A.7.2 - Sop Surveilans Epidemiologi Covid-19

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

SURVEILANS EPIDEMIOLOGI COVID-19

No. Dokumen : 01/Survim-KLB/Dinkes


SO No. Revisi : 05
P Tanggal Terbit : 16 Maret 2020
Halaman :
PEMERINTAH KOTA KEMENTERIAN
Kepala Bidang P2P : H. Hairul Fahmi, SKM, MM
BANJARBARU KESEHATAN RI

1. Pengertian Pengamatan, Pengumpulan data, Tracing dan Tracking kasus COVID-19 yaitu
Kasus Suspek, Kasus Probable, Kasus Konfirmasi, Kontak Erat, Pelaku
Perjalanan, Discarded, Selesai Isolasi, dan Kematian.
Untuk Kasus Suspek, Kasus Probable, Kasus Konfirmasi, Kontak Erat, istilah
yang digunakan pada pedoman sebelumnya adalah Orang Dalam
Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), Orang Tanpa Gejala
(OTG).

2. Tujuan 1. Memantau tren penularan COVID-19 pada tingkat nasional dan global.
2. Melakukan deteksi cepat pada wilayah tanpa transmisi virus dan
monitoring kasus pada wilayah dengan transmisi virus termasuk pada
populasi rentan.
3. Memberikan informasi epidemiologi untuk melakukan penilaian
risiko tingkat nasional, regional, dan global.
4. Memberikan informasi epidemiologi sebagai acuan kesiapsiasiagaan
dan respon penanggulangan.
5. Melakukan evaluasi terhadap dampak pandemi pada sistem
pelayanan kesehatan dan sosial.

3. Kebijakan 1. Undang-Undang No. 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular ;


2. PP No. 40 tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit
Menular ;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/Menteri/Per/X/2010
tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan
Wabah dan Upaya Penanggulangan ;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK
HK.01.07/MENKES/104/2020 tentang Penetapan Infeksi Novel
Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV) sebagai Jenis Penyakit Yang Dapat
Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya.
5. Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019
(COVID-19).

4. Referensi Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19)


Rev-5, Kementerian Kesehatan, Juli 2020.

5, Prosedur Bahan :
1. HAC
2. Formulir 1
3. Formulir 2
4. Formulir 3
5. Formulir 4

6. Langkah- 1. Penemuan Kasus


langkah Kegiatan penemuan kasus dilakukan di pintu masuk dan wilayah untuk
mengidentifikasi ada atau tidaknya kasus suspek, probable, konfirmasi
dan kontak erat dan melakukan respon adekuat.
a. Penemuan Kasus di Pintu Masuk
1) Menerima notifikasi dari KKP Bandara Syamsuddin Noor untuk
pelaku perjalan yang masuk wilayah Banjarbaru, melalui WA
dan HAC

Langkah- 2) Laporan atau notifikasi dikatagorikan (suspek/ probable/


langkah kontak erat/ PP)
3) Di teruskan kepada puskesmas sesuai domisili pelaku
perjalanan untuk pemantauan

b. Penemuan Kasus di wilayah


1) Laporan dari RT/ RW/ Masyarakat tentang adanya pelaku
perjalanan ataupun masyarakat dengan gejala COVID-19 atau
kontak erat kasus konfirmasi COVID-19
2) Laporan/ notifikasi dari Kabupaten/ Kota diluar Banjarbaru
kasus suspek/ probable/ kontak erat/ CC
3) Laporan/ notifikasi dari RS dan Klinik jejaring (pemerintah/
swasta) untuk kasus suspek/ probable/ kontak erat/ CC
ataupunpun rapid test reaktif dan non reaktif.
4) Laporan puskesmas dan RS/ Klinik jejaring dari kunjungan poli
untuk kasus ILI (influenza like illness) dan SARI (Severe Acute
Respiratory Syndrome)
5) Hasil penelusuran kontak erat di masyarakat dan
fasyankes
6) Pemantauan pada lokasi khusus (panti, lapas, asrama, ponpes)

2. Verifikasi Laporan
a. Menghubungi nama-nama yang masuk dalam data notifikasi via
telpon atau wa
b. Melakukan wawancara sesuai dengan formulir 1 dan 2
c. Melakukan janji kunjungan dengan tim untuk kasus dengan gejala
d. Menghubungi RT setempat dan Gugus Tugas untuk menyampaikan
rencana kunjungan
e. Melakukan kunjungan dan pemantauan serta mengedukasi untuk
pelaksanaan isolasi mandiri.

7. Bagan Alir
8 Hal-hal yang Definisi Operasional :
perlu 1. Kasus Suspek
diperhatikan
Seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut:
a. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)* DAN
pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat
perjalanan atau tinggal di negara/wilayah Indonesia yang
melaporkan transmisi lokal**.
b. Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA* DAN pada 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan
kasus konfirmasi/probable COVID-19.
c. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat*** yang
membutuhkan perawatan di rumah sakit DAN tidak ada penyebab
lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan

2. Kasus Probable
Kasus suspek dengan ISPA Berat/ARDS***/meninggal dengan
gambaran klinis yang meyakinkan COVID-19 DAN belum ada hasil
pemeriksaan laboratorium RT-PCR.

3. Kasus Konfirmasi
Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 yang
dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR.
Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2:
a. Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik)
b. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)

4. Kontak Erat
Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau
konfirmasi COVID-19. Riwayat kontak yang dimaksud antara lain:
a. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau kasus
konfirmasi dalam radius 1 meter dan dalam jangka waktu 15 menit
atau lebih.
b. Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi
(seperti bersalaman, berpegangan tangan, dan lain-lain).
c. Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus
probable atau konfirmasi tanpa menggunakan APD yang sesuai
standar.
d. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan
penilaian risiko lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan
epidemiologi setempat (penjelasan sebagaimana terlampir).

5. Pelaku Perjalanan
Seseorang yang melakukan perjalanan dari dalam negeri (domestik)
maupun luar negeri pada 14 hari terakhir.

9. Unit terkait 1. KKP


2. Dinkesprop
3. RS dan Klinik Jejaring
4. Puskesmas

10 Dokumen 1. HAC
. Terkait 2. Formulir 1 – 4
3. Rekam Medik
4. Register Pasien

Anda mungkin juga menyukai