Proposal Pembenihan Ikan-Dikonversi
Proposal Pembenihan Ikan-Dikonversi
Proposal Pembenihan Ikan-Dikonversi
Disusun Oleh :
1). Abednego Pangaribuan (01)
2). Adya Prastiwi Anggarasih (02)
3). Albertus Zico Novafiano (03)
4). Alifia Hidayati Mawaddah (04)
5). Anisa Dwi Kartika (05)
SMA N 1 Bantul
Jl. Kh Wahid Hasyim, Jetis, Palbapang, Kec. Bantul, Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta 55713
1
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Nila merupakan salah satu kelompok spesies budidaya terpenting di dunia. Menurut FAO
(2005), total produksi global budidaya nila mencapai 1,7 juta metrik ton (mt) dengan total
nilai sebesar 178 juta dollar Amerika. Produksi nila pada tahun 2009 di Indonesia mencapai
323.389 ton atau meningkat 11,12% dibandingkan tahun 2008 (Dirjen Budidaya, 2010). Nila
sebagai komiditas ikan mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting sebagai penopang
ekonomi masyarakat karena nila mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya; mudah di
budidayakan, pertumbuhan relatif cepat, mudah berkembang biak, dan relatif tahan terhadap
penyakit.Intensifikasibudidayamembawadampakyangkurangbaikterhadapkelestariandan
kesehatan lingkungan. Penurunan kualitas lingkungan ini disebabkan karena limbah organik
yang dihasilkan dari sisa pakan dan kotoran. Limbah organik tersebut umumnya didominasi
oleh senyawa nitrogen anorganik yang beracun. Menurut Asaduzzaman et al . (2008) dan De
Schryver
Ikan nila (Oreochromis sp.) merupakan salah satu komoditas air tawar yang memperoleh
perhatian cukup besar dari pemerintah dan pemerhati masalah perikanan dunia, terutama
berkaitan dengan usaha peningkatan gizi masyarakat di negara – negara yang sedang
berkembang (Khairuman dan Amri, 2008). Rukmana (1997), menambahkan bahwa ikan nila
merupakan salah satu jenis ikan air tawar potensial untuk sumber protein hewani yang dapat
dijangkau berbagai lapisan masyarakat.
Meskipun tergolong relatif mudah, budi daya ikan nila tetap memerlukan penanganan yang
baik dan terencana. Hal yang pertama kali perlu dipersiapkan adalah pemilihan lokasi usaha
karena dengan memilih/menyiapkan lokasi usaha yang tepat diharapkan usaha tersebut akan
berjalan seperti yang diharapkan. Pemilihan lokasi usaha harus mempertimbangkanbeberapa
aspek, seperti aspek teknis ( berkaitan dengan teknis lahan sebagai wadah budidaya ikanbaik
tanahmaupunairnya),aspekekonomi(ekonomisterkaitdenganpendukungpemasarandan
3
biaya produksi), dan faktor social (berkaitan dengan daya terima masyarakat sekitar lokasi
budidaya ikan). sehingga selama proses budidaya tidak akan ditemui kendala yang akan
menghambat usaha tersebut.
1.2 Tujuan
Mencari keuntungan/laba.
Memberi peluang kerja bagi orang lain.
Menarik minat konsumen dengan makanan yang sehat dan bergizi.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan nila banyak hidup di dareah sungai dan danau. Ikan nila sangat cocok dengan
dipelihara pada perairan yang tenang, kolam atau reservoir. Ikan nila merupakan
ikan tropis yang hidup pada perairan hangat yang berasal dari benua Afrika dan
memiliki sifat cepat tumbuh dan berkembang biak pada umur masih muda, sekitar
3.6 bulan (khoironi, 1996).
5
Ikan nila akan mampu bertahan hidup pada air dengan salinitas 50 g/l dan tumbuh
baik pada air dengan salinitas 18ppt. sedangkan ikan nila dengan
jenis Tilapia Aurea dan Tilapia Nilotica akan berkembang biak dan tumbuh baik
pada salinitas perairan berkisar 10-20 g/l (Boya, 1990).
