Modul Fisika Dan Magnet
Modul Fisika Dan Magnet
Modul Fisika Dan Magnet
Rangkaian Kit Fisika modular untuk sekolah menengah telah dikembangkan untuk memenuhi
kebutuhan akan alat-alat sekolah menengah yang berkualitas tinggi. Set kit fisika modular ini
disusun dan berdasarkan bagian-bagian dalam ilmu, di antarannya
Setiap kit dilengkapi dengan satu buah buku Panduan Percobaan Siswa (PPS) yang merupakan
petunjuk untuk siswa pada saat melakukan percobaan. Buku tersebut memuat contoh-contoh
percobaan yang dapat dilakukan dengan alat-alat yang terdapat dalam kit yang bersangkutan.
Setiap PPS tersusun dari non percobaan, topic percobaan, tujuan percobaan, alat-alat percobaan,
persiapan percobaan, langkah-langkah percobaan, hasil pengamatan dan kesimpulan.
Untuk menjaga ketahanan dan efektilitas alat, diperlukan kedisiplinan.setiap orang diharapkan
lebih berhati-hati terhadap alat percobaan. Setelah melakukan percobaan, setiap komponen harus
dibersihkan dan dikembalikan pada tempatnya semula di dalam kotak sesuai dengan tata letak
yang terdapat di dalam setiap kotak untuk memudahkan, pada baki (tray) dibuat lekukan-lekukan
sedemikian rupa sehingga setiap lekukan, bentuk, dan ukurannya sesuai dengan alat yang
ditempatkan pada lekukan tersebut
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PRINSIP DASAR
HAMBATAN LISTRIK
LU-29 Kapasitor
ELEKTROMAGNET
LU-33 Elektromagnet
KONDUKSI ELEKTROMAGNET
RANGKAIAN AC
Para guru harus terlebih dahulu mencoba percobaan-percobaan ini sehingga akan mendapatkan
gambaran kemungkinan hasil dari percobaan tersebut. Dengan pengalaman ini, akan lebih mudah
bagi para guru dalam membimbing dan mengevaluasi hasil percobaan siswa.
Sebaiknya PPS diperbanyak dan dibagi-bagikan kepada setiap siswa (kelompok) setiap kali akan
melakukan percobaan
Beberapa langkah percobaan dapat diubah oleh guru sehingga percobaan sesuai dengan kondisi
dan keadaan laboratorium atau ruang kelas, dan guru harus dapat mengikuti perkembangan
pendapat siswa selama melaksanakan percobaan. jika perlu, beberapa percobaa digabung
menjadi satu kegiatan atau disederhanakan.
Memungkinkan untuk para guru membuat percobaan baru, yang sesuai dengan pelajarannya,
dengan menggunakan peralatan yang terdapat pada kit modular. Percobaan-percobaan dalam
manual ini dapat dijadikan sebagai contoh dan motivasi bagi para guru untuk menyusun
percobaan-percobaan dengan PPS yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungan dan kurikulum
sekarang.
2. Di dalam laboratorium
a. Periksa alat-alat yang terdapat di dalam kotak KIT dan ambil yang diperlukan. Lihat daftar
alat-alat pada PPS
b. Rangkai alat-alat tersebut dengan seksama. Perhatikan gambar rangkaian yang ditunjuk
pada PPS
c. Lakukan percobaan dengan teliti dan hati-hati
d. Setelah percobaan selesai, periksa dan kembalikan alat-alat yang telah digunakan sesuai
dengan tempatnya di dalam kotak KIT. Bila perlu bersihkan terlebih dahulu sebelum
dimasukkan kedalam kotak KIT
PRINSIP DASAR
LU – 1 RANGKAIAN SEDERHANA
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan siswa diharapkan dapat memahami pengertian rangkaian
tertutup dan dapat membuat rangkaian sederhana yang tersusun dari sebuah lampu, sebuah
catu daya (baterai) dan sebuah saklar.
5. Hasil Pengamatan
Kapan rangkaian dikatakan tertutup
6. Kesimpulan
Tulis prinsip – prinsip yang menurut Anda paling penting yang ditemuan dalam percobaan
ini. (Prinsip adalah suatu pernyataan kebenaran umum berdasarkan perkiraan ).
LU – 2 SAKLAR SATU JALUR DAN DUA JALUR
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan siswa diharapkan dapat menyusun rangkaian sederhana yang
terdiri atas dua buah lampu dan dua buah saklar dua jalur yang dapat digunakan untuk
menyalakan dan mematikan dua buah lampu berturut – turut.
5. Hasil Pengamatan
6. Kesimpulan
Tuliskan hal – hal yang Anda pelajari dari percobaan ini!
LU – 3 MENYALAKAN LAMPU DARI DUA SAKLAR
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan siswa diharapkan dapat menyusun rangkaian yang dapat
menyalakan dan mematikan sebuah lampu dari dua tempat yang berbeda.
3. Persiapan Percobaan
Pada percobaan ini Anda akan mempelajari susunan rangkaian yang dapat menyalakan dan
mematikan lampu dari tempat yang berbeda, seperti dari lantai bawah dan dari lantai atas.
Untuk menyusun rangkaian tersebut, sekarang Anda hanya diberikan skema rangkaian yang
diperlukan. (Gambar 3.1). Anda pikirkan sendiri bagaimana menyusun rangkaian yang
sebenarnya dengan menggunakan alat – alat yang tersedia.
a. Susun peralatan sesuai dengan skema rangkaia. Perhatikan bola lampu menyala, jika
lampu tidak menyala, tekan salah satu saklar dua jalur. Lampu akan menyala. Jika lampu
tetap tidak menyala, ini berarti ada kesalahan dalam rangkaian.
b. Periksa rangkaiannya. Bila perlu, minta bantuan guru/pembimbing Anda.
b. Lampu menjadi
c.
d. Lampu menjadi
6. Kesimpulan
Uraikan dengan kata – kata sendiri cara kerja rangkaian tersebut dan berikan contoh di mana
bentuk rangkaian ini diterapkan.
LU – 4 PENGUKURAN TEGANGAN VOLTMETER I
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat menggunakan voltmeter untuk
mengukur tegangan dalam suatu rangkaian melalui dua titik, dan menghubungkan baterai
secara seri.
3. Persiapan Percobaan
Tegangan
Arus listrik agar dapat mengalir dari satu titik ke titik yang lain dalam sebuah penghantar,
kedua titik tersebut harus memiliki tegangan. Tegangan antara kedua titik tersebut
didefinisikan sebagai “tekanan listrik” yang menggerakkan listrik dari titik bertekanan tinggi
ke titik bertekanan rendah. Satuan tegangan adalah volt (disingkat V).
Perlu Anda ketahui bahwa dalam kelistrikan ada dua jenis tegangan yaitu tegangan searah
(tegangan DC) dan tefangan bolak – balik (tegangan AC). Pada rangkaian tegangan DC salah
satu titik selalu memiliki tekanan listrik lebih tinggi dibanding titik yang lainnya. Pada
tegangan AC “kutub” tegangan berubah secara periodik.
Voltmeter
Untuk mengukur tegangan antara dua titik dalam sebuah rangkaian (atau komponen)
digunakan sebuah alat yang disebut voltmeter. V adalah simbol skematik
voltmete. Kabel – kabel voltmeter (atau probe) dihubungkan antara dua titik tertentu yaitu
terminal komponen tersebut. Gambar 4.1 menunjukkan bagaimana voltmeter dihubungkan
pada komponen yang diukur. Voltmeter dihubungkan secara parallel dengan komponen.
