Otk Kepegawaian (Sumpah Janji Pegawai) - Mutmainah Xi Otkp 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

OTK KEPEGAWAIAN

MUTMAINAH
(16 / 11786)
TUGAS : MENCARI MATERI TENTANG
SUMPAH JANJI PEGAWAI

SMK NEGERI 45 JAKARTA BARAT


MATERI SERTA PENJELASAN
TAMBAHAN

PEMBAHASAN AWAL MENGENAI SUMPAH DENGAN PNS

I. DEFINISI SUMPAH / JANJI

Sumpah / Janji Merupakan Suatu Kesanggupan Untuk Mentaati Keharusan Atau Untuk Tidak
Melakukan Larangan Yang Ditentukan Dan Yang Diikrarkan Dihadapan Atasan Yang
Berwenang Menurut Agama Dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

II. TUJUAN DIADAKANNYA SUMPAH / JANJI

Sumpah/Janji Juga Memiliki Tujuan Yaitu Sebagai Salah Satu Usaha Agar Yang Bersangkutan
Dapat Melaksanakan Tugasnya Dengan Bersikap Ikhlas, Jujur Dan Bertanggung Jawab Yang
Tidak Hanya Kepada Atasannya Tetapi Juga Terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

III. DEFINISI PEGAWAI NEGERI SIPIL ( PNS )

Definisi Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) Dibagi Menjadi 2 Sumber Yaitu Definisi Pegawai Negeri
Sipil ( PNS ) Secara Umum Dan Definisi Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) Menurut Undang –
Undang No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara ( ASN ).

 DEFINISI PEGAWAI NEGERI SIPIL ( PNS ) SECARA UMUM

Pegawai Negeri Sipil Atau PNS Adalah Setiap Warga Negara Republik Indonesia Yang
Telah Memenuhi Syarat Yang Ditentukan, Diangkat Oleh Pejabat Yang Berwenang Dan
Diserahi Tugas Dalam Suatu Jabatan Negeri, Atau Diserahi Tugas Negara Lainnya, Dan
Digaji Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Yang Berlaku.
 DEFINISI PEGAWAI NEGERI SIPIL ( PNS ) MENURUT UNDANG – UNDANG NO.
5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA ( ASN )

PNS ( Pegawai Negeri Sipil ) Adalah Warga Negara Indonesia Yang Memenuhi Syarat
Tertentu, Diangkat Sebagai Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) Secara Tetap Oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian Untuk Menduduki Jabatan Pemerintahan.

IV. DASAR HUKUM YANG MENGATUR TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA


(ASN)
Aparatur Sipil Negara (ASN) Adalah Profesi Bagi Pegawai Negeri Sipil Dan Pegawai
Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja Yang Bekerja Pada Instansi Pemerintah.
ASN Diatur Dengan Undang-undang Tersendiri, Yaitu UU 5 Tahun 2014 Tentang ASN.
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara Disahkan Oleh Presiden
Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono Pada Tanggal 15 Januari 2014.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014


TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA MENCABUT

A. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara
Republik Lndonesia Nomor 3041) Sebagaimana Telah Diubah Dengan Undang-
undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8
Tahun 1974 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik
Lndonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Lndonesia
Nomor 3890).

B. Ketentuan Mengenai Kepegawaian Daerah Yang Diatur Dalam Bab V Undang-


undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4437) Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir Dengan
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) Dan
Peraturan Pelaksanaannya.
LATAR BELAKANG DISAHKANNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN
2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

A. Bahwa Dalam Rangka Pelaksanaan Cita-cita Bangsa Dan Mewujudkan Tujuan Negara
Sebagaimana Tercantum Dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Perlu Dibangun Aparatur Sipil Negara Yang Memiliki Integritas,
Profesional, Netral Dan Bebas Dari Intervensi Politik, Bersih Dari Praktik Korupsi,
Kolusi, Dan Nepotisme, Serta Mampu Menyelenggarakan Pelayanan Publik Bagi
Masyarakat Dan Mampu Menjalankan Peran Sebagai Unsur Perekat Persatuan Dan
Kesatuan Bangsa Berdasarkan Pancasila Dan Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;

