Makalah Budgeting Kelompok 2
Makalah Budgeting Kelompok 2
Makalah Budgeting Kelompok 2
Penulis :
Nama Kelompok :
PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil’alamin puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayahnya sehingga makalah yang berjudul “Biaya Pabrik dan Biaya Operasional “ pada mata
kuliah Teori Akuntansi ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga shalawat serta salam
yang selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang selalu kita nanti-nantikan
syafaatnya di yaumul kiamat kelak. Terimakasih kami ucapkan kepada ibu Rahmah Dianti,
S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Budgeting serta dari berbagai pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca dan untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
ini agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan bimbingan bapak
serta saran dan kritik yang membangun dari ibu demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 4
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 5
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 6
2.1 Pengertian Biaya Operasional dan Biaya Produksi .......................... 6
2.2 Perencanaan dan Pengendalian.......................................................... 8
2.3 Efisiensi Biaya Produksi.................................................................... 9
2.4 Perencanaan Biaya Operasional........................................................ 9
2.5 Anggaran Biaya Operasional............................................................. 10
BAB III PENUTUP................................................................................. 33
3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 33
3.2 Saran.................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 34
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Persaingan dunia usaha pada era perdagangan bebas membawa berbagai macam dampak bagi
perekonomian Indonesia. Adapun dampak positifnya adalah memberikan peluang bagi indonesia
dalam memperluas jangkauan ekspor. Sedangkan dampak negatifnya adalah banyaknya barang
impor yang akan mengalir dalam jumlah banyak ke Indonesia yang akan mengancam industri
lokal dalam bersaing dengan produk-produk luar negeri yang jauh lebih berkualitas.
Hal ini menuntut manajemen untuk menentukan suatu tindakan dengan memilih berbagai
alternatif dan kebijakan dalam mengambil keputusan agar tujuan perusahaan dalam memperoleh
laba yang optimal akan tercapai. Secara umum, setiap perusahaan menginginkan laba yang
diperlukan oleh perusahaan untuk dapat melangsungkan kehidupan perusahaan.
Laba pada umumnya dipakai sebagai ukuran dari prestasi yang dicapai dalam suatu perusahaan
sebagai dasar untuk menilai kinerja perusahaan. Agar diperoleh laba sesuai dengan yang
dikehendaki, perusahaan perlu menyusun perencanaan laba yang baik. Hal tersebut ditentukan
oleh kemampuan perusahaan untuk memprediksi kondisi usaha pada masa yang akan datang,
serta mengamati kemungkinan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laba.
Dalam menjalankan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi tujuan utama dari
perusahaan tersebut adalah mencari laba.Untuk memenuhi tujuan tersebut, perusahaan harus
memperhitungkan dengan benar biaya-biaya yang dikeluarkannya untuk menghasilkan produk.
Perhitungan harga pokok produksi merupakan hal yang sangat penting yang harus diperhatikan
oleh perusahaan dalam setiap produknya, sehingga harga pokok produksi sangat berperan dalam
penentuan harga pokok produk yang dihasilkan.
Apabila terdapat kesalahan dalam penentuan harga pokok produksi, maka akan mempengaruhi
harga jual produk yang bersangkutan dan pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat penjualan
produk dan laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Pengendalian atas biaya produksi adalah
pengendalian biaya yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, serta biaya overhead
pabrik yang dihitung dengan cara membandingkan biaya yang telah diterapkan dengan biaya
sebenarnya.
Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini masalah yang dapat penulis kemukakan adalah :
Bagaimana perusahaan melakukan pembebanan biaya pabrik dan biaya operasional terhadap
produk ?
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara perusahaan melakukan pembebanan biaya
overhead pabrik dalam rangka evaluasi akurasi pembebanan biaya overheadnya
BAB II
5
PEMBAHASAN
Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi
yang siap untuk dijual. Menurut objek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi ini
dibagi menjadi tiga bagian yaitu: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langusng, dan biaya
overhead pabrik (Mulyadi 2015:8). Menurut Sadday (2014), tingginya biaya produksi berdampak
pada tingkat penjualan. Secara kuantitas, suatu perusahaan sudah membatasi hasil produksinya
dengan menyesuaikan pada biaya produksi yang harus dikeluarkan.
Ketika hasil produk secara kuantitas berkurang tentunya juga berdampak pada laba yang
diperoleh. Pengelolaan biaya produksi yang kurang baik mengakibatkan turunnya pendapatan
yang diterima. Penggunaan bahan baku yang berkualitas baik akan menghasilkan produk yang
baik pula. Pengelolaan biaya produksi yang kurang baik mengakibatkan turunnya pendapatan
yang diterima. Penggunaan bahan baku yang berkualitas baik akan menghasilkan produk yang
baik pula. Biaya produksi tersebut menjadi penentu besarnya harga jual dari suatu produk atau
jasa yang nantinya akan mempengaruhi besarnya laba yang diperoleh.
