Uji Spearman

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

KORELASI RANK SPEARMAN

A. Pengertian

Korelasi Spearman merupakan alat uji statistik yang digunakan untuk


menguji hipotesis asosiatif dua variabel bila datanya berskala ordinal
(ranking). Nilai korelasi ini disimbolkan dengan ρ (dibaca: rho). Karena
digunakan pada data beskala ordinal, untuk itu sebelum dilakukan
pengelolahan data, data kuantitatif yang akan dianalisis perlu disusun dalam
bentuk ranking.

Nilai korelasi Spearman berada diantara -1 < ρ < 1. Bila nilai ρ = 0, berarti
tidak ada korelasi atau tidak ada hubungannya antara variabel independen dan
dependen. Nilai  = +1 berarti terdapat hubungan yang positif antara variabel
independen  dan dependen. Nilai  = -1 berarti terdapat hubungan yang negatif
antara variabel independen  dan dependen. Dengan kata lain, tanda “+” dan
“-“ menunjukkan arah hubungan di antara variabel yang sedang dioperasikan.

Uji signifikansi Spearman menggunakan uji Z karena distribusinya


mendekati distribusi normal. Kekuatan hubungan antara variabel ditunjukkan
melalui nilai korelasi. Berikut adalah tabel nilai korelasi makna nilai tersebut

Tabel Interpretasi Koefisien Korelasi Versi de Vaus


Koefisien Kekuatan Hubungan
0,00 Tidak ada hubungan
0,01−0,09 Hubungan kurang berarti
0,10−0,29 Hubungan lemah
0,30−0,49 Hubungan moderat
0,50−0,69 Hubungan kuat
0,70−0,89 Hubungan sangat kuat
¿ 0,90 Hubungan mendekati sempurna

B. Metode Perhitungan
Formula ρ untuk korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut:
N
6 ∑ d 2i
i=1
ρ=1− 3
N −N
Dimana:
di = perbedaan antara kedua ranking
N = banyaknya observasi
Pembuatan ranking dapat dimulai dari nilai terkecil atau nilai terbesar
tergantung permasalahannya. Bila ada data yang nilainya sama, maka
pembuatan ranking didasarkan pada nilai rata-rata dari ranking-ranking data
tersebut. Apabila proporsi angka yang sama tidak besar, maka formula diatas
masih bisa digunakan. Namun apabila proporsi angkat yang sama cukup
besar, maka dapat digunakan suatu faktor koreksi dan formula menjadi seperti
berikut ini:
∑ T 1−¿ ∑ T 2−∑ d 2i
( )
3 3
N −N t −t
ρ=2 − dimana T = ¿

√(
12 12
)( )
3 3
N −N N −N
2 −∑ T 1 −∑ T 2
12 12
t adalah banyaknya observasi yang berangka sama pada suatu ranking
tertentu

C. Langkah-langkah Penggunaan Rank Spearman


Inilah langkah-langkah dalam penggunaan koefisien korelasi rank
Spearman :
1. Berilah ranking observasi-observasi pada variabel X mulai 1 hingga N.
Juga observasi-observasi pada variabel Y mulai 1 hingga N.
2. Daftarlah N subyek itu. Beri setiap subyek ranking pada variabel X dan
ranking-nya pada variabel Y di sekolah nama subyek.
3. Tentukan harga di untuk setiap subyek dengan mengurangkan ranking Y
pada ranking X. Kuadratkan harga itu untuk menentukan di2 masing-
masing subyek. Jumlahkan harga-harga di2 untuk ke N kasus guna
mendapatkan Σ di2.
4. Kalau subyek-subyek itu merupakan sample random dari populasi
tertentu, kita dapat menguji apakah harga observasi r s memberikan
petunjuk adanya asosiasi antara variablel X dan variabel Y dalam
populasinya. Metode untuk melakukan hal itu bergantung pada ukuran N:
a. Untuk sampel kecil (n ≤ 30) digunakan tabel koefisien korelasi
Spearman.
Ho ditolak jika ρ<− ρtabel dan ρ> ρtabel (pada n dan α tertentu)
b. Untuk sampel besar (n> 30) dapat didekati dengan distribusi normal
ρ−0
z= = ρ √n−1
1
√n−1

