Uji Beda

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Jenis data dalam pengujian sttaistika

1. Data nominal
Data Nominal adalah data yang diperoleh dengan cara kategorisasi atau klasifikasi.
Contohnya : Jenis pekerjaan
Ciri Data Nominal:
 Posisi data setara. Dalam contoh tersebut, pegawai negeri tidak lebih
tinggi/lebih rendah dari pegawai swasta. 
 Tidak bisa dilakukan operasi matematika (X, +, - atau : ).

2. Data Oridinal
Data ordinal adalah data yang diperoleh dengan cara kategorisasi atau klasifikasi,
tetapi diantara data tersebut terdapat hubungan.
Contoh: Kepuasan pelanggan
Ciri Data Ordinal:
1. posisi data tidak setara.
2. Tidak bisa dilakukan operasi matematika. Tidak mungkin 1+2=3 (yang berarti
sangat puas ditambah puas = cukup puas).

3. Data Interval
Data interval adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran, dimana jarak antar
dua titik pada skala, sudah diketahui.
Contoh:
Temperatur ruangan. Bisa diukur dalam Celsius, atau Fahrenheit, dengan masing-
masing punya skala sendiri.
Ciri Data Interval:
 Tidak ada kategorisasi atau pemberian kode seperti terjadi pada data nominal
dan ordinal. 
 Bisa dilakukan operasi matematika. (panas 40° adalah dua kali panas
dibanding 20° ¿.

4. Data Rasio
Data rasio adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran, dimana jarak dua titik
pada skala sudah diketahui, dan mempunyai titik nol yang absolut. Ini berbeda dengan
skala interval, dimana taka da titik nol mutlak/absolut.

Contoh: Jumlah buku di kelas: Jika 5, berarti ada 5 buku. Jika 0, berarti taka da buku
(absolut 0)
Ciri Data Rasio:
 Tak ada kategorisasi atau pemberian kode. 
  Bisa dilakukan operasi matematika. Missal: 100 cm + 35 cm = 135 cm; 5
mangga + 2 mangga = 7 mangga.

Uji t (t-test)
Tes t atau uji t adalah uji statistik yang digunakan untu menguji kebenaran
atau kepalsuan hipotesis nol. Uji t pertama kali di kembangkan oleh William Seely
Gosset pada 1915. Persyaratan analisis uji t adalah:
- sampel diambil secara acak dari populasi yang sama.
- data berskala interval dan atau rasio.
Kegunaan uji t adalah:
 Sebagai alat analisis data untuk menguji satu populasi atau dua populasi.
 Membandingkan dua mean untuk menentukan apakah perbedaan rata-rata
tersebut perbedaannya nyata atau karena kebetulan.
 Untuk uji t satu sample, membandingkan mean sample dengan mean acuan.
Penggolongan uji t yaitu:
1. Uji beda Satu sampel
Digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata suatu variabel dengan suatu
konstanta tertentu atau nilai hipotesis. Menguji kebenaran parameter suatu populasi
berdasarkan sampling yang telah dilakukan.
Rumus uji t untuk satu sampel:
Uji Z merupakan uji analisis yang digunakan ketika standar deviasi populasi
diketahui. Jika tidak diketahui, maka kita menggunakan standar deviasi sampel (uji-t).

Rumus uji z:

Aturan Uji t
 Nilai t atau F adalah nilai mutlak
 Jika t atau F hitung (nilai mutlak) < t atau F tabel, maka Ho diterima.
 Jika t atau F hitung (nilai mutlak) > t atau F tabel, maka Ho ditolak.
Atau
 Jika Sig > α, maka Ho diterima
 Jika Sig < α, maka Ho ditolak

