Makalah Program Keluarga Berencana (KB) : Kata Pengantar

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya

terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada

Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-

qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang program

keluarga berencana (KB) sebagai suatu program yang dijadikan alternatif dalam

mengurangi tingkat kemiskinan dan dapat meningkatkan perekonomian di Indonesia.

Akhirnya kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam

penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang

konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.


BAB I
PENDAHULUAN
Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah yang dirancang

untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Program keluarga

berencana olehpemerintah adalah agar keluarga sebagai unit terkecil kehidupan

bangsa diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)

yang berorientasi padapertumbuhan yang seimbang. Gerakan Keluarga Berencana

Nasional Indonesia telah berumur sangat lama yaitu pada tahun 70-an dan masyarakat

dunia menganggap berhasil menurunkan angka kelahiran yang bermakna. 

Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan

penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom,

spiral, IUD, dan sebagainya.

Adapun beberapa jenis alat kontrasepsi, antara lain :

1. Pil (biasa dan menyusui) yang mempunyai manfaat tidak mengganggu hubungan

seksual dan mudah dihentikan setiap saat. Terhadap kesehatan resikonya sangat

kecil.

2. Suntikan (1 Bulan dan 3 Bulan) sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100

perempuan) selama tahun pertama penggunaan. Alat kontrasepsi suntikan juga

mempunyai keuntungan seperti klien tidak perlu menyimpan obat suntik dan jangka

pemakaiannya bias dalam jangka panjang.

3. Implan (susuk) yang merupakan alat kontrasepsi yang digunakan dilengan atas

bawah kulit dan sering digunakan pada tangan kiri. Keuntungannya daya guna

tinggi, tidak mengganggu produksi ASI dan pengembalian tingkat kesuburan yang

cepat setelah pencabutan.


4. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) merupakan alat kontrasepsi yang digunakan

dalam rahim. Efek sampingnya sangat kecil dan mempuyai keuntungan efektivitas

dengan proteksi jangka panjang 5 tahun dan kesuburan segera kembali setelah

AKDR diangkat.

5. Kondom, merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan

diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang

dipasang pada alat vital laki-laki saat berhubungan seksual. Manfaatnya kondom

sangat efektif bila digunakan dengan benar dan murah atau dapat dibeli secara

umum.

6. Tubektomi adalah prosedur bedah mini untuk memotong, mengikat atau memasang

cincin pada saluran tuba fallopi untuk menghentikan fertilisasi (kesuburan) seorang

perempuan. Manfaatnya sangat efektif, baik bagi klien apabila kehamilan akan

terjadi resiko kesehatan yang serius dan tidak ada efek samping dalam jangka

panjang.
BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Program Keluarga Berencana (KB)

Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) : suatu usaha untuk

menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan

memakai kontrasepsi.

B.   Tujuan Program Keluarga Berencana (KB)

Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan

sosial ekonomi suatu keluarga  dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh

suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan

ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

Kesimpulan dari tujuan program KB adalah:

   Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu,anak, keluarga dan bangsa

   Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa

    Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas,

termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta

penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.

Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:

1. Keluarga dengan anak ideal

2. Keluarga sehat

3. Keluarga berpendidikan
4. Keluarga sejahtera

5. Keluarga berketahanan

6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya

7. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)

C.   Sasaran Program Keluarga Berencana (KB)

Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:

1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen

per tahun.

2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.

3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin

menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai

alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6%.

4. Meningkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5 persen.

5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan

efisien.

6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.

7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.

8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1

yang aktif dalam usaha ekonomi produktif.

9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam

penyelenggaraan pelayanan Program KB Nasional.

D.   Ruang Lingkup Program Keluarga Berencana (KB)

Ruang lingkup KB antara lain:


 Keluarga berencana

   Kesehatan reproduksi remaja

   Ketahanan dan pemberdayaan keluarga

   Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas

 Keserasian kebijakankependudukan

 Pengelolaan SDM aparatur

 Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan

 Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.

E.    Strategi Pendekatan Program Keluarga Berencana (KB)

Strategi pendekatan dalam program keluarga berencana antara lain :

1. Pendekatan kemasyarakatan (community approach)

Diarahkan untuk meningkatkan dan menggalakkan peran serta masyarakat

(kepedulian) yang dibina dan dikembangkan secara berkelanjutan.

2. Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative approach).

Mengkoordinasikan berbagai pelaksanaan program KB dan pembangunan

keluarga sejahtera sehingga dapat saling menunjang dan mempunyai kekuatan

yang sinergik dalam mencapai tujuan dengan menerapkan kemitraan sejajar.

3. Pendekatan integrative (integrative approach)

Memadukan pelaksanaan kegiatan pembangunan agar dapat mendorong dan

menggerakkan potensi yang dimiliki oleh semua masyarakat sehingga dapat

menguntungkan dan memberi manfaat pada semua pihak.

4. Pendekatan kualitas (quality approach).


Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi pemberi pelayanan (provider)

dan penerima pelayanan (klien) sesuai dengan situasi dan kondisi.

5. Pendekatan kemandirian (self rellant approach)

Memberikan peluang kepada sektor pembangunan lainnya dan masyarakat yang

telah mampu untuk segera mengambil alih peran dan tanggung jawab dalam

pelaksanaan program KB nasional.

6. Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach).

Strategi tiga dimensi program kb sebagai pendekatan program kb nasional.

Strategi ini diterapkan atas dasar survei terhadap kecenderungan respon

pasangan usia subur (PUS) di Indonesia terhadap ajakan (KIE) untuk berkb.

Berdasarkan hasil survei tersebut respon pus terhadap KIE kb terbagi dalam 3

kelompok

1) 15% pus langsung merespon ya untuk berkb.

2) 15% - 55% pus merespon raguragu untuk berkb.

3) 30% pus merespon tidak untuk berkb.

Strategi 3 dimensi ini juga diterapkan untuk merespon kemendesakkannya

untuk scepatnya menurunkaj TFR dan membudayakan NKKBS sebagai

normaprogram KBN .

Selain itu, Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:

1. Strategi dasar

2. Strategi operasional
Strategi Dasar

1. Meneguhkan kembali program di daerah

2. Menjamin kesinambungan program

Strategi operasional

1. Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional

2. Peningkatan kualitas dan prioritas program

3. Penggalangan dan pemantapan komitmen

4. Dukungan regulasi dan kebijakan

5. Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan

F.    Dampak Program Keluarga Berencana (KB)

Program keluarga berencana memberikan dampak yaitu:

1. Penurunan angka kematian ibu dan anak

2. Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi

3. Peningkatan kesejahteraan keluarga

4. Peningkatan derajat kesehatan

5. Peningkatan mutu dan layanan KB-KR

6. Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM

7. Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan

kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.

G.   Pengaruh Program Keluarga Berencana (KB)

Program Keluarga Berencana merupakan usaha langsung yang bertujuan untuk

mengurangi tingkat kelahiran melalui penggunaan alat kntrasepsi. Berhasil atau


tidaknya Pelaksaan Program Keluarga Berencana akan menetukan pula berhasil

atau tidaknya usaha untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia.

Pertambahan penduduk yang cepat, tidak seimbang dengan peningkatan produksi

akan mengakibatkan ketegangan – ketegangan sosial dengan segala akibat yang

luas.

1.    Pengaruh positif Program KB

Dengan adanya program KB maka laju pertumbuhan penduduk dapat ditekan

untuk menghindari terjadinya peledakan penduduk yang luar biasa, karena

diperkirakan jika angka persentase kesetaraan jumlah penduduk yang ber-KB dapat

dinaikkan 1 % per tahun, maka diprediksikan jmlah penduduk Indonesia pada tahun

2015 sekitar 237,8 juta jiwa, ini masih di bawah dari angka proyeksi penduduk tahun

2015 yang diperkirakan sekitar 248 juta jiwa.

Dengan adanya kebijakan pemerintah unutk pengaturan laju pertumbuhan

penduduk dan pengaturan jumlah kelahiran di Indonesia merupakan bagian dari

kebijakan kependudukan nasional, yang dalam hal ini pelaksanaan program KB di

daerah pada era otonomi perlu ditentukan sasaran kinerja program untuk

mewujudkan keserasian kependudukan di berbagai bidang pembangunan. Dengan

terkendalinya jumlah penduduk, maka akan tercipta generasi yang berkualitas,

sehingga dapat meneruskan pembangunan Indonesia yang berkualiatas.

