Job 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIK

TEKNIK TRANSMISI
SEMESTER IV KELAS TE2B

PRAKTIK 1
MENGHITUNG KAPASITANSI EKIVALEN (Cx) dan IMPEDANSI
KARAKTERISTIK (Zo) DARI SALURAN TRANSMISI COAXIAL
PANJANG 100 METER DENGAN UJUNG TERBUKA (OPEN ENDED)

Oleh :

DWIKI ARVINDA 4.31.16.1.08

KELOMPOK 2 :

1. DESEMBRITA KURNIAWATI 4.31.16.1.07


2. KRISTIANA 4.31.16.1.16
3. MIFTAVINDA FARAH DIBA 4.31.16.1.17
4. YUSUF SHOLACHUDDIN 4.31.16.1.24

SARJANA TERAPAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI


POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2017/2018
I. JUDUL
Menghitung Kapasitansi Ekivalen (Cx) Dan Impedansi Karakteristik (Zo) Dari
Saluran Transmisi Coaxial Panjang 100 Meter Dengan Ujung Terbuka (Open
Ended)

II. TUJUAN PRAKTIK

Tujuan dari percobaan ini adalah :


1. Mengetahui kapasitansi ekivalen (Cx) dan impedansi krakteristik (Zo) pada
saluran transmisi coaxial panjang 100 meter dengan ujung terbuka.
2. Mempelajari konsep dasar kerja rangkaian jembatan wheatstone.

III. DASAR TEORI

Saluran balance pada gambar 1 terdiri atas 2 konduktor sejajar, masing-


masing dengan medan magnit (H) yang mengelilingi konduktor sebanding dengan
arus yang mengalir. Disamping itu dengan adanya beda potensial antara konduktor
1 dengan lainnya, menyebabkan timbul medan listrik (E) yang sebandung dengan
beda potensial antar konduktor. Keadaan ini menyebabkan terjadinya medan listrik
dan medan magnit yang saling tegak lurus membentuk gelombang elektromagnetik
(EM). Pada kondisi saluran terbuka seperti saluran balance tersebut, jika frekuensi
sinyal yang dikirimkan semakin tinggi (panjang gelombang semakin pendek), dan
panjang saluran ≥ 1/10 , maka memungkinkan terjadinya kondisi lepasnya energy
ke udara yang disebut energy RF dan bersifat liar, karenanya juga disebut (spurious

2
RF). Karena itu saluran balance hanya sesuai untuk mengirimkan sinyal pada
frekuensi rendah. Keadaan ini diperbaiki dengan membuat saluran unbalance.
Saluran unbalance adalah saluran yang dibuat dari 2 konduktor, dengan
konstruksi satu konduktor sebagai feeder diletakkan didalam konduktor lainnya
yang berfungsi sebagai (shielding). Dengan konstruksi tersebut maka pada
shielding hanya terjadinya medan magnit, karena medan listrik terjadi di dalam
konduktor shielding sedangkan pada feeder terdapat medan listrik dan medan
magnit, ditunjukkan pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Saluran Unbalance(2)


Pada gambar 2.2, pada shielding hanya memiliki medan magnit (garis putus
putus warna merah) dan tidak memiliki medan listrik, sehingga tidak mungkin
terjadi pelepasan RF ke udara. Didalam shielding terdapat medan listrik dan medan
magnit, sehingga kemungkinan melepaskan RF mungkin terjadi, tetapi begitu RF
lepas akan ditangkap shielding, sehingga RF tidak akan pernah lepas ke udara.
Sehingga saluran unbalance sangat sesuai digunakan pada frekuensi tinggi sampai
gelombang mikro orde MHz sampai 40 GHz.

Saluran transmisi mempunyai elemen-elemen rangkaian yang berupa


R,L,G,C yang tersebar di sepanjang saluran transmisi dengan susunan elemen
rangkaian sebagai berikut

3
Gambar 2.3 Rangkaian ekivalen saluran transmisi

Keterangan : R adalah resistansi (Ω/m)


L adalah induktansi (H/m)
G adalah konduktansi (S/m)
C adalah kapasitansi (F/m)

