LAPRAK ARTHROPODA - Meutia Anissabrina Zhafirah - 20304241032

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 70

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KEANEKARAGAMAN HEWAN


STRUKTUR TUBUH DAN PERAN ARTHROPODA

Disusun Oleh:

Nama : Meutia Anissabrina Zhafirah

NIM : 20304241032

Kelas : Pendidikan Biologi C

Kelompok : 3 (Echinodermata)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020
A. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu memaparkan ciri umum Arthropoda
2. Mahasiswa dapat mengelompokkan contoh-contoh hewan Arthropoda ke dalam
kelmpok-kelompok yang lebih kecil
3. Mahasiswa memahami peranan Arthropoda dalam kehidupan manusia

B. DASAR TEORI
1. Pengertian Filum Arthropoda
Istilah Arthropoda berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu
arthro yang berarti ruas dan podos yang berarti kaki. Arthropoda merupakan
hewan tripoblastik selomata dan bilateral simetris. Tubuh Arthropoda terdiri dari
kepala (cephal), dada (thorax) , dan abdomen yang keseluruhan dibungkus oleh
zat kitin dan kerangka luar (eksoskeleton). Umumnya diantara ruas-ruas terdapat
bagian yang tidak memiliki zat kitin sehingga ruas-ruas tersebut mudah untuk
digerakkan.Di waktu tertentu kulit dan tubuh Arthropoda mengalami pergantian
kulit(eksdisis).

2. Karakteristik Arthropoda
Spesies dari filum Arthropoda memiliki tubuh bilateral simetris, memiliki tiga
lapisan sel (triploblastik), tubuh atau kaki beruas-ruas. Kepala (cephal), dada
(thorax) dan abdomen jelas atau kepala dan dada bersatu (cephalothorax).
Mempunyai 3 bagian tubuh utama yakni tubuh bersegmen (ruas), rangka luar
(eksoskeleton) keras, dan ekor. Appendagesnya satu pasang setiap ruas (somite)
atau tidak ada dan masing-masing dihubungkan dengan sendi. Tubuh hewan ini
terbungkus kutikula sebagai kerangka luar yang terbuat dari zat protein dan zat
kitin. Eksoskeletonnya terbuat dari kitin. Ukuran tubuhnya beragam. Arthropoda
hidup di air tawar, darat, laut, dan udara. Sifat hidup Arthropoda adalah parasit,
heterotropik, dan hidup dengan bebas. Memiliki alat pernapasan yang berupa
trakea, insang, dan paru-paru atau paru-paru (berbuku). Umumnya berumah dua,
fertilisasi umumnya internal. Pada beberapa Crustace parthenogenesis.
Bereproduksi secara aseksual dan seksual. Hewan dari filum ini memiliki alat
pencernaan yang sempurna atau lengkap mulai dari mulut, kerongkongan, usus,
dan anus. Mulut diadaptasikan untuk mengunyah, menjilat atau menusuk, dan
anus berada di bagian ujung posterior.
3. Klasifikasi Arthropoda
Berdasarkan bentuk struktur tubuhnya Arthropoda terbagi menjadi 4 kelas, yaitu:
a. Classis Crustacea
Crustacea merupakan hewan akuatif (air) yang terdapat di air lautdan air
tawar. Crustacea memiliki tubuh yang bersegmen (beruas) danterdiri dari
cephalothorax (kepala dan dada menjadi satu) sertaabdomen (perut). Di bagian
anterior (ujung depan) tubuh besar danlebih lebar, sedangkan pada posteriornya
(ujung belakangnya) sempit.Di bagian kepala Crustacea terdapat beberapa alat
mulut yang berupasepasang antena, pasang mandibula (untuk mengigit
mangsanya),pasang maksilia, pasang maksilibed. Alat gerak Crustacea berupa
kaki(kaki satu pasang dalam setipa ruas di abdomen) dan berfungsi
untukberenang, merangkak dan menempel di dasar perairan. Mempunyaidua
pasang antenna dan memiliki kepala yang menyatu dengan dada(cephalothorax).
Crustacea memiliki tubuh yang terdiri daricephalothorax dan abdomen,
mempunyai eksoskeleton dari zat tandukatau kitin, tetapi tidak mempunyai
pembuluh darah kapiler. Dapatmengalami pelepasan kulit dari tubuhnya,
pertukaran udara terjadisecara difusi, dan sebagian dari pernapasan menggunakan
insang.

b. Classis Insecta
Insecta berasal dari bahasa latin yang berarti Insecti yang berartiserangga.
Insecta adalah satu-satunya kelompok invertebrata yangdapat terbang. Penyebaran
insecta sangat luas dengankeanekaragaman tinggi di antara kelas-kelas yang lain
dari perairanhingga puncak gunung dari khatulistiwa hingga ke kutub.
Jumlahspesies Insecta cukup banyak yang sedikitnya didunia sekitar
750.000spesies yang dikelompokkan ke dalam 100 suku dan 26 ordo. Cabangilmu
biologi yang mempelajari serangga adalah Entomologi. Tubuhyang tersusun dari
kepala, dada, dan perut. Memiliki mulut yangbertipe pengigit, penghisap, dan
penelan. Mempunyai 3 pasang kaki,dan sebagian dari besar hidup di darat. Tubuh
insecta beruas-ruas yang terdiri dari segmen kepala (cephalo) yang ada di
sepasang matafaset (majemuk), dada (thorax) terdapat di sepasang kaki yang
beruas-ruas, dan perut (abdomen) terdiri dari 11 ruas.
c. Classis Arachnida
Kata Arachnida berasal dalam bahasa Yunani dari kata Arachno yang berarti
laba-laba yang disebut dengan kelompok laba-laba.Arachnoidea meliputi
kalajengking, laba-laba, tungau atua caplak.Umumnya Arachnida bersifat parasit
yang merugikan manusia,hewan dan tumbuhan. Tubuh bersegmen yang terdiri
darichepalothorax dan abdomen (tidak beruas). Mempunyai enam pasanganggota
gerak. Hidup di darat, air laut, dan ada juga yang parasit.Memiliki jumlah mata
yang beragam. Di bagian kepala-dada tidakterdapat antena, namun memiliki
sebagian pasang mata tunggal,mulut kelisera dan pedipalpus.d.

d. Classis Diplopoda
Pada umumnya mempunyai 30 pasang kaki atau lebih, memilikibentuk tubuh
yang silinder (bulat memanjang), dan terdapat sebagiansegmen yang menyatu
dengan di setiap segmen terdapat 2 pasang kaki. Hidup sebagai karnivora, serta
banyak dijumpai dibawahserasah, bebatuan, atau dalam tanah dan selalu
menghindar daricahaya. Memiliki gerakan yang lambat dan jika terdapat
getaran,tubuhnya akan membentuk melingkar dengan bentuk spiral atau bola.Di
bagian kepala terdapat sepasang antena, dua pasang mata tunggal,dan alat mulut
tanpa taring bias. Contohnya pada kaki seribu (Julusnomerensi).

