Bab I-1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 101

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pusat kesehatan masyarakat (PUSKESMAS) merupakan Unit Pelaksana Teknis
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota yang bertanggungjawab terhadap pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk
agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Pusat Kesehatan Masyarakat yang
selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Agar peran dan
fungsi Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang berada di ujung paling depan dapat
lebih maksimal melayani masyarakat, maka setiap Puskesmas yang ada maupun yang akan
didirikan harus memenuhi standar, baik sebagai Puskesmas rawat jalan maupun Puskesmas
rawat inap.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019, menerangkan
bahwa untuk mewujudkan pusat kesehatan masyarakat yang efektif, efisien, dan akuntabel
dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu dan
berkesinambungan dengan memperhatikan keselamatan pasien dan masyarakat, dibutuhkan
pengaturan organisasi dan tata hubungan kerja pusat kesehatan masyarakat. Pengaturan
pusat kesehatan masyarakat perlu disesuaikan dengan kebijakan pemerintah untuk
memperkuat fungsi pusat kesehatan masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Puskesmas Wae Nakeng sebagai salah satu Puskesmas yang berada di Wilayah
Kecamatan Lembor, merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten
Manggarai Barat yang bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya. Fungsi Puskesmas Wae Nakeng adalah sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan
kesehatan strata pertama. Dalam melaksanakan ketiga fungsi tersebut, Puskesmas
menyelenggarakan sistem tata kelola dan upaya kesehatan. Tata kelola puskesmas adalah
Manajemen dan Administrasi (Admen), sedangkan upaya kesehatan ditujukan bagi
masyarakat sebagai Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan ditujukan bagi perorangan
atau kegiatan klinis sebagai Uapaya Kesehatan Perorangan (UKP). Dalam mendokumenkan
dan mendokumentasikan semua kegiatan di Puskesmas Wae Nakeng, maka disusunlah profil
Puskesmas ini sebagai bagian dari pertanggungjawaban Puskesmas dalam pelaksaan kegiatan
tahun 2020. Profil Kesehatan Puskesmas memuat berbagai data tentang kesehatan, yang

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 1


meliputi data Derajat kesehatan, Upaya kesehatan dan Sumber daya kesehatan. Profil
Kesehatan ini juga.menyajikan data pendukung yang berhubungan dengan kesehatan seperti
data kependudukan, data social ekonomi, data lingkungan, data kependidikan dan data lain
dalam bidang kesehatan yang dianalisis sederhana dan ditampilkan dalam bentuk tabel, peta
dan grafik. Dengan demikian dapat di katakan bahwa profil kesehatan puskesmas ini pada
intinya berisi berbagai data/informasi yang menggambarkan tingkat pencapaian program
Puskesmas Wae Nakeng dalam penyelenggaran pelayanan kesehatan sesuai dengan stándar
Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan.
B. TUJUAN
1. Tujuan
a) Tujuan umum
Mengetahui gambaran situasi kesehatan dalam wilayah kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020.
b) Tujuan khusus
1) Mengetahui gambaran masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Wae Nakeng
2) Sebagai alat untuk mengevaluasi sejauh mana kegiatan berjalan sesuai dengan
perencanaan dan seberapa besar masalah yanag muncul member hambatan terhadap
keberhasilan program.
3) Sebagai dasar dalam perencanaan kegiatan pelayanan kesehatan tahun selanjutnya

C. VISI DAN MISI


1. VISI
“TERWUJUDNYA KECAMATAN LEMBOR SEHAT TAHUN 2025 MELALUI
PELAYANAN PRIMA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAE NAKENG”
D. MISI
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkeadilan melalui berbagai
upaya kesehatan ( Promotif,Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif )
2. Membangun kerja sama dengan lintas sektor dikecamatan dalam penyelenggaraan
pembangunan berwawasan kesehatan
3. Mobilisasi dan Mengoptimalkan Pemanfaatan semua sumber daya kesehatan secara
transparan dan bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan yang aman dan nyaman
4. Mengembangkan Sumber daya Manusia kesehatan secara efektif , efisien, berkeadilan
dan berkelanjutan
5. Menciptakan budaya kerja yang kondusif diinternal Puskesmas

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 2


E. MOTTO
“C E R I A S E H A T I”
CINTA SEHAT
EDUKASI BERSIH
RAMAH HARMONIS
INOVASI TE R A M P I L
AMAN IN S P I R A T I F

F. TATA NILAI DAN BUDAYA KERJA PUSKESMAS WAE NAKENG


1. BERTANGGUNG JAWAB :
Menjalankan Tugas sampai tuntas dengan hasil kerja yang baik dan memberikan
kepuasan kepada pengguna layanan.
2. BEKERJA SAMA :
Senantiasa bekerja dalam tim, membangun komunikasi dan koordinasi dengan lintas
program ,lintas sektor dikecamatan dan kabupaten
3. DISIPLIN :
Melaksanakan Tugas dengan berpedoman pada standar pelayanan minimal dan etika
pelayanan untuk memberikan hasil kerja yang dapat dipertanggung jawabkan
4. OPTIMISME
Senantiasa memiliki hasrat untuk memberikan pelayanan yang berorientasi pada
pencapaian mutu pelayanan yang terbaik dan harapan untuk mendapatkan Citra
pelayanan PRIMA
5. EMPATI
Bersikap Empati dan memahami perasaan teman sejawat dan pasien
6. TRANSPARAN
Menerapkan Prinsip – prinsip keterbukaan dan dapat dipertanggung jawabkan dalam
urusan manajemen Puskesmas dan Pemenuhan Hak –hak Pasien
7. SABAR
Senantiasa bersikap tenang, ramah,sopan,dan tidak tergesa –gesa pada saat memberi
pelayanan pada pasien.
8. ADIL
Memberikan Pelayanan yang adil dan setara kepada semua masyarakat tanpa memandang
status Sosial pasien.

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 3


G. KOMITMEN MUTU PUSKESMAS
1. Menata ruang pelayanan di puskesmas Wae Nakeng yang memberikan rasa aman,
nyaman, tertib dan teratur kepada semua pengguna layanan
2. Disiplin dalam memberikan pelayanan kesehatan
3. Memberikan pelayanan yang ramah, bersahabat dan menghargai harkat dan martabat
setiap pengguna layanan
4. Memberikan informasi yang jelas, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya kepada seluruh pengguna layanan
5. Memberikan pelayanan yang adil, tidak pilih kasih kepada semua pengguna layanan
6. Menjaga citra positif kami selaku petugas kesehatan dengan mematuhi etika pelayanan
sesuai dengan profesi kami sebagai tenaga kesehatan
7. Mewujudkan lingkungan puskesmas yang bersih, sehat dan asri sehingga memberikan
rasa nyaman dan aman kepada pengguna layanan

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 4


BAB II
GAMBARAN UMUM

A. DATA SITUASI UMUM

1. No. Kode Puskesmas    :  5315030101

2. Nama Puskesmas        : PUSKESMAS WAE NAKENG

3. Kecamatan                    : LEMBOR

4. Kabupaten                    : MANGGARAI BARAT

5. Propinsi                        : NTT


B. LETAK GEOGRAFIS DAN LUAS WILAYAH
Puskesmas Wae Nakeng terletak di Malawatar Kelurahan Tangge, Kecamatan Lembor.
Pada posisi koordinat Lintang : S: 080M:42, Bujur : D: 1200M:10, S: 970 dengan ketinggian:
197 m2.Luas Wilayah kerja ± 168 km2, terdiri dari dataran rendah, daerah berbukit serta
pegunungan. Sebagian Wilayah kerja Puskesmas Wae Nakeng masih sangat sulit dijangkau
karena terdiri dari bukit dan pegunungan antara Desa yang satu dengan Desa yang lain.
Wilayah kerja Puskesmas Wae Nakeng dapat ditempuh oleh : kendaraan roda dua, roda 4
dan berjalan kaki. Wilayah kerja Puskesmas Wae Nakeng mempunyai batas-batas sebagai
berikut :
Utara : Kecamatan Welak
Selatan : Kecamatan Lembor Selatan
Timur : Desa Wae mowol (Wilayah kerja puskesmas Wae kanta)
Barat : Kecamatan Sanonggoang
Jarak desa terdekat dengan Puskesmas Wae Nakeng 0 km,dan yang terjauh 23 km,
sehingga secara umum akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan relative
terjangkau ( sumber data PODES 2020 ).

C. WILAYAH KERJA

1. Wilayah Administrasi
Secara administrasi wilayah kerja Puskesmas wae nakeng terdiri dari 9 desa dan 1
kelurahan, dengan rincian sebagai berikut:

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 5


Tabel 2.1
WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS WAE NAKENG
TAHUN 2020

DESA/ Dusu RT/R Luas Jumlah Kepadatan


KELURAHAN n W Wilayah Penduduk Penduduk
No (km²)
1 POCO RUTANG 3 19/3 29 2811 96

2 TANGGE 4 22/8 25.49 5605 219

3 SIRU 6 12/6 26.4 2232 84

4 WAE WAKO 7 18/6 22.5 1828 81

5 LIANG SOLA 6 12/6 7.46 1619 217

6 PONTO ARA 5 9/5 8.96 2682 299

7 DALENG 3 8/3 24.6 3696 150

8 NGANCAR 4 15/4 6 2154 359

9 PONG MAJOK 4 15/5 10 2574 257

10 POCO DEDENG 2 4/2 8 784 98

JUMLAH 44 134/48 168.4 25985 1860

Sumber: Data Dasar Puskesmas Wae Nakeng Tahun 2020


Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa wilayah kerja Puskesmas wae nakeng
terdiri dari 44 dusun, 134 RT dan 48 RW. Dari 9 desa 1 kelurahan wilayah terluas
adalah desa poco rutang dengan luas 29m2, terkecil adalah desa Ngancar dengan luas
6 KM 2..

2. Wilayah Kerja
Dalam melakukan pelayanan Puskesmas Wae Nakeng di bantu oleh 6 jaringan dengan
rincian sebagai berikut :

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 6


Tabel 2.2
JARINGAN PUSKESMAS WAE NAKENG
TAHUN 2020

JARINGAN
DESA/
KELURAHAN POSKESD
PUSTU POLINDES
No ES
1 Tangge
1
2 Siru
1
3 Wae Wako

4 Ponto Ara 1

5 Ngancar 1
1
6 Pong Majok

7 Daleng

8 Poco Rutang
1
9 Daleng

10 Liang Sola
1 1
JUMLAH 4

Sumber :data dasar penduduk Tahun 2020

Dari tabel dapat diketahui bahwa wilayah kerja Puskesmas wae


nakeng memiliki 6 jaringan yng terdiri dari 1 Pustu, 4 Poskesdes dan 1
polindes.

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 7


Adapun rincian pete wilayah Puskesmas Wae Nakeng dapat dilihat pada
gambar berikut:

GAMBAR 2.1
PETA WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAE NAKENG

D. KEADAAN PENDUDUK DAN SOSIAL EKONOMI


1. KEADAAN PENDUDUK

a) Jumlah dan Distribusi Penduduk


Jumlah penduduk di Puskesmas Wae Nakeng tahun 2020 adalah, 25985 jiwa
meningkat dari 24110 jiwa di tahun 2019, dengan jumlah penduduk yang terbesar
dari Kelurahan tangge, sebanyak 5605 jiwa dan yang terkecil di desa Poco dedeng
sebanyak 784 jiwa. Peningkatan jumlah penduduk ini diperkirakan karena adanya
penduduk yang lahir baru dan yang pindah masuk ke wilayah kerja Puskesmas Wae
Nakeng.
b) Profil Penduduk Pada Wilayah Puskesmas Wae Nakeng
Keluarga miskin di Wilayah Puskesmas Wae Nakeng Tahun 2020 sebanyak

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 8


20458 jiwa dari 25985 jiwa penduduk.
1) Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk di Wilayah kerja Puskesmas Wae Nakeng tahun 2020
adalah 1860 jiwa/Km2.
2) Struktur Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin
Distribusi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin diuraikan
sebagai berikut:

Tabel 2.3
DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT GOLONGAN UMUR DAN JENIS
KELAMIN DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS WAE NAKENG
TAHUN 2020
JENIS KELAMIN
NO KELOMPOK UMUR TOTAL
L P
1 0-59 Bulan 1013 1109 2122
2 5-9 tahun 1219 1171 2390
3 10-14 tahun 1368 1447 2815
4 15-19 tahun 1424 1423 2847
5 20-24 tahun 1182 1258 2440
6 25-29 tahun 1236 1276 2512
7 30-34 tahun 1063 1058 2121
8 35-39 tahun 856 894 1750
9 40-49 tahun 991 985 1976
10 50-54 tahun 636 664 1300
11 55-59 tahun 517 546 1063
12 60-64 tahun 411 439 850
13 65-69 tahun 377 417 794
14 ≥ 70 tahun 456 549 1005
TOTAL 12749 13236 25985
Sumber :Data dasar penduduk Tahun 2020

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sex rasio penduduk di wilayah
kerja Puskesmas Wae Nakeng tahun 2020, lebih tinggi jumlah penduduk
perempuan yaitu sebanyak 13236 jiwa(51 %) dibandingkan penduduk laki-laki
sebanyak 12749 jiwa (49 %). Jumlah kelompok umur tertinggi yaitu pada
kelompok umur 15-19 tahun Sebanyak 2847 jiwa dan terendah pada kelompok
umur 65-69 bulan sebanyak 794 jiwa.

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 9


c) Tingkat Pendidikan dan sarana pendidikan

Tingkat pendidikan penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng dapat dilihat
pada table berikut:

Tabel 2.4
DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN
TINGKAT PENDIDIKAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAE NAKENG
TAHUN 2020

NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH PRESENTASE


1. Tidak Sekolah 4525 17.4
2. Tidak Tamat SD/Sederajat 4728 18.2
3. Tamat SD/Sederajat 5594 21.5
4. Tidak Tamat SMP/Sederajat 2411 9.3
5. Tamat SMP/Sederajat 2378 9.2
6. Tidak Tamat SMA/Sederajat 1872 7.2
7. Tamat SMA/Sederajat 2479 9.5
8. Diploma II 85 0.3
9. Diploma III 527 2.0
10. Diploma IV/Sarjana 1386 5.3
Total 25985
Sumber :Data dasar penduduk Tahun 2020

Pada tabel diatas dapat dilihat berdasarkan tingkatan pendidikan, yang tertinggi yaitu
kelompok tingkat pendidikan tidak tamat SD/Sederajat sebanyak 4728 jiwa(18.2%), dan yang
terendah yaitu kelompok tingkatkan pendidikan Diploma II/DII sebanyak 85 Jiwa (0.3%).
Distribusi sarana pendidikan diwilayah kerja Puskesmas Wae Nakeng adalah sebagai berikut
:

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 10


Tabel 2.5
DISTRIBUSI SARANA PENDIDIKAN
DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS WAE NAKENG
TAHUN 2020

SLT
SLTP
N SD SLTP SLTA A JUM
DESA TRK TK SD Negeri Neger
O Swasta Swasta Negeri Swast LAH
i
a
12
1 Tangge 1 4 2 3 1 1 0 0

8
2 Siru 0 1 2 2 1 1 0 1

Wae
3 0 0 0 2 1 0 0 0 3
Wako
1
4. Ponto Ara 0 0 0 1 0 0 0 0

1
5. Ngancar 0 0 1 0 0 0 0 0

Pong
6. 0 0 1 1 1 0 0 0 3
Majok
6
7. Daleng 0 0 3 1 2 0 0 0

Poco
8. 0 1 2 1 1 1 0 7
Rutang 1
Poco
9. 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Dedeng
Liang
10. 0 1 0 1 0 0 0 0 2
Sola
Total 1 7 12 12 7 3 0 2 44
PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 11
Sumber :Data dasar penduduk Tahun 2020

Grafik 2.1
PRESENTASE SARANA PENDIDIKAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAE NAKENG
TAHUN 2020

7% 2% 16%
4%

16%

TRK
TK
SD Negeri
SD Swasta
SLTP Negeri
SLTP Swasta
SLTA Negeri
27%
SLTA Swasta

27%

Dari grafik diatas menunjukan bahwa jumlah sarana pendidikan tertinggi


yaitu SD Negeri dan SD Swasta Sebanyak 27.30 %, dan terendah yaitu TRK
sebanayak 2.3 %.
2. KEADAAN EKONOMI
Jumlah penduduk miskin di wilayah kerja Puskesmas Wae Nakeng sebanyak 20458 Jiwa
dari jumlah penduduk seluruhnya sebanyak 25985 jiwa, hal ini menggambarkan bahwa 78%
penduduk diwilayah kerja Puskesmas Wae Nakeng adalah penduduk miskin. Gambaran mata
pencaharian penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas wae nakeng dapat dilihat pada berikut:
Tabel 2.6
DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN
TINGKAT PENDIDIKAN
DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS WAE NAKENG
TAHUN 2020

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 12


NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH PRESENTASE
1. Tidak Bekerja/IRT 9352 36.0
2. Petani 10097 38.9
3. Nelayan 3 0.03
4. Pengusaha 376 1.4
5. Pedagang/Buruh 1088 4.2
6. PNS/TNI/Polri 1302 5.0
7. Pegawai Swasta 1294 5.0
8. LAIN-LAIN 2473 9.5
TOTAL 25985
Sumber :Data dasar penduduk Tahun 2020

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa penduduk di wilayah kerja Puskesmas wae
nakeng terbanyak berprofesi sebagai Petani yaitu sebanyak 10097(38.9%),sedangkan
yang terendah yaitu penduduk dengan profesi Nelayan sebanyak 3 jiwa(0.03%), hal ini
membuktikan bahwa sektor pertanian menjadi tumpuan bagi pertumbuhan ekonomi
diwilayah kecamatan lembor.
E.SUMBER DAYA PUSKESMAS
1. Ketenagaan
Gambaran Jenis dan jumlah tenaga kesehatan dan non kesehatan yang bekerja di
Puskesmas wae nakeng pada tahun 2020 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.7
DATA PEGAWAI BERDASARKAN JUMLAH DAN
KUALIFIKASI PENDIDIKAN
DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS WAE NAKENG
TAHUN 2020
NO JENIS STATUS KEPEGAWAIAN
KETENAGAAN JUMLAH PNS HONDA Kon TKS TUBEL
trak
DIN
KES
1 PUSKESMAS
INDUK
Dokter umum 1 1
Dokter Gigi 1 1
SARJANA(S1) D4
Apoteker 2 1 1
SKM 4 1 1 2
NERS 13 4 4 5 1
S.Ter.Keb 1 1
S1 Gizi 1 1
S1 Farmasi 3 3

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 13


SI Pertanian 1 1
AKADEMI(DIII)
Kebidanan 22 12 7 3
Keperawatan 24 12 5 2 5
Kesehatan 2 2
Lingkungan
Gizi 4 3 1
Analis Kesehatan 4 1 3
Keperawatan Gigi 3 3
DIII Farmasi 1 1
1 1
Rekam Medik
Manajemen 1 1
SMA/DO/D1
SMA Umum 11 2 5 4
SMP 2 2
SD
2 JARINGAN
Ngancar
Bidan 1 1
S.Ter.Keb 1 1
Gizi 1 1
Ponto Ara
Bidan 2 1 1
Pong Majok
Perawat 1 1
Bidan 1 1
Daleng
S.Ter.Keb 1 1
Bidan 2 1 1

