MAKALAH LPI Kel 6

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEPEMIMPINAN DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Manajemen dan Pengembangan LPI

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Encep Syarifudin, M.Pd.

Disusun Oleh:

Sri Mulyani (181210046)

Derry Harismaya (181210062)

Siti Rohmah (181210069)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAR TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN

2021
Kata Pengantar

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai
“Kepemimpinan dalam Lembaga Pendidikan” yang Alhamdulillah tepat pada waktunya.
Kemudian tidak lupa sholawat dan alam, semoga Allah SWT. limpahkan kepada Nabi
Muhammad Saw. sebagai pembawa syariat Islam, untuk diimani, dipelajari, dipahami, dan
dihayati serta diamalkan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari sebagai hamba Allah
SWT.

Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak, serta kami sampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada dosen pengampu Mata
Kuliah Manajemen dan Pengembangan LPI yaitu Bapak Prof. Dr. Encep Syarifudin, M.Pd.,
yang juga telah membantu kami sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran bagi pembaca yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata, semoga keberadaan makalah ini beri manfaat bagi kita semua dan
senantiasa diridhoi oleh Allah SWT. Aamiin.

Serang, Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan 2

B. Pendekatan Kepeminpinan 2

C. Fungsi Kepemimpinan 3

D. Gaya Kepemimpinan 5

E. Kepemimpinan Pendidikan 7

BAB III PENUTUP

Kesimpulan 9

DAFTAR PUSTAKA 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hakikat kepemimpinan merupakan suatu proses kegiatan untuk


mempengaruhi orang lain untuk melakukan aktifitas, maka terdapat banyak variasi
pendapat tentang kegiatan fungsional yang dilakukan oleh seorang pemimpin untuk
mempengaruhi pengikut atau karyawan. Dalam beberapa hal, kepemimpinan
digambarkan sebagai sebuah proses, tetapi sebagian besar teori dan riset mengenai
kepemimpinan fokus pada seorang figur untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
baik.

Banyak orang beranggapan bahwa maju dan berkembangnya suatu organisasi


terletak pada pemimpinnya. Hal demikian berlaku bagi semua organisasi yang
bergerak, termasuk salah satunya adalah organisasi yang bergerak dalam bidang
pendidikan (lembaga pendidikan). Apabila ingin memajukan dan mengembangkan
organisasi atau lembaga apapun, maka salah satu kuncinya terletak pada pemimpin
atau kepemimpinan yang ada di dalamnya.

B. Rumusan Masalah

1) Apakah pengertian pemimpin dan kepemimpinan?

2) Bagaimana pendekatan kepeminpinan?

3) Bagaimana fungsi kepemimpinan?

4) Bagaimana gaya kepemimpinan?

5) Bagaimana kepemimpinan dalam pendidikan?

C. Tujuan

1) Agar mengetahui pengertian pemimpin dan kepemimpinan.

2) Agar mengetahui pendekatan kepeminpinan.

3) Agar mengetahui fungsi kepemimpinan.

4) Agar mengetahui gaya kepemimpinan.

5) Agar mengetahui kepemimpinan dalam pendidikan.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan

Pemimpin dalam bahasa Inggris disebur “leader”. Kegiatannya disebut


kepemimpinan atau leadership.1 Dari kata dasar leader berarti pemimpin dan
akarkatanya to lead yang terkandung beberapa arti yang saling erat berhubungan:
bergerak lebih awal, berjalan di awal, mengambil langkah awal, berbuat paling dulu,
memelopori, mengarahkan fikiran-pendapat orang lain, dan mengerakkan orang lain
dalam pengaruhnya.2

Sedangkan secara umum, kepemimpinan merupakan kemampuan dan


kesiapan seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun,
menggerakan, dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh itu,
selanjutnya berbuat sesuatu yang bisa mencapai suatu maksud atau tujuan tertentu. 3
Owens mendefenisikan kepemimpinan sebagai interaksi antara satu pihak sebagai
yang memimpin dengan pihak yang dipimpin. Selain itu, James Lipham seperti yang
diikuti oleh M. Ngalim Purwanto, mendefenisiskan kepemimpinan adalah permulaan
dari suatu struktur atau prosedur baru untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran
organisasi atau untukmengubah tujuan-tujuan dan sasaran organisasi.4

Dari beberapa defenisi kepemimpinan tersebut, dapat disimpulkan bahwa


kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain agar orang tersebut
mau bekerja sama (mengolaborasi dan mengelaborasi potensinya) untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.