B. Bahwa Pelaksanaan Manajemen Aparatur Sipil Negara Belum Berdasarkan Pada


Perbandingan Antara Kompetensi Dan Kualifikasi Yang Diperlukan Oleh Jabatan
Dengan Kompetensi Dan Kualifikasi Yang Dimiliki Calon Dalam Rekrutmen,
Pengangkatan, Penempatan, Dan Promosi Pada Jabatan Sejalan Dengan Tata Kelola
Pemerintahan Yang Baik;

C. Bahwa Untuk Mewujudkan Aparatur Sipil Negara Sebagai Bagian Dari Reformasi
Birokrasi, Perlu Ditetapkan Aparatur Sipil Negara Sebagai Profesi Yang Memiliki
Kewajiban Mengelola Dan Mengembangkan Dirinya Dan Wajib
Mempertanggungjawabkan Kinerjanya Dan Menerapkan Prinsip Merit Dalam
Pelaksanaan Manajemen Aparatur Sipil Negara;

D. Bahwa Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian


Sebagaimana Telah Diubah Dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang
Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-pokok
Kepegawaian Sudah Tidak Sesuai Dengan Tuntutan Nasional Dan Tantangan Global
Sehingga Perlu Diganti;

E. Bahwa Berdasarkan Pertimbangan Sebagaimana Dimaksud Dalam Huruf A, Huruf B,


Huruf C, Dan Huruf D Perlu Membentuk Undang-undang Tentang Aparatur Sipil
Negara.
V. JENJANG KARIR DARI SEORANG PEGAWAI NEGERI SIPIL ( PNS )
Sebagaimana Perusahaan Yang Memiliki Struktur Organisasi, Bekerja Di Lingkungan
Birokrasi Seperti PNS Juga Memiliki Kesempatan Karir Yang Berjenjang. Kenaikan
Pangkat PNS Diatur Dalam PP Nomor 99 Tahun 2000 Tentang Kenaikan Pangkat PNS.
Ada Tiga Kenaikan Pangkat Dalam Organisasi ASN, Yaitu Kenaikan Pangkat Reguler
Setiap Empat Tahun, Kenaikan Pangkat Pilihan Jabatan Fungsional, Dan Kenaikan
Pangkat Jabatan Struktural.
Jenis-jenis Diklat Yang Ada Pada PNS Adalah Diklat Jabatan Fungsional Dan Diklat
Jabatan Struktural.
I. Golongan
Dalam Struktur Pakem PNS, Ada Empat Golongan Dalam Pembagian Jenjang Karir
PNS Antara Lain Golongan I, II, III, Dan IV. Golongan Ini Yang Kemudian
Berpengaruh Pada Besaran Gaji Dan Tunjangan Yang Diterima.
 Golongan I Merupakan Level Terendah Dalam Struktur Birokrasi PNS.
Umumnya, PNS Di Golongan I Berasal Dari Lulusan SD Sampai Dengan SMP.
 Golongan II Yang Diisi PNS Yang Memiliki Kualifikasi Pendidikan SMA
Hingga DIII.
 Golongan III Yang Diperuntukkan Bagi Lulusan S1 Atau Setara D4 Hingga S3.
 Terakhir Yaitu Golongan IV Yang Merupakan Puncak Dari Karir Seorang PNS.
Yang Perlu Dicatat, Setiap Golongan I Sampai III Memiliki Masing-masing 4 Jenjang.
Misalnya Dalam Dalam Golongan I, Terdiri Dari PNS Golongan Ia, Ib, Ic, Dan Id.
Begitu Seterusnya Pada Pada IIa, IIb, IIc, Dan IIId. Lalu Golongan IIIa, IIIb, IIIc, Dan
IIId.
Sementara Khusus Pada Golongan IV Atau Eselon, Ada 5 Jenjang Karir Yang Perlu
Dilewati Yang Terdiri Dari IVa, IVb, IVc, IVd, Dan IVe. Golongan Ini Memiliki
Keterkaitan Erat Dengan Tingkat Pendidikan.
PEMBAHASAN AWAL MENGENAI SUMPAH
JANJI PEGAWAI

