Kelompok 11 - Sejarah Dinasti Abbasiyah
Kelompok 11 - Sejarah Dinasti Abbasiyah
Kelompok 11 - Sejarah Dinasti Abbasiyah
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Islamic Studies
Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Imam Fuadi, M.Ag
Oleh:
KELAS 1C
(IAIN) TULUNGAGUNG
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya beserta kesempatan dan nikmat berupa
kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Sejarah Dinati
Abbasiyah” ini dengan tepat waktu. Sholawat serta salam tidak lupa kami
haturkan kepada junjungan kita, Nabi Agung Muhammad SAW yang kami
nantikan syafaatnya di Yaumul Qiyamah.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. H. Imam Fuadi,
M.Ag selaku dosen mata kuliah Islamic Studies yang telah memberikan tugas ini
dan memberi bimbingan sehingga kami dapat menambah wawasan dan
pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Penyusun
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Makalah............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Sejarah Berdirinya Dinasti Abbasiyah..........................................................3
B. Proses Penyebaran Hingga Masa Kejayaan Dinasti Abbasiyah...................5
C. Kemunduran hingga Akhir Pemerintahan Dinasti Abbasiyah....................12
BAB III PENUTUP...............................................................................................14
A. Kesimpulan.................................................................................................14
B. Saran............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hal inilah yang perlu untuk kita ketahui sebagai acuan semangat bagi
generasi umat Islam bahwa peradaban umat Islam pernah memperoleh masa
keemasan yang melampaui kesuksesan negara-negara di Eropa. Dengan kita
mengetahui bahwa dahulu peradaban umat Islam itu diakui oleh seluruh dunia,
maka akan memotivasi sekaligus menjadi ilmu pengetahuan kita mengenai sejarah
peradaban umat Islam sehingga kita akan mencoba untuk mengulangi masa
keemasan itu kembali nantinya oleh generasi umat Islam saat ini.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
pertama, dia diberi gelar al-Saffah yang berarti penumpah atau peminum darah.
Sebutan tersebut diberikan karena dia mengeluarkan dekrit kepada gubernurnya
yang berisi perintah untuk membunuh tokoh-tokoh Umayyah. Bukan hanya itu
saja, al-Saffah juga melakukan perbuatan keji dengan menggali kuburan para
khalifah Bani Umayyah (kecuali Umar II), dan tulang-tulangnya dibakar.
Berdirilah sebuah dinasti menuju kekuasaan yang bersifat internasional, dengan
asimilasi corak pemikiran dan peradaban Persia, Romawi Timur, Mesir dan
sebagainya. Al-Saffah menjadi pendiri Dinasti Arab Islam ketiga (setelah
Khulafaurrasyidin dan Dinasti Umayyah) yang sangat besar dan berusia lama.1
Terjadi bermacam-macam kekacauan yang disebabkan pembentukan
masa kekhalifahan Bani Abbasiyah menjelang berakhirnya Bani Umayyah, antara
lain:
1. Penindasan yang terus menerus terhadap pengikut Ali dan Bani Hasyim
pada umumnya;
2. Merendahkan kaum Muslimin yang bukan Bangsa Arab sehingga mereka
tidak diberi kesempatan dalam pemerintahan;
3. Pelanggaran terhadap Ajaran Islam dan hak-hak asasi manusia dengan cara
terang-terangan.
Oleh karena itu, dapat dikatakan logis apabila Bani Hasyim mencari
jalan keluar dengan mendirikan gerakan rahasia untuk menumbangkan Bani
Umayyah. Gerakan ini menghimpun:
4
menggunakan Kuffah sebagai pusat pemerintahan, dengan Abu al-Saffah (750-
754 M) sebagai Khalifah pertama.
5
mengembangkan berbagai jenis kesenian, terutama kesusasteraan pada
khususnya dan kebudayaan pada umumnya.
