Pengukuran Kapasitansi Dan Konduktansi - Dewi
Pengukuran Kapasitansi Dan Konduktansi - Dewi
Pengukuran Kapasitansi Dan Konduktansi - Dewi
NO. PERCOBAAN : 08
JUDUL PERCOBAAN : PENGUKURAN KAPASITANSI DAN
KONDUKTANSI
KELAS / GROUP : TT 5C / 5
NAMA PRAKTIKAN : Dewi Maria Wahyu Rosari (1315030038)
NAMA KELOMPOK : 1. Anisa Dinda Agustin (1315030034)
2. Fauzan Hibatur Rahman (1315030120)
3. Graha Ester (1315030047)
4. Jeremia Ganda (1315030053)
TANGGAL PERCOBAAN : 5 Desember 2017
TANGGAL PENYERAHAN LAP. : 12 Desember 2017
NILAI :
DOSEN : Yenniwarti Rafsyam, SST, MT.
2. PENDAHULUAN
Suatu jembatan Wien digunakan untuk pengukuran kapasitansi, resistansi
dielektrik. Jembatan ini diseimbangkan oleh tegangan (R4) dan fasa (R2). Keseimbangan
dilakukan dengan mengatur R4 dan R2. Nilai R2 diukur dengan ohm meter dan berikut ini
berlaku saat seimbang.
C . R4 R 2 . R3
Cx= (1) dan Rx= (2)
R3 R4
(C dalam Farad, dan R dalam Ω)
RX adalah resistansi dielektrik yang paralel terhadap kapasitansi. 1/ Rx = G
Bila suatu saluran dibebani seharga impedansi karakteristiknya, maka tidak ada
gelombang yang dipantulkan ke sumber gelombang. Dengan demikian penyaluran energi
dapat maksimum dengan anggapan rugi-rugi pelemahan saluran diabaikan. Dengan
hubungan seperti ini tegangan pada semua titik sepanjang saluran sama besarnya (secara
teori). Dalam kenyataan tegangan menurun sepanjang saluran yang disebabkan
pelemahan kabel. Untuk frekuenasi diatas 10 kHz, karakteristik impedansi dihitung dari
karakteristik saluran :
R ' + jω L' L
Z=
√ G' + j ω C '
(3) disederhanakan menjadi Z=
√ C
(4)
Dalam suatu daerah antara (mendekati 100 kHz ke 1 MHz), efek kulit
mempengaruhi R’ dan L’, sehingga suatu kabel HF (50 Ω) diukur pada frekuensi rendah,
menghasilkan karakteristik yang hasilnya lebih tinggi dari impedansi karakteristik
(mendekati 70 Ω).
Jembatan Wien memiliki sebuah kombinasi seri RC dalam satu lengan dan sebuah
kombinasi paralel RC dalam lengan di sebelahnya.
Impedansi lengan 1 adalah Z1 = R1 – j/ωC1. Admitansi lengan 3 adalah Y3 = 1/R3
+ j/ωC3 . Dengan menggunakan persamaan dasar untuk kese-timbangan jembatan dan
memasukkan nilai-nilai yang tepat diperoleh :
Osiloskop
Function Generator
5. PROSEDUR PERCOBAAN
5.1. Membuat rangkaian seperti Gambar 1.
Menghubungkan saluran ke terminal Cx, Rx dengan akhir saluran dihubung buka,
menggunakan tegangan U1 = 4 Vpp, 20 kHz sinus.
Pengaturan Osiloskop :
Y1 (0,2 … 0,005 V/div; DC), TB 50 µs/div (disesuaikan keperluan), auto, trigger;
ext, U1.
Menyeimbangkan jembatan untuk tegangan minimum dengan mengatur R4 dan
fasa minimum dengan R2, melakukan secara bergantian.
Mengukur resistansi R4 dan R2 dengan ohm meter.
5.2. Menghitung nilai Cx dan Rx.
5.3. Menghitung C’ = C/I ; G’ = 1/R’ ; R’ = R/I, panjang kabel 50 m.
5.4. Menghitung impedansi karakteristik dengan persamaan (4).
10 nF x 1,028 kΩ
Cx = 100Ω = 102,8 nF.
352,4 kΩ x 100 Ω
Rx = 1,028 kΩ =3 4,28 kΩ
G = 1 / Rx1
G’ = G / 50
G’ = (1 / Rx1) / 50
L L' …………H
Z=
√ √ √
C
= ' =
C ………… F
= ........... Ω
Ω Ω
7. ANALISA
8. KESIMPULAN
LAMPIRAN
Osiloskop
Function Generator
Gambar 3. Gelombang input pada osiloskop dengan Vin = 4 Vpp dan F = 20 kHz