Perancangan Kawasan Pariwisata Sebagai Recreational Waterfront Pantai Tanjung Pasir Kabupaten Tangerang

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota ISSN: 2460-6480

Perancangan Kawasan Pariwisata sebagai Recreational Waterfront


Pantai Tanjung Pasir Kabupaten Tangerang
Designing Tourismn Areas as Recreational Waterfront Tanjung Pasir Beach, Tangerang
Regency
1
Mu’zam Arabi, 2Sri Hidayati Djoeffan
1,2
Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota,, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung,
Jl. Tamansari No.1 Bandung 40116
email: [email protected], [email protected]

Abstract. The tourism sector is a potential sector to be developed as a source of foreign exchange. The
program for developing and utilizing resources and tourism potential can provide sustainable economic
development. One of the developing waterfront areas is the Tanjung Pasir Beach area. This area has several
excellent potentials such as (1) natural tourism, (2) culinary tourism, (3) shopping tourism, (4) strategic
location and (5) easy access. The urgency of this study is to solve problems (1) waste management, (2)
coastal abrasion, (3) inadequate facilities and infrastructure, and (4) the absence of disaster mitigation. Based
on this phenomenon, the problems in this study are (1) How to design the Tanjung Pasir Beach area with
tourism elements to become a waterfront recreation area? (2) How to design a tourism area that is safe from
the waterfront disaster ?. The researcher used waterfront city theory, supply and demand, urban design and
disaster mitigation. The approach method used is descriptive statistical, theoretical, comparative and
participatory. Data collection techniques used in this study are questionnaires, interviews, observation, and
literature. The analysis used includes (1) site analysis, (2) analysis of tourist projections, (3) analysis of
supply and demand, and (5) analysis of infrastructure. The results of this study are (1) the concept of space
structure, (2) the concept of land use, (3) the concept of building mass, (4) the concept of open space, (5) the
concept of circulation and parking, (6) the concept of pedestrian way , (7) the concept of clean water
networks, (8) the concept of wastewater networks, (9) the concept of electricity networks, (10) the concept
of solid waste networks,
Keywords: tourism, supply demand, recreational waterfront

Abstrak. Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai sumber devisa
negara. Program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi pariwisata dapat memberikan
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Salah satu kawasan tepi air yang berkembang adalah kawasan
Pantai Tanjung Pasir. Kawasan ini memiliki beberapa potensi unggulan seperti (1) wisata alam, (2) wisata
kuliner, (3) wisata belanja, (4) lokasi strategis dan (5) akses yang mudah. Urgensi penelitian ini adalah
menyelesaikan permasalahan (1) pengelolaan sampah, (2) abrasi Pantai, (3) fasilitas dan infrastruktur yang
tidak memadai, dan (4) belum adanya mitigasi bencana. Berdasarkan fenomena tersebut, maka permasalahan
dalam penelitian ini adalah (1)Bagaimana merancang kawasan Pantai Tanjung Pasir dengan elemen wisata
untuk menjadi kawasan rekreasi tepi air? (2) Bagaimana merancang kawasan pariwisata yang aman dari
bencana tepi air?. Peneliti menggunakan teori waterfront city, supply dan demand, perancangan kota dan
mitigasi bencana. Metode pendekatan yang digunakan yaitu statistik deskriptif, teoritis, komparatif dan
partisipatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, wawancara,
observasi, dan studi pustaka. Analisis yang digunakan meliputi (1) analisis tapak, (2) analisis proyeksi
wisatawan, (3) analisis supply dan demand dan (4) analisis infrastruktur. Hasil dari penelitian ini adalah (1)
konsep struktur ruang, (2) konsep tata guna lahan, (3) konsep tata massa bangunan, (4) konsep ruang terbuka,
(5) konsep sirkulasi dan parkir, (6) konsep jalur pejalan kaki, (7) konsep jaringan air bersih, (8) konsep
jaringan air limbah, (9) konsep jaringan listrik, (10) konsep jaringan persampahan,
Kata Kunci: Pariwisata, supply demand, recreational waterfront
Laju pertumbuhan wisatawan
A. Pendahuluan
berdasarkan data Dinas Pemuda
Kawasan Pantai Tanjung Pasir Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata
merupakan kawasan pariwisata pantai Kabupaten Tangerang, terdapat
yang memiliki potensi wisata alam, peningkatan laju pertumbuhan
wisata kuliner, wisata belanja, lokasi wisatawan pada Tahun 2013-2017 pada
yang strategis dan akses yang mudah. persentase 1,68%-10,00%.

