menanjak (lebih
curam) saat pengumuman laba. Penjelasan atas hal ini adalah jika kita mengamati pasar yang lebih kecil
(seperti Australia) dan membandingkannya dengan Amerika, ketersediaan informasi alternatif pasar
modal yang berukuran lebih kecil bersifat lebih terbatas sehingga investor berfokus pada annual report.
Jadi semakin besar ukuran pasar modal, semakin efisien pasar modal tersebut, sehingga lebih banyak
orang-orang yang akan mengandalkan informasi alternative. Dalam pasar modal yang lebih kecil,
informasi akuntansi menjadi lebih relevan.

BB juga mengamati bagaimana relevansi nilai informasi antara perusahaan besar dan perusahaan kecil.
Mereka menemukan bahwa pada perusahaan besar di mana lebih banyak orang yang mengikuti
perkembangan perusahaan dan ada banyak informasi yang tersedia mengenai perusahaan besar ini,
annual report menjadi kurang relevan. Ketika kita mengamati perusahaan yang lebih kecil, sumber satu-
satunya informasi adalah annual report, sehingga dampak annual report menjadi lebih besar.

Ingatlah bahwa return pasar saham abnormal yang diidentifikasi oleh BB adalah bersifat rata-rata —
yaitu, menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan yang merilis Good News menikmati return abnormal
yang positif, dan perusahaan yang merilis Bad News menunjukkan return yang negatif. Tentu saja, rata-
rata dapat menyembunyikan varians yang luas mengenai rata-rata sebenarnya. Jadi, ada kemungkinan
bahwa beberapa abnormal return perusahaan jauh di atas rata-rata dan perusahaan lain jauh di bawah.

Hal ini menimbulkan pertanyaan mengapa pasar mungkin merespon lebih kuat terhadap kabar baik atau
buruk dalam hal laba untuk beberapa perusahaan daripada untuk perusahaan yang lain. Untuk
menjawab pertanyaan ini, timbul salah satu arahan terpenting yang diambil oleh penelitian akuntansi
keuangan empiris. Kelompok riset setelah BB adalah mengidentifikasi dan menjelaskan respon pasar
yang berbeda terhadap informasi laba. Ini disebut penelitian koefisien respons laba (ERC).

riset pasar modal – yang berupaya membedakan perubahan laba permanen dan temporal

Kelompok riset yang berfokus memeriksa hubungan antara besarnya perubahan laba yang diharapkan
dan besarnya return abnormal. Studi ini mengamati seberapa besar perubahan dalam unexpected
earning yang dibutuhkan untuk mengakibatkan perubahan pada return abnormal harga saham.

• Hubungan ini dikenal sebagai koefisien respon laba (Eearnigs Respon Coeffienct, ERC).
• Temuannya adalah bahwa 1% perubahan unexpected earnings berkaitan dengan hanya 0,1 – 0,15%
return abnormal harga saham. Artinya, tidak semua perubahan unexpected earnings akan
berdampak pada perubahan harga saham. Mengapa demikian? Pemegang saham mampu
membedakan perubahan unexpected earnings yang permanen dan yang bersifat temporal.
Pemegang saham/investor lebih mementingkan perubahan berupa peningkatan permanen yang
dianggap lebih menunjukkan peningkatan laba masa depan. Perubahan berupa peningkatan
temporal dianggap tidak terlalu penting karena tidak menyebabkan peningkatan signifikan pada
harga saham. Contoh peningkatan laba temporal adalah adanya penjualan asset tetap (yang terjadi
hanya sesekali), laba dari fluktuasi kurs (yang belum tentu akan terulang lagi).
• Tergantung pada apakah peningkatan laba diharapkan permanen atau temporal
• Peningkatan temporal diharapkan memilik sedikit dampak pada dividen masa depan dan seringkali
diabaikan

Dengan demikian, riset ERC ini mampu menjelaskan respon pasar yang berbeda terhadap informasi
laba yang dirilis oleh perusahaan satu dengan perusahaan lainnya

Hingga saat ini, masih sulit menemukan bukti respon pasar terhadap informasi item-item laporan
keuangan lain yang sekuat informasi dari item laba. Kurangnya respon pasar terhadap “informasi item-
item selain laba” ini disebabkan oleh kesulitan metodologi penelitian, reliabilitas yang rendah,
ketersediaan sumber informasi alternatif, atau kegagalan teori pasar yang efisien itu sendiri belum
sepenuhnya dipahami.

