Kebudayaan Suku Lampung Yang Terkait Dengan Kesehatan
Kebudayaan Suku Lampung Yang Terkait Dengan Kesehatan
Kebudayaan Suku Lampung Yang Terkait Dengan Kesehatan
Tiap kebudayaan manusia mempunyai suatu sistem pengetahuan yang berasal dari pengalamannya
sehari-hari. Begitu pun dengan masyarakat suku Lampung. Mereka mengenal ragam pengetahuan
tentang cara dan bahan pengobatan yang berasal dari flora dan fauna yang tersedia di sekitar mereka.
Masyarakat suku Lampung telah mengetahui bahwa sejumlah tumbuh-tumbuhan dan bagian hewan
tertentu bisa digunakan untuk menyembuhkan penyakit. Beberapa tumbuhan yang biasa digunakan
sebagai obat di antaranya:
1. Pohon kelapa
Suku Lampung menggunakan akar pohon kelapa untuk mengobati kencing batu. Sementara yang
disebut ujau tinjau atau kelapa hijau yang berkelopak jingga digunakan sebagai penawar panas perut.
Dan air kelapa yang telah tua bisa diminum sebagai penawar racun. Sedangkan kulit tempurungnya bisa
dipergunakan untuk mengobati luka.
3. Pohon Pinang
Penyakit cacingan telah menjadi penyakit alami bagi anak-anak yang berasal dari lingkungan yang
lembap atau karena pola makan dan cara bermain mereka. Tapi sebagai orang tua, suku Lampung tak
perlu khawatir selama masih ada pohon pinang di sekitar tempat tinggal. Karena dari umbut serta buah
pinang atau urai yang muda,masyarakat suku Lampung telah mempercayakannya sebagai obat cacing.
4. Benalu
Jika sekarang ini anak - anak menggunakan pasta gigi yang bersifat kimiawi untuk menguatkan gigi agar
tidak keropos dan berlubang. Masyarakat suku Lampung sejak dulu telah memiliki resep alami untuk gigi
anak-anak yang baru tumbuh agar kuat dan tahan dari penyakit. Dengan cara mengunyah atau
menggosok - gosokkan benalu pada gigi.
6. Tumbuhan Gelinggang
Tumbuhan Gelinggang yang daunnya berbentuk seperti daun kacang dan berbuah seperti petai atau
kacang hijau, digunakan untuk obat sakit tulang.
8. Tumbuhan Kelor
Masyarakat suku lampung menyebutnya tanaman kilor. Akar kelor dipercaya berkhasiat sebagai obat
kejang, obat gusi berdarah, obat haid tidak teratur dan obat pusing. Daunnya berkhasiat sebagai obat
sesak nafas, encok, dan beri – beri. Sedangkan bijinya sebagai obat mual.
Selain tumbuhan, masyarakat suku Lampung juga memiliki pengetahuan pengobatan yang berasal dari
hewani. Diantaranya adalah tanduk kijang yang berlapis kulit dapat dimanfaatkan sebagai obat penyakit
kulit. Hati tupai bisa digunakan sebagai obat asma. Lemak ular bisa digunakan untuk mengurut patah
tulang atau kaki yang terkilir. Sedangkan cula dan badan cacing keremi berguna untuk menawar racun.
Bahkan suku Lampung menggunakan air seni sebagai obat sakit mata dan sakit gigi, yang biasa dikenal
dengan nama saribu.
Simpulan:
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa setiap tumbuhan dan bagian dari hewan ini ternyata
dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional dan menjadi budaya tersendiri dalam suatu daerah. Salah
satunya adalah budaya masyarakat Suku Lampung. Budaya masyarakat suku lampung adalah
menggunakan sejumlah bagian dari tumbuh - tumbuhan dan bagian hewan tertentu yang bisa
digunakan untuk menyembuhkan penyakit. Beberapa tumbuhan yang biasa digunakan sebagai obat di
antaranya: pohon kelapa, pohon pinang, pohon pisang, benalu, tumbuhan seruni dan ketinuh,
tumbuhan gelinggang, dan alang – alang. Adapun bagian tumbuhan yang jika dicampur menghasilkan
racun adalah buah rambutan atau binjai dengan durian dan campuran antara buah manggis dengan gula
pasir. Sedangkan beberapa bagian dari hewan yang bisa digunakan untuk menyembuhkan penyakit,
diantaranya: tanduk kijang, hati tupai, lemak ular, cula dan badan cacing keremi. Selain itu, suku
Lampung juga menggunakan air seni sebagai obat sakit mata dan sakit gigi, yang biasa dikenal dengan
nama saribu.
