01 - Adistiani Fatikasari

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN

KAMPAYE/EDUKASI ANTI KORUPSI

Diajukan Untuk Memenuhi UAS Pendidikan karakter & Anti Korupsi

Disusun oleh :

Nama : Adistiani Fatikasari

Npm : 2003022001

Prodi : Perbankan Syariah ( C )

Dosen Pengampu : Hasrun Afandi UmpuSinga, S.E., M.M.

JURUSAN S 1 PERBANKAN SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI METRO LAMPUNG

TAHUN AKADEMIK 2020/ 2021


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmatNya, laporan
pertanggungjawaban Ujian Akhir Semester (UAS) bisa saya selesaikan. Laporan
pertanggungjawaban ini saya susun sebagai bukti pertanggungjawaban saya terhadap tugas yang
diberikan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada teman-teman yang bersedia meluangkan waktunya
untuk ikut berpartisipasi dalam kampanye/edukasi Anti Korupsi. Laporan ini berisi tentang
rangkuman materi tentang Anti Korupsi. Dengan adanya kegiatan kampanye atau edukasi Anti
Korupsi ini diharapkan dapat memajukan perekonomian Negara dan mencegah faktor faktor
penyebab korupsi

Akhir kata, saya berharap semoga laporan ini membawa manfaat bagi para pemakai. Saya
menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak sekali kelemahan dan
kekurangan, maka dari itu saya mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak untuk
kesempurnaan penyusunan laporan kami selanjutnya.

Terimakasih Wassalamualikum wr wb

Metro,10 Juni 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2

BAB I.................................................................................................................................................5

PENDAHULUAN................................................................................................................................5

A. Latar Belakang.....................................................................................................................5

B. Rumusan Masalah..............................................................................................................6

C. Tujuan Penulisan.................................................................................................................6

BAB II................................................................................................................................................7

PEMBAHASAN..................................................................................................................................7

Rangkaian Proses.........................................................................................................................7

Waktu Pelaksanaan.................................................................................................................7

Hari/Tanggal............................................................................................................................7

Tempat.....................................................................................................................................7

Peserta.....................................................................................................................................7

Rangkaian Materi yang disampaikan...........................................................................................7

1) BILA INDONESIA TANPA KORUPSI.................................................................................8

2) DEFINISI KORUPSI..........................................................................................................8

3) BENTUK BENTUK KORUPSI............................................................................................9

4) CONTOH KEGIATAN KORUPTIF......................................................................................9

5) FAKTOR FAKTOR PENYEBAB KORUPSI...........................................................................9

6) DAMPAK MASIF KORUPSI..............................................................................................9


7) NILAI NILAI INTEGRITAS...............................................................................................10

8) UPAYA PEMBERANTAS KORUPSI.................................................................................10

9) Tindak Pidana Korupsi dalam Peraturan Perundang-undangan di Indonesia............11

10) GERAKAN KERJASAMA DAN INSTRUMEN INTERNASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.11

11) PERAN MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN KORUPSI..............................................12

12) TOKOH BERINTEGRITAS...............................................................................................12

Hasil pelaksanaan kegiatan........................................................................................................13

BAB III.............................................................................................................................................14

PENUTUP........................................................................................................................................14

Kesimpulan................................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tindak pidana korupsi sudah merupakan tindak pidana luar biasa (extra ordinary crime) dan
secara internasional telah diakui sebagai salah satu jenis transnational organized crime4 . Ia ada
dan tumbuh seiring laju peradaban manusia. Korupsi muncul karena laku manusia yang
menyimpang akibat syahwat materi yang tak pernah terpuaskan. Hal inilah yang menyebabkan
korupsi sulit diberantas.