B. Pendekatan Kepeminpinan
1) Pendekatan sifat
Kesuksesan dan kegagalan pemimpin ditentukan oleh sifat yang dimilikinya sejak
lahir. Satu pendekatan paling awal digunakan untuk penelitian kepemimpinan
adalah pendekatan sifat (trait approach). Sifat-sifat yang dimiliki pribadi seorang
pemimpin, studi yang dilakukan para ahli menyatakan keberhasilan dan kegagalan

1
Yunasril Ali, kepemimpinan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Angkasa, 2008), hal 102.
2
Baharuddin & Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: ar Ruzz Media, 2012), hal 47.
3
Hendiyat Soetopo dan Waty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara,
1984), hal 1.
4
M. Ngalim Purwanto, Adminstrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hal 2.

2
seorang pemimpin banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh sifat bawaan dari
seorang pemimpin. Pendekatan sifat ini mengemukakan bahwa ada karakteristik
tertentu seperti daya fisik atau keakraban yang esensial bagi kepemimpinan,
kepribadian, motivasi, nilai dan keterampilan yang menggambarkan sifat dari
kepemimpinan.5
2) Pendekatan Keahlian
Individu pemimpin merupakan fokus dari pendekatan keahlian dan pendekatan
sifat. Namun, jika pendekatan sifat berhubungan dengan karakter pribadi
pemimpin yang dibawanya sejak lahir, maka pendekatan keahlian berpusat pada
kemahiran dan kemampuan yang dapat dipelajari dan dikembangkan oleh
seseorang yang ingin menjadi pemimpin.
3) Pendekatan Perilaku
Pendekatan perilaku berdasarkan pada pemikiran bahwa sikap dan gaya
kepemimpinan mampu menentukan kesuksesan atau kegagalan seorang
pemimpin. Sikap dan gaya kepemimpinan tersebut terlihat dari kehidupannya
sehari-hari, cara ia memberi perintah, membagi tugas dan wewenangnya, cara
berkomunikasi, cara mendorong semangat kerja bawahan, cara memberi
bimbingan dan pengawasan, cara membina disiplin kerja bawahan, cara
menyelenggarakan dan memimpin rapat anggota, cara mengambil keputusan dan
sebagainya.
4) Pendekatan Situasional
Pendekatan situasional atau pendekatan kontingensi didasarkan pada pendapat
tentang kesuksesan kepemimpinan tidak hanya dipengaruhi oleh perilaku
pemimpin saja. Setiap organisasi mempunyai karakter khusus dan unik yang
bahkan organisasi sejenispun akan menghadapi isu-isu yang bervariasi karena
lingkungan, semangat, watak dan situasi yang berbeda ini harus ditindaklanjuti
dengan perilaku kepemimpinan.

C. Fungsi Kepemimpinan

Untuk menciptakan kepemimpinan yang efektif, maka kepemimpinan tersebut


harus dilaksanakan sesuai dengan fungsinya. Sehubungan dengan hal tersebut,
menurut Hadari Nawawi (1995) “fungsi kepemimpinan berhubungan langsung

5
Syaiful Sagala, Pendekatan dan Model Kepemimpinan, (Jakarta: Kencana, 2018), hal 193.
dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok masing-masing yang
mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam, bukan berada di luar situasi
itu. Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian di dalam situasi sosial kelompok
atau organisasinya. Fungsi kepemimpinan menurut Hadari Nawawi “memiliki dua
dimensi yaitu:

1) Dimensi yang berhubungan dengan tingkat kemampuan mengarahkan dalam


tindakan atau aktivitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang
dipimpinnya.
2) Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang-orang
yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi,
yang dijabarkan dan dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijakan
pemimpin.

Sehubungan dengan kedua dimensi tersebut, menurut Hadari Nawawi, secara


operasional dapat dibedakan “lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu:

1) Fungsi Instruktif. Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa


(isi perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai,
melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan
perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang
yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah.
2) Fungsi Konsultatif. Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai
komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan manakala pemimpin dalam usaha
menetapkan keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan berkonsultasi
dengan orang-orang yang dipimpinnya.
3) Fungsi Partisipasi. Dalam menjalankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha
mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan
maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota kelompok memperoleh
kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang
dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi masing-masing.
4) Fungsi Delegasi. Dalam menjalankan fungsi delegasi, pemimpin memberikan
pelimpahan wewenang membuat atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi
sebenarnya adalah kepercayaan seorang pemimpin kepada orang yang diberi
kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan melaksanakannya secara