C. ALAT DAN BAHAN


Alat:
- Papan amatan (bahan kayu/triplek, dll)
- Kaca pembesar (loupe)
- Penggaris
- Jarum pentul
- Buku identifikasi
- Lembar pengamatan
- Alat tulis
Bahan:
- Udang
- Laba-laba
- Keluwing/kaki seribu
- Belalang
D. LANGKAH KERJA

Mencari bahan amatan berupa spesimen segar (udang, aba-laba, keluwing, belalang)

Untuk laba-laba dan keluwing ambil dengan bantuan alat (jangan menggunakan
tangan kosong)

Masukkan laba-laba, keluwing, belalang ke dalam botol berisi alkohol

Bahan yang telah disiapkan, diletakkan di atas papan amatan

Bagian-bagian yang sangat kecil dibantu menggunakan loupe


E. TABEL PENGAMATAN
Spesies
Pembeda (1) (2) (3) (4)
Pandinus sp. Scylla sp. Scolopendra Palaemon
sp. sp.
Gambar

https://www. https://phu https://www. https://ww


alamy.com/ ketaquariu researchgate. w.researchg
m.org/ net/ ate.net/

Habitat Bebatuan, Pesisir Kayu-kayu Sungai,


lubang dalam pantai dan bebatuan laut, danau
tanah terutama
yang
terdapat
hutan
bakau
Pembagia Kepala - -  -
n tubuh
Dada - - - -
Abdomen    
Cephalotorax   - 
Antena Sepasang -   
Dua pasang - - - -
Tidak punya  - - -
Alat Kelisera  - - -
mulut
yang Mandibula -   
berkemba
ng
Sayap Ada - - - -
Tidak ada    
Warna tubuh Hitam atau Hitam Coklat gelap Kuning
coklat kehijauan
Simetri Bilateral    
tubuh
Radial - - - -
Jumlah Sepasang    -
kaki tiap
Dua pasang - - - -
ruas
Yang lain - - - Enam kaki
jalannya
terletak
pada satu
segmen di
chepalo-
thorax, kaki
jalannya
sepasang
tiap ruas di
abdomen
Ciri khas Memiliki Memiliki Tubuhnya Memiliki
sengat capit panjang, kaki jalan
pasangan dan kaki
kaki pertama renang
terdapat
racun

Spesies
Pembeda (5) (6) (7) (8)
Supunna sp. Panulirus Julus sp. Limulus sp.
sp.
Gambar

https://www.s https://me https://marine


http://www.ar
ciencedirect.c dia.eol.or bio.org/
achne.org.au/
om/ g/

Habitat Gua Pantai Tanah Laut yang


lembab sangat dalam
Pembagia Kepala - -  -
n tubuh
Dada - - - -
Abdomen    
Cephalotorax   - 
Antena Sepasang    -
Dua pasang - - - -
Tidak punya - - - 
Alat Kelisera  - - -
mulut
yang Mandibula -   
berkemba
ng
Sayap Ada - - - -
Tidak ada    
Warna tubuh Hitam Coklat Coklat Coklat
kemerahan kehijauan
Simetri Bilateral    
tubuh
Radial - - - -
Jumlah Sepasang -  - 
kaki tiap
Dua pasang - -  -
ruas
Yang lain 4 pasang - - -
(pada
cephalo-
thorax)
Ciri khas Mampu Memiliki Memiliki Bentuk
membuat kaki jalan kaki yang tubuhnya
jaring dan kaki banyak seperti
renang tempurung
dan ekor
panjang

Spesies
Pembeda (9) (10) (11) (12)
Stygophrynus Leptocorisa Anggang- Lebah
sp. sp. anggang
Gambar

https://www.na https://ww
w.naturepl https://fumi
turepl.com/ https://media. .com/ da.co.id/
eol.org/

Habitat Gua Sawah Air Di tempat


yang
banyak
tanaman
Pembagia Kepala - -  
n tubuh
Dada - -  
Abdomen   - 
Cephalotorax    -
Antena Sepasang -   
Dua pasang - - - -
Tidak punya  - - -
Alat Kelisera  - - -
mulut
yang Mandibula -   
berkemba
ng
Sayap Ada -   
Tidak ada  - - -
Warna tubuh Coklat Hijau-coklat Coklat Kuning-
kehitaman kehitaman hitam
Simetri Bilateral    
tubuh
Radial - - - -
Jumlah Sepasang -   
kaki tiap
Dua pasang - - - -
ruas
Yang lain 4 pasang - -
(pada cephalo-
thorax)
Ciri khas Memiliki duri Bunya tidak Hidupnya Dapat
panjang di sedap mengamba menghasil-
punggung ng di air kan madu
pedipalp tibia

Spesies
Pembeda
(13) (14) (15) (16)
Lalat rumah Laron Kepik Ngengat
Gambar

http://entnemd https://www.r https://me http://himak


ept.ufl.edu/ entokil.co.id/ dia.eol.org ova.lk.ipb.a
/ c.id/

Habitat Tempat kotor Tempat yang Sawah Dedaunan


terdapat
cahaya
Pembagia Kepala    
n tubuh
Dada    
Abdomen    
Cephalotorax - - - -
Antena Sepasang    
Dua pasang - - - -
Tidak punya - - - -
Alat Kelisera - - - -
mulut
yang Mandibula    
berkemba
ng
Sayap Ada    
Tidak ada - - - -
Warna tubuh Hitam keabuan Coklat Hitam- Coklat
merah
Simetri Bilateral    
tubuh
Radial - - - -
Jumlah Sepasang    
kaki tiap
Dua pasang - - - -
ruas
Yang lain - - - -
Ciri khas Mata majemuk Melepaskan Memiliki Sayapnya
kompleks sayapnya elytra disusun
dengan ribuan sebagai tanda (pelindung oleh sisik
lensa telah siap sayap) yang saling
yang memung secara tumpang
kinkan mereka seksual untuk tindih,
untuk memulai antenanya
mempunyai proses panjang
penglihatan penciptaan
yang luas koloni rayap
baru

Spesies
Pembeda (17) (18) (19) (20)
Ampal Kecoa Semut Semut rang
hitam rang
Gambar

https://www https://steemi
https://buggui https://www
.rentokil.co. t.com/
de.net/ .rentokil.co. id/
id/
Habitat Pepohonan Di celah- Tempat Pepohonan
celah yang
terdapat
makanan,
pohon,
tempat
sampah
Pembagia Kepala    
n tubuh
Dada    
Abdomen    
Cephalotorax - - - -
Antena Sepasang    
Dua pasang - - - -
Tidak punya - - - -
Alat Kelisera - - - -
mulut
yang Mandibula    
berkemba
ng
Sayap Ada   - -
Tidak ada - -  
Warna tubuh Coklat Coklat agak Hitam Coklat
kehitaman berkilau
Simetri Bilateral    
tubuh
Radial - - - -
Jumlah Sepasang    
kaki tiap
Dua pasang - - - -
ruas
Yang lain - - - -
Ciri khas Sayap depan Sayapya Petiolenya Pada ujung
tebal di dasar licin dan berupa abdomen
sedangkan keras, nodus terdapat
sayap perutnya sengat
belakang lebih
berupa lembek
membran daripada
yang dilipat punggung
di bawah
sayap depan
Spesies
Pembeda (21) (22) (23) (24)
Capung Lalat Hijau Kupu- Belalang
kupu Kayu
Gambar

https://alchetr http://darsat
animaldiversi on.com/ https://rtpi op.lecture.u
ty.org/ .org/ b.ac.id/

Habitat Rawa, Tempat Kebun, Sawah,


sungai, air sampah pinggiran pohon,
bersih sungai, semak-
areal semak
pertanian
Pembagia Kepala    
n tubuh
Dada    
Abdomen    
Cephalotorax - - - -
Antena Sepasang -   
Dua pasang - - - -
Tidak punya  - - -
Alat Kelisera - - - -
mulut
yang Mandibula    
berkemba
ng
Sayap Ada    
Tidak ada - - - -
Warna tubuh Coklat muda Hijau Hitam Coklat
dan coklat kebiruan
hitam
Simetri Bilateral    
tubuh
Radial - - - -
Jumlah Sepasang    
kaki tiap
Dua pasang - - - -
ruas
Yang lain - - - -
Ciri khas Lembaran Warna Memiliki Memiliki
sayapnya tubuhnya proboscis tympanum
ditopang oleh hijau yang sebagai alat
venasi, kebiruan digunakan pendengara
terdapat untuk n
nodus dan menyerap
pterostigma nextar