Menurut Jopie Jusuf (2014:41), biaya operasional atau biaya usaha (operating expenses) adalah
biaya-biaya yang tidak berhubungan langsung dengan produk perusahaan tetapi berkaitan dengan
aktivitas operasional perusahaan sehari-hari. Biaya operasional merupakan sumber ekonomi
dalam upaya mempertahankan dan menghasilkan pendapatan. Biaya operasional merupakan
biaya yang dipengaruhi oleh aktivitas perusahaan, oleh sebab itu semakin meningkat tingkat
aktivitasnya, maka semakin meningkat juga biaya operasinya.
Karena biaya operasi merupakan biaya yang terlibat langsung dalam kegiatan perusahaan, maka
dalam menentukkan biaya operasi tidaklah dapat dilakukan secara terpisah dengan serangkaian
aktivitas-aktivitas perusahaan. Biaya operasional merupakan biaya yang memiliki peran besar
dalam mempengaruhi keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuannnya. Tanpa aktivitas
operasional yang terarah maka produk yang dihasilkan tidak akan memiliki manfaat bagi
perusahaan.
6
Semakin berkembang dan besarnya suatu perusahaan maka semakin meningkat pula aktivitas
yang dilakukan oleh perusahaan. Semakin meningkatnya aktivitas perusahaan akan
meningkatkan biaya yang dikeluarkan untuk operasional perusahaan. Jika Jurnal Akuntansi
Tahun XI No 01 Bandung Juli 2019 ISSN 1979-8334 Jurnal D3 & D4 Akuntansi Poltekpos
Bandung 41 perusahaan dapat menekan atau meminimalkan biaya produksi dan biaya
operasional, maka akan terjadi peningkatan terhadap laba bersih. Begitupula dengan sebaliknya,
jika biaya produksi dan biaya operasional membesar tentu akan berdampak penurunan terhadap
laba bersih.
a. Laba Bersih
Menurut Wild & Subramanyam (2010:109), Laba merupakan ringkasan hasil bersih aktivitas
operasi usaha dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam istilah keuangan. Dalam penelitian
ini laba yang dipakai adalah laba bersih. Menurut Hery (2013:46), laba bersih berasal dari
transaksi pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian. Transaksi-transaksi ini diikhtisarkan
dalam laporan laba rugi. Laba dihasilkan dari hasil selisih antara sumber daya masuk
(pendapatan dan keuntungan) dengan sumber daya keluar (beban dan kerugian) selama periode
waktu tertentu. Menurut Wild et.al, (2008:25), laba bersih merupakan laba dari bisnis perusahaan
yang sedang berjalan setelah bunga dan pajak.
b. Biaya Produksi
Carter (2009:40), biaya produksi didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya: bahan
baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Mulyadi (2014:14), biaya produksi
merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang
siap untuk dijual. Bustami & Nurlela (2013:12), biaya produksi adalah biaya yang digunakan
dalam proses produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik. Biaya produksi ini disebut juga dengan biaya produk yaitu biaya-biaya yang
dapat dihubungkan dengan suatu produk, dimana biaya ini merupakan bagian dari persediaan.
7
c. Biaya Operasional
Menurut Jusuf (2014:41), biaya operasional atau biaya usaha (operating expenses) adalah biaya-
biaya yang tidak berhubungan langsung dengan produk perusahaan tetapi berkaitan dengan
aktivitas operasional perusahaan sehari-hari. Biaya usaha sering disebut juga dengan istilah SGA
(Selling, General, dan Administration Expenses). Menurut Jusuf biaya operasional ini dapat
dibagi menjadi 2 jenis: 1. Biaya penjualan (selling expensen), yaitu biaya yang berkaitan dengan
penjualan. Misalnya biaya promosi, Biaya pengemasan barang, biaya gaji, dan komisi penjualan
para salesman, dan lain-lain. 2. Biaya administrasi dan umum (general and administration
expenses), yaitu biaya-biaya yang tidak berhubungan dengan penjualan. Contoh biaya gaji staf
administrasi, biaya persediaan alat kantor, biaya penyusutan atau sewa gedung kantor, gaji dan
fasilitas direksi, dan lain-lain.
Menurut Kholmi dan Yuningsih (2009:3), perencanaan merupakan proses pemilihan atau
penetapan tujuan-tujuan organisasi yang realistis dan penentuan strategi, kebijakan, program,
prosedur, metode, sistem anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Dengan nasihat itu, pada dasarnya strategi adalah suatu urutan pemilihan tujuan
dan pemilihan perlakuan sebagai upaya untuk mendapatkan goal yang telah ditentukan.
Suatu perusahaan juga perlu melakukan pengendalian menurut Carter dan Usry (2004:6)
pengendalian adalah usaha sistematis manajemen untuk mencapai tujuan. Aktivitas-aktivitas
dimonitor terus menerus untuk memastikan bahwa hasilnya berada pada batasan yang
diinginkan. Hasil aktual untuk setiap aktivitas dibandingkan dengan rencana dan jika ada
perbedaan yang signifikan, tindakan perbaikan dapat dilakukan.
