LP BBLR Linda
LP BBLR Linda
LP BBLR Linda
OLEH :
NURLINDA, S.Kep
20.04.005
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) (
)
Keperawatan Anak.Nurlinda 1
T.A 2020/2021
I. KONSEP MEDIS
A. Pengertian
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan
kurang dari 2500 gram pada waktu lahir (Amru sofian,2012).
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru alhir yang
berat badannya 2500 gram atau lebih rendah. Dalam definisi ini tidak
termasuk bayi-bayi dengan berat badan kurang dari 1000 gram.
(Nugroho Iman santosa)
Bayi berat badan lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (WHO). Berat badan lahir
rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada
waktu lahir. (Huda dan Hardhi, NANDA NIC-NOC, 2013).
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru
lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan
usia gestasi (Wong,2009).
BBLR merupakan bayi (neonates) yang lahir dengan memiliki
berat badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram.
(Hidayah,2005).
B. Klasifikasi BBLR
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat
lahir rendah dibedakan dalam beberapa macam (Abdul Bari
saifuddin,2001) :
1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1500 gram-2500
gram.
2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR),berat alhir kurang dari
1500 gram.
Keperawatan Anak.Nurlinda 2
3. Bayi Berta Lahir Ekstrem Rendah (BBLER) berat lahir kurang
dari 1000 gram.
Sedangkan menurut WHO membagi Umur kehamilan dalam tiga
kelompok :
1. Preterm : kurang dari 37 minggu lengkap.
2. Aterm : mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu
lengkap.
3. Pos term : 42 minggu lengkap atau lebih.
Ada dua macam BBLR yaitu :
1. Prematuritas murni atau bayi yang kurang bulan (KB/SMK) : bayi
yang dilahirkan dengan umur kurang dari 37 minggu dengan berat
badan sesuai.
2. Dismaturitas : bayi .lahir dengan berat badan kurang dari
seharusnya untuk masa gestasi itu.
C. Etiologi
Menurut huda dan Hardhi dalam NANDA NIC-NOC (2013).
Penyebab kelahiran bayi berat badan lahir rendah,yaitu :
1. Prematur Murni
Premature Murni adalah neonates dengan usia kehamilan
kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan yang sesuai
dengan masa kehamilan atau disebut juga neonates preterm atau
BBLR. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya persalinan
premature atau BBLR adalah :
a. Faktor ibu :
1) Riwayat kelahiran premature sebelumnya.
2) Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun.
3) Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.
4) Penyakit ibu : HT, jantung, gangguan pembuluh darah
(perokok).
Keperawatan Anak.Nurlinda 3
5) Primigravidarum.
6) Usia ibu < 20 tahun.
b. Faktor kehamilan
c. Faktor janin
Seperti cacat bawaan,infeksi dalam rahim dan kehamilan
ganda, anomaly congenital.
d. Faktor kebiasaan : pekerjaan yang melelahkan.
Karakteristik yang dapat ditemukan pada Premature Murni
adalah :
1) LK <33 cm, LD < 30 cm.
2) Gerakan otot bmasih hipotonis.
3) Umur kehamilan <37 minggu.
4) Kepala lebih besar dari badan dan memiliki rambut tipis dan
halus.
5) Pernapasan belum normal dan sering terserang apnea.
6) Kulit tipis, lanugo banyak terutama pada bagian dahi dan
pelipis lengan.
7) Genetelia belum sempurna, pada wanita labia minora belum
tertutup oleh labia mayora, pada laki-laki testis belum turun.
8) Reflek menelan dan reflek batuk masih lemah.
2. Dismature
Dismatur (IUGR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan
kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan
dikarenakan mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan.
Menurut Renfield (1975) IUGR dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Proportionate IUGR
Janin yang menderita distress yang lama dimana gangguan
pertumbuhan terjadi berminggu-minggu.
b. Disporpotionate IUGR
Keperawatan Anak.Nurlinda 4
Terjadi karena distress subakut gangguan terjadi beberapa
minggu sampai beberapa hari sampai janin lahir. Factor-faktor
yang mempengaruhi BBLR pada dismatur adalah :
1) Faktor ibu (HT,GGK,perokok,DM,toksemia, dan hipoksia
ibu)
2) Faktor utery dan plasenta (uterus bicornis,infark
plasenta,insersi tali pusat).
3) Faktor janin (kelainan kromosom,gamelli,cacat bawaan,
infeksi dalam kandungan)
4) Penyebab lain : keadaan sosial ekonomi yang rendah.
Keperawatan Anak.Nurlinda 5
D. Patofisiologi (Pathway)
Keperawatan Anak.Nurlinda 6
E. Manisfestasi Klinis
Menurut Huda dan Hardhi. (2013) tanda dan gejala dari bayi berat
badan rendah adalah :
1. Sebelum lahir
a. Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan.
b. Pergerakan janin lebih lambat.
c. Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai yang
seharusnya.