6
Periode keempat ini ditandai oleh kekuasaan Bani Saljuk dalam
Daulah Abbasiyah. Kehadirannya atas naungan khalifah untuk
melumpuhkan kekuatan Bani Buwaihi di Baghdad. Keadaan khalifah
memang sudah membaik, paling tidak karena kewibawannya dalam bidang
agama sudah kembali setelah beberapa lama dikuasai orang-orang Syi’ah.
1. Terjadinya asimilasi antara bahasa Arab dengan bahasa bangsa lain yang
telah lebih dulu mengalami kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan.
Pada masa Bani Abbas, bangsa-bangsa non-Arab banyak yang masuk
7
Islam. Asimilasi berlangsung secara efektif dan bernilai guna. Bangsa-
bagssa itu memberi saham tertentu bagi perkembangan ilmu pengetahuan
dalam Islam. Pengaruh Persia sangat kuat dalam bidang ilmu pengetahuan.
Disamping itu, bangsa Persia banyak berjasa dalam perkembangan ilmu,
filsafat, dan sastra. Pengaruh India terlihat dari bidang kedokteran, ilmu
matematika, dan astronomi. Sedangkan pengaruh Yunani terlihat dari
terjemahan-terjemahan di berbagai bidang ilmu, terutama Filsafat.
8
sekitar 800 orang dokter, selain itu pemandian-pemandian umum didirikan.
Kesejahteraan sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan
serta kesusastraan berada pada zaman keemasannya. Pada zaman inilah negara
Islam menempatkan dirinya sebagai negara terkuat dan tak tertandingi.
1. Ilmu Kedokteran
Pada mulanya Ilmu Kedokteran telah ada pada saat Bani Umayyah,
ini terbukti dengan adannya sekolah tinggi kedokteran Yundisapur dan
Harran. Dinasti Abbasiyah telah banyak melahirkan dokter terkenal
diantaranya sebagai berikut:
a. Hunain Ibnu Ishaq (804-874 M) terkenal segai dokter yang ahli dibidang
mata dan penerjema buku-buku dari bahasa asing ke bahasa Arab.
b. Ar-Razi (809-1036 M) terkenal sebagai dokter yang ahli dibidang
penyakit cacar dan campak. Ia adalah kepala dokter rumah sakit di
Baghdad. Buku karangannya dbidang ilmu kedokteran adalah Al-Ahwi.
c. Ibnu Sina (980-1036 M), yang karyanya yang terkenal adalah Al-Qanun
Fi At-Tibb dan dijadikan sebagai buku pedoman bagi Universitas di
Eropa dan negara-negara Islam.
d. Ibnu Rusyd (520-595 M) terkenal sebagai dokter perintis dibidang
penelitian pembuluh darah dan penyakit cacar, dll.
2. Ilmu tafsir
Pada masa ini muncul dua alirang yaitu ilmu tafsir Al-
matsur dan Tafsir Bir ra'yi, aliran yang pertama lebih menekan pada ayat-
ayat Al-Qur'an dan Hadist dan pendapat tokoh-tokoh sahabat. Sedangkan
aliran tafsir yang kedua lebih menekan pada logika (rasionalitas) dan Nash.
Diantara ulama tafsir yang terkenal pada masa ini adalah Ibnu Jarir al-
Thabari (310 H) dengan karangannya jami' al-bayan fi tafsir Al-Qur'an, Al-
Baidhawi dengan karangannya Ma'alim al-tanzil, al-Zakhsyari dengan
karyanyaal-kassyaf, Ar-Razi (865-925M) dengan karangannya al-Tafsir al-
Kabir, dan lain-lainnya.
9
3. Ilmu Hadist
Pada masa pemerintahan khalifah Umar Bin Abdul Aziz (717-720
M) dari Bani Umayyah sudah mulai usaha untuk mengumpulkan dan
membukukan hadist. Akan tetapi perkembangan ilmu hadist yang paling
menonjol pada masa Bani Abbasiyah, sebab pada masa inilah muncul
ulama-ulama hadist yang belum ada tandingannya sampai sekarang.