2.    Pengaruh negatif Program KB

Selain mendatangkan pengaruh yang positif, program KB juga memiliki pengruh

yang kurang menguntungkan, ini dilihat dari semakin meningkatnya partisipasi

masyarakat dalam ber-KB, maka penggunaan metode KB berupa penggunaan


AKDR, implant, suntik KB, pil KB juga semakin meningkat, maka biaya yang harus

di keluarkan pemerintah untuk pengadaan alat – alat dan obat untuk kontrasepsi di

Indonesia dapat dikatakan cukup tinggi.

Menurut penelitian, dengan peggunaan metode untuk ber-KB maka dapat

mempercepat penuaan pada akseptornya, sehingga dapat dikatakan jumlah usia

lanjut akan semakin bertambah setiap tahunnya, sehingga biaya yang juga harus

dikeluarkan pemerintah untuk kesejahteraan para Usila juga meningkat.

H.   Manfaat Program Keluarga Berencana (KB).

Berikut ini merupakan manfaat dari adanya program Keluarga Berencana (KB),

yaitu:

1. Menurunkan angka kematian maternal dengan adanya perencanaan kehamilan


yang aman,sehat dan diinginkan.
2.  Mencegah terjadinya kanker uterus dan ovarium dengan mengkonsumsi pil
kontrasepsi.
3.  Memberikan kontribusi bagi pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
kependudukan.Proggram keluarga berencana nasional adalah program untuk
membantu keluarga termasuk individu anggota keluarga untuk merencanakan
kehidupan berkeluarga yang baik sehingga dapat mencapai keluarga
berkualitas. Dengan terbentuk keluarga berkualitas maka generasi mendatang
sebagai sumber daya manusia yang berkualitas akan dapat melanjutkan
pembangunan.
Program keluarga berencana dalam pembangunan berkelanjutan yang
berwawasankependudukan dapat memberikan kontribusi dalam empat hal,
yaitu :
a. Mengendalikan jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk juga dengan
peningkatan kualitas penduduk.
b. Peningkatan kualitas penduduk sebagai sumber daya yang handal dilakukan
dengan mengarahkan pembangunan pada penurunan kematian ibu dan bayi
dengan menurunkan kelahiran atau kehamilan melalui penggunaan
kontrasepsi.
c. Berusaha dan menjunjung tinggi perwujudan hak – hak asasi manusia dalam
hal kesehatan reproduksi pasangan usia subur untuk merencanakan
kehidupan berkeluarga.
d. Mendukung upaya pemberdayaan perempuan dengan menyadari
sepenuhnya akan hak dan kewajiban perempuan serta sebagai sumber
daya manusia yang tangguh.
Dengan mengikuti program KB sesuai anjuran pemerintah, para akseptor akan
mendapatkan tiga manfaat utama optimal baik untuk ibu, anak dan keluarga, antara
lain:

1. Manfaat Untuk Ibu:


 Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
 Mencegah setidaknya 1 dari 4 kematian ibu
 Menjaga kesehatan ibu
 Merencanakan kehamilan lebih terprogram
 Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulang kali
dalam jangka waktu yang terlalu pendek.
 Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya
waktu yang  cukup untuk mengasuh anak, beristirahat dan menikmati waktu
luang serta melakukan kegiatan lainnya.

2. Manfaat Untuk Anak:


 Mengurangi risiko kematian bayi
 Meningkatkan kesehatan bayi
 Mencegah bayi kekurangan gizi
 Tumbuh kembang bayi lebih terjamin
 Kebutuhan ASI eksklusif selama 6 bulan relatif dapat terpenuhi
 Mendapatkan kualitas kasih sayang yang lebih maksimal

3. Manfaat Untuk Keluarga:


 Meningkatkan kesejahteraan keluarga
 Harmonisasi keluarga lebih terjaga

I.      Cara Operasional Program Keluarga Berencana (KB).

1.    Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE).


Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi dilakukan dengan memberikan

penerangan konseling, advokasi, penerangan kelompok (penyuluhan) dan penerangan

massa melalui media cetak dan elektronik. Dengan penerangan, motivasi diharapkan

meningkat sehingga terjadi peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku

masyarakat dalam berKB, melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan

kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga

sehingga tercapai Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).

2.    Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman peserta KB.