DAFTAR PUSTAKA
Kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/955/ilmu-pengobatan-suku-lampung
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Lampung, Lusi Darmayanti menjelaskan
saat ini Indonesia sedang mengalami perubahan pola penyakit yang ditandai meningkatnya
kematian dan kesakitan akibat penyakit tidak menular (PTM).
Kasus itu berdampak pada meningkatnya biaya pelayanan kesehatan yang ditanggung
masyarakat dan pemerintah, penurunan produktivitas dan daya saing yang berpengaruh pada
perekonomian masyarakat. Untuk itu perlu adanya perbaikan lingkungan dan perubahan perilaku
hidup sehat secara sistematis.
"Hal itu diupayakan melalui gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) yang sudah dimulai sejak
2017 lalu. Di Lampung sendiri tahun 2018 ini kami berkomitmen pada penanggulangan dan
pencegahan stunting, eleminasi penyakit tuberculosis, serta peningkatan mutu dan cakupan
imunisasi," kata Lusi di Hotel Novotel, Bandar Lampung, Rabu (30/5/2018).
sumber: http://www.lampost.co/berita-pemprov-lampung-komitmen-tekan-tiga-masalah-
kesehatan.html
KETERKAITAN ANTARA ILMU ANTROPOLOGI DENGAN ILMU KEPERAWATAN
Wednesday, July 02, 2014 ILMU KEPERAWATAN No comments
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia – Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan yang berjudul “Keterkaitan Ilmu Antropologi
dengan Ilmu Keperawatan”.
Laporan ini disusun dengan tujuan untuk memperdalam pemahaman mahasiswa mengenai bagaimana
perkembangan antropologi keperawatan dari sisi biologi maupun social-kultural.
Kami menyadari sepenuhnya, bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan-
kekurangan mengingat keterbatasan saya dalam penyusunan. Sehingga dengan keterbatasan tersebut
saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak untuk kesempurnaan laporan
ini. Tak lupa saya ucapkan terima kasih dan penghargaan sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang
telah membantu dan mendukung penyelesaian makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
4.1 Kesimpulan....................................................................................................... 15
4.2 Saran................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna
tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar
dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Dan kesehatan yang demikian yang menjadi
dambaan setiap orang sepanjang hidupnya. Tetapi datangnya penyakit merupakan hal yang tidak
bisa ditolak meskipun kadang-kadang bisa dicegah atau dihindari.
Secara teoritis dan praktis, antropologi keperawatan sebagai ilmu akan memberikan suatu
sumbangan pada pengemban pelayanan kesehatan, termasuk didalamnya ocialm ginekologi ocial.
Bentuk dasar sumbangan keilmuan tersebut berupa pola pemikiran, cara pandang atau bahkan
membantu dengan ocialm untuk menganalisis suatu situasi kesehatan, berdasarkan perspektif yang
berbeda dengan sesuatu yang telah dikenal para petugas kesehatan saat ini.
Sebenarnya bukan hal baru tentang suatu pernyataan bahwa ilmu social memberikan sumbangan ke
ilmu kedokteran. Dimana berdasarkan biomedical awalnya untuk melihat manusia dari sisi penyakit,
sedangkan sociomedicine untuk melihat manusia dari pasiennya sendiri.
Berdasarkan beberapa permasalahan yang telah diurakan dalam latar belakang ini maka dapat
dirumuskan permasalahannya sebagai berikut :
1. Bagaimana hubungan antara social budaya dan biologi yang merupakan dasar dari perkembangan
antropologi keperawatan?
4. Bagaimana perbedaan antara perkembangan antropologi keperawatan biological pole dan
sosiocultural pole?