8
2.3 Efisiensi Biaya Produksi
Semakin rendah masukan untuk menghasilkan sejumlah keluaran ataupun semakin tinggi
keluaran dengan menggunakan sejumlah masukan tertentu, maka tingkat produksi akan semakin
tinggi. Handoko (2003:7) mendefinisikan efisiensi sebagai berikut : Efisiensi adalah cara untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar dan tepat. Ini merupakan pemikiran matematis,
atau merupakan peramalan perbandingan antara hasil (output) dan mentah (input).
Seorang manajer efisien adalah seseorang yang mencapai keluaran yang lebih tinggi (hasil,
produktivitas, performance) dibanding masukan-masukan (tenaga kerja, bahan, uang, mesin, dan
waktu) yang digunakan. Menurut Amirullah dan Hanafi (2002:5) efisiensi adalah kemampuan
organisasi dalam menggunakan sumber daya dengan benar dan tidak ada pemborosan.
Berdasarkan pendapat tersebut, efisiensi adalah kemampuan organisasi dalam menyelesaikan
pekerjaan dengan hasil yang optimal.
Tanpa adanya suatu perencanaan yang baik, kemungkinan besar perusahaan akan mengalami
kegagalan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan tersebut. Pengertian
perencanaan menurut Nafarin ( 2000 : 3 ) menyebutkan Perencanaan merupakan tindakan yang
dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu
yang akan datang dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
9
Perencanaan merupakan penentuan sasaran sebagai pedoman kinerja organisasi di masa depan
dan penetapan tugas – tugas serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran
organisasi. Dari beberapa pengertian di atas dapat diketahui bahwa perencanaan merupakan
penetapan suatu cara bertindak sebelum tindakan itu sendiri dilaksanakan atau dalam arti
menetapkan suatu program terlebih dahulu sebelum program tersebut di jalankan. Dengan kata
lain perencanaan adalah di mana setiap orang harus terlebih dahulu berfikir tentang apa yang
akan dilaksanakannya serta bertanggung jawab terhadap kegiatan yang di lakukan, sehingga di
harapkan.
Perencanaan biaya operasional dianggap sebagai suatu kumpulan keputusan – keputusan dan
mencakup hal – hal yang berhubungan dengan biaya operasional di masa yang akan datang.
Tujuan utama perencanaan biaya operasional adalah untuk melihat program – program dan
penentuan – penentuan biaya operasional sekarang dan akan datang agar dapat digunakan untuk
meningkatkan pembuatan keputusan yang lebih baik. Perencanaan biaya operasional memiliki
beberapa tujuan diantaranya :
Anggaran atau budget merupakan rencana yang dituangkan dalam angka yang akan dicapai
perusahaan di masa yang akan datang. Anggaran di buat dan di susun secara berulang – ulang
atau secara kontiniu oleh perusahaan. Anggaran dapat di gunakan sebagai peralatan pengawasan
yang sangat luas di gunakan baik dalam hal bisnis maupun dalam pemerintah.
10
Dalam anggaran tersebut di buat ikhtisar hasil yang akan di harapkan dan pengeluaran yang
disediakan untuk mencapai hal tersebut. Defenisi dari anggaran menurut para ahli adalah
sebagai berikut :
1. Menurut Edy ( 2004 : 144 ) Anggaran rencana yang terorganisasi dan menyeluruh,
dinyatakan dalam unit moneter untuk operasi dan sumber daya suatu perusahaan selama
periode tertentu di masa yang akan datang.
2. Menurut Adisaputro dan Asri ( 2003 : 6 ) memberikan rumusan pengertian anggaran sebagai
berikut : Anggaran merupakan suatu pendekatan yang formal dan sistematis daripada
pelaksanaan manajemen dalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan, artinya bahwa
anggaran di susun dengan sengaja dan sungguh – sungguh dalam bentuk tertulis dan di susun
dengan urutan dan berdasarkan suatu logika.
3. Nafarin ( 2004 : 12 ) mendefenisikan Anggaran adalah suatu rencana periodik yang di susun
berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran ( budget ) merupakan rencana tertulis
mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan dalam satuan uang. Berdasarkan
kutipan di atas dapat di rumuskan bahwa anggaran adalah rencana kerja yang sistematis yang
tertulis mengenai kegiatan perusahaan yang di susun melalui analisa yang cermat
berdasarkan periode sebelumnya yang dimiliki dalam satuan uang dan dijabarkan dalam
bentuk angka – angka yang merupakan perencanaan yang di susun dalam jangka waktu
tertentu. Dalam penyusunan anggaran perlu dipertimbangkan faktor – faktor berikut :
Pengetahuan tentang tujuan kebijaksanaan umum perusahaan.
Data – data waktu yang lalu.