Diantaranya yang terkenal ialah Imam Bukhari (256 H) ia telah mampu
mangumpulkan sebanyak 7257 hadist dan setelah diteliti terdapat 4000
hadist Shahih dari yang telah berhasil dikumpulkan oleh Imam Bukhari dan
telah disusun dalam kitabnya; Shahih Bukhari. Imam Muslim (251 H)
terkenal sebagai seorang ulama hadist dengan bukunya Shahih Muslim,
buku karangan imam Bukhari dan Muslim dikatakan lebih berpengaruh bagi
umat Islam dari pada buku-buku hadist lainnya, seperti Sunan Abu
Daud oleh Abu Daud (257 H), Sunan Al- Turmizi oleh Imam Al-Turmizi
(287 H), Sunan Al-Nasa'i oleh Al-Nasa'i (303 H), dan Sunan Ibnu-
Majah oleh Imam Ibnu Majah (275 H). Keenam buku hadist tersebut lebih
dikenal dengan sebutan Al- Kutub Al-Sittah.
4. Ilmu Kalam
Bukanlah hal yang berlebihan jika dikatakan pada masa Bani
Abbasaiyah merupakan dasar-dasar Ilmu Fiqh. Ilmu ini disusun oleh ulama-
ulama yang terkenal pada masa itu dan masih besar pengaruhnya sampai
sekarang. Di kalangan Ulama Ahlu al-Sunnah wal jamaah. Muncul Imam
Abu Hanifah (810-150 H) yang lebih cendrung memakai akal (rasionalitas)
dan Ijtihad, Imam Malik Bin Anas (93-179 H) yang lebih cenderung
memakai hadist dan menjauhi sampai batas tertentu pemakaian akal, Imam
Syafi'i (150-204 H) yang berusaha mengkompromikan aliran Ahl al-Ra'yi,
dengan Ahl al-Hadist dalam Fiqh, dan Imam Ahmad bin Hambal(164-241
H) yang merupakan tokoh aliran Fiqh yang keras, ketat dan kurang luwes
dari aliran-aliaran fiqh yang lainnya. Buku karang mereka masih dapat kita
temukan sampai sekarang yaitu al-muawatta, al-umm, al-risalah, dan
sebagainya.
5. Ilmu Tashawuf
10
Dalam bidang ilmu Tashawuf juga muncul ulama-ulama yang
terkenal pada masa pemerintahan Daulah Bani Abbasiyah. Imam Al-Ghazali
sebagai seorang ulama sufi pada masa Daulah Bani Abbasiyah
meninggalkan karyanya yang masih beredar sampai sekarang yaitu
buku Ihya' Al-Din, yang terdiri dari lima jilid. Al-Hallaj (858-922 M)
menulis buku tentang Tashawuf yang berjudul Al-Thawasshin, Al-Thusi
menulis buku al-lam'u fi al-Tashawuf, Al-Qusyairi (W. 465 H) dengan
bukunya al-risalat al-Qusyairiyat fi il'm al-Tashawuf.
6. Ilmu Matematika
Terjemahan dari bahasa asing ke bahasa Arab menghasilkan karya
dibidang matematika. Di antara ahli matematika Islam yang terkenal adalah
Al-Khawarizmi, adalah seorang pengarang kitab Al-Jabar wal
Muqabalah (ilmu hitung) dan penemu angka Nol. Tokoh lainnya adalah
Abu Al-Wafa Muhammad Bin Muhammad Bin Ismail Bin Al-Abbas
terkenal sebagi ahli ilmu matematika.
7. Ilmu Farmasi
Diantara ahli farmasi pada masa Bani Abbasiyah adalah Ibnu
Baithar, karyanya yang terkenal adalah Al-Mughni (berisi tentang obat-
obatan), jami' al-mufradat al-adawiyah (berisi tentang obat-obatan dan
makanan bergizi).
