Bab Ii Tinjauan Pustaka
Bab Ii Tinjauan Pustaka
Bab Ii Tinjauan Pustaka
TINJAUAN PUSTAKA
rantai panjang saat lemak dan minyak di saponifikasi terbentuk garam natrium
atau kalium dari asam lemak rantai panjang yang disebut sabun. Sabun adalah
surfaktan yang digunakan bersama air untuk membersihkan atau mencuci sesuatu
yang tersedia dalam bentuk padat dan cair. Sabun dapat bermanfaat sebagai alat
pembersih hal ini disebabkan karena molekul sabun mengandung gugus polar
(berikatan dengan air) dan non polar (berikatan dengan minyak) sehingga dapat
membersihkan lemak atau kotoran yang tidak dapat terangkat (Octora, dkk.,
2020).
Sabun adalah campuran senyawa atau kalium dengan asam lemak yang
berisi sedikit komponen asam miristat atau laurat. Sabun merupakan kosmetik
kulit dari berbagai macam pengotor dan bakteri. Sabun padat transparan
merupakan salah satu inovasi sabun yang menjadikan sabun lebih menarik. Sabun
transparan mempunyai busa yang lebih lembut dikulit dan penampakannya lebih
berkilau dibandingkan jenis sabun lainnya, yaitu sabun opaque dan sabun
Kata sabun ini berasal dari legenda romawi kuno yang tepatnya adalah
terdapat digunung sapo, tempat hewan diukur bahkan istilah sapo inilah yang
Ketika hujan sisa-sisa lemak hewan yang dikurbankan itu tercampur dengan abu
1
kayu pembakaran dan mengalir, mereka mendapati air mengeluarkan busa dan
perabotan, badan, dan lain-lain yang terbuat dari campuran alkali (natrium atau
kalium hidroksida), dan trigliserida dari asam lemak rantai karbon C16 (Zulkifli
dan Estiasih, 2014) melalui reaksi saponifikasi atau disebut juga reaksi
penyabunan pada suhu 80- 100o C (Jongko, 2009). Dalam proses ini asam emak
akan terhidrolisa oleh basa membentuk gliserin dan sabun mentah (Amalia, dkk,
2018).
dalam tabung lempung saat penggalian dikerajaan Babilonia kuno. Dari sini
terungkap bahwa sabun dibuat pada tahun 2800 SM. Catatan dalam tabung
menerangkan bahwa material tersebut terbuat dari lemak yang direbus dengan abu
(Suryaningrum, 2019).
jenis tumbuhan yang telah di identifikasi dan 950 jenis diantaranya diketahui
rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi dan membran
penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara
tubuh pada kondisi baik. Dalam defenisi kosmetika diatas, yang dimaksudkan
2
adalah sediaan tersebut seharusnya tidak mempengaruhi struktur dan faal
kulit. Namun, bila bahan kosmetik tersebut merupakan bahan kimia, organ
tubuh yang dikenai (ditempel) adalah kulit, maka dalam hal tertentu kosmetika
itu akan mengakibatkan reaksi- reaksi dan perubahan faal kulit tersebut. Kulit
merupakan organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa sekitar 1,5 m 2 dengan
berat kira-kira 15% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan
vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat
kompleks, elastis dan sensitif, serta bervariasi pada keadaan iklim, umur,
Upaya atau cara untuk menjaga kulit tetap bersih dan sehat dengan
sebum), lapisan kulit yang mati, residu keringat, kotoran, debu, dan
melembutkan kulit, memutihkan kulit, dan juga mampu unttuk menjaga kesehatan
maupun menjaga kesehatan kulit dari efek radikal bebas dan juga ion lainnya
natrium atau kalium dengan asam lemak. Secara umum, sabun berbentuk padat
atau cair, memiliki busa dan aroma yang bervariasi[8]. Sabun diperoleh dari reaksi
saponifikasi antara asam lemak dan basa sehingga menghasilkan sabun dan
3
gliserol. Sabun merupakan molekul surfaktan yang memiliki bagian hidrofilik
(gugus COONa) dan hidrofobik (gugus R) [2]. Saat ini terdapat 3 jenis sabun
dijadikan sabun herbal karena kandungannya aman untuk kulit dan dapat
Begitu banyak jenis sabun yang beredar dipasaran, mulai dari sabun yang
banyak bersifat umum sampai sabun yang bersifat khusus. Sabun yang bersifat
umum yang dimaksud adalah sabun mandi oadat yang sering dipakai masyarakat
bentuknya cair, jenis sabun ini mempunyai sifat yang khusus artinya sabun
Dewasa ini sabun mandi antibakteri sangat diminati oleh masyarakat. Hal
ini disebabkan karena dipercaya dapat membersihkan kulit, juga dapat mengobati
dan atau mencegah penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Dewasa ini
pemanfaatan sabun sebagai pembersih kulit makin menjadi trend dan beragam
terlihat pada jenis, warna, wangi, dan manfaat yang ditawarkan. Berdasarkan
jenisnya, sabun dibedakan atas dua jenis yaitu sabun padat (batangan) dan sabun
cair. Kulit yang kotor seharian akan memudahkan bakteri untuk menginfeksi.