Siru

Perawat 1 1
Bidan 1 1
Wae Wako
Bidan 2 1 1
Pos Pelayanan Wae Tulu 1 1
Total 118 48 36 4 29 1
Sumber : Data Bagian kepegawaian Puskesmas Wae Nakeng Tahun 2020

Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah tenaga kesehatan dan non kesehatan
yang bekerja di Pukesmas wae nakeng sebanyak 118 orang, yang terbagi menurut status
kepegawaiannya yaitu PNS sebanyak 48 orang(40%), Honor Daerah 36 Orang (30%),
PTT sebanyak 1 0rang (0.86%),Kontrak dinas 4 orang(3%),TKS 28 orang (24%) tubel 1
orang (0,86%).
2. Mitra Kerja Puskesmas
Dalam mendukung pelaksanaan kegiatan Puskesmas, Puskesmas tidak dapat
berjalan sendiri untuk itu dibutuhkan peran lintas sector dalam mendukung dan

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 14


melaksanakan beberapa kegiatan terutama kegiatan luar gedung. Mitra kerja Puskesmas
dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.8
DISTRIBUSI MITRA KERJA PUSKESMAS
DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS WAE NAKENG
TAHUN 2020

MITRA KERJA
DESA/
KELURAHAN DOKTER KLINIK
KADER DUKUN APOTIK
No PRAKTEK
Tangge
1 30 7 3 2 1
Siru
2 15 9
Wae Wako
3 20 10
Ponto Ara
4 22 10
Ngancar
5 20 9
Pong Majok
6 25 13
Daleng
7 25 3
4
8 Poco Rutang 20
5
9 Poco Dedeng 3
15
10 Liang Sola 5
JUMLAH 197 72 3 2 1
Sumber : Pengelola program promkes Puskesmas Wae Nakeng Tahun 2020

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 15


F. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Pembiayaan Puskesmas bersumber dari pendapatan Puskesmas yang digunakan
kembali sebagai biaya operasional. Sumber pendapatan Puskesmas berasal dari jasa
pelayanan pasien umum/JKN, APBD,Jampersal dan Bantuan operasional Kesehatan
(BOK). Adapun pendapatan Puskesmas Wae Nakeng dapat dilihat ada tabel berikut:

Tabel 2.9
PEMBIAYAAN KESEHATAN
PUSKESMAS WAE NAKENG
TAHUN 2020

N
Sumber Biaya Pemasukan Pengeluaran % SILPA
o

1 JKN KAPITASI 1,072,126,450 1,072,126,450 100 -

  * Jasa Pelayanan 643,275,870      

  * Operasional Puskesmas 428,850,580      

2 APBD 3,719,729,436 3,719,729,436 100  

  * DAU Murni 686,966,424 686,966,424 100  

  * Jasa Pelayanan Umum 34,126,000 34,126,000 100  

  * Gaji PNS + Kontrak 2,237,666,587 2,237,666,587 100  

* TAMBAHAN
3
PENGHASILAN

- THR 193,604,200 193,604,200 100

- KESRA 273,076,225 273,076,225 100

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 16


- INSENDA 294,290,000 294,290,000 100

4 BOK  558,706,489 513,479,000 92  45,227,489

5 JKN NON KAPITASI 338,780,324 338,780,324 100 -

  * Jasa Pelayanan 216,242,760 216,242,760 100  

  * Operasional Kesehatan 122,537,564 122,537,564 100  

6 JAMPERSAL  149,535,000  149,535,000  100 -

  Total   9,500,301,995 8,941,654,545 94.12  


Sumber:Bendahara Umum Puskesmas Wae Nakeng Tahun 2020

BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Keberhasilan pembangunan kesehatan dapat dilihatpada beberapa indikator yang


digunakan untuk memantau perkembangan derajat kesehatan seperti Angka Kematian Bayi,
Angka kematian ibu, angka kesakitan dan status gizi masyarakat serta indikator lain yang
mencerminkan derajat kesehatan masyarakat suatu wilayah.
A. MORTALITAS
Angka kematian secara umum berkaitan erat dengan tingakat angka kesakitan dan
status Gizi. Indikator untuk menilai keberhasilan program pembangunan kesehatan dapat
dilihat dari perkembangan angka kematian. Besarnya tingkat angka kematian dapat dilihat
dari beberapa indikator, antara lain :
1. Angka Kematian Bayi (AKB)
Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator
yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat baik pada
tataran kabupaten, provinsi maupun nasional. Angka Kematian Bayi merujuk pada
jumlah bayi yang meninggal pada fase antara kelahiran hingga bayi belum mencapai
umur 1 tahun per 1000 kelahiran hidup.
AKB di Puskesmas Wae Nakeng pada tahun 2020 sebanyak 7 orang
atau18.04./1000KH menurun dibandingkan dengan AKB tahun 2019 sebanyak 8 orang
atau 18,1/1000KH. Jika dibandingkan dengan indikator Indonesia Sehat 2010

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 17


(48/1000 KH) angka ini masih jauh lebih rendah dan MDGS 2015 sebesar 23/1000
kH.Bila dilihat jumlah kematian per kelompok umur, kelompok umur 0-7 hari 6 orang,
8 Bulan 1 orang. Sedangkan bila dilihat menurut penyebab kematian, kematian bayi
disebabkan Asfiksia 3 orang, Suspek Aspirasi ASI 1 orang, Gangguan Napas Berat 1
orang, lahir mati 1 orang.
Berikut ini disajikan kecenderungan kasus kematian bayi di Puskesmas
Wae Nakeng:

Grafik.3.1
GAMBARAN KEMATIAN BAYI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAE NAKENG
TAHUN 2018 S/D 2020

8.2
kemati
8 8 an bayi

7.8

7.6
ju m lah kasu s

7.4

7.2

7 7 7

6.8

6.6

6.4
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

Dari grafik diatas diketahui bahwa pada tahun 2018 kematian bayi
sebanyak 7 orang ,tahun 2019 meningkat sebanyak 8 orang dan menurun pada
tahun 2020 sebanyak 7 orang. Menurunnya angka kematian bayi dapat disebabkan
oleh beberapa faktor antara lain, pemerataan pelayanan kesehatan, fasilitas
kesehatan nmudah dijangkau oleng masyarakat, tenaga professional dalam
penanganan persalinan. Secara umum ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi
kematian bayi antara lain, angka kesakitan dan status gizi ibu hamil, proses
penangan persalinan, cacat bawaan, komplikasi selama masa kehamilan,lahir
prematur serta gangguan perinatal merupakan salah satu dari sekian factor yang

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 18


memepengaruhi kondisi kesehatan ibu selama hamil yang mempengaruhi
perkembangan fungsi dan organ janin. Beberapa langkah yang dilakukan, untuk
menekan angka kematian bayi antara lain:
a) Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan dan sanitas
di tingkat individu, keluarga, dan masyarakat
b) Pendidikan kesehatan pada usia remaja terutama pada masa kehamilan
c) Memberantas penyakit menular
d) Meningkatkan cakupan imunisasi
e) Meningkatkan pelayanan kesehatan reproduksi, termasuk pelayanan
kontrasepsi dan ibu
f) Menanggulangi gizi buruk

2. Angka Kematian Balita (AKABA)


AKABA adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan
meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun dan dinyatakan per 1000 kelahiran hidup,
AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak-anak dan faktor-
faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi,
penyakit infeksi dan kecelakaan.
Dari data yang diperoleh dilaporkan selama kurun waktu tiga tahun terakhir
tidak terjadi kematian balita (1-5 tahun).
3. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)
Indikator Angka Kematian Ibu Maternal atau Angka Kematian Ibu (AKI) atau
Maternal Mortality Rate (MMR) menunjukan jumlah kematian ibu karena
kehamilan, persalinan dan masa nifas pada 1000 kelahiran hidup dalam satu wilayah,
dalam kurun waktu tertentu. AKI berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran
perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi lingkungan, tingkat
pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil.
AKI di Puskesmas Wae Nakeng pada tahun 2020 sebanyak 1 orang atau
2.2./1000KH meningkat dibandingkan dengan tahun 2019 tidak terjadi kematian ibu.
Jika dibandingkan dengan indikator Indonesia Sehat 2010 (48/1000 KH) angka ini
masih jauh lebih rendah dan MDGS 2015 sebesar 23/1000 kH. bila dilihat menurut
penyebab kematian, kematian Ibu disebabkan karena kasus TB milier.

Berdasarkan laporan berikut ini disajikan kecenderungan kasus


kematian Ibu di Puskesmas Wae Nakeng:

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 19


Grafik 3.2
GAMBARAN KEMATIAN IBU
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAE NAKENG
TAHUN 2018 S/D 2020

1.2

1 1 1

0.8
ju m la h k a s u s

0.6

0.4

0.2

0 0
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

Dari grafik diatas diketahui bahwa pada tahun 2018 terdapat 1 kasus
kematian ibu, tahun 2019 tidak ada kasus kematian ibu dan ditahun 2020 terdapat
1 kasus kematian ibu. Secara umum ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi
kematian ibu antara lain, angka kesakitan dan status gizi ibu hamil, proses
penangan persalinan, komplikasi kehamilan,penyakit penyerta, komplikasi selama
masa kehamilan, kehamilan ektopik dan mola hidatidosa, tingkat
pendidikan,ekonomi, umur ibu, jarak kehamilan, Beberapa langkah yang
dilakukan, untuk menekan angka kematian ibu antara lain:
a. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan dan sanitas
di tingkat individu, keluarga, dan masyarakat
b. Pendidikan kesehatan pada usia remaja terutama pada masa kehamilan
c. Status gizi ibu sejak remaja
d. Meningkatkan pelayanan kesehatan reproduksi, termasuk pelayanan
kontrasepsi dan ibu
e. Ketersediaan faskes dan tenaga professional dalam melakukan pertolongan
persalianan
B. MORBIDITAS
1. Rawat Jalan
Tingkat kesakitan mencerminkan situasi derajat kesehatan masyarakat
yang ada didalamnya. Jumlah Angka Kesakitan penduduk di Puskesmas Wae
Nakeng diperoleh dari laporan bulanan poli Umum.
.Berikut disajikan data 15 penyakit terbesar pada tahun 2020 adalah sbb:
PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 20
Tabel.3.1
15 PATRON PENYAKIT RAWAT JALAN
TAHUN 2018 S/D TAHUN 2020

2018 2019 2020


No DIAGNOSA
JUMLAH
DIAGNOSA
JUMLAH
DIAGNOSA
JUMLAH
PENDERITA PENDERITA PENDERITA
1 ISPA 2325 ISPA 3366 ISPA 2250
2 Myalgia 1578 MYALGA 2014 Myalgia 1663
3 Hipertensi 1221 Hipertensi 988 Hypertensi 1184
4 Gastritis 660 Gastritis 659 Gastritis 714
Coommom Common
5 636 491 Common Cold 677
Cold Cold
Observasi Observasi
6 451 393 Dermatitis 375
Febris Febris
7 Dermatitis 295 Cephalgia 330 Dispepsia 317
8 Cepalgia 233 DM 275 Ge 274
Diabetes
9 229 Dermatitis 210 DM 267
Militus
10 Influenza 194 Dispepsia 187 Cephalgia 216
11 Dispepsia 194 Batuk 163 Observasi Febris 182
12 Batuk 169 Atralgia 149 Batuk 109
13 Faringitis 169 Influensa 115 RA 99
14 RFA 158 PPOK 98 PPOK 82
15 Altralgia 90 RFA 86 VL 79
Dari tabel SumbSSumber:Pengelola Rawat Jalan Puskesmas Wae Nakeng Tahun 2020

Dari tabel etahui Pola penyakit rawat Jalan Puskesmas Wae Nakeng dari
tahun 2018 s/d 2020 masih di dominasi oleh penyakit menular ,tidak menular,
dan penyakit akibat kerja seperti: Penyakit dari Saluran Pernapasan Bagi
atas(ISPA), Dermatitis, HT,Common Cold, Myalgi , Observasi hal ini berkaitan
dengan factor lingkungan, pola makan, beban kerja, yang tidak memenuhi
standar kesehatan.
2. Rawat Inap
Tingkat kesakitan mencerminkan situasi derajat kesehatan masyarakat
yang ada didalamnya. Jumlah Angka Kesakitan penduduk di Puskesmas Wae
Nakeng diperoleh dari laporan bulanan Rawat Inap.
Berikut disajikan data 15 penyakit terbesar pada tahun 2020 adalah sbb:
Tabel.3.2
15 PATRON PENYAKIT RAWAT INAP
TAHUN 2018 S/D TAHUN 2020

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 21


2018 2019 2020
No DIAGNOSA
JUMLAH
DIAGNOSA
JUMLAH
DIAGNOSA
JUMLAH
PENDERITA PENDERITA PENDERITA
KASUS
1 685 GASTRITIS 157 GEA 93
KEBIDANAN
OBSERVASI
2 226 132 GASTRITIS 72
GEA FEBRIS
OBSERVASI
3 GASTRITIS 171 GEA 117
FEBRIS
47
SUSPEK
4 HIPERTENSI 101 75 DISPEPSIA 28
DBD
5 OBS.FEBRIS 87 DISPEPSIA 67 HIPERTENSI 28
6 DISPEPSIA 63 HIPERTENSI 63 ISK 16
DEMEM DEMAM
7 63 60 DM 11
TYPHOID TYPOID
8 ASMA 43 ISPA 46 ASMA BRONKIAL 11
9 ISK 40 DBD 41 DEMAM TYPOID 8
BROCOPNEU
10 34 TFA 39 ISPA 7
MONIA
11 TFA 26 ISK 30 PNEUMONIA 7
PNEUMONI
12 OBS.VOMITUS 21 29 TFA 5
A
ASMA
GENERAL
15 BRONKHIA 24 PPOK 4
WEAKNESS
13 L
PENYAKIT OBSERVASI
11 12 CHF 4
14 PERINATAL VOMITUS
15 ANEMIA 10 PPOK 12 COLIC ABDOMEN 4

DaSumber:LaporanSumber: Pengelola Rawat Inap Puskesmas Wae Nakeng Tahun 2020


Dari Tabel diatas diketahui Pola penyakit rawat Inap Puskesmas Wae Nakeng dari tahun
2018 s/d 2020 masih di dominasi oleh penyakit menular ,tidak menular, dan penyakit akibat
kerja seperti: Penyakit dari Saluran Pernapasan Bagi atas(ISPA), GEA, Dermatitis,
HT,observasi febris, Myalgi , hal ini berkaitan dengan factor lingkungan, pola makan, beban
kerja, yang tidak memenuhi standar kesehatan.

C. STATUS GIZI
1. Distribusi FE

Tablet zat besi (Fe) merupakan tablet mineral yang diperlukan oleh
tubuh untuk pembentukan sel darah merah atau hemoglobin. Zat besi (Fe)
berperan sebagai sebuah komponen yang membentuk mioglobin, yakni protein
yang mendistribusikan oksigen menuju otot, membentuk enzim, dan kolagen.
Selain itu, zat besi juga berperan bagi ketahanan tubuh.Tablet zat besi (Fe)
sangat dibutuhkan oleh wanita hamil, sehingga ibu hamil diharuskan untuk
mengonsumsi tablet Fe minimal sebanyak 60 tablet selama kehamilannya.

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 22


Sasaran Bumil yang mendapat distribusi tablet Fe pada tahun 2020
adalah 477 bumil dan yang mendapat distribusi Fe sebanyak 477 bumil atau
100 %, bila dibandingkan dengan target nasional angka ini sudah mencapai
target nasional yaitu 80%. Sedangkan untuk Nifas dengan jumlah sasaran tahun
2020 yaitu 477 yang mendapat distribusi tablet Fe sebesar 477 atau cakupan
sebesar 100%, cakupan sama dengan tahun 2019 yaitu dari 100%.
2. ASI Ekslusif
ASI adalah sumber asupan nutrisi yang penting untuk bayi. ASI
diberikan kepada bayi selama 2 tahun. Sedangkan ASI eksklusif diberikan
kepada bayi selama 6 bulan dengan tanpa menambahkan makanan atau
minuman lainnya. ASI dibutuhkan karena selama enam bulan pertama
kehidupannya, bayi belum memiliki enzim pencernaan yang sempurna.
Sehingga, bayi belum bisa mencerna makanan atau minuman selain ASI.Lebih
dari itu, semua jenis nutrisi yang dibutuhkan bayi sudah bisa terpenuhi dari
ASI.
Cakupan bayi (0-6 bulan) yang diberi ASI ekslusif pada tahun
2020dengan jumlah sasaran 222 bayi dan yang mendapat ASI ekslusif sebanyak
221 bayi atau 99,5 % jika dibandingkan dengan tahun 2019 mengalami
penurunan yaitu 0,1 % atau sebesar 96,6%
3. Distribusi Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu vitamin yang berfungsi untuk perkembangan
dan kinerja berbagai organ tubuh, seperti mata, kulit, organ reproduksi, dan sistem
kekebalan tubuh. Untuk mencegah kekurangan vitamin A pada balita dan ibu baru
melahirkan (masa nifas), Kementrian Kesehatan Republik Indonesia melakukan
program pemberian vitamin A melalui posyandu. Vitamin A diberikan secara
gratis pada bulan Febuari dan Agustus setiap tahunnya. Terdapat 2 macam kapsul
yang diberikan, yaitu kapsul biru untuk bayi usia 6-11 bulan, serta kapsul merah
untuk anak usia 1-5 .
Cakupan distribusi vitamin A dengan jumlah sasaran pada tahun 2020
adalah 261 bayi yang mendapat vitamin A sebanyak 261 bayi atau 100%, cakupan
ini sudah melebihi target nasional yaitu 90%.Cakupan distribusi vitamin A untuk
sasaran balita pada tahun 2020 adalah 1665 yang mendapat distribusi vitamin A
sebanyak 1665 atau 100%,jika dibandingkan dengan tahun 2019 tidak mengalami
penurunan yakni 100% dan sudah mencapai standar pelayanan minimal ( SPM)
yang di tentukan 90%. Bila dibandingkan perdesa maka semua desa memperoleh
cakupan sebesar 100%, sedangkan untuk sasaran nifas rata-rata semua desa sudah
mencapai target Standar Pelayanan Minimal ( SPM ) yang ditentukan 90%

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 23


4. Status Gizi Balita

Jumlah sasaran pada pemantauan status gizi pada tahun 2020 sebanyak
2122 balita dengan jumlah yang ditimbang sebanyak 1934 balita atau cakupan D/S
sebesar 91,1%, jika di banding dengan tahun 2019 yaitu 90,1% cakupan ini
meningkat sebesar 1,0% dan cakupan ini sudah mencapai target SPM yaitu 90 %.
Adapun faktor pendukung meningkatnya cakupan tersebut antara lain; PMT-
Pemulihan dan penyuluhan, penapisan sesuai mekanisme surveilans, dan dukungan
dana operasional posyandu (kader), sedangkan jumlah balita yang naik berat badan
tahun 2020 sebanyak 1466 balita dari jumlah yang ditimbang (N + T) sebanyak
1631 balita atau cakupan N/D¹ sebesar 89,9% jika di banding pada tahun 2019
cakupan ini tidak mengalami peningkatan atau penurunan yaitu sama sebsar
89,9% .
Jumlah kasus gizi buruk (bukan marazmus) pada tahun 2020 sebanyak 3
kasus dari jumlah balita yang ditimbang sebanyak 1934 balita (0,16%),
mengalami penurunan sebesar 0,13% jika dibandingkan pada tahun 2019 yaitu
sebanyak 6 kasus (0,29 %), dan angka ini masih di bawah batas toleransi 1 %.
Jumlah kasus terdapat di beberapa desa yaitu desa siru 1org,desa ponto ara 1 org
,daleng 1org. Masih adanya kasus gizi buruk disebabkan oleh berbagai faktor
antara lain :
1) Kasus gizi buruk disertai infeksi
2) Kwalitas surveilans tidak memadai
3) Asupan balita kurang gizi tidak ade kuat