VI. DEFINISI SUMPAH JANJI PEGAWAI


Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil Adalah Pernyataan Kesanggupan Untuk Melakukan Suatu
Keharusan Atau Tidak Melakukan Suatu Larangan.
Seorang Pegawai Negeri Sipil Mengangkat Sumpah / Janji Berdasarkan Keyakinan Agama
/Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Hal Ini Menandakan Bahwa Pernyataan
Kesanggupan Dalam Sumpah /Janji Yang Diucapkan Juga Ditujukan Kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
Dalam Pengertian Secara Umum, Sumpah Janji Adalah Setiap PNS Yang Akan Menjadi PNS
Wajib Dan Harus Mengangkat Sumpah Dan Janji Setia Kepada Pemerintah Republik Indonesia,
Dan Mentaati Segala Peraturan Sesuai Undang-undang Dan Peraturan Pemerintah Yang Melekat
Padanya Sebagai Pegawai Negeri Sipil.

VII. TUJUAN DALAM PENGAMBILAN SUMPAH JANJI PEGAWAI

 Sebagai Bagian Dari Upaya Pembinaan PNS Sebagai Aparatur Negara Dan Abdi
Masyarakat, Dengan Tujuan Agar Para Pejabat PNS Ini Mempunyai Kesetiaan Dan
Ketaatan Terhadap Pancasila, UUD 1945, Negara Dan Pemerintah Serta Memiliki Mental
Yang Baik, Jujur, Bersih, Berdaya Guna Dan Penuh Tanggung Jawab Terhadap
Tugasnya, Dan Di Dalam Mendukung Usaha Pemerintah Mendorong Terciptanya
Pemerintahan Yang Baik .

 Sebagai Rangkaian Usaha Untuk Membina Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) Yang Bersih,
Jujur, Dan Sadar Akan Tanggung Jawabnya Sebagai Salah Satu Unsur Dari Aparatur
Negara Dan Abdi Masyarakat.

 Sebagai Salah Satu Usaha Dalam Melaksanakan Tugas Sebagai Seorang Pegawai Negeri
Sipil ( PNS ) Khususnya Untuk Menjamin Pelaksanaan Tugas – Tugas Kedinasan Dari
Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) Dengan Pelaksanaan Yang Sebaik Baiknya.
VIII. DASAR HUKUM DALAM SUMPAH JANJI PEGAWAI

 PP No. 21 Tahun 1975 Tentang Sumpah / Janji PNS

Menimbang : Bahwa Dalam Rangka Usaha Membina Pegawai Negeri Sipil Yang Bersih,
Jujur, Dan Sadar Akan Tanggung Jawabnya Sebagai Unsur Aparatur Negara, Abdi
Negara, Dan Abdi Masyarakat Dipandang Perlu Menetapkan Peraturan Pemerintah Yang
Mengatur Pelaksanaan Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil

Mengingat :

1. Pasal 5 Ayat (2) Undang-undang Dasar 1945


2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian
(Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3041)

 Surat Edaran No. 14/SE/1975 Tentang Petunjuk Pengambilan Sumpah Janji PNS

IX. HAL – HAL YANG DIPERSIAPKAN DALAM PENGAMBILAN SUMPAH JANJI


PEGAWAI

 Surat Pengantar Dari Instansi


 Melampirkan Foto Kopi SK CPNS Dan SK PNS
 Mengisi Formulir Persyaratan Peserta Sumpah / Janji SK Jabatan (Bila Ada)
 STTPL (Surat Tanda Tamat Pendidikan Dan Latihan )
PEMBAHASAN MENGENAI PROSEDUR
PENGAMBILAN SUMPAH JANJI PEGAWAI