Dikembangkan program reproduksi keluarga sejahtera. Para wanita baik sebagai

calon ibu atau ibu, merupakan anggota keluarga yang paling rentan mempunyai potensi

yang besar untuk mendapatkan KIE dan pelayanan KB yang tepat dan benar dalam

mempertahankan fungsi reproduksi. Reproduksi sehat sejahtera adalah suatu keadaan

sehat baik fisik, mental dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang

berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi. Bukan hanya kondisi

yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk berdasarkan perkawinan yang

sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material, bertaqwa kepada Tuhan

YME, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antara

keluarga  dengan lingkungan.

Dalam mencapai sasaran reproduksi sehat, dikembangkan 2 gerakan yaitu:

pengembangan gerakan KB yang makin mandiri dan gerakan keluarga sehat sejahtera

dan gerakan keluarga sadar HIV/AIDS. Pengayoman, melalui program ASKABI

(Asuransi Keluarga Berencana Indonesia), tujuan agar merasa aman dan terlindung

apabila terjadi komplikasi dan kegagalan.


3.    Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah.

PSM ditonjolkan (pendekatan masyarakat) serta kerjasama institusi pemerintah

(Dinas Kesehatan, BKKBN, Depag, RS, Puskesmas).

4. Pendidikan KB.

Melalui jalur pendidikan (sekolah) dan pelatihan, baik petugas KB, bidan,

dokter  berupa pelatihan konseling dan keterampilan.

J.    Partisipasi Masyarakat Dalam Program Keluarga Berencana (KB).

Partisipasi masyarakat dalam mendukung program KB masih terlihat rendah. Hal ini

terutama tampak pada partisipasi pria/suami.  Hal ini salah satunya disebabkan

minimnya akses laki-laki terhadap perolehan informasi, pelayanan KB, dan kesehatan

reproduksi.

Menurut Peneliti Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) UGM Issac Tri

Oktaviatie, S.Ant, MSc, kurangnya promosi atau sosialiasi tentang KB pria dikarenakan

kebijakan KB di Indonesia yang masih berfokus pada pencapaian target peserta KB

perempuan. Perempuan masih tetap menjadi sasaran utama sosialisasi program KB

dengan harapan istri yang akan mengkomunikasikan dan menegosiasikan pemakaian

alat kontrasepsi (alkon) kepada suaminya.

Aspek sosial budaya masyarakat Indonesia, lanjutnya, juga menjadi faktor penyebab

rendahnya kesadaran pria untuk berperan menyukseskan program KB. Dari hasil

penelitian yang dilakukan di kabupaten Gunung Kidul, diketahui bahwa masyarakat

masih mempersepsikan KB merupakan tanggung jawab perempuan. Selain itu,


pemakaian alat kontrasepsi kondom mengurangi kenyamanan saat melakukan

hubungan seksual dengan pasangan dibanding jenis-jenis alat kontrasepsi perempuan

yang ada. Sementara metode vasektomi masih dipersepsikan sebagai bentuk

pengkebirian dan akan mengurangi kekuatan pria. Pandangan yang keliru tentang

vasektomi ini telah melahirkan stigma terhadap akseptor yang dianggap oleh

masyarakat sekitar sebagai pria takut isteri. Kekhawatiran juga muncul dari perempuan

yang beranggapan dengan vasektomi justuru akan meningkatkan peluang suami untuk

tidak setia pada pasangan karena tidak meninggalkan jejak.

Keterlibatan pria didefinisikan sebagai partisipasi dalam proses pengambilan

keputusan KB, pengetahuan pria tentang KB dan penggunaan kontrasepsi pria. Dari

defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa  partisipasi pria tidak hanya dalam hal

pemakaian alat kontrasepsi saja, tapi juga dalam hal pengambilan keputusan berKB

oleh istri ataupun dengan pengetahuan yang dimiliki oleh pria tentang KB digunakan

untuk membantu mensosialisasikan program-program KB.  Keterlibatan pria dalam KB

diwujudkan melalui perannya berupa dukungan terhadap KB dan penggunaan alat

kontrasepsi serta merencanakan jumlah anak dalam keluarga. Untuk merealisasikan

tujuan terciptanya Keluarga Berkualitas 2015,  Partisipasi pria dalam Keluarga

Berencana adalah tanggung jawab pria dalam kesertaan ber-KB, serta berperilaku

seksual yang sehat dan aman bagi dirinya, pasangan atau keluarganya.  Dalam hal ini

dinyatakan bahwa keterlibatan pria dalam program KB dapat terjadi secara langsung

atau tidak langsung. Penggunaan metode kontrasepsi pria merupakan satu bentuk

partisipasi pria secara langsung, sedangkan keterlibatan pria secara tidak langsung
misalnya pria memiliki sikap yang lebih positif dan membuat keputusan yag lebih baik

berdasarkan sikap dan persepsi, serta pengetahuan yang dimilikinya.

