Mini Riset Kualitatif
Mini Riset Kualitatif
Mini Riset Kualitatif
NAMA ANGGOTA
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa sehingga kita dapat beraktivitas untuk
menyusun dan menyelesaikan proposal ini. Penyusunan proposal ini bertujuan untuk
memenuhi tugas metodologi penelitian kualitatif yang diberikan oleh dosen pengampu.
Proposal ini menunjukan seberapa paham kelompok kami dapat memahami teori
metodologi penelitian yang diajarkan. Kami berharap penulisan proposal ini dapat
memberikan contoh yang tepat dalam materi penelitian kualitatif. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna,oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun kami harapkan demi perbaikan proposal ini di masa yang akan
datang.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa melancarkan segala usaha kita.
2
BAB I
PENDAHULUAN
Rendahnya motivasi belajar siswa merupakan salah satu wujud dari hambatan
ketercapaian suatu tujuan pendidikan nasional. Motivasi belajar siswa yang rendah akan
berakibat pada proses pembelajaran dan prestasi hasil belajar siswa, selain itu dapat
juga mempengaruhi perilaku siswa. Misalnya siswa mendapat nilai dibawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM), siswa tidak naik kelas, kurang semangat dalam belajar,
kurang bisa menyesuaikan diri dengan pelajaran dan lingkungan sekolah bahkan juga
dapat berpengaruh pada kenakalan yang banyak dilakukan oleh siswa-siswa
Perbedaan cara pembelajaran yang terjadi semenjak menyebarnya virus covid 19
sudah dialami oleh setiap tingkatan pendidikan di banyak tempat. Termasuk juga
dialami oleh siswa siswa kelas IX SMP SWASTA RK MAKMUR BUDI MURNI 4
MEDAN. Perbedaan pembelajaran yang saat ini tidak dilakukan tatap muka
menyulitkan siswa untuk belajar seperti biasa. Sehingga di takutkan untuk menurunkan
minat dan motivasi belajar siswa. Penurunan motivasi belajar yang mungkin dialami
siswa diharapkan dapat diminimalisir dengan peran orang tua untuk dapat memotivasi
anaknya untuk tetap belajar di rumah sehingga tidak terjadi penurunan prestasi
akademik siswa.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian ini dan memberi judul “Peran Orang Tua Dalam Memotivasi
Belajar Siswa pada Siswa Kelas IX SMP Swasta RK Makmur Budi Murni 4
Medan”
1.2.1. Bagaimana peran orang tua dalam memotivasi belajar siswa kelas IX Smp
Swasta RK Budi Murni 4 Medan
3
1.3. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk sebagai
berikut.
1.3.1. Untuk mengetahui peran orang tua terhadap siswa kelas IX Smp Swasta RK
Budi Murni 4 Medan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Zakiah (2012), Orang tua adalah pendidik pertama bagi anak-anak
mereka, karena dari merekalah anak-anak mulai menerima pendidikan. Dengan
demikian bentuk pertama pendidikan anak terdapat dalam kehidupan keluarga.
Pendapat lain keluarga merupakan pusat kasih sayang dan saling membantu
antara sesama, telah menjadi teramat penting sebagai pendidikan anak. Oleh karena
itu, orang tua paling bertanggung jawab terhadap pendidikan anaknya. Hubungan
keluarga dengan anak-anak biasanya melibatkan unsur-unsur orang tua mereka,
kakek-nenek, saudara, dan anggota keluarga besar. (Sudarwan, 2011)
Jamaluddin, (2013) mendefenisikan orang tua sebagai figur sentral dalam
kehidupan anak, karena orang tua adalah lingkungan sosial awal yang dikenal anak,
figur yang menentukan kualitas kehidupan seorang anak, dan figur yang paling dekat
dengannya, baik secara fisik maupun psikis.
Orang tua adalah guru pertama meraka dalam pendidikan moral. Bentuk dan isi
serta cara-cara pendidikan didalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan
berkembanganya watak, budi pekerti dan kepribadian tiap-tiap anak. Pendidikan yang
diterima dalam keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk
mengikuti pendidikan selanjutnya di sekolah (Fuad, 2013). Seperti menanamkan
perbuatan disiplin kepada anak, maka anak akan menerapkannya ke lingkungan
sekolah maupun masyarakat.
