PTK Seni Musik Kelas VIII

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 143

PENGGUNAAN PENDEKATAN SAVI UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL


BELAJAR APRESIASI MUSIK NUSANTARA PADA
SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 7 PEMALANG

Skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Prodi Pendidikan Seni Musik

oleh
Anggoro Hamdan Saputro
2501409075

JURUSAN PENDIDIKAN SENI DRAMA, TARI, DAN MUSIK


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013

i
ii
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

Karena sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan, Sesungguhnya


bersama setiap kesulitan ada kemudahan( QS. Al Insyirah: 5-6).

Manusia tidak merancang untuk gagal, mereka gagal untuk merancang(William J.


Siegel).

Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka


terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja.
Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi(Ernest Newman).

Persembahan:

Skripsi ini saya persembahkan untuk,

Bapakku Irfan dan Ibuku Erni Tinah, yang telah mendoakan dan

memberikanku semangat.

Kakakku Van Afian Nugroho tercinta

Keluarga Besar Sendratasik

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas taufiq

dan hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul

“Penggunaan Pendekatan SAVI Untuk Meningkatkan Aktifitas Dan Hasil Belajar

Apresiasi Musik Nusantara Pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 7 Pemalang”

dengan baik.

Dalam penulisan skripsi ini penulis mengalami kesulitan, oleh karena itu

penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

berkenan memberikan dorongan serta bimbingan. Dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang,

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan

studi di FBS Universitas Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan fasilitas ijin penelitian

penulis.

3. Joko Wiyoso, S.Kar, M.Hum, Ketua Jurusan Sendratasik yang telah

memberikan kemudahan dalam proses penyusunan skripsi ini.

4. Drs. Eko Raharjo, M.Hum selaku dosen pembimbing I dan Abdul Rachman,

S.Pd, M.Pd selaku dosen pembimbing II, yang telah banyak meluangkan

waktu mengoreksi dan memberikan saran dalam penyusunan skripsi ini.

v
5. Segenap Dosen Sendratasik yang telah memberikan ilmunya dan memberikan

dukungan moril selama penulis berada di Jurusan Sendratasi ini.

6. Ida Martini, S.Pd sebagai guru mata pelajaran Seni Budaya SMP Negeri 7

Pemalang yang telah membantu selama proses penelitian.

7. Keluarga besar SMP Negeri 7 Pemalang yang telah memberikan izin dan

mendukung kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 7

Pemalang.

8. Teman-teman Sendratasik yang telah memberikan semangat dan dukungan

selama penulis berada di Jurusan Sendratasik.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

Skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran sangat

penulis harapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

pembaca khususnya, dan bagi dunia pendidikan pada umumnya.

Semarang, Juli 2013

Penulis

vi
SARI

Anggoro Hamdan Saputro. 2013Penggunaan Pendekatan SAVI Untuk


Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Apresiasi Musik
Nusantara Pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 7 Pemalang.. Skripsi
Jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Bahasa dan
Seni, Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing I Ds. Eko
Raharjo, M.Hum dan Pembimbing II Abdul Rachman, S.Pd, M.pd.

SAVI adalah sebuah metode pendekatan yang terdiri dari 4 aspek yaitu:
Somatis dengan bergerak, Auditori dengan mendengarkan, Visual dengan melihat
dan Intelektual dengan memecahkan masalah. Minat siswa terhadap pembelajaran
dengan SAVI sangat tinggi. Hal itu dikarenakan pendekatan SAVI dirasa menarik,
mudah dimengerti dan menyenangkan bagi siswa. Permasalahan yang dikaji yaitu:
(1) apakah penggunaan pendekatan SAVI dapat meningkatkan aktivitas belajar
apresiasi musik nusantara pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 7 Pemalang dan
(2) apakah penggunaan pendekatan SAVI dapat meningkatkan hasil belajar
apresiasi musik nusantara pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 7 Pemalang.
Manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai bahan kajian terhadap guru untuk
menambah pengetahuan dalam upaya pemanfaatan pendekatan SAVI dalam
proses belajar mengajar.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penelitian
yang menguraikan tentang langkah pembelajaran dan hasil proses pembelajaran
dengan pendekatan SAVI. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes
tertulis, observasi, dokumentasi dan wawancara. Analisis data yang digunakan
meliputi analisis data primer (hasil belajar) dan data sekunder (pengamatan
langsung).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pengamatan aktivitas
menunjukkan pada pra siklus aspek perhatian 13 anak skor tinggi, interaksi 14
anak skor tinggi, penugasan 13 anak skor tinggi dan kerjasama 12 anak skor
tinggi. Pada siklus 1 aspek perhatian 22 anak skor tinggi, interaksi 21 anak skor
tinggi, penugasan 22 anak skor tinggi dan kerjasama 21 anak skor tinggi. Pada
siklus 2.1 aspek perhatian 29 anak skor tinggi, interaksi 29 anak skor tinggi,
penugasan 29 anak skor tinggi dan kerjasama 28 anak skor tinggi. Pada siklus 2.2
aspek perhatian 34 anak skor tinggi, interaksi 34 anak skor tinggi, penugasan 34
anak skor tinggi dan kerjasama 33 anak skor tinggi. Sedangkan, nilai hasil belajar
siswa pada pra siklus, siswa yang mengalami ketuntasan hanya 25%. Pada siklus
1 ketuntasan siswa mengalami kenaikan sebesar 47%. Pada siklus 2 pertemuan 1
ketuntasan siswa meningkat sebesar 65%. Pada Siklus 2 pertemuan 2 ketuntasan
siswa mengalami peningkatan sebesar 90%.
Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyimpulkan bahwa pendekatan
SAVI dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar apresiasi musik nusantara
pada siswa serta penulis menyarankan agar pendekatan SAVI ini dapat terus
diterapkan guru dalam proses pembelajaran di sekolah agar aktifitas dan hasil
belajar siswa dapat lebih baik lagi.

vii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................. ii
PERNYATAAN .................................................................................. iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................ v
SARI .................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................ 6
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................ 6
1.4.1 Manfaat Teoritis................................................................ 7
1.4.2 Manfaaf Praktis................................................................. 7
1.4.2.1 Manfaat Bagi Siswa....................................................... 7
1.4.2.2 Manfaat Bagi Guru........................................................ 7
1.4.2.3 Manfaat Bagi Sekolah................................................... 7
1.4.2.4 Manfaat Bagi Peneliti.................................................... 8
1.5 Sistematika Skripsi ........................................................... 8

BAB 2 LANDASAN TEORI


2.1 Pendekatan SAVI ............................................................... 9
2.1.1 Pendekatan....................................................................... 9
2.1.2 SAVI................................................................................ 9
2.1.3 Prinsip dasar..................................................................... 9
2.1.4 Keunggulan dan kelemahan pendekatan SAVI............... 10
2.1.4.1 Keunggulan pendekatan SAVI..................................... 10
2.1.4.2 Kelemahan pendekatan SAVI....................................... 10
2.1.5 Karakteristik..................................................................... 11
2.1.5.1 Somatis.......................................................................... 11
2.1.5.2 Auditori......................................................................... 12
2.1.5.3 Visual............................................................................. 14
2.1.5.4 Intelektual..................................................................... 15
2.2 Aktifitas Belajar ................................................................. 16
2.3 Hasil Belajar ....................................................................... 19
2.4 Apresiasi.............................................................................. 21
2.4.1 Tahapan-tahapan dalam apresiasi..................................... 24

viii
2.5 Musik nusantara ................................................................. 26
2.5.1 Musik................................................................................ 26
2.5.2 Musik nusantara................................................................ 27
2.5.3 Ragam musik nusantara.................................................... 28
2.5.3.1 Musik tradisional Gamelan........................................... 28
2.5.3.2 Musik Keroncong.......................................................... 28
2.5.3.3 Musik Dangdut............................................................. 28
2.5.3.4 Musik Mars.................................................................... 29
2.5.3.5 Musik Pop...................................................................... 29
2.6 Kerangka Berpikir .............................................................. 29
2.7 Hipotesis tindakan............................................................... 31

BAB 3 METODE PENELITIAN


3.1 Desain Penelitian ................................................................ 32
3.2 Setting Penelitian ................................................................ 32
3.3 Obyek Penelitian ................................................................ 33
3.4 Sumber Data ...................................................................... 33
3.4.1 Data Primer .................................................................... 33
3.4.2 Data Sekunder ................................................................. 34
3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ................................. 34
3.5.1 Teknik Tes ...................................................................... 34
3.5.1.1 Tes Tertulis.................................................................... 34
3.5.2 Teknik Bukan Tes ........................................................... 34
3.5.2.1 Observasi ...................................................................... 34
3.5.2.2 Wawancara.................................................................... 35
3.5.2.3 Dokumentasi.................................................................. 35
3.6 Analisis Dan Validitas Data .............................................. 35
3.7 Indikator Keberhasilan ...................................................... 36
3.8 Prosedur Penelitian.............................................................. 36
3.8.1 Pra Siklus.......................................................................... 37
3.8.1.1 Perencanaan................................................................... 37
3.8.1.2 Pelaksanaan................................................................... 38
3.8.1.3 Pengamatan................................................................... 38
3.8.1.4 Refleksi.......................................................................... 38
3.8.2 Siklus 1............................................................................. 38
3.8.2.1 Perencanaan................................................................... 38
3.8.2.2 Pelaksanaan................................................................... 38
3.8.3 Siklus 2 pertemuan 1........................................................ 39
3.8.3.1 Perencanaan................................................................... 39
3.8.3.2 Pelaksanaan.................................................................... 39
3.8.4 Siklus 2 pertemuan 2........................................................ 40
3.8.4.1 Perencanaan................................................................... 40
3.8.4.2 Pelaksanaan................................................................... 40

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian................................................................... 41

ix
4.1.1 Gambaran Umum SMP Negeri 7 Pemalang .................. 41
4.1.1.1 Letak dan Status............................................................ 41
4.1.1.2 Data Siswa, Rombongan Belajar Dan Daftar Gedung 42
4.1.1.3 Data Ruang Sekolah...................................................... 43
4.1.1.4 Kondisi Kelas Obyek Penelitian.................................... 44
4.2 Pembahasan......................................................................... 44
4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Pra Siklus.................................. 44
4.2.2 Deskripsi Siklus 1............................................................. 46
4.2.3 Deskripsi Siklus 2 Pertemuan 1........................................ 49
4.2.4 Deskripsi Siklus 2 Pertemuan 2........................................ 52
4.3 Pembahasan Tiap Siklus Dan Antar Siklus......................... 55
4.3.1 Pembahasan Tiap Siklus................................................... 55
4.3.1.1 Kondisi Awal................................................................. 55
4.3.1.2 Siklus 1.......................................................................... 55
4.3.1.3 Siklus 2 Pertemuan 1..................................................... 58
4.3.1.4 Siklus 2 Pertemuan 2..................................................... 60
4.3.2 Pembahasan Antar Siklus................................................. 62

BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan ............................................................................ 64
5.1.1 Peningkatan Aktifitas Belajar Apresiasi Musik Melalui
Pendekatan SAVI............................................................ 64
5.1.2 Peningkatan Hasil Belajar Apresiasi Musik Melalui
Pendekatan SAVI............................................................. 65
5.2 Saran .................................................................................. 66
5.2.1 Peningkatan Aktifitas........................................................ 66
5.2.2 Peningkatan Hasil Belajar.................................................. 66

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 68


LAMPIRAN ........................................................................................ 70

x
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 01. Daftar Peserta Didik dan Rombel ....................................... 43

Tabel 02. Data Ruang Kelas SMP Negeri 7 Pemalang......................... 43

Tabel 03. Data Ruang Lain.................................................................... 44

Tabel 04. Kondisi Awal Data Kelas VIII B........................ ................. 45

Tabel 05. Aktivitas Siswa Pada Kondisi Awal................... ................. 46

Tabel 06. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I....................................... . 48

Tabel 07. Aktivitas Belajar Siklus 1.................................... ................ 48

Tabel 08. Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 1.................. ........ 51

Tabel 09. Aktifitas Belajar Pada Siklus II Pertemuan 1....................... 51

Tabel 10. Hasil Belajar Siklus II Pertemuan 2.................... ................. 53

Tabel 11. Aktivitas Belajar Siklus II Pertemuan 2................ ............... 54

Tabel 12. Kondisi Awal.............. ......................................................... 55

Tabel 13. Kondisi Siklus I.................... ................................................ 56

Tabel 14. Kondisi Siklus II Pertemuan 1................... .......................... 58

Tabel 15. Kondisi Siklus II Pertemuan 2.............. ............................... 61

Tabel 16. Kondisi Antar Siklus........................................................... . 62

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Foto 01. Kerangka Berpikir.................................................................. 30

Foto 02. Desain Penelitian..................................................................... 37

Foto 03. SMP Negeri 7 Pemalang ........................................................ 42

Foto 04. Proses Pembelajaran Pra Siklus ............................................. 45

Foto 05. Proses Pembelajaran pada Siklus 1........................................ 47

Foto 06. Proses Pembelajaran Apresiasi .............................................. 50

Foto 07. Proses Pembelajaran Apresiasi pada Siklus 2 ....................... 53

Foto 08. Grafik Antar Siklus ................................................................ 63

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 01. Foto Penelitian ............................................................... 71

Lampiran 02. RPP Pra Siklus ............................................................. 76

Lampiran 03. RPP Siklus 1 ................................................................. 79

Lampiran 04. RPP Siklus 2................................................................... 82

Lampiran 05. Pedoman Wawancara ................................................... 90

Lampiran 06. Pedoman Observasi ....................................................... 95

Lampiran 07. Pedoman Tes ................................................................. 96

Lampiran 08. Materi Pembelajaran .................................................... 99

Lampiran 09. Daftar Pertanyaan Per Siklus ........................................ 101

Lampiran 10. Tabel Nilai Siswa Per Siklus........................................... 104

Lampiran 11. Tabel Aktifitas Siswa Per Siklus..................................... 114

Lampiran 12. Tabel Pengamatan Kinerja Guru..................................... 122

Lampiran 13. Surat Penetapan Dosen Pembimbing............................... 126

Lampiran 14. Surat Izin Penelitian......................................................... 127

Lampiran 15. Surat Balasan Penelitian SMP N 7 Pemalang.................. 128

Lampiran 16. Surat Balasan Penelitian Dinas Pendidikan..................... 129

Lampiran 17. Surat Keputusan Ujian..................................................... 130

xiii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan kerja pada siswa

untuk berpikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari

(Darsono Max, 2000: 24). Dalam proses pembelajaran, komponen utama adalah

guru dan siswa. Menurut Sudaryo (1994: 31) komponen yang lain adalah materi,

metode, evaluasi hasil belajar, media pembelajaran, administrasi pembelajaran,

sarana dan prasarana pembelajaran. Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan

utama dalam proses pendidikan di sekolah.

Keberhasilan pendidikan banyak bergantung pada kualitas pelaksanaan

proses pembelajaran. Semua pihak yang berkepentingan dengan dunia pendidikan

tentu berharap agar setiap siswa dapat mencapai hasil belajar yang baik, sesuai

dengan kemampuan masing-masing. Kenyataannya tidak semua siswa dapat

mencapai hasil belajar sesuai yang diharapkan.

