Pertemuan 11
Pertemuan 11
Pertemuan 11
PERTEMUAN KE 11
b. Ilmu negara dengan perbandingan hukum tata negara: bahwa antara negara
yang satu dengan negara yang lain terdapat persamaan maupun perbedaan,
adanya bermacam-macam bentuk ketatanegaraan atau sistem ketatanegaraan
yang menjadi pokok penyelidikan ilmu perbandingan hukum tata negara
adalah juga suatu masalah yang menjadi bidang ilmu negara. Di lain pihak,
timbulnya mata pelajaran baru yaitu ilmu perbandingan hukum tatanegara,
dapat digambarkan sebagai pertumbuhan dari komplek problema khusus ilmu
negara;
Menurut C.F.Strong, terdapat 2 (dua) ciri yang bersifat esensiil yang ada pada
suatu negara kesatuan, yaitu:
1) adanya supremasi lembaga perwakilan rakyat pusat (parliament);
2) tidak adanya badan-badan bawahan yang mempunyai kedaulatan (the
absence of subsidiary sovereign bodies).
2. Negara serikat/federal.
Negara serikat/federal menurut C.F.Strong adalah suatu negara dimana
terdapat dua atau lebih negara yang sederajat, bersatu karena tujuan-tujuan
tertentu yang sama.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ciri atau sifat negara federal adalah :
1) adanya supremasi konstitusi yang menjadikan federasi itu terwujud;
2) adanya pembagian kekuasaan antara negara federal dan negara-negara
bagian;
3) adanya suatu lembaga yang diberi wewenang untuk menyelesaikan suatu
perselisihan antara pemerintah federal dan pemerintah negara-negara
bagian.
1. Hakekat Konstitusi
Istilah konstitusi pada umumnya dipergunakan paling sedikit dalam 2 (dua)
pengertian :
a. Menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara, yaitu
berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur atau memerintah
negara; ada yang tertulis sebagai keputusan badan yang berwenang dan
ada yang tidak tertulis berupa “usages, understandings, customs, atau
convention”. Meskipun tidak merupakan undang-undang, bukan berarti
kurang efektif dalam mengatur negara;
b. Merupakan menggambarkan campuran antara ketentuan tertulis dan tidak
tertulis, contoh: Kerajaan Inggris dengan common law system-nya.
Menurut Maurice Duverger, tidak jarang terdapat jurang antara apa yang
ditetapkan didalamnya dengan kenyataannya/pelaksanaannya, sehingga
seringkali konstitusi hanya dijadikan sebagai tirai bagi penguasa. Dalam
kaitan inilah, C.F. Strong mengemukakan bahwa untuk disebut sebagai
konstitusi, maka harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a.how the various agencies are organized;
b.what power is entrusted to those agencies;
c.in what manner such power is to be exercised.
Pertanyaan :
1. Jelaskan dengan memberikan contoh mengenai perbandingan hukum hukum tata
negara (dalam hal sistem pemerintahan) di Indonesia dengan negara lainnya?
2. Apakah faktor-faktor penyebab terjadinya perbedaan bentuk negara dan sistem
pemerintahannya? Jelaskan!
3. Apakah perbedaan dan persamaan antara Negara Kesatuan dan Negara Federal?
Jelaskan!
4. Jelaskan hubungan antara perbandingan hukum tata negara dengan ilmu hukum
tata negara.
DAFTAR PUSTAKA
Peter de Cruz, Perbandingan System Hukum Common Law, Civil Law dan
Socialist Law, 2010, Nusa Media, Bandung
L.J. van Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum, 1985, P.T. Pradnya Paramitha, Jakarta.