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 24


BAB IV
UPAYA KESEHATAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun


2019 bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya
Kesehatan Perorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Dalam
melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 (1),
Puskesmas memiliki fungsi sebagai penyelenggara UKM tingkat
pertama, dan penyelenggara UKP tingkat pertama. Adapun Upaya
Kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Wae Nakeng
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019
antara lain:
A. JENIS-JENIS PELAYANAN
1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)Essensial:
a. Pelayanan Promosi Kesehatan
b. Pelayanan Kesehatan Keluarga Yang Bersifat UKM
c. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
d. Pelayanan Gizi yang bersifat UKM
e. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
f. Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
2. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan
a. Pelayana Kesehatan Gigi Masyarakat
b. Pelayana Kesehatan Tradisional Komplementer
c. Pelayanan Kesehatan Olahraga
d. Pelayanan Kesehatan lainnya:
 Program indonesia sehat dengan pendekatan keluarga (PIS-PK)

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 25


3. Upaya Kesehatan Perorangan
a) Pelayanan pemeriksaan umum
b) Pelayana Kesehatan Gigi dan Mulut
c) Pelayanan Kesehatan Keluarga Yang bersifat UKP
d) Pelayanan Gawat Darurat
e) Pelayanan Gizi Yang Bersifat UKP
f) Pelayanan Persalinan
g) Pelayanan Kefarmasian

h) Pelayanan Laboratorium
i) Pelayanan Rawat Inap

B. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT ESSENSIAL


1. Upaya Kesehatan Keluarga Yang Bersifat UKM
a. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap
lingkungan dan masa ini berlangsung sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi,
maka masa balita disebut sebagai masa “masa keemasan” (golden period), “jendela
kesempatan” (window of opportunity) dan “masa kritis” (critical period), Sehingga
perlu mendapat perhatian serius yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi yang
memadai serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan berkualitas termasuk deteksi
dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang. Selain hal-hal tersebut
berbagai faktor lingkungan yang dapat mengganggu tumbuh kembang anak juga
perlu dieliminasi. Pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan
berkualitas yang diselenggarakan melalui kegiatan SDIDTK (Stimulasi Deteksi
Intervensi Dini penyimpangan Tumbuh Kembang) balita:
Grafik 4.1
Stimulasi Deteksi Intervensi Dini penyimpangan Tumbuh Kembang
Didalam gedung (MTBS) dan Luar Gedung (Posyandu)
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 26


100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

Jumlah anak dideteksi tumbuh kembanganya yang terbanyak dari desa daleng
sebanyak 48 anak, dan yang terendah dari desa liang sola tidakdilakukan deteksi
tumbuh kembang anak.Dari hasil deteksi diketahui bahwa semua bayi/balita yang
dilakukan dateksi tumbuh kembangnya masuk dalam kategori gizi normal.
b. Pelayanan Kesehatan Lansia
Strategi pelayanan kesehatan bagi usia lanjut merupakan bentuk
penghargaan dan kepedulian terhadap usia lanjut dengan segala kondisinya baik
fisik, mental dan psiko-sosial. Jumlah usia lanjut yang semakin meningkat, harus
menjadikan perhatian kita untuk dapat melakukan pembinaan sedini mungkin
agar mereka tetap terpelihara kesehatan dan kemandiriannya.Tahun 2020
dilaporkan terdapat 4059 orang usia lanjut (diatas 45 tahun). Jumlah Lansia yang
diperiksa kesehatannya sebanyak 3927 jiwa (96.74%). Selengkapnya dapat dilihat
pada tabel berikut:
Grafik 4.2
Gambaran Kunjungan Lansia Ke Posyandu
Di Wilayah kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 27


4060
4040
4020
4000
3980
3960
3940
3920
3900
3880
3860
Sasaran Lansia Kunjungan Lansia Yang Diperika

Jumlah lansia di wilayah kerja Puskesmas wae nakeng sebessar 4059


orang, dengan jumlah kunjungan ke Posyandu sebanyak 3927 (96,7%). Dari 3927
kunjungan lansia ke posyandu semua sasaran tersebut dilakukan pemeriksaan
kesehatan (100%) seperti pengukuran tekanan darah, penimpangan berat badan ,
pengukuran tinggi badan.

Jumlah lansia di wilayah kerja Puskesmas wae nakeng sebessar 4059


orang, dengan jumlah kunjungan ke Posyandu sebanyak 3927 (96,7%). Dari 3927
kunjungan lansia ke posyandu semua sasaran tersebut dilakukan pemeriksaan
kesehatan (100%) seperti pengukuran tekanan darah, penimpangan berat badan ,
pengukuran tinggi badan.
c. Kunjungan Neonatus (KN1 dan KN2)
Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai standar
yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada neonatus sedikitnya 3 kali selama
periode 0-28 hari setelah lahir,baik di fasilitas kesehatan maupun melalui kunjungan
rumah. Resiko terbesar kematian neonatus terjadi pada 24 jam pertama kehidupan,
minggu pertama dan bulan pertama kehidupannya, sehingga pelaksanaan pelayanan
kesehatan neonatus dilakukan secara komprehensif dengan melakukan pemeriksaan
dan perawatan bayi baru lahir yakni
1. Kunjungan neonatus ke-1 (KN1) dilakukan pada kurun waktu 6-48 jam setelah
lahir
2. Kunjungan neonatus ke-1 (KN2) dilakukan pada kurun waktu 3-7 hari (KN2)
setelah lahir

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 28


3. Kunjungan neonatus ke-1 (KN3)dilakukan pada kurun waktu 8-28 hari setelah
lahir
Dalam pemeriksaan menggunakan pendekatan Manajemen terpadu bayi muda
(MTBM) untuk memastikan bayi dalam keadaan sehat.
Kegiatan yang dilakukan :
1. Semua bayi baru lahir di fasilitas kesehatan tidak di pulangkan sebelum 24 jam
2. Semua persalinan di rumah harus di antar ke puskesmas untuk mendapatkan
penanganan yang sesuai standar
3. Kunjungan rumah
Adapun kendala yang menyebabkan angka cakupan tidak mencapai target SPM
90% antara lain target proyeksi yang tinggi dan adanya kematian bayi baru
lahir sebelum usia kunjungan Neonatus Lengkap (KN3)

Grafik 4.3
PERSENTASE CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS LENGKAP (KN3)
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAE NAKENG
TAHUN 2020

Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap (KN3) selama lima tahun terakhir ini
mengalami peningkatan dalam pencapaian cakupannya yaitu tahun 2016 mencakup
56,6%, pada tahun 2017 mancakup 60,1% dan tahun 2018 mencakup 65,1%, tahun
2019 65,3% dan tahun 2020 mengalami peningkatan menjadi 84,3%.

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 29


2. Pelayanan Promosi Kesehatan
Setiap program kesehatan dikembangkan dengan tujuan untuk memecahkan masalah
kesehatan. Masalah kesehatan timbul bukan saja karena kuman penyakit, tetapi juga
perilaku manusia. Oleh karena itu program penanggulangan masalah kesehatan harus
pula mencakup aspek edukatif yang menangani masalah perilaku sehat. Dengan
demikian penyuluhan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari setiap
program kesehatan. Setiap petugas kesehatan yang berhubungan langsung dengan
masyarakat mempunyai tugas penyuluhan. Ada beberapa indicator yang menjadi dasar
pelayanan promosi kesehatan antara lain:
a. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah perilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota atau keluarga dapat menolong dirinya
sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan
dimasyarakat. Untuk menilai rumah tangga sehat digunakan 10 indikator yang terdiri
dari tujuh indikator PHBS yang terdiri atas: 1). Pertolongan persalinan oleh Nakes;
2).Memberi bayi ASI ekslusif; 3). Mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan; 4).
Ketersediaan air bersih; 5). Ketersediaan Jamban sehat; 6). Kesesuaian luas lantai
dengan jumlah penghuni; dan 7). Lantai Rumah bukan tanah. Sedangkan indikator
Gaya Hidup Sehat terdiri atas: 1). Makan buah dan sayur setiap hari; 2). Melakukan
aktifitas fisik setiap hari; 3). Tidak merokok dalam rumah.
Dari 10 indikator PHBS, ada beberapa indikator yang dapat dipantau pada tahun
2020, yaitu : Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 82,8% dari target
90%, Bayi diberi ASI eksklusif 99.5 % dari target 90%. Untuk indikator Gizi
diketahui jumlah balita yang ditimbang mencapai 91,1%, dari target 90% dan balita
yang naik berat badannya (N/D) sebesar 89,9%. Salah satu indikator PHBS yang
dipantau adalah indikator Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan 82,8% dari
target 90 % dengan Gap 7%. Hal ini dimaksud untuk menilai sejauh mana
keberhasilan program “Revolusi KIA” yang dicanangkan oleh Provinsi NTT yakni
”Semua Persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan yang profesional dan di
fasilitas kesehatan yang memadai”. Adapun kendala yangn diperoleh yang
menyebabkan angka cakupan tidak mencapai 100% adalah:
1) Letak topografi yang sulit dijangkau
2) Belum adanya instrumen yang sempurna dan mudah untuk dipantau
3) Peran desa siaga yang belum optimal
4) Program P4K belum maximal dijalankan
5) Program 7H2 yang belum maksimal terutama keterlibatan Lintas sector.
Selain itu ada beberapa masalah dalam meningkatkan cakupan PHBS adalah :

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 30


1) Pemahaman masyarakat tentang Prilaku Hidup Bersih dan Sehat masih rendah.
Hal ini terlihat dari cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan pada
tahun 2020 yaitu 82,8 %; dari target SPM 90 %.
2) Perilaku masyarakat yang sulit diubah seperti kebiasaan merokok dalam rumah,
kurang beraktifitas fisik dan kurang mengkonsumsi makanan sayur dan buah-
buahan..
Dari beberapa indikator yang yang dipantau tersebut dapat diketahui masih
ada kesenjangan yang perlu diperbaiki secara berkelanjutan. Masalah - masalah
tersebut merupakan tantangan bagi pelaku pembangunan kesehatan untuk
meningkatkan PHBS bagi masyarakat yang ada.
b. UKBM (Usaha Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat)
Posyandu merupakan bentuk peran serta masyarakat di bidang kesehatan,
yanag bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan ibu, bayi dan
balita, pasangan usia subur serta lansia.
Pada tahun 2020, jumlah posyandu di Puskesmas Wae Nakeng sebanyak 60
posyandu, yang terdiri dari 39 posyandu balita dan 21 posyandu lansia. Adapun
tingkatan strata Posyandu di wilayah Puskesmas Wae Nakeng dapat dilihat pada
diagram berikut:

Grafik 4.4
Strata Posyandu
Diwilayah Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

Mandiri
21%

Madya
51%

Purnama
28%

Dari 39 Posyandu diantaranya 28 % dengan tingkatan Purnama, 21 % berada


ditingkatan mandiri dan 50 % berada di tingkatan madya dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Rendahnya keaktifan posyandu disebabkan oleh :

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 31


1) Tidak adanya atau kurangnya kegiatan tambahan yang dilakukan di posyandu
seperti PMT swadaya, kegiatan koperasi dan kegiatan pembinaan PAUD.
2) Kurangnya realisasi dana mandiri dari masyarakat yakni tabulin/ dasolin serta
tabungan masyrakat yang digunakan untuk kepentingan kesehatan.
3) Masih rendahnya peran kader yang disebabkan karena kurangnya pembinaan
untuk meningkatkan ketrampian kader tersebut.
4) Kurangnya keterlibatan PEMDES dalam pelaksanaan kegiatan posyandu
5) Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan kegiatan
posyandu
c. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
Dalam rangka mencapai Tabanan Sehat maka kegiatan promosi Kesehatan harus
ditingkatkan dengan cara melengkapi materi penyuluhan untuk pasien, masyarakat
dan Kader. Materi penyuluhan dengan berbagai topik kesehatan bisa berupa leaflet,
lembar balik, film, Power Point dan poster - Penyuluhan dilakukan didalam gedung
dan diluar gedung.
1. Penyuluhan Didalam Gedung Puskesmas
Penyuluhan dalam gedung dilaksanakan diruangan tunggu pasien, sesuai jadwal
yang penyuluhan yang sudah dibagikan. Materi penyuluhan yang diberikan
sesuai dengan kelender promosi kesehatan maupun masalah kesehatan yang ada.
Media yang digunakan antara lain leaflet, lembar balik,Televisi.
Media penyuluhan lainnya yaitu media poster dinding/tembok agar mudah
dibaca oleh pengunjung . Pelayanan konsultasi yang di laksanakan di Puskesmas
Wae Nakeng yaitu konsultasi gizi, Klinik sanitasi dan Konsultasi PKPR.
Berikut adalah gambaran kegiatan penyuluhan dalam gedung Puskesmas tahun
2020:
Grafik 4.5
Gambaran Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Masayarakat
Dalam Gedung Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 32


60

50

40

30

20

10

2. Penyuluhan Luar Gedung Puskesmas


Penyuluhan Luar gedung Puskesmas dilaksanakan di tempat Posyandu baik
posyandu balita maupun lansia, penyuluhan keliling, Penyuluhan di sekolah,
tempat ibadah, tempat-tempat umum lainnya saat melakukan pertemuan yang
terkait dengan kesehatan. Berikut adalah gambaran kegiatan penyuluhan luar
gedung Puskesmas tahun 2020:

Grafik 4.6
Gambaran Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Masayarakat
Dalam Gedung Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 33


80

70

60

50

40

30

20

10

d. DESA SIAGA
Desa siaga merupakan desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan
secara mandiri.Jumlah desa siaga yang ada di wilayah kerja Puskesmas Wae
Nakeng dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik. 4.7
Gambaran Pembentukan Desa siaga
Diwilayah Kerja Puskesmas Wae NAkeng
Tahun 2020
12

10
10

8
8

2
2

0
jumlah desa Desa siaga Belum dibentuk

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa dari 10 desa yang ada di wilayah
Puskesmas wae nakeng terdapat 8 desa yang sudah dibentuk dan dua desa yang
belum di bentuk yaitu desa ngancar dan poco dedeng. Dari 8 desa yang sudah
dibentuk ada 5 desa yang dinyatakan aktif .Gambarannya adalah sebagai berikut:

Grafik. 4.8
Gambaran Keaktifan Desa siaga
Diwilayah Kerja Puskesmas Wae NAkeng
Tahun 2020

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 34


38%

Aktif
Tidak aktif

63%

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa dari 8 desa yang sudah dibentuk
desa siaga terdapat 5 desa yang aktif dan masih ada 3 desa yang tidak aktif.
Adapun beberapa faktor penyebab ketidakaktifan desa siaga:
1) Pergantian kepengurusan desa siaga
2) SK pengurus desa siaga belum dibuat
3) Tidak ada kerja sama antara anggota jejaring Desa Siaga dengan Pemerintah
Desa.
4) Pemantauan dilakukan oleh Puskesmas
5) Tidak ada insentif untuk anggota jejaring
6) Dana Bansos KIBBLA belum digunakan .
Berdasarkan hasil kesepakatan minilokakarya lintas sektor, pembentukan desa
siaga untuk desa yang belum dibentuk diusulkan pada tahun 2021.

3. PELAYANAN GIZI YANG BERSIFAT UKM

Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakikatnya dimaksudkan untuk


menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Berdasarkan pemantauan
yang telah dilakukan, ditemukan beberapa permasalahan gizi yang sering dijumpai pada
kelompok masyarakat antara lain pemberian ASI Exslusif, cakupan balita gizi buruk
dan cakupan N/D.

1. ASI Ekslusif
Upaya perbaikan gizi dilakukan pada beberapa sasaran yang prioritas seperti
pemberian ASI eksklusif. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik dan alamiah
untuk bayi karena mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi untuk pertumbuhan

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 35


dan perkembangannya. Pemberian ASI secara eksklusif untuk bayi sejak lahir
sampai berumur enam bulan sangat penting karena dapat memberikan kekebalan
dan melindungi bayi dari penyakit infeksi, dalam upaya peningkatan pemberian ASI
eksklusif adalah peningkatan penyuluhan tentang manfaat ASI eksklusif, instruksi
bahwa wajib memberikan ASI secara eksklusif kepada bayi sampai umur 6 bulan
dan sampai berumur 2 tahun secara baik dan benar dalam peningkatan pemberian
Air susu Ibu (ASI).
Untuk meningkatkan cakupan pemberian ASI eksklusif, maka ada beberapa
langkah-langkah strategi yang perencanaannya akan dilaksanakan pada tahun 2020
antara lain :
a) Peningkatan Sumber Daya Manusia melalui kegiatan pelatihan Konselor ASI
pada sarana pelayanan kesehatan yang ada .
b) Kebijakan pemberian ASI meliputi Inisiasi Menyusui Dini (IMD), ASI
eksklusif, sarana pelayanan kesehatan Sayang ibu dan bayi dilakukan melalui
berbagai pelayanan di fasilitas kesehatan.
c) Pelayanan diluar gedung : melakukan konseling ASI bagi pengunjung posyandu
atau kelompok penimbangan yang dilakukan oleh konselor (Bidan dan Ahli
gizi).
d) Tindak lanjut dalam penanganan ASI.
e) Pemantauan dan Monitoring
f) Melakukan sosialisasi secara berjenjang pada berbagai tatanan Institusi sesuai
Instruksi Bupati Manggarai Barat No.1 tahun 2009 tentang Kewajiban
memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi dan anak usia 24 bulan.
2. Balita Gizi Buruk
Salah satu faktor penentu kualitas Sumber Daya Manusia adalah status gizi
yang dipengaruhi secara langsung oleh tingkat asupan gizi dan kondisi
infeksi/aktifitas penyakit. Faktor status gizi tersebut dipengaruhi oleh berbagai
faktor dalam suatu mekanisme yang cukup kompleks yang dilatarbelakangi oleh
kondisi kemiskinan. Oleh sebab itu dewasa ini pemerintah berupaya memerangi
masalah kemiskinan melalui berbagai kebijakkan dan program-program berskala
nasional maupun daerah. Upaya mengatasi masalah kemiskinan memerlukan waktu
yang cukup panjang dengan hasil yang relative sulit untuk diperkirakan, upaya-
upaya ini terus dilaksanakan dalam mengatasi masalah gizi dikalangan penduduk.
Upaya –upaya yang dapat dilaksanakan dalam mengatasi masalah yaitu intervensi
PMT-Pemulihan, PMT–Penyuluhan sebagai langkah awal dalam mengatasi
masalah gizi buruk di masyarakat.
3. Cakupan N/D