Salah satu masalah yang mendasar dalam dunia pendidikan adalah

bagaimana usaha untuk meningkatkan pembelajaran, sehingga memperoleh hasil

yang efektif dan efisien. Pendidikan tidak lagi hanya dilihat dari dimensi rutinitas,

melainkan harus diberi makna mendalam dan bernilai bagi perbaikan kinerja

sebagai salah satu instrumen utama pengembangan sumber daya manusia dengan

multi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Oleh karena itu,

penyelenggaraan pendidikan menghendaki perencanaan dan pelaksanaan yang

matang agar hasil yang diharapkan tercapai dan terwujud secara maksimal.
2

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memasuki era globalisasi

sekarang ini menuntut peningkatan mutu pendidikan. Usaha menuntut pendidikan

sebagai titik tolak pembangunan pendidikan menghendaki perlunya penilaian

terhadap semua komponen pendidikan dan komponen pembelajaran yang ada dan

selanjutnya mengadakan langkah-langkah perbaikan dan penyempurnan.

Mata pelajaran Seni Budaya diberikan di satuan pendidikan formal

penyelenggaraan pendidikan kesetaraan karena keunikan, kebermaknaan dan

kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak

pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi, berkreasi

dan berapresiasi melalui pendekatan “ belajar dengan seni”, ”belajar melalui seni”

dan “belajar tentang seni". Peran ini tidak dapat diberikan oleh mata pelajaran

lain.

SMP Negeri 7 Pemalang dipilih dan dijadikan tempat penelitian karena

didasari dari observasi yang pernah dilaksanakan peneliti sebelumnya. Hasil

pengamatan menunjukan pembelajaran Seni Budaya yang telah dilaksanakan

lebih menekankan pada pemberian materi oleh guru kepada siswa dengan tingkat

aktifitas siswa yang rendah.

Mata pelajaran Seni Budaya (Seni musik) kelas VIII B SMP Negeri 7

Pemalang terdapat kompetensi dasar : mengidentifikasi jenis karya seni musik

tradisional nusantara. Tujuan pembelajaran adalah : siswa dapat mengidentifikasi

karya seni musik tradisional dalam sebuah pembelajaran Seni Budaya. Sedangkan

indikator keberhasilannya adalah: (1) Mengidentifikasi beragam karya musik

nusantara sesuai dengan instrument musik yang digunakan. (2) Mengidentifikasi


3

elemen-elemen musik, diantaranya irama tempo nada dan dinamika musik

nusantara yang didengarkan. (3) Mengungkapkan rasa/ kesan dalam bentuk

tulisan terhadap isi syair lagu yang diperdengarkan dari intrumen yang digunakan.

(4) Berlatih memainkan lagu nusantara dengan irama, tempo, nada dan dinamika

musik secara individu maupun kelompok.

Pembelajaran di kelas dalam kenyataannya tidak sesuai dengan indikator-

indikator keberhasilannya. Kegagalan mencapai indikator tersebut meliputi: (1)

Siswa tidak mampu mengidentifikasi beragam karya musik nusantara. (2) Siswa

tidak mampu mengidentifikasi elemen-elemen musik : irama, tempo, nada dan

dinamika. (3) Siswa kurang berani mengungkapkan rasa/ kesan dalam bentuk

tulisan maupun lisan. (4) Kurangnya latihan memainkan lagu nusantara secara

individu maupun kelompok.

Terjadinya kegagalan tersebut di atas disebabkan pada guru antara lain :

(1) Pembelajaran masih menggunakan metode konvensional dengan paradigma

lama. (2) Pola interaksi dalam pembelajaran berpusat pada guru. (3) Minimnya

media/alat–alat/peraga/sumber belajar dan sejenisnya. (4) Kurangnya

pemberdayaan unsur SAVI (somatis, audio, visual, intelektual ). (5) Pembelajaran

tidak dapat mengembangkan kemampuan siswa.

Begitu pula kegagalan terjadi pada siswa antara lain : (1) Kurangnya

pelatihan – pelatihan dalam pembelajaran. (2) Kesulitan mengeliminasi rasa takut.

(3) Terbelenggu kebiasaan plagiatisme siswa selalu meniru apa yang diperbuat

guru. (4) Siswa terbiasa menghafal fakta, rumus dari pada penyelesaian masalah.
4

Apabila kenyataan pembelajaran yang demikian itu terus berlangsung

tanpa adanya usaha perbaikan, jelas akan merugikan guru, siswa, maupun kelas.

Kerugian guru, meliputi : (1) Tidak mencapai efektifitas dan efisiensi dalam

mencapai tujuan pembelajaran. (2) Tidak dapat mengembangkan kemampuan

siswa. Sedangkan kerugian siswa, meliputi: (1) Tidak dapat mengembangkan

potensi dan kreatifitas yang ada pada dirinya. (2) Tidak berani mengungkapkan

rasa/ kesan dalam bentuk tulisan maupun lisan.

Kerugian klasikal dengan KKM = 75 hanya mencapai 25% dari 40 anak.

Berarti masih perlu adanya peningkatan hasil belajar. Melihat kenyataan tersebut

penulis merasa tertantang untuk mengupayakan solusi dalam meningkatkan

aktifitas dan hasil belajar apresiasi musik nusantara melalui pendekatan SAVI

dalam proses pembelajarannya. Dengan penggunaan pendekatan SAVI ini

diharapkan aktivitas belajar siswa meningkat sehingga hasil belajar pun menjadi

baik. Pendekatan SAVI yang dimaksud adalah: (1) Somatis (S) : Somatis berarti

belajar dengan indera peraba. (2) Auditori (A) : Auditori berarti belajar dengan

terus menangkap dan menyimpan informasi dari orang lain. (3) Visual (V): Visual

berarti belajar dengan menggunakan aspek ketajaman visual. (4) Intelektual (I) :

Intelektual berarti belajar dengan menggunakan kecerdasan untuk merenungkan

suatu pengalaman dan menciptakan hubungan.

Pendekatan SAVI sebelumnya pernah diterapkan dalam disiplin bidang

ilmu lain yaitu ilmu alam atau sains, dikarenakan dalam ilmu sains tidak hanya

mengajarkan secara materi tetapi diperlukan adanya percobaan-percobaan melalui

berbagai media untuk menguatkan materi yang diajarkan. Peneliti mencoba


5

menerapkan pendekatan SAVI kedalam pembelajaran Seni Budaya. Hal ini

dikarenakan mata pelajaran Seni Budaya tidak hanya mempelajari tentang materi

tetapi diperlukan adanya percobaan-percobaan dan pembelajaran melalui berbagai

media untuk menguatkan materi yang diajarkan, khususnya dalam hal

berapresiasi.

Pendekatan SAVI digunakan sebab memiliki keunggulan antara lain : (1)

Sesuai asas PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan).(2) Pembelajaran berpusat pada siswa sehingga siswa

berkesempatan banyak berlatih. (3) Pembelajaran yang memanfaatkan indra

sebanyak mungkin, dan membuat seluruh tubuh/pikiran terlibat dalam proses

pembelajaran. (4) Efektifitas dalam proses pembelajaran.

Pendekatan SAVI selain mempunyai keunggulan-keunggulan

sebagaimana yang telah disebutkan, juga memiliki spesifikasi, yaitu : (1)

Membangkitkan kecerdasan terpadu siswa secara penuh melalui penggabungan

gerak fisik dengan aktifitas intelektual. (2) Memunculkan suasana belajar yang

lebih baik, menarik dan efektif. (3) Mampu membangkitkan kreatifitas dan

meningkatkan kemampuan psikomotor siswa. (4) Memaksimalkan ketajaman

konsentrasi siswa melalui pembelajaran secara visual, auditori dan intelektual.

Dari uraian permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang pembelajaran apresiasi pada mata pelajaran Seni Budaya

melalui pendekatan SAVI di SMP Negeri 7 Pemalang. Dengan demikian, judul

penelitian ini adalah:


6

“Penggunaan Pendekatan SAVI Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan

Hasil Belajar Apresiasi Musik Nusantara Pada Siswa Kelas VIII B SMP

Negeri 7 Pemalang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalahnya adalah

sebagai berikut :

1. Apakah penggunaan pendekatan SAVI dapat meningkatkan aktivitas belajar

apresiasi musik nusantara pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 7 Pemalang?.

2. Apakah penggunaan pendekatan SAVI dapat meningkatkan hasil belajar

apresiasi musik nusantara pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 7 Pemalang?.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada permasalahan di atas maka hasil yang akan dicapai dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis :

1. Penggunaan pendekatan SAVI dalam meningkatkan aktifitas belajar apresiasi

musik nusantara pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 7 Pemalang.

2. Penggunaan pendekatan SAVI dalam meningkatkan hasil belajar apresiasi

musik nusantara pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 7 Pemalang.

1.4 Manfaat Penelitian

Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam

perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu seni budaya di bidang
7

seni musik pada khususnya. Secara khusus penelitian ini diharapkan akan

memberikan manfaat antara lain :

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Sebagai bahan kajian terhadap guru untuk menambah pengetahuan dalam

upaya pemanfaatan pendekatan SAVI dalam proses belajar mengajar.

2. Sebagai tambahan pustaka yang diharapkan dapat dipakai sebagai bahan untuk

mengembangkan karya ilmiah lebih lanjut.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Manfaat Bagi Siswa

Melalui pembelajaran dengan pendekatan SAVI dimana siswa diberi

kesempatan untuk dapat lebih meningkatkan motivasi dan keaktifan

belajar berarti siswa terbiasa berfikir dan berkaya dengan inovatif.

1.4.2.2 Manfaat Bagi Guru

Melalui pembelajaran dengan pendekatan SAVI dimana guru

berkesempatan untuk menggunakan potensi yang ada pada siswa melalui

interaksi dan pembelajaran aktif sehingga guru dapat meningkatkan

kemampuan mengajarnya.

1.4.2.3 Manfaat Bagi Sekolah

Sejalan dengan peningkatan kualitas proses pembelajaran dimana

guru dapat mengembangkan menggunakan potensi yang ada pada siswa

melalui pendekatan SAVI dan siswa dapat meningkatkan motivasi dan

aktifitas belajar sehingga dapat mencapai peningkatan kinerja

sekolah/mutu sekolah.
8

1.4.2.4 Bagi Peneliti

Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah menambah pengetahuan

dan pengalaman dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar

pembelajaran ansambel musik di tingkat sekolah menengah pertama.

1.5 Sistematika Skripsi

Pada bagian awal terdiri atas; halaman judul, halaman pernyataan, motto

dan persembahan, sari, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar.

Pada bagian isi terdapat Bab 1 (Pendahulan yang berisi tentang latar

belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penelitian); Bab 2 (Landasan teori yang berisi tentang pendekatan SAVI,

pengertian aktivitas belajar, pengertian hasil belajar, pengertian musik nusantara

dan kerangka berpikir); Bab 3 (Metode penelitian yang terdiri atas setting

penelitian, subjek penelitian, sumber data, teknik dan alat pengumpulan data,

analisis dan validitas data, indikator keberhasilan serta prosedur penelitian); Bab 4

(Hasil penelitian dan pembahasan, terdiri dari hasil penelitian dan pembahasan

dari penelitian yang dilakukan); Bab 5 (Penutup yang berisis tentang simpulan

dan saran).

Pada bagian akhir skripsi yang terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.
9

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pendekatan SAVI

2.1.1 Pendekatan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Pendekatan secara

etimologi dapat diartikan sebagai proses perbuatan, cara mendekati. Pendekatan

dapat diartikan sebagai metode-metode untuk mencapai masalah penelitian

2.1.2 SAVI

SAVI merupakan kependekan dari Somatis, Auditori, Visual dan

Intelektual. Menurut DePorter (2006: 55) Teori yang mendukung pembelajaran

SAVI adalah Accelerated Learning, teori otak kanan/kiri; teori otak triune; pilihan

modalitas (visual, auditorial dan kinestetik); teori kecerdasan ganda; pendidikan

(holistic) menyeluruh; belajar berdasarkan pengelaman; belajar dengan symbol.

Pembelajaran SAVI menganut aliran ilmu kognitif modern yang menyatakan

belajar yang paling baik adalah melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indera,

dan segenap kedalaman serta keluasan pribadi, menghormati gaya belajar individu

lain dengan menyadari bahwa orang belajar dengan cara-cara yang berbeda.

Mengkaitkan sesuatu dengan hakikat realitas yang nonlinear, nonmekanis, kreatif

dan hidup (DePorter, 2006: 56).

2.1.3 Prinsip Dasar

Dikarenakan pembelajaran SAVI sejalan dengan gerakan Accelerated

Learning (AL), maka prinsipnya juga sejalan dengan AL yaitu: (1) Pembelajaran

melibatkan seluruh pikiran dan tubuh. (2) Pembelajaran berarti berkreasi bukan
10

mengkonsumsi. (3) Kerjasama membantu proses pembelajaran. (4) Pembelajaran

berlangsung pada benyak tingkatan secara simultan. (5) Belajar berasal dari

mengerjakan pekerjaan itu sendiri dengan umpan balik. (6) Emosi positif sangat

membantu pembelajaran. (7) Otak citra menyerap informasi secara langsung dan

otomatis. http://mbahnur.wordpress.com/2010/02/17/pendekatan-savi/

2.1.4 Keunggulan dan kelemahan pendekatan SAVI

Menurut Meier (2005: 91) pendekatan SAVI memiliki keunggulan dan

kelemahan antara lain:

2.1.4.1 Keunggulan pendekatan SAVI

Keunggulan dari pendekatan SAVI antara lain: (1) Membangkitkan

kecerdasan terpadu siswa secara penuh melalui penggabungan gerak fisik dengan

aktivitas intelektual. (2) Memunculkan suasana belajar yang lebih baik, menarik

dan efektif. (3) Mampu membangkitkan kreatifitas dan meningkatkan kemampuan

psikomotor siswa. (4) Memaksimalkan ketajaman konsentrasi siswa melalui

pembelajaran secara visual, auditori dan intelektual

2.1.4.2. Kelemahan pendekatan SAVI

Kelemahan dari pendekatan SAVI antara lain: (1) Pendekatan ini sangat

menuntut adanya guru yang sempurna sehingga dapat memadukan keempat

komponen dalam SAVI secara utuh. (2) Penerapan pendekatan ini membutuhkan

kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran yang menyeluruh dan

disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga memerlukan biaya pendidikan yang

besar terutama untuk pengadaan media pembelajaran yang menarik. Hal ini dapat

terlaksana oleh sekolah maju.


11

2.1.5 Karakteristik

2.1.5.1 Somatis

“Somatis” berasal dari bahasa Yunani yang berarti tubuh-soma (seperti

dalam psikosomatis). Belajar somatis berarti belajar dengan indera peraba,

kinestesis, praktis-melibatkan fisik dan menggunakan serta menggerakkan tubuh

sewaktu belajar. Namun, pembelajaran somatis yang kuat berada dalam posisi

yang tidak menguntungkan dalam kebudayaan barat, yang mempunyai sejarah

panjang dalam memisahkan tubuh dan pikiran dan mengabaikan tubuh sebagai

sarana untuk belajar.

Kendala terhadap para pembelajar somatis terus berlanjut hingga hari ini

dan bahkan telah meningkat dalam dua puluh tahun terakhir. Anak-anak yang

bersifat somatis tidak dapat duduk dengan tenang dan harus menggerakkan tubuh

mereka untuk membuat pikiran mereka tetap hidup, sering dianggap

mengganggu,tidak mampu belajar dan merupakan ancaman bagi sistem.