2. Setelah bayi lahir
a. Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin.
b. Bayi premature yang alhir sebelum kehamilan 37 minggu.
c. Bayi small for date sama dengan bayi retradasi pertumbuhan
intra uterine.
d. Bayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam
tubuhnya.
Selain itu ada gambaran klinis BBLR secara umum adalah :
1. Berat badan dari 2500 gram.
2. Panjang kurang dari 45 cm.
3. LD < 30 cm.
4. LK < 33 cm.
5. Umur kehamilan < 37 minggu
6. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang.
7. Otot hipotonik lemah.
8. Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea.
9. Ekstremitas : paha abduks, sendi lutut atau kaki fleksi-lurus.
F. Komplikasi BBLR
Keperawatan Anak.Nurlinda 7
Ada beberapa hal yang dapat terjadi apabila BBLR tidak ditangani
secepatnya menurut Mitayanti, 2009 yaitu :
1. Sindrom aspirasi mekonium (menyababkan kesulitan bernapas pada
bayi).
2. Hipoglikemia simtomatik.
3. Penyakit membrane hialin disebabkan karena surfaktan paru belum
sempurna,sehingga alveoli kolaps. Sesudah bayi mengadakan
inspirasi, tidak tertinggal udara residu dalam alveoli, sehingga selalu
dibutuhkan tenaga negative yang tinggi untuk yang berikutnya.
4. Asfiksia neonetorom.
5. Hiperbulirubinemia.
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia.
2. Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan.
3. Titer torch sesuai indikasi.
4. Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi.
5. Pemantauan elektrolit.
6. Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan (mis : fhoto thorak)
H. Penatalaksanaan BBLR
1. Penanganan bayi.
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi. Maka semakin
besar perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi
serangan sianosis lebih besar. Semua perawatan bayi harus
dilakukan didalam incubator.
2. Pelestarian suhu tubuh.
Untuk mencegah hipotermi diperlukan lingkungan yang cukup
hangat dan istirahat konsumsi O2 yang cukup. Bila dirawat dalam
incubator maka suhunya untuk bayi dengan BB 2 kg adalah 35C dan
untuk bayi dengan BB 2-2,5 kg adalah 34c. bila tidak ada incubator
Keperawatan Anak.Nurlinda 8
hanya dipakai popok untuk memudahkan pengawasan mengenai
keadaan umum, warna kulit,pernafasan, kejang dan
sebagainyasehingga penyakit dapat dikenali sedini mungkin.
3. Inkubator
Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui jendela atau lengan
baju. Sebelum memasukan bayi kedalam incubator. Incubator
terlebih dahulu dihangatkan sampai sekitar 29,4 C untuk bayi
dengan BB 1,7 kg dan 32,20 C untuk bayi yang lebih kecil.
4. Pemberian oksigen
Konsentrasi O2 diberikan sekitar 30-35% dengan menggunakan
head box.
5. Pencegahan infeksi
Prosedur pencegahan infeksi adalah sebagai berikut :
a. Mencuci tangan samoai kesiku dengan sabun dan air mengalir
selama 2 menit.
b. Mencuci tangan dengan zat antiseptic sebelum dan sesudah
memegang bayi.
6. Pemberian makanan.
Pemberian makanan sedini mungkin sangat dianjurkan untuk
membantu terjadinya hipoglikemi dan hiperbilirubin. ASI
merupakan pilihan utama, dianjurkan untuk minum pertama
sebanyak 1 mllarutan glucose 5% yang steril untuk bayi dengan
berat badan kurang dari 1000 gram.
Keperawatan Anak.Nurlinda 9
a. Riwayat antenatal :
1) Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, HT,gizi
buruk,merokok, ktergantungan obat-obatan,DM, penyakit
kardiovaskuler dan paru.
2) Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya
kelahiran multiple,kelainan congenital.
3) Riwayat komplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang
sangat erat dengat permasalahan pada bayi baru lahir.
4) Kala I : perdarahan antepartumbaik solusio plasenta maupun
plasenta previa.
5) Kala II :persalinan dengan tindakan pembedahan, karena
pemakaian obat penenang (narkose) yang dapat menekan
system pusat pernafasan.
b. Riwayat post natal :
1) Apgar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit
kedua (0-3), asfiksia berat (4-6), asfiksia sedang (7-10)
asfiksia ringan.
2) Berat badan lahir : preterm atau BBLR < 2500 gram, untuk
aterm 2500 gram, LK kurang atau lebih dari normal (34-36)
3) Pola nutrisi yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR
gangguan absorbsi gastrointestinal, muntah, aspirasi,
kelemahan menghisap sehingga perlu diberikan cairan
parenteral atau personde sesuai dengan kondisi bayi untuk
mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk
mengoreksi dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi
disamping untuk pemberian obat intravena.