K.   Optimalisasi Peran Program Keluarga Berencana (KB).

Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali akan berdampak pada kemiskinan

dan pengangguran. Karenanya, diperlukan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan

lembaga-lembaga terkait lainnya secara bersama-sama menanggulangi ledakan

penduduk sekaligus memberikan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya

perencanaan keluarga agar kualitas hidupnya lebih baik. Di sinilah kehadiran KB

menjadi kebutuhan yang sangat mendesak ketika ancaman ledakan penduduk

menimpa bangsa ini.

Soerjono Soekanto dalam bukunya, Sosiologi Sebuah Pengantar (2010)

mengatakan, bahwa masalah angka kelahiran akan dapat diatasi dengan

melaksanakan program keluarga berencana yang bertujuan meningkatkan kesehatan

dan kesejahteraan ibu-ibu dan anak-anak maupun meningkatkan kondisi kehidupan

masyarakat dengan mengurangi angka kelahiran sehingga pertumbuhan penduduk

tidak melebihi kapasitas produksi.

Dengan demikian, program KB menjadi pilihan yang sangat tepat guna membatasi

jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum dan menunda masa perkawinan dini

agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi. Selain itu, cara lain yang

dapat dilakukan untuk mengimbangi ledakan jumlah penduduk adalah penambahan

dan penciptaan lapangan kerja, meningkatkan kesadaran dan pendidikan

kependudukan, mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi, dan

meningkatkan produksi.
Dengan beberapa cara tersebut ancaman ledakan jumlah penduduk bisa

diminimalisir sehingga angka kemiskinan dan pengangguran dapat ditekan seminimal

mungkin. Jika angka kemiskinan dan pengangguran berkurang otomatis kesempatan

dan akses masyarakat terhadap kesehatan dan pendidikan benar-benar dinikmati oleh

seluruh rakyat Indonesia dan pada gilirannya kesejahteraan yang dicita-citakan para

pendiri bangsa ini akan terwujud.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Program gerakan KB di laksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan bangsa di mana pada saat ini pemerintah sedang melakukan

pembangunan di segala bidang, termasuk untuk mengatasi berbagai masalah

kependudukan seperti pertumbuhan penduduk yang tinggi, penyebaran penduduk yang

tidak merata dan kualitas sumber daya manusia yang relatif rendah.

Adapun strategi pendekatan yang dilakukan dalam program pelayanan kb meliputi:

Pendekatan Kemasyarakatan (community approach), Pendekatan koordinasi aktif

(active coordinative approach), Pendekatan integrative (integrative approach),

Pendekatan kualitas (quality approach), Pendekatan kemandirian (self rellant

approach), Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach).

Dalam pelayanan KB juga ada cara operasinal programnya yang meliputi:

Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), Pelayanan kontrasepsi dan

pengayoman peserta KB, Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah dan

Pendidikan KB.
Dari program KB juga memiliki dampak terhadap pencegahan kelahiran,

semisalkan dampak pada ibu, dampak pada anak, maupun dampak pada suami.

Secara umum Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu penurunan

angka kematian ibu dan anak; Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi;

Peningkatan kesejahteraan keluarga; Peningkatan derajat kesehatan; Peningkatan

mutu dan layanan KB-KR; Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM;

Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan

kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.

Daftar Pustaka

 http://www.lusa.web.id/program-kb-di-indonesia/

  http://tppkkkec-tirto.blogspot.com/2011/11/3-manfaat-utama-program-keluarga.html

 http://dwiyulianiadnan27.blogspot.com/2013/11/program-kb-di-indonesia.html

 http://minirukmini.blogspot.com/2013/05/persepsi-dan-partisipasi-masyarakat.html

 http://sofiatussholeha.blogspot.com/2013/06/program-kb-di-indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai