Gaya Kepemimpinan
Gaya Kepemimpinan
Gaya Kepemimpinan
KEPEMIMPINAN
MENGENAI
GAYA KEPEMIMPINAN
OLEH:
KELOMPOK 1
1. Anggia Ayu
2. Anisyaq Zylvanne
3. Dewi Amelia F
4. Fajar Shodiq
5. Monica Ayu S
6. Muhammad Dhika S
7. Muhamad Robby
8. Muthia Suharlin
9. Okti Karisma S
10. Resti Karmini
11. Revy Arisandi
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran atau kritik yang
membangun dari berbagai pihak guna penyempurnaan makalah ini. Semoga dengan
terselesaikannya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Di dalam
hidup, manusia selalu berinteraksi dengan manusia lain. Tujuan dari interaksi tersebut
adalah untuk pemenuhan kepentingan diri sendiri maupun kepentingan suatu
kelompok. Contohnya dalam suatu organisasi yang melibatkan beberapa orang yang
saling berinteraksi secara intensif yang bertujuan untuk pencapaian tujuan bersama.
Suatu organisasi harus memiliki pemimpin agar dapat berjalan dengan baik. Tanpa
adanya pemimpin tentu sangat sulit dalam mengarahkan dan mengatur semua elemen
dan komponen yang ada dalam suatu organsasi tersebut. Berbagai ahli berpendapat
bahwa seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya memimpin suatu organisasi
akan berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedannya terletak pada gaya seseorang
memimpin. Gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan
untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula
dikatakan bahwa gaya kepemimpinan sering diterapkan oleh seorang pemimpin,
seperti : memberi perintah, memberi tugas, menegakkan disiplin, memberi teguran,
berkomunikasi dan sebagainya. Gaya atau style ini banyak mempengaruhi
keberhasilan bahkan kehancuran seorang pemimpin dalam mempengaruhi pengikut
atau bawahannya. Jadi gaya kepemimpinan seorang pemimpin sangat menentukan
keberhasilannya dalam memimpin.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan kepemimpinan dan gaya kepemimpinan ?
2. Apa saja gaya kepemimpinan yang dapat dimiliki seorang pemimpin?
3. Bagaimanakah pengaruh gaya kepemimpinan seorang terhadap keberhasilannya
dalam memimpin?
C. Identifikasi Masalah
1. Pengertian kepemimpinan dan pengertian gaya kepemimpinan.
2. Beberapa klasifikasi gaya kepemimpinan
3. Gaya kepemimpinan seseorang berpengaruh terhadap keberhasilan seseorang dalam
memimpin
D. Tujuan
1. Membantu dalam meningkatkan pengetahuan dan kreativitas mahasiswa.
2. Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan di dalam mata
kuliah kepemimpinan khususnya tentang kepemimpinan serta gaya-gaya
kepemimpinan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. HAKIKAT KEPEMIMPINAN
Dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan
hingga pemerintahan sering mendengar sebutan pemimpin/pimpinan,
kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memiliki hubungan yang
sangat erat antara satu dengan yang lain.
Terdapat beberapa pendapat ahli mengenai kepemimpinan, diantaranya :
Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, pemimpin adalah seseorang
dengan wewenang kepemimpinannya mengerahkan bawahnnya untuk
mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
Menurut Robert Tanembaum, pemimpin adalah mereka yang
menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan,
mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian
pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan bersama.
Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang
mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri
para bawahannya, pemimpin yang baik masa kini adalah orang yang
religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral demi berbagai
agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan
gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.
Menurut Davis dan Filley, pemimpin adalah seseorang yang menduduki
suatu posisi manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan
memimpin.
Menurut Lao Tzu, pemimpin yang baik adalah seseorang yang membantu
mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi
memerlukan pemimpinnya itu.
Sedangkan menurut Pancasila, pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh
yang mendorong , menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata
lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila adalah :
Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan
sifat dan perbuatan menjadikan dirinya pola anutan dan
ikutan bagi orang-orang yang di pimpinnya.
Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu
membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada
orang-orang yang dibimbingnya.
Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mendorong orang-
orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup
bertanggung jawab.
