LP BBLR Linda

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PENDAHULUAN PADA BY “H”

DENGAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH

OLEH :
NURLINDA, S.Kep
20.04.005

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) (
)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR

Keperawatan Anak.Nurlinda 1
T.A 2020/2021

I. KONSEP MEDIS
A. Pengertian
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan
kurang dari 2500 gram pada waktu lahir (Amru sofian,2012).
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru alhir yang
berat badannya 2500 gram atau lebih rendah. Dalam definisi ini tidak
termasuk bayi-bayi dengan berat badan kurang dari 1000 gram.
(Nugroho Iman santosa)
Bayi berat badan lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (WHO). Berat badan lahir
rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada
waktu lahir. (Huda dan Hardhi, NANDA NIC-NOC, 2013).
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru
lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan
usia gestasi (Wong,2009).
BBLR merupakan bayi (neonates) yang lahir dengan memiliki
berat badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram.
(Hidayah,2005).

B. Klasifikasi BBLR
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat
lahir rendah dibedakan dalam beberapa macam (Abdul Bari
saifuddin,2001) :
1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1500 gram-2500
gram.
2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR),berat alhir kurang dari
1500 gram.

Keperawatan Anak.Nurlinda 2
3. Bayi Berta Lahir Ekstrem Rendah (BBLER) berat lahir kurang
dari 1000 gram.
Sedangkan menurut WHO membagi Umur kehamilan dalam tiga
kelompok :
1. Preterm : kurang dari 37 minggu lengkap.
2. Aterm : mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu
lengkap.
3. Pos term : 42 minggu lengkap atau lebih.
Ada dua macam BBLR yaitu :
1. Prematuritas murni atau bayi yang kurang bulan (KB/SMK) : bayi
yang dilahirkan dengan umur kurang dari 37 minggu dengan berat
badan sesuai.
2. Dismaturitas : bayi .lahir dengan berat badan kurang dari
seharusnya untuk masa gestasi itu.

C. Etiologi
Menurut huda dan Hardhi dalam NANDA NIC-NOC (2013).
Penyebab kelahiran bayi berat badan lahir rendah,yaitu :
1. Prematur Murni
Premature Murni adalah neonates dengan usia kehamilan
kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan yang sesuai
dengan masa kehamilan atau disebut juga neonates preterm atau
BBLR. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya persalinan
premature atau BBLR adalah :
a. Faktor ibu :
1) Riwayat kelahiran premature sebelumnya.
2) Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun.
3) Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.
4) Penyakit ibu : HT, jantung, gangguan pembuluh darah
(perokok).

Keperawatan Anak.Nurlinda 3
5) Primigravidarum.
6) Usia ibu < 20 tahun.
b. Faktor kehamilan
c. Faktor janin
Seperti cacat bawaan,infeksi dalam rahim dan kehamilan
ganda, anomaly congenital.
d. Faktor kebiasaan : pekerjaan yang melelahkan.
Karakteristik yang dapat ditemukan pada Premature Murni
adalah :
1) LK <33 cm, LD < 30 cm.
2) Gerakan otot bmasih hipotonis.
3) Umur kehamilan <37 minggu.
4) Kepala lebih besar dari badan dan memiliki rambut tipis dan
halus.
5) Pernapasan belum normal dan sering terserang apnea.
6) Kulit tipis, lanugo banyak terutama pada bagian dahi dan
pelipis lengan.
7) Genetelia belum sempurna, pada wanita labia minora belum
tertutup oleh labia mayora, pada laki-laki testis belum turun.
8) Reflek menelan dan reflek batuk masih lemah.
2. Dismature
Dismatur (IUGR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan
kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan
dikarenakan mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan.
Menurut Renfield (1975) IUGR dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Proportionate IUGR
Janin yang menderita distress yang lama dimana gangguan
pertumbuhan terjadi berminggu-minggu.
b. Disporpotionate IUGR

Keperawatan Anak.Nurlinda 4
Terjadi karena distress subakut gangguan terjadi beberapa
minggu sampai beberapa hari sampai janin lahir. Factor-faktor
yang mempengaruhi BBLR pada dismatur adalah :
1) Faktor ibu (HT,GGK,perokok,DM,toksemia, dan hipoksia
ibu)
2) Faktor utery dan plasenta (uterus bicornis,infark
plasenta,insersi tali pusat).
3) Faktor janin (kelainan kromosom,gamelli,cacat bawaan,
infeksi dalam kandungan)
4) Penyebab lain : keadaan sosial ekonomi yang rendah.

Keperawatan Anak.Nurlinda 5
D. Patofisiologi (Pathway)

Keperawatan Anak.Nurlinda 6
E. Manisfestasi Klinis
Menurut Huda dan Hardhi. (2013) tanda dan gejala dari bayi berat
badan rendah adalah :
1. Sebelum lahir
a. Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan.
b. Pergerakan janin lebih lambat.
c. Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai yang
seharusnya.
2. Setelah bayi lahir
a. Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin.
b. Bayi premature yang alhir sebelum kehamilan 37 minggu.
c. Bayi small for date sama dengan bayi retradasi pertumbuhan
intra uterine.
d. Bayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam
tubuhnya.
Selain itu ada gambaran klinis BBLR secara umum adalah :
1. Berat badan dari 2500 gram.
2. Panjang kurang dari 45 cm.
3. LD < 30 cm.
4. LK < 33 cm.
5. Umur kehamilan < 37 minggu
6. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang.
7. Otot hipotonik lemah.
8. Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea.
9. Ekstremitas : paha abduks, sendi lutut atau kaki fleksi-lurus.

F. Komplikasi BBLR

Keperawatan Anak.Nurlinda 7
Ada beberapa hal yang dapat terjadi apabila BBLR tidak ditangani
secepatnya menurut Mitayanti, 2009 yaitu :
1. Sindrom aspirasi mekonium (menyababkan kesulitan bernapas pada
bayi).
2. Hipoglikemia simtomatik.
3. Penyakit membrane hialin disebabkan karena surfaktan paru belum
sempurna,sehingga alveoli kolaps. Sesudah bayi mengadakan
inspirasi, tidak tertinggal udara residu dalam alveoli, sehingga selalu
dibutuhkan tenaga negative yang tinggi untuk yang berikutnya.
4. Asfiksia neonetorom.
5. Hiperbulirubinemia.