Menurut Abraham Samad, manusia dan korupsi adalah dua senyawa yang sulit dipisahkan.
Berasal dari satu sifat kekal manusia, yaitu keserakahan. Tidak seperti kejahatan konvensional
lainnya, korupsi adalah kejahatan yang berkembang secara dinamis dari waktu ke waktu. Apabila
sebelumnya orang hanya mengenal kerugian Negara dan suap-menyuap, saat ini korupsi sudah
berkembang menjadi penggelapan dalam jabatan, perbuatan curang, pemerasan, benturan
kepentingan dalam pengadaan, dan gratifikasi.

Di masa mendatang, korupsi bisa saja berkembang lagi secara dinamis, karena korupsi mengikuti
pola hidup manusianya yang materialis. Karena bergerak secara dinamis, penegakan hukum
dalam pemberantasan korupsi tidak bisa hanya dengan mengandalkan cara-cara konvensional.
Oleh karena itu, penanganannya juga membutuhkan suatu tindakan penanganan luar biasa.
Selain itu, tuntutan ketersediaan perangkat hukum yang sangat luar biasa dan canggih serta
profesionalitas lembaga yang menangani korupsi pun tidak dapat dielakkan lagi.
B. Rumusan Masalah

1. Kayanya tanah air jika tidak dikorupsi

2. Definisi korupsi

3. Bentuk-bentuk korupsi dan contoh kegiatan koruptif

4. Faktor-faktor yang menyebabkan korupsi

5. Dampak masif korupsi

6. Nilai anti korupsi (integritas)

7. Gerakan, kerjasama dan instrumen nasional pencegahan

8. TIPIKOR dalam peraturan perundang-undangan

9. Masyarakat dalam upaya pencegahan korupsi

10. Contoh tokoh berintegritas

11. Upaya pemberantasan korupsi

12. Peran masyarakat dalam pencegahan korupsi

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui definisi korupsi

2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk korupsi dan contoh kegiatan koruptif

3. Untuk mengetahui faktor faktor penyebab korupsi

4. Untuk mengetahui dampak masif korupsi

5. Untuk mengetahui nilai anti korupsi


6. Untuk mengetahui gerakan internasional,kerjasama,dan instruen nasional pencegahan

7. Untuk mengetahui tipikor dalam peraturan perundang undangan

8. Untuk mengetahui masyarakat dalam upaya pencegahan korupsi

9. Untuk mengetahui contoh tokoh integritas

10. Untuk mengetahui upaya pemberantas korupsi

BAB II

PEMBAHASAN

Rangkaian Proses

Waktu Pelaksanaan : 19:25 wib

Hari/Tanggal : Kamis, 10 Juni 2021

Tempat : Menggunakan aplikasi Via Zoom Meeting

Peserta :

 Niqa Dini Razanah (Mahasiswi UIN lampung)

 Mida Widya (Mahasiswi UM Metro)

 Jeanatte Jessica (Mahasiswi IAIN Metro)

 Alya Meisya P (Mahasiswi ITERA)


 Risti Hiya Labibah (Mahasiswi Poltekkes Tanjung Karang)

 Revi Nurul (Mahasiswi ITERA)

Rangkaian Materi yang disampaikan

1) BILA INDONESIA TANPA KORUPSI

Korupsi membuat segalanya menjadi tak berkualitas dan tak berproduktivitas. Pejabat korup
akan menambah kompleksitas pelayanan kesehatan. Pejabat korup sesungguhnya secara tidak
langsung memperpendek usia hidup masyarakat. Hak untuk memperoleh fasilitas kesehatan yang
optimal harus direlakan begitu saja, melihat kodisi memang sudah tidak sehat. Andaikan ini
terjadi lagi, dan pasti masih terjadi, Indonesia bisa mengalami sakit yang tak terobati! Jika
negeri ini ingin optimal pelayanannya untuk kesehatan, caranya adalah dengan memberantas
korupsi di sektor kesehatan dan berani melaporkan jika terjadi hal-hal yang tidak diperlukan
sebelumnya.