Seorang pemimpin dapat memiliki prestasi yang tinggi bagi dirinya sendiri,
namun alangkah baiknya seorang pemimpin dapat menumbuhkan dan
mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan
memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menuentukan tujuan
organisasi, memotivasi prilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang
diinginkan pihak lainnya. The art of influencing and directing meaninsuch
away to abatain their willing obdience, confidence, respect, and loyal
coorperation in order to accomplish the mission. Kepemimpinan adalah seni
untuk mempengaruhi dan menggerakan orang-orang sedemikian rupa untuk
memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, kerjasama secara royal untuk
menyelesaikan tugas Field Manual 22-100.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau
melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin,
kepemimpinan, serta kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki
keterikatan yang tidak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi seorang
pemimpin banyak faktor yang mempengaruhi. Pemimpin yang berhasil
hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau
pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat,
sifat, atau kewenangan yang dimiliki yang sangat berpengaruh terhadap teori
maupun Gaya Kepemimpinan yang akan di terapkan.
B. TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat penting untuk mengkaji sejauh mana
kepemimpinan dalam suatu organisasi dikatakan telah dapat dilaksanakan secara
efektif serta menunjang produktifitas organiasi secara keseluruhan. Menurut
Wirawan ( 2013 ) beberapa teori tersebut adalah :
Style ini dianggap bukan sebagai metode terbaik, namun demikian pada kondisi
tertentu dimana diperlukan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
yang sangat cepat, style ini sangat bermanfaat. Selain itu autocratic leadership
sangat bermanfaat jika bawahan tidak mengerti dengan tugas-tugasnya
sedangkan keputusan harus segera diambil.
1. Adolf Hitler
Sosok kepemimpinan Hitler dimata rakyat Jerman dan Dunia Internasional
dikenal sebagai pemimpin yang bergaya otokratis dan diktator. Hitler
menggunakan suatu pendekatan dengan cara memanfaatkan keadaan ekonomi
yang buruk (karena inflasi yang besar-besaran sehingga mengakibatkan adanya
hutang terhadap Amerika, dalam kredit jangka pendek). Yang membuat
kebijakan adanya kredit jangka pendek Amerika adalah Pemerintahan Weimar,
yang disebut sebagai kemerosotan Weimar. Dengan adanya hutang tersebut
sudah dibayar lunas, maka masyarakat kembali hidup mewah, tetapi disisi lain
banyak warga yang merasakan kesengsaraan. Dengan adanya kejadian ini
maka banyak rakyat yang tidak setuju dengan kemrosotan Weimar ini, dan
ingin kembali hidup lama yang sederhana, (bergabung dengan masuk Ke NAZI
kecil), ini terjadi pada tahun 1920 an.
2. Soeharto
Presiden yang berhasil menggulingkan presiden pertama ini memiliki tipe
Otokratik dalam memimpin. Dengan kemampuan politik dan kekuasaan yang
begitu besar membuat beliau dapat memimpin Indonesia selama 32 tahun.
Dengan tipe Militeristik, beliau sering memimpin dengan perintah karena
beliau sebelumnya merupakan tentara Indonesia. Selain itu beliau juga menarik
simpati bangsa dengan membangun berbagai kemajuan bagi Indonesia,
sehingga rakyat terpedaya oleh kemajuan padahal mereka juga dibodohi oleh
kekuasaan otoriter. Jadi beliau memimpin dengan tipe Otokratik, tipe
3. Saddam Hussein
Seperti ciri dari pemimpin yang otokratis, Saddam dalam memimpin Irak
memiliki ambisi pribadi, dia ingin menjadi penguasa, tak hanya penguasa Irak
tapi juga penguasa Arab. Saddam rela menggunakan berbagai cara untuk
melanggengkan ambisinya tersebut, termasuk dengan cara-cara represif. Dia
tanpa segan melakukan tindakan represif pada orang-orang maupun pihak yang
berseberangan dengannya. Selama masa pemerintahannya, ia kerap kali
melakukan manuver yang cukup ekstrim. Ia menganggap bawahannya sebagai
alat untuk dapat mewujudkan ambisinya. Seperti namanya, Saddam adalah
orang yang keras kepala dan tidak mau menerima saran atau kritik dari
bawahannya apabila itu berseberangan dari tujuannya. Dia telah membawa Irak
menjalani peperangan tiada akhir, seperti perang Teluk 1 dan perang Teluk 2.
