Laporan Magang
Laporan Magang
Laporan Magang
LAPORAN PKL
Oleh :
ADE KURNIAWAN
1811156
Mengetahui,
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan ALLAH SWT, atas berkat
dan rahmatnya yang melimpah sehingga saya dapat menyelesaikan
kegiatan praktek kerja lapangan di PT. Dipo Internasional Pahala
Otomotif di Pekanbaru. Laporan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan
tugas mata kuliah praktek kerja lapangan di Institut Bisnis dan Teknologi
Pelita Indonesia.
ii
7. Kak Fathlah Sukia selaku supervisor penulis di PT. Dipo Internasional
Pahala Otomotif yang telah membantu dan memberikan bimbingan
terhadap penulis selama 3 (tiga) bulan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan dengan baik dan tepat
pada waktunya.
8. Seluruh Dosen beserta staff Fakultas Bisnis yang telah memberikan
ilmu dan pengetahuan selama menjadi mahasiswa di Institut Bisnis
dan Teknologi Pelita Indonesia.
9. Secara khusus buat kedua orang tua yang selalu sabar dan setia
serta memberikan dorongan untuk penyelesaian Laporan PKL
(Praktek Kerja Lapangan) ini.
10. Rekan-rekan Mahasiswa/i Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis Institut
Bisnis dan Teknologi Pelita Indonesia dan semua pihak yang tidak
dapat kami sebutkan satu persatu baik secara langsung mapun tidak
langsung yang telah membantu hingga selesainya Laporan PKL
(Praktek Kerja Lapangan) ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna dengan keterbatasan yang penulis miliki. Kritik dan
saran pembaca akan penulis terima dengan tangan terbuka demi
perbaikan dan penyempurnaan karya tulis ini. Penulis berharap
sekiranya karya tulis ini bermanfat bagi kita semua, Terima kasih.
Pekanbaru, _____________2021
ADE KURNIAWAN
DAFTAR ISI
iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................3
DAFTAR ISI..................................................................................5
BAB I PENDADULUAN...................................................................6
1.1 Latar Belakang..........................................................................7
1.2 Rumusan Masalah......................................................................8
1.3 Tujuan Penulisan PKL.................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................9
2.1 Gross Profit Margin...................................................................10
2.1.1 Pengertian Gross Profit Margin................................................10
2.1.2 Perhitungan Gross Profit Margin...............................................10
2.1.3 Fungsi Menghitung Gross Profit Margin.....................................11
2.2 Penjualan................................................................................12
2.2.1 Pengertian Penjualan.............................................................12
2.2.2 Klasfikasi Jenis Penjualan.......................................................12
2.2.3 Dokumen-dokumen Penjualan.................................................13
2.2.4 Tujuan Penjualan...................................................................14
2.2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Penjualan...........................14
BAB III PELAKSANAAN PKL........................................................15
3.1 Tempat dan Waktu penulisan.....................................................16
3.2 Kegiatan dan Aktivitas Selama PKL.............................................16
3.3 Metode Pengumpulan Data........................................................28
3.3.1 Metode Pengamatan..............................................................28
BAB IV LAPORAN HASIL PKL......................................................30
4.1 Gambaran Umum Perusahaan....................................................30
4.1.1 Sejarah Umum Perusahaan.....................................................30
4.1.2 Visi Misi Perusahaan..............................................................32
4.1.3 Struktur Organinsasi..............................................................32
4.1.4 Aktivitas Perusahaan..............................................................37
iv
BAB V PENUTUP.........................................................................43
5.1 Kesimpulan.............................................................................43
5.2 Saran.....................................................................................43
DAFTAR RUJUKAN......................................................................44
v
BAB I
PENDAHULUAN
.1 Latar Belakang
Saat ini perkembangan dunia usaha tumbuh dengan pesat, persaingan antar
perusahaan juga semakin ketat, untuk itu perusahaan dituntut untuk bekerja
lebih efisien agar dapat menghadapi situasi yang sulit serta bersaing demi
menjaga kelangsungan perusahaan, sehingga tujuan utama perusahaan yaitu
memaksimumkan laba dengan biaya yang rendah dapat tercapai.