Pengertian budaya barat dan prasangka terhadap penggunaan tubuh dalam

belajar menghadapi tantangan serius. Penelitian neurologis telah membongkar

keyakinan kebudayaan barat yang keliru bahwa pikiran dan tubuh adalah dua

identitas yang terpisah. Temuan mereka menunjukkan bahwa pikiran tersebar di

seluruh tubuh. Intinya, tubuh adalah pikiran. Pikiran adalah tubuh. Keduanya

merupakan satu sistem elektris kimiawi-biologis yang benar-benar terpadu. Jadi

dengan menghalangi pembelajar somatis menggunakan tubuh mereka sepenuhnya

dalam belajar, kita menghalangi fungsi pikiran mereka sepenuhnya. (Mungkin

dalam beberapa peristiwa, sistem pendidikan itu sendiri yang membuat sesuatu hal
12

yang kurang dalam proses belajar, dan faktornya bukan dari pembelajar itu

sendiri).

Pembelajar Somatis dapat beraktifitas melalui: (1) Membuat model dalam

suatu proses atau prosedur. (2) Menggerakkan berbagai komponen dalam suaru

proses atau sistem. (3) Menciptakan piktogram besar serta periferalnya. (4)

Memeragakan suatu proses, sistem atau seperangkat konsep. (5) Mendapatkan

pengalaman kemudian membicarakannya. (6) Melengkapi suatu proyek yang

memerlukan kegiatan fisik. (7) Menjalankan pelatihan belajar aktif melalui

simulasi, permaianan belajar, dan lain-lain. (8) Melakukan tinjauan lapangan

kemudian menerapkan dalam bentuk tulisan dan gamar serta mendiskusikan

tentang hal-hal yang dipelajari. (9) Mewawancarai orang-orang di luar kelas. (10)

Mengaktifkan pembelajaran pada seluruh kelas.

Peran tubuh dalam merangsang hubungan pikiran tubuh dapat

menciptakan suasana belajar yang dapat membuat orang bangkit dan berdiri dari

tempat duduk dan aktif secara fisik. Pola tersebut didukung dengan cara berganti-

ganti menjalankan aktifitas belajar aktif dan pasif secara fisik. Cara tersebut dapat

membuat pengajar terlibat secara fisik dalam belajar.

2.1.5.2 Auditori

Belajar Auditori pikiran auditori kita lebih kuat daripada yang kita sadari.

Telinga kita terus-menerus menangkap dan menyimpan informasi auditori, bahkan

tanpa kita sadari. Dan ketika membuat suara sendiri dengan berbicara, beberapa

area penting di otak kita menjadi aktif. Hal ini dapat diartikan dalam pembelajaran

guru hendaknya mengajak siswa membicarakan apa yang sedang mereka pelajari,
13

menerjemahkan pengalaman siswa dengan suara. Mengajak mereka berbicara saat

memecahkan masalah, membuat model, mengumpulkan informasi, membuat

rencana kerja, menguasai keterampilan, membuat tinjauan pengalaman belajar,

atau menciptakan makna-makna pribadi bagi diri mereka sendiri. Belajar dengan

auditori dapat menggunakan pengulangan dengan meminta siswa menyebutkan

kembali konsep, guru menggunakan variasi vokal berupa perubahan nada,

kecepatan dan volume (DePorter, 2005: 85).

Dalam merancang pelajaran yang menarik bagi saluran auditori yang kuat

dalam diri pembelajar, carilah cara untuk mengajak mereka membicarakan apa

yang sedang mereka pelajari. Suruh mereka menerjemahkan pengalaman mereka

dengan suara. Mintalah mereka membaca keras-keras secara dramatis jika mereka

mau. Ajaklah mereka berbicara saat mereka memecahkan masalah, membuat

rencana kerja, menguasai keterampilan, membuat tinjauan pengalaman belajar

atau menciptakan makna-makna pribadi bagi diri mereka sendiri.

Berikut ini merupakan gagasan-gagasan awal untuk meningkatkan

penggunaan sarana auditori dalam belajar, antara lain: (1) Mengajak para

pembelajar membaca dengan suara yang keras dari buku panduan dan layar

komputer. (2) Mengajak para pembelajar membaca sebuah paragraf, kemudian

mintalah mereka menguraikan dengan kata-kata sendiri setiap paragraf yang

dibaca dan merekamnya ke dalam kaset untuk mereka perdengarkan. (3) Mintalah

pembelajar membuat rekaman sendiri yang berisi kata-kata kunci, proses, definisi

atau prosedur dari apa yang telah dibaca. (4) Menceritakan kisah-kisah yang

mengandung materi pembelajaran di dalam buku pembelajaran. (5) Mengajak


14

para pembelajar untuk berpasang-pasangan mendiskusikan secara terperinci

tentang materi yang mereka pelajari dan penerapannya. (6) Mengajak pembelajar

mempraktikan suatu keterampilan atau memeragakan suatu fungsi yang kemudian

diucapkan secara terperinci apa yang dikerjakan. (7) Mengajak para pembelajar

membuat sajak atau hafalan dari hal yang dipelajari. (8) Mengajak pembelajar

berdiskusi secara berkelompok untuk menyusun pemecahan masalah atau

membuat rencana jangka panjang.

2.1.5.3 Visual

Visual berarti belajar dengan menggunakan indra penglihatan. Meier

(2005: 97) mengemukakan bahwa belajar visual berarti belajar dengan mengamati

dan menggambarkan. Dalam otak kita terdapat lebih banyak perangkat untuk

memproses informasi visual daripada indera yang lain. Setiap siswa yang

menggunakan visualnya lebih mudah belajar jika dapat melihat apa yang sedang

dibicarakan seorang penceramah atau sebuah buku atau program komputer.

Secara khusus pembelajaran visual yang baik jika mereka dapat melihat contoh

dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon dan sebagainya ketika belajar. Guru

juga dapat menggunakan variasi tulisan, warna, gambar dan kertas. Guru harus

mendorong siswa untuk menyusun pelajaran mereka dengan berbagai kreasi pada

catatan, tugas, peta konsep dan lain-lain.

( http://goez17.wordpress.com/2011/11/23/pendekatan-savi/ )

Teknik lain yang bisa dilakukan semua orang, terutama orang-orang

dengan keterampilan visual yang kuat, adalah meminta mereka mengamati situasi
15

dunia nyata lalu memikirkan serta membicarakan situasi itu, menggambarkan

prose, prinsip atau makna yang dicontohkannya.

Berikut ini ada beberapa hal yang dapat dimanfaatkan oleh pengajar untuk

membuat pembelajaran lebih visual: (1) Bahasa yang penuh gambar (metafora,

analogi), (2) Grafik peresentasi yang hidup, (3) Benda tiga dimensi, (4) Bahasa

tubuh yang dramatis, (5) Cerita yang hidup, (6) Kreasi piktogram (oleh

pembelajar), (7) Ikon alat bantu kerja, (8) Pengamatan lapangan, (9)Dekorasi

berwarna-warni, (10) Periferal ruangan, (11) Pelatihan pencitraan mental.

2.1.5.4 Intelektual

Intelektual adalah pencipta makna dalam pikiran; sarana yang digunakan

manusia untuk “berpikir”, menyatukan pengalaman, menciptakan jaringan saraf

baru dan belajar. Ia menghubungkan pengalaman mental, fisik, emosional dan

intuitif tubuh untuk membuat makna baru bagi dirinya sendiri. Itulah sarana yang

digunakan pikiran untuk mengubah pengalaman menjadi pengetahuan,

pengetahuan menjadi pemahaman, dan pemahaman (kita harap) menjadi kearifan.

Aspek Intelektual dalam belaja akan terlatih jika anda mengajak

pembelajar terlibat dalam aktifitas seperti: (1) Memecahkan masalah, (2)

Menganalisis pengalaman, (3) Mengerjakan perencanaan strategis, (4) Melahirkan

gagasan kreati, (5) Mencari dan menyaring informasi, (6) Merumuskan

pertanyaan, (7) Menciptakan model mental, (8) Menerapkan gagasan baru pada

pekerjaan. (9) Menciptakan makna pribadi, (10) Meramalkan implikasi suatu

gagasan.
16

S-A-V-I: Satukanlah. Belajar bisa optimal jika keempat unsur SAVI ada

dalam satu peristiwa pembelajaran. Misalnya, orang dapat belajar sedikit dengan

menyaksikan presentasi (V) tetapi mereka dapat belajar jauh lebih banyak jika

mereka dapat melakukan sesuatu ketika presentasi sedang berlangsung (S),

membicarakan apa yang sedang mereka pelajari (A) dan memikirkan cara

menerapkan informasi dalam presentasi tersebut pada pekerjaan mereka (I). Atau,

mereka dapat meningkatkan kemampuan mereka memecahkan masalah(I) jika

mereka secara simultan menggerakkan sesuatu(S) untuk menghasilkan piktogram

atau pajangan tiga dimensi (V) sambil membicarakan apa yang sedang mereka

kerjakan(A).( http://goez17.wordpress.com/2011/11/23/pendekatan-savi/ ).

Pendekatan SAVI dapat disimpulkan sebagai salah satu bentuk metode

pembelajaran yang mementingkan unsur Somatis (gerak), Auditori (bicara),

Visual (gambar) dan Intelektual (daya pikir) untuk dapat mencapai tujuan yang

diharapkan.

2.2 Aktivitas belajar

Aktivitas belajar dari kata aktif yang berarti kegiatan, kesibukan (Tim

penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 17). Aktivitas belajar adalah

seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai

kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa ketrampilan-ketrampilan dasar sedangkan

kegiatan psikis berupa ketrampilan terintegrasi. Ketrampilan dasar yaitu

mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan

mengkomunikasikan. Sedangkan ketrampilan terintegrasi terdiri dari


17

mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk

grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah

data, menganalisis penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara

operasional, merancang penelitian dan melaksanakan eksperimen.

(http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2241185-pengertian-aktivitas-

belajar/#ixzz2LnUMe4Vl

Belajar (dalam Hamalik, 1985: 27) terbagi dalam dua pandangan, antara

lain:

1. Pandangan tradisional mengatakan bahwa, belajar adalah usaha untuk

memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan. Pandangan ini juga disebut

pandangan intelektualis, terlalu menekankan pada perkembangan otak. Untuk

memperoleh pengetahuan siswa harus mempelajari berbagai pengetahuan.

Dalam hal ini, buku pelajaran atau buku bacaan, menjadi sumber pengetahuan

yang utama, sehingga sering ditafsirkan bahwa belajar berarti mempelajari

buku bacaan.

2. Pandangan modern mengatakan bahwa, proses perubahan tingkah laku karena

adanya interaksi dengan lingkungannya. Maksudnya adalah bahwa seseorang

dinyatakan dalam kegiatan belajar setelah ia memperoleh hasil, yaitu

perubahan tingkah laku contohnya dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang

tidak mengerti menjadi mengerti. Pada prinsipnya perubahan tingkah laku

tersebut adalah perubahan kepribadian pada diri seseorang.


18

Aktivitas belajar banyak dapat dilakukan anak- anak di kelas, tidak hanya

mendengarkan atau mencatat. Ada 177 macam kegiatan yang termasuk dalam

aktivitas siswa, antara lain:

1. Visual activities seperti membaca, memperhatikan: gambar, demonstrasi,

percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya.

2. Oral activities seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, member saran,

mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi dan

sebagainya.

3. Listening activities seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik,

pidato dan sebagainya.

4. Writing activities seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes, angket,

menyalin, dan sebagainya.

5. Drawing activities seperti menggambar, membuat grafik, peta diagram, pola,

dan sebagainya.

6. Motor activities seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model,

mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya.

7. Mental activities seperti menanggap, mengingat, memecahkan soal,

menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya.

8. Emotional activities seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani,

tenang, gugup, dan sebagainya. (http://id.shvoong.com/social-

sciences/education/2241185-pengertian-aktivitas-belajar/#ixzz2LnUMe4Vl.
19

Aktifitas belajar dapat disimpulkan sebagai seluruh aktivitas siswa dalam

interaksi belajar mengajar yang menunjang keberhasilan proses belajar, mulai dari

kegiatan fisik sampai kegiatan psikis.

2.3 Hasil belajar

Menurut Gagne (dalam Trianto, 2011: 135), bahwa hasil belajar yang

dicapai seorang meliputi lima kemampuan antara lain: (1)Kemampuan intelektual,

kemampuan yang ditunjukkan oleh siswa tentang operasi-operasi intelektual yang

dapat dilakukan, misalnya kemampuan mendeskriminasi, konsep konkret dan

konsep terdefinisi. (2) Kemampuan verbal (pengetahuan deklaratif), pengetahuan

yang disajikan dalam bentuk proporsi (gagasan) dan bersifat statis, misalnya fakta,

kejadian pribadi dan generalisasi. (3) Sikap, merupakan pembawaan yang dapat

dipelajari dan dapat memengaruhi perilaku seseorang terhadap benda-benda,

kejadian-kejadian atau makhluk hidup lainnya. (4) Keterampilan motorik,

kemampuan yang meliputi kegiatan fisik, penggabungan motorik dengan

ketermpilan intelektual, misalnya menggunakan mikroskop dan alat biuret. (5)

Strategi kognitif, merupakan suatu proses control, yaitu suatu proses internal yang

digunakan siswa untuk memilih dan mengubah cara-cara memberikan perhatian,

belajar, mengingat dan berpikir.

Menurut Kimble dan Garmezy dalam Sumiati dan Asra (2009: 56)

menyatakan bahwa sifat perubahan perilaku dalam belajar relatif permanen.

Dengan demikian hasil belajar dapat diidentifikasi dari adanya kemampuan

melakukan sesuatu secara permanen, dapat diulang-diulang dengan hasil yang


20

sama. Kita membedakan antara perubahan perilaku hasil belajar dengan yang

terjadi secara kebetulan. Orang yang secara kebetulan dapat melakukan sesuatu,

tentu tidak dapat menghalangi perbuatan itu dengan hasil yang sama. Sedangkan

orang dapat melakukan sesuatu karena hasil belajar dapat melakukannya secara

berulang-ulang dengan hasil sama.

Menurut pendapat di atas, tidak semua perilaku itu hasil dari belajar. Ada

diantarnya terjadi dengan sendirinya karena proses perkembangan dan

pertumbuhan, seperti halnya kematangan dan maturation. Seperti halnya bayi

dapat memegang sesuatu setelah mencapai usia tertentu. Tetapi hal ini merupakan

faktor penting yang mempengaruhi hasil belajar. Artinya, belajar akan

memperoleh hasil lebih baik jika ia telah matang melakukan hal itu.

Hasil belajar tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi memerlukan usaha,

sadangkan usaha itu juga memerlukan waktu, cara dan metoda pembelajaran

(Sumiati, 2009: 7). Suatu proses belajar harus bersifat praktis dan langsung,

artinya jika seseorang ingin mempelajari sesuatu maka dia sendirilah yang harus

melakukannya tanpa melalui perantara orang lain. Meskipun demikian karena

individu itu tidak pernah lepas hubungannya dengan lingkungan seperti tempat

belajar, teman belajar dan suasana sekitar maka faktor-faktor itu juga dapat

berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan menurut Howart Kingsley dalam

Sudjana (2004: 45) membagi tiga macam hasil belajar mengajar: (1) Keterampilan

dan kebiasaan, (2) Pengetahuan dan pengarahan, (3) Sikap dan cita-cita.
21

Hasil belajar dapat disimpulkan sebagai kemampuan keterampilan dan

sikap yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh

guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-

hari.

2.4 Apresiasi

Apresiasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 53) adalah

kesadaran terhadap nilai-nilai seni dan budaya atau penilaian (penghargaan)

terhadap sesuatu. Menurut Bastomi (1989: 91), apresiasi secara singkat diartikan

sebagai penghayatan dan penghargaan terhadap nilai-nilai yang terkandung di

dalam hasil seni. Jadi unsur-unsur seni harus lebih dahulu di pahami oleh

seseorang, agar ia bisa memberikan apresiasinya terhadap suatu hasil seni. Hal ini

akan menyebabkan perbedaan antara satu orang dengan orang yang lainnya,

meskipun nilai yang terkandung di dalam seni itu tetap sama.