Mengenai hubungan parallel akan Anda pelajari kemudian.
Sebagian arus masuk melalui voltmeter. Sebuah voltmeter yang baik akan melewatkan arus
sekecil mungkin. Dengan kata lain, sebuah voltmeter harus memiliki hambatan yang besar.
Mengenai hambatan akan Anda pelajari kemudian.
Pada percobaan ini, Anda akan menggunakan voltmeter digital yang merupakan bagian dari
multimeter digital. Multimeter digital adalah alat ukur listrik yang dapat mengukur besaran –
besaran listrik seperti tegangan, arus, hambatan, dan kapasitansi. Kata “Digital” artinya bahwa
pengukuran ditunjukkan dalam bentuk digit bukan ditunjukkan dalam bentuk skala dan jarum
penunjuk. Voltmeter ini memiliki hambatan yang sangat besar sehingga arus yang melalui
voltmeter dapat diabaikan.
Sebuah multimeter digital memiliki catu daya tersendiri yang ditempatkan di bagian
dalamnya. Catu daya tersebut baterai. Catu daya ini harus dinyatakan sebelum digunakan
untuk pengukuran. Multimeter akan langsung menyala setelah selektor diposisikan pada
fungsi yang dikehendaki, missal tegangan. Setelah digunakan, penting sekali mematikannya
untuk mencegah baterai agar tidak cepat habis, dengan mengembalikan selektor ke posisi
OFF. INGAT MATIKAN MULTIMETER DIGITAL SETELAH DIGUNAKAN!
Untuk memilih antara menggunakan AC dan DC, geser selektor ke posisi yang dikehendaki.
Untuk menggunakan multimeter sebagai voltmeter, putar selektor ke batas ukur tegangan
yang sesuai yang ditandai dengan V. Kemudian masukkan probe merah pada soket VΩ dan
probe hitam pada soket COM. PROBE MERAH HARUS SELALU DIHUBUNGKAN
PADA TITIK YANG MEMILIKI TEGANGAN LEBIH TINGGI DALAM
RANGKAIAN DAN PROBE HITAM PADA TITIK DENGAN TEGANGAN LEBIH
RENDAH.
(Untuk keterangan lebih lanjut tentang bagaimana menggunakan multimeter digital, lihat
buku manualnya!)
Rangkaian
Susunlah rangkaian yang terdiri dari 1 buah baterai, 1 buah saklar dan 1 buah lampu seperti
pada skema rangkaian Gambar 4.2, yang sama dengan rangkaian sederhana yang disusun pada
Percobaan LU-1.
Hubungan seri baterai Dua buah baterai atau lebih dapat dihubungkan secara seri. Dalam
hubungan seri, kutub positif baterai yang satu dihubungkan dengan kutub negatif baterai yang
kedua dan kutub positif baterai yang kedua dihubungkan dengan kutub negatif baterai yang
ketiga dan setrusnya. Gambar 4.4 menunjukkan dua buah baterai yang dihubungkan seri dan
skemanya.
Bagian II
a. Ulangi langkah – langkah dari a sampai d pada Bagian I, akan tetapi menggunakan dua
buah baterai yang disusun seri.
b. Bandingkan tegangan terbuka (GGL) satu baterai dan 2 baterai.
c. Lakukan langkah – langkah dari e sampai h pada Bagian I.
d. Amati dan bandingkan nyala lampu dengan nyala lampu pada Bagian I.
e. Jelaskan dalam kaitannya dengan tegangan, alasan perbedaan terang lampu! (Perhatikan
spesifikasi lampu seperti yang tertera pada daftar alat dan yang tercetak pada bagian
samping lampu !)
f. Matikan rangkaian dan voltmeter.
7. Hasil Pengamatan
Bagian I
Tegangan baterai terbuka = …….V
Tegangan lampu pada saat rangkaian terbuka = ….V. Tegangan lampu adalah …..V karena
Tegangan terbuka baterai adalah sama/lebih sama/lebih kecil dari tegangan yang terbebani
(coret kata – kata yang tidak perlu)
Bagian II
Tegangan terbuka dua buah baterai (dua buah baterai yang diserikan) = …..V
Tegangan lampu pada saat rangkaian terbuka = …..V. Tegangan lampu adalah ….V karena
rangkaian masih terbuka sehingga tegangan tidak dapat mengalir
Tegangan terbuka baterai sama/lebih besar/lebih kecil dari tegangan yang terbebani
(coret kata – kata yang tidak perlu)
GGL dua buah baterai yang diserikan kira – kira sama/dua kali/tiga kali GGL satu buah
baterai
(coret kata – kata yang tidak perlu)
Lampu terlihat lenih terang bila menggunakan dua buah baterai yang diserikan karena……….
8. Kesimpulan
Dengan kata – kata sendiri, tuliskan dua prinsip yang diperoleh dari percobaan ini (fokuskan
pada tegangan rangkaian terbuka dan tertutup baterai, dan GGL baterai yang dihubungkan
seri!)
LU – 5 PENGUKURAN TEGANGAN VOLTMETER II
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat menggunakan voltmeter untuk
mengukur tegangan dalam suatu rangkaian melalui dua titik, dan menghubungkan baterai
secara pararel.
Penting! Jangan menghubungkan dua buah baterai dengan cara lain, yaitu menghubungkan
kutub positif dengan negative. Hubungan yang demikian akan mempercepat pengeringan
baterai, yaitu kutub positif dan negative terhubung dengan hambatan nol
Rangkaian
a. Buat rangkaian serupa dengan rangkaian yang digunakan pada percobaan sebelumnnya,
Percobaan LU-4 dengan saklar dalam keadaan terbuka. Akan tetapi sekarang, baterainnya
dipararelkan. Skema rangkaian seperti pada gambar 5.2
5. Hasil Pengamatan
Bagian I
Tegangan baterai terbuka = …….V
Tegangan lampu pada saat rangkaian terbuka = ….V. Tegangan lampu adalah …..V karena
Tegangan terbuka baterai adalah sama/lebih sama/lebih kecil dari tegangan yang terbebani
(coret kata – kata yang tidak perlu)
6. Kesimpulan
Dengan kata – kata sendiri, tuliskan dua prinsip yang diperoleh dari percobaan ini (fokuskan
pada tegangan rangkaian terbuka dan tertutup baterai, dan GGL baterai yang dihubungkan
pararel!)
Untuk mengukur arus yang melalui sebuah komponen, misalnya lampu, ammeter disisipkan
ke dalam rangkaian, dihubungkan seri dengan komponen yang arusnya akan diukur (Gambar
6.1). Ingat kembali bahwa voltmeter dihubungkan parallel dengan komponen yang
tegangannya akan diukur.
Saat ammeter yang diserikan dengan komponen, ammeter haruslah tidak mempengaruhi
(menghalangi) arus. Dlam istilah listrik, ammeter harus mempunyai hambatan yang sangat
kecil. Tentang hambatan Anda akan pelajari kemudian.
Rangkaian
a. Sebelum menyusun rangkaian, pastikan saklar dalam keadaan terbuka.
b. Hubungkan alat – alat seperti pada Gambar 6.2. Gambar sebelah kiri adalah skema, dan
sebelah kanan adalah rangkaian sebenarnya. Pastikan semua saklar dalam keadaan
terbuka.
c. Pelajari kedua diagram tersebut dan pahami kesamaan skema rangkaian dan rangkaian
sebenarnya. Ingat bahwa ammeter dihubungkan seri dengan lampu (dan dengan baterai).
