Bab I-1
Bab I-1
Bab I-1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pusat kesehatan masyarakat (PUSKESMAS) merupakan Unit Pelaksana Teknis
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota yang bertanggungjawab terhadap pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk
agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Pusat Kesehatan Masyarakat yang
selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Agar peran dan
fungsi Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang berada di ujung paling depan dapat
lebih maksimal melayani masyarakat, maka setiap Puskesmas yang ada maupun yang akan
didirikan harus memenuhi standar, baik sebagai Puskesmas rawat jalan maupun Puskesmas
rawat inap.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019, menerangkan
bahwa untuk mewujudkan pusat kesehatan masyarakat yang efektif, efisien, dan akuntabel
dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu dan
berkesinambungan dengan memperhatikan keselamatan pasien dan masyarakat, dibutuhkan
pengaturan organisasi dan tata hubungan kerja pusat kesehatan masyarakat. Pengaturan
pusat kesehatan masyarakat perlu disesuaikan dengan kebijakan pemerintah untuk
memperkuat fungsi pusat kesehatan masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Puskesmas Wae Nakeng sebagai salah satu Puskesmas yang berada di Wilayah
Kecamatan Lembor, merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten
Manggarai Barat yang bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya. Fungsi Puskesmas Wae Nakeng adalah sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan
kesehatan strata pertama. Dalam melaksanakan ketiga fungsi tersebut, Puskesmas
menyelenggarakan sistem tata kelola dan upaya kesehatan. Tata kelola puskesmas adalah
Manajemen dan Administrasi (Admen), sedangkan upaya kesehatan ditujukan bagi
masyarakat sebagai Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan ditujukan bagi perorangan
atau kegiatan klinis sebagai Uapaya Kesehatan Perorangan (UKP). Dalam mendokumenkan
dan mendokumentasikan semua kegiatan di Puskesmas Wae Nakeng, maka disusunlah profil
Puskesmas ini sebagai bagian dari pertanggungjawaban Puskesmas dalam pelaksaan kegiatan
tahun 2020. Profil Kesehatan Puskesmas memuat berbagai data tentang kesehatan, yang
C. WILAYAH KERJA
1. Wilayah Administrasi
Secara administrasi wilayah kerja Puskesmas wae nakeng terdiri dari 9 desa dan 1
kelurahan, dengan rincian sebagai berikut:
2. Wilayah Kerja
Dalam melakukan pelayanan Puskesmas Wae Nakeng di bantu oleh 6 jaringan dengan
rincian sebagai berikut :
JARINGAN
DESA/
KELURAHAN POSKESD
PUSTU POLINDES
No ES
1 Tangge
1
2 Siru
1
3 Wae Wako
4 Ponto Ara 1
5 Ngancar 1
1
6 Pong Majok
7 Daleng
8 Poco Rutang
1
9 Daleng
10 Liang Sola
1 1
JUMLAH 4
GAMBAR 2.1
PETA WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAE NAKENG
Tabel 2.3
DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT GOLONGAN UMUR DAN JENIS
KELAMIN DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS WAE NAKENG
TAHUN 2020
JENIS KELAMIN
NO KELOMPOK UMUR TOTAL
L P
1 0-59 Bulan 1013 1109 2122
2 5-9 tahun 1219 1171 2390
3 10-14 tahun 1368 1447 2815
4 15-19 tahun 1424 1423 2847
5 20-24 tahun 1182 1258 2440
6 25-29 tahun 1236 1276 2512
7 30-34 tahun 1063 1058 2121
8 35-39 tahun 856 894 1750
9 40-49 tahun 991 985 1976
10 50-54 tahun 636 664 1300
11 55-59 tahun 517 546 1063
12 60-64 tahun 411 439 850
13 65-69 tahun 377 417 794
14 ≥ 70 tahun 456 549 1005
TOTAL 12749 13236 25985
Sumber :Data dasar penduduk Tahun 2020
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sex rasio penduduk di wilayah
kerja Puskesmas Wae Nakeng tahun 2020, lebih tinggi jumlah penduduk
perempuan yaitu sebanyak 13236 jiwa(51 %) dibandingkan penduduk laki-laki
sebanyak 12749 jiwa (49 %). Jumlah kelompok umur tertinggi yaitu pada
kelompok umur 15-19 tahun Sebanyak 2847 jiwa dan terendah pada kelompok
umur 65-69 bulan sebanyak 794 jiwa.
Tingkat pendidikan penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng dapat dilihat
pada table berikut:
Tabel 2.4
DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN
TINGKAT PENDIDIKAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAE NAKENG
TAHUN 2020
Pada tabel diatas dapat dilihat berdasarkan tingkatan pendidikan, yang tertinggi yaitu
kelompok tingkat pendidikan tidak tamat SD/Sederajat sebanyak 4728 jiwa(18.2%), dan yang
terendah yaitu kelompok tingkatkan pendidikan Diploma II/DII sebanyak 85 Jiwa (0.3%).
Distribusi sarana pendidikan diwilayah kerja Puskesmas Wae Nakeng adalah sebagai berikut
:
SLT
SLTP
N SD SLTP SLTA A JUM
DESA TRK TK SD Negeri Neger
O Swasta Swasta Negeri Swast LAH
i
a
12
1 Tangge 1 4 2 3 1 1 0 0
8
2 Siru 0 1 2 2 1 1 0 1
Wae
3 0 0 0 2 1 0 0 0 3
Wako
1
4. Ponto Ara 0 0 0 1 0 0 0 0
1
5. Ngancar 0 0 1 0 0 0 0 0
Pong
6. 0 0 1 1 1 0 0 0 3
Majok
6
7. Daleng 0 0 3 1 2 0 0 0
Poco
8. 0 1 2 1 1 1 0 7
Rutang 1
Poco
9. 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Dedeng
Liang
10. 0 1 0 1 0 0 0 0 2
Sola
Total 1 7 12 12 7 3 0 2 44
PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 11
Sumber :Data dasar penduduk Tahun 2020
Grafik 2.1
PRESENTASE SARANA PENDIDIKAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAE NAKENG
TAHUN 2020
7% 2% 16%
4%
16%
TRK
TK
SD Negeri
SD Swasta
SLTP Negeri
SLTP Swasta
SLTA Negeri
27%
SLTA Swasta
27%
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa penduduk di wilayah kerja Puskesmas wae
nakeng terbanyak berprofesi sebagai Petani yaitu sebanyak 10097(38.9%),sedangkan
yang terendah yaitu penduduk dengan profesi Nelayan sebanyak 3 jiwa(0.03%), hal ini
membuktikan bahwa sektor pertanian menjadi tumpuan bagi pertumbuhan ekonomi
diwilayah kecamatan lembor.
E.SUMBER DAYA PUSKESMAS
1. Ketenagaan
Gambaran Jenis dan jumlah tenaga kesehatan dan non kesehatan yang bekerja di
Puskesmas wae nakeng pada tahun 2020 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.7
DATA PEGAWAI BERDASARKAN JUMLAH DAN
KUALIFIKASI PENDIDIKAN
DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS WAE NAKENG
TAHUN 2020
NO JENIS STATUS KEPEGAWAIAN
KETENAGAAN JUMLAH PNS HONDA Kon TKS TUBEL
trak
DIN
KES
1 PUSKESMAS
INDUK
Dokter umum 1 1
Dokter Gigi 1 1
SARJANA(S1) D4
Apoteker 2 1 1
SKM 4 1 1 2
NERS 13 4 4 5 1
S.Ter.Keb 1 1
S1 Gizi 1 1
S1 Farmasi 3 3
Siru
Perawat 1 1
Bidan 1 1
Wae Wako
Bidan 2 1 1
Pos Pelayanan Wae Tulu 1 1
Total 118 48 36 4 29 1
Sumber : Data Bagian kepegawaian Puskesmas Wae Nakeng Tahun 2020
Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah tenaga kesehatan dan non kesehatan
yang bekerja di Pukesmas wae nakeng sebanyak 118 orang, yang terbagi menurut status
kepegawaiannya yaitu PNS sebanyak 48 orang(40%), Honor Daerah 36 Orang (30%),
PTT sebanyak 1 0rang (0.86%),Kontrak dinas 4 orang(3%),TKS 28 orang (24%) tubel 1
orang (0,86%).