X. KETENTUAN DALAM MENYELENGGARAKAN SUMPAH JANJI PEGAWAI

 Dalam Pelaksanaan Sumpah Janji Pegawai, Terdapat Pejabat Yang Mengambil Sumpah
Atau Janji.
 Dalam Pelaksanaan Sumpah Janji Pegawai , Terdapat Pegawai Yang Mengangkat
Sumpah.
 Dalam Pelaksanaan Sumpah Janji Pegawai , Terdapat Saksi-saksi Sekurang-kurangnya 2
Saksi.
 Dalam Pelaksanaan Sumpah Janji Pegawai , Terdapat Rohaniawan Dan Tamu Undangan.
 Dalam Pelaksanaan Sumpah Janji Pegawai , Terdapat Pembina Upacara.
 Pelaksanaan Upacara Pengambilan Sumpah Janji Pegawai Harus Dilaksanakan Dengan
Khidmat.

XI. SARANA DALAM PELAKSANAAN PENGAMBILAN SUMPAH JANJI


PEGAWAI
Untuk Terjaminnya Pelaksanaan Pengambilan Sumpah Janji Bagi Pegawai Negeri Sipil
(PNS ) Ini Agar Berjalan Khidmat Dan Berwibawa Perlu Adanya Kelengkapan / Sarana
Penyumpahan Seperti Rohaniawan Dan Penyelenggaraan Upacara Penyumpahan.
 BAGI ROHANIAWAN
Untuk Rohaniwan Pendamping Diperlukan Adanya :
A. Mushaf Al Quran Yang Baik, Ukuran Kwarto.
B. Naskah Khutbah Sumpah.
C. Naskah Kata-kata Pengukuhan Sumpah.
D. Naskah Do’a Penutup Upacara Pengambilan Sumpah.

 BAGI PENYELENGGARAAN UPACARA PENYUMPAHAN


Untuk Kelengkapan Upacara Pelaksanaan Pengambilan Sumpah Diperlukan Adanya:
A. Protokol Yang Bertugas Mengatur Jalannya Upacara Pengambilan Sumpah.
B. Meja Tempat Penanda Tanganan Naskah Berita Acara Pengambilan Sumpah Yang
Terletak Di Muka Pejabat Yang Mengambil Sumpah.
C. Mengambil Sumpah Dan Gambar Wakil Kepala Negara/Wakil Presiden Di Sebelah
Kirinya.
D. Lambang Negara Ditempatkan Di Antara Gambar Presiden Dan Gambar Wakil
Presiden Di Tengah-tengah Agak Ke Atas.
E. Bendera Merah Putih Ditempatkan Di Sebelah Kanan Pejabat Yang Mengambil
Sumpah Dan Bendera Lambang/Pataka Dari Unit Yang Bersangkutan Ditempatkan
Di Sebelah Kiri.
F. Pengeras Suara Disediakan Pada 3 (Tiga) Tempat Yaitu :
x Untuk Pejabat Yang Mengambil Sumpah.
x Untuk Jabatan/Pegawai Negeri Sipil Yang Mengangkat Sumpah.
x Untuk Protokol/Pembaca Do’a.

XII. PROSEDUR DALAM PELAKSANAAN PENGAMBILAN SUMPAH JANJI


PEGAWAI

Badan Kepegawaian Daerah Menyusun Rencana Jumlah Pegawai Negeri Sipil Yang
Akan Diambil Sumpah/Janji.
Pemanggilan Pegawai Negeri Sipil Yang Akan Diambil Sumpah/Janji.
Pelaksanaan Pengambilan Sumpah/Janji Oleh Pejabat Pembina Kepegawaian.
Penandatanganan Berita Acara Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil.