Tidak sedikit praktik korupsi membuat izin lingkungan suatu proyek menjadi “liar”. Permainan
uang saat pembuatan AMDAL dan aspek pengelolaan lingkungan lainnya menjadi permainan
asyik untuk berlaku korupsi seluas-luasnya.
Jika negeri ini ingin bangsanya sekolah dengan gembira, memiliki layanan pendidikan
berkualitas, caranya mudah, mulai sekarang, kita jaga baik-baik lingkungan pendidikan kita dari
praktik korupsi. Disadari atau tidak, korupsi dapat terjadi di momen potensial untuk berbuat
koruptif seperti pengangkatan jabatan kepala sekolah, pengadaan sarana dan prasarana,
penggunaan dana beasiswa, penerimaan siswa baru, pengiriman siswa ke PTN, bahkan
pengangkatan guru honorer menjadi CPNS pun termasuk benih-benih pemicu kesuburan perilaku
korupsi di lingkungan pendidikan.
2) DEFINISI KORUPSI

Korupsi adalah suatu tindak perdana yang memperkaya diri yang secara langsung merugikan
negara atau perekonomian negara. Jadi, unsur dalam perbuatan korupsi meliputi dua aspek.
Aspek yang memperkaya diri dengan menggunakan kedudukannya dan aspek penggunaan uang
Negara untuk kepentingannya.
Adapun penyebabnya antara lain, ketiadaan dan kelemahan pemimpin,kelemahan pengajaran dan
etika, kolonialisme, penjajahan rendahnya pendidikan, kemiskinan, tidak adanya hukuman yang
keras, kelangkaan lingkungan yang subur untuk perilaku korupsi, rendahnya sumber daya
manusia, serta struktur ekonomi.
Korupsi dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu bentuk, sifat,dan tujuan.Dampak korupsi
dapat terjadi di berbagai bidang diantaranya, bidang demokrasi, ekonomi, dan kesejahteraan
negara.

3) BENTUK BENTUK KORUPSI

 Korupsi transaktif

 Korupsi otogenik

 Korupsi suportif

 Korupsi suportif

4) CONTOH KEGIATAN KORUPTIF

 Berangkat sekolah dengan sengaja terlambat.

 Menitip absen temannya.


 Penggelapan dana kas kelas.

5) FAKTOR FAKTOR PENYEBAB KORUPSI

INTERNAL = Sifat tamak,Lingkungan,Gaya hidup konsumtif

EKSTERNAL = Hukum,Ekonomi,Organisasi

6) DAMPAK MASIF KORUPSI

 Dampak Ekonomi
Lesunya Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Korupsi bertanggung jawab terhadap
lesunya pertumbuhan ekonomi dan investasi dalam negeri. Korupsi juga mempersulit
pembangunan ekonomi dengan membuat distorsi dan ketidak efisienan yang tinggi.
Dalam sektor privat, korupsi meningkatkan ongkos niaga.

 Penurunan Produktifitas
Dengan semakin lesunya pertumbuhan ekonomi dan investasi, maka tidak dapat
disanggah lagi, bahwa produktifitas akan semakin menurun. Hal ini terjadi seiring dengan
terhambatnya sektor industri dan produksi untuk bisa berkembang lebih baik atau
melakukan pengembangan kapasitas.

7) NILAI NILAI INTEGRITAS

Nilai inti dari antikorupsi yaitu jujur, tanggung jawab, dan disiplin. Ketiga nilai ini sudah
menjadi suatu kewajiban kepemilikan untuk para pelayan negara dalam menjalankan tugas-tugas
yang diberikan. Dengan memiliki nilai-nilai tersebut, maka akan selaras dengan etos kerja yang
mandiri, kerja keras, dan sederhana.