2. Mitra Kerja Puskesmas
Dalam mendukung pelaksanaan kegiatan Puskesmas, Puskesmas tidak dapat
berjalan sendiri untuk itu dibutuhkan peran lintas sector dalam mendukung dan
Tabel 2.8
DISTRIBUSI MITRA KERJA PUSKESMAS
DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS WAE NAKENG
TAHUN 2020
MITRA KERJA
DESA/
KELURAHAN DOKTER KLINIK
KADER DUKUN APOTIK
No PRAKTEK
Tangge
1 30 7 3 2 1
Siru
2 15 9
Wae Wako
3 20 10
Ponto Ara
4 22 10
Ngancar
5 20 9
Pong Majok
6 25 13
Daleng
7 25 3
4
8 Poco Rutang 20
5
9 Poco Dedeng 3
15
10 Liang Sola 5
JUMLAH 197 72 3 2 1
Sumber : Pengelola program promkes Puskesmas Wae Nakeng Tahun 2020
Tabel 2.9
PEMBIAYAAN KESEHATAN
PUSKESMAS WAE NAKENG
TAHUN 2020
N
Sumber Biaya Pemasukan Pengeluaran % SILPA
o
* TAMBAHAN
3
PENGHASILAN
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Grafik.3.1
GAMBARAN KEMATIAN BAYI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAE NAKENG
TAHUN 2018 S/D 2020
8.2
kemati
8 8 an bayi
7.8
7.6
ju m lah kasu s
7.4
7.2
7 7 7
6.8
6.6
6.4
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
Dari grafik diatas diketahui bahwa pada tahun 2018 kematian bayi
sebanyak 7 orang ,tahun 2019 meningkat sebanyak 8 orang dan menurun pada
tahun 2020 sebanyak 7 orang. Menurunnya angka kematian bayi dapat disebabkan
oleh beberapa faktor antara lain, pemerataan pelayanan kesehatan, fasilitas
kesehatan nmudah dijangkau oleng masyarakat, tenaga professional dalam
penanganan persalinan. Secara umum ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi
kematian bayi antara lain, angka kesakitan dan status gizi ibu hamil, proses
penangan persalinan, cacat bawaan, komplikasi selama masa kehamilan,lahir
prematur serta gangguan perinatal merupakan salah satu dari sekian factor yang
1.2
1 1 1
0.8
ju m la h k a s u s
0.6
0.4
0.2
0 0
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
Dari grafik diatas diketahui bahwa pada tahun 2018 terdapat 1 kasus
kematian ibu, tahun 2019 tidak ada kasus kematian ibu dan ditahun 2020 terdapat
1 kasus kematian ibu. Secara umum ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi
kematian ibu antara lain, angka kesakitan dan status gizi ibu hamil, proses
penangan persalinan, komplikasi kehamilan,penyakit penyerta, komplikasi selama
masa kehamilan, kehamilan ektopik dan mola hidatidosa, tingkat
pendidikan,ekonomi, umur ibu, jarak kehamilan, Beberapa langkah yang
dilakukan, untuk menekan angka kematian ibu antara lain:
a. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan dan sanitas
di tingkat individu, keluarga, dan masyarakat
b. Pendidikan kesehatan pada usia remaja terutama pada masa kehamilan
c. Status gizi ibu sejak remaja
d. Meningkatkan pelayanan kesehatan reproduksi, termasuk pelayanan
kontrasepsi dan ibu
e. Ketersediaan faskes dan tenaga professional dalam melakukan pertolongan
persalianan
B. MORBIDITAS
1. Rawat Jalan
Tingkat kesakitan mencerminkan situasi derajat kesehatan masyarakat
yang ada didalamnya. Jumlah Angka Kesakitan penduduk di Puskesmas Wae
Nakeng diperoleh dari laporan bulanan poli Umum.
.Berikut disajikan data 15 penyakit terbesar pada tahun 2020 adalah sbb:
PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 20
Tabel.3.1
15 PATRON PENYAKIT RAWAT JALAN
TAHUN 2018 S/D TAHUN 2020
Dari tabel etahui Pola penyakit rawat Jalan Puskesmas Wae Nakeng dari
tahun 2018 s/d 2020 masih di dominasi oleh penyakit menular ,tidak menular,
dan penyakit akibat kerja seperti: Penyakit dari Saluran Pernapasan Bagi
atas(ISPA), Dermatitis, HT,Common Cold, Myalgi , Observasi hal ini berkaitan
dengan factor lingkungan, pola makan, beban kerja, yang tidak memenuhi
standar kesehatan.
2. Rawat Inap
Tingkat kesakitan mencerminkan situasi derajat kesehatan masyarakat
yang ada didalamnya. Jumlah Angka Kesakitan penduduk di Puskesmas Wae
Nakeng diperoleh dari laporan bulanan Rawat Inap.
Berikut disajikan data 15 penyakit terbesar pada tahun 2020 adalah sbb:
Tabel.3.2
15 PATRON PENYAKIT RAWAT INAP
TAHUN 2018 S/D TAHUN 2020
C. STATUS GIZI
1. Distribusi FE
Tablet zat besi (Fe) merupakan tablet mineral yang diperlukan oleh
tubuh untuk pembentukan sel darah merah atau hemoglobin. Zat besi (Fe)
berperan sebagai sebuah komponen yang membentuk mioglobin, yakni protein
yang mendistribusikan oksigen menuju otot, membentuk enzim, dan kolagen.
Selain itu, zat besi juga berperan bagi ketahanan tubuh.Tablet zat besi (Fe)
sangat dibutuhkan oleh wanita hamil, sehingga ibu hamil diharuskan untuk
mengonsumsi tablet Fe minimal sebanyak 60 tablet selama kehamilannya.
Jumlah sasaran pada pemantauan status gizi pada tahun 2020 sebanyak
2122 balita dengan jumlah yang ditimbang sebanyak 1934 balita atau cakupan D/S
sebesar 91,1%, jika di banding dengan tahun 2019 yaitu 90,1% cakupan ini
meningkat sebesar 1,0% dan cakupan ini sudah mencapai target SPM yaitu 90 %.
Adapun faktor pendukung meningkatnya cakupan tersebut antara lain; PMT-
Pemulihan dan penyuluhan, penapisan sesuai mekanisme surveilans, dan dukungan
dana operasional posyandu (kader), sedangkan jumlah balita yang naik berat badan
tahun 2020 sebanyak 1466 balita dari jumlah yang ditimbang (N + T) sebanyak
1631 balita atau cakupan N/D¹ sebesar 89,9% jika di banding pada tahun 2019
cakupan ini tidak mengalami peningkatan atau penurunan yaitu sama sebsar
89,9% .
Jumlah kasus gizi buruk (bukan marazmus) pada tahun 2020 sebanyak 3
kasus dari jumlah balita yang ditimbang sebanyak 1934 balita (0,16%),
mengalami penurunan sebesar 0,13% jika dibandingkan pada tahun 2019 yaitu
sebanyak 6 kasus (0,29 %), dan angka ini masih di bawah batas toleransi 1 %.
Jumlah kasus terdapat di beberapa desa yaitu desa siru 1org,desa ponto ara 1 org
,daleng 1org. Masih adanya kasus gizi buruk disebabkan oleh berbagai faktor
antara lain :
1) Kasus gizi buruk disertai infeksi
2) Kwalitas surveilans tidak memadai
3) Asupan balita kurang gizi tidak ade kuat
h) Pelayanan Laboratorium
i) Pelayanan Rawat Inap
Jumlah anak dideteksi tumbuh kembanganya yang terbanyak dari desa daleng
sebanyak 48 anak, dan yang terendah dari desa liang sola tidakdilakukan deteksi
tumbuh kembang anak.Dari hasil deteksi diketahui bahwa semua bayi/balita yang
dilakukan dateksi tumbuh kembangnya masuk dalam kategori gizi normal.
b. Pelayanan Kesehatan Lansia
Strategi pelayanan kesehatan bagi usia lanjut merupakan bentuk
penghargaan dan kepedulian terhadap usia lanjut dengan segala kondisinya baik
fisik, mental dan psiko-sosial. Jumlah usia lanjut yang semakin meningkat, harus
menjadikan perhatian kita untuk dapat melakukan pembinaan sedini mungkin
agar mereka tetap terpelihara kesehatan dan kemandiriannya.Tahun 2020
dilaporkan terdapat 4059 orang usia lanjut (diatas 45 tahun). Jumlah Lansia yang
diperiksa kesehatannya sebanyak 3927 jiwa (96.74%). Selengkapnya dapat dilihat
pada tabel berikut:
Grafik 4.2
Gambaran Kunjungan Lansia Ke Posyandu
Di Wilayah kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020
Grafik 4.3
PERSENTASE CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS LENGKAP (KN3)
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAE NAKENG
TAHUN 2020
Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap (KN3) selama lima tahun terakhir ini
mengalami peningkatan dalam pencapaian cakupannya yaitu tahun 2016 mencakup
56,6%, pada tahun 2017 mancakup 60,1% dan tahun 2018 mencakup 65,1%, tahun
2019 65,3% dan tahun 2020 mengalami peningkatan menjadi 84,3%.
Grafik 4.4
Strata Posyandu
Diwilayah Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020
Mandiri
21%
Madya
51%
Purnama
28%
50
40
30
20
10
Grafik 4.6
Gambaran Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Masayarakat
Dalam Gedung Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020
70
60
50
40
30
20
10
d. DESA SIAGA
Desa siaga merupakan desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan
secara mandiri.Jumlah desa siaga yang ada di wilayah kerja Puskesmas Wae
Nakeng dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik. 4.7
Gambaran Pembentukan Desa siaga
Diwilayah Kerja Puskesmas Wae NAkeng
Tahun 2020
12
10
10
8
8
2
2
0
jumlah desa Desa siaga Belum dibentuk
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa dari 10 desa yang ada di wilayah
Puskesmas wae nakeng terdapat 8 desa yang sudah dibentuk dan dua desa yang
belum di bentuk yaitu desa ngancar dan poco dedeng. Dari 8 desa yang sudah
dibentuk ada 5 desa yang dinyatakan aktif .Gambarannya adalah sebagai berikut:
Grafik. 4.8
Gambaran Keaktifan Desa siaga
Diwilayah Kerja Puskesmas Wae NAkeng
Tahun 2020
Aktif
Tidak aktif
63%
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa dari 8 desa yang sudah dibentuk
desa siaga terdapat 5 desa yang aktif dan masih ada 3 desa yang tidak aktif.
Adapun beberapa faktor penyebab ketidakaktifan desa siaga:
1) Pergantian kepengurusan desa siaga
2) SK pengurus desa siaga belum dibuat
3) Tidak ada kerja sama antara anggota jejaring Desa Siaga dengan Pemerintah
Desa.
4) Pemantauan dilakukan oleh Puskesmas
5) Tidak ada insentif untuk anggota jejaring
6) Dana Bansos KIBBLA belum digunakan .
Berdasarkan hasil kesepakatan minilokakarya lintas sektor, pembentukan desa
siaga untuk desa yang belum dibentuk diusulkan pada tahun 2021.
1. ASI Ekslusif
Upaya perbaikan gizi dilakukan pada beberapa sasaran yang prioritas seperti
pemberian ASI eksklusif. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik dan alamiah
untuk bayi karena mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi untuk pertumbuhan
4. PENYEHATAN LINGKUNGAN
Upaya kesehatan lingkungan adalah upaya untuk meningkatkan kesehatan lingkungan
melalui usaha sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum, termasuk
pengendalian pencemaran lingkungan dengan meningkatkan peran serta masyarakat
yang dapat memberi pengaruh jelek terhadap kesehatan mereka. Sehingga tujuan
program ini adalah berubahnya, terkendalinya atau hilangnya semua unsur fisik dan
lingkungan yang terdapat di masyarakat yang dapat memberi dampak yang kurang baik
terhadap kesehatan mereka. Capaian Target kegiatan Kesehatan Linkungan secara garis
besar telah mencapai target, ada 2 (dua indikator yang belum mncapai target ini
dikaranakan di desa ada kegiatan upacara ada yang tidak mungkin untuk melalukan
kegiatan di desa tersebut):
a. Pengawasan Kualitas Air Bersih
Ada 3 (tiga) aspek penting yang harus diperhatikan dalam penyediaan air
bersih di suatu kawasan, yaitu: aspek kuantitas, kualitas dan kontinuitas. Aspek
kuantitas yang berhubungan dengan kebutuhan air bersih, debit air baku yang
tersedia dan kapasitas dari fasilitas pengolahan air bersih dan air kotor. Aspek
kualitas yang berhubungan dengan standar air bersih ataupun air baku untuk diolah
menjadi air bersih atau air minum. Tahun 2019 Jumlah SAB di Puskesmas Wae
Nakeng sebanyak 1918 sarana dan yang diperiksa sebanyak 1918 (100%), cakupan
ini sama dengan capaian tahun 2020 sebanyak 100%.
Berikut akan disajikan gambaran sarana air bersih yang memenuhi syarat di wilayah
kerja Puskesmas wae nakeng:
Grafik 4.9
Gambaran Sarana Air Bersih Yang Memenuhi Syarat
di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
2000
1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
HU Mata Air PAH Perpipaan
Jumlah sarana air bersih rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas wae
nakeng yang tertinggi yaitu sarana perpipaan sebanyak 1879 sarana. Dari 1879
sarana yang memenuhi syarat sebanyak 1805 sarana (96%), sedangkan yang
terendah yaitu sarana penampungan air hujan Sebanyak 4 sarana, dan semuanya
memenuhi syarat (100%). Adapun beberapa permasalahan yang ditemui yaitu
sarana Air bersih yang dibangun oleh pemerintah belum memadai dari segi jumlah
dan kualitasnya. Pada umumnya organisasi pemakai air (OPA) yang berjalan hanya
ada di Pasat desa Pong Majok. Hasil inspeksi sanitasi selama tahun 2020
menunjukan beberapa tingkatan resiko pencemaran dari SAB tersebut, yang dapat
dilihat pada grafik berikut:
Grafik 4.10
Gambaran Tingakt Resiko Pencemaran Air Bersih
di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020
Jumlah SAB di Puskesmas Wae Nakeng pada tahun 2020 sebanyak 1918 sarana.
Jumlah SAB yang diperiksa tahun 2020 sebanyak 1918 buah (100%).
Hasil inspeksi sanitasi dari SAB tersebut menunjukkan bahwa yang risiko
pencemaran rendah (R) sebanyak 1595 sarana, risiko pencemaran sedang (S)
sebanyak 88 sarana, risiko pencemaran tinggi (T) : 0 dan risiko pencemaran amat
tinggi (AT) : 0
b. Peningkatan mutu Lingkungan Pemukiman
1) Pengawasan Rumah Sehat
Parameter yang dipergunakan untuk menentukan rumah sehat adalah
sebagaimana yang tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan kesehatan perumahan, meliputi
3 lingkup kelompok komponen penilaian, yaitu, Kelompok komponen rumah,
meliputi langit-langit, dinding, lantai, ventilasi, sarana pembuangan asap
dapur dan pencahayaan.
a. Kelompok sarana sanitasi, meliputi sarana air bersih, pembuangan
kotoran, pembuangan air limbah, sarana tempat pembuangan sampah.
b. Kelompok sarana sanitasi, meliputi sarana air bersih, pembuangan
kotoran, pembuangan air limbah, sarana tempat pembuangan sampah
c. Kelompok perilaku penghuni, meliputi membuka jendela ruangan
dirumah, membersihkan rumah dan halaman, membuang tinja ke jamban,
membuang sampah pada tempat sampah
Pengawasan rumah dilakukan dengan menggunakan indikator kartu rumah. dari
keseluruhan rumah yang diperiksa dan memenuhi syarat. Berikut akan disajikan
gambaran cakupan rumah sehat diwilayah kerja Puskesmas wae nakeng:
Grafik. 4.11
25%
75%
Dari jumlah 4423 rumah, sebanyKk 4423 rumah yang diperiksa (100%), dan
yang memenuhi syarat sebanyak 3303 rumah atau 75%, hal ini tidak sesuai
dangan standar rumah sehat sebesar 90%. Berbagai upaya dilakukan dalam
mewujudkan suatu pemukimana/rumah sehat dengan selalu melakukan
penyuluhan kepada msyarakat tentang PHBS dan gambaran rumah sehat serta
dampak jika tidak memenuhi syarat, melakukan pembinaan rumah sehat serta
pengawasan rutin melalui kartu rumah.
2) Pengawasan TTU
Menurut Mukono (2006) sanitasi tempat-tempat umum merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang cukup mendesak. Tempat umum
merupakan tempat bertemunya masyarakat lainnya. Tempat umum biasa
menjadi tempat menyebarkan segala penyakit terutama penyakit yang media
penyebaran melalui makanan, minuman, udara, dan air. Sanitasi tempat-tempat
umum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk melindungi, memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Ada beberapa jenis TTU yang
ada di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng, data jumlah dan inspeksi
sanitasi TTU yang ada di wilayah Puskesmas Wae Nakeng dapat dilihat dapa
grafik di bawah ini :
Grafik 4.12
Cakupan Tempat-Tempat Umum Yang Memenuhi Syarat
Diwilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020
140 135
120 116
102
100
80
60
40
20
0
Jumlah TTU Yang Dieriksa Yang memenuhi Syarat
Pada Tabel diatas jumlah TTU yang di lakukan Pemeriksaan tahun 2020
sebanyak 135 TTU dari 116 TTU (85%) dan yang dinyatakan memenuhi syarats
sebanyak 102 buah (88%) / belum mencapai target yaitu 100% ini dikarenakan
ada sebagian TTU belum memiliki sarana dasar sanitasi. Upaya yang akan
dilakukan antara lain pendekatan/pembinaan kepada pihak pengelola TTU
untuk mengupayakan membangun sarana sanitasi dasar dan mengupayakan
bantuan pemerintah dan masyarakat / pengelola untuk pembuatan sarana
sanitasi desa.
3) Pengawasan TPM
Menurut WHO makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang
dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar
bermanfaat bagi tubuh.. Hygiene sanitasi makanasn adalah upaya kesehatan dan
kebersihan untuk mengendalikan factor makanan, orang, tempat, dan
perlengkapannya yang dapat menimbulkan penyakit/gangguan kesehatan atau
keracunan makanan. Ada beberapa jenis TPM yang ada di Wilayah Kerja
Puskesmas Wae Nakeng, data jumlah dan inspeksi sanitasi TPM yang ada di
wilayah Puskesmas Wae Nakeng dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Grafik 4.13
Cakupan Tempat pengelolaan Makanan Yang Memenuhi Syarat
Diwilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020
52 52
50
40 39
30
20
10
0
Jumlah TPM Yang Dieriksa Yang memenuhi Syarat
Pada Tabel diatas dapat dilihat jumlah TPM yang di lakukan Pemeriksaan
tahun 2020 sebanyak 52 sarana TPM dari 52 Sarana TPM (100%) dan yang
dinyatakan memenuhi syarat sebanyak 39 buah (75%) / belum mencapai target
ini dikarenakan Untuk beberapa TPM yang belum memenuhi syarat, karena
pedagang masih sulit merubah prilakunya, sehingga pedagang belum bisa
melaksanakan saran-saran dari petugas kesehatan. Upaya yang akan dilakukan
adalah dengan memberikan pembinaan dan penyuluhan secara
berkesinambungan.
4) Persentase Jiwa Memiliki Akses Air Bersih
Kegiatan inspeksi sanitasi sarana air bersih dilakukan terhadap fisik
sarana air bersih yaitu perpipaan,perlindungan mata air, pemapungan air hujan.
Inspeksi dilakukan dengan mengunakan instrument Inspeksi sanitasi IKL
(Inspeksi Kesehatan Lingkungan Sumber Air Bersih).Berikut gambaran jiwa
yang memiliki akses air bersih:
Grafik.4.14
Presentase Jiwa yang Memiliki Akses Air Bersih
Di Willayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2019 s/d Tahun 2020
Dari grafik diatas diketahui bahwa presentase jiwa yang memiliki akses
terhadap air bersih tahun 2019 sebesar 87 % , meningkat pada tahun 2020
sesbsar 91% , namun hal ini belum sesuai dengan standar permenkes sebesar
80%. Upaya yang akan dilakukan adalah dengan memberikan pembinaan dan
penyuluhan secara berkesinambungan.
5) Pemeriksaan Depot Air Minum
Depot Air Minum yang ada di Puskesmas Wae Nakeng ada 8 Depot, yang
ada di d Kelurahan Tangge 6 depot dan desa Poco Rutang 2 depot. Selama
tahun 2020 sudah dilakukan pemeriksaan secara mikrobiologis sebanyak 12
kali (setiap bulan)sekaligus melakukan pemeriksaan fisik Depot. Dari hasil
pemeriksaan mikrobiologis yang dilakukan dari 8, hanya ada 7 depot yang
beroperasi sedangkan 1 depot sudah tidak beroperasi lagi. Masih ada depot
yang belum memenuhi syarat secara mikrobiologis. Selain itu juga untuk
pemeriksaan fisiknya dapat dilihat dari lingkungan,sarana sanitasi,penjamah
atau hygiene karyawan depot.
Adapun tindak lanjut yang sudah dilaksanakan oleh Puskesmas Wae
nakeng terhadap depot air minum isi ulang yang belum memenuhi syarat
adalah memberikan teguran baik secara lisan maupun tertulis kepada
penanggungjawab / pemilik depot agar sementara tidak beroperasi sampai ada
perbaikan dan membuat surat kepada kepala wilayah setempat agar untuk ke
depannya melakukan kegiatan tersebut secara bersama.
c. Jamban Keluarga
Jumlah jamban di Puskesmas Wae Nakeng pada tahun 2018 sebanyak 3909
buah,mengalami peningkatan sebanyak 58 buah pada tahun 2019 menjadi 3967
buah, dan kembali meningkat di tahun 2020 sebanyak 3974 buahn jamban.
120%
99% 100% 99%
100% 91% 93%
80% 78%
80% 72% 74%
61%
60%
40%
20%
0%
Presentase akses
jaga
Dari tabel diatas diketahui bahwa persentase askses jamban tertinggi pada
desa Poco dedeng yaitu 100% dan yang paling rendah desa siru dengan presentase
61%, Jumlah jamban di Puskesmas Wae Nakeng pada tahun 2020 sebanyak 3924
buah, mengalami peningkatan jumlah jamban di beberapa desa. Adapun
peningkatan jumlah jamban ini terjadi karena adanya kegiatan pemberdayaan
(pemicuan) 5 Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di dusun dengan
cakupan pemakai masih rendah. Selain itu juga melalui kegiatan arisan warga di
beberapa desa. Pada tahun 2019 Desa Poco Dedeng merupakan salah satu desa
yang sudah diverifikasi oleh Tim STBM Kabupaten sebagai desa SBS dan sudah
mendapatkan penghargaan berupa sertifikat desa STBM khusus Pilar 1 yaitu Stop
Buang Air Besar Sembarang.