G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia.
2. Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan.
3. Titer torch sesuai indikasi.
4. Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi.
5. Pemantauan elektrolit.
6. Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan (mis : fhoto thorak)

H. Penatalaksanaan BBLR
1. Penanganan bayi.
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi. Maka semakin
besar perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi
serangan sianosis lebih besar. Semua perawatan bayi harus
dilakukan didalam incubator.
2. Pelestarian suhu tubuh.
Untuk mencegah hipotermi diperlukan lingkungan yang cukup
hangat dan istirahat konsumsi O2 yang cukup. Bila dirawat dalam
incubator maka suhunya untuk bayi dengan BB 2 kg adalah 35C dan
untuk bayi dengan BB 2-2,5 kg adalah 34c. bila tidak ada incubator

Keperawatan Anak.Nurlinda 8
hanya dipakai popok untuk memudahkan pengawasan mengenai
keadaan umum, warna kulit,pernafasan, kejang dan
sebagainyasehingga penyakit dapat dikenali sedini mungkin.
3. Inkubator
Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui jendela atau lengan
baju. Sebelum memasukan bayi kedalam incubator. Incubator
terlebih dahulu dihangatkan sampai sekitar 29,4 C untuk bayi
dengan BB 1,7 kg dan 32,20 C untuk bayi yang lebih kecil.
4. Pemberian oksigen
Konsentrasi O2 diberikan sekitar 30-35% dengan menggunakan
head box.
5. Pencegahan infeksi
Prosedur pencegahan infeksi adalah sebagai berikut :
a. Mencuci tangan samoai kesiku dengan sabun dan air mengalir
selama 2 menit.
b. Mencuci tangan dengan zat antiseptic sebelum dan sesudah
memegang bayi.

6. Pemberian makanan.
Pemberian makanan sedini mungkin sangat dianjurkan untuk
membantu terjadinya hipoglikemi dan hiperbilirubin. ASI
merupakan pilihan utama, dianjurkan untuk minum pertama
sebanyak 1 mllarutan glucose 5% yang steril untuk bayi dengan
berat badan kurang dari 1000 gram.

II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
1. Biodata klien : Nama, tempat lahir, jenis kelamin.
2. Orang tua : Nama ayah/ibu, umur, agama, suku atau
kebangsaan, pendidikan dan alamat.
3. Riwayat kesehatan :

Keperawatan Anak.Nurlinda 9
a. Riwayat antenatal :
1) Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, HT,gizi
buruk,merokok, ktergantungan obat-obatan,DM, penyakit
kardiovaskuler dan paru.
2) Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya
kelahiran multiple,kelainan congenital.
3) Riwayat komplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang
sangat erat dengat permasalahan pada bayi baru lahir.
4) Kala I : perdarahan antepartumbaik solusio plasenta maupun
plasenta previa.
5) Kala II :persalinan dengan tindakan pembedahan, karena
pemakaian obat penenang (narkose) yang dapat menekan
system pusat pernafasan.
b. Riwayat post natal :
1) Apgar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit
kedua (0-3), asfiksia berat (4-6), asfiksia sedang (7-10)
asfiksia ringan.
2) Berat badan lahir : preterm atau BBLR < 2500 gram, untuk
aterm 2500 gram, LK kurang atau lebih dari normal (34-36)
3) Pola nutrisi yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR
gangguan absorbsi gastrointestinal, muntah, aspirasi,
kelemahan menghisap sehingga perlu diberikan cairan
parenteral atau personde sesuai dengan kondisi bayi untuk
mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk
mengoreksi dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi
disamping untuk pemberian obat intravena.
4) Pola eliminasi yang perlu dikaji pada neonates adalah BAB :
frekuensi,jumlah,konsisten. BAK : frekuensi dan jumlah.
5) Latar belakang sosial budaya kebudayaan yang berpengaruh
terhadap BBLR kebiasaan ibu merokok, obat-obatan jenis
psikotropika, kebiasaan ibu mengkonsumsi minuman

Keperawatan Anak.Nurlinda 10
beralkohol, dan kebiasaan ibu melakukan diet ketat atau
pantangan makanan tertentu.
6) Hubungan psikologis . sebaiknya segera setelah bayi baru
alhir dilakukan rawat gabung dengan ibu jika kondisi bayi
memungkinkan.
7) Keadaan umum : Pada neonates dengan BBLR keadaannya
lemah dan hanya merintih.kesadaran neonates dapat dilihat
dari responnya terhadap rangsangan. Adanya BB yang stabil,
panjang badan sesuai dengan usianya tidak ada pembesaran
lingkar kepala dapat menunjukan kondisi neonatos yang
baik.
8) Tanda-tanda vital : Neonates post asfiksia berat kondisi akan
baik apabila penanganan asfiksia benar, tepat dan cepat.
Suhu normal pada tubuh bayi n (36 C-37,5C), nadi normal
antara (120-140 x/m), untuk respirasi normal pada bayi (40-
60 x/m), sering pada bayi post asfiksia berat respirasi sering
tidak teratur.
9) Kulit : Warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstremitas
berwarna biru, pada bayi preterm terdapat lanugo dan
verniks.
10) Kepala : Kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau
cephal haematom, ubun-ubun besar cekung atau cembung
kemungkinan adanya peningkatan tekanan intrakranial.
11) Mata : Warna conjungtiva anemis atau tidak anemis, tidak
ada bleeding conjungtiva, warna sklera tidak kuning, pupil
menunjukan refleksi terhadap cahaya.
12) Hidung : Terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat
penumpukan lender.
13) Mulut : Bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau
tidak.
14) Telinga : Perhatiakan kebersihannya dan adanya kelainan.

Keperawatan Anak.Nurlinda 11
15) Leher : Perhatikan keberhasilannya karena leher neonates
pendek.
16) Thorak : Bentuk simetris,terdapat tarikan
intercostals,perhatikan suara wheezing dan ronchi,frekwensi
bunyi jantung lebih dari 100x/m.
17) Abdomen : Bentuk silindris,hepar bayi terletak 1-2 cm
dibawah ascus costae pada garis papilla mamae, lien tidak
teraba, perut buncit berarti adanya asites atau tumor, perut
cekung adanya hernia diafragma,bising usus timbul 1-2 jam
setelah masa kelahiran bayi, sering terdapat retensi karena GI
tract belum sempurna.
18) Umbilicus : Tali pusat layu, perhatikan ada perdarahan atau
tidak adanya tanda-tanda infeksi pada tali pusat.
19) Genetalia : Pada neonates aterm testis harus turun, lihat
adakah kelainan letak muara uretra pada neonates laki-laki,
neonates perempuan lihat labia mayir dan labia minor,
adanya sekresi mucus keputihan, kadang perdarahan.
20) Anus : Perhatikan adanya darah dalam tinja,frekwensi buang
air besar serta warna dari feces.
21) Ekstremitas : Warna biru,gerakan lemah, akral dingin,
perhatikan adanya patah tulang atau adanya kelumpuhan
syraf atau keadaan jari-jari tangan serta jumlahnya.
22) Reflex : Pada neonates preterm post asfiksia berat rflek moro
dan sucking lemah. Reflek moro dapat memberi keterangan
mengenai keadaan susunan syaraf pusat atau adanya patah
tulang.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang bisa ditegakkan oleh seorang perawat pada bayi
dengan BBLR yaitu:

Keperawatan Anak.Nurlinda 12
1. Pola nafas yang tidak efektif yang berhubungan dengan imaturitas
pusat pernapasan, keterbatasan perkembangan otot penurunan otot
atau kelemahan, dan ketidakseimbangan metabolik
2. Resiko termoregulasi inefektif yang berhubungan dengan SSP
imatur (pusat regulasi residu, penurunan massa tubuh terhadap area
permukaan, penurunan lemak subkutan, ketidakmampuan merasakan
dingin dan berkeringat, cadangan metabolik buruk)
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan
penurunan simpanan nutrisi, imaturitas produksi enzim, otot
abdominal lemah, dan refleks lemah.
4. Resiko infeksi yang berhubungan dengan pertahanan imunologis
yang tidak efektif
5. Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan usia
dan berat ekstrem, kehilangan cairan berlebihan (kulit tipis), kurang
lapisan lemak, ginjal imatur/ kegagalan mengonsentrasikan urine.
6. Resiko cedera akibat bervariasinya aliran darah otak, hipertensi atau
hipotensi sistemik, dan berkurangnya nutrient seluler (glukosa dan
oksigen) yang berhubungan dengan system sraf sentral dan respons
stress fisiologis imatur.
7. Nyeri yang berhubungan dengan prosedur, diagnosis dan tindakan.
8. Resiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang
berhubungan dengan kelahiran premature, lingkungan NICU tidak
alamiah, perpisahan dengan orang tua.
9. Resiko gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan
imobilitas, kelembaban kulit.
10. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kondisi penyakit bayinya
ditandai dengan orang tua klien tampak cemas dan khawatir malihat
kondisi bayinya, dan berharap agar bayinya cepat sembuh.

C. Rencana Keperawatan

Keperawatan Anak.Nurlinda 13
1. Pola nafas yang tidak efektif yang berhubungan dengan imaturitas
pusat pernapasan, keterbatasan perkembangan otot penurunan otot
atau kelemahan, dan ketidakseimbangan metabolic.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan, pola napas kembali
efektif.
Kriteria hasil :
a. Neonatus akan mempertahankan pola pernapasan periodik
b. Membran mukosa merah muda.

Intervensi Rasional
Mandiri:
a. Kaji frekwensi dan pola a. Membantu dalam membedakan periode
pernapasan, perhatikan adanya perputaran pernapasan normal dari
apnea dan perubahan frekwensi serangan apnetik sejati, terutama sering
jantung. terjadi pad gestasi minggu ke-30
b. Isap jalan napas sesuai kebutuhan b. Menghilangkan mukus yang neyumbat
jalan napas
c. Posisikan bayi pada abdomen atau c. Posisi ini memudahkan pernapasan dan
posisi telentang dengan gulungan menurunkan episode apnea, khususnya
popok dibawah bahu untuk bila ditemukan adanya hipoksia,
menghasilkan hiperekstensi asidosis metabolik atau hiperkapnea
d. Tinjau ulang riwayat ibu terhadap d. Magnesium sulfat dan narkotik
obat-obatan yang akan menekan pusat pernapasan dan aktifitas
memperberat depresi pernapasan SSP
pada bayi  
Kolaborasi :
a. Pantau pemeriksaan laboratorium
sesuai indikasi
b. Berikan oksigen sesuai indikasi e. Hipoksia, asidosis netabolik,
hiperkapnea, hipoglikemia,
hipokalsemia dan sepsis memperberat

Keperawatan Anak.Nurlinda 14
serangan apnetik
c. Berikan obat-obatan yang sesuai f. Perbaikan kadar oksigen dan
indikasi karbondioksida dapat meningkatkan
fungsi pernapasan

2. Resiko termoregulasi inefektif yang berhubungan dengan SSP


imatur (pusat regulasi residu, penurunan massa tubuh terhadap area
permukaan, penurunan lemak sebkutan, ketidakmampuan merasakan
dingin dan berkeringat, cadangan metabolik buruk).
Tujuan : Termoregulasi menjadi efektif sesuai dengan
perkembangan.
Kriteria hasil :
a. Mempertahankan suhu kulit atau aksila (35 – 37,50C).
Intervensi Rasional
Mandiri : a. Hipotermia membuat bayi cenderung
a. Kaji suhu dengan memeriksa merasa stres karena dingin, penggunaan
suhu rektal pada awalnya, simpanan lemak tidak dapat diperbaruai
selanjutnya periksa suhu aksila bila ada dan penurunan sensivitas  untuk
atau gunakan alat termostat meningkatkan kadar CO2 atau penurunan
dengan dasar terbuka dan kadar O2.
penyebar hangat.
b. Tempatkan bayi pada inkubator b. Mempertahankan lingkungan termonetral,
atau dalam keadaan hangat membantu mencegah stres karena dingin
c. Pantau sistem pengatur suhu , c. Hipertermi dengan peningkatan laju
penyebar hangat (pertahankan metabolisme kebutuhan oksigen dan
batas atas pada 98,6°F, glukosa serta kehilangan air dapat terjadi
bergantung pada ukuran dan bila suhu lingkungan terlalu tinggi
usia bayi) .
d. Kaji haluaran dan berat jenis d. Penurunan keluaran dan peningkatan
urine berat jenis urine dihubungkan dengan
penurunan perfusi ginjal selama periode

Keperawatan Anak.Nurlinda 15
stres karena rasa dingin
e. Pantau penambahan berat badan e. Ketidakadekuatan  penambahan berat
berturut-turut. Bila penambahan badan meskipun masukan kalori adekuat
berat badan tidak adekuat, dapat menandakan bahwa kalori
tingkatkan suhu lingkungan digunakan untuk mempertahankan suhu
sesuai indikasi.  lingkungan tubuh, sehingga memerlukan
peningkatan suhu lingkungan.
f. Perhatikan perkembangan f. Tanda-tanda hip[ertermi ini dapat
takikardia, warna kemerahan, berlanjut pada kerusakan otak bila tidak
diaforesis, letargi, apnea atau teratasi.
aktifitas kejang. g. Stres dingin meningkatkan kebutuhan
Kolaborasi : terhadap glukosa dan oksigen serta dapat
a. Pantau pemeriksaan mengakibatkan masalah asam basa bila
laboratorium sesuai indikasi bayi mengalami metabolisme anaerobik
(GDA, glukosa serum, elektrolit bila kadar oksigen yang cukup tidak
dan kadar bilirubin) tersedia. Peningkjatan kadar bilirubin
b. Berikan obat-obat sesuai dengan indirek dapat terjadi karena pelepasan
indikasi :  fenobarbital asam lemak dari meta bolisme lemak
coklat dengan asam lemak bersaing
dengan bilirubin pada pada bagian ikatan
di albumin.
h. Membantu mencegah kejang berkenaan
dengan perubahan fungsi SSP yang
disebabkan hipertermi
i. Memperbaiki asidosis yang dapat terjadi
pada hiportemia dan hipertermia