XIII. TATA CARA DALAM PELAKSANAAN PENGAMBILAN SUMPAH JANJI


PEGAWAI
Pada Waktu Pelaksanaan Pengambilan Sumpah, Pejabat Yang Mengambil Sumpah
Terlebih Dahulu Harus Menanyakan Kepada Jabatan/ Pegawai Negeri Sipil Yang Akan
Mengangkat Sumpah Tentang Agama Yang Dipeluknya Untuk Diambil Sumpah Sesuai
Dengan Agamanya. Dan Kemudian Pejabat/Pegawai Negeri Sipil Yang Akan
Mengangkat Sumpah Harus Menjawab Dengan Kata-kata ”Saya Beragama ….. Dan Saya
Bersedia Untuk Diambil Sumpah. Tentang Tata Ruang Dan Tatacara Pada Waktu
Pelaksanaan Pengambilan Sumpah Jabatan/Pegawai Negeri Sipil Agar Diatur Sebagai
Berikut :
A. Pejabat Yang Mengambil Sumpah Berdiri Berhadap - Hadapan Dengan Pejabat/Pegawai
Negeri Sipil Yang Mengangkat Sumpah Dengan Ketentuan Jarak + 2 (Dua) Meter.
B. Saksi-saksi Berdiri Di Antara Pejabat Yang Mengambil Sumpah Dengan
Pejabat/Pegawai Negeri Sipil Yang Mengangkat Sumpah Dengan Ketentuan Jarak + 1
(Satu) Meter Di Sebelah Kanan Pejabat/ Pegawai Negeri Sipil Yang Mengangkat
Sumpah.

C. Sebelum Acara Pengambilan Sumpah Dimulai, Rohaniwan Pendamping Berdiri Sejajar


Di Sebelah Kiri Saksi-saksi.

D. Pada Waktu Acara Pengambilan Sumpah Akan Dimulai, Rohaniwan Pendamping Dalam
Hal, Ini Rohaniwan Islam Berdiri Di Sebelah Kanan Pejabat/Pegawai Negeri Sipil Yang
Akan Mengangkat Sumpah Dengan Ketentuan Jarak + 30 Cm Ke Samping. Ini Apabila
Pejabat/Pegawai Negeri Sipil Yang Mengangkat Sumpah Itu Hanya Satu Orang. Apabila
Pejabat/Pegawai Negeri Sipil Yang Akan Mengangkat Sumpah Itu Jumlah-nya Banyak
Maka Rohaniwan Islam Berdiri Di Sebelah Kanan Pejabat/Pegawai Negeri Sipil Yang
Akan Mengangkat Sumpah Berdiri Di Muka Paling Kanan.

E. Pada Waktu Penandatanganan Naskah Berita Acara Pengambilan Sumpah, Yang


Mengangkat Sumpah Didampingi Oleh Dua Orang Saksi. Naskah Berita Acara
Pengambilan Sumpah Itu Ditanda Tangani Oleh :
 Pejabat/Pegawai Negeri Sipil Yang Mengangkat Sumpah.
 Pejabat Yang Mengambil Sumpah.
 Saksi-saksi 2 (Dua) Orang.
 Rohaniwan Pendamping.
Dan Naskah Berita Acara Pengambilan Sumpah Itu Dibuat Beberapa Rangkap Sesuai
Dengan Kebutuhan.
F. Protokol Yang Bertugas Mengatur Jalannya Upacara Pelaksanaan Pengambilan Sumpah,
Mengambil Tempat Di Sebelah Kanan Atau Di Sebelah Kiri Pejabat Yang Mengambil
Sumpah.

G. Protokol Yang Bertugas Mengatur Jalannya Upacara Pelaksanaan Pengambilan Sumpah,


Mengambil Tempat Di Sebelah Kanan Atau Di Sebelah Kiri Pejabat Yang Mengambil
Sumpah.