Kegiatan Pemicuan yang dilakukan di Dusun dengan cakupan yang
masih rendah merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
memberdayakan masyarakat(membangun rasa malu, jijik tanpa ada paksaan)dan
dalam menjalankan 5 pilar
Pilar 1 Stop Buang Air Besar sembarang, Pilar 2 : Cuci tangan pakai sabun, Pilar
3: Pengolahan makanan dan minuman rumah tangga, Pilar 4: Pengamanan
sampah rumah tangga, Pilar 5: pengamanan limbah cair rumah tangga. Untuk
pilar 1 stop Buang Air Besar Sembarang (BABS) jumlah jamban yang diperiksa
tahun 2020 sebanyak 3924 (100%) buah, dan dari jumlah tersebut yang
PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 44
memenuhi syarat sebanyak 3153 buah (82%), persentasi capaian pemakai jamban
sebesar 82% data tersebut sudah mencapai target Nasional yaitu 80%, tapi
berdasarkan target STBM belum mencapai 100%. Proporsi jamban berdasarkan
jenis jamban yang memenuhi syarat di Puskesmas Wae Nakeng tahun 2020 dapat
dilihat pada grafik di bawah ini :
Grafik. 4.16
Gambaran Sarana Jamban Menurut jenis
di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020
2500
2000
1500
1000
500
0
Leher angsa Plensengan Cemplung
Dari grafik diatas diketahui menurut jenis jamban yang paling banyak yaitu leher
angsa sebanyak 2035 sarana dan yang memenuhi syarat sebanyak 2004 sarana
(198%), diikuti oleh jenis plensengan sebesar 1927 sarana, yang memenuhi syarat
sebanyak 1149 sarana (59%), sedangkan yang terendah yaitu jamban jenis cemplung
sebesar 5 sarana dan tidak ada yang kondisinya memenuhi syarat. Banyaknya jiwa
/KK yang memiliki jamban jenis leher angsa menunjukan bahwa besarnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya jamban sehat. Masih adanya jenis jamban plensengan
dan cemplung diakibatkan karena beberapa factor antara lain kondisi ekonomi serta
kurangnya kesadaran dan pendidikan masyarkat. Upaya yang dilakukan adalah
meningkatkan penyuluhan, kerjasama lintas sector terutama dengan pemerintah desa
untuk bersama-sama membangun kesadaran masyarakat dan mengambil suatu
kebijakan yang dapat membantu masyarakat dalam bidang ekonomi.
Grafik. 4.17
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
Jumlah ibu hamil kunjungan pertama ( K 1 ) pada tahun 2020 sebanyak 483 orang
namun tidak semua ibu hamil K 1 di lakukan skrining terhadap ketiga jenis
pemeriksaan disebabkan karena faktor ketersediaan reagen terbatas atau tidak
sesuai dengan jumlah ibu hamil.
Grafik 4.18
PROFIL PUSKESMAS WAE NAKENG Page 47
Distribusi Kasus DBD
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2018 s/d 2020
800
756
700
ju m la h k a s u s
600
500
400
327
300
200
100
0 6
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa Angka kesakitan DBD Tahun
2018 sebanyak 756 kasus, menurun di tahun 2019 menjadi 327 kasus dan kembali
menurun ditahun 2020 menjadi 6 kasus. Penyebarannya kasus DBD disajikan
pada grafik berikut:
Grafik 4.19
Distribusi Kasus DBD Menurut Desasss
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020
3
2 2
2
2
1 1
1
1
0 0 0 0 0 0 0
0
TANGGE SIRU WAE WAKO PONTO ARA NGANCAR PONG DALENG POCO POCO LIANG SOLA LUAR
MAJOK RUTANG DEDENG WILAYAH
800
756
700
600
Ju m lah K asu s
500
400
327
300
263
200
100
0
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa Angka kesakitan Diare Tahun
2018 sebanyak 756 kasus, Menurun di tahun 2019 menjadi 327 kasus dan kembali
menurun ditahun 2020 menjadi 263 kasus. Menurut penyebaran kasus Diare
berdasarkan tempat,disajikan pada grafik berikut:
80
70 69
60
50
40
34 35
30 28
25
20 19
20
13
10 9
10
1
0
TANGGE SIRU WAE WAKO PONTO ARA NGANCAR PONG DALENG POCO LIANG SOLA P.DEDENG L.WILAYAH
MAJOK RUTANG
Dari tahun 2018 s/d 2020 tidak terdapat kasus penyakit malaria di wilayah
kerja Puskesmas wae nakeng .Pada Tahun 2020 dari hasil pemeriksan secara
3500
3197
3000
2695
2500
2325
Ju m la h K a s u s
2000
1500
1000
500
0
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa Angka kesakitan ISPA Tahun
2018 sebanyak 2.695 kasus, Meningkat di tahun 2019 menjadi 3197 kasus dan
kembali menurun ditahun 2020 menjadi 2325 kasus ditahun 2020. Menurut
penyebaran kasus ISPA berdasarkan tempat disajikan pada grafik berikut:
Grafik 4.23
Distribusi Kasus ISPA Menurut Desa
400
360
350
315
300 295
282
250 230
220 217
200
173
150
115
100 87
50 31
0
Kel. Tangge Siru W. Wako Ponto Ara Ngancar Pong Majok Daleng Poco rutang Liang sola Poco Luar Wilayah
dedeng
Grafik 4.24
Distribusi Kasus Pneumonia
100
95
90
80
70 70
Jum lah Kasus
60
50
43
40
30
20
10
0
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
3
3
2.5
2
2
1.5
1
1
0.5
0 0 0 0 0 0 0 0
0
120
103
100
96
85
80
Ju m lah K asu s
60
40
20
0
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa Kasus GHPR ( Gigitan Hewan
Penular Rabies ) Tahun 2018 sebanyak 96 kasus, meningkat di tahun 2019
menjadi 103 kasus dan kembali menurun ditahun 2020 menjadi 85 kasus.
Menurut penyebaran kasus GHPR ( Gigitan Hewan Penular Rabies ) disajikan
pada grafik berikut:
Grafik 4.28
Distribusi Kasus Rabies Menurut Desa
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020
20
15
10
Grafik 4.29
Capaian Suspek TB Menurut Desa
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020
120
120
100
80
70
60
50 50
46
40 40 40 Target
40 Suspek
30 27 30
20 20 Capaian
20 13 Suspek
9
5 3 4 3 1
0
Tangge Siru Wae Ponto Ara Ngancar Pong Daleng Poco Poco Liang Sola
Wako Majok Rutang Dedeng
Dari grafik diatas diketahui dari 10 desa diwilayah kerja Puskesmas wae
nakeng, belum ada yang mencapai target per desanya. Penemuan kasus yang
rendah ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat dan rendahnya
keinginan untuk memeriksakan diri apa bila mengalami batuk yang lama, yang
mengakibatkan rendahnya cakupan penemuan kasus TB dimasyarakat.
Penemuan penderita TB paru BTA positif di wilayah kerja Puskesmas wae
nakeng tahun 2020 sebagai berikut:
Grafik 4.30
Capaian BTA (+) dan Rongen (+)
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020
14
Target
12
12
Capaian
10
8 7
6 5 5
4 4 4 4
4 3 3
2 2
2 1 1 1 1
0 0 0 0
0
Tangge Siru Wae Ponto Ara Ngancar Pong Daleng Poco Poco Liang Sola
Wako Majok Rutang Dedeng
Dari grafik diatas diketahui dari 10 desa diwilayah kerja Puskesmas wae
nakeng, belum ada yang mencapai target per desanya. Hal ini disebabkan
pemeriksaan kontak penderita TB belum maksimal.
10) Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi(PD3I)
11) COVID 19
Covid-19 merupakan nama penyakit yang disebabkan oleh virus corona.