Penambahan bahan atau zat berkhasiat pada sabun diharapkan dapat menghambat
Sabun sama sekali tidak aktif terhadap E. coli dan Stafilococcus yang
tegangan permukaan air, kontak antara air dan benda atau kulit yang akan
4
dibersihkan menjadi lebih erat. Lemak di emulsikan, kotoran dan keringat di
bila kulit, misalnya tangan, di cuci dengan sabun secara seksama selama
penghuninya (resident flora) dapat dikeluarkan secara efektif (Tjay dan Rahardja,
2007).
Sabun ada berwujud cair dan ada yang berwujud padat. Selain itu, sabun
mempunyai jenis yang beraneka ragam, misalnya sabun mandi, sabun cuci, sabun
- Sabun Mandi : Sabun mandi adalah bahan pembersih yang sangat populer
dan biasa digunakan setiap hari. Sabun mandi ada yang berbentuk padat
dan ada yang berbentuk cair. Sabun ini digunakan untuk membersihkan
debu atau kotoran berupa lemak dan minyak yang menempel pada kulit
tubuh.
- Sabun Cuci : Sabun cuci dapat digunakan untuk mencuci piring, gelas,
sendok dan peralatan dapur sabun cuci ada yang berbentuk cair dan ada
debu, minyak dan keringat yang menempel pada kulit muka (Lutfi, 2006).
5
Syarat mutu sabun mandi dipersyaratkan SNI 3532-2016 adalah sebagai
dimana asam lemak yang bereaksi dengan basa akan menghasilkan gliserin dan
sabun, yang dikenal dengan proses saponifikasi. Perbedaan yang mendasar pada
lemak dan minyak adalah pada bentuk fisisnya, lemak berbentuk padatan,
sabun adalah tallow, sedangkan minyak yang digunakan pada pembuatan sabun
adalah coconut oil, palm oil, palm kernel oil, palm stearin, dll. (Barel, dkk., 2001).
2. Basa
Basa seperti NaOH dan KOH diperlukan dalam pembuatan sabun. Peran
dari basa adalah sebagai agen pereaksi dengan fase minyak, sehingga akan terjadi
proses saponifikasi. Dengan adanya reaksi antara fase minyak dan basa, maka
akan terbentuk gliserol dan sabun, yang berupa garam sodium atau potassium
3. Bahan aditif
6
Bahan aditif berguna untuk meningkatkan minat konsumen pada
produk cleansing, agar dapat diterima oleh konsumen. Penggunaan fragrance pada
umumnya berfungsi untuk menutupi karakterisitik bau dasar dari asam lemak atau
stabilitas atau perubahan pada produk akhir. Jumlah fragrance yang digunakan
pada sabun batangan tergantung dari kebutuhan konsumen, biasanya berkisar dari
asam lemak tak tersaturasi (seperti oleat, linoleat, linolenat), dan juga tedapat juga
pengawet yang terdapat pada sabun digunakan dapat terdiri dari agen pengkhelat
logam, seperti ediamine tetra acid (EDTA) atau antioksidan yang terdapat pada
saat pembuatan sabun untuk pengawet seperti Butylated Hydroxy Toluene (BHT)
(mildness) di kulit setelah pemakaian sabun. Gliserin dan asam lemak bebas
7
tersebut. Bahan lainnya yang dapat digunakan antara lain vitamin E, jojoba oil,
penampilan dari sabun batangan, karena juga dapat memperbaiki kualitas dan juga
pada kuantitas dari busa yang terdapat pada surfaktan sintetik. Jumlah surfaktan
yang digunakan berkisar antara 5% (combar level rendah) hingga 80% (syndet)
cahaya yang menyebar dalam partikel-partikel kecil. Sabun transparan dibuat dari
saponifikasi yang dilakukan pada suhu 60-70°C. Struktur transparan pada sabun
didapat karena penambahan bahan-bahan seperti etanol, gliserin, dan larutan gula.
Sabun yang dibuat dengan NaOH dikenal dengan sabun keras (hard soap),
sedangkan sabun yang dibuat dengan KOH disebut sabun lunak (soft soap). Sabun
dibuat dengan dua cara yaitu proses saponifikasi dan proses netralisasi minyak.
terjadi karena reaksi antara trigliserida dengan alkali, sedangkan proses netralisasi
terjadi karena reaksi asam lemak bebas dengan alkali (Spitz, 2016).
dibanding jenis sabun lain serta mampu menghasilkan busa yang lebih lembut
dikulit. Tampilan dari sabun transparan yang menarik, berkelas dan mewah
8
membuat sabun transparan dijual dengan harga yang relatif lebih mahal. Selain itu
Bagi bangsa yunani kuno mandi hanya untuk keindahan permata. Mereka
membersihkan tubuh mereka dengan cetakan lempung, pasir, batu apung lalu
mengurapi diri sendiri dengan minyak dan tanah dengan alat terbuat dari logam
yang disebut stringil. Mereka juga menggunakan minyak dan abu (Suryaningrum,
2019).