4) Pola eliminasi yang perlu dikaji pada neonates adalah BAB :
frekuensi,jumlah,konsisten. BAK : frekuensi dan jumlah.
5) Latar belakang sosial budaya kebudayaan yang berpengaruh
terhadap BBLR kebiasaan ibu merokok, obat-obatan jenis
psikotropika, kebiasaan ibu mengkonsumsi minuman
Keperawatan Anak.Nurlinda 10
beralkohol, dan kebiasaan ibu melakukan diet ketat atau
pantangan makanan tertentu.
6) Hubungan psikologis . sebaiknya segera setelah bayi baru
alhir dilakukan rawat gabung dengan ibu jika kondisi bayi
memungkinkan.
7) Keadaan umum : Pada neonates dengan BBLR keadaannya
lemah dan hanya merintih.kesadaran neonates dapat dilihat
dari responnya terhadap rangsangan. Adanya BB yang stabil,
panjang badan sesuai dengan usianya tidak ada pembesaran
lingkar kepala dapat menunjukan kondisi neonatos yang
baik.
8) Tanda-tanda vital : Neonates post asfiksia berat kondisi akan
baik apabila penanganan asfiksia benar, tepat dan cepat.
Suhu normal pada tubuh bayi n (36 C-37,5C), nadi normal
antara (120-140 x/m), untuk respirasi normal pada bayi (40-
60 x/m), sering pada bayi post asfiksia berat respirasi sering
tidak teratur.
9) Kulit : Warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstremitas
berwarna biru, pada bayi preterm terdapat lanugo dan
verniks.
10) Kepala : Kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau
cephal haematom, ubun-ubun besar cekung atau cembung
kemungkinan adanya peningkatan tekanan intrakranial.
11) Mata : Warna conjungtiva anemis atau tidak anemis, tidak
ada bleeding conjungtiva, warna sklera tidak kuning, pupil
menunjukan refleksi terhadap cahaya.
12) Hidung : Terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat
penumpukan lender.
13) Mulut : Bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau
tidak.
14) Telinga : Perhatiakan kebersihannya dan adanya kelainan.
Keperawatan Anak.Nurlinda 11
15) Leher : Perhatikan keberhasilannya karena leher neonates
pendek.
16) Thorak : Bentuk simetris,terdapat tarikan
intercostals,perhatikan suara wheezing dan ronchi,frekwensi
bunyi jantung lebih dari 100x/m.
17) Abdomen : Bentuk silindris,hepar bayi terletak 1-2 cm
dibawah ascus costae pada garis papilla mamae, lien tidak
teraba, perut buncit berarti adanya asites atau tumor, perut
cekung adanya hernia diafragma,bising usus timbul 1-2 jam
setelah masa kelahiran bayi, sering terdapat retensi karena GI
tract belum sempurna.
18) Umbilicus : Tali pusat layu, perhatikan ada perdarahan atau
tidak adanya tanda-tanda infeksi pada tali pusat.
19) Genetalia : Pada neonates aterm testis harus turun, lihat
adakah kelainan letak muara uretra pada neonates laki-laki,
neonates perempuan lihat labia mayir dan labia minor,
adanya sekresi mucus keputihan, kadang perdarahan.
20) Anus : Perhatikan adanya darah dalam tinja,frekwensi buang
air besar serta warna dari feces.
21) Ekstremitas : Warna biru,gerakan lemah, akral dingin,
perhatikan adanya patah tulang atau adanya kelumpuhan
syraf atau keadaan jari-jari tangan serta jumlahnya.
22) Reflex : Pada neonates preterm post asfiksia berat rflek moro
dan sucking lemah. Reflek moro dapat memberi keterangan
mengenai keadaan susunan syaraf pusat atau adanya patah
tulang.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang bisa ditegakkan oleh seorang perawat pada bayi
dengan BBLR yaitu:
Keperawatan Anak.Nurlinda 12
1. Pola nafas yang tidak efektif yang berhubungan dengan imaturitas
pusat pernapasan, keterbatasan perkembangan otot penurunan otot
atau kelemahan, dan ketidakseimbangan metabolik
2. Resiko termoregulasi inefektif yang berhubungan dengan SSP
imatur (pusat regulasi residu, penurunan massa tubuh terhadap area
permukaan, penurunan lemak subkutan, ketidakmampuan merasakan
dingin dan berkeringat, cadangan metabolik buruk)
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan
penurunan simpanan nutrisi, imaturitas produksi enzim, otot
abdominal lemah, dan refleks lemah.
4. Resiko infeksi yang berhubungan dengan pertahanan imunologis
yang tidak efektif
5. Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan usia
dan berat ekstrem, kehilangan cairan berlebihan (kulit tipis), kurang
lapisan lemak, ginjal imatur/ kegagalan mengonsentrasikan urine.