2.2 KualitasAir
Langkah pertama dalam budidaya ikan nila ialah pemilihan induk ikan yang akan
dibiakkan. Sebagai induk dipilih ikan-ikan yang telah cukup umurnya dan siap memijah.
Rasio ideal antara induk jantan dan betina adalah 1:3. Padat penebarannya disesuaikan
dengan wadah atau kolam pemeliharaan. Ikan nila yang dipelihara dalam kepadatan
populasi tinggi, pertumbuhannya kurang pesat.
Hal berikutnya yang perlu diperhatikan adalah kualitas air kolam pemeliharaan. Kualitas
air yang kurang baik akan mengakibatkan pertumbuhan ikan menjadi lambat. Beberapa
parameter yang menentukan kualitas air, di antaranya:
Suhu|
Suhu atau temperatur air sangat berpengaruh terhadap metabolisme dan pertumbuhan
organisme serta memengaruhi jumlah pakan yang dikonsumsi organisme perairan. Suhu
juga memengaruhi oksigen terlarut dalam perairan. Suhu optimal untuk hidup ikan nila
pada kisaran 14-38 °C. Secara alami ikan ini dapat memijah pada suhu 22-37 °C namun
suhu yang baik untuk perkembangbiakannya berkisar antara 25-30 °C.
pH
Nilai pH merupakan indikator tingkat keasaman perairan . Beberapa faktor yang
memengaruhi pH perairan di antaranya aktivitas fotosintesis, suhu, dan terdapatnya anion
dan kation. Nilai pH yang ditoleransi ikan nila berkisar antara 5 hingga 11, tetapi
pertumbuhan dan perkembangannya yang optimal adalah pada kisaran pH 7–8 .
Amonia
Amoniamerupakanbentukutamaekskresinitrogendariorganismeakuatik.Sumberutama
amonia(NH3)adalahbahanorganikdalambentuksisapakan,kotoranikanmaupundalam
bentukplanktondaribahanorganiktersuspensi.Pembusukanbahanorganik,terutamayang
banyak mengandung protein, menghasilkan ammonium (NH4+) dan NH3. Bila proses
lanjut dari pembusukan (nitrifikasi) tidak berjalan lancar maka dapat terjadi penumpukan
NH3 sampai pada konsentrasi yang membahayakan bagiikan.
Oksigen terlarut
Oksigen terlarut diperlukan untuk respirasi, proses pembakaran makanan, aktivitas
berenang, pertumbuhan, reproduksi dan lain-lain. Sumber oksigen perairan dapat berasal
dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer sekitar 35% dan aktivitas fotosintesis oleh
tumbuhanairdanfitoplankton.Kadaroksigenterlarutyangoptimalbagipertumbuhanikan nila
adalah lebih dari 5mg/l.
6
Kekeruhan air yang disebabkan oleh pelumpuran di dasar kolam juga akanmemperlambat
pertumbuhan ikan. Lain halnya bila kekeruhan air disebabkan oleh adanya plankton; air
yang kaya plankton dapat berwarna hijau kekuningan dan hijau kecoklatan karena banyak
mengandungdiatom.Planktoninibaiksebagaimakananikannila,sedangkanplanktonbiru
kurang baik. Tingkat kecerahan air karena plankton harusdikendalikan.
2.3 TeknikPembenihan
2.3.1 Persiapan WadahPemijahan
Pada lokasi calon pembenihan terdapat sumber air yang memadai secara teknis,
tersedia sepanjang tahun. Setidaknya, pada pemeliharaan benih, debit air yang
dibutuhkanberkisar0.5liter/detik.Niladapathiduppadasuhu25-300C;pHair
6.5 – 8.5; oksigen terlarut > 4 mg/I dan kadar ammoniak (NH3) < 0.01 mg/I;
kecerahankolamhingga50cm.selainituikanNilajugahidupdalamperairanagak
tenangdankedalamanyangcukupKolampemijahandapatdibuatberdindingbeton.