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 36


Upaya peningkatan produktifitas sumber daya manusia dengan memperbaiki
status kesehatan dan gizi masyarakat dimana dalam hal ini pelayanan gizi untuk
mencapai gizi yang baik dengan menurunkan pervalensi gizi buruk dan gizi kurang.
Dalam peningkatan pelayanan gizi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
keseimbangan asupan balita ditingkat rumah tangga belum memadai sesuai
kebutuhan, pemberian PMT-penyuluhan tidak dengan pemberian makanan bergizi
ditingkat rumah tangga, adanya penyakit infeksi yang dipengaruhi kesehatan dan
gizi balita, faktor ini dapat mempengaruhi cakupan balita yang naik berat badan
setiap bulan dan status gizi balita. Adapun upaya-upaya dalam penanganan faktor-
faktor yang menyebabkan kenaikan berat badan balita dan status gizi, dalam hal ini
intervensi PMT-P, PMT- Penyuluhan, Sosialisasi pedoman umum gizi

4. PENYEHATAN LINGKUNGAN
Upaya kesehatan lingkungan adalah upaya untuk meningkatkan kesehatan lingkungan
melalui usaha sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum, termasuk
pengendalian pencemaran lingkungan dengan meningkatkan peran serta masyarakat
yang dapat memberi pengaruh jelek terhadap kesehatan mereka. Sehingga tujuan
program ini adalah berubahnya, terkendalinya atau hilangnya semua unsur fisik dan
lingkungan yang terdapat di masyarakat yang dapat memberi dampak yang kurang baik
terhadap kesehatan mereka. Capaian Target kegiatan Kesehatan Linkungan secara garis
besar telah mencapai target, ada 2 (dua indikator yang belum mncapai target ini
dikaranakan di desa ada kegiatan upacara ada yang tidak mungkin untuk melalukan
kegiatan di desa tersebut):
a. Pengawasan Kualitas Air Bersih
Ada 3 (tiga) aspek penting yang harus diperhatikan dalam penyediaan air
bersih di suatu kawasan, yaitu: aspek kuantitas, kualitas dan kontinuitas. Aspek
kuantitas yang berhubungan dengan kebutuhan air bersih, debit air baku yang
tersedia dan kapasitas dari fasilitas pengolahan air bersih dan air kotor. Aspek
kualitas yang berhubungan dengan standar air bersih ataupun air baku untuk diolah
menjadi air bersih atau air minum. Tahun 2019 Jumlah SAB di Puskesmas Wae
Nakeng sebanyak 1918 sarana dan yang diperiksa sebanyak 1918 (100%), cakupan
ini sama dengan capaian tahun 2020 sebanyak 100%.
Berikut akan disajikan gambaran sarana air bersih yang memenuhi syarat di wilayah
kerja Puskesmas wae nakeng:
Grafik 4.9
Gambaran Sarana Air Bersih Yang Memenuhi Syarat
di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 37


Tahun 2020

2000

1800

1600

1400

1200

1000

800

600

400

200

0
HU Mata Air PAH Perpipaan

Jumlah sarana air bersih rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas wae
nakeng yang tertinggi yaitu sarana perpipaan sebanyak 1879 sarana. Dari 1879
sarana yang memenuhi syarat sebanyak 1805 sarana (96%), sedangkan yang
terendah yaitu sarana penampungan air hujan Sebanyak 4 sarana, dan semuanya
memenuhi syarat (100%). Adapun beberapa permasalahan yang ditemui yaitu
sarana Air bersih yang dibangun oleh pemerintah belum memadai dari segi jumlah
dan kualitasnya. Pada umumnya organisasi pemakai air (OPA) yang berjalan hanya
ada di Pasat desa Pong Majok. Hasil inspeksi sanitasi selama tahun 2020
menunjukan beberapa tingkatan resiko pencemaran dari SAB tersebut, yang dapat
dilihat pada grafik berikut:

Grafik 4.10
Gambaran Tingakt Resiko Pencemaran Air Bersih
di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 38


2000
1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0

Jumlah SAB di Puskesmas Wae Nakeng pada tahun 2020 sebanyak 1918 sarana.
Jumlah SAB yang diperiksa tahun 2020 sebanyak 1918 buah (100%).
Hasil inspeksi sanitasi dari SAB tersebut menunjukkan bahwa yang risiko
pencemaran rendah (R) sebanyak 1595 sarana, risiko pencemaran sedang (S)
sebanyak 88 sarana, risiko pencemaran tinggi (T) : 0 dan risiko pencemaran amat
tinggi (AT) : 0
b. Peningkatan mutu Lingkungan Pemukiman
1) Pengawasan Rumah Sehat
Parameter yang dipergunakan untuk menentukan rumah sehat adalah
sebagaimana yang tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan kesehatan perumahan, meliputi
3 lingkup kelompok komponen penilaian, yaitu, Kelompok komponen rumah,
meliputi langit-langit, dinding, lantai, ventilasi, sarana pembuangan asap
dapur dan pencahayaan.
a. Kelompok sarana sanitasi, meliputi sarana air bersih, pembuangan
kotoran, pembuangan air limbah, sarana tempat pembuangan sampah.
b. Kelompok sarana sanitasi, meliputi sarana air bersih, pembuangan
kotoran, pembuangan air limbah, sarana tempat pembuangan sampah
c. Kelompok perilaku penghuni, meliputi membuka jendela ruangan
dirumah, membersihkan rumah dan halaman, membuang tinja ke jamban,
membuang sampah pada tempat sampah
Pengawasan rumah dilakukan dengan menggunakan indikator kartu rumah. dari
keseluruhan rumah yang diperiksa dan memenuhi syarat. Berikut akan disajikan
gambaran cakupan rumah sehat diwilayah kerja Puskesmas wae nakeng:
Grafik. 4.11

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 39


Cakupan Rumah sehat
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020
Memenuhi Syarat Tidaak memenuhi syarat

25%

75%

Dari jumlah 4423 rumah, sebanyKk 4423 rumah yang diperiksa (100%), dan
yang memenuhi syarat sebanyak 3303 rumah atau 75%, hal ini tidak sesuai
dangan standar rumah sehat sebesar 90%. Berbagai upaya dilakukan dalam
mewujudkan suatu pemukimana/rumah sehat dengan selalu melakukan
penyuluhan kepada msyarakat tentang PHBS dan gambaran rumah sehat serta
dampak jika tidak memenuhi syarat, melakukan pembinaan rumah sehat serta
pengawasan rutin melalui kartu rumah.
2) Pengawasan TTU
Menurut Mukono (2006) sanitasi tempat-tempat umum merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang cukup mendesak. Tempat umum
merupakan tempat bertemunya masyarakat lainnya. Tempat umum biasa
menjadi tempat menyebarkan segala penyakit terutama penyakit yang media
penyebaran melalui makanan, minuman, udara, dan air. Sanitasi tempat-tempat
umum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk melindungi, memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Ada beberapa jenis TTU yang
ada di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng, data jumlah dan inspeksi
sanitasi TTU yang ada di wilayah Puskesmas Wae Nakeng dapat dilihat dapa
grafik di bawah ini :

Grafik 4.12
Cakupan Tempat-Tempat Umum Yang Memenuhi Syarat
Diwilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 40


160

140 135

120 116
102
100

80

60

40

20

0
Jumlah TTU Yang Dieriksa Yang memenuhi Syarat

Pada Tabel diatas jumlah TTU yang di lakukan Pemeriksaan tahun 2020
sebanyak 135 TTU dari 116 TTU (85%) dan yang dinyatakan memenuhi syarats
sebanyak 102 buah (88%) / belum mencapai target yaitu 100% ini dikarenakan
ada sebagian TTU belum memiliki sarana dasar sanitasi. Upaya yang akan
dilakukan antara lain pendekatan/pembinaan kepada pihak pengelola TTU
untuk mengupayakan membangun sarana sanitasi dasar dan mengupayakan
bantuan pemerintah dan masyarakat / pengelola untuk pembuatan sarana
sanitasi desa.
3) Pengawasan TPM
Menurut WHO makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang
dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar
bermanfaat bagi tubuh.. Hygiene sanitasi makanasn adalah upaya kesehatan dan
kebersihan untuk mengendalikan factor makanan, orang, tempat, dan
perlengkapannya yang dapat menimbulkan penyakit/gangguan kesehatan atau
keracunan makanan. Ada beberapa jenis TPM yang ada di Wilayah Kerja
Puskesmas Wae Nakeng, data jumlah dan inspeksi sanitasi TPM yang ada di
wilayah Puskesmas Wae Nakeng dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Grafik 4.13
Cakupan Tempat pengelolaan Makanan Yang Memenuhi Syarat
Diwilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 41


60

52 52
50

40 39

30

20

10

0
Jumlah TPM Yang Dieriksa Yang memenuhi Syarat

Pada Tabel diatas dapat dilihat jumlah TPM yang di lakukan Pemeriksaan
tahun 2020 sebanyak 52 sarana TPM dari 52 Sarana TPM (100%) dan yang
dinyatakan memenuhi syarat sebanyak 39 buah (75%) / belum mencapai target
ini dikarenakan Untuk beberapa TPM yang belum memenuhi syarat, karena
pedagang masih sulit merubah prilakunya, sehingga pedagang belum bisa
melaksanakan saran-saran dari petugas kesehatan. Upaya yang akan dilakukan
adalah dengan memberikan pembinaan dan penyuluhan secara
berkesinambungan.
4) Persentase Jiwa Memiliki Akses Air Bersih
Kegiatan inspeksi sanitasi sarana air bersih dilakukan terhadap fisik
sarana air bersih yaitu perpipaan,perlindungan mata air, pemapungan air hujan.
Inspeksi dilakukan dengan mengunakan instrument Inspeksi sanitasi IKL
(Inspeksi Kesehatan Lingkungan Sumber Air Bersih).Berikut gambaran jiwa
yang memiliki akses air bersih:

Grafik.4.14
Presentase Jiwa yang Memiliki Akses Air Bersih
Di Willayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2019 s/d Tahun 2020

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 42


49%
51%
Tahun 2019
Tahun 2020

Dari grafik diatas diketahui bahwa presentase jiwa yang memiliki akses
terhadap air bersih tahun 2019 sebesar 87 % , meningkat pada tahun 2020
sesbsar 91% , namun hal ini belum sesuai dengan standar permenkes sebesar
80%. Upaya yang akan dilakukan adalah dengan memberikan pembinaan dan
penyuluhan secara berkesinambungan.
5) Pemeriksaan Depot Air Minum
Depot Air Minum yang ada di Puskesmas Wae Nakeng ada 8 Depot, yang
ada di d Kelurahan Tangge 6 depot dan desa Poco Rutang 2 depot. Selama
tahun 2020 sudah dilakukan pemeriksaan secara mikrobiologis sebanyak 12
kali (setiap bulan)sekaligus melakukan pemeriksaan fisik Depot. Dari hasil
pemeriksaan mikrobiologis yang dilakukan dari 8, hanya ada 7 depot yang
beroperasi sedangkan 1 depot sudah tidak beroperasi lagi. Masih ada depot
yang belum memenuhi syarat secara mikrobiologis. Selain itu juga untuk
pemeriksaan fisiknya dapat dilihat dari lingkungan,sarana sanitasi,penjamah
atau hygiene karyawan depot.
Adapun tindak lanjut yang sudah dilaksanakan oleh Puskesmas Wae
nakeng terhadap depot air minum isi ulang yang belum memenuhi syarat
adalah memberikan teguran baik secara lisan maupun tertulis kepada
penanggungjawab / pemilik depot agar sementara tidak beroperasi sampai ada
perbaikan dan membuat surat kepada kepala wilayah setempat agar untuk ke
depannya melakukan kegiatan tersebut secara bersama.

c. Jamban Keluarga
Jumlah jamban di Puskesmas Wae Nakeng pada tahun 2018 sebanyak 3909
buah,mengalami peningkatan sebanyak 58 buah pada tahun 2019 menjadi 3967
buah, dan kembali meningkat di tahun 2020 sebanyak 3974 buahn jamban.

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 43


Gambaran presentase akses jaga di wilayah kerja Puskesmas Wae Nakeng dapat di
lihat pada grafik berikut:
Grafik.4.15
Presentase Akses jaga
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

120%
99% 100% 99%
100% 91% 93%
80% 78%
80% 72% 74%
61%
60%

40%

20%

0%
Presentase akses
jaga

Dari tabel diatas diketahui bahwa persentase askses jamban tertinggi pada
desa Poco dedeng yaitu 100% dan yang paling rendah desa siru dengan presentase
61%, Jumlah jamban di Puskesmas Wae Nakeng pada tahun 2020 sebanyak 3924
buah, mengalami peningkatan jumlah jamban di beberapa desa. Adapun
peningkatan jumlah jamban ini terjadi karena adanya kegiatan pemberdayaan
(pemicuan) 5 Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di dusun dengan
cakupan pemakai masih rendah. Selain itu juga melalui kegiatan arisan warga di
beberapa desa. Pada tahun 2019 Desa Poco Dedeng merupakan salah satu desa
yang sudah diverifikasi oleh Tim STBM Kabupaten sebagai desa SBS dan sudah
mendapatkan penghargaan berupa sertifikat desa STBM khusus Pilar 1 yaitu Stop
Buang Air Besar Sembarang.
Kegiatan Pemicuan yang dilakukan di Dusun dengan cakupan yang
masih rendah merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
memberdayakan masyarakat(membangun rasa malu, jijik tanpa ada paksaan)dan
dalam menjalankan 5 pilar

Pilar 1 Stop Buang Air Besar sembarang, Pilar 2 : Cuci tangan pakai sabun, Pilar
3: Pengolahan makanan dan minuman rumah tangga, Pilar 4: Pengamanan
sampah rumah tangga, Pilar 5: pengamanan limbah cair rumah tangga. Untuk
pilar 1 stop Buang Air Besar Sembarang (BABS) jumlah jamban yang diperiksa
tahun 2020 sebanyak 3924 (100%) buah, dan dari jumlah tersebut yang
PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 44
memenuhi syarat sebanyak 3153 buah (82%), persentasi capaian pemakai jamban
sebesar 82% data tersebut sudah mencapai target Nasional yaitu 80%, tapi
berdasarkan target STBM belum mencapai 100%. Proporsi jamban berdasarkan
jenis jamban yang memenuhi syarat di Puskesmas Wae Nakeng tahun 2020 dapat
dilihat pada grafik di bawah ini :
Grafik. 4.16
Gambaran Sarana Jamban Menurut jenis
di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

2500

2000

1500

1000

500

0
Leher angsa Plensengan Cemplung

Dari grafik diatas diketahui menurut jenis jamban yang paling banyak yaitu leher
angsa sebanyak 2035 sarana dan yang memenuhi syarat sebanyak 2004 sarana
(198%), diikuti oleh jenis plensengan sebesar 1927 sarana, yang memenuhi syarat
sebanyak 1149 sarana (59%), sedangkan yang terendah yaitu jamban jenis cemplung
sebesar 5 sarana dan tidak ada yang kondisinya memenuhi syarat. Banyaknya jiwa
/KK yang memiliki jamban jenis leher angsa menunjukan bahwa besarnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya jamban sehat. Masih adanya jenis jamban plensengan
dan cemplung diakibatkan karena beberapa factor antara lain kondisi ekonomi serta
kurangnya kesadaran dan pendidikan masyarkat. Upaya yang dilakukan adalah
meningkatkan penyuluhan, kerjasama lintas sector terutama dengan pemerintah desa
untuk bersama-sama membangun kesadaran masyarakat dan mengambil suatu
kebijakan yang dapat membantu masyarakat dalam bidang ekonomi.

5. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 45


Gambaran penyakit menular yang perlu mendapatkan perhatian, seperti penyakit
menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), dan penyakit potensial
KLB/wabah, serta situasi penyakit tidak menular diuraikan berikut ini.
a. Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Mesnular
1) Pemeriksaan Triple Eliminasi Pada Ibu Hamil ( HEPATITIS B,
SYPHILIS dan HIV/AIDS)

Sesuai Permenkes Nomor 52 Tahun 2017 tentang 3E (Triple Eliminasi)


adalah pemeriksaan pada setiap ibu hamil terhadap HIV/AIDS, Sifilis dan
Hepatitis B yang merupakan salah satu bukti komitmen negara Indonesia
terhadap masalah ini dengan tujuan penurunan angka infeksi baru pada bayi
baru lahir.
Upaya eliminasi penularan terhadap infeksi HIV, Sifilis dan Hepatitis B
dilakukan secara bersama-sama karena infeksi HIV, Sifilis dan Hepatitis B
memimliki pola penularan relative sama, yaitu ditularkan melalui hubungan
seksual, pertukaran/ kontaminasi darah dan secara vertical dari ibu ke anak.
Puskesmas Wae Nakeng sudah melakukan Upaya eliminasi penularan terhadap
infeksi HIV, Sifilis dan Hepatitis B pada ibu hamil sejak tahun 2019 antara lain
melalui :
a) Sosialisasi tentang Triple Eliminasi pada petugas kesehatan di
Puskesmas Wae Nakeng dan lintas sektor
b) Penyuluhan pada masyarakat
c) Pemeriksaan (Skrining) pada ibu hamil dipadukan dalam ANC
Terpadu
d) Rujukan kasus ke fasilitas lanjutan
e) Pengobatan
f) Kunjungan rumah
g) Pencatatan dan pelaporan

Grafik. 4.17

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 46


Kasus Tripel Eliminasi
di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

450
400
350
300
250
200
150
100
50
0

Jumlah ibu hamil kunjungan pertama ( K 1 ) pada tahun 2020 sebanyak 483 orang
namun tidak semua ibu hamil K 1 di lakukan skrining terhadap ketiga jenis
pemeriksaan disebabkan karena faktor ketersediaan reagen terbatas atau tidak
sesuai dengan jumlah ibu hamil.