Selanjutnya, nilai inti serta etos kerja dapat dicermikan melalui nilai sikap yang berani, peduli,
dan adil. Sesuai dengan modul integritas untuk umum milik KPK, integritas adalah bertindak
dengan cara yang konsisten dengan apa yang dikatakan. Nilai-nilai antikorupsi sama dengan
nilai-nilai integritas.
Integritas dapat berperan dengan baik dalam upaya pembenahan karakter dan moral bangsa yang
mendukung sikap antikorupsi. Korupsi dapat terjadi saat kita tidak menanamkan nilai-nilai anti
korupsi dalam diri, sehingga dengan menumbuhkan nilai integritas dengan sangat baik dalam diri
kita maka korupsi dapat dihapuskan.

8) UPAYA PEMBERANTAS KORUPSI

 Mengenali jenis korupsi

Korupsi tidak hanya menyangkut suap, tapi juga bicara mengenai masyarakat ekonomi lemah,
yang masih sering menjadi sumber daya yang perannya belum maksimal di tengah suatu ngara.
Itulah mengapa sangat penting untuk memahami berbagai jenis korupsi untuk mengembangkan
respons yang cerdas, dan sesuai dengan kebutuhan negara tersebut.

 Memaksimalkan kekuatan masyarakat

Kontribusi masyarakat di setiap aspek bagian negara yang masih relevan, dapat membantu
pemerintahan. Untuk itu dalam hal ini sangat perlu untuk melakukan identifikasi prioritas,
masalah, dan menemukan solusi. Setiap kontribusi yang diberikan masyarakat akan sangat
bermanfaat untuk kemajuan suatu negara, meskipun hanya dapat dilakukan dalam skala kecil.
Misalnya saja dengan melakukan inisiatif pemantauan masyarakat dalam beberapa kasus
berkontribusi pada deteksi korupsi, mengurangi kebocoran dana, meningkatkan kuantitas.

9) Tindak Pidana Korupsi dalam Peraturan Perundang-undangan di Indonesia

 Undang-UndangNo.28Tahun1999tentangPenyelenggara Negara yang Bersih dan


Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.

 Undang-Undang No.31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

 Undang-undang No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

 Undang-undang Nomor 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana


Korupsi.
 Undang-undang No. 7 tahun 2006 tentang Pengesahan United Nation Convention
Against Corruption (UNCAC) 2003.

10) GERAKAN KERJASAMA DAN INSTRUMEN


INTERNASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI

Agar strategi pemberantasan korupsi berhasil, penting sekali melibatkan masyarakat sipil. Upaya
apapun yang dilakukan untuk mengembangkan strategi anti korupsi tanpa melibatkan masyarakat
sipil akan siasia karena umumnya negara yang peran masyarakat sipilnya rendah, tingkat
korupsinya akan tinggi.
Pemberantasan korupsi harus dilakukan dengan pendekatan multi disiplin dengan memberikan
penekanan pada aspek dan dampak buruk dari korupsi dalam berbagai level atau tingkat.
Pemberantasan juga dilakukan dengan mengeluarkan kebijakan pencegahan korupsi baik tingkat
nasional maupun internasional, mengembangkan cara atau praktek pencegahan serta memberikan
contoh pencegahan korupsi yang efektif di berbagai negara. Beragam rekomendasi baik untuk
pemerintah, aparat penegak hukum, parlemen
(DPR), sektor privat dan masyarakat sipil juga dikembangkan.
Ada berbagai macam gerakan atau kerjasama internasional untuk memberantas korupsi. Gerakan
dan kerjasama ini dilakukan baik secara internasional melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa,
kerjasama antar negara, juga kerjasama oleh masyarakat sipil atau Lembaga Swadaya
Internasional.

11) PERAN MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN KORUPSI

Peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi
diwujudkan dalam bentuk antara lain mencari, memperoleh, memberikan data atau informasi
tentang tindak pidana korupsi dan hak menyampaikan saran dan pendapat secara
bertanggungjawab terhadap pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi.
Sesuai dengan prinsip keterbukaan dalam negara demokrasi yang memberikan hak kepada
masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tindakan diskriminatif mengenai
pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi, maka dalam Peraturan Pemerintah ini
diatur mengenai hak dan tanggungjawab masyarakat dalam upaya pencegahan dan
pemberantasan tindak pidana korupsi. Oleh karena itu, kebebasan menggunakan hak tersebut
haruslah disertai dengan tanggungjawab untuk mengemukakan fakta dan kejadian yang
sebenarnya dengan mentaati dan menghormati aturan-aturan moral yang diakui umum serta
hukum dan perundang-undangan yang berlaku.