Menurut Jazuli (2008: 78) menyatakan bahwa berapresiasi berarti

menghargai. Kata menghargai melibatkan dua pihak, yaitu subyek sebagai pihak

yang menghargai dan obyek yangbernilai sebagai pihak yang dihargai. Dalam

berapresiasi seseorang berperan sebagai penikmat atau pengamat yang menyerap

atau menghayati suatu karya seni atau suatu keindahan alam untuk kemudian

menanggapi dan menilainya.

Hal senada dengan pendapat di atas juga diungkapkan oleh Gove (dalam

Nugroho, 2010: 23 ) apresiasi mengandung makna pengenalan melalui perasaan

atau kesepakatan batin dan pemahaman serta pengakuan terhadap nilai-nilai

keindahan. Jadi, nilai-nilai estetika dalam suatu hasil seni budaya bersifat objektif.
22

Untuk itu, seseorang apresiator harus memiliki kepekaan batin agar bisa

memahami serta memberikan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan suatu

karya seni.

Apresiasi dapat disimpulkan merupakan sebagai pengenalan, pemahaman,

pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan, penilaian dan penghayatan serta

penghargaan terhadap suatu hasil karya manusia terutama karya seni.

Menurut pendapat Sahman (dalam Nugroho, 2010: 24) apresiasi adalah

perbuatan membentuk gambaran tentang sesuatu, menginterprestasi, menilai dan

memberinya penghargaan karena sesuatu itu pantas diperkirakan atau nilai

tertentu bagi apresiator. Dengan demikian kegiatan apresiasi musik dapat

didefinisikan sebagai tercapainya kemampuan untuk mendengarkan musik dengan

penuh pengertian.

Daya tangkap musikal setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda

dalam daya tangkap musikal mereka, dan usaha secara sadar merupakan

keharusan yang dituntut sepanjang waktu dan latihan mendengarkan musik

dengan penuh pengertian. Menurut Arief (1990: 10), kegiatan apresiasi bertujuan

untuk menimbulkan sikap menghargai unsur keindahan, baik dalam kesenian

maupun dalam kehidupan seseorang. Adapun kegiatan–kegiatan dalam

mengapresiasi kerya seni musik dapat dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:

1. Menyaksikan pergelaran hidup. Kegiatan ini merupakan kegiatan audio visual

secara langsung misalnya mengunjungi pertunjukan konser atau paduan suara.

2. Menyaksikan gambar hidup tentang pergelaran musik, misalnya melalui film

dan televisi. Kegiatan ini merupakan kegiatan audio visual tak langsung.
23

3. Mendengarkan rekaman musik baik melalui radio atau tape recorder. Kegiatan

ini merupakan kegiatan auditif.

4. Memainkan karya sendiri sebuah karya musik, baik karya orang lain ataupun

karya sendiri.

Karya seni musik yang mendapat apresiasi siswa tidak dapat lepas dari

aktivitas dirinya sebagai pengamat seni musik dengan mengikuti keseluruhan

proses pada kegiatan musik tersebut, yang kemudian diharapkan mampu

memberikan penghargaan terhadap karya seni tersebut.

Apresiasi adalah proses pengamatan dalam menikmati,menyerap atau

menghayati melalui perasaan terhadap nilai-nilai dan keindahan suatu karya seni

untuk kemudian menanggapi serta menilai sebagai bentuk penghargaan dari

apresiator.

Kegiatan mengapresiasi karya seni dapat dilakukan tahapan penikmatan,

penghargaan, pemahaman, dan penghayatan. Tahapan-tahapan ini dalam proses

apresiasi bukan urutan yang mutlak, namun tahapan yang satu dengan yang lain

saling berkaitan. Jika seseorang melakukan pengamatan terhadap karya seni, ada

kemungkinan orang tersebut langsung dapat memberikan penghargaan atau

penghayatan terhadap karya seni yang diamati untuk mencapai tingkatan apresiasi

estetik, empatik, dan kritis.

2.4.1 Tahapan-tahapan dalam Apresiasi

Menurut Wadiyo (1991: 75) kegiatan berapresiasi terhadap karya seni

dapat dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu: penikmatan, penghargaan,

pemahaman, dan penghayatan. Dalam proses apresiasi, tahapan ini bukan urutan
24

yang mutlak, namun tahapan yang satu dengan yang lain saling berkaitan. Jadi

bila seseorang melakukan pengamatan terhadap karya seni, ada kemungkinan

orang tersebut langsung dapat memberikan penghargaan atau penghayatan

terhadap karya seni yang diamati.

Penikmatan adalah tanggapan di mana seseorang dapat menghargai atau

menilai sebuah karya seni dengan merasakan dan menikmati suatu keindahan atau

kebaikan karya seni tersebut dan mengerti serta menerangkan kebaikan atau

keindahan yang ada pada pada karya seni tersebut. Sebenarnya keindahan itu

sudah dapat dirasakan oleh manusia sejak usia dini (Wadiyo, 1991: 75).

Analisis yang dilakukan seseorang merupakan penghayatan yang,

menafsirkan dan menyusun pendapatnya. Selama kegiatan ini berlangsung

apresiator mengadakan seleksi terhadap obyek, sehingga terjadi proses

penyesuaian antara nilai yang terkandung di dalam obyek dengan persepsi dari

apresiator tersebut. Pada tahap ini apresiator juga dapat menerima nilai-nilai

estetis yang terkandung di dalam obyek itu sebagian atau sepenuhnya. Namun

demikian ada kalanya pengamat menerima tanpa kesadaran dan tanpa kritik,

sehingga seluruh objek diterima sepenuhnya.

Pemahaman, pada tahap ini apresiator dapat menerima nilai-nilai estetis

yang terkandung di dalam obyek itu sebagian atau sepenuhnya. Namun demikian

adakalanya pengamat menerima tanpa kesadaran dan tanpa kritik, sehingga

seluruh obyek diterima seluruhnya. Pada tahapan ini apresiator sudah mengerti

unsur-unsur karya seni tersebut serta dapat menyimpulkan.


25

Penghargaan, dalam proses apresiasi adalah tingkatan apresiasi yang

paling tinggi. Pada tahapan ini apresiator dapat melihat kebaikannya, nilainya,

manfaatnya, serta dapat merasakan pengaruh karya seni tersebut ke dalam jiwa.

Menghargai dan menyukai adalah istilah-istilah yang berhubungan tetapi

keduanya tidak berarti sama. Sangatlah mungkin untuk menyukai musik yaitu

untuk mendapatkan kesenangan dari musik itu sendiri dan memahaminya dengan

sungguh-sungguh mengapresiasinya (Bastomi, 1989: 62).

Tahapan tersebut menjadikan siswa akan memiiki kemampuan

berapresiasi pada tingkat tertentu. Dalam buku Estetika (MGMP Seni Budaya

SMP 2009: 4) menyebutkan ada tiga tingkatan dalam apresiasi, yaitu: (1)

Apresiasi empatik adalah apresiasi yang hanya menilai baik dan tidaknya sebuah

karya seni berdasarkan indrawi (penglihatan/ pendengaran). (2) Apresiasi estetis

adalah apresiasi tentang keindahan dan memiliki kemampuan untuk menilai

keindahan karya seni tersebut. Menilai disini disertai pengamatan dan perasaan

yang mendalam. (3) Apresiasi kritis adalah apresiasi pada tingkatan

penganalisaan. Jadi penilaian disini dengan menganalisa secara akurat sehingga

hasilnya lebih terurai dan jelas.

Kegiatan mengapresiasi karya seni dapat dilakukan tahapan penikmatan,

penghargaan, pemahaman, dan penghayatan. Tahapan-tahapan ini dalam proses

apresiasi bukan urutan yang mutlak, namun tahapan yang satu dengan yang lain

saling berkaitan. Jika seseorang melakukan pengamatan terhadap karya seni, ada

kemungkinan orang tersebut langsung dapat memberikan penghargaan atau

penghayatan terhadap karya seni yang diamati apresiasi estetik, empatik, kritis.
26

2.5 Musik Nusantara

2.5.1 Musik

Menurut pendapat Soeharto (dalam Nugroho, 2010), Pengertian musik

adalah pengungkapan melalui gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa

melodi, irama, dan harmoni dengan unsur pendukung berupa gagasan, sifat dan

warna bunyi. Namun dalam penyajiannya, sering dengan unsur-unsur lain, seperti

bahasa, gerak, atau pun warna. Melodi adalah rangkaian dari sejumlah nada atau

bunyi, yang ditanggapi berdasarkan perbedaan tinggi rendah (pitch) atau naik

turunnya. Dapat merupakan satu bentuk rangkaian dari sejumlah nada atau bunyi,

yang ditanggapi berdasarkan perbedaan tinggi rendah (pitch) atau naik-turunnya.

Dapat merupakan satu bentuk ungkapan penuh atau hanya berupa penggalan

ungkapan. Irama adalah gerak yang teratur yang mengalir, karena munculnya

aksen secara tetap. Keindahan akan lebih terasa oleh adanya jalinan perbedaan

nilai dari satuan-satuan bunyinya (duration). Disebut juga ritme, rhythm, atau pun

rhythm. Harmoni adalah perihal keselarasan paduan bunyi. Secara teknis meliputi

susunan, peranan, dan hubungan dari sebuah paduan bunyi dengan sesamanya,

atau dengan bentuk keseluruhannya.

Musik adalah seni yang paling abstrak sekaligus juga merupakan realitas

fisika bunyi yang memiliki banyak keunggulan untuk membantu pendidikan

watak halus seseorang. Musik telah banyak dikaji oleh para pemikir, kaum agama,

pendidik, dan teoretikus seni, selain sebagai seni musik banyak digunakan untuk

berbagai keperluan mulai dari tradisi, adat, hiburan, maupun pendidikan.

(http://yunacahnjati.Blogspot .com/2008/12/ pengertian-musik.html)


27

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 602), musik merupakan

ilmu atau seni menyusun nada atau suara diutarakan, kombinasi dan hubungan

temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai keseimbangan

dan kesatuan, nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang dapat menghasilkan

bunyi-bunyi itu).

Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa musik adalah suatu hasil karya

seni bunyi yang mengungkapkan pikiran dan bentuk ekspresi dalam

penciptaannya melalui rangkaian suara atau nada- nada yang memiliki unsur

unsur musik, yaitu ritme, melodi, harmoni dan bentuk serta memilik nilai

kesatuan, keseimbangan dan keindahan.

2.5.2 Musik nusantara

Musik nusantara adalah musik yang tumbuh dan berkembang di wilayah

kepulauan dan merupakan kebiasaan turun-temurun yang masih digunakan dalam

masyarakat (Purnomo, 2010: 82). Musik nusantara dipengaruhi oleh beberapa

faktor diantaranya:

1. Musik nusantara tumbuh dan berkembang didaerah setempat sehingga bahasa

yang digunakan pula berasal dari daerah tersebut.

2. Daerah lain merasa tidak memiliki musik nusantara, melainkan musik tersebut

hanya dimiliki daerah setempat.

3. Musik nusantara berkembang atau tumbuh seirama dengan konteks sosial

budaya setempat.
28

2.5.3 Ragam Musik Nusantara

Menurut Setiawati (2007: 23) ragam musik di Indonesia dapat dibedakan

atas musik tradisional gamelan, musik keroncong, musik dangdut, musik mars,

dan musik pop.

2.5.3.1 Musik Tradisional Gamelan

Gamelan merupakan instrumen musik orkes yang dikenal di beberapa

daerah Indonesia, seperti di pulau Jawa, Bali, Sumatera dan Kalimantan. Sebagian

besar perangkat gamelan terdiri dari alat musik pukul seperti gong, kenong dan

kempul. Alat musik gesek (rebab) dan suling digunakan untuk menentukan nada

dan memperindah lagu. Musik gamelan menggunakan dua jenis tangga nada

yaitu, pelog dan slendro.

2.5.3.2 Keroncong

Orkes keroncong dipengaruhi oleh musik Portugis. Istilah “Keroncong”

sendiri diduga berasal dari kata Protugis “crouco”, yang berarti kecil. Kata

tersebut digunakan untuk menyebut nama alat musik petik kecil berbentuk gitar,

yaitu ukulele yang menghasilkan bunyi “crong”. Musik ini berkembang sesuai

dengan improvisasi masyarakat indonesia. Perkembangan ini diikuti dengan

memasukkan alat musik lain sebagi pelengkap, sehingga menjadi orkes keroncong

seperti sekarang.

2.5.3.3 Musik Dangdut

Musik dangdut merupakan hasil perpaduan antara musik India dengan

musik Melayu. Musik ini muncul pada tahun 1970-an. Kata “dangdut” berasal

dari bunyi gendang khas yang umum digunakan dalam pertunjukan dangdut, yaitu
29

tabla. Gendang tersebut dapat menghasilkan bunyi yang unik yaitu “duuut”.

Musik dangdut populer di masyarakat Indonesia dikarenakan suara gendang

dalam musik tersebut mirip dengan suara gendang asli Indonesia.

2.5.3.4 Musik Mars

Musik mars lahir dari kondisi masyarakat Indonesia yang sedang terjajah

oleh bangsa asing. Musik ini mempunyai ciri khas dengan ketukan keras. Musik

mars tidak hanya dimainkan oleh band militer dalam baris-berbaris, tetapi juga

saat ini masyarakat indonesia menggunakan musik mars sebagai media hiburan

dalam peristiwa-peristiwa khusus.

2.5.4.5 Musik Pop

Musik pop adalah penggunaan ritme yang terasa bebas dan bersifat

menghibur, mengesankan dan menarik dengan berbagai gaya. Musik dan lagu-

lagu pop memiliki daya tarik bahkan jenis musik tersebut menjadi musik yang

serius pada generasi-generasi selanjutnya.

2.6 Kerangka Berpikir

Pembelajaran seni musik yang diberikan di sekolah untuk meningkatkan

apresiasi seni musik nusantara masih didominasi dengan menggunakan strategi

dan metode pembelajaran yang konvensional banyak ceramah tetapi sedikit

praktek. Hal ini yang menyebabkan siswa kurang aktif dan hasil belajar tidak

sesuai dengan apa yang diharapkan. Begitu pula rumitnya teori dalam

pembelajaran seni musik yang menjadikan siswa belum mampu mengapresiasi

karya musik nusantara secara maksimal. Untuk itu dibutuhkan sebuah pendekatan

pembelajaran inovatif, aktif dan kreatif melalui pendekatan SAVI dalam kegiatan
30

belajar mengajar. Dengan aktifnya siswa dalam kelas diharapkan akan

mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. Adapun kerangka berpikir dalam

penelitian ini sebagaimana gambar berikut:

Kondisi awal Guru belum Aktivitas dan


menggunakan Hasil Belajar
pendekatan SAVI Rendah

Tindakan Guru menggunakan Siklus I dan II :


pendekatan SAVI Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi

Kondisi akhir Guru sudah Aktivitas dan


menggunakan Hasil belajar
pendekatan SAVI meningkat
dalam proses
pembelajaran

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir di atas dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Kondisi awal dalam proses pembelajaran guru telah menetapkan KKM 70

tetapi realitasnya yang mencapai ketentuan KKM hanya 30% dari siswa sejumlah

40 anak sedangkan 70% belum mencapai KKM 70. Selah satu penyebabnya guru

belum menggunakan pendekatan SAVI. Hal inilah yang mengakibatkan aktivitas

dan hasil belajar masih rendah. Tindakan berikutnya karena aktifitas dan hasil

belajar yang masih rendah guru menggunakan pendekatan SAVI melalui tahapan

siklus I : perncanaan, tidakan, observasi dan refleksi. Pada kondisi akhir telah
31

melakukan tindakan melalui penggunaan pendekatan SAVI dengan

membandingkan hasil siklus I dan II akan dicapai aktifitas dan hasil belajar yang

meningkat.