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan laporan ini adalah untuk :
1. Untuk mengetahui hubungan antara social budaya dan biologi yang merupakan dasar dari
perkembangan antropologi keperawatan?
2. Untuk mengetahui perkembangan antropologi keperawatan dari sisi biological pole?
3. Untuk mengetahui perkembangan antropologi keperawatan dari sisi sosiocultural pole?
4. Untuk mengetahui perbedaan antara perkembangan antropologi keperawatan biological pole dan
sosiocultural pole?
1. Para pembaca dapat mengerti hubungan antara social budaya dan biologi yang merupakan dasar
dari perkembangan antropologi keperawatan
2. Informasi tentang perkembangan antropologi keperawatan dari sisi biological pole
3. Informasi tentang perkembangan antropologi keperawatan dari sisi sosiocultural pole
4. Informasi perbedaan antara perkembangan antropologi keperawatan biological pole dan
sosiocultural pole
LANDASAN TEORI
Menurut asal kata anthropologi berasal dari kata Yunani (baca: anthropos) yang berarti " manusia"
atau "orang", dan logosyang berarti "wacana" (dalam pengertian "bernalar", "berakal").
Anthropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.
Koentjaraningrat: Anthropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan
mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat sertakebudayaan yang dihasilkan.
William A. Havilland: Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun
generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian
yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
David Hunter: anthropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang
umat manusia.
Solita Sarwono: Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap
penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan.
Menurut Weaver : Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi terapan yang menangani
berbagai aspek dari kesehatan dan penyakit.
Menurut Hasan dan Prasad : Antropologi Kesehatan adalah cabang dari ilmu mengenai manusia yang
mempelajari aspek-aspek biologi dan kebudayaan manusia (termasuk sejarahnya) dari titik tolak
pandangan untuk memahami kedokteran (medical), sejarah kedokteran (medico-historical), hukum
kedokteran (medico-legal), aspek sosial kedokteran (medico-social) dan masalahmasalah kesehatan
manusia.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Antropologi adalah : Ilmu yang mempelajari tentang
manusia baik deri segi kebudayaan, peran, tingkahlaku, aspek biologi dan kesehatan
Pada dasarnya, inti dari keperawatan adalah memberikan asuhan keperawatan kepada orang lain
dimana asuhan keperawatan tersebut diberikan kepada individu, keluarga, kelompok, serta
masyarakat. Sedangkan tujuan dari keperawatan adalah untuk meningkatkan kesehata, pencegahan
penyakit, pengobatan penyakit, serta pemulihan kesehatan. Sehingga bisa disimpulkan bahwa
keperawatan merupakan profesi yang mempunyai tujuan untuk kesejahteraan umat manusia. Dalam
menjalankan keperawatan digunakan ilmu dan seni serta mnggunakan proses keperawatan sebagai
metode ilmiah yang dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan praktek keperawatan
profesional. Asuhan keperawatan adalah faktor penting dalam survival klien dan dalam aspek-aspek
pemeliharaan, rehabilitatif, dan preventif perawatan kesehatan.
Merupakan sistem sosial budaya yg memiliki khasanah utk di kaji baik berdiri sendiri maupun
integrasi dg bidang profesi lain Seperti Pendidikan bagi peranan professional Interaksi peran
professional Kebebasan wanita dalam peran professional.
Profesi keperawatan merupakan bidang pengamatan yang menarik bagi antropologi : metodologinya.
Tahun 1968, hanya terdapat 8 orang antropologi yg berkecimpung dlm pendidikan keperawatan.
Tahun 1969, Leininger menemukan 19 tulisan tentag perawatan dalam konteks antropologi. Sekarang
semakain banyak, antropolog dan tulisan2 antropologi keperawatan.
Pendidikan Keperawatan
Tahun 21 sekolah1980
karena perbedaan citra mrk atas apa yg seharusnya ia lakukan ( memberikan perawatan pada pasien
ditempat tidur ), Kenyataan apa yg mereka lakukan (Administrasi), Hubungan yg kaku antara perawat
dan dokter, Posisi yg tdk jelas dari suatu profesi.