148
Perancangan Kawasan Pariwisata sebagai Recreational… | 149

Penentuan kawasan Pantai a. Tema


Tanjung Pasir sebagai kawasan Elemen ini ditentukan oleh
pariwisata ditentukan berdasarkan iklim, budaya, dan sejarah.
Peraturan Daerah Provinsi Banten No.9 Tema tersebut akan
Tahun 2005 tentang Rencana Induk menentukan ruang-ruang
Pengembangan Pariwisata Daerah yang akan dibentuk, tata
Provinsi Banten, Kabupaten Tangerang guna lahan, material yang
bagian utara merupakan WPP (Wilayah akan dipakai, skala, dan
Pengembangan Pariwisata) kategori A makna waterfront sehingga
yang memiliki peran sebagai pariwisata tercipta suatu keunikan
alam. Hal tersebut dirinci dalam yang menarik pengunjung
Peraturan Daerah Kabupaten dan menimbulkan perasaan
Tangerang No.13 Tahun 2011 tentang untuk kembali lagi.
Rencana Tata Ruang Wilayah b. Kesan
Kabupaten Tangerang Tahun 011-2031, Kesan publik akan
status Pantai Tanjung Pasir mempengaruhi minatnya
diperuntukan sebagai kawasan kawasan untuk mengunjungi
pariwisata. Kawasan pariwisata yang waterfront. Keinginan untuk
dimaksud adalah pariwisata alam, mengunjungi suatu kawasan
budaya dan buatan. Hal tersebut waterfront akan sulit
dikuatkan dengan kebijakan Rencana dihidupkan apabila kesan
Induk Pengembangan Pariwisata masyarakat sudah negatif.
Daerah Kabupaten Tangerang yang c. Keaslian
membahas kawasan Pantai Tanjung Karakter waterfront yang
Pasir sebagai kawasan wisata air. akan dikembangkan harus
Urgensi dari penelitian ini ditemukan dan
adalah menyelesaikan permasalahan dipertahankan sehingga
pengelolaan sampah, abrasi pantai, akan menimbulkan suatu
fasilitas dan infrastruktur yang tidak keunikan dan meningkatkan
memadai, dan belum adanya mitigasi daya tariknya.
bencana. Berdasarkan fenomena d. Kegiatan
tersebut, perumusan masalah dalam Jenis kegiatan harus disusun
penelitian ini sebagai berikut: sedemikian rupa sehingga
“Bagaimana merancang kawasan Pantai urutannya dapat dinikmati
Tanjung Pasir dengan elemen wisata secara baik oleh
untuk menjadi kawasan rekreasi tepi pengunjung. Kemudahan
air? dan Bagaimana merancang pencapaian, sirkulasi, dan
kawasan pariwisata yang aman dari pengalaman yang menarik
bencana tepi air? harus tetap diperhatikan.
Tujuan dalam penelitian adalah e. Persepsi Publik
mengembangkan potensi sumber daya Sebelum pengembangan
alam, dan mewujudkan pariwisata yang dimulai, publik harus
berkelanjutan. diyakinkan bahwa kegiatan
ini akan meningkatkan
B. Landasan Teori
kualitas kawasan sekitarnya
1. Waterfront City dan kegiatan yang sudah
Unsur yang dapat mendukung terbentuk tidak akan
keberhasilan suatu Waterfront terganggu dengan adanya
City (Torre : 1989) sebagai pengembangan ini.
berikut:
Perencanaan Wilayah dan Kota
150 | Mu’zam Arabi, et al.