2.7 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir diajukan suatu hipotesis

1. Pendekatan SAVI dapat meningkatkan aktivitas belajar apresiasi musik

nusantara pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 7 Pemalang.

2. Pendekatan SAVI dapat meningkatkan hasil belajar apresiasi musik nusantara

pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 7 Pemalang.


32

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian

yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan,

melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif

dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa

dapat meningkat disebut PTK (Kusumah dan Dwitagama 2010: 9).

Desain penelitian dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian

tindakan kelas (PTK). Dalam pelaksanaan PTK, peneliti menggunakan metode

kolaborasi (kerjasama) antara peneliti dan guru dalam melakukan pembelajaran

apresiasi musik Nusantara. Penelitian ini terbagi dalam dua siklus yang diawali

dengan tahap prasiklus. Prasiklus dilaksanakan dengan menyesuaikan

pembelajaran yang biasa oleh guru, dengan tujuan untuk mengukur sejauh mana

kemampuan siswa dalam berapresiasi sebelum menggunakan metode yang akan

diterapkan peneliti. Siklus I dilaksanakan dengan tujuan untuk mengukur sejauh

mana kemampuan siswa dalam berapresiasi dengan menggunakan metode yang

diterapkan. Siklus II dilaksanakan dengan tujuan untuk melihat peningkatan atau

perkembangan siswa dalam mengapresiasi musik Nusantara.

3.2 Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Pemalang pada siswa kelas

VIII B semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 yang dilaksanakan dalam 2 siklus

32
33

dengan perincian: siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu tanggal 13 dan 20

April 2013. Siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan, yaitu tanggal 27 April dan 4

bulan Mei 2013.

Penentuan waktu dilaksnakan tindakan kelas disesuaikan dengan jadwal

tugas mengajar dan pembahasan kompetensi dasar: mengidentifikasi jenis karya

seni musik tradisional nusantara.

3.3 Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 7 Pemalang,

semester genap tahun pelajaran 2012/2013 dengan jumlah 40 siswa yang terdiri

dari 18 laki – laki dan 22 perempuan.

Kelas VIII B dijadikan obyek penelitian dengan pertimbangan bahwa hasil

belajar kelas tersebut setelah dilakukan pembelajaran oleh guru dengan materi

kompetensi mengidentifikasi jenis karya seni musik tradisional nusantara dengan

KKM= 75 ketuntasan secara klasikal pada kondisi awal baru mencapai 25%

dibandingkan dengan kelas lain.

3.4 Sumber Data

Penelitian ini menggunakan sumber data yaitu :

3.4.1. Data primer

Data primer diambil dari hasil belajar siswa berupa hasil tes formatif.

3.4.2. Data sekunder

Data sekunder diambil dari hasil observasi selama berlangsungnya KBM

di kelas.
34

3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini ada dua macam yaitu :

3.5.1. Teknik Tes

Teknik penilaian dengan teknik tes bermaksud untuk mengetahui tingkat

kemampuan awal siswa, hasil belajar siswa serta pertumbuhan dan perkembangan

prestasi siswa. Dari hasil penilaian tersebut, akan dilakukan refleksi untuk

meningkatkan hasil belajar siswa melalui pengayaan materi dengan metode yang

diterapkan.

3.5.1.1 Tes tertulis

Tes tertulis adalah tes yang dilakukan tertulis baik pertanyaan maupun

jawabannya. Tes tertulis ini dilakukan secara perorangan dengan mengerjakan

sejumlah tes berbentuk pilihan ganda dan soal tes bentuk uraian (essay).

3.5.2. Teknik Bukan Tes

3.5.2.1 Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatan secara sistematik terhadap

gejala yang tampak pada objek penelitian (Asmani 2011: 123). Observasi

dibedakan menjadi dua, yaitu observasi langsung dan observasi tidak langsung.

Observasi langsung adalah pengamatan yang dilakukan oleh peneliti secara

langsung di tempat objek penelitian. Sedangkan observasi tidak langsung adalah

pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsung suatu kejadian yang akan

diteliti. Dalam hal ini peneliti akan melakukan observasi terhadap siswa, yang

dapat dilihat dari aspek perhatian, interaksi, tugas dan kerjasama. Selanjutnya,

peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan


35

guru seni budaya yang meliputi penguasaan materi, teknik, metode, bahasa, kelas,

alat evaluasi serta penyampaian tujuan pembelajaran, bahasa pengantar, materi

pembelajaran dan pengelolaan pembelajaran.

3.5.2.2 Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan secara lisan kepada subjek yang diteliti (Kusumah dan Dwitagama

2010: 77). Arikunto (2006: 155) menyatakan bahwa wawancara adalah sebuah

dialog lisan yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari

terwawancara. Wawancara dilakukan peneliti terhadap siswa dan guru seni

budaya tentang pembelajaran dengan metode yang diterapkan.

3.5.2.3 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan kegiatan merekam atau menyajikan data visual.

Dalam hal ini dokumentasi dapat berupa data tentang objek penelitian dan data

proses kegiatan belajar mengajar atau hasil pembelajaran. Dari beberapa

dokumentasi yang dapat berupa data sekolah dan dokumentasi foto dapat

memudahkan peneliti untuk mendeskripsikan hasil penelitian, khususnya yang

berhubungan dengan perilaku siswa selam proses pembelajaran.

3.6 Analisis dan Validasi Data

Pada penelitian ini data yang dianalisa adalah data primer (hasil belajar

siswa) dan data sekunder (observasi pengamatan langsung). Analisa data primer

yaitu analisis hasil belajar mata pelajaran seni musik dengan kompetensi dasar

mengidentifikasi jenis karya seni musik tradisional nusantara.


36

Dalam pelaksanaan penelitian menggunakan analisis deskriptif komparatif

yaitu membandingkan nilai awal, hasil yang dicapai dengan target, sedangkan

data sekunder dianalisis dengan mengamati perubahan – perubahan yang terjadi

pada setiap siklus.

Validasi data pada penelitian ini menggunakan deskripsi kuantitatif dan

kualitatif yang dimaksudkan untuk menganalisis perkembangan pembelajaran

dengan membandingkan kondisi awal dengan aktifitas dan hasil yang dicapai.

3.7 Indikator Keberhasilan

Kemampuan kompetensi dasar mengidentifikasi jenis karya seni musik

tradisional nusantara dibagi menjadi empat skala dengan katagori sebagai berikut:

(1) Tuntas (T) apabila siswa memperoleh nilai mencapai KKM atau lebih

(2) Tidak Tuntas (TT) apabila siswa memperoleh nilai kurang dari KKM

Ketuntasan individual dengan KKM= 75. Ketuntasan klasikal, apabila

siswa yang memperoleh nilai sama atau lebih dari KKM= 75 sudah mencapai 80

3.8 Prosedur Penelitian

Alur penelitian tindakan kelas terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang

dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap

siklus yaitu: (1) Perencanaan, (2) Tindakan, (3) Pengamatan, (4) Refleksi yang

dapat digambarkan sebagai berikut:


37

Perancanaan
(Planning)

Refleksi Tindakan
(Reflecting Siklus I (Acting)
)
Pengamatan
(Observing)

Perancanaan
(Planning)
Perubahan Tindakan
(Acting)
Siklus II
Refleksi
(Reflecting Si Pengamatan
) (Observing)

Gambar 2. Desain Penelitian Menurut Kusumah dan Dwitagama

Langkah-langkah yang ditempuh dalam perbaikan pembelajaran adalah

sebagai berikut :

3.8.1 Pra Siklus 1

3.8.1.1 Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan:

1. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

2. Penyiapan skenario pembelajaran.

3.8.1.2 Pelaksanaan (acting), terdiri atas kegiatan:

1. Pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal.

2. Mengadakan observasi tentang proses pembelajaran.

3. Mengadakan tes tertulis.


38

4. Penilaian hasil tes tertulis.

3.8.1.3 Pengamatan (observing) dilakukan dengan mengamati proses

pembelajaran dan menilai hasil tes sehingga diketahui hasilnya. Atas

dasar hasil tersebut digunakan untuk merencanakan tindak lanjut pada

siklus berikutnya.

3.8.1.4 Refleksi (reflection) yaitu dengan menyimpulkan pelaksanaan hasil

tindakan pada pra siklus.

3.8.2 Siklus I

3.8.2.1 Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan:

1. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

2. Penyiapan skenario pembelajaran.

3.8.2.2 Pelaksanaan (acting), terdiri atas kegiatan:

1. Pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal.

2. Proses pembelajaran dengan menerapkan penanaman dan pemahaman konsep

pendekatan SAVI.

3. Memodelkan strategi dan langkah-langkah model pembelajaran pendekatan

SAVI antara lain:

a. Visual dilakukan dengan melihat visualisasi gambar dan video.

b. Auditori dilakukan dengan mendengarkan ceramah atau informasi dari guru

serta melakukan tanya jawab terhadap siswa.

c. Somatis dilakukan dengan mengadakan pembelajaran aktif melalui alat

gerak siswa.

d. Intelektual dilakukan dengan memberikan pertanyaan secara tertulis.


39

4. Mengadakan observasi tentang proses pembelajaran.

5. Mengadakan tes tertulis.

6. Penilaian hasil tertulis.

3.8.3 Siklus II pertemuan I

3.8.3.1 Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan:

1. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

2. Penyiapan skenario pembelajaran.

3.8.3.2 Pelaksanaan (acting), terdiri atas kegiatan:

1. Pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal.

2. Proses pembelajaran dengan menerapkan penanaman dan pemahaman konsep

metode SAVI.

3. Memodelkan strategi dan langkah-langkah model pembelajaran pendekatan

SAVI.

a. Visual dilakukan dengan melihat visualisasi gambar dan video.

b. Auditori dilakukan dengan mendengarkan ceramah atau informasi dari guru

serta melakukan tanya jawab terhadap siswa.

c. Somatis dilakukan dengan mengadakan pembelajaran aktif melalui alat

gerak siswa.

d. Intelektual dilakukan dengan memberikan pertanyaan secara tertulis.

4. Mengadakan observasi tentang proses pembelajaran.

5. Mengadakan tes tertulis.

6. Penilaian hasil tertulis.


40

3.8.4 Siklus II pertemuan II

3.8.4.1 Perencanaan (planning) dalam siklus II pertemuan II peneliti akan

melakukan pemantapan pendekatan SAVI dengan tujuan agar tiap siswa

dapat menyelesaikan tugas. Peneliti kemudian membuat RPP untuk

perbaikan siklus II.

3.8.4.2 Pelaksanaan (acting) terdiri atas kegiatan:

1. Pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal..

2. Memodelkan strategi dan langkah-langkah model pembelajaran pendekatan

SAVI.

a. Visual dilakukan dengan melihat visualisasi gambar dan video.

b. Auditori dilakukan dengan mendengarkan ceramah atau informasi dari guru

serta melakukan tanya jawab terhadap siswa.

c. Somatis dilakukan dengan mengadakan pembelajaran aktif melalui alat

gerak siswa.

d. Intelektual dilakukan dengan memberikan pertanyaan secara tertulis.


BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Peneliti telah mengadakan pengamatan selama satu bulan ( awal April –

awal Mei 2013) dengan cara tidak langsung maupun langsung. Pengamatan

dilakukan pada awal penelitian untuk memperoleh data mengenai gambaran

umum SMP Negeri 7 Pemalang. Sedangkan pengamatan secara langsung

dilakukan pada jam pelajaran Seni Budaya untuk memperoleh data mengenai

proses pembelajaran Seni Budaya, khususnya pada pokok bahasan mengapresiasi

karya seni musik melalui Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh peneliti.

4.1.1 Gambaran Umum SMP Negeri 7 Pemalang

4.1.1.1 Letak dan Status

SMP Negeri 7 Pemalang berlokasi di jalan Pemuda No. 32 Desa

Mulyoharjo Kabupaten Pemalang. Lokasi ini sangat strategis karena terletak di

pusat kota Pemalang dan merupakan daerah pelajar-pelajar kota Pemalang

menuntut ilmu. Hal ini dikarenakan ada beberapa sekolah yang berdekatan dengan

SMP Negeri 7 Pemalang antara lain SMP Negeri 4 Pemalang, SMP Negeri 2

Pemalang, dan sekolah swasta antara lain SMP Pius Pemalang dan SMP Veteran

RI Pemalang.

SMP Negeri 7 Pemalang didirikan pada tahun 1958 dengan luas tanah

6007 m2. Sekolah tersebut merupakan peralihan dari SKN (Sekolah Kejuruan

Negeri) yang pada tahun 1964 berubah menjadi ST (Sekolah Teknik) dan mulai

tahun 1994 sampai sekarang berubah menjadi SMP Negeri 7 Pemalang. Kondisi

41
42

sekolah tersebut sampai pada saat ini cukup kondusif dan status terakreditasi “

A “.

Gambar 3. SMP Negeri 7 Pemalang


( Foto : Anggoro Hamdan Saputro, April 2013)

4.1.1.2 Data Siswa, Rombongan Belajar dan Daftar Gedung


Pada tiga tahun pelajaran terakhir (2010-2013) perkembangan siswa SMP

Negeri 7 Pemalang dapat dijelaskan sebagai berikut: Tahun pelajaran 2010/2011

jumlah siswa SMP Negeri 7 Pemalang sebanyak 813 siswa, tahun pelajaran

2011/2012 sebanyak 839 siswa dan tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 885

siswa dan rombongan belajar 24 kelas dengan rincian: kelas VII sebanyak 8 kelas

dengan jumlah siswa sebanyak 321 anak, kelas VIII sebanyak 8 kelas dengan

jumlah siswa sebanyak 319 anak dan kelas IX sebanyak 885 anak. Keadaan

tersebut dapat dilihat dari tabel berikut:


43

Tabel 1. Data Peserta Didik dan Rombel SMP Negeri 7 Pemalang Tahun
Pelajaran 2010/2011- 2012/2013

Tahun ajaran Jml Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jml(VII,VIII,


Penda
IX)
ftar
Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml
Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel

2010/2011 529 275 7 267 7 271 7 813 21


2011/2012 520 321 8 258 8 260 8 839 24
2012/2013 496 321 8 319 8 245 8 885 24

(Sumber : SMP Negeri 7 Pemalang, tahun 2013)


4.1.1.3 Data Ruang Sekolah
Ruang sekolah sebagai bentuk sarana penunjang keberhasilan proses

belajar mengajar keberadaannya sangat diperlukan. Oleh karena itu, pihak

sekolah berupaya keras untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Keadaan ruang atau

gedung sebagai penunjang proses pembelajaran secara rinci dapat dilihat pada

tabel berikut:

a. Data Ruang Kelas


Tabel 2. Data Ruang Kelas SMP Negeri 7 Pemalang

Jumlah ruang kelas asli Jumlah ruang Jml ruang


Ukuran Ukuran Ukuran Jumlah lain yg yang
7x9m2 > 63m2 < 63m2 digunakan digunakan
untuk R. Kelas R. Kelas
Ruang
21 - 3 24 - 24
Kelas

(Sumber: SMP Negeri 7 Pemalang, tahun 2013)


44

b. Data Ruang lainnya


Tabel 3. Data Ruang Lain SMP Negeri 7 Pemalang

Jenis Ruang Jml Ukuran Jenis Ruang Jml Ukuran


( m2 ) ( m2 )
1. Perpustakaan 1 7 x 15 4. Lab IPA 1 9 x 12
2. Ketrampilan 1 3 x 13 5. Lab. Bahasa - -
3. Multimedia - - 6. Lab Komputer 1 5x9

(Sumber: SMP Negeri 7 Pemalang tahun 2013)


4.1.1.4 Kondisi kelas obyek penelitian

Dari sejumlah kelas yang ada di SMP Negeri 7 Pemalang, peneliti

mengambil sample kelas VIII yang berjumlah 8 kelas. Dari 8 kelas yang ada,

peneliti memutuskan untuk menunjuk kelas VIII B sebagai obyek penelitian. Hal

ini dikarenakan kelas VIII B sangat tepat untuk dijadikan obyek penelitian guna

meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Seni Budaya dibandingkan dengan

kelas lainnya.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Pra siklus

Siswa kelas VIII B SMP Negeri 7 Pemalang berjumlah 40 anak yang

terdiri atas 18 laki-laki dan 22 perempuan. Dari 40 siswa yang mengikuti ulangan

harian 40 siswa. Soal ulangan harian sebanyak 15 butir dengan waktu 30 menit

dan KKM 75. Hasil ulangan harian sangat rendah dimana nilai rata-ratanya hanya

mencapai 71 dengan tingkat ketuntasan sebesar 25%. Faktor penyebab rendahnya

prestasi belajar Seni Budaya apresiasi musik nusantara siswa kelas VIII B tersebut

siswa belum optimal dalam mengikuti proses pembelajaran. Upaya penanaman


45

konsep yang dilakukan guru belum tepat. Proses pembelajaran masih berlangsung

searah, artinya guru yang aktif sedangkan siswa pasif.

Hasil belajar pada prasiklus diperoleh dari tes yang dilakukan peneliti yang

berkolaborasi dengan guru mata pelajaran seni budaya. Data hasil belajar pra

siklus sebagai berikut:

Tabel 4. Gambaran kondisi awal data kelas VIII B

No Uraian Hasil
1 Tertinggi 78
2 Tengah 71
3 Terendah 63
3 Rata-rata 71,73
4 Ketuntasan 25%

( Sumber: Data Pra Siklus SMP N 7 Pemalang, April 2013)

Gambar 4. Proses Pembelajaran Pra Siklus


(Foto: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013)

Data selengkapnya pada uraian dan tabel berikut :


46

Kondisi awal prestasi belajar siswa sangat rendah dilihat dari nilai tertinggi

hanya mencapai 78, nilai tengah 71 dan nilai terendah 63. Rata- rata nilai kelas

sebesar 71,3 dan ketuntasan hanya mencapai 25% dari 40 anak.

Tabel 5. Gambaran Aktivitas pada kondisi awal

Kriteria
Aktivitas Tinggi Sedang Rendah
Perhatian 13 15 12
Interaksi 14 16 10
Tugas 13 16 11
Kerjasama 12 18 10

(Sumber: Data Aktivitas Pada Prasiklus SMP N 7 Pemalang, April 2013)

Memperhatikan hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa seperti tabel di

atas dapat diuraikan sebagai berkut:

1. Pada aspek perhatian 13 siswa pada kriteria tinggi , 15 siswa berkriteria

sedang dan 12 siswa berkriteria rendah.

2. Pada aspek interaksi 14 siswa pada kriteria tinggi, 16 siswa berkriteria sedang

dan 10 siswa berkriteria rendah.

3. Pada aspek penugasan 13 siswa pada kriteria tinggi, 16 siswa berkriteria

sedang dan 11 siswa berkriteria rendah.

4. Pada aspek kerjasama 12 siswa pada kriteria tinggi, 18 siswa berkriteria sedang

dan 10 siswa berkriteria rendah.

4.2.2 Deskripsi Siklus 1

Tindakan yang diberikan kepada siswa dengan menerapkan pendekatan

SAVI terlaksana dalam program pembelajaran pada siklus I merupakan tahap

penanaman dan pemahaman konsep yang terdiri atas menanamkan dan


47

memahamkan konsep. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan

pendekatan SAVI antara lain: Visual dilakukan dengan cara menunjukan tayangan

video mengenai materi musik nusantara, kemudian Auditori dilakukan dengan

cara guru memberikan ceramah atau informasi serta melakukan tanya jawab

terhadap siswa. Selanjutnya, peneliti dan guru seni budaya dalam penelitian ini

memanfaatkan media pembelajaran alat musik angklung sebagai media

pembelajaran apresiasi musik nusantara, Somatis dilakukan dengan cara siswa

diajak untuk memainkan angklung secara individu dan berurutan. Untuk tahap

yang terakhir, aspek Intelektual dilakukan peneliti dan guru dengan berkolaborasi

memberikan tes kepada siswa untuk mengetahui sejauh apa siswa dapat menerima

materi yang diajarkan. Penerapan berbagai metode pembelajaran tersebut dapat

menarik minat siswa.

Gambar 5. Proses pembelajaran apresiasi pada siklus I


(Foto: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013)

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan tindakan, siswa

diberikan tes berupa soal. Data yang terkumpul dianalisis menurut prosedur

analisis deskriptif kuantitatif. Soal tes sebanyak 15 butir berbentuk obyektif


48

dengan waktu mengerjakan 30 menit. KKM yang ditentukan 75. Hasil tes siswa

disajikan dengan tabel berikut:

Tabel 6. Gambaran Kondisi Hasil Belajar Pada Siklus I

No Uraian Hasil
1 Tertinggi 80
2 Tengah 76
3 Terendah 68
3 Rata-rata 74,9
4 Ketuntasan 47%

( Sumber: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013)

Data selengkapnya pada uraian dan tabel berikut:

Pada siklus I prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini dapat

dilihat dari hasil belajar yang didapat pada siklus I dengan nilai tertinggi

mencapai 80, nilai tengah 76 dan nilai terendah 68. Rata- rata nilai kelas sebesar

74,9 dan ketuntasan mencapai 47% dari 40 anak. Kolaborasi dengan guru mata

pelajaran seni budaya melakukan pengamatan selama berlangsungnya program

pembelajaran. Obyek pengamatan meliputi kegiatan siswa dan guru. Hasil

pengamatan siklus I terhadap siswa pada lembar pengamatan berikut :

Tabel 7. Gambaran Aktivitas Pada Siklus I

Kriteria
Aktivitas Tinggi Sedang Rendah
Perhatian 22 9 9
Interaksi 21 11 8
Tugas 22 10 8
Kerjasama 21 11 8

(Sumber: Data Aktivitas Pada Siklus I SMP N 7 Pemalang, April 2013)


49

Memperhatikan hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa seperti tabel di

atas dapat diuraikan sebagai berkut:

1. Pada aspek perhatian 22 siswa pada kriteria tinggi , 9 siswa berkriteria

sedang dan 9 siswa berkriteria rendah.

2. Pada aspek interaksi 21 siswa pada kriteria tinggi, 11 siswa berkriteria sedang

dan 8 siswa berkriteria rendah.

3. Pada aspek penugasan 22 siswa pada kriteria tinggi, 10 siswa berkriteria

sedang dan 8 siswa berkriteria rendah.

4. Pada aspek kerjasama 21 siswa pada kriteria tinggi, 11 siswa berkriteria sedang

dan 8 siswa berkriteria rendah.

4.2.3 Deskripsi Siklus II Pertemuan I

Berdasarkan hasil refleksi siklus I, penulis menyusun perencanaan

tindakan siklus II pertemuan 1 diawali menyusun RPP perbaikan. Tindakan

dilaksanakan dalam bentuk program pembelajaran. Program pembelajaran Siklus

II pertemuan 1 dengan penerapan pendekatan SAVI merupakan tahap melakukan

percobaan. Penerapan pendekatan SAVI diharapkan menumbuhkan semangat

siswa dalam belajar. Aktivitas siswa belajar Seni Budaya menjadi lebih tinggi

karena pembelajaran yang menyenangkan. Penerapan pendekatan SAVI dalam proses

pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 antara lain: Visual dilakukan dengan cara

menunjukan tayangan video mengenai materi musik nusantara, kemudian Auditori

dilakukan dengan cara guru memberikan ceramah atau informasi serta melakukan

tanya jawab terhadap siswa. Selanjutnya, peneliti dan guru seni budaya dalam

penelitian ini kembali memanfaatkan media pembelajaran alat musik angklung


50

sebagai media pembelajaran apresiasi musik nusantara, Somatis dilakukan dengan

cara siswa diajak untuk memainkan angklung secara berkelompok dan bergantian.

Untuk tahap yang terakhir, aspek Intelektual dilakukan peneliti dan guru dengan

berkolaborasi memberikan tes kepada siswa untuk mengetahui sejauh apa siswa

dapat menerima materi yang diajarkan.

Gambar 6. Proses pembelajaran apresiasi


(Foto: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013)

Untuk mengetahui tingkat kebrhasilan pelaksanaan tindakan, siswa diberi

tes berupa soal. Data yang terkumpul dianalisi menurut prosedur analisis

deskriptif kuantitatif. Soal tes sebanyak 15 butir berbentuk objektif dengan waktu

mengerjakan 30 menit. KKM yang ditentukan 75. Hasil tes siswa disajikan

dengan tabel berikut:


51

Tabel 8. Gambaran Kondisi Hasil Belajar Pada Siklus 2 Pertemuan 1

No Uraian Hasil
1. Tertinggi 82
2. Tengah 77
3. Terendah 70
4. Rata-rata 77
5. Ketuntasan 65%

(Sumber: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013)

Pada siklus II pertemuan 1 prestasi belajar siswa mengalami peningkatan.

Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar yang didapat pada siklus II pertemuan 1

dengan nilai tertinggi mencapai 82, nilai tengah 77 dan nilai terendah 70. Rata-

rata nilai kelas sebesar 77 dan ketuntasan mencapai 65% dari 40 anak. Kolaborasi

dengan guru mata pelajaran seni budaya melakukan pengamatan selama

berlangsungnya program pembelajaran. Obyek pengamatan meliputi kegiatan

siswa dan guru. Hasil pengamatan siklus I terhadap siswa pada lembar

pengamatan berikut :

Tabel 9. Gambaran Aktivitas Pada Siklus II Pertemuan 1

Kriteria
Aktivitas Tinggi Sedang Rendah
Perhatian 29 6 5
Interaksi 29 7 4
Tugas 29 6 5
Kerjasama 28 8 4

(Sumber: Data Aktivitas Siklus II Pertemuan 1 SMP N 7 Pemalang, April 2013)

Memperhatikan hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa seperti tabel di

atas dapat diuraikan sebagai berikut:


52

1. Pada aspek perhatian 29 siswa pada kriteria tinggi , 6 siswa berkriteria

sedang dan 5 siswa berkriteria rendah.

2. Pada aspek interaksi 29 siswa pada kriteria tinggi, 7 siswa berkriteria sedang

dan 4 siswa berkriteria rendah.

3. Pada aspek penugasan 29 siswa pada kriteria tinggi, 6 siswa berkriteria sedang

dan 5 siswa berkriteria rendah.

4. Pada aspek kerjasama 28 siswa pada kriteria tinggi, 8 siswa berkriteria sedang

dan 4 siswa berkriteria rendah.

4.2.4 Deskripsi SIKLUS II Pertemuan 2

Berdasarkan hasil refleksi siklus II pertemuan 1, penulis menyusun

perencanaan tindakan Siklus II pertemuan 2 diawali menyusun RPP perbaikan.

Tindakan dilaksanakan dalam bentuk program pembelajaran. Program

pembelajaran Siklus II pertemuan 2 dengan penerapan pendekatan SAVI

merupakan tahap melakukan percobaan. Penerapan pendekatan SAVI diharapkan

menumbuhkan semangat siswa dalam belajar. Aktivitas siswa belajar Seni Budaya

menjadi lebih tinggi karena pembelajaran yang menyenangkan. Penerapan

pendekatan SAVI dalam siklus II pertemuan 2 antara lain: Visual dilakukan

dengan cara menunjukan tayangan video mengenai materi musik nusantara,

kemudian Auditori dilakukan dengan cara guru memberikan ceramah atau

informasi yang lebih serta melakukan tanya jawab terhadap siswa. Selanjutnya,

peneliti dan guru seni budaya dalam penelitian ini kembali memanfaatkan media

pembelajaran alat musik angklung sebagai media pembelajaran apresiasi musik

nusantara, Somatis dilakukan dengan cara siswa diajak untuk memainkan


53

angklung secara berkelompok dan bergantian. Untuk tahap yang terakhir, aspek

Intelektual dilakukan peneliti dan guru dengan berkolaborasi memberikan tes

kepada siswa untuk mengetahui sejauh apa siswa dapat menerima materi yang

diajarkan.

Gambar 7. Proses pembelajaran apresiasi pada siklus II


(Foto: Anggoro Hamdan Saputro, Mei 2013)

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan tindakan, siswa diberi

tes berupa soal. Data yang terkumpul dianalisa menurut prosedur analisis

deskriptif kuantitatif. Soal tes sebanyak 15 butir berbentuk obyektif dengan waktu

mengerjakan 30 menit. KKM yang ditentukan 75. Hasil tes siswa disajikan

dengan tabel berikut:

Tabel 10. Gambaran kondisi Hasil Belajar Pada Siklus 2 pertemuan 2


No Uraian Hasil
1. Tertinggi 86
2. Tengah 81
2. Terendah 74
3. Rata-rata 79,7
4. Ketuntasan 90%

(Sumber: Anggoro Hamdan Saputro, Mei 2013)


54

Data selengkapnya pada tabel nilai ulangan harian berikut :

Pada siklus II pertemuan 2 prestasi belajar siswa mengalami peningkatan.

Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar yang didapat pada siklus II pertemuan 2

dengan nilai tertinggi mencapai 86, nilai tengah 81, nilai terendah 74 dan rata-

rata nilai kelas sebesar 79,7. Kondisi Siklus II pertemuan 2 meningkat dilihat dari

rata-rata kelas dan ketuntasan 90%. Kolaborasi dengan guru mata pelajaran Seni

Budaya melakukan pengamatan selama berlangsungnya program pembelajaran.

Obyek pengamatan meliputi kegiatan siswa dan guru. Hasil pengamatan siklus II

pertemuan 2 terhadap siswa pada lembar pengamatan berikut:

Tabel 11. Gambaran Aktivitas Pada Siklus II Pertemuan 2

Kriteria
Aktivitas Tinggi Sedang Rendah
Perhatian 34 4 2
Interaksi 34 5 1
Tugas 34 3 3
Kerjasama 33 5 2

(Sumber: Data Aktivitas Siklus II pertemuan 2 SMP N 7 Pemalang, April 2013)

Memperhatikan hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa seperti tabel di

atas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pada aspek perhatian 34 siswa pada kriteria tinggi , 4 siswa berkriteria

sedang dan 2 siswa berkriteria rendah.

2. Pada aspek interaksi 34 siswa pada kriteria tinggi, 5 siswa berkriteria sedang

dan 1 siswa berkriteria rendah.

3. Pada aspek penugasan 34 siswa pada kriteria tinggi, 3 siswa berkriteria sedang

dan 3 siswa berkriteria rendah.


55

4. Pada aspek kerjasama 33 siswa pada kriteria tinggi, 5 siswa berkriteria sedang

dan 2 siswa berkriteria rendah.