5. Pengamatan
Pada saat ammeter ditempatkan di antara baterai dan lampu, arusnya adalah …...A.
Pada saat ammeter ditempatkan di antara lampu dan saklar, arusnya adalah …….A.
Pada saat ammeter ditempatkan di antara saklar dan baterai, arusnya adalah ……A.
6. Kesimpulan
Tuliskan prinsip – prinsip penting yang anda pelajari dari percobaan ini, khususnya mengenai
besar arus di setiap bagian rangkaian yang tidak bercabang.
Untuk membuktikan apakah sebuah bahan menghantarkan listrik atau tidak, kita dapat
menaruh bahan tersebut ke dalam rangkaian sehingga membentuk rangkaian tertutup, dan
memperhatikan arus yang mengalir dalam rangkaian. Untuk mengetahui adanya arus, kita
dapat menggunakan sebuah lampu. Jika lampu menyala, dapat disimpulkan bahwa arus
mengalir dalam rangkaian. Jika arus mengalir, berarti bahan tersebut adalah penghantar.
Karena lampu tidak dapat menyala bila arus yang mengalir terlalu kecil, Anda harus tahu
bahwa cara ini kurang begitu sensitif.
Dapatkah Anda menyarankan metoda yang sensitif dengan menggunakan alat – alat yang
tersedia di dalam KIT ini ?
Rangkaian
a. Dengan saklar dalam keadaan terbuka, susunlah rangkaian seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar 7.1. Gambar sebelah kiri adalah skema rangkaiannnya dan sebelah kanan adalah
rangkaian sebenarnya. Coba pahami kesamaan kedua gambar tersebut!
b. Pasang jepit buaya pada kotak penghubungdengan memasukkannya ke dalam soket.
c. Periksa kembali rangkaian yang baru saja Anda buat!
5. Pengamatan
Lampu menyala/tidak menyala (coret kata – kata yang tidak perlu) karena
Tabel 7.1
Bahan Lampu
….. …..
….. …..
….. …..
….. …..
….. …..
….. …..
Pada kolom “Lampu” tandai dengan (+) apabila lampu menyala, tandai dengan (-) apabila
lampu tidak menyala.
Tabel 7.2
Penghantar Bukan Penghantar
….. …..
….. …..
….. …..
….. …..
….. …..
….. …..
Penghantar adalah
6. Kesimpulan
Tuliskan prinsip – prinsip penting yang Anda temukan dari percobaan ini!
.
LU – 8 ZAT CAIR PENGHANTAR DAN BUKAN PENGHANTAR
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan siswa diharapkan dapat menguji dengan percobaan jika suatu
zat cair adalah penghantar atau bukan, dan menyadari bahwa ada zat cair yang menghantarkan
dan tidak menghantarkan listrik
3. Persiapan Percobaan
a. Susun alat-alat percobaan seperti pada skema gambar 8.1. Saklar dalam keadaan terbuka
dan gelas kosong
b. Pasang dua buah jepit buaya bersteker pada kotak penghubung, selanjutnya susunan ini
disebut sebagai pemegang lempeng. Jepitkan lempeng penghantar pada masing-masing
jepit buaya
c. Simpan pemegang lempeng diatas gelas, mengarah kebawah. Lihat gambar 8.1
5. Pengamatan
Pada saat gelas kosong, dan saklar tertutup, lampu menyala/tidak menyala karena
Tabel 8.1
Zat Cair/Larutan Penghantar/Bukan Penghantar
Air …..
Larutan garam …..
….. …..
….. …..
….. …..
….. …..
6. Kesimpulan
Kesimpulan apa yang dapat anda jelaskan dari percobaan ini? Pusatkan pada sifat penghantar
zat cair.
.
LU – 9 ZAT CAIR PENGHANTAR DAN BUKAN PENGHANTAR II
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat menyelidiki dengan benar, apakah
zat cair dapat menghantarkan listrik atau tidak dengan menggunakan sebuah ammeter
3. Persiapan Percobaan
a. Gunakan rangkaian yang sama seperti pada PERCOBAAN LU-8, tapi dengan tambahan
sebuah ammeter yang disisipkan di mana saja pada rangkaian. Pada gambar skema
gambar 9.1 ammeter disisipkan antara lampu dan lempeng penghantar. Lampu masih
terhubung pada rangkaian, anda dapat melihat apakah lampu menyala apabila arusnya
lemah. Sama dengan sebelumnya, buka saklar apabila belum dalam keadaan terbuka.
b. Atur multimeter untuk mengukur arus DC, dan pada keadaan awal pilih batas ukur 10A.
kemudian apabila arus terlalu kecil, pilih batas ukur yang lebih kecil
Catatan :
Apabila anda tidak dapat menentukkan atau memperkirakan besaran listrik yang akan
anda ukur, gunakan batas ukur terbesar yang paling mungkin untuk mengukur besaran
tersebut. Kemudian turunkan batas ukur jika diperlukan, sehingga anda dapat membaca
nilai seakurat mungkin.
6. Kesimpulan
Dengan kata-kata sendiri, tuliskan sebuah kalimat mengenai sifat penghantar zat cair
.
HAMBATAN LISTRIK
LU – 10 HUKUM OHM
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan memahami hubungan antara tegangan dan
arus dalam suatu penghantar (Hukum Ohm).
Arus dalam sebuah penghantar ditimbulkan oleh adanya tegangan (tekanan listrik) yang
melalui penghantar. Dengan kata lain, arus ditimbulkan oleh tegangan. Dengan demikian
dalam sebuah konduktor ada hubungan antara tegangan (V) dan arus(I). Tujuan percobaan ini
menemukan hubungan tersebut. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan (variasi) tegangan
melalui “penghantar” yang disebut resistor dan mengukur arus yang ditimbulkan untuk setiap
tegangan yang digunakan. Mengenai resistor dan resistansi Anda akan pelajari kemudian.
Dengan mengubah – ubah tegangan, kita dapatkan arus setiap nilai tegangan. Untuk mencapai
hal tersebut, kita harus mengukur pasangan tegangan V dan arus I. Hal itu dapat dilakukan
dengan memparalelkan voltmeter dengan resistor, dan menghubungkan ammeter dan resistor
secara seri. Lihat skema pada Gambar 10.1!
Rangkaian
a. Pastikan saklar catu daya dan saklar rangkaian dalam keadaan terbuka.
b. Susun rangkaian seperti dalam Gambar 10.1. Gambar skema di atas dan gambar rangkaian
sebenarnya di bagian bawahnya. Coba pahami kesamaan skema dan rangkaian
sebenarnya.
c. Atur multimeter yang dihubungkan seri dengan resistor menjadi ammeter dengan batas
uku 10A DC.
d. Atur multimeter yang dihubungkan parallel dengan resistor menjadi ammeter dengan
batas uku 20A DC.
e. Periksa kembali rangkaian. Minta guru/pembimbing Anda untuk memeriksa rangkaian
yang Anda buat.
Bagian II
a. Ganti resistor 100Ω dengan resistor 50Ω.
b. Lakukan langkah – langkah seperti pada Bagian I da nisi Tabel 10.2!