Tujuan perusahaan tersebut dapat dicapai dengan cara peningkatan nilai
perusahaan. Nilai perusahaan adalah sangat penting karena dengan nilai
perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang
saham (Brigham dan Gapenski, 2006:120).
Ukuran perusahaan turut berpasrtipasi dalam menentukan nilai dari suatu
perusahaan. Semakin besar ukuran suatu perusahaan maka perusahaan
dianggap semakin mudah untuk mendapatkan sumber pendanaan bagi
operasional perusahaan.
Untuk mengukur seberapa besar nilai dari suatu perusahaan, banyak rasio-
rasio yang dapat digunakan untuk menilainya. Salah satu rasio yang bisa
digunakan untuk mengukur akan nilai dari suatu perusahaan dengan
menggunakan rasio gross profit margin (Taruh, 2012: 1-11). Rasio gross profit
margin yang semakin meningkat menunjukkan semakin besar tingkat
kembalian akan keuntungan kotor yang diperoleh perusahaan terhadap
penjualan bersihnya. Jika nilai dari gross profit margin perusahaan besar,
maka perusahaan mendapatkan laba kotor yang besar.
Pada kali ini penulis berkesempatan melaksanakan praktek Kerja Lapangan
(PKL) di PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif pada departemen Spare Part.
Perusahaan ini merupakan anak perusahaan dari PT. Putra Mandiri Jembar Tbk.
PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif juga membuka cabang di beberapa
daerah seperti Bagan Batu, Duri, Dumai, Air Molek, Taluk Kuantan dan Kerinci.
Setiap harinya terjadi transaksi penjualan sparepart.
Penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini dikarenakan untuk
mengetahui seberapa besar dari nilai penjualan kotor pada departemen spare
1
part. Apakah mengalami rugi atau laba jika dinilai dari rasio gross profit
marginnya lalu apakah penjualan yang tinggi juga berbanding lurus dengan GPM
yang tinggi pula.
Tabel 1.1.1
Penjualan Spare part Periode Januari - April 2021
2
1.2 Tujuan Penulisan PKL
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan laporan ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Gross Profit Margin pada penjualan spare part PT.
Dipo Internasional Pahala Otomotif
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
pengembalian, diskon, dan tunjangan dari Total Penjualan untuk mendapatkan
angka bersih.
Harga pokok penjualan
Harga pokok penjualan (HPP) adalah jumlah biaya produksi produk suatu
perusahaan. Ini termasuk biaya langsung untuk menghasilkan produk seperti
bahan langsung dan tenaga kerja langsung.
Biaya tidak langsung tidak termasuk dalam perhitungan. Ada beberapa
ruang untuk variabilitas dalam biaya apa yang dimasukkan ke dalam
penghitungan harga pokok penjualan.
Ini dapat berbeda dengan industri tempat perusahaan beroperasi.
Pengeluaran umum perusahaan seperti biaya penjualan dan administrasi, biaya
pemasaran, dan sebagian besar biaya tetap tidak termasuk dalam harga pokok
penjualan.
Rumus untuk Menghitung Gross Profit Margin
Keterangan :
Penjualan bersih adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari
penjualan produk atau jasa kepada pelanggannya.
Setelah melakukan perhitungan, Anda akan mendapatkan persentase yang
merupakan margin laba kotor perusahaan.
5
Gross profit margin umumnya penting karena merupakan titik awal untuk
mencapai laba bersih yang sehat. Ketika Anda memiliki margin laba kotor yang
tinggi, Anda berada pada posisi yang lebih baik untuk memiliki margin laba
operasi yang kuat dan laba bersih yang kuat.
Untuk bisnis yang lebih baru, semakin tinggi margin laba kotor Anda,
semakin cepat Anda mencapai titik impas dan mulai mendapatkan keuntungan
dari aktivitas bisnis dasar.
Namun ini tidak selalu berarti margin tinggi lebih baik. Strategi penetapan
harga dan persaingan pada akhirnya akan mengarahkan bagaimana margin
bereaksi terhadap kebiasaan membeli konsumen.
Anda harus memperoleh margin setinggi mungkin tanpa mengorbankan
penjualan untuk memaksimalkan pendapatan.
