Tugas Kelompok Klasifikasi Ikan Sidat

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Tugas Kelompok

KLASIFIKASI, MORFOLOGI DAN ANATOMI IKAN SIDAT


(Anguilla rostrata)
Dosen Pembimbing : DR.IR. AMRULLAH, M.SI

OLEH

 WILDA SRI NURALAM (1922110049)


 REZKI NURAFIQAH (1922110043)
 SAMSIDAR (1922110045)

JURUSAN BUDIDAYA PERIKANAN

PROGRAM STUDY TEKNOLOGI PEMEBNIHAN IKAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKAJENE KEPULAUAN

2020/2021
A. KLASIFIKASI
Sidat (Anguilla spp.) merupakan ikan konsumsi yang memiliki nilai ekonomis
penting baik untuk pasar lokal maupun luar negeri. Permintaan pasar akan ikan sidat
sangat tinggi mencapai 500.000 ton per tahun terutama dari Jepang dan Korea,
pemasok utama sidat adalah China dan Taiwan (Anonim, 2006). Sidat yang dikenal
dengan ’unagi’ di Jepang sangat mahal harganya karena memiliki kandungan protein
16,4% dan vitamin A yang tinggi sebesar 4700IU (Pratiwi, 1998).

Menurut Nelson (1994) ikan sidat diklasifikasikan sebagai berikut:

Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Subkelas : Neopterygii
Division : Teleostei
Ordo : Anguilliformes
Famili : Anguillidae
Genus : Anguilla
Species : Anguilla spp.

B. MORFOLOGI IKAN SIDAT


Tubuh sidat berbentuk bulat memanjang, sekilas mirip dengan belut yang
biasa dijumpai di areal persawahan. Salah satu karakter/bagian tubuh sidat yang
membedakannya dari belut adalah keberadaan sirip dada yang relatif kecil dan
terletak tepat di belakang kepala sehingga mirip seperti daun telinga sehingga
dinamakan pula belut bertelinga. Bentuk tubuh yang memanjang seperti ular
memudahkan bagi sidat untuk berenang diantara celah-celah sempit dan lubang di
dasar perairan. Panjang tubuh ikan sidat bervariasi tergantung jenisnya yaitu antara
50-125 cm. Ketiga siripnya yang meliputi sirip punggung, sirip dubur dan sirip ekor
menyatu. Selain itu terdapat sisik sangat kecil yang terletak di bawah kulit pada sisi
lateral. Perbedaan diantara jenis ikan sidat dapat dilihat antara lain dari perbandingan
antara panjang preanal (sebelum sirip dubur) dan predorsal (sebelum sirip punggung),
struktur gigi pada rahang atas, bentuk kepala dan jumlah tulang belakang.

Ciri utama sidat dewasa adalah bentuknya menyerupai belut apabila


diperhatikan lebih teliti terdapat beberapa perbedaan morfologi yang membedakan
antara sidat dengan belut. Sidat memiliki sirip dada (pectoral) yang sempurna yang
terdapat pada bagian belakang tutup insang serta sirip punggung (dorsal), sirip ekor
(caudal) dan sirip anal yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

Sirip sidat dilengkapi dengan jari-jari lunak yang dapat dilihat dengan mata
telanjang. Ciri-ciri ikan yang tergolong famili Anguillidae, yang telah dikemukakan
oleh Saanin (1984) dalam Sasono (2001) adalah sebagai berikut : sisik kecil
membujur berkumpul dalam kumpulan-kumpulan kecil dan masing-masing kumpulan
terletak miring pada sudut siku terhadap kumpulan yang ada disampingnya, sirip dada
sempurna, mata tertutup oleh kulit, lubang hidung di muka mata, lubang hidung
berpipa dan terletak di ujung muka dari mulut, mulut berbentuk miring dan sampai
melewati mata.

C. ANATOMI IKAN SIDAT

Organ pernafasan utama ikan sidat adalah insang yang berfungsi sebagai paru-
paru seperti pada hewan darat. Ikan ini memiliki empat pasang insang yang terletak
pada rongga branchial. Setiap lembar insang terdiri atas beberapa filamen insang dan
setiap filamen insang terbentuk dari sejumlah lamella yang di dalamnya terdapat
jaringan pembuluh darah. Kemampuan ikan sidat dalam mengambil oksigen dari
udara secara langsung menyebabkan ikan sidat dapat bertahan cukup lama di udara
terbuka yang memiliki kelembaban yang tinggi.Keistimewaan lainnya adalah sidat
memiliki kemampuan mengabsorbsi oksigen melalui seluruh permukaan tubuhnya.
Sisik sidat yang kecil membantu dalam proses pernafasan melalui kulit, berdasarkan
hasil penelitian 60% kebutuhan oksigen pada ikan sidat dipenuhi melalui pernafasan
kulit. Sidat dilengkapi dengan tutup insang berupa celah kecil yang terletak di bagian
belakang kepala, ini berfungsi dalam mempertahankan kelembaban di dalam rongga
branchial. Ikan sidat ketika berada di laut akan meminum banyak sekali air laut, lalu
memompa kelebihan garam dengan insang dan mengekskresikan urin dalam jumlah
yang relatif sedikit. Hal ini dilakukan untuk mengkompensasikan kehilangan air yang
terjadi secara osmosis. Sedangkan ketika berada di air tawar ikan sidat akan sedikit
minum dan banyak mengeluarkan urin yang hipoosmotik dengan cairan tubuhnya
untuk menyeimbangkan perolehan air, begitulah proses osmoregulasi ikan sidat

D. HABITAT IKAN SIDAT

Ikan sidat tumbuh diperairan tawar (sungai dan danau) hingga mecapai
dewasa setelah itu ikan sidat dewasa akan beruaya kelaut dalam untuk melakukan
reproduksi. Larva hasil pemijahan akan berkembang dan berangsur-angsur
terbawa arus keperairan pantai. Ikan sidat stadia elver akan beruaya dari perairan
laut ke perairan tawar melalui muara sungai. Ikan sidat mampu beradaptasi pada
salinitas 0-35ppm dan suhu 12º-31º C, dan Ph yang optimal untuk pertumbuhan
ikan sidat yaitu 7-8. Pada ekosistem aslinya sidat termasuk kedalam strata hewan
karnivora pada rantai makanan.

E. TEKNIK BUDIDAYA IKAN SIDAT


Budidaya sidat (Anguilla marmorata, A. bicolor) mulai banyak diminati
masyarakat karena keuntungan yang didapat sangat menjanjikan dengan peluang
ekspor yang terbuka lebar. Budidaya ikan sidat ini sebenarnya mirip dengan budidaya
belut atau ikan pada umumnya.Yang membedakan budidaya ikan sidat dengan belut
atau ikan yang lain adalah ikan sidat sangat peka terhadap perubahan lingkungan
sehingga perlu dibuat seperti habitat alaminya.
Berikut Adalah Teknik Budidaya Sidat
1. Persiapan Kolam Pada Budidaya Ikan Sidat

Sidat dapat dibudidayakan di kolam tanah, beton ataupun terpal yang


disesuaikan dengan sumber daya dan dananya. Hal terpenting dari persiapan
kolam pada budidaya sidat adalah sirkulasi air dan aerasi harus terus menerus 24
jam.

a) Jenis Kolam
Kolam beton dan kolam terpal adalah kolam yang paling banyak digunakan
untuk budidaya sidat. Karena sifat ikan ini yang sangat peka dengan perubahan
lingkungan dan suka seperti habitat alaminya maka kolam beton dan kolam terpal
lebih mudah dikontrol lingkungan ekosistemnya.
b) Suhu Kolam
Suhu air kolam yang optimal adalah antara 28° – 32°C. Suhu air kolam ini
lebih detail sesuai dengan tahapan budidayanya. Untuk pendederaan glass eel
suhu optimal 28°-31°C, untuk pendederan elver suhu optimal 29°-32°C,
sedangkan untuk pembesaran memerlukan suhu optimal 28°-32°C.
c) Tingkat pH Pada Air
Tingkat keasaman (pH) air kolam dalam budidaya sidat untuk
pertumbuhan optimalnya adalah berkisar 7 – 8. Seperti pada umumnya budidaya
perikanan lebih menyukai kondisi pH yang mendekati normal.pH kurang dari 7
tidak cocok untuk budidaya sidat karena untuk menaikkan ph tersebut
memerlukan proses oksidasi yang dapat mengurangi kandungan oksigen dalam
air.
d) Kandungan Oksigen
Kandungan oksigen terlarut dalam air merupakan faktor terpenting dalam
budidaya sidat. Kandungan oksigen terlarut yang baik untuk pertumbuhan ikan
sidat adalah >5 mg/L . Hal ini sesuai dengan kebutuhan oksigen terlarut minimal
untuk daerah tropis maupun daerah dingin atau perairan laut.