Kemungkinan perkembangan ekonomi.
Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing dan gerak – gerik pesaing.
Penelitian untuk pengembangan perusahaan. Adapun beberapa hal yang perlu ditentukan
dari perumusan tersebut yaitu :
Bahwa anggaran tersebut harus bersifat formil yaitu anggaran di susun dengan sengaja
dan sungguh – sungguh dalam bentuk tertulis, sehingga diketahui semua pihak yang
terlibat dalam operasi perusahaan.
Rencana kerja yang sistematis artinya di buat secara berurutan dan berdasarkan suatu
logika hitungan, dengan kata lain dapat dilaksanakan dan dicapai.
11
Menganalisa tentang apa yang terjadi secara cermat, untuk itu setiap manajer di
harapkan pada tanggung jawab untuk mengambil keputusan berdasarkan beberapa
asumsi tertentu mengenai jasa yang akan datang berdasarkan periode yang lalu.
Merupakan pencerminan tujuan, dimana untuk mencapai tujuan perusahaan dapat di
lihat melalui anggaran.
Penetapan tujuan.
Pengevaluasian sumber daya yang tersedia.
Negoisasi antar pihak – pihak yang terlibat mengenai angka – angka penganggaran.
Pengkoordinasian dan peninjauan komponen.
Persetujuan akhir.
Pendistribusian anggaran yang disetujui.
12
Data produksi untuk tahun depan adalah sebagai berikut:
a. Rencana Produksi
Bulan Barang X Barang Y
Januari 2.000 unit 1.500 unit
Pebuari 1.500 unit 2.000 unit
Maret 2.500 unit 1.500 unit
Bulan lainnya 14.000 unit 15.000 unit
X 2 unit 3 unit
Y 1 unit 2 unit
Harga per unit material: Rp 10 – untuk material 1 dan Rp 15 – untuk material
e. Standar jam perbaikan untuk masing-masing product pada bagian bengkel adalah:
4DRH u tuk setiap 100 DMH yang digunakan pada bagian produksi
f. Jumlah biaya FOH setahun pada masing-masing bagian adalah: Bagian 1(produksi) –
Rp 4.500.000, Bagian 2 (pembelian) – Rp 63.000, dan Bagian 3(bengkel) Rp 72.000
13
g. Biaya tenaga kerja langsung setahun untuk barang X sebesar Rp 629.000, dan barang
Y Rp 836.000
Dengan menggunakan data diatas maka saudara diminta untuk menghitung / menyusun:
a. Anggaran kegiatan untuk semua bagian tahun 1980.
b. FOH rale per unit masing-masing barang untuk Bagian 1.
c. FOH rale per unit untuk kedua bagian jasa pembantu.
d. Harga pokok per unit masing-masing barang.
Jawab:
PT KENDANG GUMULUNG
Anggaran Kegiatan Bagian 1 1980
Barang X Barang Y
Barang 2 10 3 15
X
Jan. 2.000 4.000 40.000 6.000 90.000 130.000
Peb. 1.500 3.000 30.000 4.500 67.000 97.000
MaretL 2.500 5.000 50.000 7.500 112.000 162.000
Lain 14.000 28.000 280.000 42.000 630.000 910.000
20.000 40.000 400.000 60.000 900.000 1.300.000
14
Barang 1 10 2 15
Y
Jan.
Pebr. 1.500 1.500 15.000 3.000 45.000 60.000
Maret 2.000 2.000 20.000 4.000 60.000 80.000
Lain 1.500 1.500 15.000 3.000 45.000 60.000
15.000 15.000 150.000 30.000 450.000 600.000
15
(3) FOH langsung 2.000.000 2.500.000
(4) FOH tak langsung
a. Dept. Pembelian 39.000 24.000
b. Dept. bengkel 32.000 40.000
-----------------------------------------------
Rp 4.000.000 Rp 4.200.000
Unit yang diproduksi 20.000 unit 20.000 unit
Harga pokok per unit Rp 200 Rp 210
X 2 unit 3 unit
Y 1 unit 2 unit
Harga setiap unit material 1 = Rp 10 dan material 2 = Rp 15
16
Pembelian Perbandingan harga material yang
Administrasi dibeli / digunakan
Reparasi Perbandingan harga material yang
Produksi dibeli / digunakan
Jam perbaikan yang diperlukan
Jam kerja mesin yang digunakan
d. Berbagai perhitungan standar yang dipakai antara lain:
1. DMH untuk bagian produksi: x = 4 DMH; y = 5 DMH
2. DRH (Direct repair hour): 4 DRH setiap 100 DMH kerja mesin pada bagian 1
e. Biaya overhead tahunan untuk masing-masing bagian adalah:
Bagian produksi Rp 4.500.000
Bagian pembelian 63.000
Bagian administrasi 21.000
Bagian reparasi 72.000
f. Biaya tenaga kerja langsung:
Barang X Rp 328.000
Barang Y 228.000