BAB III
PEMBAHASAN MATERI
3.1 Hubungan antara social budaya dan biologi yang merupakan dasar dari perkembangan antropologi
keperawatan
Hubungan antara social budaya dan biologi yang merupakan dasar dari perkembangan antropologi
keperawatan, yaitu :
Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan resultante dari berbagai masalah
lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan manusia, social budaya, perilaku, populasi
penduduk, g enetika, dan sebagainya. Derajat kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psycho
socio somatic health well being , merupakan resultante dari 4 faktor(3)yaitu :
2. Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama dan kedua dihubungkan dengan ecological balance
3. Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk, dan sebagainya
4. Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif, promotif, kuratif, dan
rehabilitatif
Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang paling besar
pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat.
Tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangat dipengaruhi oleh faktor -faktor seperti
kelas social, perbedaan suku bangsa dan budaya. Maka ancaman kesehatan yang sama (yang
ditentukan secara klinis), bergantung dari variable-variabel tersebut dapat menimbulkan reaksi yang
berbeda di kalangan pasien.
Misalnya dalam bidang biologi, antropologi keperawatan menggambarkan teknik dan penemuan
ilmu-ilmu kedokteran dan variasinya, termasuk mikrobiologi, biokimia, genetik, parasitologi,
patologi, nutrisi, dan epidemiologi.
Hal ini memungkinkan untuk menghubungkan antara perubahan biologi yang didapatkan dengan
menggunakan teknik tersebut terhadap faktor-faktor sosialdan budaya di masyarakat tertentu.
Contoh : penyakit keturunan albinism di suatu daerah di Nusa Tenggara Timur ditransmisikan
melalui gen resesif karena pernikahan diantara anggota keluarga.
Ada beberapa ilmu yang berhubungan dengan antropologi dan saling berkontribusi dalam
memberikan sumbangan untuk perkembangan ilmu lain.
Misalnya dalam bidang biologi, antropologi keperawatan menggambarkan teknik dan penemuan
ilmu-ilmu kedokteran dan variasinya, termasuk mikrobiologi, biokimia, genetik, parasitologi,
patologi, nutrisi, dan epidemiologi.
Hal ini memungkinkan untuk menghubungkan antara perubahan biologi yang didapatkan dengan
menggunakan teknik tersebut terhadap faktor-faktor sosialdan budaya di masyarakat tertentu.
Contoh: penyakit keturunan albinism di suatu daerah di Nusa Tenggara Timur ditransmisikan melalui
gen resesif karena pernikahan diantara anggota keluarga.
1. Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakatsecara keseluruhan termasuk individunya.
Dimana cara pandang yang tepat akan mampu untuk memberikan kontribusi yang tepat dalam
meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat dengan tetap bertumpu pada akar kepribadian
masyarakat yang membangun.Contoh pendekatan sistem, holistik, emik, relativisme yang menjadi
dasar pemikiran antropologi dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah dan
mengembangkan situasi masyarakat menjadi lebih baik.
2. Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan proses sosial budaya
bidang kesehatan.
3. Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian. Baik dalam merumuskan suatu
pendekatan yang tepat maupun membantu analisis dan interpretasi hasil tentang suatu kondisi yang
ada di masyarakat.
Ada beberapa ilmu yang memberikan sumbangan terhadap antropologi keperawatan, antara lain :
1. Antropologi fisik/ biologi/ ragawi, Contoh : nutrisi mempengaruhi pertumbuhan, bentuk tubuh,
variasi penyakit. Selain itu juga mempelajari evolusi penyakit sebagai akibat faktor budaya, migrasi
dan urbanisasi.
2. Etnomedisin, awalnya mempelajari tentang pengobatan pada masyarakat primitif atau yang masih
dianggap tradisional, meski dalam perkembangan lebih lanjut stereotipe ini harus dihindari karena
pengobatan tradisional tidak selamanya terbelakang atau salah.
3. Kepribadian dan budaya, adalah observasi terhadap tingkah laku manusia di berbagai belahan dunia.
Misalnya: perawatan schizophrenia di suatu daerah untuk mencari penyembuhan yang tepat dapat
digunakan untuk mengevaluasi pola perawatan penyakit yang sama.