Untuk memaksimalkan posisi kompetitif akuntan sebagai pemasok informasi, akuntan dapat
menggunakan besarnya respons pasar saham terhadap berbagai jenis informasi akuntansi sebagai
panduan memahami manfaat informasi bagi investor. Ini mendorong lahirnya berbagai standar akuntasi
yang memasukkan pendekatan nilai wajar dalam rangka meningkatkan keandalan informasi akuntansi.
Fenomena nilai wajar ini juga mendorong tumbuhnya riset pasar modal yang menggunakan pendekatan
pengukuran nilai.

BAB 6

Perspektif pengukuran (measurement perspective) terhadap pelaporan keuangan adalah suatu


pendekatan yang menuntut akuntan untuk melaksanakan tanggungjawab memasukkan nilai wajar
terhadap laporan keuangan pokok, dengan reliabilitas yang masih rasional, yang berarti meningkatnya
tanggungjawab akuntan untuk membantu investor dalam memprediksi kinerja masa depan perusahaan.

Permasalahan yang timbul berkenaan dengan konsep akuntansi yang berdasarkan biaya historis adalah
bahwa konsep ini tidak relevan dengan penilaian akuntansi dengan harga pasar atau pendekatan nilai
sekarang terhadap harga wajar. Untuk memaksimalkan laporan keuangan yang berdasarkan biaya
historis terdapat suatu konsep yang disebut konsep pendekatan manfaat. Teori pendekatan manfaat
dalam keputusan ini akan memberikan pandangan bahwa ‘jika kita tidak bisa membuat laporan
keuangan yang sempurna secara teoritis, setidaknya kita bisa membuat laporan keuangan berdasarkan
biaya historis menjadi lebih bermanfaat.’ Yaitu melalui dengan memadukan pelaporan keuangan dengan
perspektif pengukuran

Tujuannya adalah untuk meningkatkan relevansi laporan keuangan, tetapi jangan meninggalkan
reliabilitasnya dalam rangka membantu investor mengambil keputusan.

Measurement perspective dapat meningkatkan earnings quality dengan semakin relevannya informasi
akuntansi. Apabila informasi akuntansi semakin relevan, maka reaksi investor terhadap informasi
tersebut akan semakin besar.

Namun demikian, measurement perspective juga dibatasi oleh trade-off antara karakter pelaporan
keuangan reliabilitas-relevan. Jika hanya mempertimbangkan kualitas relevan (biaya historis), maka nilai
laporan keuangan bisa tidak andal / reliabel. Jika hanya mempertimbangkan nilai wajar (reliabilitas),
makan laporan keuangan menjadi tidak relevan. Metode fair value yang dapat dimasukkan dalam
laporan keuangan pokok adalah metode yang tidak mengakibatkan menurunnya reliabilitas laporan
keuangan tersebut dan tidak menghilangkan sama sekali kualitas relevansi.

Measurement perspective berusaha untuk meningkatkan relevansi dan reliabilitas informasi akuntansi
secara seimbang. Konsekuensinya, investor rasional tentu menuntut akuntan untuk menyediakan
laporan keuangan yang sesuai dengan karakteristik kualitatif yang memadukan relevan dan reliabilitas.
Apakah Pasar Modal Sepenuhnya Efisien?

Di bab 5 kita membahas riset pasar modal yang bergerak di atas asumsi pasar modal efisien

Lebih jauh, banyak riset pasar modal - pendekatan pengukuran yang ternyata menemukan bahwa model
pasar semi-strong efficient kurang unggul / ada kondisi tertentu asumsi ini tidak dapat diandalkan.

Pasar dapat menjadi tidak efisien jika kondisi-kondisi berikut ini terjadi (Hartono,2003) :
 Terdapat sejumlah kecil pelaku pasar yang dapat mempengaruhi harga dari sekuritas
 Harga dari informasi adalah mahal dan terdapat akses yang tidak seragam antara pelaku pasar
yang satu dengan yang lainnya terhadap suatu informasi yang sama.
 Informasi yang disebarkan dapat diprediksikan dengan baik oleh sebagian pelaku-pelaku pasar.
 Investor adalah individual-individual yang lugas (naive investors) dan tidak canggih
(unsophisticated investors).