Pertanyaan:
a. Susunlah rencana kegiatan untuk masing-masing bagian yang terperinci
b. Tentukan tingkat overhead rate untuk masing-masing bagian untuk masing-masing
barang
c. Hitunglah harga pokok per unit dari masing-masing barang Jawab :
a. Bagian Produksi (FOH = Rp 4.500.000,-)
Waktu Barang X Barang Y DMH
Produksi SUR DMH Produksi SUR DMH
Januari 2.000 4 8.000 1.500 5 7.500 15.500
Februari 1.500 6.000 2.000 10.000 16.000
Maret 2.500 10.000 1.500 7.500 17.500
Lain 14.000 56.000 15.000 75.000 131.000
20.000 80.000 20.000 100.000 180.000
17
Overhead rate :
X-------> 80 x 4.500.000 = 2.000.000 -------> Rp 100,-/unit
180
Y -------> 100 x 4.500.000 = 2.500.000 --------> Rp 125,-/unit
180
Bagian pembelian (FOH = Rp 63.000,-)
Waktu Produksi Barang X Barang Y
Material 1 Material 2 Material 1 Material 2
Unit Rp Unit Rp Unit Rp Unit Rp
Jan 2.000 4.000 40.000 6.000 90.000 2.000 20.000 4.000 60.000
Feb 1.500 3.000 30.000 4.500 67.500 1.500 15.000 3.000 45.000
Maret 2.500 5.000 50.000 7.500 112.500 1.500 15.000 5.000 75.000
Lain 14.000 28.000 280.000 42.000 630.000 15.000 150.000 28.000 420.000
20.000 40.000 400.000 60.000 900.000 20.000 200.000 40.000 600.000 2.100.000
Overhead rate :
X = (400.000 + 900.000) x Rp 63.000,- = Rp 39.000 --------> Rp 1,95/unit
2.100.000
Y = (200.000 + 600.000) x Rp 63.000,- = Rp 24.000 --------> Rp 1,20/unit
2.100.000
Bagian administrasi (FOH - Rp 21.000,-)
X = 1.300 x Rp 21.000,- = Rp 13.000 --------> Rp 0,65/unit
2.100
Y = 800 x Rp 21.000,- = Rp 8.000 --------> Rp 0,40/unit
2.100
Bagian Reparasi - FOH - Rp 72.000,-
Waktu Product X Product Y DRH
DMH SUR DRH DMH SUR DRH
18
Januari 8.000 0.04 320 7.500 0.04 300
Februari 6.000 240 10.000 400
Maret 10.000 400 7.500 300
Lain 56.000 2.240 75.000 3.000
Overhead rate :
X = 3.200 x Rp 72.000,- = Rp 32.000 --------> Rp 1,60/unit
7.200
Y = 4.000 x Rp 72.000,- = Rp 40.000 --------> Rp 2,00/unit
7.200
b. Overhead rate :
Barang X Barang Y
Departemen 1 Rp 100,-/unit Rp 125,-/unit
Departemen 2 1.95 1.20
19
3. Perusahaan Ban Mobil KUMBOKARŅO menghasilkan 2 macam ban mobil yaitu tipe
Radial dan tipe Biasa. Keduanya diproses pada tiga bagian yaitu bagian pencampuran.
Bagian pencetakan. dan bagian penyelesaian. Semua material digunakarn pada bagian
pencampuran tidak ada material yang ditambahkan pada bagian lain. Jenis tenaga kerja
yang digunakan ada 4 macam. Cperator I melayani mesin pencampur bahan. Operator 2
melayani mesin pencetak. Operator 3 melayani mesin penghalus dan Inspektur yang
melakukan pengawasan mutu yang juga bekerja pada departemen Finishing Data yang
tersedia untuk tahun anggaran 1930 adalah sebagai berikut:
1. Volume produksi uniuk setahun: Radial 16.500 buah dan Biasa 36.000 buah.
2. Angka standar pemakaian material untuk setiap ban :
Jenis ban Jenis material
Karet alam Benang carbon
sintetis
Tipe 10 kg 0,5 kg 0,5 kg
Radial 8 kg 0,3 kg 0,5 kg
Tipe
Biasa
3. Harga material : karet alam............................... Rp 1.000,-/kg Benang
sintetis............................ 4.000,-/kg
Carbon..............................................100,-/kg
4. Angka standar penggunaan tenaga kerja setiap ban dalam DLH.
Jenis ban Operator Operator Operator Operator
1 2 3 4
Tipe 0,25 DLH 1 DLH 0,3 DLH 0,1 DLH
Radial 0,15 DLH 0,75 DLH 0,25 DLH 0,1 DLH
Tipe
Bebas
5. Upah tenaga kerja :
Operator 1 = Rp 200,-/DLH
Operator 2 = 300,-/DLH
Operator 3 = 300,-/DLH
Inspektur = 500,-/DLH
20
6. Biaya FOH
Jenis biaya Tipe Radial Tipe Biasa
Depresiasi Rp Rp
Inderect 10.000.000,- 5.000.000,-
labor Lain-
lain 2.000.000,- 2.000.000,-
3.500.000,- 2.500.000,-
Dengan data di atas, saudara diminta menyusun berbagai anggaran dalam bentuk yang
baik dan terperinci:
a. Anggaran biaya material yang habis dalm produsi (menurut jenis barang dan material).