Konstanta primer akan menghasilkan koefisien perambatan (ˠ) yang terdiri


atas koefisien redaman (α) dan koefisien pergeseran phasa (β) dan juga impedansi
karakteristik (Zo). Untuk mendapatkan nilai koefisien rambatan (γ) maka
digunakan rumus :
𝛾 = √(𝑅 + 𝑗𝑊𝐿)(𝐺 + 𝑗𝑊𝐶)
= 𝛼 + 𝑗𝛽
Sedangkan untuk mencari nilai impedansi karakteristik dapat menggunakan rumus
:
√𝑅 + 𝑗𝑊𝐿
𝑍𝑜 =
√𝐺 + 𝑗𝑊𝐶

2.3. Saluran Transmisi Tanpa Rugi (Lossless Transmission Line)


Coaxial biasanya digunakan pada aplikasi yang tidak memerlukan saluran
transmisi panjang (cukup pendek) sehingga kerugian yang diakibatkan oleh R dan
G sangat kecil dan bisa diabaikan (dianggap=0), kondisi ini dikenal dengan saluran
tanpa rugi (Lossless line), konstanta primer hanya berupa L dan C, sehingga nilai
impedansi karakteristik dapat ditulis dalam persamaan berikut :

4
𝐿
𝑍0 = √
𝐶

(Persamaan 2.1)
Keterangan :
Z0 : Impedansi (Ω)
L : induktansi (H/m)
C : kapasitansi (F/m)

Z0 bersifat resistif. Karena R dan G diabaikan, maka koefisien redaman dapat


dianggap sama dengan 0, sehingga koefisien rambatan hanya dipengaruhi oleh
koefisien pergeseran phasa yang menyebabkan saluran transmisi bersifat induktif
atau kapasitif sesuai panjang potongan saluran transmisi dan kondisi ujungnya
(terbuka atau tertutup) atau (End Open or End Short) sehingga bisa dicari nilai
impedansi inputnya (Zin) dengan persamaan berikut.

Gambar 2-4. Saluran transmisi tanpa rugi dengan ujung tertutup dan
hubung singkat
Keterangan : Zin = Impedansi input (Ohm) berupa reaktansi (X)
Zo = Impedansi Karakteristik saluran (Ohm)
β = Koefisien pergeseran phasa (derajat/lamda)
l = Panjang lossless line (lamda)

5
Gambar 2-5. Saluran transmisi tanpa rugi dengan ujung terbuka dan
hubung singkat

Keterangan : Zin = Impedansi input (Ohm) berupa reaktansi (X)


Zo = Impedansi Karakteristik saluran (Ohm)
β = Koefisien pergeseran phasa (derajat/lamda)
l = Panjang lossless line (lamda)

Dari persamaan Zin pada ujung terbuka dan ujung tertutup, jika panjang saluran
berubah, maka nilai impedansi input (Zin) juga berubah yang digambarkan pada
Gambar 2-6 berikut.

Gambar 2-6. Perubahan impedansi terhadap panjang saluran, pada lossless line
Berdasarkan persamaan Zin diatas, maka untuk saluran coaxial panjang 100
meter, dengan ujung dihubung singkat, pada frekuensi 50,5 MHz diperoleh sifat
Zin adalah kapasitif, sedangkan jika frekuensi diturunkan menjadi 50 MHz, maka
sifat Zin adalah induktif. Yang ditampilkan pada Gambar 2-7.

6
Gambar 2-7. Sifat Zin pada saluran ujung hubung singkat

2.4. Jembatan wheatstone.


Pengukuran elemen rangkaian dalam saluran transmisi dilakukan dengan
bantuan rangkaian jembatan wheatstone dengan rangkaian sebagai berikut :

Gambar 2.8 Jembatan Wheatstone

Prinsip kerja jembatan wheatstone adalah jika dicapai kondisi setimbang


(R1xR4=R2xR3), pada kondisi Vs ± 0, maka VA-B = 0. Karenanya jembatan
wheatstone ini dapat digunakan untuk mencari nilai resistansi atau impedansi yang
tidak diketahui. Missal R1 tidak diketahui, maka pada kondisi setimbang dapat
ditulis persamaan :

7
𝑅2𝑥𝑅3
𝑅1 =
𝑅4

Konsep jembatan wheatstone selanjutnya diterapkan pada rangkaian


percobaan Gambar 2.9, dengan mengganti nilai R1, R2, R3 dan R4 dengan nilai
impedansi yang sesuai dan mengganti sumber tegangan (dc) dengan sumber
tegangan (ac). Nilai impedansi yang dicari adalah impedansi input saluran transmisi
dengan ujung dihubung singkat, yang diharapkan bersifat kapasitip (Cx).

