Sap Keluarga Resume
Sap Keluarga Resume
Sap Keluarga Resume
(STIKes PERTAMEDIKA)
IRMA RODIYANA
11192075/Akt. NR X111/2021
Program Profesi SI Keperawatan
C. Materi
1. Mampu menyebutkan pengertian hipertensi.
2. Mampu menyebutkan penyebab hipertensi.
3. Mampu menyebutkan tanda dan gejala hipertensi.
4. Mampu menyebutkan komplikasi hipertensi.
5. Mampu menyebutkan nutrisi untuk penderita hipertensi
6. Mampu menyebutkan cara perawatan hipertensi di rumah
D. Strategi Penyampaian
1. Metode
Metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan kesehatan dengan
sub topik diit pada hipertensi antara lain:
a. Ceramah
Metode ini digunakan sebagai pengantar untuk memberikan
penekanan pengertian hipertensi dan cara perawatannya
b. Stimulasi
Stimulasi digunakan bila penyuluh menjelaskan tentang penyakit
hipertensi sehingga klien dapat mengerti dengan jelas.
c. Tanya Jawab
Metode ini digunakan baik pada saat dilangsungkannya
penyuluhan atau pada saat diakhirinya penyuluhan yang
memungkinkan klien mengemukakan hal-hal yang belum
dimengerti.
Keterangan:
= Media
= Penyaji
= Keluarga
1 Pendahuluan 3 menit
a. Perkenalan a. Menjawab
Mengucapkan salam,
salam, mendengarka
memperkenalkan n
diri, b. Menyimak
b. Tujuan c. Menyimak
Menjelaskan
tujuan umum dan
tujuan khusus.
c. Kontrak waktu
Memberitahu
waktu yang akan
digunakan dan
strategi
pelaksanaan.
2 Kegiatan Inti 15
Menit
3 Penutupan 12
Menit
I. Evaluasi
1. Prosedur : Setelah proses penyuluhan kesehatan
2. Waktu : 6 Menit
3. Bentuk Soal : Lisan
4. Jumlah Soal : 6 Buah
A. DEFINISI
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi
secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan
diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi
merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini
terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Koes Irianto, 2014).
B. KLASIFIKASI
Keadaan tekanan darah pada seseorang sangat bervariasi tergantung dari
kondisi fisik dan emosional yang sedang dialami. Tekanan darah seseorang
cenderung naik ketika sedang beraktivitas, emosi, dan mengalami stress dan
sebaliknya ketika tidur dan relaksasi tekanan darah seseorang menjadi
menurun (Fajar, 2015)
Tabel 1 Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Grade
Kategori Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik
(mmHg) (mmHg)
Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120 – 139 80 – 89
Hipertensi ≥ 140 ≥ 90
Derajat 1 140 – 159 90 – 99
Derajat 2 ≥ 160 ≥ 100
Sumber : (The Seventh Report of The Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure
dalam Noviyanti, 2015).
C. ETIOLOGI
Beberapa penyebab dari banyaknya kasus hipertensi ini tidak diketahui secara
pasti dan cenderung hipertensi tersebut datang secara tiba-tiba tanpa gejala
sebelumnya. Berikut ini ada beberapa hal yang menyebabkan hipertensi atau
tekanan darah tinggi antara lain :
1. Faktor genetik atau keturunan
Factor keturunan memang selalu memainkan peranan penting dari
timbulnya suatu penyakit yang dibawa oleh gen keluarga. Bila salah satu
anggota keluarga atau orang tua memiliki tekanan darah tinggi, maka
anak pun memiliki resiko yang sama dan bahkan resiko tersebut lebih
besar disbanding yang diturunkan oleh gen orang tua.
2. Usia
Usia juga mempengaruhui tekanan darah seseorang, semakin
bertambahnya usia maka tekanan darah pun akan semakin meningkat.
Namun usia yang semakin tua pun tekanan darah dapat dikendlikan
dengan tetap menjaga pola asupan makan, rajin berolahraga dan
melakukan pemeriksaan rutin tekanan darah.
3. Garam
Garam mempunyai peluang yang sangat besar dalam meningkatkan
tekanan darah secara cepat. Ditambah pada mereka yang sebelumnya
memiliki Riwayat terhadap penyakit diabetes, hipertensi ringan dan
mereka yang berusia diatas 45 tahun.
4. Kolesterol
Kolesterol yang identik dengan lemak berlebih yang tertimbun pada
dinding pembuluh darah. Pembuluh darah yang dipenuhi dengan
kolesterol ini akan mengalami penyempitan dan mengakibatkan tekanan
darah pun meningkat.
5. Obesitas / kegemukan
Seseorang yang memiliki berat badan berlebih atau kegemukan
merupakan peluang besar terserang hipertensi.