Kolam pemijahan nila yang berdasar tanah disukai nila karena banyak dihuni
plankton dan tumbuhan air kecilyang menjadi pakan tambahan. Dasar kolamtanah
juga memudahkan nila jantan membuat cekungan untuk memijah. Untuk kolam
pemijahan, padat tebar disarankan 1 – 3 ekor / m². Satu paket induk berjumlah 300
ekor. Sistem paket diberlakukan untuk menekan laju penurunan mutu benih yang
dihasilkan bila keturunannya dijadikan induk kembali setelah melalui seleksiketat.
Bilaindukyangdipijahkansebanyak1paket,luasankolamyangdibutuhkansekitar 100
– 300 m². Ketinggian air sekitar 75 cm dengan tinggi kolam sekitar 1 m. Debit
airnilacukup1liter/detik.Jikaterlaluderasnilatidaknyamanmemijah.Airyang
mengalir diperlukan untuk mengganti penguapan yang terjadi.
2.3.2 ProsesPemijahan
Ikan Nila dapat berkembang biak secara optimal pada suhu 20 – 30 0 C. Ikan nila
bersifat mengerami telurnya di dalam mulut sampai menetas kurang lebih 4 hari
dan mengasuh larvanya ± 14 hari sampai larva dapat berenang bebas diperairan,
mengerami telur dan mengasuh larva dilakukan oleh induk betina. Nila dapat
dipijahkan setelah mencapai berat 100 gr/ekor. Secara alami nila memijah pada
sarang yang dibuat oleh ikan jantan di dasar kolam, sehingga diperlukan dasar
kolamyangberlumpur.Pemijahanikannilaberdasarkanpengelolaannyadibedakan
beberapa sistim antaralain:
7
wilayah teritorialnya yang tidak boleh diganggu oleh pasangan lain. Kegiatan
pemijahan alami meliputi antara lain;
Persiapan Kolam
Kolam pemijahan luasnya harus disesuaikan dengan jumlah induk yang akan
dipijahkan. Perbandingan jantan dan betina adalah 1 : 3 ukuran 250 – 500 gr
perekor. Dengan padat penebaran 1 ekor/m2. Hal ini berdasarkan sifat ikan jantan
yang membuat sarang berbentuk kobakan didasar kolam dengan diameterkira-kira
50 cm dan akan mempertahankan kobakan tersebut dari ikan jantan lainnya.
Kobakan tersebut akan digunakan ikan jantan untuk memikat ikan betina dalam
pemijahan.Olehkarenaitujumlahikanjantansetiapluasankolamtergantungpada
berapabanyakkemungkinankobakanyangdapatdibuatolehikanjantanpadadasar
kolam tersebut. Dinding kolam diupayakan kokoh dan tidak ada yang bocor agar
mampu menahan air kolam. Kedalam air kolam 70 cm. Dasar kolam dilakukan
pengolahan, pembuatan kemalir, pemupukan danpengapuran.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menciptakan suasana dasar kolam berlumpur
untuk pembuatan sarang dan meningkatkan kesuburannya agar cukup tersedia
pakan
alamiuntukkonsumsiindukdanlarvahasilpemijahan.Pemupukandapatdiberikan
pupuk kandang, pupuk hijau dan pupuk buatan atau kombinasi dari ketiga macam
pupuk tersebut. Pengapuran dilakukan untuk mengendalikan hama, penyakit dan
parasit larva ikan sertameningkatkan.
Kualitas air
Kualitas air yang sesuai yaitu oksigen terlarut > 5 ppm, pH > 5, suhu 20 -30 0 C
dan NH3 < 1 ppm. Untuk menciptakan kondisi seperti tersebut, pengairan kolam
harus dilakukan dengan pengaturan yang baik. Air pemasukan terus menerus
dialirkan dengan debit 2 – 5 liter/ menit untuk luasan kolam 200 m 2 .