𝑋𝑐 ×𝑅3 1
Cx = dimana 𝑋𝐶 =
𝑅4 2𝜋𝑓𝐶

IV. ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN


1. 1 Generator sinyal
2. 1 Multimeter
3. 1 Dual trace osiloskop
4. 2 Test probe, 10:1 / 1:1 yang dapat diubah
5. 2 Probe adaptor 4 mm
6. 2 Resistor 100 Ohm, 1%, 0,5W
7. 1 10 lilitan helical potensiometer 1 Kohm 2W
8. 2 koaksial line
9. 1 Jembatan universal
10. 1 Kabel BNC / 4 mm Banana
11. 1 Set kabel hubung dan plugs
12. 1 Potensiometer
13. 1 Kapasitor 10 nF

V. GAMBAR RANGKAIAN

8
Gambar 2.9 Rangkaian percobaan saluran coaxial panjang 100m dengan
panjang terbuka
𝑅1 𝑥 𝑅2 = 𝑅3 𝑥 𝑅4
𝑍1 𝑥 𝑍2 = 𝑍3 𝑥 𝑍4

VI. LANGKAH PERCOBAAN


1) Membuat gambar rangkaian seperti diagram 2.9. Menghubungkan ujung
saluran terbuka pada Cx, Rx.
Test frekuensi
F = 20 KHz
Y1 = (0,2 ... 5 mV/cm, DC)
TB = us/cm, Auto, Trigger : ex, U1
Menyeimbangkan jembatan untuk tegangan minimum dengan mengatur R4
dan untuk fasa minimum R2, mengatur masing-masing. Membaca skala
nilai R4 (dengan pengaturan). Mengukur nilai R2 dengan sebuah ohmmeter.
2) Untuk menyatakan persamaan 10.1 dan 10.2 diberikan pada bab 4, hitung
rugi kapasitansi dan resistansi.
3) Menghitung : C’ =C/L, G’=1/R’, R’=R/1
Panjang kabel, 1= 100m
4) Menghitung karakteristik impedansi dari persamaan (9)

9
C’ =C/L
G’=1/R’
R’=R/1
Panjang kabel, 1= 100m
5) Menghitung karakteristik impedansi dari persamaan (9)

VII. DATA HASIL PERCOBAAN

Frekuensi Vin (Vpp) Vuy (Vpp) R2 (Ohm) R4 (Ohm)

10
20 KHz 4 34 mV 292.6 K 294.7
30 KHz 4 15 mV 258.4 K 97.4
50 KHz 4 14 mV 258 K 97
100 KHz 4 13 mV 670 95
350 KHz 4 12 mV 23.4 72

Foto Data Pengukuran Oscilloscoupe

1 2

3 4

11
VIII. ANALISA DATA
Dari praktek yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa jembatan
wheatstone adalah metode yangdigunakan untuk pengukuran impedansi
kabel koaksial. Pengukuran presisi tahanan menggunakan jembatan
wheatstone berkisar antara 1 ohm sampai dengan Mega Ohm. Untuk
melakukan pengukuran presisi tahanan dilakukan dengan
menyetimbangkan tegangan pada Uy1. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan oscilloscoupe. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan
osiloskop bukan menggunakan multimeter karena tegangan yang diukur
memiliki frekuensi tinggi sehingga tidak bisa diukur dengan menggunakan
multimeter. Uy1 dihubungkan dengan channel pada oscilloscoupe supaya
output Uy1 dapat terlihat pada display dan dapat dilakukan pengukuran.
Agar dapat setimbang, maka dilakukan perubahan nilai resistansi R2 dan R4
hingga sinyal memiliki amplitude minimal (mendekati nol). Tetapi, dari
praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa nilai pada Uy1 tidak
bisa menjadi sama dengan 0. Oleh karena itu lakukan percobaan dengan
menggunakan nilai frekuensi yang berbeda shingga nilai dalam Uy memiliki
nilai terkecildan mendekati 0.
Pada rangkaian jembatan wheatstone, apabila sudah terjadi
kesetimbangan, maka berlaku persamaan Z1 x Z3 = Z2 x Z4. Persamaan
tersebut terjadi dikarenakan apabila sudah setimbang, maka antara Z1 dan
Z4 serta Z2 dan Z3 adalah parallel. Sedangkan untuk mencari nilai Z4
(Cx.Rx) maka dapat menggunakan persamaan Z1 x Z3 = Z2 x Z4. Sehingga
dapat diketahui nilai Z4 atau Cx.Rx dengan memasukkan nilai dari masing-
masing impedansi ke dalam rumus tersebut.
Sebelum mencari nilai Z4 (Cx.Rx) maka terlebih dahulu untuk
mencari nilai dari Z1 yaitu :
1
𝑋𝐶 =
2𝜋𝑓𝐶
1
𝑋𝐶 =
2 x 3.14 x 20000x 10x10−9