2.2 Penjualan
6
2. Penjualan Kredit adalah penjualan dengan tenggang waktu rata-rata
diatas satu bulan.
3. Penjualan Tender adalah penjualan yang dilaksanakan melalui prosedur
tender untuk memegangkan ternder selain harus memenuhi berbagai
prosedur.
4. Penjualan Ekspor adalah penjualan yang dilaksanakan dengan pihak
pembeliluar negeri yang mengimpor barang tersebut.
5. Penjualan Konsinyasi adalah penjualan yang dilakukan secara titipan
kepada pembeli yang juga sebagai penjual.
6. Penjualan Grosir adalah penjualan yang tidak langsung kepada pembeli,
tetapi melalui pedagang grosir atau eceran
2.2.3 Dokumen-dokumen Penjualan
Dokumen-dokumen penjualan menurut (Midjan,2006)sebagai berikut:
1. Order Penjualan Barang (sales order)
Merupakan penghubungan antara beragam fungsi yang diperlukan untuk
memproses langganan dengan menyiapkan peranan penjualan.
2. Nota Penjualan Barang
Merupakan catatan atau bukti atas transaksi penjualan barang yang telah
dilakukan oleh pihak perusahaan dan sebagai dokumen bagi pelanggan.
3. Perintah Penyerahan Barang (delivery order)
Merupakan suatu bukti dalam pengiriman barang untuk diserahkan kepada
pelanggan setelah adanya pencocokan rangkap slip.
4. Faktur Penjualan (invoice)
Adalah dokumen yang menunjukan jumlah yang berhak ditagih kepada
pelanggan yang menunjukan informasi kuantitas, harga dan jumlah tagihan.
5. Surat Pengiriman Barang (Shipping Slip)
Adalah suatu bukti pengiriman barang yang diberikan kepada pelanggan.
Surat pengiriman barang (shipping Slip) ini biasanya untuk pengiriman via
laut.
6. Jurnal Penjualan (Sales Journal)
Adalah jurnal yang digunakan khusus untuk mencatat penjualan kredit.
Sumber pencatatan jurnal penjualan yaitu faktur penjualan. Posting jurnal
7
penjualan biasanya dalakukan secara periodik, biasanya akhir bulan.
mempersiapkan barang dagangan yang akan dikirim kepada pembeli.
2.2.4 Tujuan Penjualan
Basu Swasta dan (Irawan,2010:80) mengemukakan bahwa suatu
perusahaan mempunyai tiga tujuan dalam penjualan, yaitu:
1. Mencapai volume penjualan tertentu
2. Mendapatkan laba tertentu
3. Menunjang pertumbuhan perusahaan
Usaha-usaha untuk mencapai ketiga tujuan tersebut tidak
sepenuhnya hanya dilakukan oleh pelaksana penjualan atau para tenaga
penjualan, akan tetapi dalam hal ini perlu adanya kerja sama dari
beberapa pihak diantaranya adalah fungsionaris dalam perusahaan
seperti bagian dari keuangan yang menyediakan dana, bagian produksi
yang membuat produk, bagian personalia yang menyediakan tenaga
kerja
8
apakah pasar konsumen, pasar industri, pasar penjual, pasar pemerintah atau
pasar internasional, Kelompok pembeli atau segmen pasar, Daya beli, Frekuensi
pembelinya, dan keinginan serta kebutuhannya.
3. Modal
Untuk memperkenalkan barangnya kepada pembeli atau konsumen
diperlukan adanya usaha promosi, alat transportasi, tempat peragaan baik
dalam perusahaan maupun di luar perusahaan dan sebagainya. Semua ini
hanya dapat dilakukan apabila penjual memiliki sejumlah modal yang
diperlukan untuk itu.
4. Kondisi Organisasi Perusahaan
Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh
bagian tersendiri (bagian penjualan) yang dipegang oleh orang-orang tertentu
atau ahli di bidang penjualan. Lain halnya dengan perusahaan kecil, dimana
masalah penjualan ditangani oleh orang yang juga melakukan fungsi-fungsi
lain. Hal ini disebabkan karena jumlah tenaga kerjanya sedikit, sistem
organisasinya lebih sederhana, masalah-masalah yang dihadapi, serta sarana
yang dimilikinya tidak sekomplek perusahaanperusahaan besar. Biasanya,
masalah penjualan ini ditangani sendiri oleh pimpinan dan tidak diberikan
kepada orang lain.