6. Stress
Stress dapat memicu suatu hormone dalam tubuh yang mengendalikan
pikiran seseorang. Jika mengalami stress hal tersebut dapat
mengakibatkan tekanan darah semakin tinggi dan meningkat, tak hanya
itu mampu mempengaruhi mood atau perasaan seseorang terhadap suatu
emosi jiwa.
7. Rokok
Kandungan nikotin dan zat senyawa kimia yang cukup bahaya yang
terdapat pada rokok juga memberikan peluang besar seseorang menderita
hipertensi terutama pada mereka yang termasuk dalam perokok aktif. Tak
hanya mengakibatkan hipertensi, zat rokok yang terhirup dan masuk ke
dalam tubuh akan meningkatkan resiko pada penyakit diabetes melitus
serangan jantung dan stroke.
8. Kafein
Kafein banyak terdapat pada kopi, teh dan minuman bersoda. Kopi dan
teh jika dikonsumsi melebihi Batasan normal dalam penyajian akan
mengakibatkan hipertensi. Sebenarnya kopi memiliki manfaat yang baik
bagi tubuh terutama bagi pria dewasa dalam hormone seksualnya, begitu
pula dengan teh mengandung antioksidan yang sangat baik dan diperlukan
oleh tubuh. Untuk itu batasi asupan minum kopi dan teh minimal 1
cangkir = 100ml.
9. Minuman beralkohol
Minuman beralkohol seperti bir, wiski, minuman yang dibuat dari ragi
tuak dsb. Minuman alcohol ini juga dapat menyebabkan tekanan darah
tinggi.
10. Kurang olah raga
Kurangnya aktivitas fisik seperti olahraga membuat organ tubuh dan
pasokan darah maupun oksigen menjadi tersendat sehingga meningkatkan
tekana darah. Dengan melakukan olahraga teratur sesuai dengan
kemampuan dapat menurunkan tekanan darah tinggi.
D. TANDA DAN GEJALA HIPERTENSI
Gejala hipertensi bervariasi pada msing-masing individu dan hampir sama
dengan gejala penyakit lainnya. Gejala-gejalanya yaitu adalah :
Sakit kepala
Jantung berdebar-debar
Sulit bernapas setelah bekerja keras atau mengangkat beban berat
Mudah Lelah
Penglihatan kabur
Wajah memerah
Sering buang air kecil, terutama dimalam hari
vertigo
Penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 : (Triyanto, 2014)
1. Hipertensi Esensial / Primer / Idiopatik
Hipertensi esensial atau primer sampai saat ini belum diketahui
penyebabnya. Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong hipertensi
esensial sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder. Onset
hipertensi primer terjadi pada usia 30-50 tahun. Faktor resiko pada
hipertensi primer diantaranya adalah : riwayat keluarga, usia yang
bertambah lanjut, ras (sering terjadi pada orang kulit hitam), obesitas,
kebiasaan merokok, asupan natrium dalam jumlah besar, asupan lemak
jenuh dalam jumlah besar, konsumsi alkohol secara berlebihan, stres, dan
diabetes melitus (Kowalak, 2011)
2. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui,
antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid
(hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme).
3. Stenosis arteri ginjal
Stenosis arteri ginjal adalah suatu kondisi yang harus mendapat perhatian
khusus. Penyempitan arteri yang memasok darah ke ginjal (stenosis arteri
ginjal) menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi. Keadaan ini dapat
diperbaiki dengan pembedahan atau dilatas (melebarkan arteri). Pada
dilatasim sebuah tabung fleksibel dengan balon kecil di ujung dimasukkan
ke dalam arteri di selangkangan. Balon diletakkan tepat pada bagian arteri
yang menyempit. Balon selanjutnya dipompa sehingga memekarkan
daerah yang sempit sehingga aliran darah ke ginjal dan sekitarnya
kembali lancar. Fungsi ginjal seringkali meningkat jika pembedahan dan
proses dilatasi berhasil. Apabila telah dilakukan balonisasi dan tekanan
darah masih tinggi makan tekanan darah tersebut dapat diturunkan dengan
pemberian obat.
4. Gagal ginjal
Penderita gagal ginjal biasanya juga membutuhkan perawatan tekanan
darah tinggi. Tekanan darah yang tinggi pada penderita ini terutama
disesabkan oleh kegagalan ginjal dalam mengatur jumlah garam dan air
dalam tubuh. Apabila penderita menjalankan perawatan dialisis (cuci
darah) biasanya tekanan darahnya sudah dapat dikendalikan. Namun,
sebagian penderita masih tetap harus minum obat untuk menjaga tetap
normal.
5. Kelebihan noradrenalin
Penyebab tekanan darah tinggi lainnya adalah gangguan kelenjar adrenal.