Pemberian pakan
Meskipun kolam telah di pupuk dan tumbuh subur pakan alami, pemberian pakan
tambahan mutlak di perlukan. Pemberian pakan tambahan dimaksudkan untuk
menjaga stabilitas produktifitas induk karena selama masa inkubasi telur 3-4 hari
induk berpuasa sehingga pada proses pemijahan harus cukup cadangan energydari
pakan ikan. Pakan tambahan dapat berbentuk dedak, bungkil kedelai, bungkil
kacangataupellet.Pelletdapatdiberikan3–6%perharidaribobotinduk.Selama proses
pemijahan ± 7 hari dan pasca inkubasi telur yaitu setelah hari ke 8 –12.
8
dalam kolam yang berbeda, dengan demikian pemanenan larva relative mudah
dilakukandanindukakanlebihproduktifkarenatidakseringtergangguyangdapat
menimbulkan stres dan kematian padainduk.
Persiapan kolam
Kolampemijahandibuatdaripagarbambuyangbersekat-sekatantarakolamjantan,
kolam betina dan kolam larva. Kolam induk jantan (lingkaran I) hanya dapat
dimasuki ikan betina yang berukuran lebih kecil dari ikan jantan, kolam induk
betina(lingkaranII)hanyadapatdilaluilarvasedangindukbetinatidakdapatkeluar dari
sekat, dan kolam larva (III) untuk menangkap larva yang dihasilkan. Pengolahan
dasar kolam dilakukan seperti pada persiapan kolam pemijahanalami.
Proses pemijahan
Apabila konstruksi kolam berbentuk lingkaran dengan diameter kolam I adalah 4
meter dan kolam II adalah 10 meter, serta luas kolam III adalah 44 meter persegi,
makapadatpenebaranindukadalahantara250–300ekorindukbetinabobot±250
gr/ekor dan 40 ekor jantan bobot > 500 gr/ekor.
Induk ikan pada saat pemijahan menempati kolam I. Setelah proses pemijahan
berlangsungdantelurtelahmenetas,indukbetinaakankeluardarikolamIkekolam II
untuk mengasuh anaknya. Di kolam II ini larva tumbuh sampai ukuran ± 1 cm,
selanjutnya larva akan masuk ke kolam III, sedangkan induk betina tetap pada
kolam II karena ada sekat. Kolam III hanya dapat di masuki oleh larva dari kolam
IIkekolamIII,larvaakanterusirdarikolamII,karenatergangguolehindukbetina
yangada.
Pemeliharaan
Pemeliharaan induk dilakukan dengan pemberian pakan tambahan 3 – 6 %
perhari dari bobot ikan. Pemberian pakan dilakukan sesuai yang dibutuhkan oleh
induk dan larva.
2.4 Pakan
Pakan sangat berperan dalam pertumbuhan ikan, agar pakan yang diberikan optimal maka
jumlah harus tersedia cukup, kualitasnya memadai serta sesuai dengan jenis atau pun
bentuknya. Juga waktu, frekuensi, dan cara pemberiannya yang tepat.
Kandungan pakan ikan
Pakan yang dimakan oleh ikan pertama-tama digunakan untuk memelihara tubuh dan
menganti alat-alat tubuh yang rusak, kelebihannya baru digunakaan untuk pertumbuhan.
Pakan ikan yang diberikan harus menggunakan protein, karbohidrat dan lemak, zat
9
makanan ini akan di ubah mejadi energi. Protein merupakan sumber energi utama,
kandungan protein pada pakan harus berkisar antara 28-30% (Hapher, 1975)
Jumlah pakan yang diberikan
Jumlah pakan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan. Bila pakan yang diberikan
kurang dari yang di butuhkan kemungkinan yang terjadi adalah pakan tersebut hanya
digunakanhanyauntukmemprtahankankondisitubuhsajasedangkanbilaberlebihanikan tidak
akan menghabiskannya, sehingga terjadi pembusukan sisa pakan. Menurut Admadja dkk
(1985) pemberian pakan perhari adalah 2-5% dari bobot ikan yangdipelihara.
Jenis pakan ikan
Jenis pakan ikan dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu pakan alami dan buatan. Pakan
alami adalah pakan yang diberikan pada ikan yang wujudnya masih asli. Keadannya bias
hidup, mati, segar ataupun awetan, contohnya: infusoria, daphnia, jenis yamuk, cacing,
jangkrik, bekicot, dan lain-lain. Pakan buata adalah pakan yang diberikan pada ikan yang
wujudasalnyatidaknampaklagi.Pakanbuataniniumumnyasudahdiramusehinggabahan lebih
dari satu jenis dan kandungan nutrisinya bias diatur olehpembuatnya.