5. Faktor Lainnya
Faktor-faktor lain seperti periklanan, peragaan, kampanye, pemberian
hadiah, sering mempengaruhi penjualan. Ada pengusaha yang berpegang pada
satu prinsip bahwa paling penting membuat barang yang baik.
9
BAB III
PELAKSANAAN PKL
10
Adapun jenis penjualan berdasarkan gudang dapat dibagi menjadi beberapa
type penjualan yang biasanya peniliti lakukan seperti :
1. Gudang Non Part Shop (NPS)
Jenis penjualan yang terdapat dalam gudang Non Part Shop :
a. Penjualan pada service (SS)
Untuk tipe penjualan SS digunakan apabila costumer melakukan service di
PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif.
Front service akan menuliskan Bon Permintaan Barang (BPB) yang
berisikan :
1. Nama costumer
2. Jenis kendaraan
3. Nomor polisi kendaraan
4. Tipe jenis service :
a. EUO, diperuntukkan untuk jenis service yang beban tagihan ditagih
kepada vendor (Free Service)
b. IFS, diperuntukkan untuk jenis service yang beban tagihan ditagih
kepada vendor (Free Service)
c. EUR, diperuntukkan untuk jenis service yang beban tagihan ditagih
kepada customer
d. IOB, diperuntukkan untuk jenis service yang beban tagihan ditagih
kepada internal kantor
e. IKC, diperuntukkan untuk jenis service yang beban tagihan ditagih
kepada vendor (waranti/klaim)
Gambar 3.2.1
Input Bon Permintaan Barang (BPB)
11
Setelah semua data diinput dalam program Integreted Business System
(IBS), maka pihak Adm spare part akan menerbitkan Pra invoice.
Gambar 3.2.2
Pra Invoice PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif
12
Sumber : PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif
Setelah semua data diinput dalam program Integreted Business System
(IBS), maka pihak Adm spare part akan menerbitkan Pra invoice. Ada perbedaan
dalam masalah penagihan pada penjualan AS. Ada yang tagihan langsung
ditagih pada saat barang sudah diambil atau tagihan akan dicetak setelah waktu
tempo dari pengambilan barang 1 bulan. Untuk penagihan yang ditagih setelah
barang diambil selama 1 bulan, untuk pengambilan barang kegudang pihak adm
part akan menuliskan tanda terima. Yang berisikan nomor part dan total tagihan
sementara sebelum invoice dicetak.
Jika barang yang terdapat dalam Pra Invoice sudah diambil dan dilakukan
pengecekkan kondisi barang. Maka admin warehouse akan menerbitkan Surat
Pengiriman Barang (SPB). Jika SPB sudah dilakukan, maka barulah pihak Adm
spare part mencetak Invoice.
Diatas merupakan semua jenis transaksi yang ada pada PT. Dipo
Internasional Pahala Otomotif. Ada beberapa kegiatan yang penulis lakukan
selain dari pada menginput jenis transaksi tersebut. Antara lain :
1. Mutasi antar gudang
Jika dalam suatu jenis transaksi ada barang yang kurang, dan setelah
dilakukan cek stok pada program ternyata ada stok digudang lainnya. Maka
pihak adm akan memutasikan stok sesuai dengan permintaan barang yang
dibutuhkan pada gudang tujuan.
Adapun jenis mutasi terbagi menjadi 2, yaitu :
a. Gudang Part Shop ke gudang Non Part Shop (PM)
Adm gudang tujuan akan menuliskan jenis part yang dibutuhkan oleh gudang
tujuan untuk dilakukannya mutasi stok antar gudang
Gambar 3.2.4
13
Mutasi Stok antar gudang
Gambar 3.2.5
Mutasi stok antar gudang
14
Sumber : PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif
15
kembali pada program ke-2 yang ada di PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif
yakni program DMS. Disini penulis hanya menginput jenis penjualan AS,CS dan
SS. Dengan membuat SO, membuat DO, Inventory Transfer lalu di akhiri dengan
AR Receipt.