Keperawatan Anak.Nurlinda 16
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan
penurunan simpanan nutrisi, imaturitas produksi enzim, otot
abdominal lemah, dan refleks lemah.
Tujuan : Nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan.
Kriteria hasil :
a. Bayi mendapat kalori dan nutrient esensial yang adekuat.
b. Mempertahankan pertumbuhan dan peningkatan berat badan
dalam kurva normal dengan penambahan berat badan tetap,
sedikitnya 20-30 gram/hari.
Intervensi Rasional
Mandiri : a. Menentukan metode pemberian makan
a. Kaji maturitas refleks berkenaan yang tepat untuk bayi
dengan pemberian makan
(misalnya : mengisap, menelan,
dan batuk)
b. Auskultasi adanya bising usus, b. Pemberian makan pertama bayi stabil
kaji status fisik dan statuys memiliki peristaltik dapat dimulai 6-12
pernapasan jam setelah kelahiran. Bila distres
pernapasan ada  cairan parenteral di
indikasikan dan cairan peroral harus
ditunda
c. Kaji berat badan dengan c. Mengidentifikasikan adanya resiko
menimbang berat badan setiap derajat dan resiko terhadap pola
hari, kemudian dokumentasikan pertumbuhan. Bayi SGA dengan
pada grafik pertumbuhan bayi kelebihan cairan ekstrasel kemungkinan
kehilangan 15% BB lahir. Bayi SGA
mungkin telah mengalami penurunan
berat badan dealam uterus atau
mengalami penurunan simpanan

Keperawatan Anak.Nurlinda 17
lemak/glikogen.
d. Pantau masuka dan dan d. Memberikan informasi tentang masukan
pengeluaran. Hitung konsumsi aktual dalam hubungannya dengan
kalori dan elektrolit setiap hari perkiraan kebutuhan untuk digunakan
dalam penyesuaian diet.
e. Kaji tingkat hidrasi, perhatikan e. Peningkatan kebutuhan metabolik dari
fontanel, turgor kulit, berat jenis bayi SGA dapat meningkatkan
urine, kondisi membran mukosa, kebutuhan cairan. Keadaan bayi
fruktuasi berat badan. hiperglikemia dapat mengakibatkan
diuresi pada bayi. Pemberian cairan
intravena mungkin diperlukan untuk
memenuhi peningkatan kebutuhan,
tetapi harus dengan hati-hati ditangani
untuk menghindari kelebihan cairan
f. Kaji tanda-tanda hipoglikemia; f. Karena glukosa adalah sumber utama
takipnea dan pernapasan tidak dari bahan bakar untuk otak,
teratur, apnea, letargi, fruktuasi kekurangan dapat menyebabkan
suhu, dan diaphoresis. Pemberian kerusakan SSP permanen.hipoglikemia
makan buruk, gugup, menangis, secara bermakna meningkatkan
nada tinggi, gemetar, mata mobilitas mortalitas serta efek berat
terbalik, dan aktifitas kejang. yang lama bergantung pada durasi
masing-masing episode.
Kolaborasi : Kolaborasi :
a. Pantau pemeriksaan laboratorium a. Hipoglikemia dapat terjadi pada awal 3
sesuai indikasi :  Glukas serum. jam lahir bayi SGA saat cadangan
Nitrogen urea darah, kreatin, glikogen dengan cepat berkurang dan
osmolalitas serum/urine, elektrolit glukoneogenesis tidak adekuat karena
urine penurunan simpanan protein obat dan
b. Berikan suplemen elektrolit sesuai lemak.
indikasi misalnya kalsium b. Mendeteksi perubahan fungsi ginjal
glukonat 10% berhubungan dengan penurunan

Keperawatan Anak.Nurlinda 18
simpanan nutrien dan kadar cairan
akibat  malnutrisi.
c. Ketidakstabilan metabolik pada bayi
SGA/LGA dapat memerlukan suplemen
untuk mempertashankan homeostasis.

4. Resiko infeksi yang berhubungan dengan pertahanan imunologis


yang tidak efektif.
Tujuan : Pasien tidak memperlihatkan adanya tanda infeksi.
Kriteri hasil :
a. Suhu tubuh dalam batas normal
b. Tidak ada tanda-tanda infeksi.
c. Leukosit 5.000-10.000
Intervensi Rasional
Mandiri : a. Untuk mengetahui lebih dini adanya
a. Kaji adanya tanda – tanda infeksi tanda-tanda terjadinya infeksi
b. Lakukan isolasi bayi lain yang b. Tindakan yang dilakukan untuk
menderita infeksi sesuai kebijakan meminimalkan terjadinya infeksi  yang
insitusi lebih luas
c. Sebelum dan setelah menangani c. Untuk mencegah terjadinya infeksi
bayi, lakukan pencucian tangan
d. Yakinkan semua peralatan yang d. Untuk mencegah terjadinya infeksi
kontak dengan bayi bersih dan
steril
e. Cegah personal yang mengalami e. Untuk mencegah terjadinya infeksi
infeksi menular untuk tidak kontak yang berlanjut pada bayi
langsung dengan bayi.

5. Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan usia


dan berat ekstrem, kehilangan cairan berlebihan (kulit tipis),
kurang lapisan lemak, ginjal imatur/ kegagalan mengonsentrasikan
urine.