Spesies
Pembeda (25) (26) (27) (28)
Belalang Belalang Tawon Nyamuk
Sembah Daun
Gambar

https://www. https://jenis. https://eol.o


net/ https://www
hppr.org/ .pestsolutio rg/
ns.co.uk/

Habitat Tanaman, Hutan, Hutan, Di tempat


hutan, sawah daerah rumput, kotor dan
tropis kawasan tergenang
bakau, air
permuki-
man
Pembagia Kepala    
n tubuh
Dada    
Abdomen    
Cephalotorax - - - -
Antena Sepasang    
Dua pasang - - - -
Tidak punya - - - -
Alat mulut Kelisera - - - -
yang
berkemba Mandibula    
ng
Sayap Ada    
Tidak ada - - - -
Warna tubuh Hijau Hijau Hitam dan Hitam
oranye keabuan
Simetri Bilateral    
tubuh Radial - - - -
Jumlah Sepasang    
kaki tiap
Dua pasang - - - -
ruas
Yang lain - - - -
Ciri khas Kaki Mampu Warna Tipe
depannya berkamuflas tubuhnya mulutnya
selalu e seperti jelas, yaitu penusuk
tertangkup di daun hitam penghisap
depan dada oranye untuk
seperti Memiliki menghisap
sedang sengat di darah
berdoa ujung mamalia
abdomen

Spesies
Pembeda (29) (30) (31) (32)
Rayap Jangkrik Kumbang Undur-
undur
Gambar

https://eol.o https://blog.e https://www.


rg vermos.com/ https://stee greeners.co/
mit.com/

Habitat Tempat Semak- Menempel Sekitar


lembab semak, di daun rumah yang
rumput, hutan sedikit
berpasir
Pembagia Kepala    
n tubuh
Dada    
Abdomen    
Cephalo- - - - -
torax
Antena Sepasang    
Dua pasang - - - -
Alat mulut Kelisera - - - -
yang
berkemba Mandibula    
ng
Sayap Ada -   -
Tidak ada - - - 
Warna tubuh Coklat Coklat atau Putih Coklat
hitam keabuan
Simetri Bilateral    
tubuh
Radial - - - -
Jumlah Sepasang    
kaki tiap
Dua pasang - - - -
ruas
Yang lain - - - -
Ciri khas Hidup Pada ujung Tubuhnya Bentuk
berkoloni, abdomen bulat, sayap rahangnya
memakan terdapat depannya seperti
selulos (ada sepasang lebih keras tanduk
di dalam cerci yang dan sayap
kayu) tajam belakang
berfungsi berupa
untuk membran
menerima
rangsang dan
pertahanan
jika ada
musuh dari
belakang

Sistem-sistem tubuh pada setiap kelas dari filum Arthropoda


Kelas Insecta
1. Sistem Gerak
 Bagi serangga yang bergerak dengan cara berjalan:
Pergerakan diperoleh dari kontraksi dan relaksasi dari pasangan-pasangan otot
antogonistik dan agonistic yang melekat pada kutikula.
 Meoncat:
Gerakan meloncat dimungkinkan karena adanya kaki belakang yang
termodifikasi (femur belakang yang membesar) dengan otot-otot yang besar
dimana kontraksi secara perlahan menghasilkan energi yang tersimpan dengan
salah satu cara distorsi dari sendi femoro-tibial, sklerotisasi berbentuk pegas,
dan tekanan pada elastic resilin pada coxa.
 Mendayung
Gerakan mendayung pada lapisan permukaan air dimungkinkan karena adanya
tegangan air dan pada telapak kaki serangga terdapat kutikula atau rambut-
rambut yang bersifat menolah air.
 Terbang:
Kemampuan terbang ni dilakukan secara aktif menggerakkan otot-otot terbang
atau secara pasif (melayang relatif terhadap angin). Naik turunnya gerakan
melayang dilakukan dengan dengan mengatur sudut sisi depan sayap yaitu
antara 30- 50 derajat. Ditinjau dari hubungannya dengan sayap, otot terbang
ada dua macam yaitu otot langsung dan tidak langsung. Otot langsung
mempunyai perlekatan dengan sayap dan bekerja secara langsung
menggerakkan sayap. Otot tidak langsung melekat pada dinding thorax bagian
dalam dan kontraksinya menyebabkan perubahan bentuk dada dan secara tidak
langsung menggerakkan sayap.
2. Sistem Respirasi
Sistem pernapasannya terdiri dari sistem cabang (jaringan) dari saluran/
pembuluh yang disebut trakea. Trakea berhubungan ke bagian luar dengan 10
pasang spiracle (suatu lubang pernapasan yang terletak pada segmen tubuh di
bagian perut dan dada, tempat dimana udara luar masuk ke dalam trakea). Di dalam
trakea tersebut terdapat kantung-kantung udara yag berdinding tipis. Kantung udara
ini mudah untuk ditekan oleh otot-otot tubuh sehingga membantu di dalam
pergerakan atau sirkulasi udara. Trakea ini mempunyai cabang-cabang yang sangat
halus disebut tracheolus. Melalui tracheolus inilah udara disuplay ke seluruh
jaringan tubuh dan karbon dioksida dibawa keluar.
3. Sistem Digesti
Saluran pencernaan Insecta terdiri atas:
 Foregut, yang terdiri dari mulut, faring dengan suatu lubang dari kelenjar
ludah, esofagus, crop (tembolok) dan gizzard yang berfungsi untuk
menggiling makanan.
 Midgut, terdiri dari lambung dengan 8 pasang gastri caeca (kantung yang
berbentuk kerucut) yang menghasilkan enzim pencernaan. Pencernaan dan
penyerapan terjadi pada bagian ini. Makanan akan diedarkan ke seluruh tubuh
oleh darah.
 Hindgut, terdiri dari ileum, colon, dan anus. Sisa-sisa makanan akan
dikeluarkan di bagian ini.
4. Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi Insecta adalah berupa saluran malphigi yang terbuka ke bagian
depan dari hindgut (usus belakang).
5. Sistem Sirkulasi
Insecta memiliki sistem peredaran darah terbuka. Pada setiap ruang jantung
dibagian dasarnya terdapat sepasang lubang kecil (ostium). Ostium ini ditutupi oleh
klep ketika jantung sedang berkontraksi. Ke bagian depan, jantung tersebut
dihubungkan oleh pembuuh darah aorta yang terbuka ke dalam suatu rongga-rongga
di bagian kepala (sinus-sinus kepala). Darah akan kembali ke jantung melalui
hemosul (rongga-rongga di dalam tubuh tempat darah mengalir).
6. Sistem Reproduksi
Alat reproduksi jantan terdiri dari dua buah testes tempat dimana spermatozoa
berkembang. Masing-masing testes dihubungkan oleh vas deferens yang akan
bersatu membentuk saluran ejakulasi yang terbuka ke permukaan dorsal dari
bagian subgenital.
Alat reproduksi betina terdiri dari dua buah ovarium yang terdiri dari sejumlah
tabung-tabung telur yang disebut ovarioles. Ovarioles ini melekat pada oviduk
(saluran telur). Dua buah oviduk di bagian dasar akan bersatu membentuk vagina
pendek, diteruskan ke lubang genital yang terdapat di antara ovipositor di bagian
ujung dari perut. Di daerah vafina terdapat seminal reseptakel yang akan menerima
sperma ketika terjadi perkawinan dan dilepaskan jika sel telur dibuahi.

Kelas Arachnida
1. Sistem Gerak
Alat gerak Arachnida berupa empat pasang kaki dan satu pasang pedipalpus untuk
memegang makanan.
2. Sistem Respirasi
Pernapasannya selain mempunyai trakea juga mempunyai paru-paru buku, terletak
di bagian ventral perut sebelah depan.
3. Sistem Digesti
Makanan ditangkap dengan jaring tepi dan ada pula yang diisap dari inangnya
oleh Arachnida yang hidup sebagai parasit. Alat pencernaan makanan berturut-
turut mulai dari mulut –> perut –> usus halus –> usus besar –> kantung –> feses –
> anus. Alat pencernaan dilengkapi dengan 5 pasang usus buntu yang terletak
dibagian depan dan hati di bagian abdomen.
4. Sistem Ekskresi
Ekskresinya dilakukan dengan tubula (tunggal=tubulus) Malpighi. Tubula
Malpighi merupakan tabung kecil panjang dan buntu dan organ ini terletak di
dalam hemosol yang bermuara ke dalam usus.Selain Tubula Malpighi, ekskresi
lainnya dilakukan dengan kelenjar koksal.Kelenjar koksal merupakan kelenjar
ekskretori buntu yang bermuara pada daerah koksa (segmen pada kaki insecta).
5. Sistem Sirkulasi
Sistem peredaran darah dari Arachnida terdiri dari jantung, arteri vena, dan
sejumlah sinus. Jantung terletak pada pericardium, ke bagian depan diteruskan
oleh aorta yang bercabang-cabang ke dalam jaringan-jaringan di bagian
cephalothorax, ke bagian belakang oleh arteri caudal, juga terdapat tiga pasang
arteri perut.
6. Sistem Reproduksi
Reproduksi terjadi secara seksual, yaitu dengan persatuan ovum dan sperma
yang terjadi dalam tubuh betinanya (fertilisasi internal). Hewan jantan dan betina
terpisah (diesis). Ada yang ovipar, ovovivipar dan vivipar.