4.3 Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus

4.3.1 Pembahasan Tiap Siklus

4.3.1.1 Kondisi Awal

Agar lebih jelas bagaimana kondisi awal sebelum pelaksanaan penelitian

ini, penulis sajikan tabel berikut:

Tabel 12. Kondisi Awal

No Uraian Hasil
1 Nilai tertinggi 78
2 Nilai tengah 71
3 Nilai terendah 63
4 Nilai Rata-rata 71, 7
5 Ketuntasan 25%

(Sumber: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013)

Data tersebut merupakan kondisi dimana dalam pembelajaran perlu ada

perubahan yang lebih baik. Kondisi awal menunjukkan nilai siswa sangat rendah,

nilai tertinggi 78 nilai terendah 63 nilai rata-rata 71,7 dan tingkat ketuntasan 25 %.

4.3.1.2 Siklus I

Dalam Siklus I pendekatan SAVI dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Visual dilakukan dengan cara peneliti dan guru menunjukan tayangan video

musik nusantara “Suwe Ora Jamu” kepada siswa.

2. Auditori dilakukan dengan cara peneliti dan guru memberikan ceramah dan

informasi yang berkaitan dengan musik nusantara.


56

3. Somatis dilakukan dengan cara peneliti dan guru mengajak para siswa secara

individu bergantian untuk memainkan lagu dan musik nusantara dengan

memanfaatkan media alat musik angklung yang bertujuan untuk memperkuat

materi yang telah diajarkan.

4. Intelektual dilakukan dengan cara peneliti dan guru memberikan tes pertanyaan

kepada siswa.

Pengamatan peneliti dengan guru Seni Budaya terhadap perilaku siswa

selama berlangsungnya proses pembelajaran menunjukkan hasil sebagai berikut:

Tabel 13. Kondisi Siklus 1

No Uraian Pra Siklus Siklus 1 Keterangan


1 Nilai Tertinggi 78 80 Meningkat
2 Nilai Tengah 71 75 Meningkat
3 Nilai Terendah 63 68 Meningkat
4 Nilai Rata-rata 71,7 74,8 Meningkat
5 Ketuntasan 25% 47% Meningkat

(Sumber: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013)

Data di atas menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa dibandingkan

kondisi awal. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan pada nilai tertinggi, nilai rata-

rata dan tingkat ketuntasan. Adapun peningkatan pada aktivitas belajar siswa

antara lain : (1) Tingkat perhatian belajar meningkat, (2) Tingkat interaksi

meningkat, (3) Tingkat mengumpulkan tugas meningkat, (4) Tingkat kerja sama

meningkat.

Sedangkan pengamatan terhadap guru menunjukkan bahwa tingkat

penguasaan materi, teknik, metode pembelajaran, bahasa, kelas dan alat evaluasi
57

adalah tinggi. Penyampaian tujuan pembelajaran ada dan jelas, penyampaian

bahasa mudah dipahami siswa, penyajian materi pembelajaran jelas dan runtut,

pengelolaan pembelajaran terarah sesuai tujuan.

Kondisi siklus I merefleksikan hal-hal sebagai berkut:

1. Pembelajaran Seni Budaya dengan metode yang bervariasi membuat siswa

senang dan aktif.

2. Pemahaman apresiasi musik nusantara melalui pendekatan SAVI lebih dapat

tersampaikan.

3. Adanya pengaruh positif dari penerapan pendekatan SAVI dalam pembelajaran

apresiasi musik nusantara terhadap prestasi belajar siswa.

Pemberian tindakan melalui penerapan pendekatan SAVI berdampak pada

perubahan perilaku. Perubahan tersebut terjadi pada siswa, guru dan kondisi kelas

secara nyata.

1. Perubahan yang terjadi pada siswa antara lain: aktif mengikuti pembelajaran,

bersungguh-sungguh belajar, senang mengikuti pembelajaran, menyerap materi

dengan baik, adanya interaksi yang positif dan mengikuti prestasi belajarnya.

2. Perubahan yang terjadi pada guru antara lain: meningkatkan rasa percaya diri,

semangat dan sungguh-sungguh dalam mengelola pembelajaran, mudah

mengkondisikan siswa.

3. Perubahan yang terjadi pada kelas antara lain: meningkatnya nilai rata-rata,

meningkatnya ketuntasan belajar, kelas lebih hidup dan dinamis, adanya

interaksi antara siswa dengan siswa dengan guru.


58

4.3.1.3 Siklus II Pertemuan 1

Dalam Siklus II pertemuan 1 pendekatan SAVI dilakukan dengan cara

sebagai berikut:

1. Visual dilakukan dengan cara peneliti dan guru menunjukan tayangan video

musik nusantara “Suwe Ora Jamu” kepada siswa.

2. Auditori dilakukan dengan cara peneliti dan guru memberikan ceramah dan

informasi yang berkaitan dengan musik nusantara.

3. Somatis dilakukan dengan cara peneliti dan guru mengajak para siswa untuk

memainkan lagu dan musik nusantara dengan memanfaatkan media alat musik

angklung secara berkelompok dan bergantian yang bertujuan untuk

memperkuat materi yang telah diajarkan.

4. Intelektual dilakukan dengan cara peneliti dan guru memberikan tes pertanyaan

kepada siswa.

Kondisi Siklus II pertemuan I mengalami peningkatan dari ketercapaian

dan ketuntasan sesuai indikator keberhasil yang dapat dilihat pada tabel di bawah:

Tabel 14. Kondisi Siklus 2 Pertemuan 1

No Uraian Siklus 1 Siklus 2.1 Keterangan


1 Nilai Tertinggi 80 82 Meningkat
2 Nilai Tengah 75 77 Meningkat
3 Nilai Terendah 68 70 Meningkat
4 Nilai Rata-rata 74,7 77 Meningkat
5 Ketuntasan 47% 65% Meningkat

(Sumber: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013)


59

Nilai rata-rata dari 71, 7 pada kondisi awal meningkat menjadi 77

Sementara itu tingkat ketuntasan dari 25% pada kondisi awal meningkat 65%.

Hal itu menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan

yang signifikan. Pengamatan peneliti dengan guru Seni Budaya terhadap perilaku

siswa berlangsungnya proses pembelajaran dari beberapa aspek menunjukkan

hasil sebagai berikut: (1) Tingkat perhatian belajar meningkat, (2) Tingkat

interaksi meningkat, (3) Tingkat mengumpulkan tugas meningkat. (4) Tingkat

kerja sama meningkat.

Sedangkan pengamatan terhadap guru menunjukkan bahwa tingkat

penguasaan materi, teknik, metode pembelajaran, bahasa, kelas dan alat evaluasi

adalah tinggi. Penyampaian tujuan pembelajaran ada dan jelas, penyampaian

bahasa mudah dipahami siswa, penyajian materi pembelajaran jelas dan runtut,

pengelolaan pembelajaran terarah sesuai tujuan.

Kondisi siklus II pertemuan I merefleksikan hal-hal sebagai berikut:

1. Kecenderungan siswa dalam mengikuti pembelajaran tinggi.

2. Melakukan percobaan dengan isi yang cukup berpengaruh terhadap

penguasaan teknik terhadap prestasi belajar siswa.

3. Adanya pengaruh yang nyata dari tingkat aktivitas belajar, pemahaman dan

penguasaan teknik terhadap prestasi belajar siswa.

Pemberian tindakan melalui penerapan pendekatan SAVI berdampak pada

perubahan perilaku. Perubahan tersebut terjadi pada siswa, guru dan kondisi kelas

secara nyata.
60

1. Perubahan yang terjadi pada siswa antara lain: aktif mengikuti pembelajaran

penuh semangat dan gembira, tumbuh rasa percaya diri dalam mengerjakan

soal, mampu mengerjakan soal dengan benar dan meningkat prestasi

belajarnya.

2. Perubahan yang terjadi pada guru antara lain: meningkatkan rasa percaya diri,

semangat dan sungguh-sungguh dalam mengelola pembelajaran, mudah

mengkondisikan siswa.

3. Perubahan yang terjadi pada kelas antara lain: meningkatnya nilai rata-rata,

meningkatnya ketuntasan belajar, kelas lebih hidup dan dinamis, adanya

interaksi antara siswa dengan siswa dengan guru.

4.3.1.4 Siklus II pertemuan 2

Dalam Siklus II pertemuan 2 pendekatan SAVI dilakukan dengan cara

sebagai berikut:

1. Visual dilakukan dengan cara peneliti dan guru menunjukan tayangan video

musik nusantara “ Suwe Ora Jamu” kepada siswa.

2. Auditori dilakukan dengan cara peneliti dan guru memberikan ceramah dan

informasi yang berkaitan dengan musik nusantara.

3. Somatis dilakukan dengan cara peneliti dan guru mengajak para siswa untuk

memainkan lagu dan musik nusantara dengan memanfaatkan media alat musik

angklung secara berkelompok dan bergantian yang bertujuan untuk

memperkuat materi yang telah diajarkan.

4. Intelektual dilakukan dengan cara peneliti dan guru memberikan tes pertanyaan

kepada siswa.
61

Kondisi Siklus II pertemuan 2 dilihat dari ketercapaian nilai rata-rata dan

ketuntasan telah memenuhi tuntasan indikator keberhasilan. Fakta yang dapat

penulis berikan tersaji pada tabel dibawah:

Tabel 15. Kondisi Siklus II pertemuan 2

No Uraian Siklus II.1 Siklus II.2 Keterangan


1 Nilai Tertinggi 82 86 Meningkat
2 Nilai Tengah 77 81 Meningkat
3 Nilai Terendah 70 74 Meningkat
4 Nilai Rata-rata 77 79,7 Meningkat
5 Ketuntasan 65% 90% Meningkat

(Sumber: Anggoro Hamdan Saputro, Mei 2013)

Nilai rata-rata dari 77 pada siklus II pertemuan 1 meningkat menjadi 79,7

pada siklus II pertemuan 2. Sementara itu tingkat ketuntasan dari 65% pada siklus

II pertemuan 1 meningkat menjadi 90%. Hal itu menunjukkan bahwa prestasi

belajar siswa juga mengalami peningkatan yang signifikan.

Pengamatan peneliti dengan guru Seni Budaya terhadap perilaku siswa

berlangsungnya proses pembelajaran dari beberapa aspek menunjukkan hasil

sebagai berikut: (1) Tingkat perhatian belajar tinggi, (2) Tingkat interaksi tinggi,

(3) Tingkat mengumpulkan tugas tinggi, (4) Tingkat kerja sama tinggi.

Kondisi siklus II pertemuan I merefleksikan hal-hal sebagai berikut:

1. Kecenderungan siswa dalam mengikuti pembelajaran tinggi.

2. Pemberian latihan soal dengan isi yang cukup berpengaruh terhadap

penguasaan konsep dan teknik siswa.

3. Adanya pengaruh yang nyata dari tingkat aktivitas belajar, pemahaman dan

penguasaan teknik terhadap prestasi belajar siswa.


62

Pemberian tindakan tahap pembinaan keterampilan berdampak terhadap

perubahan perilaku. Perubahan yang terjadi pada siswa, guru dan kondisi kelas

adalah sebagai berikut:

1. Perubahan yang terjadi pada siswa antara lain: aktif mengikuti pembelajaran

penuh semangat dan gembira, tumbuh rasa percaya diri dalam mengerjakan

soal, mampu mengerjakan soal dengan benar dan meningkat prestasi

belajarnya.

2. Perubahan yang terjadi pada guru antara lain: termotivasi untuk selalu

berkarya, tumbuhnya rasa bangga terhadap prestasi siswa, merasa puas dan

bahagia atas keberhasilan yang diraih para siswa.

3. Perubahan yang terjadi pada kelas antara lain: pembelajaran dikelas lebih

bersemangat, suasana kelas lebih hidup dan dinamis serta tercapainya tujuan

pembelajaran.

4.3.2 Pembahasan Antar Siklus

Untuk mengetahui bagaimana perbandingan kondisi antar siklus, penulis

sajikan tabel komparansi di bawah ini:

Tabel 16. Kondisi Antar Siklus

Siklus II Siklus II
No Uraian Pra Siklus Siklus I Pertemuan 1 Pertemuan 2
1 Nilai Siswa Rendah Meningkat Meningkat Meningkat
2 Nilai tertinggi 78 80 82 86
3 Nilai terendah 63 68 70 74
4 Nilai Rata-rata 71,7 74,8 77 79,7
5 Ketuntasan 25% 47% 65% 90%

(Sumber: Anggoro Hamdan Saputro, Mei 2013)


63

Data dari tabel diatas menunjukan adanya peningkatan yang signifikan

dari kondisi awal sampai data kondisi siklus II. Peningkatan tersebut dilihat dari

nilai siswa secara perorangan, nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata dan

ketuntasan. Untuk mengetahui hasil dari pembelajaran yang telah dilaksanakan

dapat dilihat dari grafik perbandingan nilai berikut ini:

100,00

90,00

80,00

70,00

60,00

50,00 Rata-Rata
Ketuntasan (%)
40,00

30,00

20,00

10,00

0,00
Pra Siklus Siklus I SiklusII.1 SiklusII.2

Gambar 6. Grafik Antar Siklus


(Dokumentasi: Anggoro Hamdan Saputro, Mei 2013)
64

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

5.1.1 Peningkatan Aktivitas Belajar Apresiasi Musik Melalui Pendekatan

SAVI

Penerapan metode SAVI dalam pembelajaran apresiasi musik nusantara

dapat meningkatkan aktifitas siswa dari perhatian, interaksi, tugas dan kerjasama

dalam pembelajaran apresiasi musik nusantara dan dapat meningkatkan nilai

tambah siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil aktifitas yang dicapai siswa.

Hasil aktivitas siswa yang berjumlah 40 anak pada prasiklus antara lain

pada aspek perhatian 13 anak pada kriteria tinggi, 15 anak pada kriteria sedang, 12

anak pada kriteria rendah. Pada aspek interaksi 14 anak pada kriteria tinggi, 16

anak pada kriteria sedang, 10 anak pada kriteria rendah. pada aspek tugas 13 anak

pada kriteria tinggi, 16 anak pada kriteria sedang, 11 anak pada kriteria rendah.

Pada aspek kerjasama 12 anak pada kriteria tinggi, 18 anak pada kriteria sedang,

10 anak pada kriteria rendah.

Setelah diupayakan perbaikan pada siklus I, hasil aktivitas anak meningkat

cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari aspek perhatian 22 anak pada kriteria tinggi,

9 anak pada kriteria sedang, 9 anak pada kriteria rendah. Pada aspek interaksi 21

anak pada kriteria tinggi, 11 anak pada kriteria sedang, 8 anak pada kriteria

rendah. Pada aspek tugas 22 anak pada kriteria tinggi, 10 anak pada kriteria
65

sedang, 8 anak pada kriteria rendah. Pada aspek kerjasama 21 anak pada kriteria

tinggi, 11 anak pada kriteria sedang, 8 anak pada kriteria rendah rendah.

Dalam siklus II pertemuan 1 terjadi peningkatan aktivitas siswa. Hal ini

dapat dilihat dari aspek perhatian 29 anak pada kriteria tinggi, 6 anak pada kriteria

sedang, 5 anak pada kriteria rendah. Pada aspek interaksi 29 anak pada kriteria

tinggi, 7 anak pada kriteria sedang, 4 anak pada kriteria rendah. pada aspek tugas

29 anak pada kriteria tinggi, 6 anak pada kriteria sedang, 5 anak pada kriteria

rendah. Pada aspek kerjasama 28 anak pada kriteria tinggi, 8 anak pada kriteria

sedang, 4 anak pada kriteria rendah.

