Asuhan Keperawatan Pada Anak BBLR
Asuhan Keperawatan Pada Anak BBLR
Asuhan Keperawatan Pada Anak BBLR
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kongres Kedokteran Perinatologi Eropa Ke-2, 1970, mendefinisikan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) adalah bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir £ 2500 gr dan mengalami masa
gestasi yang diperpendek maupun pertumbuhan intra uterus kurang dari yang diharapkan (Rosa
M. Sacharin, 1996).
Berat Badan Lahir Rendah tergolong bayi yang mempunyai resiko tinggi untuk kesakitan dan
kematian karena BBLR mempunyai masalah terjadi gangguan pertumbuhan dan pematangan
(maturitas) organ yang dapat menimbulkan kematian.
Angka kejadian (insidens) BBLR di negara berkembang seperti di Inggris dikatakan sekitar 7 %
dari seluruh kelahiran. Sedangkan di Indonesia masih merupakan masalah yang perlu
diperhatikan, karena di Indonesia angka kejadiannya masih tinggi.
Berkenaan dengan itu upaya pemerintah untuk pencegahan dan pengelolaan BBLR sangat
penting. Dengan penanganan yang lebih baik dan pengetahuan yang memadai tentang
pengelolaan BBLR, diharapkan angka kematian dan kesakitan dapat ditekan.
Peran serta perawat dalam pencegahan BBLR dengan meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin
yang dikandung, maka perlu dilakukan deteksi dini melalui pemantauan Ante Natal Care dan
pengelolaan BBLR dengan penanganan dan pengetahuan yang memadai dengan menggunakan
pendekatan asuhan keperawatan.
TUJUAN
Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk mengetahui asuhan keperawatan pada neonatus
dengan BBLR.
2. Tujuan Khusus
BAB II
PEMBAHASAN
DEFENISI
Bayi berat badan lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari
2500 gram ( WHO, 1961 ).
Berat badan lahir rendah yaitu bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa
memperhatikan usia gestasi (dihitung satu jam setelah melahirkan). Menurut Ribek dkk. (2011).
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan 2500 gram atau kurang pada
saat lahir, bayi baru lahir ini dianggap mengalami kecepatan pertumbuhan intrauterine kurang
dari yang diharapkan atau pemendekan periode gestasi (Bobak, 2004).
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau sama
dengan 2500 gram (Surasmi, 2003).
Berat Badan Bayi Rendah (BBLR) merupakan bayi (neonatus) yang lahir dengan memiliki berat
badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram (Hidayat, 2005).
Menurut Hasan Rusepno (1995), berdasarkan hasil konggres kedoktren Perinatologi Eropa II
yang disebut bayi berat lahir rendah adalah bayi yang beratnya kurang atau sama dengan 2500
gram saat lahir.dianggap sebagai mengalami masa gestasi yang diperpendek, maupun
pertumbuhan intra uterus kurang dari yang diharapkan atau keduanya.
Large for date adalah bayi yang dilahirkan lebih besar dari seharusnya tua kehamilan, misalnya
pada diabetes mellitus
ETIOLOGI
Penyebab berat badan lahir rendah belum diketahui, Menurut Huda dan Hardhi dalam NANDA
NIC-NOC (2013). Penyebab kelahiran bayi berat badan lahir rendah, yaitu:
Selain penyebab diatas ada beberapa penyebab kelahiran berat badan lahir rendah yang
berhubungan, yaitu :
Faktor ibu
Paritas
Abortus spontan sebelumnya
Infertilitas
Gizi saat hamil yang kurang, umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
Jarak hamil dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat
Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah, perokok
Faktor kehamilan
Faktor janin
Cacat bawaan, infeksi dalam rahim.
Infeksi congenital (missal : rubella)
. KLASIFIKASI BBLR
Menurut Ribek dkk. (2011), ada 3 klasifikasi dari berat badan lahir rendah, yakni:
Berat badan lahir rendah sedang yaitu bayi lahir dengan berat badan 1501 sampai 2500
gram.
Berat badan lahir sangat rendah yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari 1500
gram.
Berat badan lahir sangat rendah sekali yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari
1000 gram.
PATOFISIOLOGI
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu
lahir. Secara umum penyebab dari bayi berat badan lahir rendah dipengaruhi oleh beberapa
factor antara lain gizi saat hamil yang kurang dengan umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35
tahun, jarak hamil dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat, penyakit menahun
ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah, perokok.