Bagian III
Bagian ini bukan merupakan percobaan, tetapi sebagai tindak lanjut percobaan Bagian I dan
II. Sebelum melanjutkan, baca sekilas sub judul HUKUM OHM. Kemudian jawab
pertanyaan-pertanyaan berikut :
a. Apakah masing – masing hambatan dari kedua buah resistor yang digunakan pada
percobaan ini sesuai dengan data yang diperoleh dalam percobaan ini?
b. Berapa persenkah perbedaan antara nilai hambatan yang Anda peroleh dalam
percobaan ini dengan nilai resistor yang tercetak pada kotaknya? Menurut Anda apakah
perbedaan tersebut besar, kecil, atau tidak ada. Apa pendapat Anda?
c. Yang manakah nilai yang paling tepat yang Anda peroleh dari percobaan atau yang
tercetak pada resistor? Jelaskan jawaban Anda!
5. Hasil Pengamatan
Bagian I
Tabel 10.1
Pada saat V menaik, I menurun,/tetap/menaik (coret kata – kata yang salah). Nilai – nilai
berbeda jauh/ hampir sama/ sama antara satu dengan yang lainnya (coret kata – kata yang
salah). Gunakan pendapat Anda untuk menentukan kata yang mana yang paling sesuai!
Bagian II
Tabel 10.1
No. V (Volt) I (ampere) R = V/I
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pada saat V menaik, I menurun,/tetap/menaik (coret kata – kata yang salah).Nilai – nilai
berbeda jauh/hampir sama/ sama antara satu dengan yang lainnya (coret kata – kata yang
salah). Gunakan pendapat Anda untuk menentukan kata yang mana yang paling sesuai!
Bagian III
Berdasarkan data yang diperoleh dalam percobaan ini, hambatan resistor 100Ω dan 50Ω
berturut – turut adalah …Ω dan …Ω.
Presentase perbedaan antara nilai – nilai yang diberikan dan nilai yang diperoleh dari
percobaan ini berturut – turut adalah …% dan …%.
karena
c. Grafik V terhadap I adalah garis lurus, atau sedikit bengkok pada bagian ujung bila
resistor panas.
Hukum Ohm
Hubungan antara V dan I pertama kali diselidiki oleh fisikawan Jerman yang bernama George
Simon Ohm (1787 – 1854), yang menemukan bahwa tetap selama suhu penghantar tetap.
Dalam bentuk
Atau,
V = IR (10.1a)
Dengan R adalah konstan. Bila V tetap, menaikkan nilai R akan menurunkan I. Karena alasan
ini, R disebut hambatan penghantar. Seperti dapat disimpulkan dari persamaan (10.1), satuan
hambatan adalah volt/ampere, atau V/A, yang sering disebut ohm (simbol Ω). Sebuah
penghantar yang dibuat dengan nilai R tertentu disebut resistor.
Persamaan (10.1) dan (10.1a) adalah “singkatan” (penyederhanaan) bentuk dari hukum yang
sangat penting dalam kelistrikan dan itu adalah hukum Ohm, yang dapat dinyatakan dalam
dua entuk.
Perbandingan antara tegangan dan arus dalam sebuah penghantar yang suhunya tetap adalah
tetap.
Atau,
Arus dalam sebuah penghantar yang bersuhu tetap, sebanding dengan tegangan.
LU – 11 MENENTUKAN HAMBATAN DENGAN HUKUM OHM
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat menentukan hambatan suatu
penghantar menggunakan voltmeter dan ammeter, dan dapat mengamati hubungan antara
hambatan dan panjang penghantar, dan antara hambatan dan luas penampang penghantar.
Rangkaian
a. Sebelum menyusun rangkaian, potong kawat konstan sepanjang 50 cm sebanyak 3 potong
dan gulung setiap potongan menggunakan pensil (atau sesuatu yang bulat seukuran pensil)
sampai terbentuk lilitan kawat. Sisakan sekitar 1cm pada setiap ujungnya.
b. Lakukan langkah yang sma untuk kawat konstan dengan panjang 100 cm dan 150 cm.
c. Lakukan langkah di atas untuk kawat tembaga 100 cm.
d. Masukkan jepit buaya bersteker ke dalam soket kotak penghubung.
e. Jepit ujung – ujung lilitan kawat 50 cm dengan jepit buaya seperti pada Gambar
11.1.Jepitan tersebut haru sangat dekat kenujung – ujung kawat sehingga tidak
mengurangi kawat. Perhatikan kedua ujung kawat yang berdekatan jangan sampai saling
bersentuhan.
f. Buat rangkaian seperti pada Percobaan LU-10, tetapi resistor sekaramg diganti dengan
liltan kawat konstan 50 cm dan catu daya diganti dengan dua buah baterai. Skema
rangkaian seperti pada
Perlu Anda ketahui bahwa dua buah kawat yang panjang dan luas penampangnya sama
dihubungkan sejajar identik dengan satu buah kawat dengan luas penampang dua kali
lebih besar dengan panjang yang sama. Bagian – bagian kawat yang dijepit harus
sependek mungkin.
b. Cari hambatan dua buah lilitan kawat menggunakan metode yang sama seperti pada
Bagian I.
c. Catat hasilnya pada Tabel 11.2 baris ke-2 karena baris ke-1 dapat diisi menggunakan hasil
yang diperoleh pada Bagian I (Tabel 11.1 baris 1).
d. Matikan rangkaian (buka saklar) dan jepit kawat konstan 50 cm ke tiga parallel dengan
dua buah kawat sebelumnya, hati – hati jangan membiarkan lilitan kawat terhubung satu
dengan yang lainnya.
e. Cari hambatan tiga buah kawat seperti sebelumnya dan catat hasilnya pada Tabel 11.2
(baris ke-3).
f. Dari hasil yang diperoleh, rumuskan hubungan antara hambatan dan luas penampang
kawat.
5. Pengamatan
Bagian I : Hambatan dan panjang
Tabel 11.1 Kawat konstan
Hambatan adalah sebanding/tidak sebanding dengan panjang kawat (penghantar). (coret kata-
kata yang salah!)
Perbandingan hambatan kawat konstan 100cm dengan hambatan kawat tembaga 100cm
dengan luas penampang yang sama adalah
3. Persiapan Percobaan
a. Pastikan semua saklar dalam keadaan terbuka dan multimeter dalam keadaam mati.
b. Atur satu buah multimeter sehingga berfungsi sebagai voltmeter DC dengan batas ukur
20V dan yang lainnya sebagai ammeter DC dengan batas ukur 10A.
c. Susun alat-alat sesuai skema rangkaian pada gambar 12.1. Pastikan bahwa lampu yang
anda gunakan yaitu 12V bukan yang 2,5V! anda akan memakai tegangan lampu
sampai 12V .
d. Pilih tegangan keluaran catu daya 2V DC.
4. Langkah – Langkah Percobaan
a. Nyalakan catu daya dan tutup saklar. Amati pembacaan voltmeter dan ammeter. Bila
perlu, ubah batas ukurnya sehingga menunjukkan pembacaan yang baik.
b. Baca tegangan V dan I, dan catat hasilnya pada Tabel 12.1
c. Amati nyala lampu dan rasakan “panas” lampu menggunakan jari anda. Gunakan saklar
kualitatif untuk menentukkan nyala dan panas lampu. Anda dapat menggunakan scalar
kualitatif seperti tidak menyala, sangat redup, redup, terang, lebih terang, sangat terang,
untuk mengisi kolom nyala lampu pada Tabel 12.1. untuk kolom panas lampu gunakan
dingin, agak dingin, hangat, lebih hangat, panas ,sangat panas.
d. Buka saklar dan matikan catu daya, pilih tegangan catu daya selanjutnya, yaitu 4 volt.
e. Ulangi langkah-langkah a sampai c
f. Ulangi langkah-langkah d dan e menggunakan tegangan keluaran yang ada pada catu
daya, 6,8,10, dan 12 V.
g. Hitung hambatan R dari setiap pasangan V dan I dan catat hasilnya pada tabel 12.1
h. Rajah grafik V dan I menggunakan data pada tabel 12.1
Apakah hambatan lampu tetap (konstan) ?