2) Pemberantasan Penyakit DBD

Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus


Dengue dan ditularkan oleh vector nyamuk aedes aegypty.. Perjalanan Penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD) cepat dan dapat mengakibatkan kematian
dalam waktu singkat. Penyakit ini merupakan penyakit menular yang sering
menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) di Indonesia. Angka kesakitan DBD
dari tahun 2018-2020 di wilayah Puskesmas Wae Nakeng disajikan pada grafik
berikut:

Grafik 4.18
PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 47
Distribusi Kasus DBD
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2018 s/d 2020

800
756
700
ju m la h k a s u s

600

500

400
327
300

200

100

0 6
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa Angka kesakitan DBD Tahun
2018 sebanyak 756 kasus, menurun di tahun 2019 menjadi 327 kasus dan kembali
menurun ditahun 2020 menjadi 6 kasus. Penyebarannya kasus DBD disajikan
pada grafik berikut:
Grafik 4.19
Distribusi Kasus DBD Menurut Desasss
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

3
2 2
2

2
1 1
1

1
0 0 0 0 0 0 0
0
TANGGE SIRU WAE WAKO PONTO ARA NGANCAR PONG DALENG POCO POCO LIANG SOLA LUAR
MAJOK RUTANG DEDENG WILAYAH

Dari graik diatas diketahui bahwa penyumbang tertinggi Angka


kesakitan Demam Berdarah Dengue Tahun 2020 dari desa tangge dan luar
wilayah sebanyak 2 kasus, sedangkan 9 desa lainnya tidak terjadi kasus demam
berdarah.
Terjadinya penurunan kasus yang sangat signifikan salah satu
penyebabnya rendahnya kunjungan pasien kefasilitas kesehatan selama masa
pandemic covid 19. Adanya kasus DBD di wilayah Puskesmas Wae Nakeng
disebabkan oleh lingkungan dengan tingkat sanitasi yang kurang memadai,
tingkat kepadatan penduduk, serta masih rendahnya peran serta masyarakat dalam

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 48


pemberantasan sarang nyamuk. Berbagai upaya telah diambil untuk
menanggulangi penyakit Demam Berdarah di masyarakat, diantaranya adalah
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui program 3 M plus,
Abatesasi,penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta peningkatan sanitasi
lingkungan, dan pemberdayaan pembentukan jumantik di keluarga. Berbagai
upaya yang telah dilakukan diharapkan dapat menurunkan kasus DBD dan
kejadian luar biasa yang lebih besar dapat dicegah.
3) Pemberantasan Penyakit Diare

Diare adalah penyakit yang membuat penderitanya menjadi sering buang


air besar, dengan kondisi tinja yang encer. Pada umumnya, diare terjadi akibat
makanan dan minuman yang terpapar virus, bakteri, atau parasit. iasanya diare
hanya berlangsung beberapa hari (akut), namun pada sebagian kasus dapat
memanjang hingga berminggu-minggu (kronis). Pada umumnya, diare tidak
berbahaya jika tidak terjadi dehidrasi. Namun, jika disertai dehidrasi, penyakit ini
bisa menjadi fatal, dan penderitanya perlu segera mendapat pertolongan medis.
Angka kesakitan Diare dari tahun 2018-2020 di wilayah Puskesmas Wae Nakeng
disajikan pada grafik berikut:
Grafik 4.20
Distribusi Kasus Diare
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2018 s/d 2020

800
756
700

600
Ju m lah K asu s

500

400

327
300
263
200

100

0
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa Angka kesakitan Diare Tahun
2018 sebanyak 756 kasus, Menurun di tahun 2019 menjadi 327 kasus dan kembali
menurun ditahun 2020 menjadi 263 kasus. Menurut penyebaran kasus Diare
berdasarkan tempat,disajikan pada grafik berikut:

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 49


Grafik 4.21
Distribusi Kasus Diare Menurut Desa
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

80

70 69

60

50

40
34 35

30 28
25
20 19
20
13
10 9
10
1
0
TANGGE SIRU WAE WAKO PONTO ARA NGANCAR PONG DALENG POCO LIANG SOLA P.DEDENG L.WILAYAH
MAJOK RUTANG

Dari grafik diatas diketahui bahwa penyumbang tertinggi Angka kasus


diare tahun 2020 dari luar wilayah sebesar 69 kasus, diikuti oleh desa pong majok
sebesar 35 kasus, dan penyumbang kasus terendah berasal dari desa poco dedeng
sebanyak 1 kasus.
Terjadinya penurunan kasus yang signifikan salah satu penyebabnya
rendahnya kunjungan pasien kefasilitas kesehatan selama masa pandemic covid
19.Penanggulangan diare dititikberatkan pada penanganan penderita untuk
mencegah kematian dan promosi kesehatan tentang hiegyne sanitasi dan makanan
untuk mencegah Kejadian Luar Biasa (KLB). Upaya yang dilakukan oleh jajaran
kesehatan baik oleh Puskesmas maupun dinas kesehatan adalah meningkatkan
penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, kaporisasi air minum dan peningkatan
sanitasi lingkungan.

4) Pemberantasan Penyakit Malaria

Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan


plasmodium vivaks dan plasmodium Falcifarum yang melalui jenis nyamuk
Anopeheles. Penderita malaria yang diobati merupakan persentase penderita
tersangka malaria dan atau positif malaria yang datang ke sarana kesehatan,
diobati sesuai pengobatan stándar.

Dari tahun 2018 s/d 2020 tidak terdapat kasus penyakit malaria di wilayah
kerja Puskesmas wae nakeng .Pada Tahun 2020 dari hasil pemeriksan secara

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 50


klinis terhadap 1086 sampel darah di Puskesmas Wae Nakeng tidak adanya
sampel yang positif malaria.
Berbagai upaya telah diambil untuk menanggulangi penyakit malaria di
masyarakat, diantaranya adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN),
penyuluhan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Berbagai upaya yang telah
dilakukan diharapkan dapat menurunkan kasus malaria.
5) ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang
menyerang pernapasan mulai dari hidung hingga alveoli. Dalam kurun waktu 3
tahun terakhir ISPA menempati urutan pertama kasus terbanyak di wilayah kerja
Puskesmas wae nakeng. Angka kesakitan ISPA dari tahun 2018-2020 di wilayah
Puskesmas Wae Nakeng disajikan pada grafik berikut:
Grafik 4.22
Jumlah Kasus ISPA
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2018 s/d 2020

3500
3197
3000
2695
2500
2325
Ju m la h K a s u s

2000

1500

1000

500

0
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa Angka kesakitan ISPA Tahun
2018 sebanyak 2.695 kasus, Meningkat di tahun 2019 menjadi 3197 kasus dan
kembali menurun ditahun 2020 menjadi 2325 kasus ditahun 2020. Menurut
penyebaran kasus ISPA berdasarkan tempat disajikan pada grafik berikut:

Grafik 4.23
Distribusi Kasus ISPA Menurut Desa

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 51


Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

400
360
350
315
300 295
282

250 230
220 217
200
173

150
115
100 87

50 31

0
Kel. Tangge Siru W. Wako Ponto Ara Ngancar Pong Majok Daleng Poco rutang Liang sola Poco Luar Wilayah
dedeng

Dari graik diatas diketahui bahwa penyumbang tertinggi kasus ISPA


Tahun 2020 dari desa liang sola sebanyak 360 kasus dan yang terendah dari
desa poco dedeng sebanyk 31 kasus.
Terjadinya penurunan kasus yang sangat signifikan salah satu penyebabnya
rendahnya kunjungan pasien kefasilitas kesehatan selama masa pandemic covid
19..
6) Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi akut yang menyerang jaringan paru (alveoli).
Infeksi ini bisa disebabkan oleh bakteri, jamur, virus atau kecelakaan karena
menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi rentan yang terserang pneumonia
adalah anak umur < 2 tahun. Penemuan dan tatalaksana kasus adalah salah satu
kegiatan program penanggulangan. Angka kesakitan Pneumonia dari tahun
2018 s/d 2020 di wilayah Puskesmas Wae Nakeng disajikan pada grafik
berikut:

Grafik 4.24
Distribusi Kasus Pneumonia

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 52


Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2018 s/d 2020

100
95
90

80

70 70
Jum lah Kasus

60

50
43
40

30

20

10

0
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa Angka kesakitan Pneumonia


Tahun 2018 sebanyak 95 kasus, menurun di tahun 2019 menjadi 70 kasus dan
kembali menurun ditahun 2020 menjadi 30 kasus. Menurut penyebaran kasus
pneumonia berdasarkan tempat disajikan pada grafik berikut:
Grafik 4.25
Distribusi Kasus Pneumonia Menurut Desa
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020
8

Dari graik diatas diketahui bahwa penyumbang tertinggi kasus


Pneumonia Tahun 2020 pasien dari luar wilayah sebanyak 6 orang, diikuti
oleh desa poco rutang sebanyak 7 orang, dan yang terendah dari desa liang
sola, sebanyak 0 kasus/tidak ada kasus.
Terjadinya penurunan kasus yang sangat signifikan salah satu
penyebabnya rendahnya kunjungan pasien kefasilitas kesehatan selama masa
pandemic covid 19.

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 53


Pada umumnya, Pneumonia pada balita slebih banyak disebabkan
karena faktor seperti kurang gizi, status imunisasi yang tidak lengkap, kurang
diberikan ASI, riwayat penyakit kronis pada orang tua bayi atau balita, sanitasi
lingkungan tempat tinggal yang kurang memenuhi syarat kesehatan, orang tua
perokok dan lain sebagainya. Upaya yang telah dilakukan untuk
menanggulangi kasus pneumonia pada bayi atau balita adalah menghilangkan
faktor penyebab itu sendiri melalui peningkatan status gizi bayi/balita,
peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), peningkatan sanitasi
lingkungan tempat tinggal serta peningkatan status imunisasi bayi atau balita.
7) Pemberantas Penyakit Demam Tifoid atau Thypoid
Demam tifoid atau thypoid adalah penyakit yang disebabkan oleh
bakteri salmonella enterica, khususnya salmonella thyphosa. Penyakit ini dapat
ditemukan di seluruh dunia, dan disebarkan melalui makanan dan minuman
yang telah tercemar oleh tinja.
Berdasarkan laporan bulanan desa dan puskesmas kasus demam tifoid
pada tahun 2019 adalah 76 kasus, menurun ditahun 2020 menjadi 6 kasus.
Menurut penyebaran kasus demam typoid berdasarkan tempat disajikan pada
grafik berikut:
Grafik 4.26
Distribusi Kasus Demam Typoid Menurut Desa
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020
3.5

3
3

2.5

2
2

1.5

1
1

0.5

0 0 0 0 0 0 0 0
0

Dari graik diatas diketahui bahwa penyumbang tertinggi kasus demam


typoid Tahun 2020 pasien dari luar wilayah sebanyak 3 orang, diikuti oleh desa
tangge sebanyak 2 orang, desa ngancar 1 orang, sedangkan 8 desa lainnya tidak
ditemukan kasus demam typoid .

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 54


Dalam pelaksanan upaya pemberantasan demam tifoid pada tahun 2020 di
lakukan melalui kegiatan promotif dan preventif berupa penyuluhan agar tetap
menjaga kebersihan lingkungan dan menjaga makanan yang di komsumsi.
8) Pemberantas Penyakit Rabies
Rabies merupakan penyakit dengan CFR yang sangat tinggi, yang
disebabkan oleh infeksi virus rabies yang ditularkan melalui gigitan hewan seperti
anjing, kucing, kera yang di dalam tubuhnya mengandung virus rabies. Angka
kesakitan Rabies dari tahun 2018 s/d 2020 di wilayah Puskesmas Wae Nakeng
disajikan pada grafik berikut:
Grafik 4.27
Distribusi Kasus Rabies Menurut Desa
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2018 s/d 2020

120

103
100
96

85
80
Ju m lah K asu s

60

40

20

0
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa Kasus GHPR ( Gigitan Hewan
Penular Rabies ) Tahun 2018 sebanyak 96 kasus, meningkat di tahun 2019
menjadi 103 kasus dan kembali menurun ditahun 2020 menjadi 85 kasus.
Menurut penyebaran kasus GHPR ( Gigitan Hewan Penular Rabies ) disajikan
pada grafik berikut:

Grafik 4.28
Distribusi Kasus Rabies Menurut Desa
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 55


25

20

15

10

Dari graik diatas diketahui bahwa penyumbang tertinggi kasus rabies


Tahun 2020 pasien dari luar wilayah sebanyak 20 orang, diikuti oleh desa Tangge
sebanyak 15 orang, dan yang terendah dari desa poco dedeng dan wae wako,
sebanyak 1 kasus.
Berbagai upaya telah diambil untuk menanggulangi GHPR ( Gigitan
Hewan Penular Rabies ) di masyarakat, diantaranya adalah penyuluhan,
koordinasi lintas sector terkait penertiban hewan peliharaan terutama anjing.
9) Penyakit TB Paru
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang biasanya menyerang
paru-paru, meskipun dapat mengenai organ apa pun di dalam tubuh. Infeksi TB
berkembang ketika bakteri masuk melalui droplet di udara. TB Paru merupakan
penyakit yang masih tinggi angka kejadiannya bahkan merupakan yang tertinggi
ketiga di dunia. MDGs menetapkan penyakit TB Paru sebagai salah satu target
penyakit yang harus diturunkan selain HIV AIDS dan Malaria. Salah satu
indikator keberhasilan program pengendalian TB paru adalah penemuan kasus
(case finding). Capaian suspek TB pdi wilayah kerja puskesmas wae nakeng dari
tahun 2020 disajikan pada grafik berikut:

Grafik 4.29
Capaian Suspek TB Menurut Desa
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 56


140

120
120

100

80
70

60
50 50
46
40 40 40 Target
40 Suspek
30 27 30
20 20 Capaian
20 13 Suspek
9
5 3 4 3 1
0
Tangge Siru Wae Ponto Ara Ngancar Pong Daleng Poco Poco Liang Sola
Wako Majok Rutang Dedeng

Dari grafik diatas diketahui dari 10 desa diwilayah kerja Puskesmas wae
nakeng, belum ada yang mencapai target per desanya. Penemuan kasus yang
rendah ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat dan rendahnya
keinginan untuk memeriksakan diri apa bila mengalami batuk yang lama, yang
mengakibatkan rendahnya cakupan penemuan kasus TB dimasyarakat.
Penemuan penderita TB paru BTA positif di wilayah kerja Puskesmas wae
nakeng tahun 2020 sebagai berikut:
Grafik 4.30
Capaian BTA (+) dan Rongen (+)
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

14
Target
12
12
Capaian
10

8 7
6 5 5
4 4 4 4
4 3 3
2 2
2 1 1 1 1
0 0 0 0
0
Tangge Siru Wae Ponto Ara Ngancar Pong Daleng Poco Poco Liang Sola
Wako Majok Rutang Dedeng

Dari grafik diatas diketahui dari 10 desa diwilayah kerja Puskesmas wae
nakeng, belum ada yang mencapai target per desanya. Hal ini disebabkan
pemeriksaan kontak penderita TB belum maksimal.
10) Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi(PD3I)

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 57


Untuk mencegah supaya tidak terjadi kasus penyakit ada beberapa langkah yang
dapat dilakukan. Salah satunya adalah dengan imunisasi. Beberapa penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi antara lain:
a) Tetanus Neonatorum
Tetanus neonatorum (TN) disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang
masuk ke tubuh melalui luka. Penyakit ini dapat menginfeksi bayi baru lahir
apabila pemotongan tali pusat tidak dilakukan dengan steril. Pada tahun 2018
sampai dengan 2020 di wilayah Puskesmas Wae Nakeng tidak ditemukan
kejadian tetanus neonatorum.
b) Poliomyelitis dan Acute Flaccid Paralysis (AFP)/ Lumpuh Layuh Akut
Penyakit poliomyelitis merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi. Penyebab penyakit tersebut adalah virus polio yang
menyerang system syaraf hingga penderita mengalami kelumpuhan.
Kelompok umur 0-3 tahun merupakan kelompok umur yang paling sering
diserang penyakit ini, dengan gejala demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku
di leher dan sakit di tungkai dan lengan. AFP merupakan kondisi abnormal
ketika seseorang mengalami penurunan kekuatan otot tanpa penyebab yang
jelas dan kemudian berakhir dengan kelumpuhan. Selama tiga tahun terakhir
tidak ditemukan kasus polio di wilayah kerja Puskesmas Wae Nakeng.
c) Campak
Penyakit campak adalah penyakit akut yang mudah menular baik pada balita,
anak- anak maupun orang dewasa yang disebabkan oleh virus campak.
Penularan campak dapat terjadi melalui udara yang terkontaminasi dan secret
orang yang terinfeksi. Pada tiga tahun terakhir tidak ditemukan kejadian
campak. Keberhasilan menekan kasus campak tidak terlepas dari pelaksanaan
imunisasi campak secara rutin baik di tingkat Puskesmas dan sarana
kesehatan lainnya, penyediaan sarana vaksin yang sudah memadai, tenaga
yang mencukupi serta kesadaran masyarakat untuk mendapatkan imunisasi
campak bagi bayi/balita.

11) COVID 19
Covid-19 merupakan nama penyakit yang disebabkan oleh virus corona.
Nama ini diberikan oleh WHO (World Health Organzation) sebagi nama resmi
penyakit ini. Covid sendiri merupakan singkatan dari Corona Virus Disease-

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 58


2019. Covid-19 yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus corona yang
menyerang saluran pernafasan sehingga menyebabkan demam tinggi, batuk, flu,
sesak nafas serta nyeri tenggorokanAdapun, hewan yang .menjadi sumber
penularan COVID19 ini masih belum diketahui (Kemenkes, 2020). Penyebaran
kasus covid 19 di wilayah Puskesmas Wae Nakeng sebagai berikut:
Grafik 4.31
Distribusi Kasus Covid-19 Menurut Desa
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

10
9
9
8
7
6
5
4
3
2
2
1
1
0 0 0 0 0 0 0
0

Dari grafik diketahui jumlah pasien yang terkonfirmasi covid 19 selama


tahun 2020 sebanyak 12 orang. Kasus tertinggi berasal dari kelurahan tangge
sebnyak 9 kasus, diikuti oleh desa siru sebanyak 2 kasus dan wae wako 1 kasus.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi virus Corona, di
antaranya:

1) Mencuci tangan dengan benar


2) Menggunakan masker
3) Menjaga daya tahan tubuh

4) Menerapkan physical distancing dan isolasi mandiri


5) Membersihkan rumah dan melakukan disinfeksi secara rutin

b. Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular


1) Pelayanan Kesehatan Jiwa
Tujuan program ini adalah untuk mengatasi masalah kesehatan jiwa sehingga
dapat dilakukan upaya pencegahan baik mencegah agar tidak terjadi maupun

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 59


mencegah agar tidak berkembang menjadi lebih buruk. Jumlah kasus ODGJ pada
tahun 2018 sebnayak 38 orang, meningkat di tahun 2019 menjadi 49 orang dan
terus meningkat pada tahun 2020 sebesar 55 orang. Penyebaran kasus ODGJ
tahun 2020 dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik.4.32
Jumlah Orang Dengan Gangguan Jiwa Per Desa
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020
7 7
7

6
5 5 5
5
4 4 4
4
3 3
3
ODGJ
2
2

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa jumlah kasus ODGJ di wilayah
kerja Puskesmas wae nakeng sebanyak 55 orang, dengan kasus terbanyak
berada di desa daleng dan ponto ara sebanyak 7 orang sedangkan yang
terendah berada di desa poco dedeng sebnyak 2 kasus. Presentase pasien
gangguan jiwa yang mendapatkan pelayanan / pengobatan tahun 2018 , 90 %
tahun 2019 100 % dan tahun 2020 sebanyak 100%. Jumlah pasien ganguan
jiwa yang dipasung di wilayah kerja Puskesmas Wae Nakeng tahun 2020 ada 5
orang, menurun di tahun 2020 menjadi 1 orang dan pasien yang dipasung
tersebut berasal dari desa siru
Jumlah kasus ODGJ yang meninggal pada tahun 2020 sebnayak I orang berasal
dari kelurahan tangge , anemia menjdi penyebab kematian. Adapun beberapa
kegiatan yang dilakukan dalam upaya menurunkan angka pasien dengan
gangguan jiwa antara lain:
a) Penyuluhan pada masyarakat umum melalui posyandu,perorangan dan
keluarga pasien, pertemuan lintas sektoral penemuan pasien
b) Kunjungan rumah
c) Pengobatan
d) Pencatatan dan pelaporan
Kegiatan Yang Dilakukan:
1) Kegiatan Dalam Gedung

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 60


 Penyuluhan
 Konseling
 Pengobatan dan rujukan pasien.
2) Kegiatan Luar Gedung
 Melakukan penyuluhan saat posyandu dan pertemuan lintas sektoral
 Mendata Pasien Gangguan jiwa baik melalui informasi yang diberikan
oleh kader , masyarakat maupun penemuan kasus saat melakukan
pendataan PISPK
 kunjungan rumah pada kasus kelainan jiwa atau yang di pasung.
 Penyuluhan saat kujungan rumah
 Pemeriksaan kesehatan ODGJ saat melakukan kunjungan rumah
2) Penyakit Tidak Menular
Penyakit tidak menular (PTM) adalah jenis penyakit yang tidak dapat
ditularkan dari orang ke orang melalui bentuk kontak apa pun. Meski demikian,
beberapa macam penyakit tidak menular tersebut memiliki angka kematian yang
cukup tinggi. Jumlah kunjungan pasien PTM di puskesmas wae Nakeng ditahun
2020 sebagai berikut:
Grafik.4.33
Kunjungan Penyakit Tidak Menular
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020
3500

