VITKA Jurnal Manajemen Pariwisata: Original Research
VITKA Jurnal Manajemen Pariwisata: Original Research
VITKA Jurnal Manajemen Pariwisata: Original Research
Original Research
Attraction, Infrastructure, Facilitation and Hospitality dalam Pengembangan Desa Wisata: Studi kasus
Bono Kelurahan Teluk Meranti, Kecamatan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan
Diterima
The main purpose of this research is, to solve the problems occurred by
: 09/08/19
explaining ways to find out: (1) attraction resources of Teluk Meranti village in
Direvisi : 03/09/19
Bono river area (2) how the Infrastructure development condition of Teluk
Disetujui : 05/11/19
Meranti (3) how the facilities development of Teluk Meranti as a tourism
Tersedia online : 01/12/19
destination (4) how the characteristics of hospitality in supporting tourism
activity. This research used a descriptive analysis approach, in this study the data
Email korespondensi: were collected in the original condition. Researcher as the primary means of
Andreewibowo_pku@yahoo.com
collecting data, by Observation, Focus group discussion, deep interview method
and the sample taken by purposive sampling. Literature and the result of research
will analysis by descriptive, start transforming raw data into a easily
understandable data including preparing, manipulate and present the data become
an information. Then the data interpretation as the principal study. Result in this
reseach are: factor that attraction resources is the main power of tourism activities
in Teluk Meranti village with the unique river Tidal Bore.
Keywords: Tourism development, village tourism, sustainable tourism
2
Wibowo. 2019. VITKA Jurnal Manajemen Pariwisata 01 (02): 9-15
dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif. perkembangan wisata atau external. Jadi indikator ini
Analisis ini dipergunakan disamping untuk dapat dikelompokkan pada posisi opportunities
mengetahui potensi wisata di Desa Teluk Meranti, (peluang) dan harus tetap dipertahankan karena
menjadi salah salah satu kelebihan atau modal dalam
juga untuk merumuskan model pembangunan wisata
pengembangan desa wisata. Selanjutnya indikator
yang sesuai dengan kondisi Kawasan. ombak bono diberikan penilaian dengan skor 10 pada
kondisi saat ini atau internal dan skor 10 pada potensi
Dalam penelitian ini ditemui adanya perbedaan
perkembangan wisata atau external. Maka indikator
jumlah skala yang digunakan, supaya adanya
ombak bono ini dapat dikelompokkan pada posisi
kesamaan digunakan analisis skala sikap Likert. Skala
Strength (kekuatan). Indikator River surving
Likert ini disebut juga sebagai Summated Rating
mendapatkan penilaian persepsi yang sangat tinggi
Method. Dengan menggunaan Summated Rating
dengan skor 6 pada kondisi saat ini atau internal dan
Method akan ditentukan skor pada pengukuran skala
skor 10 pada potensi perkembangan wisata atau
Linkert, yaitu pemberian skor tertinggi dan terendah
external, maka indikator ini dapat dikelompokkan
dari masing-masing jawaban pertanyaan yang
pada posisi Strength (kekuatan). Indikator river
diajukan kepada responden. Dalam penelitian ini
kayaking memperoleh penilaian persepsi yang tinggi
ditentukan skor terendah sampai tertinggi atau dengan
dengan skor 1 pada kondisi saat ini atau internal dan
menggunakan skala dalam bentuk angka 1 sampai
skor 10 pada potensi perkembangan wisata atau
dengan 10. Semakin baik penilaian responden
external. Jadi indikator ini dapat dikelompokkan pada
terhadap kondisi dan potensi yang ada di desa Teluk
posisi opportunities (peluang). Indikator river boating
Meranti maka semakin besar angka yang didapatkan
memperoleh penilaian persepsi yang tinggi dengan
berdasarkan skala yang telah ditentukan. Untuk
skor 6 pada kondisi saat ini atau internal dan skor 10
memperoleh peringkat berdasarkan pendapat
pada potensi perkembangan wisata atau external.
masyarakat, diajukan 2 kelompok pertanyaan.