Kelas Crustacea
1. Sistem Gerak
2. Sistem Respirasi
Crustacea bernapas umumnya dengan insang, kecuali yang bertubuh sangat
kecil dengan seluruh permukaan tubuhnya dan memiliki sebuah jantung untuk
memompa darah.
3. Sistem Digesti
Saluran pencernaannya terdirikitin:
 Mulut;
 Esofagus (saluran pendek penghubung mulut dan lambung);
 Lambung, terbagi menjadi:
a. Bagian kardiak di sebelah depan yang berfungsi untuk menyimpan
makanan yang dilengkapi semacam gigi dari kitin yang disebut grastic
milagastric mill berguna untuk menggiling makanan.
b. Bagian pilorik di sebelah belakang, dimana makanan akan dicernakan oleh
enzim yang berasal dari bagian kelenjar pencernaan melalui saluran yang
masuk ke dalam pilorik;
 Intestin, suatu saluran kecil melalui abdomen yang berakhir di bagian anus;
 Kelenjar pencernaan, terletak di bagian dada dan perut. Kelenjar pencernaan
menghasilkan sekresi yang daoat dimasukkan ke dalam pilorik melalui saluran
hati. Zat-zat yang tidak dicerna akan dikeluarkan melalui anus.
4. Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi terdiri dari pasangan kelenjar hijau (semacam nepridhium)
yang terletak dibagian ventral kepala sebelah depan esofagus. Masing-masing
kelenjar hijau terdiri dari kelenjar-kelenjar yang berwarna hijau, kantung, dan
saluran yang terbuka ke bagian luar melalui lubang pembuangan pada bagian
dadar segmen antena.
5. Sistem Sirkulasi
Sistem peredaran darahnya terbuka. Jantung berkontraksi secara teratur, ketika
berkontraksi darah dipompa melalui arteri ke seluruh bagian tubuh. Arteri
tersebut mempunyai katup (klep) untuk mencegah kembalinya darah. Selain itu,
arteri memiliki cabang-cabang yang sangat halus disebut kapiler yang terbuka ke
bagian-bagian diantara jaringan.
6. Sistem Reproduksi
Sistem reproduksinya bersifat diesis (berkelamin satu). Pembuahan terjadi
secara eksternal. Telur menetas menjadi larva yang sangat kecil, berkaki tiga
pasang dan bersilia.

Kelas Diplopoda
1. Sistem Gerak
Diplopoda memiliki alat gerak berupa dua pasang kaki di setiap segmen perut.
Pada segmen di belakang kepala tidak terdpat kaki dan sedikit setelah segmen
tersebut hanya memiliki satu kaki. Hewan ini memiliki sepasang antena
berukuran pendek.
2. Sistem Respirasi
Organ pernafasan berupa dua pasang trakea berspirakel (lubang pada ujung
saluran trakea yang berfungsi sebagai keluar masuknya udara) yang tertelak di
kanan dan kiri setiap ruas. Selain memiliki jantung yang panjang yang terletak di
bagian punggung sebagai organ transportasi, Diplopoda juga memiliki dua pasang
ostium di setiap segmen.
3. Sistem Digesti
Saluran pencernaan lengkap dan memiliki kelenjar ludah. Diplopoda bersifat
herbivora. Hewan ini memakan sampah atau vegetasi yang sudah mati, lumut,
sayur-mayur dan dedaunan.
4. Sistem Ekskresi
Diplopoda memiliki organ ekskresi berupa dua pasang pembuluh Malpighi
yang berfungsi mengeluarkan cairan yang mengandung unsur Nitrogen. Sistem
saraf disebut sistem saraf tangga tali dengan alat penerima rangsang berupa satu
pasang mata tunggal dan satu pasang antena sebagai alat peraba.
5. Sistem Sirkulasi
Sistem peredaran darah pada Diplopoda bersifat terbuka. Darah pada
Diplopoda tidak berwarna merah karena tidak mengandung hemoglobin,
melainkan hemosianin yang larut dalam plasma. Dari jantung, darah dipompa ke
dalam arteri ke setiap segmen dan kembali ke jantung melalui hemosoel (rongga
tubuh yang mengambil bagian dalam peredaran darah).
6. Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi pada Myriapoda adalah secara seksual, yaitu dengan
fertilisasi internal. Myriapoda ada yang berkembang biak secara vivipar
(melahirkan) dan ada yang secara ovipar (bertelur).

F. PEMBAHASAN
Praktikum keanekaragaman hewan Avertebrata yang dilakukan secara online
pada hari Selasa, 27 Oktober 2020 pada topik “Struktur Tubuh dan Peran Arthropoda”
memiliki tujuan yakni, mahasiswa mampu memaparkan ciri umum Arthropoda,
mahasiswa dapat mengelompokkan contoh-contoh hewan Arthropoda ke dalam
kelompok-kelompok yang lebih kecil, dan mahasiswa memahami peranan Arthropoda
dalam kehidupan manusia.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa
berdasarkan struktur tubuhnya, Arthropoda terbagi menjadi 4 kelas. Berikut
merupakan pengelompokkan kelas dan ciri dari tiap spesimen:
Kelas Insecta
1. Capung
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Odonata
Capung termasuk serangga dalam bangsa Odonata. Bentuk tubuhnya
memanjang yang terdiri dari kepala, thorax, dan abdomen. Pada bagian kepala,
terdapat sepasang mata majemuk yang terdiri dari banyak ommatidia. Pada
bagian thorax terdapat dua pasang sayap membran yang memanjang tidak
berlipat. Sayapnya banyak mengandung vena melintang yang kompleks. Capung
memiliki tiga pasang kaki dan setiap kakinya terdiri dari tiga patahan. Memiliki
tipe mulut pengunyah. Habitatnya berada di rawa, sungai, dan air bersih.

2. Lalat Hijau
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Tubuh dari lalat hijau terbagi atas kepala, thorax, dan abdomen, serta
dilengkapi oleh sepasang sayap. Ciri yang khas dari lalat hijau ini adalah
tubuhnya yang berwarna hijau kebiruan metalik yang mengkilap. Lalat ini rata-
rata memiliki ukuran 1,5 kali lalat rumah. Sayapnya jernih dengan guratan venasi
yang jelas. Seluruh tubuh tertutup dengan bulu-bulu pendek diselingi dengan bulu
keras dan jarang letaknya. Lalat jantan cenderung memiliki bentuk mata yang
menyatu satu sama lain (holoptik) sedangkan lalat betina memiliki sepasang mata
yang sedikit terpisah satu sama lain (dikoptik). Lalat hijau memiliki tipe mulut
penjilat dan penghisap. Habitatnya berada di tempat kotor.

3. Kupu-kupu
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Kupu-kupu merupakan serangga yang tergolong dalam ordo Lepidoptera.
Tubuhnya terbagi atas kepala, thorax, dan abdomen. Pada kepalanya, terdapat
sepasang antena yang ramping dengan ujung “menjendol”. Memiliki proboscis
yang bentuknya seperti tergulung dan dapat dibentangkan yang berfungsi untuk
menghisap nextar bunga. Pada bagian thorax terbagi atas tiga segmen, yaitu
protoraks, mesotoraks, dan metatoraks. Tubuhnya dilengkapi bulu-bulu kecil
sebagai sensor. Habitatnya di kebun, pinggiran sungai, dan areal pertanian.