21
b. Anggaran biaya tenaga kerja
Tipe Jumlah Bagian Jumlah
ban diprodu (ribuan)
Pencampuran Pencampuran Finishing
ksi
Operator 1 Operator 2 On 3 + inspekt
Unit Jumlah Unit Jumlah Unit Jumlah
DLH DLH DLH DLH DLH DLH
Rp 13.479,- Rp 9.894,-
pokok per ban :
22
Radial = Rp 222.410.000,- = Rp 13.479,-
16.500
Biasa = Rp 356.180.000,- = Rp 36.000
4. 9.894,- Perusahaan Tegel ALIBABA memproduksi
dua macam tegel yaitu tegel abu-abu dan tegel teraso, Tegel duproses melalu 2
departemen preduksi (Departemen 1: Pencetakan Tegel. Depatemen 2: Penghalusan) dan
dua departemen jasa (Departemen 3: Administrasi Pabrik. Depanemen 4:
Pemeliharaan/Bengkel ). Pada dasarnya material pokok yang digunakan dalam
pembuatan tegel adalah pasir,semen,teraso dan bahan pembantu tertentu. Cara
perhitungan harga pokok pada prinsipnya menggunakan prinsip blaya historis
(absorptlon), kecuali untuk biaya FOH yang didasarkan atas tarif yang dihitung rerlebih
dahulu. Seluruh material digunakan pada Departemen 1 yang menggunakan satuan
aktivitas Direct Machine Hour (DMH): Departemen 2 menggunakan satuan aktivitas
Direct Labor Hour (DLH). Di dalam menentukan blaya FOH untuk waktu satu tahun
maka tarif FOH dikalikan jumlah jam ril, demiklan juga untuk menghitung FOH
bulanan. Data produksi yang tersedia sebagai berikut ini:
1. Anggaran tahunan:
a. Anggaran FOH setahun: Departemen 1 = Rp 8.500.000,-
Departemen 2 = 7.250.000,-
Departemen 3 = 2.000.000,-
Depariemen 4 = 1.500.000,-
b. Jumlah tegel yang akan dihasilkan: abu -abu 50 000 m2 dan tegel teraso
30.000 m2
c. Penggunaan material setiap m2 tegel: abu-abu Rp 400,- tegel teraso Rp
500,- . tidak ada material yang di gunakan pada Departemen 2
d. Standar penggunaan waktu:
Jenis Dept. 1 Dept. 2 (DLH)
(DMH)
Tegel abu-abu 1,5 2,0
Tegel teraso 1,0 2,5
e. Tingkat upah tenaga kerja untuk Departemen 2:
23
Tegel abu-abu = Rp 240,-
Tegel teraso = 250,- per jam
f. Pengalokasian biaya FOH dari Departemen jasa ke Departemen produksi:
1
Departemen 3: /2 ke Departemen 1 dan 1/2ke Departemen 2
2
Departemen 4: /3ke Departemen 1 dan 1/3ke Departemen 2
2. Data realisasi bualan Januari:
a. Jumlah yang dihasilkan abu-abu = 4.000 m2teraso 3.000 m2
b. Penggunaan jam mesin (DMH) pada Departemen 1: abu-abu = 6.100jam; teraso = 4.150
jam.
c. Biaya riil yang dikeluarkan:
Dept FOH Material Tenaga kerja
. (Rp) (Rp) Jam jumlah
1 770.000 1.630.000 *) 8.200 *) 1.973.000 *)
1.520.000 **) 7.400 **) 1.840.000**)
2 680.000
3 200.000
4 160.000
*) tegel abu-abu
**) tegel teraso
Dengan data di atas saudara diminta untuk menghitung:
a. Tarif FOH per jam untuk Departemen l dan Departemen 2.
b. Menentukan harga pokok per m2 masing-masing jenis tegel bulan januari,
c. Membuat laporan penggunaan biaya pada masing-masing
Departemen.
Jawab :
a. Tarif FOH per jam untuk Dept. 1 dan Dept. 2.