f. Pelestarian Lingkungan c. Infrastructure


Pengembangan waterfront (Infrastruktur)
harus tetap melestarikan Infrastuktur merupakan hal
lingkungan, bahkan jika penting yang berguna untuk
memungkinkan dapat menjalankan sebuah sarana,
memperbaiki lingkungan adapun infrastruktur yang
yang rusak. Selain itu, perlu terdapat di kawasan
pengembangan sedapat wisata adalah sebagai
mungkin mengurangi berikut:
dampak lingkungan dan d. Transportation
memanfaatkan secara (Transportasi)
maksimal sumber daya alam Ada beberapa hal mengenai
yang ada. transportasi yang dapat
g. Teknologi Konstruksi menjadi semacam sebuah
Tugas utama dalam bidang pedoman, yaitu:
konstruksi adalah membuat e. Hospitality
suatu metode yang dapat (Keramahtamahan)
menstabilkan garis Wisatawan yang sedang
pertemuan antara darat dan berada dalam lingkungan
air. yang belum mereka kenal
h. Manajemen maka perlu adanya
Manajemen yang baik dan keramahtamahan dari
efektif terhadap petugas dan masyarakat
pemeliharaan kawasan dan serta jaminan keamanan.
peningkatan daya tarik f. Jenis demand (permintaan)
dengan mengadakan yang didasarkan pada
kegiatan berkala sangat penggunaan, desain dan
diperlukan untuk manajemen dari suatu
menghidupkan kawasan tempat rekreasi (Seymor
pantai. Gold: 1980), yaitu:
2. Supply dan Demand g. Latent demand
Komponen-komponen supply Merupakan permintaan
(penawaran) dalam rekreasi yang sudah melekat
pengembangan kepariwisataan dan ada di masyarakat,
meliputi 5 (lima) unsur (James J. tetapi tidak terefleksikan
Spillane, 1994: 63-72): pada penggunaan fasilitas
a. Attractions (Atraksi) eksisting.
Merupakan pusat dari h. Induced demand
industri pariwisata. Menurut Merupakan latent demand
pengertiannya atraksi yang dapat distimulasi atau
mampu menarik wisatawan dirangsang dari kondisi
yang ingin masyarakat umum dengan
mengunjunginya. melalui alat media massa
b. Facility (Fasilitas) dan proses pendidikan.
Fasilitas cenderung i. Expressed demand
berorientasi pada sarana Merupakan pemakaian atau
penunjang yang memadai partisipasi yang berkenaan
bagi kawasan wisata dengan pilihan rekreasi
tersebut. eksisting.

Volume 5, No. 1, Tahun 2019


Perancangan Kawasan Pariwisata sebagai Recreational… | 151

3. Perancangan Kota Aktivitas pendukung adalah


Elemen perancangan kota semua fungsi bangunan dan
(Hamid Shirvani : 1985) kegiatan-kegiatan yang
diklasifikasikan sebagai berikut: mendukung ruang publik
a. Tata Guna Lahan suatu kawasan kota.
Tata Guna Lahan g. Penandaan
merupakan rancangan dua Penandaan yang dimaksud
dimensi berupa denah adalah petunjuk arah jalan,
peruntukan lahan sebuah rambu lalu lintas, media
kota. iklan dan berbagai bentuk
b. Bentuk dan Massa penandaan lain.
Bangunan h. Preservasi
Bentuk dan massa-massa Preservasi dalam
bangunan membahas perancangan kota adalah
ketinggian bangunan, perlindungan terhadap
koefisien dasar bangunan, lingkungan tempat tinggal,
koefisien lantai bangunan, alun-alun, plaza, area
dan garis sempadan perbelanjaan yang ada dan
bangunan. mempunyai ciri khas,
c. Sirkulasi dan Parkir seperti halnya perlindungan
Sirkulasi adalah elemen terhadap bangunan
perancangan kota yang bersejarah.
secara langsung dapat
C. Hasil Penelitian dan
membentuk dan mengontrol
Pembahasan
pola kegiatan kota seperti
pedestrian way, dan tempat- Analisis Tapak

Tabel 1. Analisis Tapak

Sempadan
Curah Jenis
No. SPL Kemiringan Garis Kawasan
Hujan Tanah
Pantai
1 1 <13,6 Latosol 0-8% Ya Lindung
2 2 <13,6 Latosol 0-8% Tidak Budidaya
Sumber: Hasil Analisis, 2018

tempat transit yang saling Berdasarkan hasil overlay peta


berhubungan. topografi, curah hujan, dan jenis tanah
d. Ruang Terbuka menghasilkan 2 kesesuaian lahan. Yaitu
Berbicara tentang ruang kawasan lindung dan kawasan
terbuka (open space) selalu budidaya. Kawasan lindung berada
menyangkut lanskap. pada tepi pantai sebagai garis sempadan
Elemen lanskap terdiri dari pantai.
hardscape dan softscape.
Analisis Proyeksi Wisatawan
e. Jalur Pejalan Kaki
Elemen pejalan kaki harus Berdasarkan analisis data
dibantu dengan interaksinya wisatawan Tahun 2013-2017, diketahui
pada elemen-elemen dasar proyeksi jumlah wisatawan pada tahun
desain tata kota. 2037 adalah 16.705 jiwa/tahun. Jumlah
f. Aktivitas Pendukung wisatawan tertinggi berada pada Bulan