Bentuk pakan ikan
Bentuk pakan yang dimaksud adalah bentuk pakan buatan, karena pakan buatan bias
dibentuk sesuai keinginana pembuat dan peruntuknya. Macam-macam bentuk pakan ikan
ini diantaranya adalah bentuk emulsi, pasta, tepung, flek, butiran, remah, pellet.
Waktu dan frekuensi pemberian pakan
Waktu frekuensi pemberian pakan untuk ikan yang dipelihara secara intensif seperti di
jaringapungdankolamairderaspemberiannyarata-rata5kalisehari.Sedangkanikayang di
pelihara secara semi intesif pemberian pakan 3 kali sehari. Untuk ikan yang di pelihara
secara tradisional umumnya hanya mengandalkan paka alami yang ada dikolam, bila
diberipakan pun hanya sekali-sekali saja dan waktunya pun tidaktentu.
Cara pemberian pakan
Cara pemberian pakan ikan ada bermacam-macam di antaranya dengan automatic deman
feeder,ditebar,dihamparan.Macam-macamcarapemberianpakanitutegantungdarijenis dan
ukuran ikan yangdipelihara.
10
BAB 3
ANGGARAN PRODUKSI
3.1 Aspek Produksi
Lokasi usaha
Dalam mendirikan usaha budidaya ikan nila maka harus mencari tempat yang strategis,
karenapadaumumnyasebagiankonsumennyaakanmerasanyamanjikatempatpenjualan
produkyangingindibelinyatidakjauhdaritempatmerekadanjalanyangdilaluinyatidak
hancur. Sehingga para pemasok yang ingin membeli produk kita tidak susah membawa
barang yang ingin di pesannyatersebut.
Lokasi yang sedang saya incar adalah di tempat orang biasa berlalu lalang. Terkhusus di
daerahyangramaipenduduk.Karena,Lokasiinilahyangdapatmembukajalankesuksesan
dalam menjalakan usaha yang sedang kita tekuni.
Penetapan Harga
Hargayangsayatetapkanadalahhargayangdiperkirakanakanterjangkauolehmasyarakat
sekitar. Setelah memperhitungkan dengan cukup matang, akhirnya saya tetapkan sebagai
harga yang saya tawarkan agak murah dari harga umum di pasaran . Jika di pasaran harga
perkilo ikan nila di jual dengan harga 30.000-35.000, maka saya akan menjual ikan nila
yang saya produksi dengan harga kisaran 20.000-25.000 perkilo. Harga itu pun akan
disesuaikan dengan perkembanganselanjutnya.
Tenaga kerja
Karena masih tahap awal mungkin tenaga kerja masih belum di perlukan karena masih
tahap awal mungkin semua kegiatan masih di lakukan sendiri dan belum memerlukan
bantuan orang lain.
11
Biaya Produksi
No Data Usaha Pembenihan Ikan Nila Jumlah Harga
1 Jaring 1 Rp 15.000
2 Pompa ikan 1 Rp 30.000
3 Ikan nila 4 Rp 40.000
4 Pakan nila indukan 1 kg Rp 10.000
5 Pakan larva ikan (kuning telur) 4 Rp 10.000
6 Pakan anak nila (pellet kecil) 2 kg Rp 30.000
12
BAB 4
PENUTUP
Demikian proposal usaha ini kami buat. Kami mengucapkan terima kasih pada para pihak yang
berkenan membaca proposal ini. Kami menyadari bahwa proposal kami masih jauh dari kata
sempurna.Olehkarenaitu,sarandankritikyangmembangunsangatkamiharapkanuntukrealisasi
.Atas segala waktu dan perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
13
DaftarPustaka
http://
tahubulatsetengahdewa.blogspot.comhttps:
//gudangilmufaz.blogspot.com
http://martinasihombing.blogspot.com
14