4
5) bertanggungjawab. Fungsi pendelegasian ini, harus diwujudkan karena kemajuan
dan perkembangan kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh seorang pemimpin
seorang diri.
6) Fungsi Pengendalian. Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang
efektif harus mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam
koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama
secara maksimal. Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin dapat
mewujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan
pengawasan”.6

D. Gaya Kepemimpinan

Secara leksikal, kata gaya dapat diartikan sebagai sikap, gerakan: irama dan
lagu; ragam; cara dalam melakukan gerakan dalam olahraga; lagak lagu, tingkah
laku;sikap elok, gerak-gerik yang bagus.7 Gaya kepemimpinan, pada dasarnya
mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang
pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut
biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu. Pengertian gaya kepemimpinan
yang demikian ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Davis dan
Newstrom (1995). Keduanya menyatakan bahwa pola tindakan pemimpin secara
keseluruhan seperti yang dipersepsikan atau diacu oleh bawahan tersebut dikenal
sebagai gaya kepemimpinan.8 Adapun gaya kepemimpinan dalam dunia pendidikan
diantaranya sebagai berikut:

1. Gaya kepemimpinan Partisipatif atau Demokratis


Merupakan gaya kepemimpianan yang menitik beratkan pada usaha seseorang
pemimpin dalam melibatkan partisipasi para pengikutnya dalam setiap
pengambilan keputusan gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan partisipatif
adalah pemimpin pendidikan yang melibatkan partisipasi guru, siswa, dan staf
administrasi dalam setiap pengambilan keputusan, baik aturan pendidikan maupun
putusan-putusan lain.
2. Gaya kepemimpinan Otokratik

6
Syamsu Q. Badu & Novianty Djafri, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Gorontalo: Ideas Publishing,
2017), hal 55.
7
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hal 340.
8
Aspizain Chaniago, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: Lentera Ilmu Cendikia, 2017), hal 43.
Gaya kepemimpinan otokratik lebih menitikberatkan pada otoritas pemimpin
dengan mengesampingkan partisipsi dan gaya kreatif para pengikutnya. Gaya
kepemimpinan pendidikan yang otokratif sangat mengesampingkan peran serta
kemampuan guru, siswa dan staf administrasi dalam setiap kebijakan yang
ditempuhnya.
3. Gaya kepemimpinan Lezess Faire
Karakteristik utama pada gaya kepemimpinan ini meliputi: persepsi tentang
peranan, nilai-nilai yang dianut, sikap dengan hubungannya dengan para
pengikutnya, perilaku organisasi dan gaya kepemimpinan yang biasa digunakan.
Pemimpin pendidikan yang menggunakan gaya lezess faire akan memberikan
kebebasan yang sangat longgar terhadap guru, staf administrasi dalam
menjalankan tugas serta mereka dilibatkan dalam pengambilan keputusan.9
4. Gaya kepeminpinan Transformatif
Kepemimpinan ini berorientasi kepada proses membangun komitmen menuju
sasaran organisasi dan memberikan kepercayaan kepada para pengikut untuk
mencapai sasaran-sasaran tertentu. Berbagai bentuk gaya kepemimpinan tersebut
terimplementasi dalam melakukan semua kebijakan pendidikan yang meliputi
antara lain mengadakan pembinaaan terhadap semua personel pendidikan,
pelaksanaan program-program pendidikan, serta berbagai bentuk realisasi
prpgram itu sendiri.
5. Gaya kepemimpinan Karismatis
Pemimpin yang karismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak
pengikut. Pada tipe ini mempunyai karakteristik yang khas yaitu daya tariknya
yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut pengikut yang
jumlahnya kadang-kadang sangat besar.
6. Gaya kepemimpinan Parternalisis
Seorang pemimpin yang bertipe ini biasanya mengutamakan kebersamaan,
seluruh anggota organisasi merupakan anggota satu keluarga besar. Berdasarkan
nilai kebersamaan itu, dalam organisasi yang dipimpin oleh seseorang pemimpin
yang partenalistik kepentingan bersama dan perlakuan yang seragam terlihat
menonjol pula.
7. Gaya kepemimpinan Militeristis