Perencanaan Wilayah dan Kota


152 | Mu’zam Arabi, et al.

Januari dengan 4.518 jiwa/bulan atau terdapat pada kawasan wisata.


151 jiwa/hari. Berdasarkan analisis demand
(permintaan) kawasan wisata Pantai
Tabel 2. Analisis Proyeksi Wisatawan
Tanjung Pasir, atraksi alam memiliki
kategori penting (mean = 4,02), atraksi
kebudayaan penting (mean = 3,42),
atraksi minat khusus penting (mean =
3,49), fasilitas penting (mean = 3,68),
infrastruktur penting (mean = 3,75),
transportasi penting (mean = 3,75) dan
keramahtamahan penting (mean = 3,90).

Sumber: Hasil Analisis, 2018


Analisis Supply dan Demand
Berdasarkan analisis supply
(penawaran) kawasan wisata Pantai
Tanjung Pasir, kondisi atraksi alam Gambar 2. Analisis Demand Kawasan
memiliki kategori cukup baik (mean = Pariwisata
2,75), atraksi kebudayaan cukup baik
(mean = 2,80), atraksi minat khusus Analisis Infrastruktur
cukup baik (mean = 1,92), fasilitas 1. Analisis kebutuhan air bersih
cukup baik (mean = 2,74), infrastruktur Jumlah kebutuhan air pada
buruk (mean = 2,54), transportasi Tahun 2037, berdasarkan hasil
sangat buruk (mean = 1,46) dan analisis jumlah proyeksi
keramahtamahan cukup baik (mean = wisatawan dengan kebutuhan 30
3,25). liter/orang/hari (SNI, 2004).
Berdasarkan hasil analisis
kebutuhan air bersih di kawasan
wisata Pantai Tanjung Pasir
adalah 10.069 liter/hari.
Tabel 2. Kebutuhan Air Bersih

Gambar 1. Analisis Supply Kawasan


Pariwisata

Berdasarkan analisis demand


Sumber: Hasil Analisis, 2018
(permintaan) kawasan wisata Pantai
Tanjung Pasir, permintaan dari 2. Analisis limpasan air limbah
wisatawan dapat diketahui dari pendapat Berdasarkan analisis limpasan
responden mengenai tingkat air, jumlah produksi limpasan air
kepentingan komponen atau unsur yang di kawasan Pantai Tanjung Pasir

Volume 5, No. 1, Tahun 2019


Perancangan Kawasan Pariwisata sebagai Recreational… | 153

adalah 17.624 liter/bulan. muatan gerobak 2 m3 yang dapat


jumlah tersebut didapatkan dari menampung jumlah sampah
jumlah persentase 80% dari setiap hari.
kebutuhan air bersih, kecuali Tabel 5. Proyeksi Sampah
perdagangan memiliki
persentase 90%.
Tabel 3. Limpasan Air Limbah

Sumber: Hasil Analisis, 2018


Konsep Struktur Ruang
konsep sruktur ruang terbagi
kedalam pusat dan sub pusat. Pusat
kawasan pariwisata terdapat di sentral
wilayah studi dan sub pusat berada pada
pelayanan dengan fungsi transportasi
Sumber: Hasil Analisis, 2018
pariwisata, perdaganagan dan jasa
3. Analisis jaringan listrik pariwisata dan sarana penunjang
Analisis jaringan listrik di pariwisata.
kawasan wisata membutuhkan
62.400 watt perbulan. Hal
tersebut berdasarkan kebutuhan
penginapan dan fasilitas umum.
Untuk jumlah gardu, kawasan
ini membutuhkan 1 gardu
dengan maksimum pengelolaan
1 gardu adalah 630.000 watt.
Tabel 4. Kebutuhan Listrik