Dengan mengacu pada grafik, apakah anda berpikir hukum ohm berlaku untuk lampu
pijar? Mengapa?
5. Pengamatan
Tabel 12.1
NO V(volt) I(A) R = V/I Nyala lampu Panas lampu
(ohm)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
6. Kesimpulan
Apa hal-hal yang penting atau prinsip-prinsip yang anda pelajari dari percobaan ini? Tuliskan
pada ruang kosong dibawah.
.
a. Susun rangkaian sesuai dengan skema pada gambar 13.1. perhatikan bahwa lampu-lampu
(L1 dan L2) dan satu dari saklar-saklar yang ada (S 1) dihubungkan seri. Saklar yang lain
dihubungkan parallel dengan L2.
b. Pasang saklar S1 dan S2 dalam keadaan terbuka , yaitu penghubung S2 di posisi 1 dalam
gambar 13.1.
c. Pastikan kedua saklar dalam keadaan terbuka.
Bila L1 dibuka
Alasan
Bila S2 ditutup
Alasan
6. Kesimpulan
Tuliskan hal-hal penting secara ringkas yang anda pelajari dari percobaan di atas berkaitan
denngan lampu yang dihubungkan seri dan hubung singkat!
a. Pastikan catu daya dalam keadaan mati. Susun rangkaian sesuai pada Gambar 14.1. skema
rangkaian di bagian atas, dan rangkaian sebenarnya digambarkan pada bagian bawah.
Coba pahami kesamaan dua gambar tersebut.
Catatan : Garis kontinyu menunjukkan hubungan pada keadaan awal percobaan, garis
putus – putus menunjukkan hubungan berikutnya ketika langkah – langkah percobaan
selanjutnya di mana garis putus – putus diperlukan! Sebelumnya voltmeter dihubungkan
untuk mengukur tegangan di R1, yang ditunjukkan sebagai V1.
b. Pilih tegangan keluaran 2 V DC dari catu daya, dan atur batas ukur voltmeter 20 V DC
dan ammeter 200mA DC.
5. Pengamatan
Tabel 14.1
Teganga R2 = Rc =
V1 R1 = V2 Vc R1 + V1 +
n Catu I (A) V2/I2 Vc/Ic
(V) V1/I1 (Ω) (V) (V) R2(Ω) V2(V)
daya (V) (Ω) (Ω)
2
4
6
6. Kesimpulan
Tulis kesimpulan Anda mengenai hambatan gabungan dua buah resistor yang dirangkai seri
dan tegangannya berdasarkan data percobaan.
……………………………………………………………………………......................
…………………………………………………………….………………......................
……………………………………………………………………………......................
…………………………………………………………………………………………………
………………………
LU – 14A RANGKAIAN RESISTOR SERI II
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat memahami sifat-sifat hambatan dan
tegangan pada sebuah resistor yang dirangkai seri.
Apabila sebuah resistor dengan hambatan R1,R2,R3,….,Rn dihubungkan seri. Arus yang sama
akan mengalir melalui setiap resistor. Jika tegangan setiap resistor berturut-turut adalah
V1,V2,V3,….,Vn menurut hukum ohm V1 = R1I, V2 = R2I, V3 = R3I,…., Vn = RnI. Tegangan
seluruh resistor VR adalah :
Vn = V1 + V2 + V3 + ….. + Vn = (R1 + R2 + R3 + …. + Rn)I (14.1)
Bila R adalah total hambatan dari semua resistor, menurut hukum ohm
VR
RR = = (R1 + R2 +R3 + …. + Rn) (14.2)
I
Untuk dua buah resistor R1 dan R2 yang diserikan seperti pada gambar 14.2 hambatan total
adalah Rc = R1 + R2 (14.2a)
VR
V1 = IR dan I = sehingga :
R 1+ R 2
R1
V1 = V (14.3)
R 1+ R 2 R
5. Pengamatan
Tidak Ada
6. Kesimpulan dan Saran
.
Penyelidikan Kuantitaf
j. Hubungkan voltmeter dan ammeter pada rangkaian untuk mengukur tegangan terminal
baterai dan arus yang akan dihasilkannya (gambar 15.2). atur voltmeter dan ammeter agar
dapat mengukur dengan baik tegangan sekitar 1,5V dan arus sekitar 1A
k. Ulangi langkah-langkah b sampai e untuk melihat apa pengaruhnya terhadap tegangan
terminal baterai V dan arus I yang dihasilkan tegangan! Isikan hasilnya kedalam tabel
15.1. untuk menandai lampu menyala atau tidak, gunakan (+) dan (-).
l. Gunakan data pada tabel 15.1 untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.
Berapa tegangan baterai (GGL) rangkaian terbuka?
Ketika hanya satu buah lampu yang dinyalakan, berapa tegangan terminal baterai dan
berapa arus yang mengalir?
Ketika dua buah lampu yang dinyalakan, berapa tegangan terminal dan arus yang
mengalir?
Apa yang terjadi terhadap tegangan dan arus ketika rangkaian berubah dari satu lampu
menjadi dua lampu yang dipararelkan?
Arus mana yang lebih besar, satu buah lampu atau dua buah lampu dipararel?
Apa yang terjadi terhadap nyala setiap lampu jika rangkaian diubah dari satu lampu
menjadi dua lampu yang dipararel? Berikan alasan!
m. Jika masih ada sisa waktu, hubungkan satu buah lampu yang lain secara pararel dengan
lampu yang lainnya dan ulangi langkah-langkah diatas. Catat hasilnya pada selembar
kertas.
Perhatian! Nyalakan lampu cukup sebentar! Jangan menyalakan lampu terlalu lama,
Karena akan cepat “menghabiskan” baterai. Semakin banyak lampu yang anda pararelkan
semakin besar arus yang terpakai.
5. Hasil Pengamatan
Kualitatif
S1 ; S2
Menutup S1 menyebabkan
Menutup S2 menyebakan
Membuka S1 menyebabkan
S1 terbuka, membuka dan menutup S2 mempengaruhi
kuantitatif
Tabel 15.1 gunakan tanda (+) dan (-) untuk menandai lampu menyala dan tidak
S1 S2 L1 L2 V(V) I(A)
Terbuka Terbuka
Tertutup Terbuka
Tertutup Tertutup
Terbuka Tertutup
Pada percobaan ini Anda akan menyelidiki hambatan gabungan dua buah resistor yang
diparalelkan dan pembagian arus pada setiap resistor. Hambatan resistor dalam kit ini tertulis
100 dan 50. Untuk saat ini nilai – nilai tersebut harap diabaikan, Anda akan menemukan
hambatan berdasarkan percobaan dan perhatikan apakah nilai – nilai yang tercetak kira – kira
sama dengan apa yang Anda dapatkan, dari percobaan.
a. Susun rangkaian seperti pada Gambar 16.2. Skema rangkaian di sebelah kiri dan
rangkaian sebenarnya di sebelah kanan. Coba pahami kesamaan skema dengan
rangkaian sebenarnya.