3000

2500

2000

1500

1000

500

Jumlah kunjungan PTM tahun 2020 sebanyak 4537 kasus, dengan kasus
tertinggi kasus cedera sebanyak 3151 orang, dan yang terendah kasus tumor
payudara sebanayak I kasus. Secara umum Penyakit tidak menular memang
tidak bisa dicegha sepenuhnya, namun, risiko untuk terkena penyakit ini bisa
dikurangi dengan cara menjauhi faktor risikonya, yakni melalui penerapan pola

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 61


hidup sehat. Salah satunya adalah dengan rutin olahraga atau menjalani aktivitas
fisik. Selain itu, rutin melakukan pemeriksan kesehatan rutin juga penting
dilakukan. Tujuannya adalah untuk mendeteksi penyakit tidak menular sedini
mungkin agar dokter dapat menentukan langkah penanganan yang tepat untuk
mengatasi penyakit tersebut.
3) Deteksi Kanker Leher Rahim (IVA)
Tes IVA adalah sebuah pemeriksaan skrinning pada kanker serviks dengan
menggunakan asam asetat 3-5% pada inspekulo dan dapat dilihat dengan
pengamatan secara langsung. Berikut gambaran dan hasil pemeriksaan IVA tes
di Puskesmas wae nakeng.
Grafik.4.34
Gambaran Pemeriksaan IVA
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

Dari 211 orang yang dilakukan pemeriksaan IVA terdapat 29 orang yang positif
lesi pra kanker rahim, dan 15 orang yang di rujuk ke rumah sakit.Penyebab yang
menjadi kendala pada wanita dalam melakukan deteksi dini kanker serviks
adalah keraguan akan pentingnya pemeriksaan, kurang pengetahuan, dan takut
akan rasa sakit serta keengganan karena malu saat dilakukannya pemeriksaan
(Maharsie & Indarwati, 2012). Kesadaran yang rendah pada masyarakat tersebut
menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian
kanker leher rahim di Indonesia.
Pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan upaya pencegahan
primer seperti meningkatkan atau intensifikasi kegiatan penyuluhan kepada
masyarakat untuk menjalankan pola hidup sehat, menghindari faktor risiko terkena
kanker, melakukan immunisasi dengan vaksin HPV dan diikuti dengan deteksi dini
kanker serviks tersebut melalui pemeriksaan pap smear atau IVA (inspeksi visual

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 62


dengan menggunakan asam acetat). . Diharapkan dengan adanya program deteksi
dini kanker serviks melalui metode pemeriksaan IVA di wilayah kerja
Puskesmas wae nakeng ini dapat membantu masyarakat untuk meningkatkan
pengetahuan tentang kesehatan organ reproduksi serta mencegah terjadinya
progresifitas penyakit jika ditemukan gejala awal dari kanker serviks .
6. PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT
Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) merupakan salah
satu upaya puskesmas yang mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat
dengan memadukan ilmu/ praktik keperawatan dengan kesehatan masyarakat lewat
dukungan peran serta aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan
preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan
rehabilitatif secara menyuluh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya.
a. Pembinaan Keluarga Dan Tingkat Kemandirian Keluarga
Keluarga yang dibina adalah keluarga yang berisiko atau rentan terhadap
masalah keseahtan atau resiko tinggi.adapun gambaran keluarga yang di bina di
wilayah kerja Puskesmas wae nakeng adalah sebagai berikut:
Grafik.4.35
Jumlah KK Yang Di Bina
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

695
700
690
680
670
660
Jumlah KK
650 636
640
630
620
610
600
Jumlah KK KK Yang dibina

Jumlah Keluarga yang dibina pada tahun 2019 sebesar 538 KK dari target
695(77,4%), Tahun 2020 sebanyak 636 KK dari target 695 KK / 91,5 .Capaian
ini belum mencapai target yaitu 92 %, hal ini disebabkan karena masih ada
keluarga berisiko yang belum dikunjungi. Penanganan yang komprehensif dari
tim perkesmas, masyarakat dapat mandiri dalam pengenalan dan penanganan

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 63


penyakit, juga di harapkan para lansia aktif dalam kegiatan posyandu lansia.
Gambaran tingkat kemandirian keluarga dilihat pada grafik berikut:
Grafik.4.36
Tingkat Kemandirian Keluarga Sebelum dan Setelah Dibina
Di wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

700
636

600
523

500

400

300

200 Tingkat
Kemandirian

100 64 49
0 0 0 0
0

Dari grafik diatas diketahui bawah tingkat kemandirian keluarga sebelum


dibina berada pada tingkat kemandirian II, yang artinya keluarga menerima
pelayanan kesehatan sesuai rencana keperawatan keluarga, sedangkan setelah
dibina menunjukan bahwa sebagian besar masyarakat berada pada tingkat
kemandirian tiga, dapat artikan bahwa keluarga binaan tidak hanya menerima
pelayanan kesehatan sesuai rencana keperawatan keluarga juga yang terutama
keluarga binaan sudah dapat mengenal , mencegah dan menggunakan fasilitas
yang ada terutama toga (tanaman obat keluarga) dalam mengatasi secara dini
penyakit yang diderita.
b. Keluarga Berisiko Yang Di Bina
Gambaran keluarga berisiko yang di bina di wilayah kerja Puskesmas Wae
Nakeng adalah sebagai berikut:

Grafik 4. 37
Keluarga Berisiko Yang Di Bina
di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 64


350
335
300 Jenis Resiko
250
200
150
100 95 151
26
50
3 26
0
MATERNAL RESTI
BAYI RESTI
MASALAH GIZI
PENY. MENULAR
USILA
PENY. TIDAK
MENULAR

Dari grafik diatas menunjukan bahwa kelompok yang dominan dibina


yaitu kelompok Usila, yang yang terendah yaitu kelompok bayi resti. Dengan
adanya kelompok maternitas dapat terdeteksi secara dini kompliksai pada ibu
hamil dan ibu hamil dapat mempersiapkan diri secara matang dalam menjalankan
kehamilan, sedangkan untuk kelompok usia lanjut di harapkan dapat dapat
menekan penyakit degeneratif pada usila seperti Hipertensi, DM, stroke dan lain-
lain.
C. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT PENGEMBANGAN
1. Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat
Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM) adalah kegiatan pelayanan kesehatan
gigi yang diselenggarakan oleh masyarakat dengan bimbingan Puskesmas sehingga
masyarakat mau dan mampu melakukan tindakan yang tepat dalam masalah kesehatn
gigi dan mulut. Tujuan dari UKGM yaitu untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi
dan mulut masyarakat selai itu tujuan khusus dari UKGM yaitu 1. Meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut, 2. Menurunkan
angka kesakitan masalah kesehatan gigi dan mulut. Pembinaan dan pengembangan
usaha kesehatan sekolah merupakan salah satu upaya pemeliharaan dan peningkataan
kesehatan yang ditujukan kepada peserta didik merupakan salah satu mata rantai yang
penting dalam meningkatkan fisik penduduk.Pelayanan UKS dan UKGS diperuntukkan
untuk anak-anak sekolah, untuk mengetahui kesehatan secara umum siswa/i kesehatan
gigi dan mulutnya, mengetahui status gizi dari siswa/i sekolah dasar, serta memberikan
penyuluhaan kesehatan tentang PHBS, cara menyikat gigi yang benar, serta melakukan
sikat gigi massal.
a) Pemeriksaan Kesehatan Secara berkala (UKS dan UKGS)
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) merupakan bagian integral dari Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) yang melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 65


secara terencana pada para siswa terutama siswa Sekolah Tingkat Dasar (STD)
dalam suatu kurun waktu tertentu dan diselenggarakan secara berkesinambungan
melalui paket UKS yaitu paket minimal, paket standar dan paketoptimal (Depkes
RI, 1996). Gambaran pelaksanaan kegiatan UKS/UKGS tahun 2020. Tujuan UKGS
adalah untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan
gigi dan mulut, yang didalamnya mencakup memiliki pengetahuan, sikap dan
keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, serta berperan aktif di dalam
usaha peningkatan kesehatan, terutama kesehatan gigi dan mulut di sekolah, di
rumah dan di lingkungan masyarakat. Dari 25 sekolah yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Wae nakeng kegiatan UKS/UKG Tahun 2020 hanya dilaksanakan di 10
sekolah (40%), dengan jumlah yang diperiksa sebanyak 930 siswa/I dari 3346
siswa (27%). Adapun gambaran hasil pemeriksaan :
Grafik.4.38
Gambaran Status Gizi Anak SD/MI
ssHasil Kegiatan UKS/UKGS
Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tahun 2020

900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
Gizi Kurang
Gizi Baik
Gizi Lebih

Dari table diatas diketahui bahawa masih ada siswa siswa/i dengan status
gizi kurus dan status gizi lebih. Hal ini disebabkan karena kurang energy yang
secara terus menerus, serta tingginya ativitas siswa/I disekolah maupun dirumah
dan tidak diimbangi dengan asupan gizi yang sesuai dengan kebutuhan siswa/I
setiap hari, sehingga disarankan kepada siswa/I untuk tetap memperhatikan
makanan yang dikonsumsi setiap hari, harus bergizi dan seimbang dengan
memperhatikan aktivitas fisik mereka setiap hari agar dapat memenuhi kebutuhan
setiap hari, sehingga siswa/I tidak lagi mengalami status gizi kurus, kurus sekali
ataupun status gizi lebih.
Selain masalah status gizi anak juga ditemukan masalah yang berkaitan
dengan kesehatan gigi dan mulut antara lain:

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 66


Grafik.4.39
Gambaran Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut
Hasil Kegiatan UKS/UKGS
Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tahun 2020

350

300

250

200

150

100

50

Tabel diatas menunjukkan bahwa, banyak siswa/I SD/MI yang mengalami


gangguan kesehatan gigi dan mulut. Kasus kesehatan gigi dan mulut yang
tertinggi pada siswa/I SD/MI adalah kasus Pencabutan gigi sulung sebanyak 290
kasusu, dan kasus terendah yaitu kasus Pulpa sebanyak 26 kasus. Hal ini
dikarenakan siswa/I sering mengkonsumsi jajanan yang manis (permen, coklat,
kue dll) dan kurang memperhatikan kebersihan gigi dan mulutya. Hal yang
dilakukan yaitu memberikan pendidikan tentang PHBS khususnya kesehatan gigi
dan mulut.
b) Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah
Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dilakukan bagi siswa/I kelas
I yang baru(SD/MI, SMP/MTS). kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui secara
dini masalah-masalah kesehatan anak sekolah, antara lain, status gizi, kesehatan
gigi dan mulut, kebersihan personal siswa/i, kesehatan indra pendengaran, indra
penglihatan keadaan umum siswa/I yang merupakan factor penting bagi siswa/I
dalam proses belajar.

Grafik.4.40
Penjaringan Anak SD/MI
Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tahun 2020

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 67


80.00%

70.00% 70.00%
65.79%
60.00%

50.00%
45.69%
40.00%

30.00%

20.00%

10.00%

0.00%
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

Dari grafik diatas, diketahui pada tahun 2018 sebanyak 45.69 % siswa/I
tingkat SD/MI yang diperiksa, terjadi peningkatan jumlah pemeriksaan secara
berkala pada siswa/I SD/MI pada Tahun 2019 sebesar 1.458 (65.79%) siswa/I
atau naik sebesar 20,1 %, pada tahun 2020 meningkat 70% siswa/I tingkat SD/MI
yang diperiksa.
Grafik.4.41
Gambaran Status Gizi Anak Sekolah pada siswa/I MP/MTS
Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tahun 2020

Presentase penjariangan siswa/i


100.00%
93.80%
90.00%
80.00%
70.00% 67.56%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Tahun 2019 Tahun 2020

Tahun 2019 sebanyak 93,80% siswa/I tingkat SMP/MTS yang diperiksa, terjadi
penurunan jumlah pemeriksaan secara berkala pada siswa/I SD/MI pada tahun
2020 sebesar 26.24% menjadi 67,56%. Hal ini menunjukkan bahwa penjaringan
kesehatan pada tahun 2020 belum mencapai target pemeriksaan berkala belum
mencapai 100% karena masih banyak sekolah yang belum dikunjungi pada tahun
2020, hal ini diakibatkan karena pandemic covid-19, yang menyebabkan banyak
sekolah yang tidak menjalankan aktifitas disekolah/sekolah dari rumah. Ada

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 68


beberapa kegiatan yang dilakukan saat kunjungan ke sekolah, hal ini bertujuan
untuk mengetahui secara dini masalah-masalah kesehatan anak sekolah, antara
lain, status gizi, kesehatan gigi dan mulut, kebersihan personal siswa/i, kesehatan
indra pendengaran, indra penglihatan keadaan umum siswa/I yang merupakan
factor penting bagi siswa/I dalam proses belajar. Berikut gambaran satus gizi
masalah kesehatan gigi anak sekolah:
Grafik.4.43
Gambaran Status Gizi Anak Sekolah
Hasil Kegiatan Penjaringan pada siswa/I ,SD/MI dan SMP/MTS
Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tahun 2020

450

400

350

300

250

200

150

100

50

Tabel diatas menunjukkan bahwaa, masih ada siswa/I dengan status gizi
kurus, kurus, Hal ini disebabkan karena kurang energy yang secara terus menerus,
serta tingginya ativitas siswa/I disekolah maupun dirumah dan tidak diimbangi
dengan asupan gizi yang sesuai dengan kebutuhan siswa/I setiap hari, sehingga
disarankan untuk memperhatikan asupan makanan anak.

2. Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer (YANKESTRADKOM)


Pengembangan kesehatan tradisional di pukesmas ditekankan pada upaya promotif dan
preventif dengan pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan TOGA dan akupresur.
hal ini sejalan dengan indikator rencana strategis (RENSTRA) Kementerian Kesehatan di

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 69


bidang Pelayanan Kesehatan Tradisional, alternatif dan komplementerer tahun 2015-
2019. Jenis Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer yang dijalankan di
Puskesmas yaitu Pembinaan Hattra ( Penyehat tradisional)/akupresur, sedangkan untu
kelompok TOGA direncanakan akan dibentuk pada tahun 2021. Capaian Program
Pelayanan Kesehatan Tradisional /akupresur Komplementer dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
 Akupressure
Menurut PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN
KESEHATAN TRADISIONAL KOMPLEMENTER..Pelayanan Kesehatan
Tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara dan obat yang
mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris yang
dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat. Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional. Metode pelayanan
kesehatan tradisional yang dapat diselenggarakan di fasilitas pelayanan kesehatan
adalah akupuntur. akupuntur yang diselenggarakan di puskesmas tidak menggunakan
jarum dan dikenal sebagai AKUPRESUR. Akupresur adalah upaya terapi fisik berupa
rangsangan pijatan atau tekanan pada titik akupuntur/akupresur dengan tujuan
perawatan kesehatan (peningkatan kondisi tubuh, pencegahan penyakit,
penyembuhan, serta pemulihan kondisi setelah sakit) yang telah digunakan oleh
masyarakat sejak dulu kala sebagai bagian dan upaya untuk memenuhi kebutuhan
akan pelayanan kesehatan. Berikut adalah gambaran Fasyankestrad perorangan di
wilayah kerja Puskesmas Wae Nakeng:

Grafik.4.44
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tradisional Perorangan
DI Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 70


14

12

10

Dari grafik diatas diketahui bahwa jumlah dukun bersalin 73 Orang, dukun patah
tulang sebanyak 7 orang, dukun bayi 4 orang,batra pijat urut 7 orang. Jumlah
kunjungan kepoli akupresur selam tahun 2020 adalah sebagai berikut:
Grafik.4.45
Jumlah Kunjungan DI Poli Akupresus
Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020
16

14

12

10

Dari grafis diatas diketahu bahwa jumlah kunjungan selama tahun 2020
sebanyak 97 orang, kunjungan yang paling banyak berasal dari desa tangge sebanyak
15 orang, dan yang terendah berasala dari desa poco dederng sebanyak 5 orang.Hal
yang harus diperhatikan ketika memberikan pelayanan kesehatan tradisional dan
kompelementer yaitu pemberi tindakan diberikan oleh tenaga kesehatan yang
mendapat pelatihan khusus di bidang tradisional, alternatif dan komplementer (dalam
pengawasan dokter).