Maka indikator ini dapat dikelompokkan pada posisi
Kelompok pertanyaan yang pertama bersifat menilai
Strength (kekuatan). Dan indikator Tidal Bore
kondisi yang sudah ada (internal) dan kelompok
Watching and photography memperoleh penilaian
pertanyaan yang kedua bersifat menilai potensi yang
persepsi yang tinggi dengan skor 8 pada kondisi saat
ada (external) di desa Teluk Meranti untuk
ini atau internal dan skor 10 pada potensi
dikembangkan menjadi desa wisata. Selanjutnya nilai
perkembangan wisata atau external. Jadi indikator ini
setiap responden dijumlah dan dibuat peringkatan
dapat dikelompokkan pada posisi Strength (kekuatan).
berdasarkan analisis SWOT. Dimana indikator yang
menjadi penilaian kondisi saat ini ditempatkan pada 3.2 Infrastructure
kelompok Internal dan penilaian potensi-potensi yang
ada ditempatkan pada kelompok external. Hasil analisis SWOT dan konversi Skala Likert
pengolahan data penelitian yang dipaparkan di atas,
maka dapat kita ketahui bahwa dari variabel
3. HASIL DAN PEMBAHASAN infrastruktur dalam pengembangan desa wisata di
Bagian Desa teluk Meranti adalah desa yang
Desa Teluk Meranti dengan indikator ketersediaan air
memiliki daya tarik wisata sebagai daerah tujuan para bersih memperoleh penilaian persepsi yang sangat
wisatawan yang ingin menikmati wisata ombak Bono rendah dengan skor 1 pada kondisi saat ini atau
sungai Kampar. Namun sampai saat ini masih terdapat internal dan skor 10 pada potensi perkembangan
permasalahan-permasalahan yang dihadapi desa Teluk wisata atau external. Jadi indikator ini dapat
Meranti dalam upaya mewujudkan desa wisata dari dikelompokkan pada posisi Opportunities (peluang).
unsur penggalian potensi sumber daya atraksi wisata, Indikator sumber energi listrik mendapatkan penilaian
infrastruktur, fasilitas dan hospitality sehingga persepsi dengan skor 5 pada kondisi saat ini atau
menjadikan Desa Teluk Meranti belum berkembang internal dan skor 9 pada potensi perkembangan wisata
sebagaimana yang diharapkan menjadi obyek wisata. atau external, maka indikator ini dapat
dikelompokkan pada posisi opportunities (peluang).
3.1 Attraction Selanjutnya indikator jalan provinsi diberikan
penilaian dengan skor 7 pada kondisi saat ini atau
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan internal dan skor 10 pada potensi perkembangan
analisis SWOT dan konversi Skala Likert, maka dapat wisata atau external, maka indikator ini dapat
kita ketahui bahwa dari variabel atraksi yang menjadi dikelompokkan pada posisi Strength (kekuatan).
produk wisata di Desa Teluk Meranti, indikator Indikator jalan kabupaten diberikan penilaian dengan
sejarah Bono berdasarkan cerita rakyat memperoleh skor 4 pada kondisi saat ini atau internal dan skor 9
penilaian persepsi yang tinggi dengan skor 4 pada pada potensi perkembangan wisata atau external,
kondisi saat ini atau internal dan skor 9 pada potensi maka indikator ini dapat dikelompokkan pada posisi
3
Wibowo. 2019. VITKA Jurnal Manajemen Pariwisata 01 (02): 9-15
opportunities (peluang). Indikator jalan kecamatan ini dapat dikelompokkan pada posisi strength
diberikan penilaian dengan skor 1 pada kondisi saat (kekuatan).
ini atau internal dan skor 10 pada potensi
perkembangan wisata atau external, maka indikator 3.4 Hospitality
ini dapat dikelompokkan pada posisi opportunities
(peluang). Indikator jalan desa diberikan penilaian Sedangkan penilaian indikator-indikator dari
dengan skor 1 pada kondisi saat ini atau internal dan variabel hospitality berdasarkan hasil analisis tabel
skor 10 pada potensi perkembangan wisata atau diatas diketahui bahwa Indikator keamanan dan
external, maka indikator ini dapat dikelompokkan keselamatan diberikan penilaian dengan skor 5 pada
pada posisi opportunities (peluang). Indikator kondisi saat ini atau internal dan skor 10 pada potensi
selanjutnya adalah airport (bandara) yang diberi perkembangan wisata atau external, maka indikator
penilaian dengan skor 7 pada kondisi saat ini atau ini dapat dikelompokkan pada posisi opportunities
internal dan skor 9 pada potensi perkembangan wisata (peluang). Indikator service (pelayanan) diberikan
atau external, maka indikator ini dapat penilaian dengan skor 7 pada kondisi saat ini atau
dikelompokkan pada posisi strength (kekuatan). internal dan skor 9 pada potensi perkembangan wisata
Indikator terminal diberikan penilaian dengan skor 2 atau external, maka indikator ini dapat
pada kondisi saat ini atau internal dan skor 8 pada dikelompokkan pada posisi strength (kekuatan).
potensi perkembangan wisata atau external, maka Indikator harga diberikan penilaian dengan skor 7
indikator ini dapat dikelompokkan pada posisi pada kondisi saat ini atau internal dan skor 8 pada
opportunities (peluang). Indikator dermaga diberikan potensi perkembangan wisata atau external, maka
penilaian dengan skor 3 pada kondisi saat ini atau indikator ini dapat dikelompokkan pada posisi
internal dan skor 8 pada potensi perkembangan wisata strength (kekuatan). Indikator sanitasi diberikan
atau external, maka indikator ini dapat penilaian dengan skor 4 pada kondisi saat ini atau
dikelompokkan pada posisi opportunities (peluang). internal dan skor 9 pada potensi perkembangan wisata
Indikator transportasi umum diberikan penilaian atau external, maka indikator ini dapat
dengan skor 1 pada kondisi saat ini atau internal dan dikelompokkan pada posisi opportunities (peluang).
skor 8 pada potensi perkembangan wisata atau Indikator handicraft diberikan penilaian dengan skor
external, maka indikator ini dapat dikelompokkan 7 pada kondisi saat ini atau internal dan skor 8 pada
pada posisi opportunities (peluang). Indikator potensi perkembangan wisata atau external, maka
pengelolaan sampah diberikan penilaian dengan skor indikator ini dapat dikelompokkan pada posisi
1 pada kondisi saat ini atau internal dan skor 10 pada strength (kekuatan). Indikator makanan diberikan
potensi perkembangan wisata atau external, maka penilaian dengan skor 7 pada kondisi saat ini atau
indikator ini dapat dikelompokkan pada posisi internal dan skor 7 pada potensi perkembangan wisata
opportunities (peluang). Dan indikator drainase atau external, maka indikator ini dapat
diberikan penilaian dengan skor 2 pada kondisi saat dikelompokkan pada posisi strength (kekuatan).
ini atau internal dan skor 9 pada potensi Indikator pendidikan diberikan penilaian dengan skor
perkembangan wisata atau external, maka indikator 5 pada kondisi saat ini atau internal dan skor 8 pada
ini dapat dikelompokkan pada posisi opportunities potensi perkembangan wisata atau external, maka
(peluang). indikator ini dapat dikelompokkan pada posisi
opportunities (peluang). Indikator teknologi diberikan
3.3 Facility penilaian dengan skor 5 pada kondisi saat ini atau
Berdasarkan hasil analisis dari variabel fasilitas di internal dan skor 7 pada potensi perkembangan wisata
atas dapat diketahui bahwa indikator home stay atau atau external, maka indikator ini dapat
rumah penduduk yang disewakan sebagai akomodasi dikelompokkan pada posisi opportunities (peluang)
diberikan penilaian dengan skor 4 pada kondisi saat
ini atau internal dan skor 9 pada potensi
perkembangan wisata atau external, maka indikator 4. KESIMPULAN
ini dapat dikelompokkan pada posisi opportunities Berdasarkan hasil penelitian, observasi dan FGD
(peluang). Indikator hotel diberikan penilaian dengan (Focus Group Discusion) yang telah dilakukan, maka
skor 4 pada kondisi saat ini atau internal dan skor 10
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
pada potensi perkembangan wisata atau external,
maka indikator ini dapat dikelompokkan pada posisi
Desa Teluk Meranti memiliki potensi wisata yang
opportunities (peluang). Indikator rumah makan
diberikan penilaian dengan skor 7 pada kondisi saat sangat besar untuk menjadi sebuah desa wisata
ini atau internal dan skor 8 pada potensi dengan adanya fenomena ombak Bono yang terjadi di
perkembangan wisata atau external, maka indikator Sungai Kampar serta memiliki keunikan tersendiri
4
Wibowo. 2019. VITKA Jurnal Manajemen Pariwisata 01 (02): 9-15
dan nilai historis untuk dapat dijadikan modal utama _______. Pengertian dan Kerangka Dasar
dalam pengembangan sebagai obyek wisata dengan Kepariwisataandalam Dasar-dasar
daya tarik wisata ombak Bono. Kepariwisataan Alam (ed. Chafid Fandeli).