Nama ini diberikan oleh WHO (World Health Organzation) sebagi nama resmi
penyakit ini. Covid sendiri merupakan singkatan dari Corona Virus Disease-
10
9
9
8
7
6
5
4
3
2
2
1
1
0 0 0 0 0 0 0
0
6
5 5 5
5
4 4 4
4
3 3
3
ODGJ
2
2
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa jumlah kasus ODGJ di wilayah
kerja Puskesmas wae nakeng sebanyak 55 orang, dengan kasus terbanyak
berada di desa daleng dan ponto ara sebanyak 7 orang sedangkan yang
terendah berada di desa poco dedeng sebnyak 2 kasus. Presentase pasien
gangguan jiwa yang mendapatkan pelayanan / pengobatan tahun 2018 , 90 %
tahun 2019 100 % dan tahun 2020 sebanyak 100%. Jumlah pasien ganguan
jiwa yang dipasung di wilayah kerja Puskesmas Wae Nakeng tahun 2020 ada 5
orang, menurun di tahun 2020 menjadi 1 orang dan pasien yang dipasung
tersebut berasal dari desa siru
Jumlah kasus ODGJ yang meninggal pada tahun 2020 sebnayak I orang berasal
dari kelurahan tangge , anemia menjdi penyebab kematian. Adapun beberapa
kegiatan yang dilakukan dalam upaya menurunkan angka pasien dengan
gangguan jiwa antara lain:
a) Penyuluhan pada masyarakat umum melalui posyandu,perorangan dan
keluarga pasien, pertemuan lintas sektoral penemuan pasien
b) Kunjungan rumah
c) Pengobatan
d) Pencatatan dan pelaporan
Kegiatan Yang Dilakukan:
1) Kegiatan Dalam Gedung
3000
2500
2000
1500
1000
500
Jumlah kunjungan PTM tahun 2020 sebanyak 4537 kasus, dengan kasus
tertinggi kasus cedera sebanyak 3151 orang, dan yang terendah kasus tumor
payudara sebanayak I kasus. Secara umum Penyakit tidak menular memang
tidak bisa dicegha sepenuhnya, namun, risiko untuk terkena penyakit ini bisa
dikurangi dengan cara menjauhi faktor risikonya, yakni melalui penerapan pola
Dari 211 orang yang dilakukan pemeriksaan IVA terdapat 29 orang yang positif
lesi pra kanker rahim, dan 15 orang yang di rujuk ke rumah sakit.Penyebab yang
menjadi kendala pada wanita dalam melakukan deteksi dini kanker serviks
adalah keraguan akan pentingnya pemeriksaan, kurang pengetahuan, dan takut
akan rasa sakit serta keengganan karena malu saat dilakukannya pemeriksaan
(Maharsie & Indarwati, 2012). Kesadaran yang rendah pada masyarakat tersebut
menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian
kanker leher rahim di Indonesia.
Pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan upaya pencegahan
primer seperti meningkatkan atau intensifikasi kegiatan penyuluhan kepada
masyarakat untuk menjalankan pola hidup sehat, menghindari faktor risiko terkena
kanker, melakukan immunisasi dengan vaksin HPV dan diikuti dengan deteksi dini
kanker serviks tersebut melalui pemeriksaan pap smear atau IVA (inspeksi visual
695
700
690
680
670
660
Jumlah KK
650 636
640
630
620
610
600
Jumlah KK KK Yang dibina
Jumlah Keluarga yang dibina pada tahun 2019 sebesar 538 KK dari target
695(77,4%), Tahun 2020 sebanyak 636 KK dari target 695 KK / 91,5 .Capaian
ini belum mencapai target yaitu 92 %, hal ini disebabkan karena masih ada
keluarga berisiko yang belum dikunjungi. Penanganan yang komprehensif dari
tim perkesmas, masyarakat dapat mandiri dalam pengenalan dan penanganan
700
636
600
523
500
400
300
200 Tingkat
Kemandirian
100 64 49
0 0 0 0
0
Grafik 4. 37
Keluarga Berisiko Yang Di Bina
di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
Gizi Kurang
Gizi Baik
Gizi Lebih
Dari table diatas diketahui bahawa masih ada siswa siswa/i dengan status
gizi kurus dan status gizi lebih. Hal ini disebabkan karena kurang energy yang
secara terus menerus, serta tingginya ativitas siswa/I disekolah maupun dirumah
dan tidak diimbangi dengan asupan gizi yang sesuai dengan kebutuhan siswa/I
setiap hari, sehingga disarankan kepada siswa/I untuk tetap memperhatikan
makanan yang dikonsumsi setiap hari, harus bergizi dan seimbang dengan
memperhatikan aktivitas fisik mereka setiap hari agar dapat memenuhi kebutuhan
setiap hari, sehingga siswa/I tidak lagi mengalami status gizi kurus, kurus sekali
ataupun status gizi lebih.
Selain masalah status gizi anak juga ditemukan masalah yang berkaitan
dengan kesehatan gigi dan mulut antara lain:
350
300
250
200
150
100
50
Grafik.4.40
Penjaringan Anak SD/MI
Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tahun 2020
70.00% 70.00%
65.79%
60.00%
50.00%
45.69%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
Dari grafik diatas, diketahui pada tahun 2018 sebanyak 45.69 % siswa/I
tingkat SD/MI yang diperiksa, terjadi peningkatan jumlah pemeriksaan secara
berkala pada siswa/I SD/MI pada Tahun 2019 sebesar 1.458 (65.79%) siswa/I
atau naik sebesar 20,1 %, pada tahun 2020 meningkat 70% siswa/I tingkat SD/MI
yang diperiksa.
Grafik.4.41
Gambaran Status Gizi Anak Sekolah pada siswa/I MP/MTS
Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tahun 2020
Tahun 2019 sebanyak 93,80% siswa/I tingkat SMP/MTS yang diperiksa, terjadi
penurunan jumlah pemeriksaan secara berkala pada siswa/I SD/MI pada tahun
2020 sebesar 26.24% menjadi 67,56%. Hal ini menunjukkan bahwa penjaringan
kesehatan pada tahun 2020 belum mencapai target pemeriksaan berkala belum
mencapai 100% karena masih banyak sekolah yang belum dikunjungi pada tahun
2020, hal ini diakibatkan karena pandemic covid-19, yang menyebabkan banyak
sekolah yang tidak menjalankan aktifitas disekolah/sekolah dari rumah. Ada
450
400
350
300
250
200
150
100
50
Tabel diatas menunjukkan bahwaa, masih ada siswa/I dengan status gizi
kurus, kurus, Hal ini disebabkan karena kurang energy yang secara terus menerus,
serta tingginya ativitas siswa/I disekolah maupun dirumah dan tidak diimbangi
dengan asupan gizi yang sesuai dengan kebutuhan siswa/I setiap hari, sehingga
disarankan untuk memperhatikan asupan makanan anak.
Grafik.4.44
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tradisional Perorangan
DI Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020
12
10
Dari grafik diatas diketahui bahwa jumlah dukun bersalin 73 Orang, dukun patah
tulang sebanyak 7 orang, dukun bayi 4 orang,batra pijat urut 7 orang. Jumlah
kunjungan kepoli akupresur selam tahun 2020 adalah sebagai berikut:
Grafik.4.45
Jumlah Kunjungan DI Poli Akupresus
Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020
16
14
12
10
Dari grafis diatas diketahu bahwa jumlah kunjungan selama tahun 2020
sebanyak 97 orang, kunjungan yang paling banyak berasal dari desa tangge sebanyak
15 orang, dan yang terendah berasala dari desa poco dederng sebanyak 5 orang.Hal
yang harus diperhatikan ketika memberikan pelayanan kesehatan tradisional dan
kompelementer yaitu pemberi tindakan diberikan oleh tenaga kesehatan yang
mendapat pelatihan khusus di bidang tradisional, alternatif dan komplementer (dalam
pengawasan dokter).
Dari grafik diatas diketahui dari sepuluh desa hanya 5 desa yang sudah
membentuk pos UKK. ke 5 pos UKK tersebut dilakukan pembiaan secara berkala oleh
Puskesmas.
Tahun 2018 dibentuk 3 Pos UKK, tahun 2019, 2 pos UKK, dan 2020
direncanakan pembentukan satu pos UKK, hal ini belum dilaksanakan karena pandemic
covid-19, dan direncanakan di bentuk pada tahun 2021 yaitu Pos UKK desa Liang Sola.