Keperawatan Anak.Nurlinda 19
Tujuan : Cairan terpenuhi.
Kriteria hasil :
a. Bebas dari tanda-tanda dehidrasi
b. Menunjukan penambahan berat badan 20-30 gram/hari.
Intervensi Rasional
Mandiri : a. Pengeluaran harus 1-3 ml/kg/jam,
a. Bandingkan masukan dan sementara kebutuhan terapi cairan kira-
pengeluaran urine setiap shift dan kira 80-100 ml/kg/hari pada hari
keseimbangan kumulatif setiap pertama, meningkat sampai 120-140
periodik 24 jam ml/kg/hari pada hari ketiga postpartum.
Pengambilan darah untuk tes
menyebabkan penurunan kadar Hb/Ht.
b. Pantau berat jenis urine setiap b. Meskipun imaturitas ginjal dan
selesai berkemih atau setiap 2-4 ketidaknyamanan untuk
jam dengan menginspirasi urine mengonsentrasikan urine biasanya
dari popok bayi bila bayi tidak mengakibatkan berat jenis yang rendah
tahan dengan kantong penampung pada bayi preterm ( rentang
urine. normal1,006-1,013). Kadar yang
rendah menandakan volume cairan
berlebihan dan kadar lebih besar dari
1,013 menandakan ketidakmampuan
masukan cairan dan dehidrasi.
c. Evaluasi turgor kulit, membran c. Kehialangan atau perpindahan cairan
mukosa, dan keadaan fontanel yang minimal dapat dengan cepat
anterior. menimbulkan dehidrasi, terlihat oleh
turgor kulit yang buruk, membran
mukosa kering, dan fontanel cekung.
d. Pantau tekanan darah, nadi, dan d. Kehilangan 25% volume darah
tekanan arterial rata-rata (TAR) mengakibatakan syok dengan TAR <
25 mmHg menandakan hipotensi.
Kolaborasi : e. Dehidrasi meningkatkan kadar Ht

Keperawatan Anak.Nurlinda 20
a. Pantau pemeriksaan laboratorium diatas normal 45-53% kalium serum
sesuai dengan indikasi Ht f. Hipoglikemia dapat terjadi karena
b. Berikan infus parenteral dalam kehilangan melalui selang nasogastrik
jumlah lebih besar dari 180 ml/kg, diare atau muntah.
khususnya pada PDA, displasia g. Penggantian cairan darah menambah
bronkopulmonal (BPD), atau volume darah, membantu
entero coltis nekrotisan (NEC) mengenbalikan vasokonstriksi akibat
c. Berikan tranfusi darah. dengan hipoksia, asidosis, dan pirau
kanan ke kiri melalui PDA dan telah
membantu dalam penurunan
komplikasi enterokolitis nekrotisan dan
displasia bronkopulmonal.
h. Mungkin perlu untuk mempertahankan
kadar Ht/Hb optimal dan menggantikan
kehilangan darah.

6. Resiko cedera akibat bervariasinya aliran darah otak, hipertensi atau


hipotensi sistemik, dan berkurangnya nutrient seluler (glukosa dan
oksigen) yang berhubungan dengan system sraf sentral dan respons
stress fisiologis imatur.
Tujuan : Pasien mendapatkan asuhan untuk mencegah
cedera dan memeprtahankan aliran darah sistemik
dan otak memadai, glukosa dan oksigen otak
adekuat; tidak memperlihatkan adanya perdarahan
intaventrikular.
Kriteria hasil :
a. Pasien tidak memperlihatkan tanda peningkatan tekanan
intrakranial atau perdarahan intraventrikel.
Intervensi Rasional
a. Kurangi rangsangan lingkungan a. Respons stres, terutama peningkatan
tekanan darah, dapat miningkatkan

Keperawatan Anak.Nurlinda 21
resiko peningkatan TIK
b. Organisasikan asuhan selama b. Untuk meminimalkan gangguan tidur
jamsibuk normal sebanyak dan kebisingan intermiten yang sering
mungkin
c. Tutup dan buka kelambu dan c. Untuk memungkinkan jadwal siang
lampu tidur dan malam
d. Tutup inkubator dengan kain dan d. Untuk mengurangi cahaya dan tidak
pasang tanda “jangan diganggu” membangunkan periode istirahat bayi
e. Kaji dan tangani nyeri e. Nyeri meningkatkan tekanan darah
menggunakan metode
farmakologis dan non-
farmakologis
f. Kenali tanda stres fisik dan f. Untuk segera memberi intervensi yang
stimulasi berlebih memadai
g. Hindari obat dan larutan hipertonis g. Akan meningkatkan tekanan darah otak
h. Pertahankan oksigenasi yang h. Hipoksia akan meningkatkan aliran
adekuat darah otak tekanan intrakranial
i. Hindari memutar kepala ke i. Akan mengurangi aliran arteri karotis
samping tiba-tiba dan oksigenasi ke otak
  
7. Nyeri yang berhubungan dengan prosedur, diagnosis dan tindakan.
Tujuan : Pasien tidak memperlihatkan adanya nyeri yang
dirasakan.
Kriteria hasil :
a. Pasien tidak merintih atau menangis kesakitan.
b. Pasien tidak memperlihatkan tanda nyeri atau tanda nyeri yang
minimal.
Intervensi Rasional
a. Kaji keefektifan upaya kontrol a. Beberapa upaya (misalnya menggosok)
nyeri non farmakologis dapat meningkatkan distres bayi
prematur

Keperawatan Anak.Nurlinda 22
b. Dorong orang tua untuk b. Sebagai orang tua bayi, kenyamanan
memberikan upaya kenyamanan lebih efektif diberikan langsung oleh
bila mungkin orang tua kepada bayinya
c. Tunjukkan sikap sensitif dan c. Seorang bayi sangat membutuhkan kasih
kasih sayang pada bayi sayang, khususnya dari orang tua

8. Resiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang


berhubungan dengan kelahiran premature, lingkungan NICU tidak
alamiah, perpisahan dengan orang tua.
Intervensi Rasional
a. Berikan nutrisi yang maksimal a. Untuk menjamin penambahan berat
badan dan pertunbuhan otak yang tetap
b. Berikan periode istrahat yang b. Untuk mengurangi panggunaan O2 dan
teratur tanpa gangguan kalori yang tidak perlu
c. Kenali tanda stimulus yang c. Untuk membiarkan istirahat bayi
berlebihan (terkejut, menguap, denagn tenang
aversi aktif, menangis)
d. Tingkatkan interaksi orang tua- d. Sangat penting untuk pertumbuhan dan
bayi perkembangan normal

9. Resiko gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan


imobilitas, kelembaban kulit.
Tujuan : Bayi mempertahanmkan integritas kulit.
Kriteria hasil :
a. Kulit tetap bersih dan utuh.
b. Tidak terlihat adanya tanda-tanda terjadinya iritasi.
Intervensi Rasional
a. Observasi tekstur dan warna kulit. a. Untuk mengetahui adanya kelainan
pada kulit secara dini
b. Jaga kebersihan kulit bayi. b. Meminimalkan kontak kulit bayi
dengan zat-zat yang dapat merusak
kulit pada bayi

Keperawatan Anak.Nurlinda 23
c. Ganti pakaian setiap basah. c. Untuk meminimalisir terjadinya iritasi
pada kulit bayi
d. Jaga kebersihan tempat tidur. d. Untuk mencegah kerusakan kulit pada
e. Lakukan mobilisasi tiap 2 jam. bayi

10. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kondisi penyakit bayinya


ditandai dengan orang tua klien tampak cemas dan khawatir malihat
kondisi bayinya, dan berharap agar bayinya cepat sembuh.
Tujuan : Keluarga mendapat informasi tentang kemajuan
kondisi bayinya.
Kriteria hasil :
a. Orang tua atau keluarga mengekspresikan perasaan dan
keprihatinan mengenai bayi dan prognosis serta memperlihatkan
pemahaman dan keterlibatan dalam asuhan.
Intervensi Rasional
a. Kaji tingkat pemahaman klien a. Belajar tergantung pada emosi dan
berikan instruksi /informasi pada kesiapan fisik dan diingatkan pada
klien maupun keluarga tentang tahapan individu
penyakitnya, baik tertulis atau
lisan.
b. Jelaskan proses penyakit b. Menurunkan ansietas dan dapat
individu. Dorong orang terdekat menimbulkan perbaikan partisipasi pada
menanyakan pertanyaan rencana pengobatan.
c. Jelaskan tentang dosis obat, c. Meningkatkan kerjasama dalam program
frekwensi, tujuan pengobatan pengobatan dan mencegah penghentian
dan alasan tentang pemberian obatsesuai perbaikan kondisi pasien.
obat kepeda keluarga
d. Kaji potensial efek samping obat d. Mencegah/menurunkan ketidaknyaman
sehubungan dengan terapi dan
meningkatkan kerjasama.

Keperawatan Anak.Nurlinda 24
                                    DAFTAR PUSTAKA

Anonymuous, 2015. Di akses Tanggal 10 April 2015.


Arizona Health Matters. 2015. Babies with Low Birth Weight. Di akses Tanggal
10 April 2015.
Arief, Nurhaeni. 2008. Panduan Lengkap Kehamilan dan Kelahiran Sehat.
Yogyakarta : AR Group.
Betz, LC dan Sowden, LA. 2002. Keperawatan Pediatrik - Edisi 3. Jakarta : EGC.
Bobak, Irene M. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8.
Jakarta : EGC.
Doenges, E.Marilynn. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan - Edisi 3. Jakarta :
EGC.
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Jakarta : EGC.
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Jakarta : EGC.
Maryunani, Anik. 2009. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta : TIM.
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi NANDA NIC NOC.
Yogyakarta : Media Action Publishing.

Keperawatan Anak.Nurlinda 25
Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka
Wilkinson, Judith M. 2013. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY “H”


DENGAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH

Keperawatan Anak.Nurlinda 26
OLEH :
NURLINDA, S.Kep
20.04.005

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES PANAKKUKANG
MAKASSAR
T.A 2020/2021

DATA BAYI

Nama Bayi : By. “H” BB/PB : 2150 gr/47 cm

Jenis Kelamin : Laki-laki Apgar Score : -

Tanggal Lahir/Usia : 18 maret 2021/6hari No.RM :-

PENGKAJIAN FISIK NEONATUS

1. REFLEKS
 Moro ( Tidak ada )

Keperawatan Anak.Nurlinda 27
 Menggenggam ( √ )
 Mengisap ( √ )
2. TONUS/AKTIFITAS
a. Aktif ( √ )
Letargi ( Tidak )
Kejang ( Tidak )
b. Menangis Keras ( Tidak )
Lemah ( √ )
Melengking ( Tidak )
Sulit Menangis ( Tidak )
3. KEPALA/LEHER
a. Frontanel Anterior :
Lunak ( √ )
Datar ( Tidak )
Tegas ( Tidak )
Menonjol ( √ )
Cekung ( Tidak )
b. Sutura Sagitalis :
Tepat ( √ )
Terpisah ( Tidak )
Menjauh ( Tidak )
c. Gambaran Wajah :
Simetris ( √ )
Asimetris ( Tidak )
d. Molding :
Caput Succedenum ( Tidak ada )
Cephalo hematoma ( Tidak ada )
4. MATA
Bersih ( √ )
Sekret ( Tidak ada )
5. THT

Keperawatan Anak.Nurlinda 28
a. Telingan Normal ( √ )
Abnormal ( Tidak )
b. Hidung Normal ( √ )
Abnormal ( Tidak )
6. ABDOMEN
a. Lunak ( √ )
Tegas ( Tidak )
Datar ( Tidak )
Kembung ( Tidak )
b. Lingkar perut ( 26 cm )
c. Liver
Kurang dari 2 cm ( √ )
Lebih dari 2 cm ( Tidak )
7. TORAKS
a. Simetris ( √ )
Asimetris ( Tidak )
b. Retraksi Derajat 1 ( Tidak )
Retraksi Derajat 2 ( Tidak )
Retraksi Derajat 3 ( Tidak )
Retraksi Derajat 4 ( Tidak )
c. Klavikula :
Normal ( √ )
Abnormal ( Tidak )
8. PARU-PARU
a. Suara Nafas Kanan Kiri Sama ( √ )
Suara Nafas Kanan Kiri Tidak Sama ( Tidak )
b. Bunyi Nafas Semua di lapang paru
Terdengar ( √ )
Tidak Terdengar ( Terdengar )
Menurun ( √ )
c. Suara Nafas :

Keperawatan Anak.Nurlinda 29
Bersih ( √ )
Ronchi ( Tidak )
Rales ( Tidak )
Sekresi ( Tidak )
d. Respirasi Spontan ( - )
Alat Bantu ( Tidak )
pemberian oksigen
9. JANTUNG
a. Bunyi Nafas Sinus Rhytm ( )
b. Murmur ( )
PMI ( )
c. Waktu pengisian kapiler
Kurang dari 2 detik ( √ )
Lebih dari 2 detik ( Tidak )
10. EKSTREMITAS
a. Gerakan Bebas ( √ )
Rom Terbatas ( Tidak )
Tidak Di kaji ( - )

b.