Penyebab ini jarang dijumpai. Namun, bila ada kasus, termasuk gangguan
yang dapat disembuhkan. Kelenjar adrenal terdapat tepat di atas tiap-tiap
ginjal. Kelenjar adrenal mempunyai lapisan dalam dan luar yang dapat
mengeluarkan berbagai hormon ke dalam aliran darah. Bagian dalam
kelenjar disebut medula yang mengeluarkan adrenalin atau hormon yang
dihasilnya sebagai akibat rasa takut, marah, dan latihan. Adrenalin dapat
meningkatkan denyut jantung. Selain itu, medula juga menghasilkan
hormon noradrenalin yang juga menyebabkan kontraksi otot arteri dan
meningkatkan tekanan darah.
Kadang-kadang tumor jinak adrenal (phaeochromocytoma) juga
menyebabkan peningkatan tekanan darah dari akibat kelebihan
noradrenalin dalam darah. Gejala serangan berupa banyak keringat,
palpitasi, dan sakit kepala hebat, tetapi keadaan ini sangat jarang terjadi.
Diagnosis ditegakkan dengan tes darah dan air seni yang sederhana.
Selain itu, pembesaran kelenjar adrenal juga dapat terlihat pada
pemeriksaan sidik tubuh (body scan). Hipertensi akibat terlalu banyak
noradrenalin dapat dikendalikan dengan obat, tetapi untuk
kesembuhannya diperlukan tindakan bedah.
6. Sindrom cushing dan Aldosteronisme
Sindrom ini merupakan suatu keadaan yang sangat jarang terjadi.
Keadaan ini sebagai akibat adanya tumor atau pertumbuhan yang
berlebihan dari lapisan luar kelenjar adrenal. Pada keadaan ini, dihasilkan
hormon stres lain yaitu kortisol atau hormon lain yang disebut aldosteron
hormon yang mengakibatkan ginjal menahan garam (atau sodium) dan
melepaskan kalium.
Terlalu banyak kortisol (hormon stres) dapat memicu suatu kondisi yang
dikenal sebagai sindroma cushing (sama dengan nama ahli bedah
Amerika yang menemukannya). Sindroma cushing mengakibatkan
pertambahan berat badan yang amat cepat, tekanan darah tinggi, dan
kadang-kadang memicu diabetes.
Bentuk sindrom yang sering ditemukan merupakan akibat tumor jinak
kelenjar hipofise di dasar otak yang merangsang kelenjar adrenal untuk
menghasilkan kortisol. Pengobatan biasanya dengan pembedahan. Selain
sindrom cushing, produksi aldosteron (hormon yang mengakibatkan
ginjal menahan garam dan melepaskan kalsium) yang berlebihan atau
aldosteronisme dapat menyebabakan hipertensi dengan kadar kaliym yang
rendah dalam darah. Kadar kalium yang rendah menimbulkan kelemahan
otot dan hilangnya kemampuan memekatkan air seni. Diagnosis
ditegakkan dengan tes darah dan kelenjar adrenal yang abnormal diangkat
melalui tindakan bedah.
Para ahli membagi dua kelompok faktor resiko pemicu timbulnya hipertensi,
yaitu faktor yang tidak dapat dikontrolm dan faktor yang dapat dikontrol.
(Dalimartha, 2008)
1. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol
a. Keturunan
Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua maka
dugaan hipertensi esensial lebih besar. Hipertensi juga banyak
dijumpai pada penderita yang kembar monozigot (satu telur) apabila
salah satunya menderita hipertensi. dugaan ini menyokong bahwa
faktor genetik mempunyai peran dalam terjadinya hipertensi.
b. Jenis Kelamin
Hipertensi lebih mudah menyerang kaum laki-laki daripada
perempuan. Hal itu kemungkinan karena laki-laki banyak memiliki
faktor pendorong terjadinya hipertensi, seperti stres, kelelahan, dan
makan tidak terkontrol. Adapun hipertensi pada perempuan
peningkatan resiko terjadi setelah masa menopause (sekitar 45 tahun).
c. Usia
Pada umumnya, hipertensi menyerang pria pada usia di atas 31 tahun,
sedangkan pada wanita terjadi setelah usia 45 tahun (menopause)
E. MANIFESTASI KLINIS
Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya gejala pada
hipertensi esensial. Kadang-kadang hipertensi esensial berjalan tanpa gejala
dan baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ sasaran seperti
pada ginjal, otak, dan jantung. Gejala-gejala yang umum terjadi pada pasien
hipertensi (Dalimartha, 2008) :
1. Pusing
2. Mudah marah
3. Telinga berdenging
4. Mimisan (jarang)
5. Sesak nafas
6. Rasa berat di tengkuk
7. Mudah lelah
8. Mata berkunang-kunang
F. KOMPLIKASI
1. Penyakit jantung koroner
Tekanan darah yang tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih berat
untuk memompa darah. Kondisi itu berakibat otot jantung akan menebal
dan meregang sehingga daya pompa otot menurun. Pada akhirnya, dapat
terjadi kegagalan kerja jantung secara umum. Tanda-tanda adanya
komplikasi yaitu sesak nafas, nafas putus-putus (pendek), dan terjadi
pembengkakan pada tungkai bawah serta kaki.