BAB IV
LAPORAN HASIL PKL
16
tanggal 1 November PT Dipo Pahala Otomotif pindah ke Pekanbaru yaitu di jalan
Jend. Sudirman No. 230.
Selama masa vakum tersebut, PT Dipo Pahala Otomotif mengalami
perubahan atas Anggaran Dasar Perusahaan yaitu mengenai maksud dan tujuan
serta kegiatan usaha yang sebelumnya tertera dalam Akta Notaris No. 4 tanggal
6 Agustus 1997 berubah menjadi akta No. C2-1-11.01A 6040 tertanggal 18 Juni
1998 di Jakarta.
Dalam masa vakum (selama kurang lebih 3 tahun) Bapak Henry Katio
selaku Direktur PT Dipo Pahala Otomotif menghadap Notaris Jhon Langsung di
Kisaran untuk mengadakan perubahan mengenai tempat usaha yaitu yang
semula berada di Bangkinang Riau (tercantum dalam akta Notaris No. 4 tanggal
6 Agustus 1997) ke Kodya Pekanbaru yang tercantum dalam Akta perubahan
No. 37 tanggal 1 Mei 2000 dan dihadiri oleh saksi Parlindungan Silaban SH dan
Raeda Pasaribu SH.
Setelah adanya perubahan tersebut maka PT Pekan Perkasa Berlian Motor
membangun kantornya yang baru di Jalan Jend. Sudirman No. 230 Pekanbaru.
Perubahan dalam Akta tersebut tidak hanya menyangkut tempat usaha tetapi
juga mengenai besarnya saham dan kepemilikannya. Jumlah saham yang
semula hanya 1000 lembar menjadi 6000 lembar saham. Pada saham tersebut
terdapat saham PT Andalas Berlian Motor Padang yang merupakan pemilik
Hangtuah Perkasa Motor (merupakan showroom Mitsubishi), tetapi karena PT
Andalas Berlian Motor telah menanamkan sahamnya pada PT Pekan Perkasa
Berlian Motor maka mereka menutup Showroom Hangtuah Perkasa Motor
sehingga PT Pekan Perkasa Berlian Motor menjadi satu-satunya dealer Mitsubishi
di Pekanbaru yang tergabung dalam SBM Group Dokumentasi PT. Pekan Perkasa
Berlian Motor
PT. Pekan Perkasa Berlian Motor Group berubah nama menjadi PT Dipo
Internasional Pahala Otomotif (DIPO) pada tahun 2019. DIPO Mitsubishi Motors
dan Mitsubishi Fuso Truck & Bus authorized dealer yang memiliki dealer resmi
hampir di seluruh bagian Indonesia. Merupakan dealer resmi 3s yaitu Sales,
Service/Bengkel dan Sparepart/Suku Cadang serta layanan khusus Body repair.
SBM Group merupakan group terbesar serta penjualan Kendaraan Mitsubishi
17
terbesar di Indonesia dengan Product Line Up berupa Colt Diesel, Fuso, L300,
T120ss, All New Triton, New Mirage, New Outlander Sport, All New Pajero Sport,
Delica dan pada periode 2017 akan muncul varian baru dari kendaraan keluarga
(Mitsubishi XM Concept).
Sejarah Perusahaan
1966 : Berdiri di Medan sebagai SBM Group dengan nama PT. Sumatera
Motor,Ltd.co
1989 : Jumlah Staff yang diperkerjakan oleh group mencapai 500 pekerja
sampai pada hari ini group mempekerjakan lebih dari 1000 karyawan.
2013 : Penjualan Colt Diesel mencapai Angka 1 juta penjualan dan meraih
sertifikat ISO 9001 dari Badan Sertifikasi URS Jakarta.
Pada awal 2019 Sumatera Berlian Motors Group berubah menjadi PT Dipo
Internasional Pahala Otomotif bergabungnya antara SBM group dengan SKM
group.
Visi
Menjadi group perusahaan yang terbaik dan terpercaya diantara dealer
kendaraan Mitsubishi dan berperan aktif untuk kemajuan perekonomian di
Indonesia.