Inefisiensi Pasar mendukung perspektif pengukuran. Ukuran bahwa pasar tidak secara penuh efisien
terlihat dari apakah ada kegunaan / manfaat / keinformatifan / relevansi nilai yang ditingkatkan dengan
pentingnya pelaporan keuangan. Perdagangan Noise, dimana harga bisa dibiaskan keatas atau kebawah
relatif pada nilai fundamentalnya, akibatnya investor rasional termasuk analisnya akan menemukan
penilaian salah ini dan mengambil manfaat dari keinformatifan laporan keuangan yang.

Bukan hanya keempat isu-isu di atas yang menimbulkan pertentangan konsep hipotesis pasar
efisien tetapi ada beberapa teori yang menentang konsep pasar efisien. Misalnya teori noise yang
memasukkan aspek psikologi dan emosi investor.

Faktor psikologi ini juga perlu diperhitungkan apakah investor tersebut adalah risk seeker atau
bukan, seorang spekulan yang lebih menyukai perdagangan dengan cara gambling atau tidak
karena seberapa efisien pasar tentu bergantung dari faktor ini juga, bahkan anggapan investor
yang percaya tentang ada atau tidaknya pasar efisien juga akan memengaruhi strategi mereka
dalam berinvestasi serta tingkatan kepercayaan investor akan informasi yang beredar juga dapat
menjadi masalah tersendiri yang harus diperhitungkan dalam mencapai pasar yang efisien karena
dengan teori noise ini diasumsikan para investor menjadi tidak rasional.

Ide memasukkan aspek psikologis investor ini melahirkan riset pasar modal dengan pendekatan
akuntansi perilaku. Riset ini didukung oleh teori prospek dan teori noise.

Teori prospek adalah teori yang menjelaskan bagaimana seseorang mengambil keputusan dalam kondisi
tidak pasti. Substansi teori prospek adalah proses pembuatan keputusan individual yang berlawanan
dengan pembentukan harga yang biasa terjadi di ilmu ekonomi.

Teori Prospek (Prospect Theory) (Kahneman dan Tversky,1979):


• Investor akan risk averse (menghindari risiko) berkaitan dengan keuntungan dan risk taking
(mengambil risiko) berkaitan dengan kerugian. Penilaian terpisah antara prospek keuntungan dan
kerugian menunjukkan perilaku yang irrasional.
• Apabila nilai investasi mulai meningkat, tingkat utilitas investor menurun dan investor berperilaku
risk averse. Dalam menghadapi berita baik, investor memiliki ketakutan akan probabilitas bahwa harga
saham yang tinggi akan menurun. Karenanya investor merealisasi keuntungan. Dalam hal ini investor
menghindari risiko probabilitas harga saham turun.
• Apabila nilai investasi mulai menurun, tingkat utilitas investor meningkat dan investor berperilaku risk
taking. Dalam menghadapi berita buruk, investor menahan sekuritas dan tidak mau merealisasi
kerugian, bahkan membeli lebih banyak saham yang menurun (average down) karena investor memiliki
probabilitas tinggi akan membaiknya sekuritas. Dalam hal ini investor menambah risiko.

Toeri chaos
Berikutnya adalah adalah teori chaos, teori ini mengatakan bahwa informasi tidak akan dicerna
secepat yang dikatakan teori hipotesis pasar efisien.

Teori efisiensi pasar modal efisien sempurna menyatakan bahwa harga sekuritas akan bereaksi cepat
terhadap informasi baru. Dalam bentuk ini tidak akan ada seorang investor pun yang memperoleh
return abnormal

Kenyataannya, informasi tidak berdampak pada harga saham secara langsung / secara cepat. Ada time
lag-nya. Ada jarak waktu antara saat rilisnya informasi dan ketika dampak informasi itu diarbitrase ke
harga saham. Menurut grup studi ini, pasar tidaklah se-effisien yang digambarkan oleh model pasar
efisien.

Konsekuensinya, apabila harga tidak bereaksi cepat terhadap informasi baru tetapi membutuhkan
waktu lebih lama, maka return abnormal dapat terjadi.