2. Pemilihan Bibit Ikan Sidat Yang Baik


Untuk mendapatkan bibit ikan sidat ini tidaklah mudah, karena
sebagian besar masih mengandalkan hasil dari tangkapan alam dan belum ada
yang bisa memijahkannya. Bibit ikan sidat dimulai dari ukuran terkecil
dimana kondisi tubuh bibit sidat masih transparan yang disebut dengan glass
eel. Saat ini banyak pengepul bibit sidat yang memasarkan lewat media online.

3. Pakan Sidat Merupakan Faktor Penting Dalam Proses Budidaya

Pakan ikan sidat mulai dari pendederan sampai pembesaran dapat


berupa pakan alami atau pakan buatan. Pakan alami mulai dari plankton
sampai cacing sutra. Pakan buatan dapat berupa pasta ataupun pellet yang
disesuaikan dengan umur sidat.Agar kondisi air kolam selalu terjaga dan
pakan alami berupa plankton dapat tumbuh secara optimal diperairan kolam,
maka perlu ditambahkan Suplemen Organik Cair GDM Perikanan pada air
kolam sebanyak 6 ml/m³ setiap minggu sekali dan akan lebih baik lagi jika
SOC GDM ditambahkan dalam pakan buatan untuk sidat 10 ml/kg pakan.
Pemberian pakan sidat rata-rata adalah 2% – 4% dari biomassa bobot sidat tiap
hari, yang diberikan 2 kali yaitu pagi sebanyak 40% dan malam sebanyak
60%.

4. Tahap Pendederan Sidat


Pendederan sidat ada 2 tahap, yaitu pendederan I untuk glass eel dan
pendederan II untuk elver.
 Pendederan I dilakukan di kolam fiber glass berbentuk bulat dengan
kapasitas 500 liter. Padat tebar 20 ekor/liter, dengan masa
pemeliharaan 45-50 hari sampai ukuran 500 ekor/Kg. Penggantian air
dengan system resirkulasi 75% setiap hari. Pada tahap ini kolam
dilengkapi bak filter, aerasi dan Ultra Violet.
 Pendederan II dilakukan setelah sidat sudah mulai berpigmen sampai
umur 3 bulan atau bobotnya mencapai 50 ekor/Kg. Penggantian air
tetap dilakukan dengan system resirkulasi 30% setiap hari.

5. Pembesaran Ikan Sidat


Tahap pembesaran sidat dilakukan di kolam pembesaran sampai
ukuran konsumsi atau 2-3 ekor/Kg. Padat tebar pada tahap ini adalah 5
ekor/M². Pergantian air masih tetap dilakukan sebanyak 40% setiap 3 hari.
Pakan yang baik untuk tahap ini adalah pakan pellet yang mengandung
protein minimal 40%.

6. Tahap Panen Sidat


Ikan sidat yang siap panen untuk konsumsi berukuran 180-200
gram/ekor. Cara panen ikan dapat dilakukan bertahap atau serentak dalam
satu kolam.Jika bertahap, caranya adalah dengan memancing ikan sidat
dengan pemberian pakan, saat berebut ikan sidat lebih mudah dijaring. Tetapi
jika serentak, kolam harus dikurangi airnya dan ikan sidat digiring ke bak
penampungan. Pisahkan ikan sidat berdasarkan ukuran pada bak penampung
yang airnya dangkal yang sudah dilengkapi aerator.

Anda mungkin juga menyukai