3. Pelayanan Kesehatan Kerja


Kesehatan Kerja adalah suatu layanan untuk peningkatan dan pemeliharaan
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jabatan, pencegahan

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 71


penyimpangan kesehatan  yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan kerja
dari risiko akibat yang merugikan kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja
dalam suatu lingkaran kerja yang merupakan adaptasi antara pekerjaan dengan manusia,
dan manusia dengan jabatannya. Pos UKK sebagai suatu wadah pelayanan kesehatan
kerja yang berada di tempat kerja dan dikelola oleh pekerja itu sendiri yang berkoordinasi
dengan Puskesmas sebagai Pembina dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat pekerja untuk meningkatkan produktivitas kerjanya. Gambaran jumlah pos
UKK yang berada di wilayah kerja Puskesmas wae nakeng sebagai berikut:
Grafik. 4.46
Jumlah Pos UKK Menurut Desa
DI Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4 Jumlah Pos UKK
Pos UKK yang dibina
0.3
0.2
0.1
0

Dari grafik diatas diketahui dari sepuluh desa hanya 5 desa yang sudah
membentuk pos UKK. ke 5 pos UKK tersebut dilakukan pembiaan secara berkala oleh
Puskesmas.
Tahun 2018 dibentuk 3 Pos UKK, tahun 2019, 2 pos UKK, dan 2020
direncanakan pembentukan satu pos UKK, hal ini belum dilaksanakan karena pandemic
covid-19, dan direncanakan di bentuk pada tahun 2021 yaitu Pos UKK desa Liang Sola.
Sesuai fungsinya Pos UKK dibentuk untuk mencegah /meminimalisir resiko akibat
kerja .Sejauh ini masih banyak ditemukan penyakit akibat kerja dapat dilihat pada grafik
berikut:

Grafik.4.47
Jumlah Pasien Akibat Kerja
Diwilayah Puskesmas Wae Nakeng

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 72


Tahun 2020

200
179
180 165 168
160 156
147 146
140 135
120
97
100
80
60 50
40 32
20 Jumlah
0 pasien

Dari grafik diatas diketahui jumlah Pasien akibat kerja tertinggi


dari desa poco rutang sebanyak 179 orang, dan yang terendah berasal dari
luar wilayah wilayah sebanyak 32 orang. Berbagai upaya dilakukan untuk
menanggulangi penyakit akibat kerja antara lain penyuluhan dan
pengawasan secara rutin.
4. Upaya Kesehatan Masyarakat Lainnya
a) PIS-PK
Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan
dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan
PISPK (Program indonesia sehat dengan pendekatan keluarga) Pelaksanaan program
indonesia sehat dengan pendekatan. Program Indonesia Sehat dengan pendekatan
keluarga pada dasarnya merupakan integrasi pelaksanaan program program kesehatan
dengan fokus keluarga. Pendataan keluarga sehat diwilayah kerja puskesmas wae
nakeng sudah mencapai 100 % /semua KK sudah didata. Tahun 2017 ada 3 desa yang
didata,tahun 2018, 4 desa, tahun 2019, 3 desa. Pada Tahun 2020 dilakukan sweeping
pendataan di kelurahan tangge. Jumlah KK yang sudah dientry di aplikasi sebesar 4147
KK dari 5336 KK(77.7%). Tujuan melakukan pendataan keluarga agar mengetahui
gambaran status kesehatan keluarga.berikut gambaran status kesehatan keluarga
diwilayah kerja Puskesmas wae nakeng:

Grafik.4.48
Status Kesehatan Keluarga

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 73


Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

15.6
28.8

Sehat
Pra Sehat
Tidak Sehat

47.5

Dari grafik diatas diketahui bahwa status kesehatan keluarga di wilayah


kerja Puskesmas Wae Nakeng yang masuk dalam kategori sehat sebanyak 832
KK dari 5336 KK (15,6 %), Kategori Pra sehat 2533 KK dari 5336 KK (47.5%),
kategori tidak sehat 1536 KK dari 5336 KK (28.8%).
Beberapa upaya dalam rangka menaikkan status kesehatan keluarga antar
lain melalui kegiatan intervensi yang dilakukan yaitu,
a) Kunjungan rumah bagi keluarga berisiko dalam bentuk koordinas lintas
program, ( Perkemas, Kesling, KIA, Gizi)
b) Membawa sputum pot saat pendataan untuk menjaring suspek TB
c) Membawa Hcg Tes untuk menjaring K1 Murni
d) Menjaring Pasian ODGJ
D. UPAYA KESEHATAN PERORANGAN
1. Pelayanan pemeriksaan umum
Pemeriksaan umum merupakan salah satu dari jenis layanan di Puskesmas  yang
memberikan pelayanan kedokteran berupa pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan
penyuluhan kepada pasien atau masyarakat, serta meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran masyarakat dalam bidang kesehatan. Kegiatan yang dilakukan oleh poli
umum adalah melakukan pemeriksaan pasien secara umum dengan melihat indikasi
atau gejala – gejala yang di derita oleh pasien.Pelayanan kesehatan dilakukan oleh
dokter dan perawat yang memiliki Sertifikat dan Kompetensi yang dibutuhkan untuk
pelayanan kesehatan primer. Dalam menjalankan tugasnya, poli umum terintegrasi
dengan seluruh Unit pelayanan lainnya di Puskesmas ( Poli Gigi, Poli Anak, Poli Ibu,
Poli Gizi, Apotik, Labatarorium, dll). Jumlah kunjungan rawat jalan tahun 2019
sebanyak 20.269 (Kunjungan lama sebanyak 19.247 dan kunjungan baru sebanyak
1.022 ),menurun di tahun 2020 sebanyak 17488 (kunjungan lama sebanyak 16440 dan
kunjungan baru sebanyak 1048). Gambaran kunjungan rawat jalan tahun 2020 sebagai
berikut:
PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 74
Grafik.4.49
Jumlah Kunjungan Rawat Jalan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

2431
2500 2237 2215
2139
2054
1889
2000
1646

1500 1299 1243

1000

335
500

0 jumlah
Tangge Siru Wae Ponto Ngancar Pong Daleng Poco Poco Liang kunjungan
Wako Ara Majok Rutang Dedeng Sola

Dari grafik diatas diketahui, jumlah kunjungan terbanyak berasal dari desa
tangge sebanyak 2431 orang dan yang terendah berasal dari desa poco dedeng.
Terjadinya penurunan kasus yang sangat signifikan salah satu penyebabnya
rendahnya kunjungan pasien kefasilitas kesehatan selama masa pandemic covid
19.
2. Pelayana Kesehatan Gigi dan Mulut
Poli Gigi, berupa pelayanan gigi yaitu pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis,
premedikasi, kegawatdaruratan oro-dental, pencabutan gigi sulung (topical, infiltrasi),
pencabutan gigi permanen tanpa penyulit, obat pasca ekstraksi, tumpatan komposit,
glass ionomer cement (GIC), scalling (pembersihan karang gigi), .Unit pelayanan yang
menangani pemeriksaan dan perawatan gigi dengan jenis-jenis pelayanan seperti:
ekstraksi gigi, pembersihan plak dan karang gigi, penambalan gigi dan pemeliharaan
gigi. Unit ini dilengkapi dengan satu dental unit yang ditangani oleh satu orang dokter
gigi dan tiga orang perawat gigi. Jumlah kunjungan di Pelayanan Kesehatan Gigi dan
Mulut 2020 dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
Grafik 4.50
Tindakan Pelayanan Kesehatan Gigi
Diwilayah kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 75


284
300

250

200

150
104
100 72
44
50
3
0

Dari grafik diketahui jumlah tindakan di poli gigi paling banyak yaitu tumpatan
sementara sebanyak 284 tindakan, sedangkan yang terendah yaitu tindakan skeling
sebanyak 3 tindakan.
Grafik.4.51
Presentase Kelompok Sasaran/ Pengunjunng Di Poli Gigi
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

Bumil BALITA
7% 2%
SD/MI
12%

Lain-Lain
79%

Dari Grafik diatas diketahui bahwa dominan pengunjung dipoli gigi


Puskesmas Wae Nakng yaitu kelompok pengunjung lainnya sebanyak 546 orang
(79%), diikuti oleh kelompok SD/MI Sebanyak 86 orang (12 %),Kelompok Bumil
sebanyak 45 orang atau 7 % dan yang terendah yaitu kelompok Balita sebanyak 14
orang (2%).

3. Pelayanan Kesehatan Keluarga Yang bersifat UKP

a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)


Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter
umum , bidan dan perawat) dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal
yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) meliputi anamnesis,

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 76


pemeriksaan fisik ( umum dan kebidanan) pemeriksaan laboratorium rutin dan
khusus serta intervensi umum dan khusus ( sesuai resiko yang ditemukan dalam
pemeriksaan) dalam penerapannya menggunakan standar 10T. Pelayanan antenatal
dapat dilihat dari cakupan pelayanan kunjungan ibu hamil K1 dan K4.
Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran
besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan
kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal,sedangkan cakupan K4 ibu
hamil adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu
hamil sesuai dengan standar paling sedikit empat kali kunjungan selama hamil.
Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada
ibu hamil. Cakupan K1 dan K4 dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 4.52
Persentase Cakupan Pelayanan K1 Ibu Hamil
Di Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

Persentase cakupan pelayanan K4 tahun 2016 - 2020 mengalami


peningkatan.Tahun 2020 cakupan K4 sebesar 68.1% angka ini belum mencapai
target nasional. Masih rendahnya Cakupan K4 disebabkan oleh pencatatan dan
pelaporan kurang akurat, KIE yang belum optimal dimana kontak pertama ibu
hamil dengan tenaga kesehatan pada usia kehamilan > 12 minggu, peran dukun
masih sangat kuat dalam perawatan kehamilan, ibu hamil yang pulang merantau /
kuliah dan banyaknya ibu yang DO KB jangka pendek.
b. Pelayanan KB
Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjaring atau merencanakan
jumlah anak dan jarak kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi. Perencanaan
keluarga merujuk pada penggunaan metode-mtode kontasepsi oleh suami dan istri
atas persetujuan bersama. Jumlah akseptor aktif di Puskesmas Wae Nakeng Pada
tahun 2020 sebanyak 3086 akseptor (70.93%) dari 4351 PUS, Meningkat jika

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 77


dibandingkan pada tahun 2019 sebanyak 2830 akseptor (65%) dengan jumlah
akseptor baru pada tahun 2020 sebanyak 282. Berikut ini adalah gambaran peserta
KB baru dan KB aktif di wilayah kerja Puskesmas wae nakeng tahun 2020:
Grafik 4.53
Gambaran Peserta KB
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

1200

1000

800

600

400

200

Dari grafik diatas di ketahui bahwa jumlah PUS yang tertinggi dari desa tangge
sebanyak 1071, sedangkan jumlah peserts KB baru yang tertinggi dari desa wae
wako sebanyak 42 aseptor, untuk peserta KB aktif yang tertinggi dari desa tangge
sebanyak 634 aseptor dan yang terendah dari desa poco dedeng sebanyak 75
aseptor. Komposisi jenis kontrasepsi yang digunakan di Wilayah Puskesmas Wae
Nakeng Tahun 2020 sebagai berikut:
Grafik 4.54
Gambaran Penggunaan Alat Kontrasepsi
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

12% 29%

IUD
MOW
Implant
Kondom
Suntik
6% Pil

45%
7%

0%

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 78


Dari grafik diatas diketahui bahwa metode kontrasepsi terbanyak dilaporkan
menggunakan metode Suntik sebesar 45% dan terendah menggunakan metode
Kondom sebesar 0,02% .
Dalam rangka meningkatkan akseptor baru dilakukan beberpa langkah antara lain,
penyuluhan , konseling KB pada ibu post partum dan ibu nifas, koordinasi lintas
program dalam menjaring peserta KB baru.
c. Deteksi Risiko, Rujukan kasus Risti dan Penanganan Komplikasi
Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal, tetapi tetap mempunyai
resiko untuk terjadinya komplikasi sehingga perlu adanya deteksi dini oleh tenaga
kesehatan dan masyarakat tentang adanya faktor resiko dan komplikasi, serta
penanganan yang adekuat sedini mungkin, merupakan kunci keberhasilan dalam
penurunan angka kematian ibu dan bayi yang dilahirkannya.
Grafik 4.55
Persentase Penanganan Komplikasi Ibu Hamil (obstetri)
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

Bila dilihat pada grafik diatas dalam lima tahun terakhir dari tahun 2016 sampai
dengan tahun 2020 persentase penanganan komplikasi ibu hamil,bersalin dan nifas
(obstetri) tahun 2020 sebesar 124,3% mengalami peningkatan dari tahun 2019 mencakup
104,1%.
4. Pelayanan Laboratorium

Laboratorium merupakan penunjang dalam upaya menentukan diagnose


penyakit pasien secara tepat dan akurat/ pemeriksaan penunjang untuk memperkuat
penegakkan diagnosa suatu penyakit. Tindakan atau treatment medis yang akan
diberikan kepada pasien sangat mempertimbangkan hasil laboratorium yang diperoleh.
Jenis-jenis pemeriksaan laboratorium yang dapat dilaksanakan di Puskesmas Wae

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 79


Nakeng terdiri dari : pemeriksaan kimia klinik dan pemeriksaan rutin. Hasil
pemeriksaan laboratorium tahun 2020:
Tabel.4.2
Hasil pemeriksaan Laboratoriuam
Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

Jumla
No Jenis pemeriksaan h
1 Pemeriksaan darah  
  HB 1525
  Gololongan darah 483
  malaria mikroskopis 1086
  malaria RDT -
  Darah lengkap 111
  HBSAG 824
  HIV 564
  Sifilis 249
  Gula darah 537
  As. Urat 181
  Kolersterol 162
  SGOT/SGPT 26
  Widal 101
  NS 1 Dengue 15
     
II Pemeriksaan urine  
  Sedimen 110
  Albumin 271
  Billirubin 122
  Reduksi/glukosa 122
  Test kehamil 188
III Pemeriksaan faeces  
  Telur cacing 0
  Amoeba  
IV Pemeriksaan Sputum 138
Total 6 797

Selama Tahun 2020 jumlah pemeriksaan laboratoriuam yang peling banyak yang
paling banyak yaitu dengan jenis pemeriksaan darah sebanyak: 5.864
orang,pemeriksaan urine 813, pemeriksaan sputum sebanyak 138 orang dan
pemeriksaan feses sebanyak 0 orang dengan total kunjungan laboratorium 6.797

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 80


5. Pelayanan Persalinan

a) Pertolongan persalinan oleh Tenaga Kesehatan


Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang
aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Pada kenyataan di
lapangan masih terdapat penolong persalinan oleh yang bukan tenaga kesehatan
dan dilakukan di luar fasilitas pelayanan kesehatan sehingga komplikasi dan
kematian ibu serta bayi dapat terjadi pada fase persalinan karena pada prinsipnya
penolong persalinan harus memperhatikan beberapa hal yakni pencegahan infeksi,
standar APN, rujukan segera pada kasus yg tidak dapat ditangani, Inisiasi Menyusu
Dini (IMD) serta Injeksi Vitamin K dan Salep Mata.
Gambar 4.56
PERSENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN
OLEH TENAGA KESEHATAN
PUSKESMAS WAE NAKENG
TAHUN 2020

Cakupan pertolongan persalinan pada tahun 2020 sebesar 82.8% (454 ibu
bersalin ditolong tenaga kesehatan dan 18 ibu bersalin ditolong dukun dari total
persalinan 472 orang) sedangkan pada tahun 2019 sebesar 62,9% (431 ibu bersalin
ditolong tenaga kesehatan dan 6 ibu bersalin ditolong dukun dari total persalinan
437 orang) terjadi peningkatan pencapaian pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan namun persalinan yg ditolong oleh dukun juga meningkat ( 6 ibu bersalin
pada tahun 2019 dan 18 ibu bersalin pada tahun 2020), hal ini disebabkan oleh
berbagai faktor seperti kesadaran ibu untuk berkunjung ke sarana kesehatan,
terlambat di antar ke fasilitas kesehatan dan CBR yang tinggi .
Bila dilihat perdesa maka cakupan tertinggi terdapat pada Desa Pong Majok yaitu
98,2% dan yang terendah terdapat pada Desa Poco Dedeng 36.8.

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 81


b) Pelayanan Poned
1) Penanganan Kasus Maternal Puskesmas PONED

Sejak Bulan februari tahun 2010 Puskesmas Wae Nakeng telah menjadi
Puskesmas PONED dengan SK BUPATI NO.10/KEP/HK/I/2010 tanggal 17
Februari 2010 Penetapan status Puskesmas Pelayanan Obstetrik Neonatal
Emergency (PONED).Berikut ini merupakan data pencapaian cakupan
pelayanan PONED di Puskesmas Wae Nakeng.

a) Jumlah Kasus Ibu Puskesmas Wae Nakeng Tahun 2020

Tabel.4.57
Pelayanan Poned Ibu dalam Wilayah
Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

160

140

120

100

80

60

40

20

Dari grafik diatas menunjukan bahwa jumlah kasus pones ibu dalam wilayah sebanyak 148
kasus, yang ditangani 37 dan yang dirujuk sebesar 111 kasus.

b) Jumlah Kasus Ibu dari Luar wilayah Puskesmas Wae Nakeng Tahun 2020

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 82


Tabel.4.58
Pelayanan Poned
Luar Wilayah Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

Dari grafik diatas menunjukan bahwa jumlah kasus poned ibu luar wilayah sebanyak 84 kasus,
yang ditangani 16 dan yang dirujuk sebesar 68 kasus.

c) Penanganan Kasus Neonatal Puskesmas PONED

 Jumlah Kasus Neonatal Puskesmas Wae Nakeng Tahun 2020

Tabel.4.59
Pelayanan Kasus Neonatus
DI Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

70

60

50

40

30

20

10

0
Asfiksia BBLR Tetanus Neonatorum Ikhterus Infeksi Neonatal Kasus Lainnya TOTAL

Dari grafik diatas menunjukan bahwa jumlah kasus poned neonatus dalam wilayah sebanyak
66 kasus, yang ditangani 59 dan yang dirujuk sebesar 7 kasus.

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 83


d) Jumlah Kasus Neonatal Luar Wilayah Tahun 2020

Tabel.4.60
Pelayanan Kasus Neonatus
Luar Wilayah Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

30
25
20
15
10
5
0

Dari grafik diatas menunjukan bahwa jumlah kasus poned neonatus luar wilayah
sebanyak 30 kasus, yang ditangani 19 dan yang dirujuk sebesar 11 kasus
6. Pelayanan Kefarmasian
Untuk Tahun 2020 total jenis obat dan BMHP di Puskesmas Wae Nakeng 529.
Ketersediaan obat >100% sebanyak 315 jenis obat (87.61%), sedangkan ketersediaan
obat <100 % sebanyak 72 jenis obat (22.85%).
Ketersediaan obat <100% disebabkan antara lain disebabkan oleh anggaran yang
terbatas di IFK dan perencanaan pengadaan obat yang tidak maksimal sehingga jumlah
obat yang didstribusikan dari IFK tidak memenuhi kebutuhan pelayanan puskesmas.
Tetapi dalam pelaksanannya ketersediaan obat sudah terpenuhi kebutuhannya dari
klaim Dana Kapitasi JKN (Jaminan Kesehatan Nasional).
Persentase obat Kadaluarsa untuk Tahun 2020 adalah 12.09% (64 item obat),
meningkat dibandingkan Tahun 2019 hanya sebanyak 46 item obat kadaluarsa dengan
nilai persentase 10.72%. Adanya obat kadaluarsa disebabkan karena distribusi obat dari
IFK yang mendekati masa expired, sehingga penggunaannya belum merata karena
perencanaan pengadaan obat-obatan yang tidak maksimal.
Persentase obat rusak untuk tahun 2020 adalah 0.37% (2 item obat), meningkat
dibandingkan Tahun 2019 yakni 0%.

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 84


7. UGD
UGD berfungsi menerima, menstabilkan dan mengatur Pasien yang membutuhkan
penanganan kegawatdaruratan segera, penyelenggaraan. Pelayanan Kegawatdaruratan
bertujuan menangani kondisi akut atau menyelamatkan nyawa dan/atau kecacatan
Pasien. DI Puskesmas wae nakeng Unit ini ditangani oleh dua orang dokter umum dan
10 orang perawat, untuk menunjang kinerja dan kelancaran pelayanan selama 24 jam.
Adapun jumlah kunjungan Unit UGD tahun 2020 :
Tabel.4.61
Jumlah Kunjungan Pasien UGD
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020
35

30

25

20

15

10

Dari grafik diatas diketahui jumlah kunjungan UGD tahun 2020 tertinggi
dari kelurahan tangge sebesar 33 pasien dan yang terendah dari desa poco
dedeng 0 pasien/ tidak ada kunjungan pasien ke UGD. Adapaun gambaran
kondisi pasien UGD antara lain:

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 85


Tabel.4.62
Gambaran Kunjungan Pasien UGD
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

300
250
200
150
100
50
0
Jumlah Kunjungan
Dirawat
Rujujk
Meninggal

Dari grafik diatas diketahui jumlah kunjungan UGD tahun 2020 sebanyal
258 kasus, yang dirawat sebanyak 255 kasus , rujuk 1 kasus dan meninggal 2
kasus.
8. Rawat Inap
Puskesmas rawat inap adalah puskesmas yang diberi tambahan ruangan dan
fasilitas untuk menolong pasien gawat darurat, baik berupa tindakan operatif terbatas
maupun asuhan keperawatan sementara dengan kapasitas kurang lebih 10 tempat
tidur. Rawat inap itu sendiri berfungsi sebagai rujukan antara yang melayani pasien
sebelum dirujuk ke institusi rujukan yang lebih mampu, atau dipulangkan kembali ke
rumah. Kemudian mendapat asuhan perawatan tindak lanjut oleh petugas perawat
kesehatan masyarakat dari puskesmas yang bersangkutan di rumah pasien.
Gambaran kunjungan rawat inap tahun 2020 :

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 86


Tabel.4.63
Gambaran Kunjungan Rawat Inap
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020
500
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0

Dari grafik diatas diketahui jumlah kunjungan rawat inap tahun 2020
tertinggi dari luar wilayah sebesar 454 pasien dan yang terendah dari desa
poco dedeng sebanyak 5 pasien. Adapun gambaran kondisi rawat inap
pukesmas wae nakeng antara lain:
Tabel.4.64
Gambaran Pelayanan Rawat Inap
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020
1600

1400

1200

1000

800

600

400

200

0
Jumlah Pasien Hari Rawat BOR LOS BTO TOI

Jumlah pasien rawat inap tahaun 2020 sebanyak 1071 pasien, dengan
jumlah 15 tempat tidur. Pemanfaatan tempat tidur (Bed Occupancy Rate / BOR)
pada tahun 2020 yaitu 30 % belum memenuhi standar yaitu 60-85%. Hal ini
disebakan pandeami covid 19 sehingga terjadi penurunan angka kunjungan rawat
inap.
Rata-rata lama pasien dirawat atau (Length Of Stay / LOS) tahun 2020
selama 1 hari, sudah memenuhi standar.