BBLR biasanya disebabkan juga oleh hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan, cacat
bawaan, infeksi dalam rahim. Hal ini akan menyebabkan bayi lahir dengan berat 2500 gram
dengan panjang kurang dari 45 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm kepala lebih besar, kulit tipis,
transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang, otot hipotonik lemah, pernapasan tak teratur
dapat terjadi apnebiasanya terjadi pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
Kemungkinan yang terjadi pada bayi dengan BBLR adalah Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia
neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit membran hialin, dismatur preterm terutama bila
masa gestasinya kurang dari 35 minggu, hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan
ventrikel otak, hipotermia, hipoglikemia, hipokalsemia, anemi, gangguan pembekuan darah,
infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC), bronchopulmonary dysplasia,
dan malformasi kongineta.
MANIFESTASI KLINIS
Pada anamnesa sering dijumpai adanya Riwayat abortus, pertus prematurus dan lahir mati
Pembesaran uterus tidak sesuai dengan tuanya kehamilan
Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat dan tidak sesuai menurut yang
seharusnya
Sering dijumpai dengan kehamilan oliradramnion gravidarum atau perdarahan
anterpartum
Tanda dangejala yang dijumpai pada Bayi Berat Lahir Rendah antara lain :
1. Berat Badan Kurang dari 2.500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm, lingkar
kepala kurang dari 33 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm.
2. Masa gestasi kurang dari 37 minggu.
3. Kepala lebih besar dari badan.
4. Lanugo (bulu halus ) banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan
5. Lemak sub kutan kurang.
6. Ubun – ubun dan sutura melebar
7. Genitalia belum sempurna, labia minora belun tertup oleh labia mayora (pada
wanita) pada pria testis
8. Pembuluh darah kulit banyak terlihat peristaltik usus dapat terlihat.
9. Rambut halus dan tipis.
10. Banyak tidur dan tangis lemah.
11. Kulit tampak mengkilat dan licin
12. Pergerakan kurang dan lemah.
13. Refleks tonus leher lemah, refleks isap kurang, refleks menelan kurang dan refleks
batuk masih lemah.
PENATALAKSANAAN
Medis
Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen
Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)
Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup
Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik yang tepat
Keperawatan:
Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar perawatan yang
diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar. Semua perawatan bayi
harus dilakukan didalam incubator
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam mempertahankan suhu tubuh. Bayi
akan berkembang secara memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan antara 35,50 C s/d 370
C.Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu normal tubuhnya
dipertahankan dengan usaha metabolic yang minimal. Bayi berat rendah yang dirawat dalam
suatu tempat tidur terbuka, juga memerlukan pengendalian lingkungan secara seksama. Suhu
perawatan harus diatas 25 0 C, bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram, dan sampai 300C untuk
bayi dengan berat kurang dari 2000 gram
Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur perawatan dapat
dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum memasukkan bayi kedalam incubator,
incubator terlebih dahulu dihangatkan, sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg
dan 32,20C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang, hal ini
memungkinkan pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi
Pemberin oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm BBLR, akibat tidak
adanya alveolo dan surfaktan. Konsentrasi O2yang diberikan sekitar 30- 35 % dengan
menggunakan head box, konsentrasi o2 yang tinggi dalam masa yang panjangakan menyebabkan
kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan
Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang kurang berkembang, ia
mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap infeksi. Untuk mencegah infeksi,
perawat harus menggunakan gaun khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi.
Pemberian makanan
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah terjadinya hipoglikemia
dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan pertama, dapat diberikan melalui kateter ( sonde ),
terutama pada bayi yang reflek hisap dan menelannya lemah. Bayi berat lahir rendah secara
relative memerlukan lebih banyak kalori, dibandingkan dengan bayi preterm.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
KOMPLIKASI
BAB III
1. PENGKAJIAN
2. Identitas Klien
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Suku bangsa :
Pekerjaan :
Penanggung jawab :
Agama :
Status perkawinan :
Alamat :
Ruang rawat :
Tanggal masuk :
Diagnosa medic :
Golongan darah :
Sumber informasi :
Tekanan darah :
Suhu : 35,5 0C
3. Riwayat Kesehatan
4. Riwayat antenatal yang perlu dikaji atau diketahui dari riwayat antenatal pada kasus
BBLR yaitu:
Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk, merokok
ketergantungan obat-obatan atau dengan penyakit seperti diabetes mellitus,
kardiovaskuler dan paru.
Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran multiple, kelainan
kongenital, riwayat persalinan preterm.
Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas atau periksa tetapi tidak teratur dan
periksa kehamilan tidak pada petugas kesehatan.
Hari pertama hari terakhir tidak sesuai dengan usia kehamilan (kehamilan postdate atau
preterm).