Sikap represif dari Saddam Hussein banyak mendapat kecaman dari berbagai
pihak, pihak terdepan adalah Amerika Serikat. Ia harus menerima konsekuensi
dari sikapnya tersebut. Banyak peringatan dari PBB maupun pengerahan militer
dari AS harus ia rasakan, disini pihak yang paling merasakan dampak dari sikap
egois Saddam adalah masyarakat Irak yang tak bersalah. Dan dari sinilah
Saddam mulai dibenci dan dukungan terhadapnya mulai berkurang.
Saddam Hussein juga memiliki ciri pemimpin yang militeristis. Untuk
mewujudkan ambisinya pasti ia menuntut tak hanya dirinya sendiri, tapi juga
bawahannya untuk selalu disiplin. Disiplin dalam segala hal terutama disiplin
memanfaatkan waktu. Ia sering menggunakan sistem perintah dalam
menggerakkan bawahannya. Tak salah jika ia adalah pemimpin yang ditakuti
pada masanya.
Pimpinan dengan gaya situasi ini berpendapat bahwa tugasnya adalah menjaga dan
menjamin kebebasan tersebut serta menyediakan segala kebutuhan dan fasilitas yang
dibutuhkan organisasi, atau orang yang dipimpinnya guna menyelenggarakan
organisasinya. Suasana kerja seperti ini akan menimbulkan berbagai hal yang negatif
diantaranya adalah:
a. Pimpinan kurang memiliki kemampuan atau kecakapan memimpin lebih-lebih bila ada
anggota yang dianggap lebih mampu dari dirinya.
b. Pimpinan tidak memiliki semangat kerja.
c. Komunikasi yang tidak mementingkan upaya, letak tempat yang berjauhan.
Gaya Kepemimpinan Kendali Bebas sangat tepat diaplikasikan pada organisasi yang
diisikan orang dengan keahlian tinggi dan dan mampu bekerja sendiri. Gaya
Kepemimpinan Kendali Bebas tidak cocok diterapkan pada kelompok organisasi yang
kurang berpengalaman dalam menyelesaikan tugasnya (Lewin, 1939).
Berdasarkan kepribadian :
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Kepemimpinan dan kekuasaan memiliki keterikatan yang sulit untuk
dipisahkan. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa
kriteria, salah satunya adalah gaya kepemimpinan yang dimilikinya. Dari
ulasan diatas, dapat kami simpulkan bahwa, gaya kepemimpinan yang
paling baik diterapkan adalah gaya kepemimpinan demokratik karena
gaya kepemimpinan ini lebih melibatkan partisipasi bawahan dalam
pengambilan keputusan, dimana gaya kepemimpinan ini menekankan adanya
kerjasama tim sementara pemimpin memposisikan dirinya sebagai fasilitator
dalam membangun sinergi antar individu dalam kelompok. Sehingga
pemimpinnya mampu mengetahui kondisi dan kebutuhan bawahan dalam
melaksanakan tugas. Dengan demikian, bawahan akan menghormati pemimpin,
dan pemimpin menghargai dan menuntun bawahannya untuk pencapaian tujuan
bersama.
SARAN
Jiwa kepemimpinan sangat diperlukan dalam setiap diri manusia. Jiwa
kepemimpinan perlu di pupuk dan dikembangkan. Paling tidak kita
mampu untuk memimpin diri kita sendiri. Begitu banyak gaya
kepemimpinan yang dapat kita terapkan dalam memimpin, maka dari itu
bijak-bijaklah kita memilih gaya kepemimpinan apa yang cocok untuk
kita terapkan dalam kepemimpinan kita. yang paling penting adalah
bahwa kita mampu mempengaruhi anggota/bawahan untuk bekerja sama
untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan.
DAFTAR PUSTAKA
Wirawan. 2013. Kepemimpinan : Teori, Psikologi, Perilaku organisasi, Aplikasi
dan Penelitian. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada
Enceng dkk (TIM FISIP UT). 2007. Kepemimpinan. (Edisi II) Jakarta: Universitas
Terbuka