6. Resiko cedera akibat bervariasinya aliran darah otak, hipertensi atau
hipotensi sistemik, dan berkurangnya nutrient seluler (glukosa dan
oksigen) yang berhubungan dengan system sraf sentral dan respons
stress fisiologis imatur.
7. Nyeri yang berhubungan dengan prosedur, diagnosis dan tindakan.
8. Resiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang
berhubungan dengan kelahiran premature, lingkungan NICU tidak
alamiah, perpisahan dengan orang tua.
9. Resiko gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan
imobilitas, kelembaban kulit.
10. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kondisi penyakit bayinya
ditandai dengan orang tua klien tampak cemas dan khawatir malihat
kondisi bayinya, dan berharap agar bayinya cepat sembuh.
C. Rencana Keperawatan
Keperawatan Anak.Nurlinda 13
1. Pola nafas yang tidak efektif yang berhubungan dengan imaturitas
pusat pernapasan, keterbatasan perkembangan otot penurunan otot
atau kelemahan, dan ketidakseimbangan metabolic.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan, pola napas kembali
efektif.
Kriteria hasil :
a. Neonatus akan mempertahankan pola pernapasan periodik
b. Membran mukosa merah muda.
Intervensi Rasional
Mandiri:
a. Kaji frekwensi dan pola a. Membantu dalam membedakan periode
pernapasan, perhatikan adanya perputaran pernapasan normal dari
apnea dan perubahan frekwensi serangan apnetik sejati, terutama sering
jantung. terjadi pad gestasi minggu ke-30
b. Isap jalan napas sesuai kebutuhan b. Menghilangkan mukus yang neyumbat
jalan napas
c. Posisikan bayi pada abdomen atau c. Posisi ini memudahkan pernapasan dan
posisi telentang dengan gulungan menurunkan episode apnea, khususnya
popok dibawah bahu untuk bila ditemukan adanya hipoksia,
menghasilkan hiperekstensi asidosis metabolik atau hiperkapnea
d. Tinjau ulang riwayat ibu terhadap d. Magnesium sulfat dan narkotik
obat-obatan yang akan menekan pusat pernapasan dan aktifitas
memperberat depresi pernapasan SSP
pada bayi
Kolaborasi :
a. Pantau pemeriksaan laboratorium
sesuai indikasi
b. Berikan oksigen sesuai indikasi e. Hipoksia, asidosis netabolik,
hiperkapnea, hipoglikemia,
hipokalsemia dan sepsis memperberat
Keperawatan Anak.Nurlinda 14
serangan apnetik
c. Berikan obat-obatan yang sesuai f. Perbaikan kadar oksigen dan
indikasi karbondioksida dapat meningkatkan
fungsi pernapasan
Keperawatan Anak.Nurlinda 15
stres karena rasa dingin
e. Pantau penambahan berat badan e. Ketidakadekuatan penambahan berat
berturut-turut. Bila penambahan badan meskipun masukan kalori adekuat
berat badan tidak adekuat, dapat menandakan bahwa kalori
tingkatkan suhu lingkungan digunakan untuk mempertahankan suhu
sesuai indikasi. lingkungan tubuh, sehingga memerlukan
peningkatan suhu lingkungan.
f. Perhatikan perkembangan f. Tanda-tanda hip[ertermi ini dapat
takikardia, warna kemerahan, berlanjut pada kerusakan otak bila tidak
diaforesis, letargi, apnea atau teratasi.
aktifitas kejang. g. Stres dingin meningkatkan kebutuhan
Kolaborasi : terhadap glukosa dan oksigen serta dapat
a. Pantau pemeriksaan mengakibatkan masalah asam basa bila
laboratorium sesuai indikasi bayi mengalami metabolisme anaerobik
(GDA, glukosa serum, elektrolit bila kadar oksigen yang cukup tidak
dan kadar bilirubin) tersedia. Peningkjatan kadar bilirubin
b. Berikan obat-obat sesuai dengan indirek dapat terjadi karena pelepasan
indikasi : fenobarbital asam lemak dari meta bolisme lemak
coklat dengan asam lemak bersaing
dengan bilirubin pada pada bagian ikatan
di albumin.
h. Membantu mencegah kejang berkenaan
dengan perubahan fungsi SSP yang
disebabkan hipertermi
i. Memperbaiki asidosis yang dapat terjadi
pada hiportemia dan hipertermia
Keperawatan Anak.Nurlinda 16
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan
penurunan simpanan nutrisi, imaturitas produksi enzim, otot
abdominal lemah, dan refleks lemah.
Tujuan : Nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan.
Kriteria hasil :
a. Bayi mendapat kalori dan nutrient esensial yang adekuat.
b. Mempertahankan pertumbuhan dan peningkatan berat badan
dalam kurva normal dengan penambahan berat badan tetap,
sedikitnya 20-30 gram/hari.
Intervensi Rasional
Mandiri : a. Menentukan metode pemberian makan
a. Kaji maturitas refleks berkenaan yang tepat untuk bayi
dengan pemberian makan
(misalnya : mengisap, menelan,
dan batuk)
b. Auskultasi adanya bising usus, b. Pemberian makan pertama bayi stabil
kaji status fisik dan statuys memiliki peristaltik dapat dimulai 6-12
pernapasan jam setelah kelahiran. Bila distres
pernapasan ada cairan parenteral di
indikasikan dan cairan peroral harus
ditunda
c. Kaji berat badan dengan c. Mengidentifikasikan adanya resiko
menimbang berat badan setiap derajat dan resiko terhadap pola
hari, kemudian dokumentasikan pertumbuhan. Bayi SGA dengan
pada grafik pertumbuhan bayi kelebihan cairan ekstrasel kemungkinan
kehilangan 15% BB lahir. Bayi SGA
mungkin telah mengalami penurunan
berat badan dealam uterus atau
mengalami penurunan simpanan
Keperawatan Anak.Nurlinda 17
lemak/glikogen.
d. Pantau masuka dan dan d. Memberikan informasi tentang masukan
pengeluaran. Hitung konsumsi aktual dalam hubungannya dengan
kalori dan elektrolit setiap hari perkiraan kebutuhan untuk digunakan
dalam penyesuaian diet.
e. Kaji tingkat hidrasi, perhatikan e. Peningkatan kebutuhan metabolik dari
fontanel, turgor kulit, berat jenis bayi SGA dapat meningkatkan
urine, kondisi membran mukosa, kebutuhan cairan. Keadaan bayi
fruktuasi berat badan. hiperglikemia dapat mengakibatkan
diuresi pada bayi. Pemberian cairan
intravena mungkin diperlukan untuk
memenuhi peningkatan kebutuhan,
tetapi harus dengan hati-hati ditangani
untuk menghindari kelebihan cairan
f. Kaji tanda-tanda hipoglikemia; f. Karena glukosa adalah sumber utama
takipnea dan pernapasan tidak dari bahan bakar untuk otak,
teratur, apnea, letargi, fruktuasi kekurangan dapat menyebabkan
suhu, dan diaphoresis. Pemberian kerusakan SSP permanen.hipoglikemia
makan buruk, gugup, menangis, secara bermakna meningkatkan
nada tinggi, gemetar, mata mobilitas mortalitas serta efek berat
terbalik, dan aktifitas kejang. yang lama bergantung pada durasi
masing-masing episode.
Kolaborasi : Kolaborasi :
a. Pantau pemeriksaan laboratorium a. Hipoglikemia dapat terjadi pada awal 3
sesuai indikasi : Glukas serum. jam lahir bayi SGA saat cadangan
Nitrogen urea darah, kreatin, glikogen dengan cepat berkurang dan
osmolalitas serum/urine, elektrolit glukoneogenesis tidak adekuat karena
urine penurunan simpanan protein obat dan
b. Berikan suplemen elektrolit sesuai lemak.
indikasi misalnya kalsium b. Mendeteksi perubahan fungsi ginjal
glukonat 10% berhubungan dengan penurunan
Keperawatan Anak.Nurlinda 18
simpanan nutrien dan kadar cairan
akibat malnutrisi.
c. Ketidakstabilan metabolik pada bayi
SGA/LGA dapat memerlukan suplemen
untuk mempertashankan homeostasis.
Keperawatan Anak.Nurlinda 19
Tujuan : Cairan terpenuhi.
Kriteria hasil :
a. Bebas dari tanda-tanda dehidrasi
b. Menunjukan penambahan berat badan 20-30 gram/hari.
Intervensi Rasional
Mandiri : a. Pengeluaran harus 1-3 ml/kg/jam,
a. Bandingkan masukan dan sementara kebutuhan terapi cairan kira-
pengeluaran urine setiap shift dan kira 80-100 ml/kg/hari pada hari
keseimbangan kumulatif setiap pertama, meningkat sampai 120-140
periodik 24 jam ml/kg/hari pada hari ketiga postpartum.
Pengambilan darah untuk tes
menyebabkan penurunan kadar Hb/Ht.
b. Pantau berat jenis urine setiap b. Meskipun imaturitas ginjal dan
selesai berkemih atau setiap 2-4 ketidaknyamanan untuk
jam dengan menginspirasi urine mengonsentrasikan urine biasanya
dari popok bayi bila bayi tidak mengakibatkan berat jenis yang rendah
tahan dengan kantong penampung pada bayi preterm ( rentang
urine. normal1,006-1,013). Kadar yang
rendah menandakan volume cairan
berlebihan dan kadar lebih besar dari
1,013 menandakan ketidakmampuan
masukan cairan dan dehidrasi.
c. Evaluasi turgor kulit, membran c. Kehialangan atau perpindahan cairan
mukosa, dan keadaan fontanel yang minimal dapat dengan cepat
anterior. menimbulkan dehidrasi, terlihat oleh
turgor kulit yang buruk, membran
mukosa kering, dan fontanel cekung.
d. Pantau tekanan darah, nadi, dan d. Kehilangan 25% volume darah
tekanan arterial rata-rata (TAR) mengakibatakan syok dengan TAR <
25 mmHg menandakan hipotensi.
