Resume KMB III Bu Sukini

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

RESUME

ANATOMI FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL, FRAKTUR, DAN BIOKIMIA


MUSKULOSKELETASL

DISUSUN OLEH :

Tito Febi Ananta Suyito


S19C/S19158

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
ANATOMI FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL
A. Pengertian
Sistem muskuloskeletal adalah sistem yang digunakan pada tubuh manusia yang
berfungsi sebagai lokomotor dan penopang bagi tubuh manusia. Muskuloskeletal
terdiri dari 2 sistem yaitu sistem muskulo ( otot ) dan skeletal ( rangka ).
B. Sistem Skeletal ( Rangka )
Jaringan ikat yang keras dan kaku (jaringan penyokong), banyak mengandung
mineral, zat perekat dan kapur. Bagian Tubuh yg terdiri dari tulang, sendi, dan
tulang rawan (kartilago) sebagai tempat untuk menempelkan otot dan
memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi.
1) Tulang
Sel penyusun tulang adalah sebagai berikut :
a. Osteoblast (pembentukan tulang): Menghasilkan jaringan osteosid dan
mengeksresikan fosfatase dalam pengendapan kalsium dan fosfat ke dalam
matrix tulang
b. Osteosit : Sel- sel tulang dewasa yang bertindak sebagai lintasan untuk
pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat
c. Osteoclast (penghancuran tulang): sel-sel yang dapat mengabsorbsi
mineral dan matrix tulang. Sel- sel ini menghasilkan enzym proteolitik
yang memecah matrix menjadi mineral tulang, tulang kalsium fosfat
terlepas kedalam darah.

Bentuk Tulang adalah sebagai berikut :


a. Ossa longa (tulang panjang): tulang yang ukuran panjangnya terbesar,
contohnya os humerus
b. Ossa brevia (tulang pendek): tulang yang ketiga ukurannya kira-kira
sama besar, contohnya ossa carpi
c. Ossa plana (tulang gepeng/pipih): tulang yang ukuran lebarnya
terbesar, contohnya os parietale
d. Ossa irregular (tulang tak beraturan), contohnya os sphenoidale
e. Ossa pneumatica (tulang berongga udara), contohnya os maxilla

Sistem skeletal terbentuk oleh 206 buah tulang, yang terbagi dalam 2 bagian
besar yaitu Axial skeleta dan Appendicular skeletal/ rangka pendukung gerak.
a. Axial skeleta
1. Tengkorak
a) Kranium : tulang oksipital ( tulang Kepala Belakang), tulang
parietal (tulang ubun-ubun), tulang frontal (tulang dahi), tulang
temporal (tulang pelipis), tulang etmoid (tulang tapis), tulang
sfenoid (tulang Baji)
b) Tulang Wajah
 Bagian rahang: Os maksila (tulang rahang atas), Os mandibula
(tulang Rahang bawah), Os zigomatikum (tulang pipi), Os
palatum (tulang Langit-langit)
 Bagian Hidung: Os nasale (tulang Hidung), Os vomer (sekat
rongga hidung), Os lakrimalis (tulang mata), Os konka nasal
(tulang karang hidung)
2. Kerangka Dada
a. Sternum (tulang Dada)
b. Rusuk (costae): rusuk sejati, rusuk palsu, rusuk melayang
c. Kolumna Vertebralis: vertebra servikalis, vertebra torakalis,
vertebra lumbalis, vertebra sakralis, vertebra koksigis
3. Tulang Panggul ( Pelvis )
a. Tulang sakrum : gabungan dari 5 vetebra sakralis
b. Tulang koksigis : gabungan dari 3 vetebra koksigis
c. Tulang coxae : Ilium (tulang usus), Pubis (tulang kemaluan),
Iskhium (tulang duduk
b. Appendicular skeletal
1. Ekstermitas Atas
a) Tulang gelang bahu: Skapula, Klavikula,
b) Humerus
c) Lengan bawah: Radius, Ulna
d) Tangan: tulang karpal, tulang metakarpal, tulang falange
2. Ekstermitas Bawah
a) Tulang pangkal paha (Os coxae): Ilium (tulang usus), Pubis (tulang
kemaluan), Iskhium (tulang duduk)
b) Femur
c) Patela
d) Tungkai bawah: Fibula, Tibia
e) Tulang Kaki : Tarsal, Metatarsal, Falangus
2. Sendi
Sendi merupakan pertemuan antara dua atau lebih dari tulang rangka.
Berdasarkan strukturnya sendi dibedakan sebagai berikut:
a. Fibrosa: hubungan antar sendi oleh jaringan fibrosa
b. Kartilago/tulang rawan: ruang antar sendinya berikatan dengan tulang
rawan.
c. Sinovial/sinovial joint: ada ruang sendi dan ligament untuk
mempertahankan persendian
Berdasarkan persambunganya sendi di bedakan sebagai berikut
a. Sinartrosis : Sendi yang terdapat kesinambungan karena di antara kedua
ujung tulang yang bersendi terdapat suatu jaringan, contohnya pada tulang
tengkorak
b. Amphiarthrosis : Sendi yang dapat sedikit bergerak, contohnya tulang
persendian vertebrae
c. Diartrosis : Sendi terdapat ketidak-sinambungan karena di antara tulang
yang bersendi terdapat rongga (cavum articulare), contohnya sendi
panggul, lutut, bahu dan siku.