Departemen 1 Departemen 2
24
FOH langsung Rp Rp 7250.000,-
FOH tidak langsung 8.500.000,-
105.000 DMH
DLH: Tegel abu-abu = 50.000 x 2,0 = 100.000 DLH
Tegel teraso= 30.000 x 2,5 = 75.000 DLH
175.000
DLH
Tarif FOH: Departemen 1 = Rp 100,-/DMH
Departemen 2 = Rp 50,-/DLH
b. Harga pokok bulan Januari:
Jenis biaya Tegel abu-abu Tegel teraso
Material............................. Rp 1.630.000,- Rp 1.520.000,-
Tenaga kerja langsung....... 1.973.000,- 1.840.000,-
FOH:
Dept. 1: 6.100 x Rp 100 610.000,- *)
4.150 x Rp 100 415.000,- **)
Dept. 2: 8.200 x Rp 50 410.000,- *)
7.400 x Rp 50 370.000,- **)
Rp 4.623.000,- Rp 4.145.000,-
Harga pokok produksi....... Rp 1.155,75/m2 Rp 1.381,67/m2
25
Seharusny Sesungguh Selisih
a nya
3.000 x 500
- 61.66
FOH : 1/12 x
7
8.500.000 - 111.667
Departemen 2:
T.K : 4.000 x 2x 240 3.795.000 3.813.000 - 18.00
0
3.000 x 2,5 x
258 FOH: 1/12 x 604.167 680.000
- 75.83
7.250.000
3
- 93.83
Departemen 3: 166.667 200.000 3
FOH: 1/12 x
2.000.000 125.000 160.000 - 33.33
3
Departemen 4:
FOH: 1/12 x
1.500.000 - 35.00
0
- 68.333
5. Data PT SABUKWOL0 untuk perencanaan bulan Maret 1980 Diketahui sebagai berikut:
a. Volume penjualan yang direncenaken 30. 000 kg barang A dan 20.000 kg barang B.
b. Biaya produksi setiap kg barang jadi:
Barang A Barang B
26
Penggunaan: 2 kg @ Rp 30,-/kg 2 kg @ Rp 2 0,-/kg
Material 1 1 kg @ Rp 20,-/kg 3 kg @ Rp 25,-/kg
Material 2 3 DLH @ Rp 50/DLH
Material 3 2 DLH @ Rp
Kebutuhan 50/DLH
tenaga Rp 69.000/bulan
Factory 10.000/bulan
overhead: 30.000/bulan
10/DL
Penyusutan H
Polis asuransi
Gaji mandor
Lain-lain
Factory overhead di alokasiken sesuai dengan perbandingan jumlah DLH untuk
masing-masing barang secara keseluruhan.
c. Selain untuk mencukupi kebutuhan produksi bulan Marel, material juga perlu dibeli
untuk persediaan bulan April yang besarnya: Materiai 1 =
4.000 kg: material 2 = 3.000 kg: material 3 = 2.000 kg.
Atas dasar data di atas, saudara diminta untuk:
a. Menyusu anggaran pembelian material bulan Maret ssecara terperinci.
b. Anggaran biaya produksi terperinci untuk setiap kg barang hasil produksi bulan Maret.
c. Anggaran kebuluhan kas untuk bulan Maret.
Jawab :
a. Anggaran pembelian material
Material Kebutuhan untuk produksi Untuk Dibeli Nilai
Barang A Barang B Jumlah persedi pembelian
aan (Rp)
27
Material 1 60.000 kg - 60.000 4.000 64.000 1.920.000
Material 2 30.000 kg 40.000 kg 70.000 3.000 73.000 1.460.000
Material 3 - 60.000 kg 60.000 2.000 62.000 1.550.000
Jumlah 4.930.000
b. Anggaran biaya produksi.
Barang A Barang B Jumlah
1. Material Rp 2.400.000 Rp 2.300.000 Rp 4.700.000
2. Tenaga 3.000.000 3.000.000 6.000.000
kerja 60.000
DLH
3. FOH: 34.500 34.500 69.000
Depresiasi 5.000 5.000 10.000
Polis asuransi 15.000 15.000 30.000
Gaji mandor 600.000 600.000 1.200.000
Lain-lain
Jumlah Rp 6.054.500 Rp 5.954.500 Rp 12.009.000
Volume penjualan 30.000 kg 20.000 kg
Biaya/unit Rp 201,82/kg Rp 297,73/kg
c. Anggaran kebutuhan kas-Maret.
(1) Pembelian material........................................ Rp 4.930.000,(2) Tenaga
kerja................................................... 6.000.000,-
(3) FOH................................................................ 1.240.000,-
Jumlah............................ Rp 12.170.000,-
6. Untuk keperluan produksi barangnya, perusahaan LINGGA GENI membutuhkan
komponen yang disebut komponen X. Bagi perusahaan tersedia dua pilihan, yaitu
membeli saja dari produsen lain atau memproduksi sendiri. Harga pokok antara kedua
plihan itu dapat sama tetapi mungkin juga berbeda, tergantung dari berapa jumlah
kebutuhan tiap tahunnya.