Dua buah resistor dihubungkan parallel. Untuk mengamati arus yang mengalir dalam
rangkaian, kita gunakan tiga buah multimeter digital sebagai ammeter dan akan
dihubungka untuk mengukur arus induk Idan arus yang mengalir pada setiap resistor
seperti ditunjukkan pada Gambar 16.2. Arus itu berturut – turut adalah I1 dan I2.
Akan tetapi kita perlu mengetahui tegangan resistor –resistor tersebut ketika arus mengalir
melaluinya, sedangkan kita hanya memiliki 3 buat multimeter. Oleh karena itu, untuk
sementara kita akan menggunakan satu buah multimeter sebagai voltmeter, untuk
mengukur tegangan baterai pada saat rangkaian terbuka dan pada saat rangkaian tertutup.
Sebagai alternative, untuk percobaan yang tidak terlalu akurat, Anda dapat
mengasumsikan bahwa tegangan 1 buah baterai adalah 1,5V dan dua buah baterai yang
diserikan akan memiliki tegangan 3V. Disini, kita akan melakukan percobaan yang lebih
akurat.
c. Tutup saklar dan baca tegangan baterai V. Catat tegangan terminal V pada Tabel 16.1!
d. Buka saklar dan atur kembali multimeter digital ke fungsi ammeter, dan hubungkan
untuk mengukur arus induk I seperti pada Gambar 16.2.
e. Tutup saklar dan baca I1, I2, dan I. Catat nilainya pada Tabel 16.1.
f. Buka saklar dan dari data yang diperoleh hitung R1, R2, dan RR(RRadalah hambatan
gabungan R1 dan R2). Juga hitung I1 + I2. Catat nilainya pada Tabel 16.1.
Bagian II
a. Tambahkan satu buah baterai ke dalam rangkaian yang diserikan dengan baterai
sebelumnya.
b. Ulangi langkah a sampai f pada Bagian I.
Analisis
Analisislah data pada Tabel 16.1. Berdasarkan analisis Anda coba jawab pertanyaan
berikut, sandarkan jawaban Anda pada data. Tulis analisis Anda pada bagian
PENGAMATAN.
a. Bagaimana nilai hambatan resistor secara percobaan dibandingkan dengan nilai yang
ditetapkan? Gunakan nilai rata- rata percobaan R untuk setiap resistor.
b. Bagimana nilai RR jika dibandingkan dengan R1 dan R2. Apakah RR selalu lebih besar
atau lebih kecil dibanding dengan R1 atau R2.
c. Bagaimana nilai I dibandingkan dengan (I1 + I2) pada Bagian I begitu juga pada
Bagian II. Apakah I sangat berbeda dari (I1 + I2) hampir sama atau sama?
Untuk dua buah resistor R1, dan R2 yang diparalelkan, persamaannya menjadi
……………………………………………..(16.1)
d. Periksa kesesuaian persamaan ini dengan hasil percobaan yang diperoleh (Periksa
kembali kebenaran persamaan tersebut).
5. Hasil Pengamatan
Tabel 16.1
No. E (V) V (V) I1 (A) R1=V/I1 I2 R2=V/I2 I1 + I 2 = I Rc=V/I(Ω)
(Ω) (A) (Ω) (A) (A)
1
2
6. Kesimpulan
Tulis prinsip – prinsip yang Anda pelajari dari percobaan ini !
.
5. Hasil Pengamatan
Menggunakan GGL baterai (3,0 V) sebagai tegangan resistor
VAC = 3,0 V
I = …. A
RAC = …. Ω
Tegangan antara titik A dan titik C, VAC yang diukur menggunakan voltmeter.
VAC = …. V
I = …. A
RAB = …. Ω
6. Kesimpulan
Presentase perbedaan antara hambatan yang diukur secara langsung menggunakan metode
voltmeter-ammeter adalah
.
makin besar I dan rd makin besar pula penurunan tegangannya. Banyak catu daya memiliki
hambatan dalam rd yang sangat kecil sehingga penurunan tegangan dapat diabaikan.
Untuk menentukan hambatan dalam sebuah catu daya (misalnya baterai), catu daya (baterai)
dibebani dan mengukur penurunan tegangan terminal E – V, dengan V adalah tegangan
terminal rangkaian tertutup. Dengan mengetahui I, arus yang mengalir, rd dapat dihitung
denan persamaan (18.1a).
a. Susun rangkaian seperti pada skema (gambar 18.1). voltmeter dipasang untuk mengukur
GGL satu buah baterai dihubungkandengan kutub-kutub baterai.
5. Hasil Pengamatan
Satu buah baterai
Susunan baterai GGL.E V E–V I rd
(V) (V) (V) (A) (Ω)
Satu baterai
Dua baterai diseri
Dua baterai dipararel
Alasan :
.
Alasan :
.
Alasan :
.
LU – 19 PEMBAGI TEGANGAN
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan memahami hubungan antara tegangan dan
panjang penghantar yang seragam (uniform) yang mengalirkan arus.
6. Kesimpulan
.
5. Hasil Pengamatan
Tegangan potensiometer (antara titik 1 dan titik 2) = 0,01 volt.
Tabel 20.1
Skala V1 V2 V = V1 + V2 R1 R2
Potensiometer (volt) (volt) (volt) (Ω) (Ω)
Ke-1
Ke-2
Ke-3
Ke-4
Ke-5
R1 dan R2 adalah hambatan potensiometer setiap skala. Keduanya dihitung dengan persamaan
. R adalah hambatan maksimu potensiometer, 50Ω.
6. Kesimpulan
.
LU – 19 PEMBAGI TEGANGAN
7. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan memahami hubungan antara tegangan dan
panjang penghantar yang seragam (uniform) yang mengalirkan arus.
Apa yang terjadi pada saat steker yang ditempelkan pada kawat (joki) digeser sepanjang
kawat?
.
12. Kesimpulan
.
5. Hasil Pengamatan
Ketika knob potensiometer diputar searahh jarum jam, lampu lebih redup/lebihterang (coret
kata-kata yang salah)
.
Tabel 21.1
Skala Nyala lampu
Potensiometer
Ke-1
Ke-2
Ke-3
Ke-4
Ke-5
6. Kesimpulan
.
ENERGI DAN DAYA LISTRIK
LU – 22 PERUBAHAN ENERGI LISTRIK MENJADI ENERGI PANAS
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan memahami bahwa energi listrik dapat
berubah menjadi energi panas.
5. Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan Anda jawablah pertanyaan – pertanyaan berikut!
a. Pada tegangan berapa potongan – potongan kertas terbakar ?
.
Setelah melakukan percobaan ini, siswa diharapkan memahami bahwa energi listrik dapat
berubah menjadi energi cahaya.
3. Persiapan Percobaan
b. Pada percobaan ini, energi listrik diubah menjadi dua bentuk energi. Tuliskan dua bentuk
energy tersebut!
.
6. Kesimpulan
.
LU – 24 CARA KERJA SEKRING
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat memahami cara kerja sekring.