12) TOKOH BERINTEGRITAS

 Mohammad Hatta

Nama Mohammad Hatta sudah tak asing lagi bagi bangsa Indonesia. Ia adalah salah satu
pahlawan proklamasi bersama Sukarno. Selain berjasa besar bagi kemerdekaan
Indonesia, Bung Hatta, sapaan akrabnya, juga memiliki rekam jejak sebagai seorang
sosok yang sangat anti terhadap korupsi.

 Baharuddin Lopa

Baharuddin Lopa adalah sosok lain dalam ikon antikorupsi di Indonesia. Namanya santer
disebut sebagai Jaksa Agung yang tegas dan tak pandang bulu dalam penegakan hukum.
Lopa juga sangat galak terhadap setiap tindak tanduk yang menjurus ke korupsi. Lopa
adalah Jaksa Agung Republik Indonesia pada 6 Juni 2001 hingga meninggal dunia pada 3
Juli 2001.

 Hoegeng

Dipanggil bugel (gemuk), dan lama-kelamaan berubah menjadi "bugeng" hingga menjadi
"hugeng", mengagumi Ating yang gagah dan suka menolong orang. Kekaguman itu
membawa Hoegeng menjadi polisi. Setelah lulus PTIK pada 1952, ia ditempatkan di
Jawa Timur. Namun, integritasnya diuji saat menjadi kepala reskrim di Sumatera Utara.
Saat itu Hoegeng menolak rumah pribadi dan mobil yang disediakan cukong judi.
Hoegeng memilih tinggal di hotel hingga kemudian dia mendapat rumah dinas. Setelah
mendapat rumah dinas, dia juga menolak rumah itu diisi dengan segala macam perabot
pemberian orang, yang dianggapnya sebagai bentuk suap.

Hasil pelaksanaan kegiatan

Tujuan yang ingin dicapai dalam kampanye atau edukasi Anti Korupsi ini adalah membuat
masyarakat mengenal lebih banyak hal-hal yang berkenaan dengan korupsi sehingga tercipta
generasi yang sadar dan memahami bahaya korupsi, bentuk-bentuk korupsi, dan mengerti sanksi
yang akan diterima jika melakukan korupsi, serta menciptakan percegahan faktor faktor
penyebab korupsi serta membangun karakter teladan agar generasi muda tidak melakukan
korupsi. Hasil edukasi juga ditampilkan berupa video di IGTV :
https://www.instagram.com/tv/CP8biaXHUf_MGj0AJ8K1fhdcE3g5H1EhzV8guA0/?
utm_medium=copy_link

BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

Korupsi adalah suatu tindak perdana yang memperkaya diri yang secara langsung merugikan
negara atau perekonomian negara. Jadi, unsur dalam perbuatan korupsi meliputi dua aspek.
Aspek yang memperkaya diri dengan menggunakan kedudukannya dan aspek penggunaan uang
Negara untuk kepentingannya.Adapun penyebabnya antara lain, ketiadaan dan kelemahan
pemimpin,kelemahan pengajaran dan etika, kolonialisme, penjajahan rendahnya pendidikan,
kemiskinan, tidak adanya hukuman yang keras, kelangkaan lingkungan yang subur untuk
perilaku korupsi, rendahnya sumber daya manusia, serta struktur ekonomi.Korupsi dapat
diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu bentuk, sifat,dan tujuan.Dampak korupsi dapat terjadi di
berbagai bidang diantaranya, bidang demokrasi, ekonomi, dan kesejahteraan negara.  

Anda mungkin juga menyukai