Yogyakarta: Liberty. 1995
Berdasarkan hasil pemaparan penelitian, didapatkan
bahwa di Desa Teluk Meranti terdapat gap atau Inskeep, Edward. Tourism Planning: An Integrated
permasalahan yang dihadapi dalam upaya Sustainable Development. 1991.
mewujudkan desa wisata dari unsur penggalian
potensi sumber daya atraksi wisata, infrastruktur, James. J. Spillane DR. Ekonomi Pariwisata Sejarah
fasilitas dan hospitality sehingga menjadikan Desa dan Prospeknya. Yogyakarta: Kanisius. 2002.
Teluk Meranti belum berkembang sebagaimana yang Kusmaryadi dan Endar Sugiarto. Metodologi
diharapkan menjadi obyek wisata.
Penelitian dalam Bidang Kepariwisataan,
Sumber daya atraksi Desa Teluk Meranti saat ini yang Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2000.
selalu diminati oleh wisatawan adalah olahraga air Manuel Baud-Bovy abd Fred Lawson. Tourism and
yang disebut surfing, karena wisatawan (surfer) tidak Recreation. Boston. Massachusetts. 1997.
hanya sekedar menikmati uniknya berselancar di
sepanjang sungai Kampar ini saja tetapi mereka juga Muljadi A.J. Kepariwisataan Dan Perjalanan.
tertarik pada tantangan tingginya gelombang ombak Jakarta. Pt. Rajagrafindo Persada. Paramita.
sungai. Selain itu Desa Teluk meranti juga memiliki 2009.
potensi sumber daya atraksi lain seperti hutan lindung,
kekhasan flora, fauna dan budaya yang sampai saat ini Pendit, Nyoman S. Ilmu Pariwisata: Sebuah
belum dioptimalkan. Pengantar. Jakarta: Pradya. 1999.
Agar dapat dikembangkan menjadikan desa wisata ______________. Pariwisata, Sebuah Studi, Analisa
yang dapat diunggulkan dan berdaya saing tinggi, dan Informasi. Jakarta: Pradya. 2000.
desa Teluk Meranti tidak dapat sepenuhnya
bergantung pada sumber daya atraksi saja. Perlu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50
adanya elemen-elemen pendukung dan sumber daya Tahun 2011 tentang Rencana Induk
lainnya seperti cukup memadainya fasilitas-fasilitas Pembangunan kepariwisataan Nasional Tahun
yang digunakan oleh wisatawan; baiknya kondisi 2010-2025.
infrastruktur objek wisata, adanya jasa-jasa angkutan
wisata dan umum, tingginya partisipasi masyarakat Raharjana. 2005. Pengembangan Desa Wisata
baik dalam hal keramahtamahan dan kesediaan untuk Berbasis Budaya, Studi Kasus di Desa Wisata
menerima wisatawan yang datang untuk menciptakan
Ketingan, Tesis. Yogyakarta : Fakultas Geografi
kepuasan wisatawan berkunjung ke Teluk Meranti.
UGM.
Clara A. Gunn. Tourism Planning. Crane Russak and Singarimbun, M dan Effendi, S. Metode Penelitian
Company. New York. 1993. Survey. Yogjakarta. LP3ES. 1989.
5
Wibowo. 2019. VITKA Jurnal Manajemen Pariwisata 01 (02): 9-15