H. Meja Tempat Penanda Tanganan Naskah Berita Acara Pengambilan Sumpah Terletak Di
Muka Pejabat/Yang Mengambil Sumpah Dengan Ketentuan Jarak + 50cm.

I. Gambar Kepala Negara/Presiden Ditempatkan Di Sebelah Kanan Pejabat Yang


Mengambil Sumpah Dan Gambar Wakil Presiden Di Sebelah Kirinya.

J. Lambang Negara Ditempatkan Di Antara Gambar Presiden Dan Wakil Presiden Di


Tengah-tengah Agak Ke Atas.
K. Bendera Merah Putih Ditempatkan Di Sebelah Kanan Pejabat Yang Mengambil Sumpah
Dan Bendera Lambang/Pataka Dari Unit Yang Bersangkutan Ditempatkan Di Sebelah
Kiri.

L. Pengeras Suara Disediakan Pada 3 (Tiga) Tempat :

 Untuk Pejabat Yang Mengambil Sumpah.


 Untuk Pejabat / Pegawai Negeri Sipil Yang Mengangkat Sumpah.
 Untuk Protokol Dan Pembaca Do’ A.

M. Pakaian Pejabat Yang Mengambil Sumpah, Pejabat Yang Mengangkat Sumpah


Berpakaian Sipil Lengkap Untuk Pria Dan Berpakaian Nasional ( Berkain Dan
Berkebaya Untuk Wanita ).

N. Pegawai Negeri Sipil Yang Mengangkat Sumpah Dan Saksi-saksi Berpakaian Sipil
Lengkap Untuk Pria Dan Berpakaian Rapi Untuk Wanita.

O. Rohaniwan Islam Yang Mendampinginya Berpakaian Memakai Jubah Hijau Lumut Dan
Berpeci/Berkopiah.

P. Pengucapan/Pembacaan Naskah Penyumpahan. Dibimbing Oleh Pejabat Yang


Mengambil Sumpah Sebagai Inspektur Upacara Dan Diikuti Oleh Pejabat/Pegawai
Negeri Sipil Yang Mengangkat Sumpah.

Q. Setelah Selesai Pembacaan Naskah Penyumpahan, Diikuti Oleh Pejabat/Pegawai Negeri


Sipil Yang Mengangkat Sumpah.

R. Setelah Selesai Pengukuhan Sumpah, Dilanjutkan Dengan Penanda Tanganan Naskah


Berita Acara Pengambilan Sumpah. Dan Kemudian Dilanjutkan Dengan Amanat
Inspektur Upacara/Pejabat Yang Mengambil Sumpah.

S. Sebagai Penutup, Pembacaan Do’a Dipimpin Oleh Rohaniwan Islam.


XIV. KETENTUAN TAMBAHAN DALAM PENGAMBILAN SUMPAH JANJI
PEGAWAI
Dalam Pengambilan Sumpah Janji Pegawai Maka Terdapat Ketentuan Tambahan Dalam
Pengambilan Sumpah Janji Pegawai :
Apabila Seorang Pegawai Negeri Sipil Berkeberatan Mengucapkan Sumpah Karena
Keyakinannya Tentang Suatu Agama Atau Kepercayaannya Terhadap Tuhan Yang Maha
Esa Maka Ia Tidak Mengucapkan Sumpah, Melainkan Janji.
Kalimat “Demi Allah, Saya Bersumpah/ Berjanji” Diganti Dengan Kalimat: “Demi
Tuhan Yang Maha Esa, Saya Menyatakan Dan Berjanji Dengan Sungguh-sungguh”.
Bagi Mereka Yang Beragama Kristen, Maka Di Akhir Sumpah/ Janji Ditambahkan
Kalimat Yang Berbunyi : “Kiranya Tuhan Menolong Saya”.
Bagi Mereka Yang Beragama Hindu, Maka Kata-kata “Demi Allah”, Diganti Dengan
“Om Atah Paramawisesa”.
Bagi Mereka Yang Beragama Budha, Maka Kata-kata “Demi Allah” Diganti Dengan
“Demi Sang Hyang Adi Budha”.
Bagi Mereka Yang Berkepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa Selain Daripada
Beragama Islam, Kristen, Hindu, Dan Budha, Maka Kata-kata “Demi Allah” Diganti
Dengan Kata-kata Lain Yang Sesuai Dengan Kepercayaannya Terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
XV. PENGUCAPAN DALAM PENGAMBILAN SUMPAH JANJI PEGAWAI