4. Belalang Kayu
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Tubuh belalang kayu terbagi atas kepala, thorax, dan abdomen. Hewan ini
termasuk fitofag (pemakan tumbuhan) dan masuk dalam ordo Orthoptera.
Tubuhnya berwarna coklat. Belalang kayu memiliki dua pasang sayap. Tipe
mulutnya penggigit dan pengunyah. Meskipun tidak memiliki telinga, belalang
kayu memiliki tympanum sebagai alat mendengar. Habitatnya di sawah, rumput,
dan alam bebas.

5. Belalang sembah
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Belalang sembah memiliki bentuk tubuh yang ramping. Tubuhnya terbagi atas
kepala, thorax, dan abdomen. Pada bagian kepala terdapat sepasang antena,
dengan tipe antena berbentuk filiform (antena dari pangkal sampai ujung seragam
seperti benang), mata berbentuk faset atau mata majemuk, dan tipe mulutnya
penggigit dan pengunyah. Pada bagian toraks terdapat protoraks, mesotoraks, dan
metatoraks, dimana, masing-masing bagian tersebut terdapat sepasang tungkai.
Bagian abdomen belalang ini terdiri dari 8 ruas. Memiliki tipe tungkai raptorial
yaitu tungkai yang berfungsi untuk menangkap dan mencengkram mangsa,
ditandai dengan pembesaran femur tungkai depan. Belalang ini memiliki dua
pasang sayap. Belalang jantan biasanya dapat terbang dengan sayapnya
sedangkan belalang betina biasanya tidak dapat terbang. Habitatnya berada di
tanaman, hutan, dan sawah.

6. Belalang Daun
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Belalang daun adalah serangga fitofag (pemakan tumbuhan) dari sub ordo
Caelifera dalam ordo Orthoptera. Tubuhnya terbagi atas kepala, thorax, dan
abdomen. Tipe mulutnya penggigit. Walaupun memiliki sayap, terkadang tidak
dapat digunakan untuk terbang. Belalang betina umumnya berukuran lebih besar
dari belalang jantan. (Syamhudi, Kholid 2007). Sayap depannya agak keras dan
lurus yang disebut tegmen sedangkan sayap belakangnya berbentuk membran.
Belalang daun dapat berkamuflase menyerupai daun. Habitatnya di daerah tropis,
terutama hutan.

7. Tawon
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Tawon termasuk dalam ordo Hymenoptera. Tubuhnya tersusun atas kepala,
thorax, dan abdomen. Pada kepalanya, terdapat sepasang antena. Memiliki tipe
mulut penjilat. Warna tubuhnya hitam oranye terlihat dengan jelas dan memiliki
tiga pasang kaki. Ukuran tubuh tawon lebih besar daripada lebah. Makanannya
berupa buah, nektar, dan ulat yang merusak tanaman.

8. Nyamuk
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Nyamuk termasuk jenis serangga dalam ordo Diptera dari kelas Insecta.
Nyamuk mempunyai dua sayap, tubuh yang langsing, sepasang antena yang
berbuku-buku dan tiga pasang kaki dimana terdapat tiga patahan di setiap
kakinya. Nyamuk juga memiliki poboscis sebagai alat menghisap. Pada dasarnya
nyamuk jantan dan betina menghisap cairan nektar bunga sebagai sumber
makanan, akan tetapi nyamuk betina juga menghisap darah manusia atau hewan
demi kelangsungan spesiesnya. Nyamuk betina menghisap darah bukan untuk
mendapatkan makanan melainkan untuk mendapatkan protein yang terdapat
dalam darah sebagai nutrisi untuk pematangan telurnya (Silva, 2003). Habitat
nyamuk berada di tempat kotor dan tempat yang tergenang air.

9. Rayap
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Isoptera
Rayap memiliki tubuh yang lunak dan terbagi atas kepala, thorax dan
abdomen. Cara hidupnya membentuk koloni dengan sistem pembagian tugas
tertentu yang disebut polimorfisme. Tipe mulutnya penggigit, warna tubuhnya
kecoklatan, memiliki tiga pasang kaki, makanannya berupa selulos (ada di dalam
kayu), dan habitatnya di tempat lembab.
Rayap memiliki empat kasta, yaitu: kasta reproduksi bersayap dan akan
ditanggalkan setalah perkawinan; kasta reproduksi kedua dewasa secara seksual
tetapi dalam bentuk nympha; kasta pekerja tidak bersayap dan memiliki banyak
tugas untuk memelihara koloni; kasta tentara bersifat steril dan memiliki kepala
dan mandibula besar serta bertugas menjaga koloni (pratama, 2013).

10. Jangkrik
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Tubuh jangkrik tersusun atas kepala, dada, dan abdomen. Warna tubuhnya
hitam atau coklat. Jangkrik memiliki tipe mulut penggigit dan memiliki mata
tunggal. Pada kepalanya terdapat sepasang antena yang digunakan sebagai
resonantor dan pembau. Jangkrik memiliki rangka luar. Meskipun ukuran
jangkrik jantan lebih besar dari betinanya, jangkrik betina memiliki bobot badan
lebih tinggi. Jangkrik lebih aktif saat malam hari. Untuk semua jenis, umur
jantan lebih pendek dibanding umur betina.

11. Leptocorisa sp.


Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Famili : Alydidae
Genus : Leptocorisa
Spesies : Leptocorisa sp.
Leptocorisa sp. atau walang sangit memiliki tubuh yang terbagi atas
kepala, thorax, dan abdomen. Tubunya berbentuk lonjong. Walang sangit
memiliki sepasang antena dan sayap.Sayapnya dibegi menjadi sayap depan dan
sayap belakang. Sayap depan bertekstur keras, tebal dan tanpa pembuluh vena
(Hamdayu, 2014). Sayap belakang bertipe membranus dan terlipat ke bawah saat
istirahat. Habitatnya di tempat yang terdapat tanaman inang, biasanya di sawah.
Walang sangit dianggap sebagai hewan yang merugikan karena merupakan hama
bagi padi. Warna tubuhnya juga bervariasi. Walang sangit dapat berkamuflase
ketika berada di daun padi yang hijau atau daun padi yang kering dengan warna
hijau dan coklat. Walang sangit muda tidak memiliki kemampuan terbang,
sedangkan ketika dewasa tubuhnya sudah mampu terbang.

12. Laron
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Isoptera
Tubuh laron terbagi atas kepala, thorax, dan abdomen. Laron memiliki
sepasang antena di kepalanya. Tipe mulutnya penggigit. Warna tubuhnya
kecoklatan. Dada dan perut laron bergabung. Sayapnya berupa membran yang
mudah patah. Habitat laron yaitu di tempat yang terdapat cahaya.

13. Anggang-Anggang
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Gerris sp. disebut juga sebagai anggang-anggang.Tubuhnya ramping dan
memiliki sepasang antena. Tipe mulutnya yaitu penusuk dan penghisap. Anggang-
anggang memiliki dua pasang sayap bening yang bisa dilipat. Makanannya berupa
serangga atau hewan kecil yang jatuh di air. Mamiliki tiga pasang kaki. Habtatnya
di air dan peranannya positif karena sebagai bioindikator pencemaran.

14. Lebah
Kingdom : Animalia
Filum :Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Tubuh lebah terdiri atas kepala, thorax, dan abdomen. Lebah memiliki
sepasang antena dan mata majemuk. Pada bagian ventral dekat kepala, terdapat
bulu-bulu. Ukuran lebah cenderung lebih kecil daripada tawon. Lebah memiliki
dua pasang sayap yang geraknya diatur oleh sistem otot dada. Habitat lebah
berada di tempat yang banyak tanaman. Jika berada di alam bebas, lebah akan
membuat sarang di gua atau tebing-tebing. Peranannya positif karena dapat
menghasilkan madu.