28
Data untuk kedua pilihan sebagai berikut:
Komponen biaya:
a. Meterial langsung............................................ Rp 700 .- / unit
b. Tenaga kerja langsung.............................................1.100 .- / unit
c. Factory Overhead (fixed)....................................2.400.000,- setahun
d. Factory Overhead (variabel) .....................................500,- / unit
e. Sewa mesin ........................................................3.000.000, - setahun
f. Biaya simpan di gudang (lixed) .........................2.400.000.- setahun
g. Harga beli komponen X..........................................2.600,- / unit Pertanyaan:
a. Bila kebutuhan komponen X sebesar 12.000 Unit setahun maka pilihan yang lebih tepat
antara membeli saja atau menghasilkan sendiri. Berikan alasan dengan perhitungan-
perhitungannya yang diperlukan.
b. Pada jumlah kebutuhan berapa setiap tahunnya kedua alternatif itu berakibat sama bagi
perusahaan dan mengapa.
c. Bila membutuhkan komponen X sebesar 20.000 unit setahun mana pilihan yang lebih
tepat dan Mengapa?
Jawab:
a. Komponen Biaya
Material biaya Rp. 700.- / unit
Tenaga kerja langsung 1.100,-/ unit
Biaya factory Overhead (fixed) 2.400.000,- /tahun
Biaya factory Overhead (variabel) 500,-/unit
Sewa mesin 3.000.000,-
/tahun
Biaya simpan di gudang 2.400.000,- /tahun
Kebutuhan akan barang X per tahunnya sebesar 12.000 unit.
Pembandingan :
1. Apabila membeli:
Pembelian = 12.000 x Rp 2.600,- Rp 31.200.000,-
Sewa gudang = 2.400.000,-
- Fixed = 2.400.000,
- Variabel = 12.000 x Rp 500,- 6.000.000,-
Sewa mesin 3.000.000,-
Biaya simpan di gedung 2.400.000,-
Pembuktian:
Membeli akan membutuhkan biaya-biaya:
- Pembelian (18.000 x 2.600) Rp 46.800.000.-
- Sewa gudang 2.400.000,-
30
Total biaya Rp 49.200.000.-
Bila membuat sendiri, Akan membutuhkan biaya-biaya:
Material langsung 18.000 x Rp 700.- Rp 12.600.000,-
Tenaga kerja langsung 18.000 x 19.800.000,-
1.100.Factory overhead :
- Fixed 2.400.000.
- Variabel 18.000 x 500 9.000.000.-
Sewa mesin 3.000.000.
Sewa gudang 2.400.000.-
- Fixed 2.400.000-
- variabel 20.000 x 500.- 3.000.000.-
Sewa mesin 10.000.000,-
Sewa gudang 2.400.000.-
31
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biaya adalah pengorbanan ekonomis yang diperlukan untuk memperoleh pendapatan. Biaya
akhirnya merupakan suatu aliran keluarnya aktiva walaupun harus melalui hutang terlebih
dahulu. Secara konsep, biaya lebih merupakan penurunan aktiva dari pada kenaikan hutang.
Biaya terjadi saat suatu produksi atau jasa diserahkan dalam rangka mengasilkan pendapatan.
Menurut Sutrisno (2001:3) biaya produksi adalah harga yang dibayarkan untuk mengubah bahan
mentah jadi barang siap pakai. Biaya ini dibayarkan oleh divisi operasional, yang terdiri dari
harga bahan mentah, gaji tenaga kerja langsung dan biaya overhead perusahaan. Menurut
Soemarso (2005:234) mengartikan cost sebagai beban yang terjadi karena suatu pengeluaran
sudah tidak memberikan manfaat ekonomis untuk kegiatan masa berikutnya.
Menurut Jusuf (2014:41), biaya operasional atau biaya usaha (operating expenses) adalah biaya-
biaya yang tidak berhubungan langsung dengan produk perusahaan tetapi berkaitan dengan
aktivitas operasional perusahaan sehari-hari. Biaya usaha sering disebut juga dengan istilah SGA
(Selling, General, dan Administration Expenses). Menurut Jusuf biaya operasional ini dapat
dibagi menjadi 2 jenis: 1. Biaya penjualan (selling expensen), yaitu biaya yang berkaitan dengan
penjualan. Misalnya biaya promosi, Biaya pengemasan barang, biaya gaji, dan komisi penjualan
para salesman, dan lain-lain. 2. Biaya administrasi dan umum (general and administration
expenses), yaitu biaya-biaya yang tidak berhubungan dengan penjualan.
3.2 Saran
Terkait dengan materi yang telah disampaikan, penulis menyarankan kepada pembaca agar dapat
memahami teori akuntansi terlebih dahulu. Hal ini akan mempermudah pemahaman pembaca
pada biaya pabrik dan biaya operasional. Lalu kepada dosen, kami menyarankan agar dapat
membimbing mahasiswa dan memastikan agar mahasiswa dapat memahami seluruh materi.
32
DAFTAR PUSTAKA
Y. Casmadi, Irfan Azis. 2019. PENGARUH BIAYA PRODUKSI & BIAYA OPERASIONAL
TERHADAP LABA BERSIH PADA PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING
COMPANY, Tbk. Jurnal Akuntansi D3 dan D4 Akuntansi Poltekpos Bandung. No 01.
33