NadiPerifer Keras Lemah Tidakada


Brakhial Kanan √ -
Brakhial Kiri √ -
Femoral Kanan √ -
Femoral Kiri √ -
c. Umbilikal
a) Normal ( √ )
Abnormal ( Tidak )
b) Inflamasi ( Tidak )

Keperawatan Anak.Nurlinda 30
Drainage ( Tidak ada )
c) Jumlah Pembuluh Darah ( )
d) Ekstremitas atas
Normal ( √ )
Abnormal ( Tidak )
tampak sianosis
e) Ekstremitas Bawah
Normal ( √ )
Abnormal ( Tidak ada )
tampak sianosis
f) Panggul Normal ( √ )
Abnormal ( Tidak ada )
11. GENITAL
Perempuan/Laki-laki Laki-laki
Normal ( √ )
Abnormal ( Tidak )
12. ANUS
Paten ( √ )
Imperforata ( Tidak )

13. SPINA
Normal ( √ )
Abnormal ( Tidak )
14. KULIT
a. Warna
Pink ( √ )
Pucat ( Tidak )
Jaundice ( Tidak )
b. Sianosis pada Kuku ( Tidak )
Sirkumoral ( √ )

Keperawatan Anak.Nurlinda 31
Periorbital ( Tidak )
SeluruhTubuh ( )
c. Kemerahan/Ras ( Tidak )
d. Tanda lahir, sebutkan ( Tidak ada )
15. SUHU
a. Suhu Lingkungan
Penghangat radian ( √ )
Pengatur Suhu ( √ )
Inkubator ( √ )
Suhu Ruang ( )
Boks Terbuka ( Tidak )
b. Suhu kulit : 36,2 o C

DATA ORANG TUA


Nama Ibu : Ny “H” Nama Ayah : Tn “N”
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Alamat : makassar

RIWAYAT PRENATAL (ANC)


1. Jumlah Kunjungan : 7 kali
2. Bidan/Dokter : bidan

Keperawatan Anak.Nurlinda 32
3. Pendkes yang di dapat : Pola nutrisi dan aktivitas pada Ibu
hamil
4. HPHT :
5. Kenaikan BB Selama Kehamilan : 5 kg
6. Komplikasi Kehamilan : Tidak ada
7. Komplikasi Obat : Tidak ada
8. Obat-obatan yang di dapat : Tidak Di ketahui
9. Riwayat hospitalisasi :-
10. Golongan darah ibu : -
11. Kehamilan di rencanakan/tidak : Tidak di rencanakan

PEMERIKSAAN KEHAMILAN (MATERNAL SCREENING)


1. Rubella : Tidak
2. Hepatitis : Sudah (Negative)
3. Chlamidia : Tidak
4. VDRL : Tidak
5. GO : Tidak
6. Herpes : Tidak
7. HIV : Sudah (Negative)

RIWAYAT PERSALINAN (INTRANATAL)

1. Awal Persalinan :
2. Lama Persalinan :
3. Komplikasi Persalinan : Tidak ada
4. Terapi yang di berikan :-
Jenis dan jumlahnya :
Lama Pemberian :
5. Lama antara rupture vagina dan saat partus : Sectio Caesarea

Keperawatan Anak.Nurlinda 33
6. Jumlah Cairan yang diberikan :-
7. Anastesi yang di berikan :-
8. Ada/tidak meconium : Tidak ada

CATATAN KELAHIRAN

1. Lama kala II (Sectio Caesarea)


2. Cara Melahirkan :
Pervaginam ( Tidak )
Bantuan forceps/vacuum ekstraksi ( Tidak ada )
3. Tempat melahirkan
Rumah sakit/Rumah bersalin ( √ )
Rumah ( Tidak )
Tempat lain ( Tidak ada )
4. Anastesi yang diberikan
5. Obat-obatan ( )
6. Pola FHR ( )
7. Presentasi
Distosia Bahu ( )
Compund ( - )

RIWAYAT POST NATAL

1. Usaha bernafas dengan bantuan ( √ )


Tanpa Bantuan ( - )
2. Apgar score menit pertama ( - )
Menit Kelima ( 10 )
3. Kebutuhan Resusitasi :
Jenis ( Tidak ada )

Keperawatan Anak.Nurlinda 34
Lamanya ( )
4. Adanya Trauma Lahir ( Tidak ada )
5. Adanya Narcosis ( Tidak ada )
6. Keluarnya urin ( Tidak ada )
Keluarnya BAB ( Tidak ada )
7. Responfisiologi/ perilaku yang bermakna
8. Prosedur yang dilakukan
a. Aspirasi Gaster ( Tidak )
b. Suction Trakhea ( Tidak )
c. Lain-lain ,sebutkan

RIWAYAT POST NATAL

Struktur Keluarga (Genogram ) :

Genogram

G1:
? ? ? ?

Keperawatan Anak.Nurlinda 35
G2:

G3:
6hari

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

? : Umur Tidak Diketahui

: Pasien

Identifikasi :

Penyakit anggota keluarga :

G1 : Nenek dan kakek dari ayah pasien masih hidup dan dalam keadaan
sehat

G II : Orangtua pasien dalan keadaan sehat

G III : Pasien sekarang mengalami BBLR

1. Antisipasi vs pengalaman yang nyata :


2. Budaya : Makassar
3. Suku : Makassar
4. Agama : Islam
5. Bahasa Utama : Indonesia

Keperawatan Anak.Nurlinda 36
6. Perencanaan Makanan Bayi : ASI
7. Problem social yang penting :-
8. Hubungan orang tua dan bayi : Baik
9. Orang terdekat yang bisa di hubungi : Ibu dan Ayah pasien
10. Orang berespon terhadap penyakit :
Ya ( √ ) Sebutkan
Tidak ( - ) Sebutkan

11. Orang berespon terhadap hospitalisasi :


Ya ( √ ) Sebutkan
Tidak ( - ) Sebutkan
12. Anak Lain :

Jenis Kelamin Anak Riwayat Persalinan Riwayat Imunisasi


Laki-laki Sectio Caesarea Tidak

a. Pemeriksaan Laboratorium

Nama : By. “H” No. RM :


Jns Kel/Tgl.Lahir : Laki-laki/ 18 maret 2021

Keperawatan Anak.Nurlinda 37
Hasil Nilai Rujukan Satuan

12,1 6,0 – 18,0 10^3/ uL


WBC
4,14 3,6 – 5,2 10^6/ uL
RBC
11 9,6 – 15,6 g/dL
HGB
320 150 – 400 g/dL
PLT
39 140 mg/dL
GDS

TERAPI MEDIS

No Nama Obat Dosis Rute Indikasi


1. Fentanyl 1 mcg//kg BB/jam Intravena Analgesik, Opiat

(Meredakan nyeri)

2. Ibuprofen 5 mg/24 jam Oral Gastro Tube Antiinflamasi Nonsteroid

(Meredakan peradangan &

nyeri)

3. Meropenem 10 mg/8 jam Intravena Antibiotik

(Mengatasi berbagai jenis

infeksi yang khusus

disebabkan oleh bakteri)

Keperawatan Anak.Nurlinda 38
Pathway BBLR

BBLR

menelan belum sempurna prematuritas

-pertumbuhan dinding dada usus system imun belum sempurna

belum sempurna peristatik belum sempurna

-vaskuler paru imatur penurunan daya tahan

Dinding lambung lunak

Insuf pernafasan
Defisit nutrisi Resiko infeksi

Keperawatan Anak.Nurlinda 39
Penyakit membrane hialin

Pola napas tidak efektif

Keperawatan Anak.Nurlinda 40
RINGKASAN RIWAYAT KEPERAWATAN

BBL dengan Sectio Caesarea, bayi lahir tanggal 18 maret 2021. IMD (-), Jenis
kelamin Laki-lak, Anus (+) , icterus (+), Meconium (+), BB : 2150 gr, PB : 47
cm, LLA : 9 cm, Lingkar kepala : 31,5 cm, Lingkar dada : 29 cm, Lingkap perut :
26 cm.