Gambar 3. Konsep Struktur Ruang

Konsep Land Use


konsep zonasi terbagi menjadi 4
Sumber: Hasil Analisis, 2018 zonasi, yaitu zona perdagangan dan
4. Analisis limpasan air limbah jasa, sarana penunjang pariwisata,
Berdasarkan hasil analisis, ruang terbuka hijau dan preservasi.
jumlah timbulan sampah adalah
13,55 m3/bulan, jumlah ini
tergolong rendah dengan
pembuangan sampah 1 truk
kontainer (TPS)/bulan.
Perhitungan 1 TPS adalah
maksimal 10m3 dengan
pemadatan hingga 70% pada
sampah. Adapun jumlah gerobak
hanya 1 berdasarkan jumlah

Perencanaan Wilayah dan Kota


154 | Mu’zam Arabi, et al.

Gambar 4. Konsep Zonasi Gambar 6. Konsep Site Plan

Konsep Blok kawasan terbagi Konsep Tata Massa Bangunan


menjadi 8 blok. Blok 1 diperuntukan Konsep tata massa bangunan
untuk hutan mangrove, blok 2 menjelaskan tentang koefisien dasar
diperuntukan untuk terminal, blok 3 bangunan, koefisien lantai bangunan
diperuntukan untuk Sea World, blok 4 dan koefisien dasar hijau dari masing-
diperuntukan untuk perdagangan dan masing blok.
jasa, blok 5 diperuntukan untuk green
walk, blok 6 diperuntukan untuk sarana
penunjang pariwisata, blok 7
diperuntukan untuk pelabuhan, blok 8
diperuntukan untuk taman mangrove
dan wisata pantai.

Gambar 7. Konsep Tata Massa


Bangunan

Konsep Sirkulasi dan Parkir


Konsep sirkulasi dan parkir
Gambar 5. Konsep Blok berada pada tiap elemen-elemen
bangunan wisata dengan ketentuan
Konsep Site Plan diperuntukan parkir bus panjang 14m x 4m, parkir
sesuai dengan arahan penggunaan lahan mobil panjang 6m x lebar 3m dan parkir
perblok yang telah dirinci kedalam motor panjang 1,5m x 1m.
bentuk tipologi bangunan.

Volume 5, No. 1, Tahun 2019


Perancangan Kawasan Pariwisata sebagai Recreational… | 155

Konsep Jaringan Air Bersih


Konsep jaringan air bersih
menggunakan instalasi pengolahan air
bersih sebagai pemasok air bersih yang
disalurkan ke setiap elemen wisata.

Gambar 8. Konsep Sirkulasi dan


Parkir
Gambar 11. Konsep Jaringan Air
Konsep Jalur Pejalan Kaki Bersih
Konsep jalur pejalan kaki berada
di kiri dan kanan tepi jalan dengan lebar Konsep Jaringan Air Limbah
3m. Konsep Jaringan air limbah
terdiri dari 6 instalasi pengolahan air
limbah yang memfilter air limbah dari
bangunan di kawasan pariwisata
sebelum di buang ke laut.

Gambar 9. Konsep Jalur Pejalan Kaki

Konsep Ruang Terbuka


Konsep ruang terbuka terbagi
menjadi ruang terbuka hijau dan ruang Gambar 12. Konsep Jaringan Air
terbuka non-hijau. Limbah

Konsep Jaringan Listrik


Konsep Jaringan listrik
menggunakan 1 gardu yang mampu
memenuhi kebutuhan listrik di kawasan
studi.

Gambar 10. Konsep Jalur Pejalan Kaki


Perencanaan Wilayah dan Kota
156 | Mu’zam Arabi, et al.

Gambar 13. Konsep Jaringan Listrik Gambar 15. Jangkauan Alarm


Peringatan
Konsep Jaringan Persampahan
Konsep persampahan adalah
dengan menerapkan 3R (Reuse,
Reduse, Recycle). Pengelolaan sampah
tersebut dilaksanakan karena mengacu
kepada UU No 18 tahun 2008 mengenai
pengelolaan sampah, selain itu agar
sampah yang dibuang dapat menjadi
sebuah manfaat menjadi sebuah produk
baru.

