Sambungan Las
Sambungan Las
Sambungan Las
Beberapa jenis sambungan yang sering ditemui dalam sambungan las adalah:
1. Sambungan sebidang (butt joint), sambungan ini umumnya dipakai untuk pelat-
pelat datar dengan ketebalan sama atau hampir sama, keuntungan sambungan
ini adalah tidak adanya eksentrisitas. Ujung-ujung yang hendak disambung harus
dipersiapkan terlebih dahulu (diratakan atau dimiringkan) dan elemen yang
disambung harus dipertemukan secara hati-hati.
2. Sambungan lewatan (lap joint), jenis sambungan ini pling banyak dijumpai
karena sambungan ini mudah disesuaikan keadaan di lapangan dan juga
penyambungannya relatif lebih mudah. Juga cocok untuk tabel pelat yang
berlainan.
3. Sambungan tegak (tee joint), sambungan ini banyak dipakai terutama untuk
membuat penampang tersusun seperti bentuk I, pelat girder, stiffener,.
4. Sambungan sudut (corner joint), dipakai untuk penampang tersusun berbentuk
kotak yang digunakan untuk kolom atau blok yang menerima gaya torsi yang
besar.
5. Sambungan sisi (edge joint), sambungan ini bukan jenis struktural dan digunakan
untuk menjaga agar dua atau lebih pelat tidak bergeser satu dengan lainnya.
Daerah Las
Jenis-jenis Las
Solder dan patri merupakan proses penyambungan logam dimana digunakan logam
penyambung lainnya keadaan cair yang kemudian membeku.
Penyolderan adalah proses penyambungan dua keeping logam dengan logam yang
berbeda yang dituangkan dalam keadaan cair dengan suhu tidak melebihi 430°C
diantara kedua keping tersebut. Paduan logam penyambung /pengisi yang banyak
digunakan adalah paduan timbale dan timah yang mempunyai titik cair 180 – 370 °C.
Komposisi 50% Pb dan 50% Sb paling banyak digunakan untuk timah solder dimana
paduan ini mempunyai titik cair pada 220 °C.
Pada pematrian logam pengisi memiliki titik cair diatas 430 °C akan tetapi masih
dibawah titik cair logam induk. Logam dan panduan patri yang banyak digunakan
diantaranya seperti tembaga, paduan tembaga, paduan perak, paduan alumunium.
Pada umumnya jenis sambungan yang lazim pada patri diantaranya sambungan
tindih, temu, dan serong seperti tampak pada gambar 3.
Cacat-cacat Lasan
Berbagai jenis cacat pada lasan banyak dijumpai di lapangan. Berikut ini jenis-jenis
cacat pada lasan diantaranya:
Retak
Jenis cacat ini dapat terjadi baik pada logam las (weld metal), daerah
pengaruh panas (HAZ) atau pada daerah logam dasar (parent metal). Cacat retak
dibagi atas:
retak panas
retak dingin
Bentuk retakan dapat dibagi menjadi:
Retakan memanjang (longitudinal crack)
Retakan melintang (transverse crack).
Retak panas umumnya terjadi pada suhu tinggi ketika proses pembekuan
berlangsung. Retak dingin umumnya terjadi dibawah suhu 200 °C setelah proses
pembekuan.
Void
Porositas merupakan cacat las berupa lubang-lubang halus atau pori-pori
yang biasanya terbentuk di dalam logam las akibat terperangkapnya gas yang
terjadi ketika proses pengelasan. Disamping itu, porositas dapat pula terbentuk
akibat kekurangan logam cair karena penyusutan ketika logam membeku.
Porositas seperti itu disebut shrinkage porosity.
Jenis porositas dapat dibedakan menurut pori-pori yang terjadi yaitu:
Porositas terdistribusi merata
Porositas terlokalisasi
Porositas Linier
Inklusi
Cacat ini disebabkan oleh pengotor (inklusi) baik berupa produk karena reaksi
gas atau berupa unsur-unsur dari luar, seperti: terak, oksida, logam wolfram atau
lainnya. Cacat ini biasanya terjadi pada daerah bagian logam las (weld metal).
Kurangnya fusi atau penetrasi (lack of fusion or penetration)
Cacat ini merupakan cacat akibat terjadinya ”discontinuity” yaitu adabagian
yang tidak menyatu antara logam induk dengan logam pengisi. Disamping itu
cacat jenis ini dapat pula terjadi pada pengelasan berlapis (multipass welding)
yaitu terjadi antara lapisan las yang satu dan lapisan las yang lainnya.
Bentuk yang tak sempurna (imperfect shape)
Jenis cacat ini memberikan geometri sambungan las yang tidak baik (tidak
sempurna) seperti: undercut, underfill, overlap, excessive reinforcement dan
lain-lain. Morfologi geometri dari cacat ini biasanya bervariasi.
Gambar 5. Cacat pada Lasan
Gambar 6. Cacat pada Lasan