KLASIFIKASI DATA

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


- - fase ekspirasi tampak memanjang
- penggunaan otot bantu napas
- pola napas abnormal
- TTV
o HR : 153
o SpO2 : 97 %
o Respiratory : 34 x/menit
- Bayi belum mampu mengisap
- Bayi belum mampu Menelan
- BB/PB : 2050 gr/ 47 cm
- Lingkar Kepala : 31,5 cm
- Lingkar Perut : 26 cm
- Lingkar Lengan : 9 cm
- Lingkar Dada : 29 cm
- BBL : 2150
- Hasil Labaoratorium
GDS : 39 mg/dL
Faktor Resiko :

Keperawatan Anak.Nurlinda 41
- Terpasang Infus
- Terpasang OGT
1. Hasil Laboratorium
WBC : 12,1 10^3/uL

Keperawatan Anak.Nurlinda 42
ANALISA DATA

Data Masalah
DS : - pola napas tidak efektif

DO : - fase ekspirasi tampak memanjang


-penggunaan otot bantu napas
-pola napas abnormal
-TTV
 HR : 153
 SpO2 : 97 %
 Respiratory : 34 x/menit

DS : - Defisit nutrisi

DO : -
- Bayi belum mampu mengisap
- Bayi belum mampu Menelan
- BB/PB : 2050 gr/ 47 cm
- Lingkar Kepala : 31,5 cm
- Lingkar Perut : 26 cm
- Lingkar Lengan : 9 cm
- Lingkar Dada : 29 cm
- BBL : 2150
- Hasil Labaoratorium
GDS : 39 mg/dL

DS : - Resiko infeksi

DO : -
- Terpasang infus pump
- Terpasang OGT

Keperawatan Anak.Nurlinda 43
- Ventilator mode sipep

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Tanggal ditemukan Tanggal teratasi


1. Pola napas tidak 23 maret 2021
-
efektif b/d imaturitas neurologis

2. Defisit nutrisi b/d 23 maret 2021


-
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien

3. Resiko infeksi b/d 23 maret 2021


-
efek prosedur invasif

Keperawatan Anak.Nurlinda 44
Keperawatan Anak.Nurlinda 45
INTERVENSI KEPERAWATAN

Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi


No Diagnosa Keperawatan (SDKI)
(SLKI) (SIKI)
1. Pola napas tidak efektif b/d imaturitas Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi
neurologis selama 1x24 jam, diharapkan pola napas  Monitor pola napas (frekuensi,kedalaman,usaha
Ds : membaik dengan kriteria hasil: napas)
Do : a. Dispnea menurun  Monitor bunyi napas tambahan
- fase ekspirasi tampak memanjang b. Penggunaan otot bantu napas (mis.gurgling,mengi,wheezing,ronkhi kering)
-penggunaan otot bantu napas menurun  Monitor sputum (jumlah,warna,aroma)
-pola napas abnormal c. Pemanjangan fase ekspirasi menurun Teraupetik
-TTV d. Frekuensi napas membaik  Pertahankan kepatenan jalan napas
 HR : 153 e. Kedalaman napas membaik  Posisikan semi fowler atau fowler
 SpO2 : 97 %  Lakukan fisioterapi dada,jika perlu
 Respiratory : 34 x/menit  Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik
 Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan
endotrakeal
 Berikan oksigen jika perlu
Edukasi
 Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari,jika tidak
kontraindikasi
Kolaborasi

Keperawatan Anak 46
 Kolaborasi pemberian
bronkodilator,ekspektoran,mukolitik,jika perlu
2. Defisit nutrisi b/d ketidakmampuan Setelah dilakukan Tindakan keperawatan Observasi
mengabsorbsi nutrient 1x24 jam status nutrisi bayi membaik  Identifikasi faktor yang mempengaruhi asupan
DS : - dengan kriteria hasil: gizi
 Berat badan meningkat  Identifikasi perubahan berat badan
DO : -  Panjang badan meningkat  Identifikasi kelainan pada kulit
- Bayi belum mampu mengisap  Kulit kuning menurun  Identifikasi pola makan
- Bayi belum mampu Menelan  Sklera kuning menurun  Monitor warna kongjungtiva
- BB/PB : 2050 gr/
 Membrane mukosa kuning  Monitor hasil laboratorium
47 cm
menurun Teraupetik
- Lingkar Kepala : 31,5 cm
 Pucat menurun  Timbang berat badan
- Lingkar Perut : 26 cm
 Tebal lipatan kulit membaik  Ukur antropometrik komposisi tubuh
- Lingkar Lengan : 9 cm
 Proses tumbuh kembang membaik  Hitung perubahan berat badan
- Lingkar Dada : 29 cm
Edukasi
- BBL : 2150
 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Hasil Labaoratorium
GDS : 39 mg/dL

Setelah dilakukan Tindakan keperawatan


3. Resiko infeksi b/d efek prosedur invasif
selama 1x24 jam diharapkan integritas Perawatan selang

Keperawatan Anak 47
kulit dan jaringan meningkat dengan Observasi
kriteria hasil:  Identifikasi indikasi dilakukan pemasangan
 Kerusakan jaringan menurun selang dada
 Kerusakan lapisan kulit menurun  Monitor kepatenan selang
 Kemerahan menurun  Monitor jumlah, warna dan konsistensi
 Suhu kulit membaik drainase selang
 Tekstur membaik  Monitor kulit di sekitar insersi selang

 Perfusi jaringan meningkat (mis.kemerahan dan kerusakan kulit)


Teraupetik
 Lakukan kebersihan tangan sebelum dan
setelah perawatan selang
 Berikan selang yang cukup Panjang untuk
memaksimalkan mobilisasi
 Ganti selang secara rutin,sesuai indikasi
 Lakukan perawatan kulit pada daerah insersi
selang
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan
selang
 Ajarkan cara perawatan selang
 Ajarkan mengenali tanda-tanda infeksi

Keperawatan Anak 48
Keperawatan Anak 49

Anda mungkin juga menyukai