2. Uji beda dua sampel


Dilakukan dengan membandingkan dua mean (rata-rata) dua kelompok.
Jenis uji beda parametrik untuk 2 kelompok sampel:
A. Uji beda 2 mean dependen (paired sample t-Test)
Uji t berpasangan merupakan salah satu metode pengujian hipotesis dimana
data yang digunakan tidak bebas atau berpasangan.
Paired sample t-test adalah analisis dengan melibatkan dua pengukuran pada
subjek yang sama terhadap suatu pengaruh atau perlakuan tertentu. Apabila suatu
perlakuan tidak memberi pengaruh maka selisih rata-rata adalah 0.
Syarat jenis uji ini adalah: (a) data berdistribusi normal, (b) kedua kelompok
data adalah dependen (saling berhubungan/berpasangan); dan (c) jenis data yang
digunakan adalah numeric dan kategorik (dua kelompok).
Rumus t-test yang digunakan untuk sampel berpasangan (paired) adalah:
Contoh: - pre test dan post test untuk melihat pengaruh strategi pembelajaran.
- Berat badan sebelum dan sesudah setelah memakan suplemen tertentu.

Contoh kasus:

Seorang peneliti ingin mengetahui ada tidaknya pengaruh terhadap obat tidur baru
terhadap 10 pasien penderita gangguan tidur.
B. Uji beda 2 mean Independen (independent sample t-Test)
Digunakan untuk menguji signifikasi beda rata-rata dua kelompok
independen. Data pada kelompok satu dan data pada kelompok dua berasal dari objek
penelitian yang berbeda. Jika data terdistribusi normal, maka analisis dilakukan
dengan uji t indenpeden (parametrik). Analisis dengan metode ini bertujuan untuk
membandingkan dua rata-rata dua grup yang tidak berhubungan.
Cara melakukan uji beda independen sample t-test sebagai berikut:
 Melihat perbedaan variasi kedua kelompok data
 Dalam melakukan pengujian diperlukan informasi varian kedua kelompok
Syarat yang harus dipenuhi dalam uji beda independen sample t-test:
 Skala data interval/rasio
 Kelompok data saling bebas atau tidak berpasangan
 Data per kelompok berdistribusi normal
 Varians antar kelompok sama atau homogen
Prinsip pengujian uji ini adalah melihat perbedaan variasi kedua kelompok data,
sehingga sebelum dilakukan pengujian, terlebih dahulu harus diketahui apakah
variannya sama (equal variance) atau variannya berbeda (unequal variance).
Homogenitas varian diuji berdasarkan rumus:
Uji t untuk varian yang sama (equal variance) menggunakan rumus Polled
Varians:

Uji t untuk varian yang berbeda (unequal variance) menggunakan


rumus Separated Varians:

Mislanya: Membandingkan rata-rata dua kelompok, mengamati tingkat


kecerdasan antara siswa laki-laki dengan siswa perempuan. Test kecerdasan dilakukan
kepada beberapa siswa laki-laki dan perempuan secara random.

Contoh kasus :

Seorang peneliti ingin membandingkan nilai suatu mata pelajaran antara dua kelas
dengan menggunakan dua metode yang berbeda, yakni diskusi dan ceramah.

Jenis uji beda non-parametrik untuk 2 kelompok sampel:


A. Uji Mann Whitney (Uji-Test)
Jika data tidak terdistribusi normal, maka analisis dilakukan dengan uji Mann
Whitney (non paametrik).
Uji tersebut merupakan uji beda data yang berjenis ordinal, bisa untuk data
penelitian berjenis interval/rasio yang tidak memenuhi syarat uji statistik parametrik
(uji normalitas). data dari dua kelompok sampel tersebut berasal dari objek penelitian
yang berbeda.
Syarat uji mann whitney yang harus dipenuhi:
1. Bentuk dan penyebaran data harus sama.
2. Variannya homogen (uji homogenitas dengan levene’s test).
B. Uji Wilcoxon
Jika data tidak terdistribusi normal dan atau tidak homogen maka analisi yang
digunakan dengan uji wilcoxon.
Uji tersebut termasuk dalam uji beda non parametrik dan uji beda dengan jenis
data yang oridinal (bertingkat/rank). Uji ini bisa digunakan untuk data penelitian
berjenis interval/rasio yang tidak memenuhi prasyarat uji statistik parametrik (uji
normalitas dan homogenitas dan data dari dua kelompok data sampel berasal dari
objek penelitian yang sama.

Anda mungkin juga menyukai