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 87


Frekuensi penggunaan tempat tidur (Bed Turn Over / BTO) pada tahun
2020 adalah 71 kali,hal ini sudah melebihi standar yaitu 40-50.
Hal yang dilakukan yaitu mengajukan permintaan jumlah alat tenun(sprei),
permintaan Cs baru. Sedangkan interval penggunaan tempat tidur (Turn Over
Interval / TOI) pada tahun 2020 adalah 3 hari, hal ini sudah memenuhi standar
(standar 1-3 hari).
Jumlah kematian di Puskesmas Rawat Inap pada tahun 2020 adalah 3 kasus
meninggal ≤ 48 jam.
9. Rujukan

Sistem rujukan adalah suatu system penyelenggaraan kesehatan yang


melaksanakan pelimpahan tanggung jawab yang timbal balik terhadap satu kasus
penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal dalam arti dari unit yang
berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal dalam
arti unit-unit yang setingkat kemampuannya. Rujukan ini hanya diberikan jika pasien
membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik dan fasilitas kesehatan primer yang
ditunjuk untuk melayani peserta, tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan
sesuai dengan kebutuhan peserta karena keterbatasan fasilitas, pelayanan, dan atau
ketenagaan. Gambaran kasus rujukan diwilayah kerja Puskesmas wae nakeng:
Tabel.4.65
Gambaran Kasus Rujukan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020

1000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
Total rujukan Umum BPJS JAMKESDA

Total rujukan di Puskesmas wae nakeng tahun 2020 sebanyak 918 orang ,ssyang
terdiri dari rujukan umum 47 orang, rujukan BPJS 823 orang dan rujukan JAMKESDA
39 orang . Dilihat dari penyebabnya ada beberapa penyebab kenapa pasien harsu dirujuk,
berikut akan ditampilkan 15 penyebab tertinggi kasus rujukan:

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 88


Tabel.4.66
15 Kasus Rujukan Terbanyak
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020
60
52
50

40
33
30 26 26 27
23
20 19 19
17 16
15 15
12 12
10 6

Dari 15 kasus rujukan terbanyak, jumlah kasus rujukan tertinggi yaitu rujukan yang
disebabkan oleh kasus SNH sebanyak 52 kasus dan yang terendah rujukan yang
disebabkan oleh kasus LBP sebanyak 6 kasus

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 89


BAB V
SUMBER DAYA KESEHATAN

Dalam mendukung pelaksanaan kegiatan di Puskesmas, Puskesmas tidak dapat


berjalan sendiri untuk itu dibutuhkan sumber daya yang memadai baik itu tenaga (SDM),
sarana prasarana pendukung, peran lintas sector, peran mitra kerja dan dana dalam
mendukung dan melaksanakan beberapa kegiatan terutama kegiatan luar gedung.:
A. KETENAGAAN
Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu unsur terpenting dalam
organisasi. Jalan tidaknya suatu organisasi sangat tergantung dari keberadaan SDM,.
SDM kesehatan yang memiliki kompetensi tentu akan menunjang keberhasilan
pelaksanaan kegiatan, program dan pelayanan kesehatan. Sumber daya manusia
puskesmas terdiri atas Tenaga kesehatan dan non kesehatan.
Tabel 5.1
Data pegawai Berdasarkan Jumlah dan Kualifikasi Pendidikan
Diwilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020
NO JENIS STATUS KEPEGAWAIAN
KETENAGAAN JUMLAH PNS HONDA Kon TKS TUBEL
trak
DIN
KES
1 PUSKESMAS
INDUK
Dokter umum 1 1
Dokter Gigi 1 1
SARJANA(S1) D4
Apoteker 2 1 1
SKM 4 1 1 2
NERS 13 4 4 5 1
S.Ter.Keb 1 1
S1 Gizi 1 1
S1 Farmasi 3 3
SI Pertanian 1 1
AKADEMI(DIII)
Kebidanan 22 12 7 3
Keperawatan 24 12 5 2 5
Kesehatan 2 2
Lingkungan
Gizi 4 3 1
Analis Kesehatan 4 1 3
Keperawatan Gigi 3 3
DIII Farmasi 1 1
1 1
Rekam Medik
Manajemen 1 1

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 90


SMA/DO/D1
SMA Umum 11 2 5 4
SMP 2 2
SD
2 JARINGAN
Ngancar
Bidan 1 1
S.Ter.Keb 1 1
Gizi 1 1
Ponto Ara
Bidan 2 1 1
Pong Majok
Perawat 1 1
Bidan 1 1
Daleng
S.Ter.Keb 1 1
Bidan 2 1 1

Siru

Perawat 1 1
Bidan 1 1
Wae Wako
Bidan 2 1 1
Pos Pelayanan Wae Tulu 1 1
Total 118 48 36 4 29 1

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 91


Sumber : Data Bagian kepegawaian Puskesmas Wae Nakeng Tahun 2020

Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah tenaga kesehatan dan non kesehatan yang
bekerja di Pukesmas wae nakeng sebanyak 118 orang, yang terbagi menurut status
kepegawaiannya yaitu PNS sebanyak 48 orang(40%), Honor Daerah 36 Orang (30%),
PTT sebanyak 1 0rang (0.86%),Kontrak dinas 4 orang(3%),TKS 28 orang (24%) tubel 1
orang (0,86%)
B. PERALATAN DAN SARANA KESEHATAN
Untuk melaksanakan kegiatan operasional pelayanan kesehatan, Puskesmas Wae
Nakang telah dilengkapi dengan fasilitas pelayanan dalam gedung seperti pada tabel
berikut:
Tabel 5.2
FASILITAS PELAYANAN DAN RAUANGAN
DI PUSKESMAS WAE NAKENG
TAHUN 2020

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 92


No RUANGAN Jumlah 2020 Keterangan

1 Ruang Loket Pendaftaran 1

2 Ruang Unit Gawat Darurat (UGD) 1

3 Ruang Pelayanan Pemeriksaan Umum 1

4 Ruang Pelayanan Kesehatan Gigi dan mulut 1


10 Ruang Rekam Medik 1
5 Ruang Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga 1
11 Ruang Pelayanan konsultasi Gizi dan PKPR
Berencana 1
6 Ruang Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit 1
12 Ruang Pelayanan Klinik Sanitasi dan Kesling 1
(MTBS)
713 Ruang
Ruang Pelayanan
Pelayanan Imunisasi
bersalin 11

8
14 Ruang Rawat
Ruang Pelayanan Laboratorium
Pasca Persalinan 11
9
15 RuangPelayanan
Ruangan vaksin Farmasi/Apotik 11

16 Ruang Pelayanan Kesehatan Jiwa 1

17 Ruang Pelayanan Akupresur 1

18 Gudang PMT 2

19 Ruang Rapat 1

20 Ruang Administrasi Kantor 1

21 Gudang Farmasi 1

22 Ruang Program UKM Essensial 1

23 Ruang Program UKM Pengembangan 1

24 Ruangan Kepala Puskesmas 1

25 Ruangan Arsip Dokumen 1

26 Ruang TB 1

27 Gudang Umum 1

22 Ruangan Rawat Pasca Persalinan 1

23 Ruang persediaan barang Puskesmas 1

24 Ruang Menyusi/ASI 1

25 Ruang Jaga Petugas 1

26 KM/WC Untuk Persalinan 1

27 Ruang dapur 1

28 Ruangan Istirahat Petugas 1

29 Ruangan Pemeriksaan Khusus/TB/HIV 1

30 Ruangan Rawat Inap Pria 1

31 Ruangan Rawat Inap Wanita 1

32 Ruangan Rawat Inap Anak 1

33 Ruangan Jaga Perawat/Nurse Station 1

34 KM/WC Untuk Rawat Inap 1

35 Ruangan Penyelenggaraan Makanan 1

36 Ruangan Kesehatan Anak & Imunisasi 1


PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 93
37 KM/WC Untuk Persalinan 1

38 Tempat/Area Penyimpanan Vaksin 1

39 Gudang Obat 1

40 Ruang tunggu 1

41 KM/WC Pasien (Laki dan Wanita Terpisah) 1

42 KM/WC Petugas 1
T

Sumber : Pengelola ASPAK Puskesmas Wae Nakeng Tahun 2020

C. Mitra Kerja Puskesmas


Dalam mendukung pelaksanaan kegiatan Puskesmas, Puskesmas tidak dapat
berjalan sendiri untuk itu dibutuhkan peran lintas sector dalam mendukung dan
melaksanakan beberapa kegiatan terutama kegiatan luar gedung. Mitra kerja Puskesmas
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.3
DISTRIBUSI MITRA KERJA PUSKESMAS
DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS WAE NAKENG
TAHUN 2020

MITRA KERJA
DESA/
KELURAHAN DOKTER KLINIK
KADER DUKUN APOTIK
No PRAKTEK
Tangge
1 30 7 3 2 2
Siru
2 15 7
Wae Wako
3 20 6
Ponto Ara
4 22 6
Ngancar
5 20 5
Pong Majok
6 25 11
Daleng
7 25 6
5
8 Poco Rutang 20
5
9 Poco Dedeng 2
15
10 Liang Sola 6
JUMLAH
Sumber : Pengelola program promkes Puskesmas Wae Nakeng Tahun
D. Sarana Penunjang

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 94


Untuk memeperlancar pelaksanaan kegiatan pelayanan dan program Puskesmas
juga didukung dengan sarana penunjang seperti pada tabel berikut:
1. Dalam Gedung
Tabel 5.4
SARANA PENUNJANG
DI PUSKESMAS WAE NAKENG
TAHUN 2020
NO Jenis Jumlah Kondisi Keter
Sarana/Prasarana anga
n
Baik Rusak Rusak Rusak
Ringan Sedang Berat
I Sarana Kesehatan
1 Puskesmas Pembantu 1 1
2 Polindes/Poskesdes 5 1 4
3 Rumah Dinas Dokter 1 1
4 Rumah Dinas Perawat 1 1
5 Rumah Dinas Bidan 1 1
6 Puskesmas Keliling 1 1
Roda 4
7 Ambulance 1 1
8 Sepeda Motor 7 4 1 2
Tempat Parkir Roda 4 1 1
II Sarana Penunjang
1 Komputer 3 3
2 Laptop 20 17 3
3 Lemari Pendingin 3 3
besar/kecil
4 Frezeer 3 1 2
5 Telepon 1 1
6 TV besar/kecil 1 1
7 Sofa
8 Lemari kaca
9 Meja
10 Lemari es vaksin buka 15 15
atas
11 Lemari es vaksin buka -
samping
12 Kursi roda 3 3
13 Kursi putar -
14 Sterilisator listrik -
15 AC 4 4
16 Rak TV -
17 Alat Pemadam 6 6
Kebakaran
18 Tempat tidur pasien 15 15
19 Tempat tidur besi -
20 Incinerator -
21 EKG 2 1 1
22 Handy cam -
23 Kamera Digital -

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 95


24 Proyektor 1 1
25 Vakum Cleaner -
Sumber : Pengelola ASPAK Puskesmas Wae Nakeng Tahun 2020

2. Luar Gedung
Tabel 5.5
FASILITAS PELAYANAN LUAR GEDUNG
DI PUSKESMAS WAE NAKENG
TAHUN 2020

KET.
NO DESA JENIS SARANA JUMLAH
1 TANGGE Puskesmas : 1
- Posyandu Balita 6
- Posyandu Lansia 2

2 SIRU -Poskesdes 1
-Posyandu Balita 3
-Posyandu lansi 2

3 Wae Wako -Poskesdes 1


-Posyandu Balita 4
-Posyandu lansia 1
-Posbindu 1
4 Ponto Ara -Polindes 1
-Posyandu Balita 4
-Posyandu Lansia 3
-Posbindu 1
5 Ngancar -Pustu 1
-Posyandu Balita 4
-Posyandu Lansia 2
-Posbindu 1
6 Pong Majok -Poskesdes 1
-Posyandu Balita 6
-Posyandu Lansia 3
-Posbindu 1
7 Daleng -Poskesdes 1
-Posyandu balita 5
-Posyandu lansia 2
-Posbindu 1
8 Poco Rutang -Posyandu Balita 4
-Posyandu Lansia 2
-Posbindu 1
9 Liang Sola -Posyandu Balita 3
-Posyandu Lansia 3
-Posbindu 1
10 Poco Dedeng -Posyandu Balita 1
-Posyandu Lansia 1
Sumber : Pengelola program promkes Puskesmas Wae Nakeng Tahun

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 96


E. MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI
1. ADMINISTRASI
a) Penyedia jasa komunikasi,sumber daya Air dan Listrik
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk penyediaan jasa komunikasi (Jasa
7h2),Sumber air dan listrik,anggaran dana untuk semua kebutuhan tersebutsudah
terpenuhi sesuai kebutuhan yang didanai oleh APBD.
b) Penyediaan Jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas / operasional dalm hal
ini kendaraan roda empat,roda dua dan genset.
c) Penyediaan dana untuk pemeliharaan kendaraan roda empat sudah maksimal sedang
untuk pemeliharaan kendaraan roda dua belum mencukupi sesuai kebutuhan dan untuk
pemeliharaan genset sudah terpenuhi.
d) Penyedia jasa kebersihan kantor
Penyediaan alat dan bahan untuk kebersihan kantor sudah sesuai dengan kebutuhan
puskesmas .
e) Penyedia jasa alat tulis kantor
Penyedia jasa alat tulis kantor sudah terpenuhi dengan menggunakan dana BOK
f) Penyediaan barang cetak dan pengganaan
g) Penyediaan barang cetak dan pengganaan sudah terpenuhi dengan menggunakan dan
BOK.
h) Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor
Kebutuhan dana untuk penerangan listrik dan elektronik sudah memenuhi kebutuhan
dengan menggunakan dana APBD.
i) Rapat-rapat Koordinasi dan konsultasi dalam daerah dan keluar daerah
Dana untuk kegiatan rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah dan luar daerah
seperti perjalanan dinas dalam rangka mengikuti rapat,pelatihan dan kegiatan di dalam
daerah,pusat maupun provinsi serta pengambilan oksigen sudah terpenuhisesuai
kebutuhan.
j) Penyediaan jasa pelayanan bagi tenaga kesehatan
Kebutuhan dana untuk jasa pelayanan tenaga kesehatan sudah terpenuhi,semua dana
berasal dari JKN dan jasa pelayanan umum
2. Manajemen
a. Supervisi Program Puskesmas ke Jaringan
Supervisi yang dilakukan adalah supervisi fasilitatif dan supervisi program
lain,sedangkan perencanaan,evaluasi program dilaksanakan saat minilokakarya
bulanan dan triwulan.

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 97


b. Pertemuan Evaluasi Tahunan
Kegiatan ini meliputi pertemuan evaluasi tahuanan di tingkat puskesmas dengan
melibatkan 6 jaringan dan pengelola program yang ada,untuk membahas pencapaian
program dan permasalahan selama setahun,baik di tingkat puskesmas maupun
maupun jaringan untuk meningkatkan capaian program dan menghasilkan dokumen
perencanaan berupa RUK dan RPK.
c. Minilokakarya di tingkat Puskesmas dan tingkat kecamatan
Kegiatan ini meliputi pertemuan evaluasi bulanan di tingkat Puskesmas dengan
melibatkan 6 jaringan dan pengelola program yang ada,untuk membahas pencapaian
program dan permasalahan selama sebulan,baik di tingkat puskesmas maupun
jaringan untuk meningkatkan capassian program.Untuk minilokakrya lintas
sektor,dengan melibatkan tokoh masyarakat,tokoh agama,tim PKK,Kader,kepala
Desa,Ketua desa siaga,PLKB,Sektor Pendidikan,sektor peternakan dan lain-lain.
F. Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan Puskesmas bersumber dari pendapatan Puskesmas yang digunakan
kembali sebagai biaya operasional. Sumber pendapatan Puskesmas berasal dari jasa
pelayanan pasien umum/JKN, APBD,Jampersal dan Bantuan operasional Kesehatan
(BOK). Adapun pendapatan Puskesmas Wae Nakeng dapat dilihat ada tabel berikut:
Tabel 5.6
ALOKASI DANA
DI PUSKESMAS WAE NAKENG
TAHUN 2020

N
Sumber Biaya Pemasukan Pengeluaran % SILPA
o

1 JKN KAPITASI 1,072,126,450 1,072,126,450 100 -

  * Jasa Pelayanan 643,275,870      

  * Operasional Puskesmas 428,850,580      

2 APBD 3,719,729,436 3,719,729,436 100  

  * DAU Murni 686,966,424 686,966,424 100  

  * Jasa Pelayanan Umum 34,126,000 34,126,000 100  

  * Gaji PNS + Kontrak 2,237,666,587 2,237,666,587 100  

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 98


* TAMBAHAN
3
PENGHASILAN

- THR 193,604,200 193,604,200 100

- KESRA 273,076,225 273,076,225 100

- INSENDA 294,290,000 294,290,000 100

4 BOK  558,706,489 513,479,000 92  45,227,489

5 JKN NON KAPITASI 338,780,324 338,780,324 100 -

  * Jasa Pelayanan 216,242,760 216,242,760 100  

  * Operasional Kesehatan 122,537,564 122,537,564 100  

6 JAMPERSAL  149,535,000  149,535,000  100 -

  Total   9,500,301,995 8,941,654,545 94.12  

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 99


BAB VI
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Program Pokok, umumnya telah terlaksana sesuai perencanaan dan sebagian besar
mencapai target yang telah ditetapkan.
2. Beberapa program yang belum mencapai target memerlukan evaluasi secara
menyeluruh dan mencari intervensi yang tepa t dalam upaya meningkatkan cakupan
program.
B. SARAN
1. Untuk terlaksananya semua kegiatan secara maksimal diperlukan optimalisasi
kerjasama lintas program dan lintas sektoral
2. Pemaparan hasil kegiatan program selama tahun 2020 dalam bentuk Profil Tahunan
ini, diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi, untuk selanjutnya menjadi pedoman
dalam menyusun perencanaan program oleh pihak-pihak terkait.
3. Untuk menunjang keberhasilan kegiatan diharapkan fleksebelitas dalam
mengalokasikan anggaran untuk masing-masing program dan kemudahan penyediaan
sarana dan prasarana pendukung.
4. Diperlukan upaya pembinaan yang berkesinambungan dari pihak Dinas Kesehatan
Kabupaten melalui kegiatan sosialisasi program, pelatihan-pelatihan untuk petugas
serta monitoring dan evaluasi yang lebih terarah.

PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 100


PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 101

Anda mungkin juga menyukai