Teori pasar keperilakuan menangkap ada 3 level perilaku yang menyebabkan anomaly pasar

Pada level pertama, teori pasar keperilakukan berpendapat dan menunjukkan bahwa investor
secara konsisten berperilaku menyimpang dari rasionalitas yang dibayangkan oleh pasar yang
efisien, ada kemungkinan investor hanya memanfaatkan sepenggal informasi untuk pengambilan
keputusan investasi.

Pada level kedua teori pasar keperilakuan menunjukkan bahwa perilaku ketidakrasionalan dari
investor individual (noise traders) bukannya saling menghilangkan, tetapi dalam beberapa situasi
malah berkorelasi satu sama lain dan tentunya ini membuat pasar semakin tidak efisien.

Pada level ketiga dikatakan bahwa kegiatan perdagangan di pasar modal tidak semudah dan
semurah yang ada di pasar efisien. Menurut teori ini investor tidak serasional yang dipikirkan
investor di pasar efisien sehingga hal-hal inilah yang menyebabkan anomaly pasar (Hadi, 2008).
Pada anomali ditemukan hal-hal yang seharusnya tidak ada jika dianggap bahwa pasar efisien
benar-benar ada artinya, suatu peristiwa (event) dapat dimanfaatkan untuk memperoleh
abnormal return. Dengan kata lain seorang investor dimungkinkan untuk memperoleh
abnormal return dengan mengandalkan suatu peristiwa tertentu.

Dalam hal ini investor tidak berprilaku sesuai dengan teori efisiensi pasar modal. Investor yang tidak
berprilaku sesuai dengan teori efisiensi pasar modal disebut anomali pasar modal efisien.

Ketiga anomali model pasar modal efisien

Post-Announcement Drift:
1. Ketika laba perusahaan diketahui, kandungan informasi tersebut seharusnya digunakan oleh
investor sesuai dengan teori efisiensi pasar modal. Namun, telah diketahui lama bahwa hal ini tidak
terjadi seperti itu.
2. Bagi perusahaan yang melaporkan berita baik pada laporan kuartalan, return abnormalnya
cenderung tertunda (drift) hingga pada sekitar 60 hari setelah pengumuman. Begitu juga bagi
perusahaan dengan pengumuman berita buruk, return abnormalnya cenderung juga tertunda sekitar 60
hari kemudian.
3. Fenomena ini merupakan suatu anomali pasar modal efisien yang disebut dengan istilah post-
announcement drift.

Rasio Keuangan:
1. Berdasarkan teori pasar modal efisien, strategi investasi seharusnya didasarkan pada informasi
yang tersedia bagi investor, yaitu informasi tentang rasio keuangan.
2. Rasio keuangan seharusnya terkait dengan harga saham. Karena itu, harga saham sudah
merefleksikan informasi rasio keuangan.
3. Namun demikian, Ou dan Penman (1989) menemukan bukti bahwa rasio keuangan tidak segera
digunakan oleh investor dan tidak segera terefleksi dalam harga saham. Hal ini merupakan suatu
anomali pasar modal efisien.

Accrual:
1. Teori pasar modal efisien menyatakan bahwa seharusnya pasar bereaksi lebih kuat terhadap berita
baik tentang arus kas aktivitas operasi daripada berita baik tentang accrual.
2. Hal ini diyakini karena arus kas dari aktivitas operasi lebih mungkin terulang kembali periode yang
akan datang dibandingkan dengan accrual.
Akan tetapi, Sloan (1996) menemukan bukti bahwa pasar bereaksi lebih kuat terhadap accrual daripada
terhadap arus kas dari aktivitas operasi. Temuan ini menambah panjang adanya anomali pasar modal
efisien.

Implikasi Pasar Efisien Terhadap Pelaporan Keuangan


1. Perubahan dari satu metoda akuntansi ke yang lain. Manajer tidak seharusnya perlu direpotkan
dengan kebijakan akuntansi mana yang akan digunakan, kecuali kebijakan akuntansi tersebut memiliki
pengaruh langsung terhadap arus kas. Banyak alternatif kebijakan akuntansi yang diperdebatkan yang
sebenarnya sepanjang :
- Tidak memiliki efek terhadap aliran kas,
- Kebijakan akuntansi tersebut dan cara perubahan ke metoda yang lain diungkap,
- Info yang memadai diungkap,
maka harga saham tidak akan berubah. Konsekuensinya: Pelaporan Keuangan harus berisi penjelasan
tentang kebijakan akuntansi yang digunakan.
2. Pasar modal efisien berjalan bersamaan dengan pengungkapan penuh. Perusahaan harus
mengungkapkan informasi sebanyak mungkin. Jika managemen memiliki info relevan dan bisa
diungkapkan dengan biaya yang rendah, maka managemen harus mengungkapkan dengan segera. Hal
ini dikarenakan, semua informasi yang tersedia dan relevan untuk memperbaiki prediksi digunakan oleh
investor, selain itu semakin banyak info yang dipublikasi maka akan semakin banyak yang tersedia di
pasar tentang perusahaan tersebut. Pasar modal efisien tidak mementingkan bentuk pengungkapan
melainkan kandungan informasinya. Selain itu, pasar modal efisien lebih mengutamakan media
pengungkapan yang cost-effective.
3. Perusahaan tidak perlu terlalu memperhatikan investor yang naif (sering disebut investor yang
price-protected) pada waktu menentukan kebijakan dan format pengungkapan. Karena :
- Jika ada cukup banyak investor yang memahami informasi yang telah diungkapkan, maka itu
sudah cukup menjamin bahwa harga pasar sebuah saham telah sama dengan jika seluruh investor
memahaminya.
- Investor yang naif bisa :
1. Menyewa orang lain untuk menginterpretasi info, atau
2. Meniru keputusan orang lain yang lebih paham.
- Investor cukup dilindungi oleh harga.
4. Pasar modal efisien tertarik pada informasi yang relevan dari berbagai sumber, tidak hanya dari
laporan keuangan. Laporan keuangan hanya merupakan salah satu sumber informasi bagi pasar modal.
5. Akuntan berkompetisi dengan penyedia info yang lain. Jika tidak menyediakan info yang
bermanfaat dan efektif-kos, maka kegunaan info akuntansi akan menurun.

Auditor Legal Liability


Akuntan menghadapi risiko tuntutan hukum yang lebih besar apabila aktiva tetap dinyatakan terlalu
tinggi dibandingkan apabila aktiva tetap dinyatakan terlalu rendah. Hal ini sesuai dengan prinsip
konservatisme. Pengungkapan terhadap risiko (value at risk) juga berorientasi pada measurement
perspective. Dalam hal ini, perusahaan (bukan investor) menyiapkan penilaian tentang risiko karena
perusahaan lebih mengerti risiko yang mereka hadapi daripada investor. Pengungkapan risiko ini
memiliki potensi yang besar dalam decision usefulness.
Akuntan dapat memproteksi diri dengan penggunaan measurement perspective dengan mengadopsi
fair value seperti mark-to-market. Akuntan dapat secara eksplisit menjawab tuntutan hukum
masyarakat dengan mengatakan bahwa laporan keuangan telah mengantisipasi perubahan nilai
instrumen keuangan apakah akan mengarah ke kelangsungan hidup atau ke kebangkrutan. Dalam hal ini
estimasi dan judgment banyak digunakan. Karena itu, akuntan dapat mengadopsi fair value hanya
apabila dengan pengukuran tersebut reliabilitas informasi keuangan tidak berkurang.
Banyak keterbatasan pada riset pasar modal yang harus disadari. Riset pasar modal yang hanya berfokus
pada (data agregat) harga saham (reaksi investor) mengabaikan reaksi pengguna informasi lainnya
(misalnya, bank, supplier, pelanggan, auditor, dll.). Jadi riset pasar modal bersifat terbatas dalam hal
bagaimana riset ini melihat pengguna informasi.

Riset pasal modal yang dipadukan dengan riset akuntansi perilaku pada (penggunaan informasi
akuntansi secara luas) bagaimana respon pengguna informasi secara individual terhadap informasi
keuangan. Riset pasar modal - pendekatan pengukuran ini merupakan contoh model riset pasar modal
yang dipadukan dengan akuntansi perilaku.

Ingat bahwa tidak berarti riset akuntansi perilaku lebih baik daripada riset pasar modal. Hanya saja hasil
dari kedua riset ini berbeda berdasarkan luas pengguna informasi yang diamati. Jadi riset akuntansi
perilaku ini kedepannya bersifat melengkapi riset pasar modal, bukan menggantikan riset pasar modal.

Anda mungkin juga menyukai