C. Sistem Muskulo ( Otot )


Sistem otot terdiri dari : Otot, Fascia, Tendon. Tendon merupakan jaringan ikat
yang menghubungkan otot dan tulang. Sedangkan Fascia adalah jaringan
penyambung longgar di bawah kulit atau pembungkus otot, saraf dan pembuluh
darah.
1. Tipe jaringan otot
a. Otot polos : memiliki 1 inti yang berada di tengah, dipersarafi oleh saraf
otonom (involunter), serat otot polos (tidak berserat), terdapat di organ
dalam tubuh (viseral), sumber Ca2+ dari CES, sumber energi terutama dari
metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, kadang mengalami tetani,
tahan terhadap kelelahan
b. Otot rangka/ otot serat lintang : memiliki banyak inti, dipersarafi oleh
saraf motorik somatik (volunter), melekat pada tulang, sumber Ca2+ dari
retikulum sarkoplasma (RS), sumber energi dari metabolisme aerobik dan
anaerobik, awal kontraksi cepat, mengalami tetani dan cepat lelah
c. Otot jantung : memiliki 1 inti yang berada di tengah, dipersarafi oleh saraf
otonom (involunter), serat otot berserat, hanya ada di jantung, sumber Ca2+
dari CES & RS, sumber energi dr metabolisme aerobik, awal kontraksi
lambat, tidak mengalami tetani, dan tahan terhadap kelelahan
2. Mekanisme Kontraksi Otot
Rangsangan - asetilkolin - terurai menjadi asetil dan kolinà miogen -
merangsang aktin dan miosin bergeser - otot akan berkontraksi atau
memendek.
BIODINAMIKA MUSKULOSKELETA
Untuk dapat melakukan pergerakan diperlukan Perintah untuk gerak, Energi untuk
gerak, dan Kendali / pengaturan gerak. Organ pendukung geraka adalah tulang dan
sendi. Tulang bersifat pasif atau kaku. Kemudian sendi menjadi penyambung antar
tulang sehingga dapat terjadi gerak.
Kolagen :
- Protein terbanyak & tersebar luas di bbg organ
- Dikenal > 10 jenis
- 2 aa khas kolagen : OH-lisin & OH-prolin
- Kedua aa ini tidak mempunyai kodon dalam gen
- Kedua aa ini, t.u OH
- prolin ada secara periodik dalam kolagen
Struktur heliks khas bagi kolagen : heliks 3 sepilin (triple helix) : ke 3 rantai kolagen
saling terikat dg ikatan hidrogen
Miosin :
- Str tda 2 bag terpolarisasi secara struktural & fungsional
- Tangkai : heliks-α yang panjang, tersusun // satu & lain dlm berkas → fgs
pendukung
- Kepala : suatu ATPase, alami perubahan konformasi & posisi terhdp aktin - Sbg
suatu ATPase, perlu Mg++ n Aktin : - Juga suatu ATPase (∴ perlu Mg++) -
Hidrolisis ATP,e didpt dipk u/ polimerisasi → serat aktin tmp miosin meluncur
Peristiwa kontraksi diatur juga oleh troponin & Ca++ (bekerja berlawanan)
Troponin :
- Suatu protein
- Istirahat : halangi interaksi ikatan H antara kepala miosin & unit monomer aktin
- Impuls dari saraf → sarkoplasma retikulum terbuka→ Ca++ keluar
Ca++ msk sarkomer, menggeser troponin - Aktin diakses kepala miosin - Ok
perubahan 3 D, kepala miosin tergeser - → kontraksi
Kendali Humoral pada Sistem Muskuloskeletal
a. Kendali humoral dijalankan oleh senyawa spesifik yang terlarut dalam cairan tubuh
b. Berupa hormon dan metabolit khusus yang berpengaruh thdp metabolisme
c. Hormon yang berpengaruh terhadap tlg, otot & saraf : hormon pengatur ionisasi Ca