Kolaborasi : e. Dehidrasi meningkatkan kadar Ht
Keperawatan Anak.Nurlinda 20
a. Pantau pemeriksaan laboratorium diatas normal 45-53% kalium serum
sesuai dengan indikasi Ht f. Hipoglikemia dapat terjadi karena
b. Berikan infus parenteral dalam kehilangan melalui selang nasogastrik
jumlah lebih besar dari 180 ml/kg, diare atau muntah.
khususnya pada PDA, displasia g. Penggantian cairan darah menambah
bronkopulmonal (BPD), atau volume darah, membantu
entero coltis nekrotisan (NEC) mengenbalikan vasokonstriksi akibat
c. Berikan tranfusi darah. dengan hipoksia, asidosis, dan pirau
kanan ke kiri melalui PDA dan telah
membantu dalam penurunan
komplikasi enterokolitis nekrotisan dan
displasia bronkopulmonal.
h. Mungkin perlu untuk mempertahankan
kadar Ht/Hb optimal dan menggantikan
kehilangan darah.
Keperawatan Anak.Nurlinda 21
resiko peningkatan TIK
b. Organisasikan asuhan selama b. Untuk meminimalkan gangguan tidur
jamsibuk normal sebanyak dan kebisingan intermiten yang sering
mungkin
c. Tutup dan buka kelambu dan c. Untuk memungkinkan jadwal siang
lampu tidur dan malam
d. Tutup inkubator dengan kain dan d. Untuk mengurangi cahaya dan tidak
pasang tanda “jangan diganggu” membangunkan periode istirahat bayi
e. Kaji dan tangani nyeri e. Nyeri meningkatkan tekanan darah
menggunakan metode
farmakologis dan non-
farmakologis
f. Kenali tanda stres fisik dan f. Untuk segera memberi intervensi yang
stimulasi berlebih memadai
g. Hindari obat dan larutan hipertonis g. Akan meningkatkan tekanan darah otak
h. Pertahankan oksigenasi yang h. Hipoksia akan meningkatkan aliran
adekuat darah otak tekanan intrakranial
i. Hindari memutar kepala ke i. Akan mengurangi aliran arteri karotis
samping tiba-tiba dan oksigenasi ke otak
7. Nyeri yang berhubungan dengan prosedur, diagnosis dan tindakan.
Tujuan : Pasien tidak memperlihatkan adanya nyeri yang
dirasakan.
Kriteria hasil :
a. Pasien tidak merintih atau menangis kesakitan.
b. Pasien tidak memperlihatkan tanda nyeri atau tanda nyeri yang
minimal.
Intervensi Rasional
a. Kaji keefektifan upaya kontrol a. Beberapa upaya (misalnya menggosok)
nyeri non farmakologis dapat meningkatkan distres bayi
prematur
Keperawatan Anak.Nurlinda 22
b. Dorong orang tua untuk b. Sebagai orang tua bayi, kenyamanan
memberikan upaya kenyamanan lebih efektif diberikan langsung oleh
bila mungkin orang tua kepada bayinya
c. Tunjukkan sikap sensitif dan c. Seorang bayi sangat membutuhkan kasih
kasih sayang pada bayi sayang, khususnya dari orang tua
Keperawatan Anak.Nurlinda 23
c. Ganti pakaian setiap basah. c. Untuk meminimalisir terjadinya iritasi
pada kulit bayi
d. Jaga kebersihan tempat tidur. d. Untuk mencegah kerusakan kulit pada
e. Lakukan mobilisasi tiap 2 jam. bayi
Keperawatan Anak.Nurlinda 24
DAFTAR PUSTAKA
Keperawatan Anak.Nurlinda 25
Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka
Wilkinson, Judith M. 2013. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC.