Misi
18
Terbaik dan terpercaya didalam melayani kebutuhan masyarakat akan fasilitas
transportasi kendaraan Mitsubishi dan dengan penuh ketulusan memberikan
pelayanan prima untuk kepuasan total, melalui cara yang saling memuaskan
guna mendapatkan keuntungan memadai bagi perusahaan sebagai tujuan untuk
mempertahankan eksistensi dan perkembangan perusahaan, Menjamin
keuntungan kembali terhadap investasi para pemegang saham, Terpercaya
dengan integritas tinggi untuk menjalin kerja sama yang baik dengan pihak
distributor dan mitra kerja , serta memberikan kesempatan seluas – luasnya
kepada karyawan dan staff untuk berkarya dan berprestasi.
Gambar 4.1.3.1
Struktur Organisasi PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif
19
BUSINESS MANAGER
TAURUS P. SALI
PARTS HEAD
W/H PS ADM PS
JONDESRIZAL
MOMI MARIO
W/H NPS
DARWIS
ROBI
DRIVER
RIKI. K
20
e) Merumuskan dan menentukan kebijakan umum perusahaan serta memberi
petunjuk atas pelaksanaan dan pengawasan keseluruhan operasi
perusahaan sesuai dengan kewenangan yang berlaku.
f) Mengambil inisiatif dalam penyelesaian permasalahan perusahaan sepanjang
tidak merugikan perusahaan.
g) Menciptakan suasana kerja yang baik di lingkungan perusahaan yang
dipimpinnya.
h) Mengadakan koordinasi dengan semua bagian untuk kelancaran pelaksanaan
operasional perusahaan. 21
i) Menilai prestasi kerja, mengusulkan promosi dan mutasi terhadap
bawahannya.
j) Memeriksa dan menandatangani dokumen-dokumen, formulir-formulir dan
laporan-laporan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
k) Mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan bidang-bidang yang dibawahinya,
memberikan laporan, saran-saran dan usulan kepada Managing Direktur.
l) Memberikan teguran , sanksi terhadap bawahannya yang tidak disiplin
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan memberikan bimbingan serta
pembinaan terhadap karyawan.
2. Part Head
Tugas dan tanggung jawab Part Head adalah :
a) Bertanggung jawab atas semua aktivitas yang ada pada bagian spare part
b) Meningkatkan omset penjualan suku cadang dalam usahanya mencapai target yang
ditentukan
c) Bertanggung jawab atas persediaan spare part yang ada didalam gudang
d) Merencakan, mengkoordinir dan mengawasi secara langsung mengenai pesanan
pengiriman, penjualan dan pembelian spare part
e) Menganalisa dan mengevaluasi hasil penjualan spare part dengan target penjualan
spare part
f) Melaporkan hasil kegiatan dibagian spare part kepada kepala cabang
3. Supervisor Admin & Gudang
Tugas dan tanggung jawab supervisor admin & gudang adalah :
a. Menyelenggarakan kegiatan pencatatan terhadap semua transaksi yang
terjadi.
b. Memeriksa data keuangan untuk memastikan data terinput dengan benar.
21
c. Menyusun dan mengeluarkan laporan keuangan
d. Menyimpan dan mengarsipkan seluruh data transaksi sesuai dengan nomor
dan kode masing-masing transaksi.
e. Mengarahkan Fungsi dan kinerja unit dan bagian pembukuan agar dapat
berjalan optimal dan meningkatkan kinerja bagian pembukuan.