1. Riwayat natalkomplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang sangat erat dengan
permasalahan pada bayi baru lahir. Yang perlu dikaji :
Agar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua AS (0-3) asfiksia berat, AS
(4-6) asfiksia sedang, AS (7-10) asfiksia ringan.
Berat badan lahir : Preterm/BBLR < 2500 gram, untu aterm ³ 2500 gram lingkar kepala
kurang atau lebih dari normal (34-36 cm).
Adanya kelainan kongenital : Anencephal, hirocephalus anetrecial aesofagal.
4. Pemeriksaaan Fisik
Keadaan umum
Pada neonatus dengan BBLR, biasanya keadaannya lemah dan hanya merintih. Keadaan akan
membaik bila menunjukkan gerakan yang aktif dan menangis keras. Kesadaran neonatus dapat
dilihat dari responnya terhadap rangsangan. Adanya BB yang stabil, panjang badan sesuai
dengan usianya tidak ada pembesaran lingkar kepala dapat menunjukkan kondisi neonatus yang
baik.
Kulit
Biasanya warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstrimitas berwarna biru, pada bayi preterm
terdapat lanugo dan verniks.
Kepala
Biasanya ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom, ubun-ubun besar cekung atau
cembung kemungkinan adanya peningkatan tekanan intrakranial.
Mata
Biasanya warna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding conjunctiva, warna
sklera tidak kuning, pupil menunjukkan refleksi terhadap cahaya.
Hidung
Mulut
Biasanya bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.
Telinga
Leher
Thorax
Inspeksi :biasanya bentuk dada simetris, terdapat tarikan intercostals,
Palpasi : biasanya premitus simetris ki/ka
Perkusi : biasanya sonor
Auskultasi : biasanya vesikuler,suara tambahan wheezing
Jantung
Inspeksi : biasanya ictus cordis terlihat, frekuensi jantung > 100
Palpasi : biasanya ictus cordis teraba 1 jari di intercostal IV
Perkusi : biasanya pekak
Auskultasi : biasanya irama jantung tidak teratur
Abdomen
Inspeksi : biasanya bentuk silindris, perut cekung adanya hernia diafragma
Palpasi : biasanya hepar bayi terletak 1-2 cm dibawah arcus coatae pada garis papilla
mamae, lien tidak teraba
Perkusi : biasanya jarang dilakukan perkusi pada bayi
Auskultasi : bising usus timbul 1-2 jam setelah masa kelahiran bayi
Umbilikus
Biasanya tali pusat layu, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda – tanda infeksi pada
tali pusat.
Genitalia
Biasanya pada neonatus aterm testis turun, lihat adakah kelainan letak muara uretra pada
neonatus laki – laki, neonatus perempuan lihat labia mayor dan labia minor, adanya sekresi
mucus keputihan, kadang perdarahan.
Ekstremitas
Biasanya warna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya patah tulang atau adanya
kelumpuhan syaraf atau keadaan jari-jari tangan serta jumlahnya.
Refleks
Biasanya pada neonatus preterm post asfiksia berat reflek moro dan sucking lemah. Reflek moro
dapat memberi keterangan mengenai keadaan susunan syaraf pusat atau adanya patah tulang
Pola nutrisi
Yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan absorbsi gastrointentinal, muntah aspirasi,
kelemahan menghisap sehingga perlu diberikan cairan parentral atau personde sesuai dengan
kondisi bayi untuk mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk mengkoreksi
dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi disamping untuk pemberian obat intravena.
Pola eliminasi
Yang perlu dikaji pada neonatus adalah BAB : frekwensi, jumlah, konsistensi. BAK : frekwensi,
jumlah
Kebudayaan yang berpengaruh terhadap BBLR kebiasaan ibu merokok, ketergantungan obat-
obatan tertentu terutama jenis psikotropikaKebiasaan ibu mengkonsumsi minuman beralkohol,
kebiasaan ibu melakukan diet ketat atau pantang makanan tertentu.
Hubungan psikologis
Sebaiknya segera setelah bayi baru lahir dilakukan rawat gabung dengan ibu jika kondisi bayi
memungkinkan. Hal ini berguna sekali dimana bayi akan mendapatkan kasih sayang dan
perhatian serta dapat mempererat hubungan psikologis antara ibu dan bayi. Lain halnya dengan