Keperawatan Anak.Nurlinda 26
OLEH :
NURLINDA, S.Kep
20.04.005
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
DATA BAYI
1. REFLEKS
Moro ( Tidak ada )
Keperawatan Anak.Nurlinda 27
Menggenggam ( √ )
Mengisap ( √ )
2. TONUS/AKTIFITAS
a. Aktif ( √ )
Letargi ( Tidak )
Kejang ( Tidak )
b. Menangis Keras ( Tidak )
Lemah ( √ )
Melengking ( Tidak )
Sulit Menangis ( Tidak )
3. KEPALA/LEHER
a. Frontanel Anterior :
Lunak ( √ )
Datar ( Tidak )
Tegas ( Tidak )
Menonjol ( √ )
Cekung ( Tidak )
b. Sutura Sagitalis :
Tepat ( √ )
Terpisah ( Tidak )
Menjauh ( Tidak )
c. Gambaran Wajah :
Simetris ( √ )
Asimetris ( Tidak )
d. Molding :
Caput Succedenum ( Tidak ada )
Cephalo hematoma ( Tidak ada )
4. MATA
Bersih ( √ )
Sekret ( Tidak ada )
5. THT
Keperawatan Anak.Nurlinda 28
a. Telingan Normal ( √ )
Abnormal ( Tidak )
b. Hidung Normal ( √ )
Abnormal ( Tidak )
6. ABDOMEN
a. Lunak ( √ )
Tegas ( Tidak )
Datar ( Tidak )
Kembung ( Tidak )
b. Lingkar perut ( 26 cm )
c. Liver
Kurang dari 2 cm ( √ )
Lebih dari 2 cm ( Tidak )
7. TORAKS
a. Simetris ( √ )
Asimetris ( Tidak )
b. Retraksi Derajat 1 ( Tidak )
Retraksi Derajat 2 ( Tidak )
Retraksi Derajat 3 ( Tidak )
Retraksi Derajat 4 ( Tidak )
c. Klavikula :
Normal ( √ )
Abnormal ( Tidak )
8. PARU-PARU
a. Suara Nafas Kanan Kiri Sama ( √ )
Suara Nafas Kanan Kiri Tidak Sama ( Tidak )
b. Bunyi Nafas Semua di lapang paru
Terdengar ( √ )
Tidak Terdengar ( Terdengar )
Menurun ( √ )
c. Suara Nafas :
Keperawatan Anak.Nurlinda 29
Bersih ( √ )
Ronchi ( Tidak )
Rales ( Tidak )
Sekresi ( Tidak )
d. Respirasi Spontan ( - )
Alat Bantu ( Tidak )
pemberian oksigen
9. JANTUNG
a. Bunyi Nafas Sinus Rhytm ( )
b. Murmur ( )
PMI ( )
c. Waktu pengisian kapiler
Kurang dari 2 detik ( √ )
Lebih dari 2 detik ( Tidak )
10. EKSTREMITAS
a. Gerakan Bebas ( √ )
Rom Terbatas ( Tidak )
Tidak Di kaji ( - )
b.
Keperawatan Anak.Nurlinda 30
Drainage ( Tidak ada )
c) Jumlah Pembuluh Darah ( )
d) Ekstremitas atas
Normal ( √ )
Abnormal ( Tidak )
tampak sianosis
e) Ekstremitas Bawah
Normal ( √ )
Abnormal ( Tidak ada )
tampak sianosis
f) Panggul Normal ( √ )
Abnormal ( Tidak ada )
11. GENITAL
Perempuan/Laki-laki Laki-laki
Normal ( √ )
Abnormal ( Tidak )
12. ANUS
Paten ( √ )
Imperforata ( Tidak )
13. SPINA
Normal ( √ )
Abnormal ( Tidak )
14. KULIT
a. Warna
Pink ( √ )
Pucat ( Tidak )
Jaundice ( Tidak )
b. Sianosis pada Kuku ( Tidak )
Sirkumoral ( √ )
Keperawatan Anak.Nurlinda 31
Periorbital ( Tidak )
SeluruhTubuh ( )
c. Kemerahan/Ras ( Tidak )
d. Tanda lahir, sebutkan ( Tidak ada )
15. SUHU
a. Suhu Lingkungan
Penghangat radian ( √ )
Pengatur Suhu ( √ )
Inkubator ( √ )
Suhu Ruang ( )
Boks Terbuka ( Tidak )
b. Suhu kulit : 36,2 o C
Keperawatan Anak.Nurlinda 32
3. Pendkes yang di dapat : Pola nutrisi dan aktivitas pada Ibu
hamil
4. HPHT :
5. Kenaikan BB Selama Kehamilan : 5 kg
6. Komplikasi Kehamilan : Tidak ada
7. Komplikasi Obat : Tidak ada
8. Obat-obatan yang di dapat : Tidak Di ketahui
9. Riwayat hospitalisasi :-
10. Golongan darah ibu : -
11. Kehamilan di rencanakan/tidak : Tidak di rencanakan
1. Awal Persalinan :
2. Lama Persalinan :
3. Komplikasi Persalinan : Tidak ada
4. Terapi yang di berikan :-
Jenis dan jumlahnya :
Lama Pemberian :
5. Lama antara rupture vagina dan saat partus : Sectio Caesarea
Keperawatan Anak.Nurlinda 33
6. Jumlah Cairan yang diberikan :-
7. Anastesi yang di berikan :-
8. Ada/tidak meconium : Tidak ada
CATATAN KELAHIRAN
Keperawatan Anak.Nurlinda 34
Lamanya ( )
4. Adanya Trauma Lahir ( Tidak ada )
5. Adanya Narcosis ( Tidak ada )
6. Keluarnya urin ( Tidak ada )
Keluarnya BAB ( Tidak ada )
7. Responfisiologi/ perilaku yang bermakna
8. Prosedur yang dilakukan
a. Aspirasi Gaster ( Tidak )
b. Suction Trakhea ( Tidak )
c. Lain-lain ,sebutkan
Genogram
G1:
? ? ? ?