f. Mengawasi persediaan suku cadang
g. Mengawasi laporan stock
h. Membuat laporan on hand adjustment (laporan penjualan bulanan)
i. Monitor perkembangan pemesanan
j. Membuat daftar part scrap (persediaan suku cadang yang menumpuk karen
tidak terjual dalam waktu lama) dan menindak lanjuti atas suku cadang
tersebut
4. Supervisor Marketing
Tugas dan tanggung jawab supervisor marketing adalah :
a) Mengawasi team mengenai implementasi strategi pencapaian target dalam
jangka panjang dan jangka pendek
b) Memastikan strategi dijalankan sesuai dengan strategi yang sudah
ditetapkan
c) Memastikan SOP yang dijalankan didalam bagian dibawah kewenangannya
sesuai dengan standar yang ditetapkan
d) Memastikan team yang berada dibawah kewenangannya bekerja sesuai
dengnan kebutuhan yang ada
e) Melakukan pengawasan kerja team yang berada dibawah kewenangannya
f) Mengajukan permintaan biaya kegiatan operasional kepada manager
g) Melakukan pembinaan dan penyuluhan bagi karyawan yang membutuhkan
h) Menyampaikan dan melaporkan hasil dari target kepada atasan
5. Admin NPS & Admin PS
a) Membuat laporan harian spare part
b) Memproses tagihan part
c) Mengontrol piutang part
d) Membuat laporan ketersediaan stok sparepart
e) Menjalankan kartu stock untuk semua sparepart
f) Mencatat semua movement sparepart di Warehouse
22
g) Melakukan pendataan spare part dari mulai menginput nama, tipe, jumlah
dan penggunaan barang
h) Memberikan informasi terkait dengan kondisi barang dan stok barang yang
tersedia
i) Menerima dan melakukan pendataan barang yang datang dari supplier
j) Melakukan stock opname terhadap kondisi sparepart setiap satu tahun sekali
k) Menjaga dan mendata keluar masuknya barang
6. Part Counter & Part Salesman
a) Mengembangkan area pemasaran
b) Membina hubungan dengan pelanggan
c) Menaikkan image dan citra dealer
d) Melayani setiap permintaan pelanggan
e) Mengontrol permintaan part setiap SO (Sales Order)
f) Mempersiapkan / memesan part sesuai dengan permintaan atau pesanan
Konfirmasi pada Counter atau Part Shop bila terdapat Part yang harus
dipesan BO, RO atau RO
g) Memproses SO yang akan di Invoice
h) Memperbaiki kualitas pelayanan Part Division
i) Mengontrol dan memesan persediaan parts bila terdapat yang kosong,
khususnya Fast Moving Parts
7. Warehouse Leader
a) Membuat perencanaan ( Plan ) tentang pengelolaan gudang, mulai dari
pengadaan barang sampai dengan pendistribusian barang finish good ke
pelanggan.
b) Mengawasi dan mengendalikan operasional gudang sehari - hari dengan
baik.
c) Memastikan semua SOP ( Prosedur ) kerja gudang di laksanakan dengan
baik, yakni Penerimaan barang, Penyimpanan barang, dan Pengiriman
barang.
d) Memastikan dan mengawasi serta mengendalikan arus keluar masuk barang
di lengkapi dengan dokumen pendukung secara lengkap.
e) Memastikan stock barang sesuai dengan kebutuhan agar tidak terjadi over
capacity dan menjadi dead stock.
23
f) Memastikan semua pekerjaan gudang di jalankan sesuai dengan ketentuan
dan instruksi kerja yang telah di tetapkan.
g) Bertanggung jawab melakukan perhitungan stock ( Stock Opname )
berdasarkan periode yang di tetapkan dan melakukan rekonsiliasi data jika
terjadi ketidaksesuaian antara hasil stock opname dengan fisik barang.
8. Warehouse
a) Mengalokasikan part
b) Menjaga keutuhan semua rak di gudang
c) Melaksanakan pengecekan dan pembongkaran part
d) Menerima barang masuk dari vendor
e) Menjaga kebersihan gudang
f) Memindahkan part sesuai dengan lokasi yang tertera pada informasi stok di
program
g) Mencetak Surat Pengiriman Barang
9. Driver
a) Melakukan pengecekan akhir terhadap barang yang akan dikirim
b) Mengalokasi part ke toko maupun fleet
c) Melakukan penyerahan tanda terima barang kepada konsumen
24
Sumber : PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif
Gambar diatas merupakan salah satu hardware yang penulis gunakan
sebagai alat untuk melakukan aktivitas menjalankan PKL di PT. Dipo
Internasional Pahala Otomotif. Mulai dari input penjualan, input pembelian dan
lain sebagainya.
25
Sumber : PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif
Gambar diatas merupakan hasil print out dari invoice yang akan spare
part tagih ke konsumen sesuai dengan net total yang tertera di invoice. Invoice
ini dicetak jika barang sudah dicek oleh warehouse dan sudah dilakukan SPB
oleh warehouse.