d. hormon paratiroid & kalsitonin
e. Mengatur ionisasi Ca dalam serum & keseimbangan Ca serum – tulang
FRAKTUR
A. Pengertian
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang ditandai oleh rasa nyeri,
pembengkakan, deformitas, gangguan fungsi, pemendekan, dan krepitasi.
B. Etiologi
1. Cedera traumatic: Cedera langsung, Cedera tidak langsung, Kontraksi keras
yang mendadak dari otot yang kuat
2. Fraktur Patologik: Tumor tulang (jinak atau ganas), Infeksi seperti
osteomielitis, Rakhitis
3. Secara spontan
C. Jenis Fraktur
Berdasarkan sifat fraktur
1. Fraktur tertutup (Closed): Apabila fagmen tulang yang patah tidak tampak dari
luar
2. Fraktur terbuka (Open/Compound): Bila terdapat hubungan antara fragmen
tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan kulit.
Berdasarkan komplit / tidak komplit fraktur
1. Fraktur Komplit
2. Fraktur Inkomplit
Berdasarkan bentuk garis patah & hubungan dengan mekanisme trauma
1. Fraktur transversal: Arah melintang dan merupakan akibat trauma angulasi /
langsung
2. Fraktur oblik: Arah garis patah membentuk sudut terhadap sumbu tulang dan
merupakan akibat dari trauma langsung
3. Fraktur spiral: Arah garis patah spiral dan akibat dari trauma rotasi
4. Fraktur kompresi: Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada
tulang belakang)
5. Fraktur Avulsi: Fraktur yang diakibatkan karena trauma tarikan atau traksi otot
pada insersinya pada tulang.
Berdasarkan Jumlah garis patah
1. Fraktur Komunitif: fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling
berhubungan.
2. Fraktur Segmental: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak
berhubungan.
3. Fraktur Multiple: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak pada
tulang yang sama
D. Penanganan Fraktur
1. Rekognisi : Diagnosis dan penilaian fraktur
2. Reduksi : Tindakan dengan membuat posisi tulang mendekati keadaan normal
3. Retensi : Imobilisasi fraktur
4. Rehabilitasi : Mengembalikan fungsi ke semula termasuk fungsi tulang, otot dan
jaringan sekitarnya
E. Penatalaksanaan
1. Konservatif
a. Gipss : Gips yang ideal adalah yang membungkus tubuh sesuai dengan
bentuk tubuh
b. Traksi ( mengangkat atau menarik ) : Traksi dilakukan dengan
menempatkan beban dengan tali pada ekstermitas pasien. Tempat tarikan
disesuaikan sedemikian rupa sehingga arah tarikan segaris dengan sumbu
panjang tulang yang patah.
2. Operatif ( Pembedahan )
Metode perawatan ini disebut fiksasi interna dan reduksi terbuka. Pada
umumnya insisi dilakukan pada tempat yang mengalami cedera dan diteruskan
sepanjang bidang anatomik menuju tempat yang mengalami fraktur.
F. Faktor Faktor yang mempengaruhi penyembuhan fraktur:
Imobilisasi fragmen tulang, Maksimum kontak dari fragmen tulang, Suplai darah
yang adekuat, Nutrisi yang baik, Hormon pertumbuhan, tiroid, kalsitonin, vitamin
D.
G. Faktor yang menghambat penyembuhan tulang:
Trauma lokasi yang luas, Imobilisasi yang tidak adekuat, Adanya jarak/jaringan
antara fragmen tulang, Infeksi, Nekrosis, Usia

Anda mungkin juga menyukai