4. Kesehatan Masyarakat, dimana beberapa program kesehatan bekerjasama dengan antropologi
untuk menjelaskan hubungan antara kepercayaan dan praktek kesehatan.
2. Di beberapa masyarakat misfortunes disebabkan oleh kekuatan supranatural maupun supernatural
atau penyihir
3. Kelompok healers ditemukan dengan bentuk yang berbeda di setiap kelompok masyarakat
5. Adapun perhatian terhadap suatu keberadaan sakit atau penyakit tidak secara individual, terutama
illness dan sickness pada keluarga ataupun masyarakat.
Jika diumpamakan sebagai kewajiban, maka tugas utama ahli antropologi keperawatan diantaranya:
bagaimana individu di masyarakat mempunyai persepsi dan bereaksi terhadap ill dan bagaimana
tipe pelayanan kesehatan yang akan dipilih, untuk mengetahui mengenai budaya dan keadaan sosial
di lingkungantempat tinggalnya.
3.4 Beda antara perkembangan antropologi keperawatan biological pole dan sosiocultural pole
Perbedaan antara perkembangan antropologi keperawatan biological pole dan sosiocultural pole,
adalah :
Secara umum, antropologi keperawatan senantiasa memberikan sumbangan pada ilmu kesehatan
lain sebagai berikut : (1) Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan
termasuk individunya. Dimana cara pandang yang tepat akan mampu untuk memberikan kontribusi
yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat dengan tetap bertumpu pada akar
kepribadian masyarakat yang membangun. Contoh ; pendekatan sistem, holistik, emik, relativisme
yang menjadi dasar pemikiran antropologi dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan
masalah dan mengembangkan situasi masyarakat menjadi lebih baik. (2) Memberikan suatu model
yang secara operasional berguna untuk menguraikan proses sosial budaya bidang kesehatan.
Memang tidak secara tepat meramalkan perilaku individu dan masyarakatnya, tetapi secara tepat
bisa memberikan kemungkinan luasnya pilihan yang akan dilakukan bila masyarakat berada pada
situasi yang baru. (3) Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian. Baik dalam
merumuskan suatu pendekatan yang tepat maupun membantu analisis dan iterpretasi hasil tentang
suatu kondisi yang ada di masyarakat.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perkembangan antropologi keperawatan sehubungan dengan fenomena konsep sehat dan sakit
dapat dilihat dari faktor berikut : (1) biologis dan ekologis, disebut, sebagai kutub biologi dengan
mengamati pertumbuhan dan perkembangan manusia maupun penyakit perkembangan penyakit
dalam evolusi ekologis. Kajian ini didukung ilmu-ilmu lain seperti genetika, anatomi, serologi,
biokimia ; (2) psikologis dan sosial budaya, disebut sebagai kutub sosial mengamati perilaku sakit
pada pasien, mempelajari etnomedisin, petugas kesehatan dan profesionalisme, hubungan perawat-
dokter-pasien-petugas farmasi. Kajian ini didukung ilmu-ilmu seperti psikologi, sosiologi,
administrasi, politik, komunikasi, bahasa, kesehatan masyarakat, pendidikan kesehatan.
4.2 Saran
Cara dan gaya hidup manusia, adat istiadat, kebudayaan, kepercayaan bahkan seluruh peradaban
manusia dan lingkungannya berpengaruh terhadap penyakit. Secara fisiologis dan biologis tubuh
manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya.
Manusia mempunyai daya adaptasi terhadap lingkungan yang selalu berubah, yang sering membawa
serta penyakit baru yang belum dikenal atau perkembangan/perubahan penyakit yang sudah ada.
Kajian mengenai konsekuensi kesehatan perlu memperhatikan konteks budaya dan sosial
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
http://kafeilmu.co.cc/tema/artikel-sosio-antropologi- pendidikan-sosial.html
http://datastudi.wordpress.com/2009/10/26/konsep- sehat-sakit-dan-penyakit-dalam-konteks-sosial-
budaya/
http://ardycozt.blogspot.com/2012/11/antropologi-dan-sosiologi-keperawatan.html