3. Persiapan Percobaan
5. Hasil Pengamatan
Tabel 24.1
Tegangan Kondisi Kawat Sekring
(V) (meleleh atau tidak meleleh)
2
4
6
8
Jika W adalah kerja yang dilakukan pada saat memindahkan sejumlah muatan Q melalui beda
potensial V, maka
W = QV ………………………………………………………………………………….(25.2)
Bila t adalah waktu yang diperlukan untuk memindahkan muatan Q melalui beda potensial V,
kemudian, dari definisi arus I = Q/t atau Q = It. Dengan mensubtitusikan Q ke persamaan
(25.2) diperoleh
W = VIt …………………………………………………………………………………..(25.3)
Persamaan (25.1) dapat dituliksan kembali
P = VI ……………………………………………………………………………………(25.4)
Satuan daya listrik P adalah watt (W).
a. Siapkan alat – alat sesuai daftar.
b. Pasang lampu pada pemegang lampu.
c. Susun rangkaian sesuai dengan skema seperti pada Gambar 25.1.
Sebelum percobaan dimulai, pastikan saklar S1 dan S2 dalam keadaan terbuka. Untuk
S2 posisikan tombol pada posisi 2.
Pastikan catu daya dalam keadaan mati, dan piliih tegangan keluaran 12 V DC.
Atur kedua buah multimeter digital, satu sebagai voltmeter dengan batas ukur 20 V
DC dan yang lainnya sebagai ammeter dengan batas ukur 10 A DC.
d. Periksa kembali rangkaian yang baru saja Anda buat.
5. Hasil Pengamatan
Tabel 25.1
No Jumlah Lampu Tegangan, V Arus, I Daya, P = V x I
. (buah) (volt) (ampere) (watt)
1. 1
2. 2, diparalel
b. Jika berbeda, apa yang menyebabkan daya – daya tersebut itu berbeda ?
.
6. Kesimpulan
.
LU – 26 PEMANAS AIR
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat memahami prinsip kerja pemanas
air listrik.
3. Persiapan Percobaan
5. Hasil Pengamatan
Tabel 26.1
No Waktu (s) Suhu (oC)
.
1. 0
2. 30
3. 60
4. 90
5. 120
6. 150
7. 180
b. Mengapa kawat tidak menyala seperti pada percobaan sebelumnya (percobaan LU-24)?
Jelaskan!
.
6. Kesimpulan
.
LU – 27 ENERGI LISTRIK PADA PEMANAS AIR
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat menentukan energy listrik yang
digunakan oleh pemanas air
3. Persiapan Percobaan
5. Hasil Pengamatan
Tabel 27.1
No. Tegangan catu Tegangan, V Arus, I (A) Daya Waktu, t (s) Energy,
daya (V) (V) P = V.I (W) E = P.t (joule)
1. 4
2. 8
3. 12
perhatikan kolom terakhir dari tabel di atas (kolom energy)! Apa yang dapat anda katakan
mengenai jumlah energy yang diperlukan untuk memanaskan jumlah air yang sama dengan
kenaikan suhu yang sama?
6. Kesimpulan
.
SUMBER TEGANGAN DAN KAPASITOR
LU – 28 ELEKTROLIT SEBAGAI SUMBER TEGANGAN
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat memahami bahwa dua logam yang
berbeda dalam elektrolit dapat menimbulkan beda potensial.
3. Persiapan Percobaan
5. Hasil Pengamatan
Tabel 28.1 larutan garam
Pasangan elektroda Tegangan (volt)
Tembaga-tembaga
Tembaga-seng
Seng-seng
Berdasarkan pada tabel pengamatan, tunjukkan pasangan elektroda yang mana yang
menghasilkan tegangan?
.
Berdasarkan pada tabel pengamatan, tunjukkan pasangan elektroda yang mana yang
menghasilkan tegangan?
.
Untuk pasangan elektoda yang sama bandingkan kedua tabel 28.1 dan 28.2 apa pendapat
anda?
.
6. Kesimpulan
.
LU – 29 KAPASITOR
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat memahami bahwa kapasitor dapat
menyimpan muatan listrik
3. Persiapan Percobaan
Apa yang dapat anda simpulkan dari kondisi tegangan kapasitor setelah kapasitor diputus dari
catu daya? Jelaskan alasan dari kesimpulan anda.
.
6. Kesimpulan
.
ELEKTROMAGNET
LU – 30 MEDAN MAGNET DI SEKITAR KAWAT LURUS
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat menggambarkan sketsa garis-garis
medan listrik di sekitar penghantar lurus.
5. Hasil Pengamatan
.
6. Kesimpulan
.
LU – 31 MEDAN MAGNET DISEKITAR KAWAT MELINGKAR
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat menggambar sketsa garis-garis
medan magnet di sekitar penghatar melingkar.
5. Hasil Pengamatan
.
6. Kesimpulan
.
LU – 31 MEDAN MAGNET DISEKITAR SOLENOIDA
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat menggambar sketsa garis-garis
medan magnet di sekitar solenoid yang dialiri arus.
3. Persiapan Percobaan
5. Hasil Pengamatan
.
6. Kesimpulan
.
LU – 33 ELEKTROMAGNET
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat menyebutkan faktor – faktor yang
mempengaruhi kuat medan magnet induksi oleh arus yang mengalir dalam kumparan.
5. Hasil Pengamatan
Tabel 33.1.
No. Arus, I Polaritas Kumparan Simpangan Jarum Kompas
A B Jml. Inti Sudut (o) Arah *)
lilitan
1. 1,93 + - 500 Udara
1,99 500 Besi
0,88 1000 Udara
0,87 1000 Besi
2,13 - + 500 Udara
2,07 500 Besi
0,83 1000 Udara
0,82 1000 Besi
2. 0 + - 500 Udara
0 500 Besi
0 1000 Udara
0 1000 Besi
0 - + 500 Udara
0 500 Besi
0 1000 Udara
0 1000 Besi
a. Apa pengaruh inti besi terhadap medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan berarus ?
.
b. Faktor–faktor apa saja yang mempengaruhi arah dan kuat medan magnet pada kumparan
berarus?
.
3. Persiapan Percobaan
Informasi tambahan
Beda potensial (Gaya Gerak Listrik, GGL) telah timbul di dalam kumparan tersebut.
Pembangkitan GGL dengan cara ini disebut induksi elektomagnetik.
Sebatang magnet memiliki medan magnet di sekitarnya. Medan magnet divisualkan dalam
bentuk garis-garis medan. Sebuah batang magnet mempunyai bentuk garis-garis medan
magnet seperti ditunjukkan pada gambar 34.2 sekumpulan garis-garis medan disebut fluks
magnet.
Gunakan data yang diperoleh di atas dan keterangan tambahan untuk mengisi tugas dibawah.
Tugas :
Buat suatu ringkasan berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya GGL yang
dibangkitkan secara elektromagnetik dalam kaitannya dengan perubahan fluks magnet yang
melingkupi kumparan, dalam hal ini, berkaitan dengan kecepatan batang magnet yang
digerakan keluar masuk kumparan.
6. Kesimpulan
.
LU – 35 INDUKSI ELEKTROMAGNETIK II
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat memahami bahwa induksi
elektromagnetik terjadi bila fluks magnetik yang melingkupi kumparan berubah terhadap
waktu..
Bagian II
a. Pilih keluaran catu daya 6V AC.
b. Atur batas ukur ammeter menjadi 200mA AC.
c. Nyalakan catu daya.
d. Amati ammeter. Adakah arus yang mengalir pada kumparan 1000 lilitan ? Bila ada, catat
arus tersebut pada Tabel 35.2.
e. Matikan catu daya. Masukkan inti l ke dalam kumparan – kumparan tersebut.
f. Ulangi langkah c dan d. Bila arus melebihi batas ukur, pindahkan selektor ke batas ukur
yang lebih besar.