15. Lalat Rumah


Kingdom : Animalia
Filum :Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Tubuh lalat rumah terbagi atas kepala, thorax, dan abdomen. Lalat rumah
memiliki sepasag antena dan mata majemuk. Tipe mulutnya penjilat penghisap.
Warna tubuhnya hitam keabuan. Memiliki tiga pasang kaki. Habitatnya yaitu di
tempat kotor. Peranannya negatif karena dapat membawa bibit penyakit.

16. Kepik
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Tubuh kepik terbagi atas kepala, thorax, dan abdomen. Tipe mulutnya
penghisap. Memiliki tig apasang kaki. Kepik memiliki dua sayap yang dilindungi
oleh elytra. Pelindung sayapnya (elytra) bermotif bulat-bulat kecil. Habitatnya
yaitu di sawah. Peranannya negatif karena merupakan hama.

17. Ngengat
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Ngengat merupakan serangga yang berhubungan dekat degan kupu-kupu dan
keduanya termasuk dalam ordo Lepidoptera. Kebanyakan spesies ngengat aktif
pada malam hari. Tipe mulutnya penghisap. Ngengat memilki antena yang
panjang. Tubuhnya terbagi atas kepala, thorax, dan abdomen. Umumnya, ngengat
hidup dengan menempel pada daun. Sayapnya berwarna coklat. Makannanya
berupa nektar. Ngengat memiliki dua pasang sayap yang bersisik dan saling
tumpang tindih. Mata fasetnya besar. Ngengat dapat dibudidayakan untuk
pembuatan sutra.

18. Ampal
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Tubuh ampal terbagi atas kepala, thorax, dan abdomen. Pada bagian kepalanya
terdapat sepasang antena. Memiliki tipe mulut pengunyah. Memiliki mata yang
kecil dan tiga pasang kaki dengan tiga patahan pada masing-masing kaki. Sayap
depannya tebal di bagian dasar sedangkan sayap belakangnya berupa membran
yang dilipat di bawah sayap depan. Bersifat holometabola (metamorfosis
sempurna). Makanannya brupa buah dan serangga muda Habitat ampal yaitu pada
pohon.

19. Kumbang
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coeloptera
Tubuh kumbang terbagi atas kepala, thorax, dan abdomen. Kumbang memiliki
sepasang antena. Memiliki tipe mulut pengunyah. Sayap depannya tebal di bagian
dasar sedangkan sayap belakangnya berupa membran yang berada di bawah sayap
depan. Biasanya kumbang hidup menempel di dedaunan.

20. Undur-Undur
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Neuroptera
Undur-undur merupakan hewan tingkat rendah yang banyak ditemui di tanah
berpasir, gembur dan kering. Ia juga dapat hidup di tempat tersembunyi seperti
lantai tanah berpasir, tepi sungai, di pinggir pohon, atau dibawah pagar. Mereka
juga banyak dijumpai pada daerah berpasir halus, tanah di hutan terbuka dan
kering, daerah-daerah yang harus terlindung dari sengatan matahari, angin dan
hujan secara langsung (Lomascolo, 2001). Secara klasifikasinya, undur-undur
merupakan larva serangga dari ordo Neuroptera (serangga bersayap jala) yang
merupakan predator dari semut (Conomyrma sp.). Dikenal juga sebagai
kelompok binatang holometabola, yakni serangga yang mengalami metamorfosis
sempurna.
21. Semut Hitam
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Tubuh semut hitam terbagi atas kepala, thorax, dan abdomen. Pada
abdomennya terbagi menjadi dua bagian yaitu pedicel dan gaster. Semut hitam
memiliki sepasang antena. Tipe mulutnya penggigit. Memiliki tiga pasang kaki.
Warna tubuhnya hitam. Habitatnya yaitu di pepohonan, tempat sampah, dan
tempat yang dekat dengan makanan.

22. Semut Rang Rang


Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Tubuh semut rang rang berwarna coklat dan terbagi atas kepala, alitrunx,
petiole, dan gaster. Semut ini memiliki sepasang antena di kepalanya. Tipe
mulutnya yaitu penggigit. Kerangka luarnya digunakan sebgai pelindung serangan
musuh. Memiliki tiga pasang kaki.

23. Kecoa
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Kecoa memiliki sepasang mata majemuk Kecoa adalah serangga dengan
bentuk tubuh oval, pipih dorso-ventral. Kepalanya tersembunyi di bawah
pronotum, dilengkapi dan satu mata tunggal, antena panjang, sayap dua pasang,
dan tiga pasang kaki. Pronotum dan sayap licin, tidak berambut dan tidak bersisik,
berwarna coklat sampai coklat tua. Tubuhnya terbagi atas kepala, thorax, dan
abdomen. Tubuhnya berwarna coklat mengkilap. Warna kakinya lebih muda dari
tubuhnya. Jumlah kakinya yaitu tiga pasang. Kecoa memiliki tipe mulut
pengunyah. Kecoa termasuk dalam hewan omnivora. Habitatnya berada di celah-
celah. Peranannya negatif karen asebagai hama.

Kelas Arachnida
1. Pandinus sp.
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Arachnida
Ordo : Scorpiones
Famili : Scorpionidae
Genus : Pandinus
Spesies : Pandinus sp.
Pandinus sp. merupakan anggota kelas Arachnida. Hewan ini biasa dikenal
dengan kalajengking. Habitatnya di gua atau bebatuan. Hewan ini merupakan
hewan nokturnal yang aktif di malam hari. Selain itu, kalajengking memiliki
penyengat beracun yang digunakan untuk melindungi diri. Racun dikeluarkan
ketika proses penyengatan dan dapat menimbulkan rasa sakit yang luar biasa
terutama pada manusia. Tubuhnya tersusun atas cephalothorax dan abdomen.
Bagian atas (dorsal) cephalothorax dilindungi oleh suatu organ yang disebut
dengan karapaks. Abdomen terdiri dari 12 ruas dan lima ruas yang terakhir
membentuk ekor. Di ujung ekornya terdapat penyengat (telson) yang
mengandung racun. Kaki kalajengking terdiri dari empat pasang dan satu pasang
diantaraya yaitu pedipalpus (pencapit) yang digunakan sebagai penangkap
mangsa dan alat pertahanan. Pada setiap kaki terdapat rambut yang digunakan
sebagai peraba, yaitu dengan deteksi vibrasi (Hadi, 2011). Hewan ini memiliki
tipe mulut kalisera dan memiliki organ sensoris pektin pada bagian ventral. Pektin
ini juga digunakan untuk medeteksi mangsa (Hadi, 2011).

2. Stygophrynus sp.
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Arachnida
Ordo : Ambylpygi
Famili : Charontidae
Genus : Stigophrynus
Spesies : Stygophrynus sp.
Stygophrynus sp. biasa dikenal sebagai laba-laba gua. Ambylpygi adalah salah
satu hewan unik yang dapat hidup dalam kondisi ingkungan yang ekstrim yaitu
di dalam gua (KPG Himakova, 2016). Laba-laba ini merupakan jenis hewan yang
kakinya berbuku-buku dengan dua segmen tubuh, yaitu cephalothorax dan
abdomen. Hewan ini memiliki empat pasang kaki, Setiap kaki terdiri dari dua
patahan.
Laba-laba gua ini memiliki ciri yang mirip dengan laba-laba jenis lain. Di
bagian kepala terdapat mata tunggal. Struktur mata seperti ini hanya
memungkinkan laba-laba untuk mendeteksi cahaya saja. Matanya tidak dapat
digunakan untuk membedakan warna. Laba laba gua tidak memiliki sayap dan
tidak memiliki mulut pengunyah. Proses makannya dibantu oleh organ yang
disebut dengan kelisera, yaitu rahang bertaring,, dan pedipalpus.
Pada bagian posterior terdapat spineret yang digunakan untuk membuat jaring
atau sarang. Laba-laba gua biasanyay menghabiskan sebagian waktunya di jaring
atau sarangnya. Fungsi jaring atau sarang tersebut agar serangga-serangga kecil
dapat terperangkap ketika melintas untuk kemudian dijadikan mangsa. Hewan ini
merupakan hewan pemangsa atau bahkan kanibal. Target mangsanya adalah
serangga-serangga kecil. Selain itu, laba-laba gua mampu menginjeksikan racun.