5
Sebelum membahas mengenai orang tua, terlebih dahulu akan dijelaskan
mengenai keluarga karena orang tua merupakan bagian dari keluarga yang ada
didalamnya. Sehingga untuk mengetahui penjelasan tentang orang tua, perlu dipahami
lebih dulu tentag keluarga. Menurut Jhonson (2004 :2) keluarga adalah kelompok
sosial yang terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat
ikatan, kewajiban, tanggungjawab diantara individu tersebut. Didalam buku yang
sama juga dijelaskan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut kamus besar
bahasa Indonesia (2008) orang tua adalah ayah, ibu kandung.Orang tua adalah
komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah
ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat diartikan bahwa yang dimaksud
dengan orang tua adalah ayah dan ibu yang merupakan hasil dari sebuah perkawinan
yang sah yang membentuk sebuah keluarga.
a) Pendidik (edukator)
Pendidik dalam Islam yang pertama dan utama adalah orang tua yang
bertanggung jawab terhadap anak didik dengan mengupayakan perkembangan
seluruh potensi anak didik, baik potensi afektif, potensi kognitif dan potensi
psikomotor.
b) Pendorong (motivator)
6
datang dari luar diri (lingkungan), misalnya dari orang tua, guru, teman-teman
dan anggota masyarakat.
c) Fasilitator
Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, juga
membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan,
alat tulis menulis, buku dan lain-lain. Jadi orang tua berkewajiban memenuhi
fasilitas belajar agar proses belajar berjalan dengan lancar.
d) Pembimbing
Sebagai orang tua tidak hanya berkewajiban memberikan fasilitas dan biaya
sekolah saja. Tetapi anak juga membutuhkan bimbingan dari orang tuanya.
Sekolah merupakan kegiatan yang berat dalam proses belajar banyak dijumpai
kesulitan, kadang-kadang anak mengalami lemah semangat. Orang tua wajib
memberikan pengertian dan mendorongnya membantu sedapat mungkin
kesulitan yang dialami anak di sekolah. Oleh sebab itu orang tua harus
mempunyai waktu dalam mendampingi anak-anaknya. Pada saat itulah anak
diberi pengarahan dan nasehat agar lebih giat belajar.
Sumarni (2005), Motivasi secara harafiah yaitu sebagai dorongan yang timbul
pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar, untuk melakukan suatu tindakan
dengan tujuan tertentu. Sedangkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:756) secara
7
psikologi, berarti usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang
tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya, atau
mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
Dari pengertian yang dikemukakan para ahli tentang pengertian motivasi diatas,
bahwa motivasi adalah kekuatan atau dorongan yang menjadi penggerak bagi individu
atau kelompok untuk melakukan sesuatu tindakan yang mengarah pada tujuan
tertentu. Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa motivasi merupakan faktor
yang penting bagi individu atau kelompok untuk dapat melakukan suatu tindakan
yang mengarah pada ketercapaian suatu tujuan yang ditentukan.
Motivasi menjadi faktor penting bagi siswa dalam usaha mencapai tujuan
belajar dan tujuan pendidikannya, dimana motivasi tersebut akan menjadi pendorong
bagi siswa untuk terus berusaha dan bersemangat meraih prestasi dan cita-cita yang
mereka tentukan, maka untuk dapat meraih tujuan tersebut diperlukan motivasi yang
tinggi baik dari dalam diri maupun dari luar diri seseorang.
8
atau melalui suatu penguatan (reinforcement) dalam bentuk pengalaman terhadap
suatu objek yang ada dalam lingkungan belajar.
Menurut Djamarah (2011: 13) belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif
dan psikomotorik.
Menurut Djamarah (2011: 15) ciri-ciri belajar sebagai proses perubahan tingkah laku
adalah sebagai berikut:
Berdasarkan beberapa penegrtian tentang motivasi oleh para ahli, maka dapat
disimpulkan bahwa motivasi belajar yaitu keseluruhan daya penggerak baik dari
dalam diri maupun dari luar siswa (dengan menciptakan serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi-kondisi tertentu) yang menjamin kelangsungan dan memberikan
arah pada kegiatan belajar, dan menghasilkan suatu perubahan tingkahlaku sehingga
tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
10
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang
belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya
dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya.
11
BAB III
METODE PENELITIAN
12
3.2. Sampling
Narasumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah orangtua dan siswa
dari kelas IX SMP di SMP Swasta RK Budi Murni 4 Medan sebanyak 15 pasangan
orang tua-anak. Penentuan narasumber dilakukan dengan purposive sampling.
Sugiyono (2012) menjelaskan purposive sampling sebagai teknik pengambilan
sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam hal ini yang menjadi pertimbangan
peneliti dalam mengambil sampel adalah ketersediaan waktu dari orang tua dan siswa
yang dijadikan sampel.
Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data utama atau data primer adalah
siswa dan orang tua siswa. Data tersebut diperoleh secara langsung dengan
menggunakan wawancara pada subyek penelitian.
Selain sumber data utama atau data primer, penelitian ini juga mengumpulkan
data sekunder yang diperoleh dari hasil observasi dan presensi siswa.
Analisis data dalam penelitian kualitatif Model Miles and Huberman ini
dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan
data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah analisis jawaban
13
yang diwawancarai. Bila kurang memuaskan setelah jawaban di analisis, maka
penelitia akan melanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu.
Model lapangan ini menganalisis secara terus menerus sampai tuntas, sehingga
datanya sudah jenuh. Sehingga peneliti benar-benar mendapat hasil yang sesuai
dengan fakta lapangan tanpa adanya rekayasa. Aktivitas dalam analisis data yaitu
menggunakan data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
Langkah-langkah analisis yaitu:
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
15