Ho ditolak jika Z<−Z α /2 atau Z> Z α / 2

D. Contoh Soal
1. Ada 10 orang responden yang diminta untuk mengisi daftar pertanyaan
tentang Motivasi dan Prestasi di salah satu sekolah di Samarinda. Jumlah
responden yang diminta mengisi daftar pertanyaan itu 10 siswa, masing-
masing diberi nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10. Nilai yang diberikan oleh
kesepuluh responden tentang Motivasi dan Prestasi itu diberikan pada
contoh berikut. Yang akan diketahui adalah apakah ada hubungan antara
Motivasi dengan Prestasi.

No. Nilai Motivasi Nilai Motivasi


responden Resp I ( X i ¿ Resp II
(Y i ¿
1 9 8
2 6 7
3 5 6
4 7 8
5 4 5
6 3 4
7 2 2
8 8 9
9 7 8
10 6 6

Penyelesaian:
Menentukan formulasi hipotesis ( H 1 dan H 0)
H 1 : Ada hubungan antara motivasi (Xi) dengan prestasi (Yi)
H 0 : Tidak ada hubungan antara motivasi (Xi) dengan prestasi
(Yi)

Menentukan taraf nyata (α = 0,05) untuk menentukan  tabel

Menyusun tabel penolong untuk menentukan  hitung

No. Nilai Nilai Peringk Peringk d d


2

responde Motivas Motivas at ( X i ¿ at (Y i ¿


n i Resp I i Resp
(X i ¿ II
(Y i ¿
1 9 8 1 3 -2 4
2 6 7 5,5 5 0, 0,2
5 5
3 5 6 7 6,5 0, 0,2
5 5
4 7 8 3,5 3 0, 0,2
5 5
5 4 5 8 8 0 0
6 3 4 9 9 0 0
7 2 2 10 10 0 0
8 8 9 2 1 1 1
9 7 8 3,5 3 0, 0,2
5 5
10 6 6 5,5 6,5 -1 1
Jumlah 0 7

Menghitung nilai  hitung dengan rumus :

6∑ d
2
ρ=1− 2
n(n −1)
6.7
¿ 1−
10 ( 102−1 )
¿ 1−0,04
¿ 0,96
Menurut kriteria pengujian :
Sebagai interpretasi, angka ini perlu dibandingkan dengan tabel
nilai-nilai ρ. Dari tabel itu terlihat bahwa untuk n = 10, dengan
derajat kesalahan 5 % (α = 0,05) diperoleh harga 0,648. Hasil ρ
hitung didapat 0,96 ternyata lebih besar dari ρ table (0,96 >
0,648). Hal ini berarti H 0 ditolak dan H 1 diterima.
Kesimpulan :
Terdapat hubungan yang nyata/signifikan antara Motivasi (Xi)
dengan Prestasi (Yi).  Dalam hal ini H 0 adalah: tidak ada
hubungan antara Motivasi (Xi) dengan Prestasi (Yi). Sedangkan
H 1 adalah: terdapat  hubungan antara Motivasi (Xi) dengan
Prestasi (Yi). Dengan demikian H 0 ditolak dan H 1 diterima.
Atau dengan kata lain bahwa variabel Motivasi mempunyai
hubungan yang signifikan dengan Prestasi. Maka kekuatan
hubungan antara Xi dan Yi adalah hubungan mendekati
sempurna (karena 0,96). 