3. Supunna sp.
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Arachnida
Ordo : Araneae
Famili : Corrinnidae
Genus : Supunna
Spesies : Supunna sp.
Laba-laba termasuk dalam filum Arthropoda, kelas Arachnida, dan ordo
Araneae (Hawkeswood, 2003 dalam Kurniawan dkk., 2014). Habitat aslinya
yaitu di gua. Tubuh laba-laba terdiri atas cephalothorax dan abdomen.
Penghubung antara chepalothorax dan abdomen ini disebut dengan
pedicellus. Laba- laba memiliki empat pasang kaki dengan tiga patahan di setiap
kakinya yang digunakan untuk berjalan. Hewan ini tidak memiliki mulut dan gigi.
Cara untuk mendapatkan makanan adalah dengan menghisap cairan tubuh
mangsanya. Pada kakinya terdapat bulu yang digunakan sebagai indra peraba.
Kakinya terdiri dari tiga patahan. Laba-laba juga memiliki organ spineret di
bagian posterior tubuhnya yang berfungsi untuk mensekresikan benang
pembentuk jaring.

Kelas Crustacea
1. Scylla sp.
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Custacea
Ordo : Decapoda
Famili : Portunidae
Genus : Scylla
Spesies : Scylla sp.
Scylla sp. merupakan anggora kelas Crustacea yang biasa dikenal dengan
kepiting bakau. Hewan ini biasanya hidup di perairan pantai terutama yang
terdapat hutan bakau. Tubuhnya terbagi atas cephalothorax dan abdomen. Scylla
sp. memiliki lima pasang kaki, yaitu sepasang capit (cheliped), tiga pasang kaki
jalan, dan sepasang kaki renang. Pasangan kaki pertama (cheliped) atau capit
berfungsi sebagai senjata, membawa makanan, menggali, dan membuka kulit
kerang. Badan dituutupi karapaks. Karapaks memiliki tekstur yang sangat keras
berbentuk pipih memanjang dan sedikit cembung. Terdapat duru-duri yang
digunakan untuk melindungi mata pada bagian anterior. Kepiting ini memiliki
peran di ekosistem bakau dan dimanfaatkan oleh manusia untuk konsumsi.

2. Palaemon sp.
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Ordo : Decapoda
Famili : Palaemonidae
Genus : Palaemon
Spesies : Palaemon sp.
Palaemon sp. atau udang memiliki tubuh yang terbagi atas cephalothorax dan
abdomen. Pada bagian anterior terdapat sepasang antena dan dua pasang antenula.
Kepala dan dadanya tertutup oleh karapaks. Karapaks tersusun atas zat kitin dan
garam kalsium. Ujung kepalanya meruncing disebut rostrum. Pada bagian
abdomen terdapat enam segmen. Bagian terakhir dari segmen tubuhnya
termodifikasi menjadi ekor.
Di kepala dan dada terdapat anggota tubuh yang saling berpasangan yaitu
mata, antenula, antena, tiga maksipiliped, empat periopoda atau kaki jalan
(Martin & Davis, dalam Fadillah 2009). Sedangkan pada bagian abdomen
terdapat lima pasang pleoipoda (kaki renang) dan sepasang uropoda. Di antara
uropoda terdapat telson yang terletak di bagian anterior paling ujung. Warna
udang bermacam-macam mulai dari putih hingga oranye. Udang hidup di air laut
dan air tawar.

Kelas Diplopoda
1. Scolopendra sp.
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Diplopoda
Ordo : Helmintomorpha
Scolopendra sp. biasa dikenal sebagai kelabang. Tubuhnya pipih dan terdiri
dari segmen-segmen. Warnanya bermacam-macam, seperti coklat tua, coklat
muda, kuning, dan coklat kemerahan. Tubuhnya terdiri dari kepala dan abdomen,
tidak terdapat dada. Setiap segmen pada tubuhnya terdapat sepasang kaki. Setiap
kaki terdiri dari empat patahan. Kelabang memiliki cakar atau kuku yang beracun
di bagian posteriornya. Terdapat rahang beracun yang berada di segmen pertama
tepat di bagian belakang kepala. Sedangkan, di bagian depan kepala terdapat
antena panjang. Hewan ini biasa di temukan di tempat-tempat gelap dan lembab
seperti di bebatuan atau kayu-kayu. Hewan ini juga melakukan aktivitas-
aktivitasnya di malam hari (nokturnal). Untuk melindungi diri, kelabang
menggunakan rahang beracunnya.
2. Julus sp.
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Diplopoda
Ordo : Helmintomorpha
Julus sp. atau keluwing memili tubuh yang terdiri dari kepala dan abdomen.
Tubuhnya silindris dan bersegmen-segmen. Setiap segmennya terdapat dua
pasang kaki. Warna tubuhnya coklat kemerahan. Habitatnya yaitu di tempat
lembab. Peranannya negatif karena mengandung racun.

G. DISKUSI
1. Anggota filum Arthropoda yang mengalami molting. Kapan seekor hewan
mengalami molting? Apa fungsinya?
Jawab:
Anggota filum Arthropoda yang mengalami molting yaitu udang, kepting, lobster,
capung, dan belalang. Hewan ini memiliki kerangka luar yang disebut dengan
eksoskeleton. Dalam pertumbuhannya, serangga akan tiba pada titik dimana otot-
otot tubuhnya tidak cukup kuat untuk mengangkat massa eksoskeletonnya.
Exoskeleton ini menutupi sekeliling tubuhnya, tetapi tidak dapat tumbuh. Jadi,
tubuh serangga mengalami pertumbuhan (penambahan volume dan massa) tetapi
eksoskeletonnya tetap pada konstruksinya atau tidak mengalami pertumbuhan.
Akibatnya, serangga harus melakukan molting beberapa kali selama hidupnya
agar tetap eksis dan “survive” atau bertahan hidup untuk meneruskan generasinya.

2. Sebutkan contoh anggota kelas Insecta yang mengadakan pembagian tugas dalam
bentuk organisasi sosial atau kasta! Jelaskan!
Jawab:
Anggota kelas Insecta yang mengadakan pembagian tugas yaitu rayap. Rayap
memiliki empat kasta, yaitu: kasta reproduksi bersayap dan akan ditanggalkan
setalah perkawinan; kasta reproduksi kedua dewasa secara seksual tetapi dalam
bentuk nympha; kasta pekerja tidak bersayap dan memiliki banyak tugas untuk
memelihara koloni; kasta tentara bersifat steril dan memiliki kepala dan
mandibula besar serta bertugas menjaga koloni (pratama, 2013).
3. Sebutkan contoh-contoh hewan Arthropoda yang merugikan dan yang
menguntungkan manusia (masing-masing 6 spesies)!
Jawab:
Menguntungkan:
a. Lebah: sebagai penghasil madu yang bisa dikonsumsi manusia
b. Capung: sebagai indikator air bersih dan pengusir hama
c. Jangkrik: untuk dikonsumsi
d. Panulirus: untuk dikonsumsi
e. Anggang-anggang: sebagai bioindikator pencemaran air sungai
f. Ngengat: dapat dibudidayakan untuk pembuatan sutra

Merugikan:
a. Lalat hijau: sebagai pembawa bibit penyakit
b. Kecoa: sebagai hama
c. Kepik: sebagai hama
d. Julus sp.: sebagai penghasil racun
e. Rayap: memakan furniture
f. Belalang kayu: sebagai hama bagi petani

4. Sebutkan ciri dasar filum Arthropoda berdasar tabel analisis data saudara di atas!
Jawab:
a. Tubuhnya bersegmen dan kaki berbuku-buku
b. Simetri tubuh bilateral
c. Eksoskeletonnya berkitin
d. Tubuhnya terbagi atas kepala, dada, serta perut yang terpisah atau bergabung
menjadi satu.
e. Respirasinya menggunakan paru-paru buku, trakea, atau insang
f. Saluran pencernaannya lengkap (mulut, usus, anus)
g. Ekskresi menggunakan tubulus malphigi atau kelenjar koksal
h. Sistem peredaran darahnya terbuka, darah beredar melalui jantung, organ dan
jaringan, hemocoel (sinus), ke jantung lagi.