Sesuai fungsinya Pos UKK dibentuk untuk mencegah /meminimalisir resiko akibat
kerja .Sejauh ini masih banyak ditemukan penyakit akibat kerja dapat dilihat pada grafik
berikut:
Grafik.4.47
Jumlah Pasien Akibat Kerja
Diwilayah Puskesmas Wae Nakeng
200
179
180 165 168
160 156
147 146
140 135
120
97
100
80
60 50
40 32
20 Jumlah
0 pasien
Grafik.4.48
Status Kesehatan Keluarga
15.6
28.8
Sehat
Pra Sehat
Tidak Sehat
47.5
2431
2500 2237 2215
2139
2054
1889
2000
1646
1000
335
500
0 jumlah
Tangge Siru Wae Ponto Ngancar Pong Daleng Poco Poco Liang kunjungan
Wako Ara Majok Rutang Dedeng Sola
Dari grafik diatas diketahui, jumlah kunjungan terbanyak berasal dari desa
tangge sebanyak 2431 orang dan yang terendah berasal dari desa poco dedeng.
Terjadinya penurunan kasus yang sangat signifikan salah satu penyebabnya
rendahnya kunjungan pasien kefasilitas kesehatan selama masa pandemic covid
19.
2. Pelayana Kesehatan Gigi dan Mulut
Poli Gigi, berupa pelayanan gigi yaitu pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis,
premedikasi, kegawatdaruratan oro-dental, pencabutan gigi sulung (topical, infiltrasi),
pencabutan gigi permanen tanpa penyulit, obat pasca ekstraksi, tumpatan komposit,
glass ionomer cement (GIC), scalling (pembersihan karang gigi), .Unit pelayanan yang
menangani pemeriksaan dan perawatan gigi dengan jenis-jenis pelayanan seperti:
ekstraksi gigi, pembersihan plak dan karang gigi, penambalan gigi dan pemeliharaan
gigi. Unit ini dilengkapi dengan satu dental unit yang ditangani oleh satu orang dokter
gigi dan tiga orang perawat gigi. Jumlah kunjungan di Pelayanan Kesehatan Gigi dan
Mulut 2020 dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
Grafik 4.50
Tindakan Pelayanan Kesehatan Gigi
Diwilayah kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020
250
200
150
104
100 72
44
50
3
0
Dari grafik diketahui jumlah tindakan di poli gigi paling banyak yaitu tumpatan
sementara sebanyak 284 tindakan, sedangkan yang terendah yaitu tindakan skeling
sebanyak 3 tindakan.
Grafik.4.51
Presentase Kelompok Sasaran/ Pengunjunng Di Poli Gigi
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020
Bumil BALITA
7% 2%
SD/MI
12%
Lain-Lain
79%
1200
1000
800
600
400
200
Dari grafik diatas di ketahui bahwa jumlah PUS yang tertinggi dari desa tangge
sebanyak 1071, sedangkan jumlah peserts KB baru yang tertinggi dari desa wae
wako sebanyak 42 aseptor, untuk peserta KB aktif yang tertinggi dari desa tangge
sebanyak 634 aseptor dan yang terendah dari desa poco dedeng sebanyak 75
aseptor. Komposisi jenis kontrasepsi yang digunakan di Wilayah Puskesmas Wae
Nakeng Tahun 2020 sebagai berikut:
Grafik 4.54
Gambaran Penggunaan Alat Kontrasepsi
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020
12% 29%
IUD
MOW
Implant
Kondom
Suntik
6% Pil
45%
7%
0%
Bila dilihat pada grafik diatas dalam lima tahun terakhir dari tahun 2016 sampai
dengan tahun 2020 persentase penanganan komplikasi ibu hamil,bersalin dan nifas
(obstetri) tahun 2020 sebesar 124,3% mengalami peningkatan dari tahun 2019 mencakup
104,1%.
4. Pelayanan Laboratorium
Jumla
No Jenis pemeriksaan h
1 Pemeriksaan darah
HB 1525
Gololongan darah 483
malaria mikroskopis 1086
malaria RDT -
Darah lengkap 111
HBSAG 824
HIV 564
Sifilis 249
Gula darah 537
As. Urat 181
Kolersterol 162
SGOT/SGPT 26
Widal 101
NS 1 Dengue 15
II Pemeriksaan urine
Sedimen 110
Albumin 271
Billirubin 122
Reduksi/glukosa 122
Test kehamil 188
III Pemeriksaan faeces
Telur cacing 0
Amoeba
IV Pemeriksaan Sputum 138
Total 6 797
Selama Tahun 2020 jumlah pemeriksaan laboratoriuam yang peling banyak yang
paling banyak yaitu dengan jenis pemeriksaan darah sebanyak: 5.864
orang,pemeriksaan urine 813, pemeriksaan sputum sebanyak 138 orang dan
pemeriksaan feses sebanyak 0 orang dengan total kunjungan laboratorium 6.797
Cakupan pertolongan persalinan pada tahun 2020 sebesar 82.8% (454 ibu
bersalin ditolong tenaga kesehatan dan 18 ibu bersalin ditolong dukun dari total
persalinan 472 orang) sedangkan pada tahun 2019 sebesar 62,9% (431 ibu bersalin
ditolong tenaga kesehatan dan 6 ibu bersalin ditolong dukun dari total persalinan
437 orang) terjadi peningkatan pencapaian pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan namun persalinan yg ditolong oleh dukun juga meningkat ( 6 ibu bersalin
pada tahun 2019 dan 18 ibu bersalin pada tahun 2020), hal ini disebabkan oleh
berbagai faktor seperti kesadaran ibu untuk berkunjung ke sarana kesehatan,
terlambat di antar ke fasilitas kesehatan dan CBR yang tinggi .
Bila dilihat perdesa maka cakupan tertinggi terdapat pada Desa Pong Majok yaitu
98,2% dan yang terendah terdapat pada Desa Poco Dedeng 36.8.
Sejak Bulan februari tahun 2010 Puskesmas Wae Nakeng telah menjadi
Puskesmas PONED dengan SK BUPATI NO.10/KEP/HK/I/2010 tanggal 17
Februari 2010 Penetapan status Puskesmas Pelayanan Obstetrik Neonatal
Emergency (PONED).Berikut ini merupakan data pencapaian cakupan
pelayanan PONED di Puskesmas Wae Nakeng.
Tabel.4.57
Pelayanan Poned Ibu dalam Wilayah
Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020
160
140
120
100
80
60
40
20
Dari grafik diatas menunjukan bahwa jumlah kasus pones ibu dalam wilayah sebanyak 148
kasus, yang ditangani 37 dan yang dirujuk sebesar 111 kasus.
b) Jumlah Kasus Ibu dari Luar wilayah Puskesmas Wae Nakeng Tahun 2020
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Dari grafik diatas menunjukan bahwa jumlah kasus poned ibu luar wilayah sebanyak 84 kasus,
yang ditangani 16 dan yang dirujuk sebesar 68 kasus.
Tabel.4.59
Pelayanan Kasus Neonatus
DI Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020
70
60
50
40
30
20
10
0
Asfiksia BBLR Tetanus Neonatorum Ikhterus Infeksi Neonatal Kasus Lainnya TOTAL
Dari grafik diatas menunjukan bahwa jumlah kasus poned neonatus dalam wilayah sebanyak
66 kasus, yang ditangani 59 dan yang dirujuk sebesar 7 kasus.
Tabel.4.60
Pelayanan Kasus Neonatus
Luar Wilayah Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020
30
25
20
15
10
5
0
Dari grafik diatas menunjukan bahwa jumlah kasus poned neonatus luar wilayah
sebanyak 30 kasus, yang ditangani 19 dan yang dirujuk sebesar 11 kasus
6. Pelayanan Kefarmasian
Untuk Tahun 2020 total jenis obat dan BMHP di Puskesmas Wae Nakeng 529.
Ketersediaan obat >100% sebanyak 315 jenis obat (87.61%), sedangkan ketersediaan
obat <100 % sebanyak 72 jenis obat (22.85%).
Ketersediaan obat <100% disebabkan antara lain disebabkan oleh anggaran yang
terbatas di IFK dan perencanaan pengadaan obat yang tidak maksimal sehingga jumlah
obat yang didstribusikan dari IFK tidak memenuhi kebutuhan pelayanan puskesmas.