Susunan Kata-kata Sumpah Pegawai Negeri Sipil Terdapat2 (Dua) Macam Dalam
Pelaksanaan Pengambilan Sumpah/Janji Pegawai Negeri, Yaitu Sumpah/Janji Pegawai
Dan Sumpah Jabatan.

Untuk Kedua Macam Sumpah Tersebut Kata-kata Sumpahnya Berbeda Antara Sumpah
Janji Pegawai Dengan Sumpah Jabatan Pada Umumnya.
KALIMAT SUMPAH JANJI PEGAWAI

Demi Allah, Saya Bersumpah/Berjanji: Bahwa


Saya, Untuk Diangkat Menjadi Pegawai Negeri
Sipil, Akan Setia Dan Taat Sepenuhnya Kepada
Pancasila, Undangundang Dasar 1945, Negara,
Dan Pemerintah.

Bahwa Saya, Akan Mentaati Segala Peraturan


Perundang -undangan Yang Berlaku Dan
Melaksanakan Tugas Kedinasan Yang
Dipercayakan Kepada Saya Dengan Penuh
Pengabdian, Kesadaran, Dan Tanggungjawab.

Bahwa Saya, Akan Senantiasa Menjunjung Tinggi


Kehormatan Negara, Pemerintah, Dan Martabat
Pegawai Negeri Sipil, Serta Akan Senantiasa
Mengutamakan Kepentingan Negara Daripada
Kepentingan Saya Sendiri, Seseorang Atau
Golongan.

Bahwa Saya, Akan Memegang Rahasia Sesuai


Yang Menurut Sifatnya Atau Menurut Perintah
Harus Saya Rahasiakan.

Bahwa Saya, Akan Bekerja Dengan Jujur, Tertib,


KALIMAT SUMPAH JABATAN PEGAWAI

“Demi Allah, Saya Bersumpah: “Bahwa Saya Untuk


Diangkat Pada Jabatan Ini, Baik Langsung Maupun
Tidak Langsung, Dengan Rupa Atau Dalih Apa Pun
Juga, Tidak Memberi Atau Menyanggupi Akan
Memberi Sesuatu Kepada Siapa Pun Juga.

Bahwa Saya Akan Setia Dan Taat Kepada Negara


Republik Indonesia

Bahwa Saya Akan Memegang Rahasia Yang Menurut


Sifatnya Atau Menurut Perintah Harus Saya
Rahasiakan.
 
Bahwa Saya Tidak Akan Menerima Hadiah Atau
Suatu Pemberian Berupa Apa Saja Dari Siapa Pun
Juga, Yang Saya Tahu Atau Patut Mengira, Bahwa Ia
Mempunyai Hal Yang Bersangkutan Atau Mungkin
Bersangkutan Dengan Jabatan Atau Pekerjaan Saya.

Bahwa Dalam Menjalankan Jabatan Atau Pekerjaan


Saya, Saya Senantiasa Akan Lebih Mementingkan
Kepentingan Negara Dari Pada Kepentingan Saya
Sendiri Seseorang Atau Golongan.