9
Sondang P.Siagan, Teori dan Praktik Kepemimpinan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), hal 37.

6
Ciri-ciri kepemimpinan ini ialah disiplin yng tinggi dan bersikap kaku,
menggunakan upacara-upacara untuk berbagai keadaan, formalitas yang berlebih-
lebihan, sukar menerima kritik dan saran, senang bergantung pada pangkat
jabatannya.
8. Gaya kepemimpinan Visioner
Pemimpin visoner mengartikulasikan kemana kelompok berjalan, tetapi bukan
bagaimana cara mencapai tujuan membebaskan orang berinovasi, bereksperimen,
dan menghadapi resiko yang sudah diperhitungkan.10

E. Kepemimpinan Pendidikan

Kepemimpinan pendidikan merupakan proses mempengaruhi, menggerakkan


dan mengkoordinasikan individu-individu dalam organisasi/ lembaga pendidikan
untuk mencapai tujuan pendidikan. Seperti halnya kepemimpinan kepala sekolah,
maka ia memiliki peran dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing,
mengarahkan dan menggerakkan guru, staf, siswa, orang tua siswa dan pihak lain
yang terkait untuk beraktivitas/ berperan serta guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.

Charles W. Boardman dalam bukunya “Democratic Supervision in Secondary


School” menguraikan bahwa: As the educational leader of the school he must have
the ability to organize and assist the faculty in formulating a program for the
improvement of instruction in school. He must inspire confidence in teachers,
secure cooperation in developing the supervision program, and stimulate them into
active participation in the effort to attain its objectives.11

Uraian Charles W. Boardman tersebut menekankan bahwa seorang pemimpin


pendidikan (sekolah) harus memiliki beberapa keterampilan. Pertama, ia harus
memiliki kemampuan mengorganisir dan membantu staf dalam merumuskan
perbaikan program pembelajaran. Kedua, kemampuan memupuk kepercayaan diri
guru-guru dan anggota staf sekolah. Ketiga, kemampuan membangun kerjasama
dalam pengembangan program supervisi. Keempat, kemampuan mendorong para

10
Goleman, dkk, Kepemimpinan berdasarkan kecerdasan emosi. (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2004),
hal 67
11
Stephen R Covey, Kepemimpinan Berprinsip, (Jakarta: Binapura Aksara, 1997), hal 28.
personalia sekolah agar turut berpartisipasi dalam usaha-usaha mencapai tujuan
sekolah yang telah dirumuskan.

Kepemimpinan pendidikan memiliki orientasi agar sumber daya manusia


dalam ruang lingkup pendidikan dapat dikoordinasikan untuk berkerja secara optimal
dalam mencapai tujuan yang ada. Tujuan ini meliputi tujuan baik dalam lingkup
aktifitas kelas (pembelajaran), satuan pendidikan, maupun departemental.12

12
Abd Haris, Kepemimpinan Pendidikan, (Surabaya: 2013), hal 17.

8
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain agar orang tersebut
mau bekerja sama (mengolaborasi dan mengelaborasi potensinya) untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Sedangkan kepemimpinan pendidikan merupakan proses
mempengaruhi, menggerakkan dan mengkoordinasikan individu-individu dalam organisasi/
lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.

Kepemimpinan pendidikan memiliki orientasi agar sumber daya manusia dalam ruang
lingkup pendidikan dapat dikoordinasikan untuk berkerja secara optimal dalam mencapai
tujuan yang ada. Tujuan ini meliputi tujuan baik dalam lingkup aktifitas kelas (pembelajaran),
satuan pendidikan, maupun departemental.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Yunasril. 2008. Kepemimpinan dalam Perspektif Islam. Bandung: Angkasa.

Badu, Syamsu Q. & Novianty Djafri. 2017. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.
Gorontalo: Ideas Publishing.

Baharuddin & Umiarso. 2012. Kepemimpinan Pendidikan Islam. Yogyakarta: ar Ruzz Media.

Chaniago, Aspizain. 2017. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Lentera Ilmu Cendikia.

Covey, Stephen R. 1997. Kepemimpinan Berprinsip. Jakarta: Binapura Aksara.

Goleman, dkk. 2004. Kepemimpinan berdasarkan kecerdasan emosi. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama.

Purwanto, M. Ngalim. 2007. Adminstrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Sagala, Syaiful. 2018. Pendekatan dan Model Kepemimpinan. Jakarta: Kencana.

Siagan, Sondang P. 2003. Teori dan Praktik Kepemimpinan. Jakarta: PT. Rineka Cipta).

Soetopo, Hendiyat dan Waty Soemanto. 1984. Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan.
Jakarta: Bina Aksara.

10

Anda mungkin juga menyukai