5. Buatlah skema klasifikasi Arthropoda selengkap mungkin, sebutkan rujukannya!


Jawab:
Kelas Insecta Kelas Arachnida Kelas Crustacea Kelas Mryapoda

Ordo Scorpionida Sub kelas Ordo Chilopoda


Sub kelas Sub kelas
Branciopoda
Pterygota Apterygota
Ordo Pedipalpi Ordo Diplopoda
Sub kelas
Ordo Isopteran
Ostracoda
Ordo Araneida Ordo Symphyla
Ordo Neuroptera Sub kelas
Ordo Palpigradi Copepoda
Ordo Pauropods
Ordo Odonata Sub kelas
Ordo
Cirripedia
Ordo Hemiptera Pseudoscorpionid
Sub kelas
Ordo Solpugida Malacostracaa
Ordo Coleoptera

Ordo Phalangida
Ordo Diptera
Ordo Acarina
Ordo Lepidoptera

Ordo Siphonoptera

Ordo Ortoptera

Sumber: Rusyana, Adun. 2018. Zoologi Invertebrata. Bandung: Alfabeta


H. KESIIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Ciri umum dari filum Arthropoda antara lain:
 Tubuhnya bersegmen dan kaki berbuku-buku
 Simetri tubuh bilateral
 Eksoskeletonnya berkitin
 Tubuhnya terbagi atas kepala, dada, serta perut yang terpisah atau bergabung
menjadi satu.
 Respirasinya menggunakan paru-paru buku, trakea, atau insang
 Saluran pencernaannya lengkap (mulut, usus, anus)
 Ekskresi menggunakan tubulus malphigi atau kelenjar koksal
 Sistem peredaran darahnya terbuka, darah beredar melalui jantung, organ dan
jaringan, hemocoel (sinus), ke jantung lagi.
2. Berdasarkan bentuk tubuhnya, Filum Arthropoda terbagi menjadi 4 kelas, yaitu:
 Kelas Insecta, tubuhnya tersusun atas kepala, thorax, dan abdomen
 Kelas Arachnida, tubuhnya tersusun atas cephalothorax dan abdomen
 Kelas Crustacea, tubuhnya tersusun atas cephalothorax dan abdomen
 Kelas Diplopoda, tubuhnya tersusun atas kepala dan abdomen
3. Hewan dari filum Arthropoda ada yang memiliki peranan positif dan negatif,
diantara hewan yang berperan positif yaitu:
a. Lebah: sebagai penghasil madu yang bisa dikonsumsi manusia
b. Capung: sebagai indikator air bersih dan pengusir hama
c. Jangkrik: untuk dikonsumsi
d. Panulirus: untuk dikonsumsi
e. Anggang-anggang: sebagai bioindikator pencemaran air sungai
f. Ngengat: dapat dibudidayakan untuk pembuatan sutra

Sedangkan yang peranannya negatif, antara lain:


a. Lalat hijau: sebagai pembawa bibit penyakit
b. Kecoa: sebagai hama
c. Kepik: sebagai hama
d. Julus sp.: sebagai penghasil racun
e. Rayap: memakan furniture
f. Belalang kayu: sebagai hama bagi petani
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Arundina, M., dkk. 2014. Kesintasan Undur-Undur pada Media Aklimatisasi.


Biosaintifika, 6(1): 18-23
A’yun, Q. 2015. Seleksi Ketahanan Galur dan Varietas Kedelai (Glycine mx.L
merril) berdasarkan Karakter Morfologi Polong sebagai Pengendali Hama
Pengisap Polong (Riptortus linearis F.). Malang:Universitas Islam Negeri
Malang
Baskora, K., dkk. 2018. Odonata Semarang Raya. Atlas Biodiversitas di Kawasan
Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro
Ganjari, L.E. 2016. Keanekaragaman dan Aktivitas Kumbang Kura-Kura
(Tortoise) pada Tanaman Kangkung Pagar (Ipomea carnea) di Madiun.
Widya Warta, No.2 Tahun XL/Juli 2016: 270-282
Hasanah, U. 2015. Pengaruh Pemberian Aneka Pakan Hijauan yang Berbeda
terhadap Daya Tahan Hidup Jangkrik Kalung (Gryllus bimaculatus).
Skripsi. Palagkaraya: Institut Agama Islam Negeri Palangkara Raya
Jannah, L. 2015. Kemelimpahan Jenis Udang (Crustacea) di Aliran Sungai
Kahayan di Kota Palangka Raya. Pendidikan MIPA. Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan. Institus Agama Islam Negeri Palangka Raya, Palangka Raya
Kadapo, N. 2017. Jenis Tawon (Hymenoptera: Veridae) di Dataran Tinggi Bukit
Pematang Aur Desa Karang Endah Kecamatan Kota Agung Kabupaten
Lahat dan Sumbangannya pada Pembelajaran Biologi SMA. Skripsi.
Palembang: Universitas Sriwijaya
Lubis, L. 2016. Komparasi Populasi Arthropoda pada Lahan Apikasi dan Tanpa
Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit di Divisi A Kebun Pengarungan
PT. Asam Jawa Torgamba. Skripsi. Budidaya Perkebunan. Fakultas
Agroisnis Perkebunan. Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian, Medan
Mista. 2017. Keanekaragaman Serangga (Insecta)pada Sekitar Perkebunan Cabai
Merah (Capsicum annun L.) di Desa Lubuk Lancang dan Pengajarannya di
SMA Negeri 9 Palembang. Skripsi. Palembang: Universitas
Muhammadiyah Palembang
Pratiwi, R. 1993. “Mimi” („Horse shoe Crab‟) Penyebar Maut yang Dilindungi.
Oseana, 18(1): 25-34
Purwowidodo. 2015. Studi Keanekaragaman Hayati Kupu-Kupu dan Peranan
Ekologisnya di Area Hutan Lindung Kaki Gunung Prau Kabupaten Kendal
Jawa Tengah. Skripsi. Pendidikan Biologi. Fakultas Ilmu Tarbiah dan
Keguruan. Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang
Putri, Y.__.Keanekaragaman Spesies Lalat (Diptera) dan Bakteri pada Tubuh
Lalat di Tempat Pembuanagn Akhir Sampah (TPA) dan Pasar. Jurnal
Teknik Lingkungan UNAND, 12(2): 79-89
Rusyana, Adun. 2018. Zoologi Invertebrata. Bandung: Alfabeta
Safari, R.A. 2014. Pengamatan Perilaku dan Lokomosi Kecoa (Periplanetta
americana). Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati. Bandung: Institut
Teknologi Bandung
Suhara.__. Ngengat dan Kupu-kupu. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Sulistiono, dkk. 2016. Pedoman Pemeriksa/Indentifikasi Jenis Ikan Dilarang
Terbatas (Kepiting Bakau/Scylla sp. Kementrian Kelautan dan Perikanan
Su, N., & Scheffrahn.__. Formossan Subterranean Termite, Coptotermes
formosanus Shiraki (Insecta: Isoptera: Rhinotermitidae). Florida:
University Of Florida
Suriana. 2017. Deskripsi Morfologi dan Status Taksonomi Semut dari Komunitas
Mangrove di Pulau Hoga Kawasan Taman Nasional Wakatobi. Biowallace,
4(2): 602-610
Syahrin, F.A. 2019. Keanekaragaman Ordo Orthoptera (Belalang) di Kawasan
Situs Gunung Padang Cianjur Jawa Barat sebagai Bahan Ajar SMA.
Skripsi. Pendidikan Biologi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Pasundan, Bandung

Anda mungkin juga menyukai