Tetapi dalam pelaksanannya ketersediaan obat sudah terpenuhi kebutuhannya dari
klaim Dana Kapitasi JKN (Jaminan Kesehatan Nasional).
Persentase obat Kadaluarsa untuk Tahun 2020 adalah 12.09% (64 item obat),
meningkat dibandingkan Tahun 2019 hanya sebanyak 46 item obat kadaluarsa dengan
nilai persentase 10.72%. Adanya obat kadaluarsa disebabkan karena distribusi obat dari
IFK yang mendekati masa expired, sehingga penggunaannya belum merata karena
perencanaan pengadaan obat-obatan yang tidak maksimal.
Persentase obat rusak untuk tahun 2020 adalah 0.37% (2 item obat), meningkat
dibandingkan Tahun 2019 yakni 0%.
30
25
20
15
10
Dari grafik diatas diketahui jumlah kunjungan UGD tahun 2020 tertinggi
dari kelurahan tangge sebesar 33 pasien dan yang terendah dari desa poco
dedeng 0 pasien/ tidak ada kunjungan pasien ke UGD. Adapaun gambaran
kondisi pasien UGD antara lain:
300
250
200
150
100
50
0
Jumlah Kunjungan
Dirawat
Rujujk
Meninggal
Dari grafik diatas diketahui jumlah kunjungan UGD tahun 2020 sebanyal
258 kasus, yang dirawat sebanyak 255 kasus , rujuk 1 kasus dan meninggal 2
kasus.
8. Rawat Inap
Puskesmas rawat inap adalah puskesmas yang diberi tambahan ruangan dan
fasilitas untuk menolong pasien gawat darurat, baik berupa tindakan operatif terbatas
maupun asuhan keperawatan sementara dengan kapasitas kurang lebih 10 tempat
tidur. Rawat inap itu sendiri berfungsi sebagai rujukan antara yang melayani pasien
sebelum dirujuk ke institusi rujukan yang lebih mampu, atau dipulangkan kembali ke
rumah. Kemudian mendapat asuhan perawatan tindak lanjut oleh petugas perawat
kesehatan masyarakat dari puskesmas yang bersangkutan di rumah pasien.
Gambaran kunjungan rawat inap tahun 2020 :
Dari grafik diatas diketahui jumlah kunjungan rawat inap tahun 2020
tertinggi dari luar wilayah sebesar 454 pasien dan yang terendah dari desa
poco dedeng sebanyak 5 pasien. Adapun gambaran kondisi rawat inap
pukesmas wae nakeng antara lain:
Tabel.4.64
Gambaran Pelayanan Rawat Inap
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Nakeng
Tahun 2020
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
Jumlah Pasien Hari Rawat BOR LOS BTO TOI
Jumlah pasien rawat inap tahaun 2020 sebanyak 1071 pasien, dengan
jumlah 15 tempat tidur. Pemanfaatan tempat tidur (Bed Occupancy Rate / BOR)
pada tahun 2020 yaitu 30 % belum memenuhi standar yaitu 60-85%. Hal ini
disebakan pandeami covid 19 sehingga terjadi penurunan angka kunjungan rawat
inap.
Rata-rata lama pasien dirawat atau (Length Of Stay / LOS) tahun 2020
selama 1 hari, sudah memenuhi standar.
1000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
Total rujukan Umum BPJS JAMKESDA
Total rujukan di Puskesmas wae nakeng tahun 2020 sebanyak 918 orang ,ssyang
terdiri dari rujukan umum 47 orang, rujukan BPJS 823 orang dan rujukan JAMKESDA
39 orang . Dilihat dari penyebabnya ada beberapa penyebab kenapa pasien harsu dirujuk,
berikut akan ditampilkan 15 penyebab tertinggi kasus rujukan:
40
33
30 26 26 27
23
20 19 19
17 16
15 15
12 12
10 6
Dari 15 kasus rujukan terbanyak, jumlah kasus rujukan tertinggi yaitu rujukan yang
disebabkan oleh kasus SNH sebanyak 52 kasus dan yang terendah rujukan yang
disebabkan oleh kasus LBP sebanyak 6 kasus
Siru
Perawat 1 1
Bidan 1 1
Wae Wako
Bidan 2 1 1
Pos Pelayanan Wae Tulu 1 1
Total 118 48 36 4 29 1
Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah tenaga kesehatan dan non kesehatan yang
bekerja di Pukesmas wae nakeng sebanyak 118 orang, yang terbagi menurut status
kepegawaiannya yaitu PNS sebanyak 48 orang(40%), Honor Daerah 36 Orang (30%),
PTT sebanyak 1 0rang (0.86%),Kontrak dinas 4 orang(3%),TKS 28 orang (24%) tubel 1
orang (0,86%)
B. PERALATAN DAN SARANA KESEHATAN
Untuk melaksanakan kegiatan operasional pelayanan kesehatan, Puskesmas Wae
Nakang telah dilengkapi dengan fasilitas pelayanan dalam gedung seperti pada tabel
berikut:
Tabel 5.2
FASILITAS PELAYANAN DAN RAUANGAN
DI PUSKESMAS WAE NAKENG
TAHUN 2020
8
14 Ruang Rawat
Ruang Pelayanan Laboratorium
Pasca Persalinan 11
9
15 RuangPelayanan
Ruangan vaksin Farmasi/Apotik 11
18 Gudang PMT 2
19 Ruang Rapat 1
21 Gudang Farmasi 1
26 Ruang TB 1
27 Gudang Umum 1
24 Ruang Menyusi/ASI 1
27 Ruang dapur 1
39 Gudang Obat 1
40 Ruang tunggu 1
42 KM/WC Petugas 1
T
MITRA KERJA
DESA/
KELURAHAN DOKTER KLINIK
KADER DUKUN APOTIK
No PRAKTEK
Tangge
1 30 7 3 2 2
Siru
2 15 7
Wae Wako
3 20 6
Ponto Ara
4 22 6
Ngancar
5 20 5
Pong Majok
6 25 11
Daleng
7 25 6
5
8 Poco Rutang 20
5
9 Poco Dedeng 2
15
10 Liang Sola 6
JUMLAH
Sumber : Pengelola program promkes Puskesmas Wae Nakeng Tahun
D. Sarana Penunjang
2. Luar Gedung
Tabel 5.5
FASILITAS PELAYANAN LUAR GEDUNG
DI PUSKESMAS WAE NAKENG
TAHUN 2020
KET.
NO DESA JENIS SARANA JUMLAH
1 TANGGE Puskesmas : 1
- Posyandu Balita 6
- Posyandu Lansia 2
2 SIRU -Poskesdes 1
-Posyandu Balita 3
-Posyandu lansi 2
N
Sumber Biaya Pemasukan Pengeluaran % SILPA
o
A. KESIMPULAN
1. Program Pokok, umumnya telah terlaksana sesuai perencanaan dan sebagian besar
mencapai target yang telah ditetapkan.
2. Beberapa program yang belum mencapai target memerlukan evaluasi secara
menyeluruh dan mencari intervensi yang tepa t dalam upaya meningkatkan cakupan
program.
B. SARAN
1. Untuk terlaksananya semua kegiatan secara maksimal diperlukan optimalisasi
kerjasama lintas program dan lintas sektoral
2. Pemaparan hasil kegiatan program selama tahun 2020 dalam bentuk Profil Tahunan
ini, diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi, untuk selanjutnya menjadi pedoman
dalam menyusun perencanaan program oleh pihak-pihak terkait.
3. Untuk menunjang keberhasilan kegiatan diharapkan fleksebelitas dalam
mengalokasikan anggaran untuk masing-masing program dan kemudahan penyediaan
sarana dan prasarana pendukung.
4. Diperlukan upaya pembinaan yang berkesinambungan dari pihak Dinas Kesehatan
Kabupaten melalui kegiatan sosialisasi program, pelatihan-pelatihan untuk petugas
serta monitoring dan evaluasi yang lebih terarah.