12
Xc = 796,178 Ω

Z1 = R // jXc
Z1 = (292.600 x 796,178) / (292.600 + 796,178)
Z1 = 794 Ω
Setelah didapatkan nilai Z1 maka masukkan seluruh nilai ke dalam
persamaan Z1 x Z3 = Z2 x Z4. Dengan catatan bahwa nilai Uy1 harus
setimbang dengan ditandai tegangannya nol atau mendekati nol. Maka
didapat :
Z1 x Z3 = Z2 x Z4
794 x 100 = 294 x Z4
Z4 = 79400 : 294
Z4 = 270,068 Ω
Data Hasil Perhitungan :

No F(kHz) C R2(Ω) R4(Ω) Cx(Ω)

1. 20 10 nF 292,6 K 294,7 796,18 269,4331291


2. 30 10 nF 258,4 K 97,4 530,79 543,8418046
3. 50 10 nF 258 K 97 318,47 327,9148162
4. 100 10 nF 670 95 159,24 135,4325711
5. 350 10 nF 23,4 72,4 45,5 21,34368811

Dari perhitungan diatas telah diketahui nilai Impedansi dari kabel


koaksial dengan menggunakan metode Jembatan Wheatstone dimana syarat
metodenya adalah dengan menyetimbangkan nilai Uy1 dengan cara
merubah nilai resistansi pada R2 dan R4 hingga Uy1 menunjukkan nilai nol
atau mendekatinya. Kemudian setelah didapat kesetimbangan, maka
masukkan data yang telah didapatkan dari praktikum ke dalam rumus
tersebut.

13
IX. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum diatas, dapat disimpulkan bahwa Metode


Jembatan Wheatstone dapat diaplikasikan untuk mencari nilai impedansi dari
sebuah kabel koaksial yaitu dengan menyetimbangkan nilai dari Uy1. Keadaan
setimbang ditandai dengan nilai Uy1 yang bernilai nol atau mendekati nol.
Pengukuran nilai Uy1 untuk menemukan kondisi setimbang dilakukan dengan
mengguanakan osiloskop dan tidak menggunakan multimeter dikarenakan
frekuensi tegangan yang melewati kabel koaxial memiliki frekuensi yang
tinggi. Dari data percobaan dapat dilihat bahwa nilai dari Uy1 tidak bisa
menjadi sama dengan 0. Sehingga data percobaan menggunakan data saaat
kondisi Uy1 memiliki nilai terkecil atau mendekati 0 dalam beberapa nilai
frekuensi. Nilai impedansi dapat dicari dengan menggunakan persamaan dari
Jembatan Wheatstone yaitu :

𝑅1 𝑥 𝑅2 = 𝑅3 𝑥 𝑅4
𝑍1 𝑥 𝑍2 = 𝑍3 𝑥 𝑍4

Semakin besar nilai Kapasitansi Ekivalen ( Cx ) pada sebuah saluran


transmisi, maka nilai Impedansi Karakteristik ( Zo ) yang diperoleh semakin
kecil. Jembatan dikatakan setimbang jika nilai Uy1 = 0. Nilai Q >1 menentukan
bahwa kabel tersebut berkualitas baik. Kerugian yang disebabkan R dan G
sangat kecil sehingga dianggap nol (0) karena coaxial merupakan saluan
dengan transmisi cukup pendek. Dengan nilai R dan G yang dianggap nol (0)
𝐿𝑥
maka digunkan rumus Z0 = √𝐶𝑥

14
DAFTAR PUSTAKA

http://sulistiyonurhidayat.blogspot.co.id/2014/03/dasar-teori-jembatan-
wheatstone.html
http://elektronika-dasar.web.id/jembatan-wheatstone/
https://en.wikipedia.org/wiki/Characteristic_impedance
http://www.ilmondodelletelecomunicazioni.it/argomento.php?id_lezione=
47&id_capitolo=342
https://id.wikihow.com/Menghitung-Impedansi
https://www.allaboutcircuits.com/textbook/alternating-current/chpt-
14/characteristic-impedance/

15

Anda mungkin juga menyukai