5. Hasil Pengamatan
Bagian I
Tabel 35.1
Arus pada kumparan 1000 lilitan (A)
Kondisi Catu Daya Catu Daya
Dinyalakan Dimatikan
Tanpa Inti – l
Dengan Inti - l
Bagian II
Tabel 35.2
Kondisi Arus pada Kumparan 1000 ilitan (A)
Tanpa Inti – l
Dengan Inti - l
c. Adakah perbedaan antara Tabel 35.1 dan Tabel 35.2 ? Bila ada, coba Anda jelaskan !
.
6. Kesimpulan
.
LU – 36 INTI BESI BERLAPIS DAN TIDAK BERLAPIS
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat menjelaskan mengapa sebuah inti
besi perlu berlapis – lapis.
Pada percobaan ini, loop inti besi berlaku sebagai kumparan sekunder. Ada arus yang sangat
besar yang mengalir di dalam loop, terhubung singkat. Arus ini mengurangi energi dari
kumparan primer dan juga besi menjadi memanas.
5. Hasil Pengamatan
Inti-U ditutup dengan inti-l
.
6. Kesimpulan
.
LU – 37 PEMANFAATAN ARUS EDDY
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat memahami bagaimana arus eddy
dapat menghentikan putaran roda.
5. Hasil Pengamatan
Pada hasil pengamatan anda, apa yang menyebabkan putaran piringan berhenti? Mengapa?
Jelaskan!
.
6. Kesimpulan
.
LU – 38 TRANSFORMATOR
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan memahami cara kerja sebuah trafo.
5. Hasil Pengamatan
Tabel 38.1.
Tegangan Catu Jumlah Lilitan Vp Vs Np/Ns Vp /Vs
Daya (V) Kumparan Kumparan (V) (V)
Primer, Np Sekunder, Ns
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
2 500 1000
4 500 1000
6 500 1000
8 1000 500
10 1000 500
12 1000 500
6. Kesimpulan
.
RANGKAIAN AC
Pengubah DC ke AC
Tabel 38.1.
Simpangan jarum
NO Posisi pemutar
galvometer
1 0o
2 45o
3 90o
4 135o
5 180o
6 225o
7 270o
8 315o
9 360o
Berdasarkan tabel di atas, buat grafik antara posisi pemutar terhadap arus yang ditunjukkan
galvometer (simpangan jarum galvometer).
6. Kesimpulan
.
LU – 40 REAKTANSI KAPASITIF
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat memahami konsep reaktansi
kapasitif dan menentukkan nilainya untuk frekuensi yang diberikan.
5. Hasil Pengamatan
Tabel 40.1
C (μF) Tegangan catu V I XC
daya (V) (V) (A) (Ω)
2
4
5 6
8
10
2
4
10 6
8
10
6. Kesimpulan
.
LU – 41 REAKTANSI INDUKTIF
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat memahami konsep reaktansi
induktif dan dapat menentukkan induktansi sebuah inductor pada frekuensi yang diberikan.
5. Hasil Pengamatan
Tabel 41.1
Kumparan V I XL
(lilitan) (V) (A) (Ω)
500
1000
Berdasarkan hasil pengamatan diatas, bagaimana hubungan antara jumlah lilitan dan reaktansi
induktif?
.
6. Kesimpulan
.
LU – 42 ARUS PEMAGNET AC
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat memahami pengaruh inti pada arus
AC yang mengalir melalui sebuah kumparan.
5. Hasil Pengamatan
Tabel 42.1
Inti Arus (A)
Inti U
Inti U dengan inti besi padat
Inti U ditutup dengan inti I
a. Adakah pengaruh inti pada arus yang mengalir pada kumparan? Jika ada, jelaskan!
Inti U,
6. Kesimpulan
.
LU – 43 CINCIN THOMSON
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat menerapkan konsep arus eddy dan
hukum lenz
3. Persiapan Percobaan
5. Hasil Pengamatan
Tabel 43.1
Tegangan catu daya (V) Keadaan cincin
4
6
8
10
12
b. Jika menggunakan arus DC, akan kah cicin berperilaku seperti diberi arus AC? Mengapa?
Jelaskan!
.
6. Kesimpulan
.
LU – 44 RANGKAIAN SERI RC DAN RL DENGAN ARUS AC. PERBEDAAN FASE
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan menyadari akan kenyataan bahwa
tegangan AC pada sebuah komponen resistif tidak terjadi secara serempak dengan tegangan
AC pada sebuah komponen reaktif yang dipasang pada rangkaian yang sama.
3. Persiapan Percobaan
Informasi tambahan
Seperti yang telah anda amati pada percobaan sebelumnya, arus dalam rangkaian arus bolak-
balik atau AC besarnya berubah secara periodic yang berubah pada interval waktu. Pada
interval pertama arus mulai dari nol dan naik sampai maksimum, kemudian turun menuju nol.
Pada interval waktu berikutnya arus berbalik arah, menuju nilai maksimum dan kemudian
kembali ke nol dan terus menerus berulang selama arus tersebut mengalir. Pada umunya
bentuk AC ini adalah sinusoidal, bila arus l diplot terhadap waktu t, grafik l terhadap t akan
terlihat seperti pada gambar 44.1 di bawah. Pelajari dan coba amati bahwa besar dan arah arus
tersebut berubah secara periodic yang berubah T detik t disebut periode arus AC.
Untuk mengamati grafik l terhadap t, diperlukan sebuah osiloskop. Osiloskop adalah alat yang
dapat menunjukkan perubahan tegangan (bukan arus) bila tegangan tersebut dimasukkan pada
terminalnya. Osiloskop lanjutan memiliki dua buah terminal, sehingga grafik V – t dari kedua
sinyal (dua tegangan) dapat dibandingkan. Pada percobaan ini anda akan membandingkan
tegangan AC pada resistor (komponen resistif) dan pada komponen reaktif (inductor atau
kapasitor). Guru anda akan membantu merangkaikan alat-alatnya.
Komponen resistif adalah komponen yang hanya memiliki hambatan yang melawan aliran
arus, tetapi bukan melawan perubahan arus. Komponen reaktif adalah komponen yang
melawan perubahan arus, perubahan besar dan arah arus dalam rangkaian seperti yang terjadi
dalm rangkaian AC. Karena perbedaan perilaku antara komponen resistif dan reaktif ini,
diharapkan suatu perbedaan antara kedua jenis komponen ketika ditempatkan dalam
rangkaian yang sama. Kemungkinan ini dalam percobaan ini. Pertama, anda akan menyelidiki
perilaku kedua jenis komponen menggunakan “pembangkit AC lambat”. Kemudian anda akan
menyelidiki komponen yang sama menggunakan AC dari catu daya.
Menyusun rangkaian
a. Siapkan alat-alat sesuai daftar
b. Susun rangkaian seperti gambar 44.2
Atur sensitifitas Y osiloskop pada 2 volt/DIV untuk kedua kanal, CH1 dan CH2,
dan atur time base pada 0,1 s time//DIV. pilih dual mode utuk menampilkan sinyal
dari CH1 dan CH2
c. Periksa kembali rangkaian yang baru saja anda buat
Rangkaian seri RL
6. Kesimpulan
.