26
Sumber : PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif
Gambar diatas merupakan bentuk dari pemesan part ke vendor baik Reguler
Order maupun Emergency Order (EO). untuk RO sendiri penginputan stok
dilakukan pada setiap hari selasa, sedangkan untuk EO bisa dilakukan setiap
harinya. Gambar (kiri) merupakan form yang digunakan oleh salesman, counter
part dan front service untuk melakukan RO atau EO. Sedangkan gambar (kanan)
merupan estimasi yang diterbitkan oleh vendor kepada outlet dealer akan
orderannya.
Untuk lama estimasi, untuk jenis pemesanan EO H+1 setelah pemesanan akan
terbit estimasi, dialokasi atau tidaknya orderan tersebut. Jika tidak dialokasi
maka konsumen harus menunggu status Back Order dari vendor selama 1 bulan.
Sedangkan untuk estimasi jenis pemesana RO H+3 baru terbit estimasi. Ada
perbedaan waktu BO jika pemesanan dilakukan secara RO. BO akan berakhir
setelah 3 bulan terhitung dari hari pemesanan ke vendor.
27
Sumber : PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif
Gambar diatas merupakan faktur pembelian yang diterbitkan oleh vendor
kepada departemen spare part. Isi dalam faktur merupakan part yang telah
diorder oleh dealer kepada vendor, baik order EO maupun RO.
28
gudang NPS hanya ada 30. sedangkan di gudang PS ada stok 100. maka admin
PS akan melakukan mutasi stok dengan nomor part 1230A045A sebanyak 20
Pcs.
29
Gambar 4.2.1.1
Total penjualan bulan Maret
Maret Penjualan HPP GPM
30
Hasil penulisan (Juliana dan Sulardi,2003) menunjukkan bahwa GPM
berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba satu tahun ke depan.
Dengan hasil penulisan terdahulu dapat menyimpulkan bahwa semakin besar
nilai GPM yang diperoleh oleh suatu perusahaan akan menigkatkan laba kotor
yang diterima oleh perusahaan.
Tabel 4.2.2.1
Penjualan Periode Januari-April 2021
Pada tabel diatas diketahui total penjualan juga HPP dari setiap tipe
penjualan. Misalnya pada jenis OS. Total penjualan pada bulan Maret sebesar
Rp.805.780.487 dengan HPP sebesar Rp. 805.780.177 jika dipersentasekan laba
yang dihasilkan dari penjualan jenis OS adalah 0%. ini dikarenakan jenis
penjualan OS adalah penjualan yang dikhususkan untuk internal perusahaan.
Dengan harga yang diberikan adalah harga cost dari.
Jika kita ingin menghitung besarnya nilai GPM, maka data yang diperlukan
adalah total penjualan dan HPP. GPM didapat dengan menggunakan rumus :
Penjualan− HPP
GPM=
Penjualan
31
setelah kita mengolah data pada tabel 4.2.2.1 dengan menggunakan rumus
diatas, maka akan diperoleh besarnya nilai GPM setiap bulannya. Misalnya kita
akan menghitung GPM pada bulan Januari dengan penjualan 4.785.425.016 dan
HPP 4.261.869.429.
4.785.425 .016 − 4.261.869 .429
GPM= =10.94
4.785 .425 .016
BAB V
PENUTUP
32
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan analisis gross profit margin pada
penjualan spare part di PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif periode
penjualan Januari sampai April 2021, kesimpulan yang dapat diambil adalah :
Total pejualan yang tinggi pada spare part PT. Dipo Internasional Pahala
Otomotif belum tentu menghasilkan nilai GPM yang tinggi pula. Ini dikarenakan
ada jenis penjualan spare part yang tidak memberikan profit terhadap spare
part. Berbeda jika semua jenis penjualan memberikan profit, kalau semua
penjualan memberikan profit sudah bisa dipastikan total penjualan yang tinggi
juga akan memberikan nilai GPM yang tinggi juga.
5.2 Saran
1. Untuk pihak perusahaan, penulis berharap jika ingin mendapatkan nilai
GPM yang tinggi supaya memberikan laba kotor yang tinggi juga.
Penjualan yang harus ditingkatkan harus penjualan yang mampu
memberikan profit.
DAFTAR RUJUKAN
33