3. Kerusakan pembuluh darah otak (Stroke)
Beberapa penelitian di luar negri mengungkapkan bahwa hipertensi
menjadi penyebab utama pada kerusakan pembuluh darah otak. Ada dua
jenis kerusakan yang ditimbulkan yaitu pecahnya pembuluh darah dan
rusaknya dinding pembuluh darah. Dampak akhirnya, seseorang bisa
mengalami stroke dan kematian.
4. Gagal ginjal
G. PENGOBATAN
1. Pengobatan Non-Obat (Non Farmakologis)
2. Pengobatan Farmakologis
a. Pengobatan hipertensi dilandasi oleh beberapa prinsip sebagai berikut:
b. Pengobatan hipertensi sekunder yang lebih mendahulukan pengobatan
penyebab hipertensi
c. Pengobatan hipertensi esensial ditujukan untuk menurunkan tekanan
darah dan mengurangi timbulnya komplikasi
d. Upaya menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan obat
anti hipertensi
e. Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang, bahkan
kemungkinan seumur hidup
H. PENCEGAHAN
Tekanan darah yang meningkat terlalu drastis dapat menimbulkan kondisi
fatal, seperti kelumpuhan, gagal ginjal, gangguan ginjal yang parah dan
edema. Hipertensi esensial memang belum ada obatnya sehingga untuk
mengatasi dan mencegah keadaan yang lebih parah dapat dilakukan dengan
mengombinasikan antara obat-obatan, diet, olahraga, dan gaya hidup yang
baik secara teratur.
(Dalimartha, 2008)
Diit Hipertensi
1. Perbedaan Diit Dengan Makanan Biasa : konsumsi lemak dibatasi,
konsumsi Cholesterol dibatasi, konsumsi kalori dibatasi untuk yang
terlalu gemuk atau obesitas , Makanan yang boleh dikonsumsi
2. Makanan Yang Boleh Dikonsumsi
a. Sumber kalori : Beras,tales,kentang,macaroni,mie,bihun,tepung-
tepungan, gula.
b. Sumber protein hewani : Daging,ayam,ikan,semua terbatas kurang
lebih 50 gram perhari, telur ayam,telur bebek paling banyak satu butir
sehari, susu tanpa lemak.
c. Sumber protein nabati : Kacang-kacangan kering seperti
tahu,tempe,oncom.
d. Sumber lemak : Santan kelapa encer dalam jumlah terbatas.
e. Sayuran : Sayuran yang tidak menimbulkan gas seperti
bayam,kangkung,buncis, kacang panjang, taoge, labu siam, oyong,
wortel.
f. Buah-buahan : Semua buah kecuali nangka, durian, hanya boleh
dalam jumlah terbatas.
g. Bumbu : Pala, kayu manis,asam,gula, bawang merah, bawang putih,
garam tidak lebih 15 gram perhari.
h. Minuman : Thea encer, coklat encer, juice buah.
3. Makanan Yang Tidak Boleh Dikonsumsi
a. Makanan yang banyak mengandung garam : Biscuit,krakers,cake dan
kue lain yang dimasak dengan garam dapur atau soda/ Dendeng,
abon,cornet beaf,daging asap,ham, ikan asin,ikan pindang, sarden ikan
teri, telur asin/ Keju, margarine dan mentega.
b. Makanan yang banyak mengandung kolesterol : Makanan dari hewan
seperti otak,ginjal,hati,limfadan jantung.
c. Makanan yang banyak mengandung lemak jenuh. Lemak hewan
:sapi,babi,kambing,susu jenuh,cream, keju, mentega. Kelapa, minyak
kelapa,margarine,alpokat.
d. Makanan yang banyak menimbulkan gas : Kool, sawi, lobak, dll.
2. Daun Seledri
Siapkan daun seledri yang masih segar sebanyak 40gram. Lalu daun
tersebut direbus dengan 2 gelas air selama 15 menit. Setelah dingin,
disaring. Hasil saringan diminum 2 kali sehari sama banyaknya, pagi dan
sore hari.
3. Mentimun Dapat dimakan langsung, atau dapat di parut kemudian
diminum
4. Rebusan Daun Salam
Rebus 10-15 lembar daun salam segar maupun kering dengan 3 gelas air
sampai tersisa 1 gelas, minum 2 kali sehari masing-masing ½ gelas.
Diminum pada pagi dan sore hari
DAFTAR PUSTAKA