Secara sederhana, sabun dibuat dari campuran minyak atau lemak (lemak
nabati, seperti minyak zaitun atau lemak hewani, seperti lemak kambing dan alkali
atau basa seperti natrium atau kalium hidrkosida)pada suhu 80-100֯c, melalui
suatu proses yang disebut saponifikasi, lemak akan terhidrolisis oleh basa
menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Secara tradisional alkali yang digunakan
adalah kalium yang dihasilkan dari pembakaran tumbuhan, seperti arang kayu
(Suryaningrum, 2019).
dengan bantuan larutan pencucian melalui suatu proses kimia-fisika yang disebut
deterjenasi. Sifat utama dapat kerja dertejensi adalah membasahi permukaan yang
kotoran menjadi terlepas dari permukaan benda padat. Kotoran padat dapat
9
melekat karena adanya pengaruh : ikatan minyak, gaya listrik statik dan ikatan
hydrogen. Penambahan sedikit alkali membantu daya deterjensi dari sabun, tapi
larutan. Deterjen cair juga sangat biasanya untuk menjaga ph larutan organic
sebagai pelengkap dan penambah daya deterjensi dan diperlukan untuk kotoran-
kotoran yang sulit dihilangkan dan berlemak dari dalam pembuatan sabun peran
zat pembantu dan pengsi sangat besar. Karena akan sangat menentukan mutu dan
kenampakan sabun yang akan dijual. Zat-zat yang biasa digunakan sebagai
garam maka sabun yang dihasilkan akan semakin kental. b) zat pemberi busa
untuk meningkatkan pencucian yang bersih sebab tanpa busa kemungkinan besar
sabun telah mengendap sebagai kalsium. c). EDTA sebagai pengikat logam sadah
dan pengawet. d.) Pewangi untuk memberikan aroma tertentu sesuai selera. e).Zat
warna memberi warna pada sabun agar mempunyai penampilan yang menarik
(Suryana, 2013).
Sabun adalah sebagai salah satu kebutuhan yang paling sangat utama untuk
pokok, tetapi sabun tidak termasuk dalam kelompok kebutuhan primer. Pada
kebutuhan yang wajib untuk dipenuhi setiap hari. Konsumsi sabun yang terus
10
Sabun dapat menghilangkan kotoran dan minyak karena struktur kimia
sabun terdiri dari bagian yang bersifat hidrofil pada rantai ionnya, dan bersifat
molekul sabun secara keseluruhan tidaklah benar-benar larut dalam air. Namun
sabun mudah tersuspensi dalam air karena membentuk misel (micelles), yakni
dengan ujung- ujung ionnya yang menghadap ke air (Amalia, dkk, 2018).
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, R, dkk. (2018). Produksi Sabun Cuci Piring Sebagai Upaya Peningkatkan
aaaaaaEfektivitas Dan Peluang Wirausaha. Metana. Vol 14(1). Halaman : 14-16.
Barel, A, O., dkk. (2001). Handbook Of Cosmetic Science and Technology Edisi
aaaaaaIII. New York : Informa Healthcare USA. Halaman : 6, 485-491.
Badan Standarisasi Nasional. (2016). Sabun Mandi Padat. SNI 3532-2016.
Dewan-Dewan Standarisasi Nasional. Jakarta. Halaman: 5.
Lutfi. (2006). IPA Kimia 2. Jakarta : Erlangga. Halaman: 22.
Octora, D., D., dkk. (2020). Formulasi Sediaan Sabun Mandi Padat Ekstrak Etanol
Bonggol Nanas (Ananas cosmosus L.) Untuk Kelembapan Kulit.
Jurnal
Farmasi. 2(2). Halaman: 77-78.
Purwanto, M, dkk. (2018). Karakteristik dan Antioksidan Sabun Padat dengan
aaaaaaPenambahan Ekstrak Kulit Buah Naga (Hylocereus polyrizhus). Indonesian
aaaaaaChemistry and Aplication Journal. Vol 3(1). Halaman : 14-15.
Spitz, L. (2016). Soap Manufacturing Technology Edisi Kedua. Amerika :
Amerika OilsChemists Society Press. Halaman: 50.
Suryana, D. (2013). Membuat Sabun. Jakarta : Independent Publishing. Halaman :
aaaaaa46-49.
Suryaningrum, S., dan Heru, S. (2019). Yuk, manfaatkan Daun Kelor Untuk
aaaaaaMembuat Sabun Mandi. Yogyakarta : Penerbit Nugra Media. Halaman :
5,6
Supriyanta, J., dkk. (2019). Formulasi Sediaan Sabun Padat Transparan Minyak
Atsiri Daun Jeruk Limau (Citrus ambiycarpa (Hassk) Ochse) Sebagai Anti
Bakteri Terhadap Staphylococcus aureus. Jurnal Farmagazine. Vol 3(1).
Halaman : 9.
Tjay, T., H dan Rahardja, K. (2007). Obat- Obat Penting Kasiat, Penggunaan
dan Efek-Efek Sampingnya. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Halaman:
248.
11