MAKALAH LPI Kel 6
MAKALAH LPI Kel 6
MAKALAH LPI Kel 6
Disusun Untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Manajemen dan Pengembangan LPI
Disusun Oleh:
2021
Kata Pengantar
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai
“Kepemimpinan dalam Lembaga Pendidikan” yang Alhamdulillah tepat pada waktunya.
Kemudian tidak lupa sholawat dan alam, semoga Allah SWT. limpahkan kepada Nabi
Muhammad Saw. sebagai pembawa syariat Islam, untuk diimani, dipelajari, dipahami, dan
dihayati serta diamalkan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari sebagai hamba Allah
SWT.
Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak, serta kami sampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada dosen pengampu Mata
Kuliah Manajemen dan Pengembangan LPI yaitu Bapak Prof. Dr. Encep Syarifudin, M.Pd.,
yang juga telah membantu kami sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran bagi pembaca yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata, semoga keberadaan makalah ini beri manfaat bagi kita semua dan
senantiasa diridhoi oleh Allah SWT. Aamiin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN
B. Pendekatan Kepeminpinan 2
C. Fungsi Kepemimpinan 3
D. Gaya Kepemimpinan 5
E. Kepemimpinan Pendidikan 7
Kesimpulan 9
DAFTAR PUSTAKA 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
B. Pendekatan Kepeminpinan
1) Pendekatan sifat
Kesuksesan dan kegagalan pemimpin ditentukan oleh sifat yang dimilikinya sejak
lahir. Satu pendekatan paling awal digunakan untuk penelitian kepemimpinan
adalah pendekatan sifat (trait approach). Sifat-sifat yang dimiliki pribadi seorang
pemimpin, studi yang dilakukan para ahli menyatakan keberhasilan dan kegagalan
1
Yunasril Ali, kepemimpinan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Angkasa, 2008), hal 102.
2
Baharuddin & Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: ar Ruzz Media, 2012), hal 47.
3
Hendiyat Soetopo dan Waty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara,
1984), hal 1.
4
M. Ngalim Purwanto, Adminstrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hal 2.
2
seorang pemimpin banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh sifat bawaan dari
seorang pemimpin. Pendekatan sifat ini mengemukakan bahwa ada karakteristik
tertentu seperti daya fisik atau keakraban yang esensial bagi kepemimpinan,
kepribadian, motivasi, nilai dan keterampilan yang menggambarkan sifat dari
kepemimpinan.5
2) Pendekatan Keahlian
Individu pemimpin merupakan fokus dari pendekatan keahlian dan pendekatan
sifat. Namun, jika pendekatan sifat berhubungan dengan karakter pribadi
pemimpin yang dibawanya sejak lahir, maka pendekatan keahlian berpusat pada
kemahiran dan kemampuan yang dapat dipelajari dan dikembangkan oleh
seseorang yang ingin menjadi pemimpin.
3) Pendekatan Perilaku
Pendekatan perilaku berdasarkan pada pemikiran bahwa sikap dan gaya
kepemimpinan mampu menentukan kesuksesan atau kegagalan seorang
pemimpin. Sikap dan gaya kepemimpinan tersebut terlihat dari kehidupannya
sehari-hari, cara ia memberi perintah, membagi tugas dan wewenangnya, cara
berkomunikasi, cara mendorong semangat kerja bawahan, cara memberi
bimbingan dan pengawasan, cara membina disiplin kerja bawahan, cara
menyelenggarakan dan memimpin rapat anggota, cara mengambil keputusan dan
sebagainya.
4) Pendekatan Situasional
Pendekatan situasional atau pendekatan kontingensi didasarkan pada pendapat
tentang kesuksesan kepemimpinan tidak hanya dipengaruhi oleh perilaku
pemimpin saja. Setiap organisasi mempunyai karakter khusus dan unik yang
bahkan organisasi sejenispun akan menghadapi isu-isu yang bervariasi karena
lingkungan, semangat, watak dan situasi yang berbeda ini harus ditindaklanjuti
dengan perilaku kepemimpinan.
C. Fungsi Kepemimpinan
5
Syaiful Sagala, Pendekatan dan Model Kepemimpinan, (Jakarta: Kencana, 2018), hal 193.
dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok masing-masing yang
mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam, bukan berada di luar situasi
itu. Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian di dalam situasi sosial kelompok
atau organisasinya. Fungsi kepemimpinan menurut Hadari Nawawi “memiliki dua
dimensi yaitu:
4
5) bertanggungjawab. Fungsi pendelegasian ini, harus diwujudkan karena kemajuan
dan perkembangan kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh seorang pemimpin
seorang diri.
6) Fungsi Pengendalian. Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang
efektif harus mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam
koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama
secara maksimal. Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin dapat
mewujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan
pengawasan”.6
D. Gaya Kepemimpinan
Secara leksikal, kata gaya dapat diartikan sebagai sikap, gerakan: irama dan
lagu; ragam; cara dalam melakukan gerakan dalam olahraga; lagak lagu, tingkah
laku;sikap elok, gerak-gerik yang bagus.7 Gaya kepemimpinan, pada dasarnya
mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang
pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut
biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu. Pengertian gaya kepemimpinan
yang demikian ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Davis dan
Newstrom (1995). Keduanya menyatakan bahwa pola tindakan pemimpin secara
keseluruhan seperti yang dipersepsikan atau diacu oleh bawahan tersebut dikenal
sebagai gaya kepemimpinan.8 Adapun gaya kepemimpinan dalam dunia pendidikan
diantaranya sebagai berikut:
6
Syamsu Q. Badu & Novianty Djafri, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Gorontalo: Ideas Publishing,
2017), hal 55.