Gambar 16. Rekayasa Mitigasi


Bencana

D. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini
adalah perancangan kawasan Pantai
Tanjung Pasir dilakukan dengan
memperhatikan lingkungan guna
mendukung ekosistem tepi air yang
Gambar 14. Konsep Jaringan terawat dengan dibangunnya hutan
Persampahan mangrove, instalasi pengolahan air
limbah, ruang terbuka untuk resapan
Konsep Mitigasi Bencana air,dan garis sempadan pantai yang
Konsep mitigasi bencana dalam diperuntukan sesuai dengan fungsinya.
penerapannya dilakukan dengan tiga Selain itu, dalam mewujudkan
pencegahan yaitu dengan membangun kawasan wisata yang berkelanjutan di
menara pengawas, pengadaan alarm bangunan elemen-elemen wisata yang
peringatan bencana dan rekaya pada mendukung pariwisata tepi air seperti
sirkulasi jalan. sea world, pusat perdagangan, restoran,
hotel, terminal, pelabuhan, pemadam
kebakaran, sarana kesehatan, sarana
peribadataan, area parkir, sarana toilet
umum, pusat informasi, money
changer, tempat pembuangan sampah
sementara, amfiteater, menara
Volume 5, No. 1, Tahun 2019
Perancangan Kawasan Pariwisata sebagai Recreational… | 157

pengawas, pasar lelang tangkapan Rahmat Rizkita Rifayani. 2018.


nelayan, sarana olahraga voli pantai, Penerapan Water Sensitive
gazebo, dan banana boat. Urban Design Pada Permukiman
Perencanaan yang Das Cikapundung. Program
memperhatikan lingkungan dan Studi Perencanaan Wilayah dan
berkelanjutan meruapakan wujud dari Kota Fakultas Teknik Universitas
perencanaan yang aman, nyaman, Islam Bandung, Kota Bandung.
prosuktif dan berkelanjutan. Sakinah Rahma, 2017. Penataan Tepian
Daftar Pustaka Sungai Kalimas di Kawasan
Ayu Cindy Resti, 2009. Konsep Genteng kali dengan Konsep
Perancangan Wisata Waterfront Suistanable Urban Reiverfront.
City Pantai Pasir Padi Kota Surabaya: Institut Teknologi
Pangkal Pinang. Program Studi Sepuluh Nopember
Perencanaan Wilayah dan Kota Sastrawati Isfa, 2003, Prinsipp
Fakultas Teknik Universitas Peracangan Kawasan Tepi Air
Islam Bandung, Kota Bandung. dan Usulan Rancangan Kawasan
Djoeffan Sri Hidayati, dkk. 2010. Tanjung Bunga. Kota Bandung:
Strategi Pengelolaan Kawasan Institut Teknologi Bandung.
Wisata Cagar Budaya Shirvani Hamid. 1985. The Urban
Karangkamulyan di Kabupaten Design Procces. New York: Van
Ciamis. Program Studi Nostrand Reinhold Company.
Perencanaan Wilayah dan Kota Tangkuman Dwi juwita, 2011. Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Tepi Air, Kota Manado:
Islam Bandung, Kota Bandung. Universitas Sam Ratulangi.
Hidayat Marceilla, 2011. Strategi Undang-Undang No.10 Tahun 2009
Perencanaan dan Tentang Kepariwisataan.
Pengembangan Objek Wisata Wardiyanta, 2006. Metode Penelitian
(Studi Kasus Pantai Pariwisata. Yogyakarta: C.V
Pangandaran Kabupaten Ciamis Andi Offset.
Jawa Barat). Kabupaten
Bandung Barat: Politeknik
Negeri Bandung
Ingkadijaya Rahmat, 1999. Faktor
Keamanan dalam Perencanaan
Pariwisata, Kota Jakarta:
Universitas Trisakti.
Lynch Kevin, 1992. The Imaged of City.
USA: The MIT Press.
Peraturan Menteri Pariwisata No.1
Tahun 2017 tentang Petunjuk
Operasional Pengelolaan.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.20 Tahun 2011 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana
Detail Tata Ruang
Ridwan Mohammad, 2012.Perencanaan
Pengembangan Pariwisata.
Medan: PT. Sofmedia

Perencanaan Wilayah dan Kota

Anda mungkin juga menyukai