Dan masih banyak lagi ilmu yang berkembang pada masa Bani
Abbasiyah berkuasa, hal ini terlihat bahwa saat Khalifah Al-Mustansir (1226-
1242 M) memerintah ia mendirikan Universitas Mustansiriah di Baghdad yang
dapat dibanggakan karena telah mampu melampaui perguruan tinggi di Eropa.
Mereka mempunyai fakultas-fakultas yang sempurna, mahaguru digaji
berdasarkan banyak mahasiswa yang terdapat dalam Fakultasnya, setiap
mahasiswa dan mahaguru mendapatkan satu dinar emas setiap bulannya, dan rata-
rata setiap fakultas tidak ada yang kurang dari tiga ribu mahasiswa di dalamnya.
Setiap mahasiswa boleh makan ke dapur umum mahasiswa dengan cuma-cuma,
sebuah perpustakaan besar terdapat dalam universitas itu. Setiap mahasiswa yang
11
berkeinginan menyalin buku-buku atau ingin menyusun buku baru, ada sebuah
kantor yang mengurus persediaan kertas, pena dan tinta untuk keperluan itu.
Disamping gedung universitas dibangun sebuah rumah sakit untuk
mahasiswa diperiksa kesehatannya, hal inilah yang menyebabakan berbagai
perguruan tinggi di Eropa mengambil contoh pada Universitas Mustansiriah itu.
Perkembangan peradaban pada masa daulah Bani Abbasiyah sangat
maju pesat, karena upaya-upaya dilakukan oleh para Khalifah di bidang fisik. Hal
ini dapat kita lihat dari bangunan–bangunan yang berupa:
1. Kuttab, yaitu tempat belajar dalam tingkatan pendidikan rendah dan
menengah.
2. Majlis Muhadharah, yaitu tempat pertemuan para ulama, sarjana,ahli pikir
dan pujangga untuk membahas masalah-masalah ilmiah.
3. Darul Hikmah, Adalah perpustakaan yang didirikan oleh Harun Ar-Rasyid.
Ini merupakan perpustakaan terbesar yang di dalamnya juga disediakan
tempat ruangan belajar.
4. Madrasah. Perdana menteri Nidhomul Mulk adalah orang yang mula-mula
mendirikan sekolah yang ada sampai sekarang ini, dengan nama Madrasah.
5. Masjid, biasanya dipakai untuk pendidikan tinggi dan tahassus.
12
tersebut tidak dipenuhi oleh khalifah. Oleh karena itu, timbullah kemarahan dari
pihak Hulagu Khan.
Pada bulan september 1257 M, Khulagu Khan melakukan penjarahan
terhadap daerah Khurasan, dan mengadakan penyerangan didaerah itu. Khulagu
Khan memberikan ultimatum kepada khalifah untuk menyerah, namun khalifah
tidak mau menyerah dan pada tanggal 17 Januari 1258 M tentara Mongol
melakukan penyerangan.
Waktu penghancuran kota Baghdad, khalifah dan keluarganya
dibunuh disuatu daerah dekat Baghdad sehingga berakhirlah Bani Abbasiyah.
Penaklukan itu hanya membutuhkan beberapa hari saja, tentara Mongol tidak
hanya menghancurkan kota Baghdad tetapi mereka juga menghancurkan
peradaban umat Islam yang berupa buku-buku yang terkumpul di Baitul Hikmah
hasil karya umat Islam yang tak ternilai harganya. Buku-buku itu dibakar dan
dibuang ke sungai Tigris sehingga warna air tersebut mengalami perubahan, dari
yang awalnya jernih menjadi hitam kelam karena lunturan air tinta dari buku-buku
tersebut.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
14
lebih bermanfaat dan menjadi sumber wawasan yang dapat dipertanggung
jawabkan.
15
DAFTAR PUSTAKA
16