7
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hal 340.
8
Aspizain Chaniago, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: Lentera Ilmu Cendikia, 2017), hal 43.
Gaya kepemimpinan otokratik lebih menitikberatkan pada otoritas pemimpin
dengan mengesampingkan partisipsi dan gaya kreatif para pengikutnya. Gaya
kepemimpinan pendidikan yang otokratif sangat mengesampingkan peran serta
kemampuan guru, siswa dan staf administrasi dalam setiap kebijakan yang
ditempuhnya.
3. Gaya kepemimpinan Lezess Faire
Karakteristik utama pada gaya kepemimpinan ini meliputi: persepsi tentang
peranan, nilai-nilai yang dianut, sikap dengan hubungannya dengan para
pengikutnya, perilaku organisasi dan gaya kepemimpinan yang biasa digunakan.
Pemimpin pendidikan yang menggunakan gaya lezess faire akan memberikan
kebebasan yang sangat longgar terhadap guru, staf administrasi dalam
menjalankan tugas serta mereka dilibatkan dalam pengambilan keputusan.9
4. Gaya kepeminpinan Transformatif
Kepemimpinan ini berorientasi kepada proses membangun komitmen menuju
sasaran organisasi dan memberikan kepercayaan kepada para pengikut untuk
mencapai sasaran-sasaran tertentu. Berbagai bentuk gaya kepemimpinan tersebut
terimplementasi dalam melakukan semua kebijakan pendidikan yang meliputi
antara lain mengadakan pembinaaan terhadap semua personel pendidikan,
pelaksanaan program-program pendidikan, serta berbagai bentuk realisasi
prpgram itu sendiri.
5. Gaya kepemimpinan Karismatis
Pemimpin yang karismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak
pengikut. Pada tipe ini mempunyai karakteristik yang khas yaitu daya tariknya
yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut pengikut yang
jumlahnya kadang-kadang sangat besar.
6. Gaya kepemimpinan Parternalisis
Seorang pemimpin yang bertipe ini biasanya mengutamakan kebersamaan,
seluruh anggota organisasi merupakan anggota satu keluarga besar. Berdasarkan
nilai kebersamaan itu, dalam organisasi yang dipimpin oleh seseorang pemimpin
yang partenalistik kepentingan bersama dan perlakuan yang seragam terlihat
menonjol pula.
7. Gaya kepemimpinan Militeristis
9
Sondang P.Siagan, Teori dan Praktik Kepemimpinan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), hal 37.
6
Ciri-ciri kepemimpinan ini ialah disiplin yng tinggi dan bersikap kaku,
menggunakan upacara-upacara untuk berbagai keadaan, formalitas yang berlebih-
lebihan, sukar menerima kritik dan saran, senang bergantung pada pangkat
jabatannya.
8. Gaya kepemimpinan Visioner
Pemimpin visoner mengartikulasikan kemana kelompok berjalan, tetapi bukan
bagaimana cara mencapai tujuan membebaskan orang berinovasi, bereksperimen,
dan menghadapi resiko yang sudah diperhitungkan.10
E. Kepemimpinan Pendidikan
10
Goleman, dkk, Kepemimpinan berdasarkan kecerdasan emosi. (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2004),
hal 67
11
Stephen R Covey, Kepemimpinan Berprinsip, (Jakarta: Binapura Aksara, 1997), hal 28.
personalia sekolah agar turut berpartisipasi dalam usaha-usaha mencapai tujuan
sekolah yang telah dirumuskan.
12
Abd Haris, Kepemimpinan Pendidikan, (Surabaya: 2013), hal 17.
8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain agar orang tersebut
mau bekerja sama (mengolaborasi dan mengelaborasi potensinya) untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Sedangkan kepemimpinan pendidikan merupakan proses
mempengaruhi, menggerakkan dan mengkoordinasikan individu-individu dalam organisasi/
lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Kepemimpinan pendidikan memiliki orientasi agar sumber daya manusia dalam ruang
lingkup pendidikan dapat dikoordinasikan untuk berkerja secara optimal dalam mencapai
tujuan yang ada. Tujuan ini meliputi tujuan baik dalam lingkup aktifitas kelas (pembelajaran),
satuan pendidikan, maupun departemental.
DAFTAR PUSTAKA
Badu, Syamsu Q. & Novianty Djafri. 2017. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.
Gorontalo: Ideas Publishing.
Baharuddin & Umiarso. 2012. Kepemimpinan Pendidikan Islam. Yogyakarta: ar Ruzz Media.
Chaniago, Aspizain. 2017. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Lentera Ilmu Cendikia.
Purwanto, M. Ngalim. 2007. Adminstrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Siagan, Sondang P. 2003. Teori dan Praktik Kepemimpinan. Jakarta: PT. Rineka Cipta).
Soetopo, Hendiyat dan Waty Soemanto. 1984. Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan.
Jakarta: Bina Aksara.
10