Keperawatan Anak.Nurlinda 35
G2:
G3:
6hari
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
Identifikasi :
G1 : Nenek dan kakek dari ayah pasien masih hidup dan dalam keadaan
sehat
Keperawatan Anak.Nurlinda 36
6. Perencanaan Makanan Bayi : ASI
7. Problem social yang penting :-
8. Hubungan orang tua dan bayi : Baik
9. Orang terdekat yang bisa di hubungi : Ibu dan Ayah pasien
10. Orang berespon terhadap penyakit :
Ya ( √ ) Sebutkan
Tidak ( - ) Sebutkan
a. Pemeriksaan Laboratorium
Keperawatan Anak.Nurlinda 37
Hasil Nilai Rujukan Satuan
TERAPI MEDIS
(Meredakan nyeri)
nyeri)
Keperawatan Anak.Nurlinda 38
Pathway BBLR
BBLR
Insuf pernafasan
Defisit nutrisi Resiko infeksi
Keperawatan Anak.Nurlinda 39
Penyakit membrane hialin
Keperawatan Anak.Nurlinda 40
RINGKASAN RIWAYAT KEPERAWATAN
BBL dengan Sectio Caesarea, bayi lahir tanggal 18 maret 2021. IMD (-), Jenis
kelamin Laki-lak, Anus (+) , icterus (+), Meconium (+), BB : 2150 gr, PB : 47
cm, LLA : 9 cm, Lingkar kepala : 31,5 cm, Lingkar dada : 29 cm, Lingkap perut :
26 cm.
KLASIFIKASI DATA
Keperawatan Anak.Nurlinda 41
- Terpasang Infus
- Terpasang OGT
1. Hasil Laboratorium
WBC : 12,1 10^3/uL
Keperawatan Anak.Nurlinda 42
ANALISA DATA
Data Masalah
DS : - pola napas tidak efektif
DS : - Defisit nutrisi
DO : -
- Bayi belum mampu mengisap
- Bayi belum mampu Menelan
- BB/PB : 2050 gr/ 47 cm
- Lingkar Kepala : 31,5 cm
- Lingkar Perut : 26 cm
- Lingkar Lengan : 9 cm
- Lingkar Dada : 29 cm
- BBL : 2150
- Hasil Labaoratorium
GDS : 39 mg/dL
DS : - Resiko infeksi
DO : -
- Terpasang infus pump
- Terpasang OGT
Keperawatan Anak.Nurlinda 43
- Ventilator mode sipep
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Keperawatan Anak.Nurlinda 44
Keperawatan Anak.Nurlinda 45
INTERVENSI KEPERAWATAN
Keperawatan Anak 46
Kolaborasi pemberian
bronkodilator,ekspektoran,mukolitik,jika perlu
2. Defisit nutrisi b/d ketidakmampuan Setelah dilakukan Tindakan keperawatan Observasi
mengabsorbsi nutrient 1x24 jam status nutrisi bayi membaik Identifikasi faktor yang mempengaruhi asupan
DS : - dengan kriteria hasil: gizi
Berat badan meningkat Identifikasi perubahan berat badan
DO : - Panjang badan meningkat Identifikasi kelainan pada kulit
- Bayi belum mampu mengisap Kulit kuning menurun Identifikasi pola makan
- Bayi belum mampu Menelan Sklera kuning menurun Monitor warna kongjungtiva
- BB/PB : 2050 gr/
Membrane mukosa kuning Monitor hasil laboratorium
47 cm
menurun Teraupetik
- Lingkar Kepala : 31,5 cm
Pucat menurun Timbang berat badan
- Lingkar Perut : 26 cm
Tebal lipatan kulit membaik Ukur antropometrik komposisi tubuh
- Lingkar Lengan : 9 cm
Proses tumbuh kembang membaik Hitung perubahan berat badan
- Lingkar Dada : 29 cm
Edukasi
- BBL : 2150
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Hasil Labaoratorium
GDS : 39 mg/dL
Keperawatan Anak 47
kulit dan jaringan meningkat dengan Observasi
kriteria hasil: Identifikasi indikasi dilakukan pemasangan
Kerusakan jaringan menurun selang dada
Kerusakan lapisan kulit menurun Monitor kepatenan selang
Kemerahan menurun Monitor jumlah, warna dan konsistensi
Suhu kulit membaik drainase selang
Tekstur membaik Monitor kulit di sekitar insersi selang
Keperawatan Anak 48
Keperawatan Anak 49