2. Ingin mengetahui hubungan motivasi terhadap hasil belajar matematika,


skor diperoleh dari hasil ulangan formatif dengan nilai dari 35 oarang
siswa adalah sebagai berikut.
Data Motivasi dan skor matematika

Siswa Motivasi Skor Matematika


1 2 70
2 2 65
3 1 95
4 3 60
5 1 70
6 3 80
7 2 100
8 1 40
9 3 40
10 1 60
11 2 50
12 1 70
13 2 80
14 1 90
15 2 85
16 1 65
17 1 50
18 2 70
19 0 45
20 3 75
21 1 80
22 2 95
23 2 75
24 2 60
25 1 45
26 2 65
27 3 55
28 3 70
Siswa Motivasi Skor Matematika
29 2 80
30 0 50
31 3 65
32 1 75
33 3 45
34 1 65
35 2 55

3 = Motovasi Tinggi
2 = Bermotivasi
1 = motivasi Kurang
0 = tidak bermotivasi

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka:


H o : Tidak terdapat hubungan antara motivasi terhadap hasil belajar
matematika
H I : Terdapat hubungan antara motivasi terhadap hasil belajar matematika
Wilayah kritis: H o ditolak jika Z<−Z α /2 atau Z> Z α / 2
Perhitungan:
Skor
Siswa Motivasi Ranking Ranking di di2
Matematika
1 2 19 70 21 -2 4
2 2 19 65 16 3 9
3 1 6,5 95 33,5 -27 729
4 3 29,5 60 12 17,5 306,25
5 1 6,5 70 21 -14,5 210,25
6 3 29,5 80 28,5 1 1
7 2 19 100 35 -16 256
8 1 6,5 40 1,5 5 25
9 3 29,5 40 1,5 28 784
10 1 6,5 60 12 -5,5 30,25
11 2 19 50 7 12 144
12 1 6,5 70 21 -14,5 210,25
13 2 19 80 28,5 -9,5 90,25
14 1 6,5 90 32 -25,5 650,25
15 2 19 85 31 -12 144
Skor
Siswa Motivasi Ranking Ranking di di2
Matematika
16 1 6,5 65 16 -9,5 90,25
17 1 6,5 50 7 -0,5 0,25
18 2 19 70 21 -2 4
19 0 0 45 4 -4 16
20 3 29,5 75 25 4,5 20,25
21 1 6,5 80 28,5 -22 484
22 2 19 95 33,5 -14,5 210,25
23 2 19 75 25 -6 36
24 2 19 60 12 7 49
25 1 6,5 45 4 2,5 6,25
26 2 19 65 16 3 9
27 3 29,5 55 9 20,5 420,25
28 3 29,5 70 21 8,5 72,25
29 2 19 80 28,5 -9,5 90,25
30 0 0 50 7 -7 49
31 3 29,5 65 16 13,5 182,25
32 1 6,5 75 25 -18,5 342,25
33 3 29,5 45 4 25,5 650,25
34 1 6,5 65 16 -9,5 90,25
35 2 19 55 9 10 100
∑ d i =6515,5
2

Menghitung ρ:
3 3 3
∑ T x= 12 12
−12 13 −13 8 −8
+
12
+
12
=367
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
∑ T y= 2 12
−2 3 −3 3 −3 3 −3 2 −2 5 −5 3 −3 4 −4 2 −2 5 −5
+
12
+
12
+
12
+
12
+
12
+
12
+
12
+
12
+
12
=34,5

∑ T 1−¿ ∑ T 2−∑ d 2i
( )
3
N −N
r s=2 − ¿

√(
12
)( )
3 3
N −N N −N
2 −∑ T 1 −∑ T 2
12 12

r s=
2 ( )
353−35
12
−367−34,5−6515,5


2 ( −367 )( −34,5 )
3 3
35 −35 35 −35
12 12
2 ( 3570 )−6917
r s=
2 √ ( 3203 ) ( 3535,5 )
2 ( 3570 ) −6917
r s=
2(3365,15)
r s=0,033
Karena n>30 akan didekati dengan distribusi normal
z=r s √ n−1
z=0,033 √ 35−1
z=0,033 ( 5,83 )
z=0,192
Untuk Zhitung = 0,192 dan didapatkan Ztabel = 0,0753
Karena Z hitung > Z tabel (0,192 > 0,0753), maka H0 ditolak
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara motivasi
terhadap hasil belajar matematika.

Anda mungkin juga menyukai