Bahwa Saya Senantiasa Akan Menjunjung Tinggi


Kehormatan Negara, Pemerintah Dan Pegawai
CATATAN

Bagi Pegawai Negeri Sipil/Pejabat Yang Melanggar


Sumpah/Janjinya Dapat Dilakukan Tindakan Pemberhentian
Tidak Hormat Dari Jabatan Negeri Yang Dipangkunya,
Sebagaimana Tertera Dalam Pasal 23 Ayat (3) Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1974. Dan Bagi Pejabat Di Lingkungan Badan
Peradilan Dapat Menyebabkan Tidak Sahnya Putusan Atau
Penetapan Yang Dibuat Mereka.
XVI. PENGUKUHAN DARI PELAKSANAAN PENGAMBILAN SUMPAH JANJI
PEGAWAI

Pengukuhan Sumpah Dilakukan Setelah Selesai Pengucapan Sumpah Oleh Pejabat/PNS,


Pengukuhan Sumpah Bertujuan Untuk Lebih Memantapkan Pelaksanaan Penyumpahan
Dan Untuk Lebih Memberikan Warna Keagamaan.

Pengukuhan Sumpah Dilakukan Oleh Rohaniwan Dengan Terlebih Dahulu Minta


Kepada Pejabat/PNS Yang Mengangkat Sumpah Menirukan Kata-kata Pengukuhan.
KATA-KATA PENGUKUHAN
SUMPAH JANJI PEGAWAI

I. Saya Bersaksi Bahwa


Tiada, Tuhan Kecuali
Allah, Dan Saya Bersaksi
Bahwa Nabi Muhammad
Adalah Utusan Allah.
II. Demi Allah Bahwasanya
Apa Yang Telah Saya
Ikrarkan Tadi Akan Saya
Laksanakan Dengan
Sesungguhnya.
III. Semoga Allah
Memberikan Hidayah
Serta Pertolongan Kepada
Saya.
- Aamiin.
XVII. PENANDATANGANAN BERITA ACARA DALAM PELAKSANAAN
PENGAMBILAN SUMPAH JANJI PEGAWAI

Penandatangan Berita Acara Penyumpahan Dilakukan Setelah Selesai Pengucapan Dan


Pengukuhan Sumpah. Berita Acara Penyumpahan Ditanda Tangani Oleh:
I. Pejabat/PNS Yang Mengangkat Sumpah
II. Pejabat Yang Mengambil Sumpah
III. Saksi-saksi
IV. Rohaniwan.
XVIII. PENGELOLAAN PELAYANAN DALAM PELAKSANAAN PENGAMBILAN
SUMPAH JANJI PEGAWAI

Dalam Rangka Mencapai Tujuan Upacara Penyumpahan Yang Harus Khidmat Dan
Berwibawa, Maka Kementerian Agama Secara Khusus Membentuk Satu Seksi Yang
Bertugas Untuk Memberikan Pelayanan Terhadap Pelaksanaan Sumpah Dan Upacara
Keagamaan. Seksi Ini Adalah Seksi Hisab Rakyat Dan Penyumpahan, Subdit Pembinaan
Syariah Dan Hisab Rukyat Direktorat Urusan Agama Islam Pembinaan Syariah,
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam. Dasar Dan Tugas Dari Seksi Ini,
Terakhir (Disebutkan Dalam Pasal 324 Keputusan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 2006
Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Agama.
Kegiatan Dari Seksi Ini Disebutkan Dalam Rincian Tugas, Antara Lain Adalah
Melaksanakan Penyiapan Bahan, Pengumpulan, Pengolahan, Pelaksanaan Bimbingan,
Dan Pelayanan Di Bidang Perhitungan Dan Penetapan Hari Besar Islam, Arah Kiblat,
Waktu Shalat, Rekomendasi Penerbitan Kalender Serta Di Bidang Penyumpahan. Sudah
Barang Tentu, Untuk Memperlancar Tugas-tugas Pelayanan Sumpah Keagamaan, Unit
Yang Ditunjuk Dapat Melakukan Koordinasi Dengan Pihak-pihak Terkait.

Anda mungkin juga menyukai