BBLR karena memerlukan perawatan yang intensif
1. DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh b.d kegagalan mempertahankan suhu tubuh,
penurunan jaringan lemak subkutan
3. Ketidakefektifan pola makan bayi b.d prematuritas
4. Diskontinuitas pemberian ASI b.d prematuritas
5. Resiko infeksi b.d pertahanan imunologis tidak adekuat
6. Iketrus neonates b.d bilirubin tak terkonjugasi dalam sirkulasi.
1. INTERVENSI KEPERAWATAN
N
Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
o
1 Resiko NOC : NIC :
ketidakseimbangan suhu
tubuh b.d kegagalan v Hydration Temperature Regulation
mempertahankan suhu (pengaturan suhu)
tubuh, penurunan v Adherence Behavior
jaringan lemak subkutan – Monitor suhu minimal tiap 2
v Immune Status jam
Definisi : Risiko kegagalan
mempertahankan suhu v Infection status – Rencanakan monitoring
tubuh dalam batas normal. suhu secara kontinyu
v Risk control
Faktor factor resiko: – Monitor TD, nadi, dan RR
v Risk detectio
– Perubahan – Monitor warna dan suhu
metabolisme dasar kulit
· kurang pengetahuan v Menyusui secara – Tentukan sumber air yang
tentang cara pemberian ASI mandiri digunakan untuk mengencerkan
susu formula yang kental atau
· Kurang pengetahuan v Tetap mempertahankan dalam bentuk bubuk
tentang cara penyimpanan laktasi
ASI – Tentukan kandungan
v Pertumbuhan dan flouride air yang digunakan untuk
· Bayi tidak mendapat perkembangan bayi dalam mengencerkan formula bubuk atau
nutrisi dari payudara untuk batas normal konsentrat dan rujukan penggunaan
beberapa atau semua suplemen lour,jika diindikasikan
pemberian makanan v Mengetahui tanda
tanda penurunan suplai – Pantau berat badan bayi,jika
· Keinginan ibu untuk ASI diperlukan
untuk pada akhirnya
memberikan ASI gguna v Ibu mampu – Ingatkan orangtua atau
memenuhi kebutuhan mengumpulkan dan pengasuh bayi tentang penggunaan
nutrisi anak menyimpan ASI secara oven microwave untuk
aman menghangatkan formula
· Keinginan ibu untuk
mempertahankan pemberian v Penyapihan pemberian – Instruksikan dan
ASI untuk memenuhhi ASI diskontinuitas demonstrasikan keadaan orangtua
kebutuhan nutrisi anak proggresi pemberian ASI teknik membersihkan mulut bayi
setelah bayi diberikan susu
· Perpisahan ibu dan
v Kemampuan penyedia
anak perawatan untuk Lactation supresion
mencairkan,menghangatk
Faktor yang berhubungan: an,dan menyimpan ASI – Fasilitasi proses bantuan
secara aman interakti untuk membantu
· Konttraindikasi mempertahankan keberhasilan
terhadap v Menunjukkan teknik proses pemberian ASI
menyusui(mis.,agens dalam memompa ASI
armaseutik tertentu) – Sediakan informasi tentang
v Berat badan bayi=masa laktasi dan teknik memompa
· Penyakit bayi tubuh ASI(secara manual atau dengan
pompa elektrik),cara
mengumpulkan dan menyimpan
ASI
Lactation counseling
4 Resiko infeksi b.d NOC NIC
pertahanan imunologis
tidak adekuat v Immune status Infection control (kontrol infeksi):
PENUTUP
KESIMPULAN
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan 2500 gram atau kurang pada
saat lahir, bayi baru lahir ini dianggap mengalami kecepatan pertumbuhan intrauterine kurang
dari yang diharapkan atau pemendekan periode gestasi (Bobak, 2004).
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau sama
dengan 2500 gram (Surasmi, 2003).
Berat Badan Bayi Rendah (BBLR) merupakan bayi (neonatus) yang lahir dengan memiliki berat
badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram (Hidayat, 2005).
Menurut Hasan Rusepno (1995), berdasarkan hasil konggres kedoktren Perinatologi Eropa II
yang disebut bayi berat lahir rendah adalah bayi yang beratnya kurang atau sama dengan 2500
gram saat lahir.dianggap sebagai mengalami masa gestasi yang diperpendek, maupun
pertumbuhan intra uterus kurang dari yang diharapkan atau keduanya.
Large for date adalah bayi yang dilahirkan lebih besar dari seharusnya tua kehamilan, misalnya
pada diabetes mellitus
SARAN
1. Bagi para pembaca, diharapkan dapat memetik pemahaman dari uraian yang dipaparkan
diatas, sehingga dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan tambahan.
2. Bagi dosen pembimbing, diharapkan dapat memberi masukan, baik dalam proses
penyusunan maupun dalam pemenuhan referensi untuk membantu kelancaran dan
kesempurnaan pembuatan makalah kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Huda , Amin N dan Hardhi Kusuma. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa NANDA & NIC-NOC Jilid 1. Jakarta : EGC
Tambayong, (2000) . Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.