Dalam siklus II pertemuan 2 terjadi peningkatan yang lebih baik. Hal ini

dapat dilihat dari aspek perhatian 34 anak pada kriteria tinggi, 4 anak pada kriteria

sedang, 2 anak pada kriteria rendah. Pada aspek interaksi 34 anak pada kriteria

tinggi, 5 anak pada kriteria sedang, 1 anak pada kriteria rendah. pada aspek tugas

34 anak pada kriteria tinggi, 3 anak pada kriteria sedang, 3 anak pada kriteria

rendah. Pada aspek kerjasama 33 anak pada kriteria tinggi, 5 anak pada kriteria

sedang, 2 anak pada kriteria rendah.

5.1.2 Peningkatan Hasil Belajar Apresiasi Musik Melalui Pendekatan SAVI

Dapat disimpulkan juga pendekatan SAVI dalam pembelajaran apresiasi

musik nusantara dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi

jenis karya musik nusantara.

Hasil belajar siswa dari 40 anak pada pra siklus hanya mencapai 25 %

yang berarti hanya 10 siswa yang memperoleh ketuntasan berdasarkan standar

KKM. Dari hasil belajar yang didapatkan pada pra siklus, peneliti melakukan
66

upaya perbaikan pada siklus I dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan

dengan ketuntasan mencapai 47% yang berarti 18 siswa memperoleh ketuntasan.

Dari hasil yang didapatkan pada siklus I, kemudian peneliti melakukan upaya

perbaikan kembali pada siklus II pertemuan 1 dan hasil belajar siswa mengalami

peningkatan dengan ketuntasan sebesar 65% yang berarti 28 siswa memperoleh

nilai ketuntasan. Dari hasil yang didapatkan pada siklus II pertemuan 1, peneliti

kembali melakukan perbaikan pada siklus II pertemuan 2 dan hasil belajar siswa

mengalami peningkatan yang jauh lebih baik yaitu mencapai 90% yang berarti 36

siswa memperoleh nilai ketuntasan.

Dari hasil Aktivitas dan hasil belajar siswa yang diperoleh siswa di atas

dapat disimpulkan bahwa pendekatan SAVI dalam pembelajaran apresiasi musik

nusantara dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa.

5.2 Saran

5.2.1 Peningkatan Aktivitas

Dalam mata pelajaran seni budaya khususnya pada pembelajaran apresiasi

musik nusantara, guru diharapkan menggunakan pendekatan yang tepat agar siswa

dapat dengan mudah menangkap materi yang diberikan guru. Pembelajaran

dengan pendekatan SAVI dapat meningkatkan aktifitas belajar dalam

pembelajaran apresiasi musik nusantara yang lebih baik.

5.2.2 Peningkatan Hasil Belajar

Dalam pembelajaran apresiasi musik nusantara yang menggunakan

pendekatan SAVI, jika dilihat dari hasil belajar siswa yang diperoleh dapat
67

dikatakan berhasil dengan adanya peningkatan. Dengan adanya penelitian ini

diharapkan guru dapat mengembangkan pendekatan SAVI dalam pembelajaran

apresiasi selanjutnya agar hasil belajar siswa dapat lebih baik lagi.
68

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Dasril. 1990. Pendidikan Seni Musik Buku Guru Sekolah Menengah Atas.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: PT Rineka Cipta.

Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis Penelitian


Pendidikan. Jogjakarta: DIVA Press.

Bastomi, Suwaji. 1989.Wawasan Seni. Semarang: IKIP Semarang.

Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: CV IKIP


Semarang Press.

Depdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

DePorter, Bobbi. 2005. Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di


Ruang Kelas. Bandung: Kaifa.

Hamalik, Oemar. 1985. Media Pendidikan. Bandung: Alumni.

Jazuli, M. 2008. Diktat Teori Kebudayaan. Semarang: Jurusan Sendratasik FBS


UNNES.

Kusumah Wijaya dan Dedi Dwitagama. 2010. Mengenal Tindakan Kelas. Jakarta:
PT. Indeks.

Meier, Dave.2005.The Accelerated Learning Handbook.Bandung: PT Mizan


Pustaka.

MGMP Seni Budaya SMP. 2009. Estetika, Seni Budaya untuk SMP/MTs Kelas
VII. Surakarta: CV. Surya Badra.

Nugroho, Van Afian (2010). Skripsi Pemanfaatan Siaran Musik di Televisi


Sebagai Media Alternatif Pembelajaran Apresiasi Musik. Semarang:
Univesritas Negeri Semarang.

Purnomo, Wahyu dkk. 2010. Terampil Bermusik. Surakarta: CV. Putra Nugraha.

Setiawati, Rahmida dkk. 2007. Seni Budaya 1.Bogor: Yudhistira.

Sudaryo, S. 1994. Strategi Belajar Mengajar 1. Semarang: IKIP Semarang Press.


69

Sumiati, Asra 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:


Kencana Prenada Media Group.

Wadiyo. 1991. Musik Pop Indonesia dan Kemungkinan Penggemarnya Dalam


Pendidikan Seni Musik di Sekolah Dalam Media (No.1 Thn. XVII
April) FPBS UNNES.

http://goez17.wordpress.com/2011/11/23/pendekatan-savi/
( akses 25/2/13. Pkl 09.00 wib)

http://mbahnur.wordpress.com/2010/02/17/pendekatan-savi/
(akses 24/2/13. pkl 21.00.wib)

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2241185-pengertian-aktivitas-
belajar/#ixzz2LnUMe4Vl
(akses 27/2/13. pkl 10.10 wib)

http://yunacahnjati.Blogspot .com/2008/12/ pengertian-musik.html


( akses 27/2/13. pkl. 10.25 wib)
70
71

Unsur Somatis dalam proses pembelajaran apresiasi musik nusantara


( Foto: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013)

Unsur Somatis dalam proses pembelajaran apresiasi musik nusantara


( Foto: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013)
72

Unsur Auditori dalam proses pembelajaran apresiasi musik nusantara


( Foto: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013)

Unsur Auditori dalam proses pembelajaran apresiasi musik nusantara


( Foto: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013)
73

Unsur Visual dalam proses pembelajaran apresiasi musik nusantara


( Foto: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013)

Unsur Visual dalam proses pembelajaran apresiasi musik nusantara


( Foto: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013)
74

Unsur Intelektual dalam proses pembelajaran apresiasi musik nusantara


( Foto: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013)

Unsur Intelektual dalam proses pembelajaran apresiasi musik nusantara


( Foto: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013)
75

Wawancara siswa kelas VIII B SMP N 7 Pemalang


(Foto: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013)

Wawancara dengan Guru mata pelajaran Seni Budaya SMPN 7 Pemalang


(Foto: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013)
76

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PRA SIKLUS


(RPP)

Sekolah : SMP N 7 Pemalang


Kelas : VIII (Delapan)
Semester : 2 (genap)
Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Musik
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar kompetensi : 11. Mengapresiasi karya seni musik
Kompetensi dasar : 11.1 Mengidentifikasi ragam jenis musik etnik
nusantara.

A. Tujuan Pembelajaran
Pada akhir pelajaran siswa dapat:
 Menyebutkan judul lagu yang diperdengarkan.
 Menyebutkan elemen lagu seperti, irama, nada, tempo dan dinamika lagu.
 Menyebutkan instrumen musik yang dipergunakan dalam lagu yang
diperdengarkan.

 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )


Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
Kerja sama ( Cooperation )
Percaya diri ( Confidence )
Kecintaan ( Lovely )

B. Materi Ajar
Musik Nusantara

C. Metode Pembelajaran
Model pendekatan CTL dan Life skill

D. Langkah – langkah pembelajaran


a. Kegiatan Pendahuluan
apresiasi dan motivasi :
Tanya jawab berbagai hal terkait dengan wawasan siswa mengenai materi
yang akan disajikan.
b. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, peneliti dan guru:
 Memberikan ceramah dan informasi tentang materi yang akan
diajarkan.
77

 melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam


tentang topik/tema materi yang akan dipelajari.
 memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara
peserta didik dengan guru.
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, peneliti dan guru:
 membiasakan peserta didik untuk mengamati materi yang diajarkan.
 memfasilitasi peserta didik melakukan tanya jawab terhadap guru
dan peneliti di kelas
 mengidentifikasi berbagai jenis musik nusantara.
 mendiskusikan tentang notasi lagu, elemen musik pada musik
nusantara diantaranya ; seperti irama, tempo, nada, dinamika dll.
 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, peneliti dan guru:
 memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
 memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber.
 memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
berfungsi:
 sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan
peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan
bahasa yang baku dan benar;
 membantu menyelesaikan masalah;
 memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan
hasil eksplorasi;
 memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
 memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
 melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
 merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai
dengan hasil belajar peserta didik;
78

E. Alat/Sumber Belajar
Buku “Seni Budaya .

F. Penilaian
Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
Penilaian
Indikator Pencapaian Teknik Bentuk Contoh
Kompetensi Instrumen
Instrume
n
 Mampu menyebutkan Tes Tes Uraian  Sebutkan karya musik
beragam karya musik Tertulis beserta daerah asalnya
Nusantara sesuai
dengan intrumen
musik yang  Sebutkan alat musik yang
digunakan dipergunakan dalam musik
 Mengidentifikasi yang diperdengarkann
jenis alat musik  Sebutkan unsur musik yang
nusantara digunakan dalam karya musik
 Mendiskripsikan yang diperdengarkan
unsur musik dalam
karya musik
nusantara
79

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1


(RPP)

Sekolah : SMP N 7 Pemalang


Kelas : VIII (Delapan)
Semester : 2 (genap)
Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Musik
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar kompetensi : 11. Mengapresiasi karya seni musik
Kompetensi dasar : 11.1 Mengidentifikasi ragam jenis musik etnik
nusantara.

G. Tujuan Pembelajaran
Pada akhir pelajaran siswa dapat:
 Menyebutkan judul lagu yang diperdengarkan.
 Menyebutkan elemen lagu seperti, irama, nada, tempo dan dinamika lagu.
 Menyebutkan instrumen musik yang dipergunakan dalam lagu yang
diperdengarkan.

 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )


Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
Kerja sama ( Cooperation )
Percaya diri ( Confidence )
Kecintaan ( Lovely )

H. Materi Ajar
Musik Nusantara

I. Metode Pembelajaran
Model pendekatan CTL dan Life skill

J. Langkah – langkah pembelajaran


a. Kegiatan Pendahuluan
apresiasi dan motivasi :
Tanya jawab berbagai hal terkait dengan wawasan siswa mengenai materi
yang akan disajikan.
b. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, peneliti dan guru:
 Menerapkan pendekatan SAVI dengan melibatkan unsur Visual dan
Auditori yaitu dengan memperlihatkan lihat dan mendengarkan
lagu/musik nusantara melalui CD/VCD/kaset/guru.
80

 melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam


tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan
prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
 memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara
peserta didik dengan guru dengan menerapkan unsur Auditori
dengan didahului metode ceramah
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, peneliti dan guru:
 membiasakan peserta didik untuk mengamati pembelajaran lewat
media alat musik angklung.
 mencoba menerapkan unsur Somatis dalam tahap pembelajaran ini
dengan memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir dan
bertindak tanpa rasa takut.
 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di kelas
 mengajak peserta didik untuk mencoba memainkan alat musik
angklung secara individu dan berurutan dengan memainkan kembali
musik yang telah diperdengarkan
 mendiskusikan tentang notasi lagu, elemen music diantaranya ;
seperti irama, tempo, nada, serta dinamika.
 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, peneliti dan guru:
 memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
 memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber,
 mencoba menerapkan unsur Intelektual dangan memfasilitasi
peserta didik melakukan refleksi atau pemecahan masalah terhadap
soal yang diberikan untuk memperoleh pengalaman belajar yang
telah dilakukan,
 memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman melalui
unsur Intelektual yang berfungsi:
 sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan
peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan
bahasa yang baku dan benar;
 membantu menyelesaikan masalah;
 memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan
hasil eksplorasi;
 memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
 memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif.
81

3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, peneliti dan guru:
 bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
 melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
 merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai
dengan hasil belajar peserta didik;
K. Alat/Sumber Belajar
Buku “Seni Budaya .
VCD, CD, kaset, guru
Alat musik tradisional Angklung

L. Penilaian
Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
Penilaian
Indikator Pencapaian Teknik Bentuk Contoh
Kompetensi Instrumen
Instrume
n
 Mampu menyebutkan Tes Tes Uraian  Sebutkan karya musik
beragam karya musik Tertulis beserta daerah asalnya
Nusantara sesuai
dengan intrumen
musik yang  Sebutkan alat musik yang
digunakan dipergunakan dalam musik
 Mengidentifikasi yang diperdengarkann
jenis alat musik  Sebutkan unsur musik yang
nusantara digunakan dalam karya musik
 Mendiskripsikan yang diperdengarkan
unsur musik dalam
karya musik
nusantara
82

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 2


(RPP)

Sekolah : SMP N 7 Pemalang


Kelas : VIII (Delapan)
Semester : 2 (genap)
Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Musik
Alokasi Waktu : 4 x 40 menit
Standar kompetensi : 11. Mengapresiasi karya seni musik
Kompetensi dasar : 11.1 Mengidentifikasi ragam jenis musik etnik
nusantara.

M. Tujuan Pembelajaran
Pada akhir pelajaran siswa dapat:
 Menyebutkan judul lagu yang diperdengarkan.
 Menyebutkan elemen lagu seperti, irama, nada, tempo dan dinamika lagu.
 Menyebutkan instrumen musik yang dipergunakan dalam lagu yang
diperdengarkan.

 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )


Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
Kerja sama ( Cooperation )
Percaya diri ( Confidence )
Kecintaan ( Lovely )

N. Materi Ajar
Musik Nusantara

O. Metode Pembelajaran
Model pendekatan CTL dan Life skill

P. Langkah – langkah pembelajaran


a. Kegiatan Pendahuluan
apresiasi dan motivasi :
Tanya jawab berbagai hal terkait dengan wawasan siswa mengenai materi
yang akan disajikan.
b. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Menerapkan pendekatan SAVI dengan melibatkan unsur Visual dan
Auditori yaitu dengan memperlihatkan lihat dan mendengarkan
lagu/musik nusantara melalui CD/VCD/kaset/guru.
83

 melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam


tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan
prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
 memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara
peserta didik dengan guru dengan menerapkan unsur Auditori
dengan didahului metode ceramah
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 membiasakan peserta didik untuk mengamati pembelajaran lewat
media alat musik angklung.
 mencoba menerapkan unsur Somatis dalam tahap pembelajaran ini
dengan memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir dan
bertindak tanpa rasa takut.
 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di kelas
 mengajak peserta didik untuk mencoba memainkan alat musik
angklung secara berkelompok dan bergantian dengan memainkan
kembali musik yang telah diperdengarkan.
 mendiskusikan tentang notasi lagu, elemen musikdiantaranya ;
seperti irama, tempo, nada, serta dinamika.
 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif.
 memfasilitasi peserta didik meningkatkan prestasi belajar dengan
cara memainkan angklung berkelompok.
 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok;
 memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
 memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber,
 mencoba menerapkan unsur Intelektual dangan memfasilitasi
peserta didik melakukan refleksi atau pemecahan masalah terhadap
soal yang diberikan untuk memperoleh pengalaman belajar yang
telah dilakukan,
 memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman melalui
unsur Intelektual yang berfungsi:
 sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan
peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan
bahasa yang baku dan benar;
84

 membantu menyelesaikan masalah;


 memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan
hasil eksplorasi;
 memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
 memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
 merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai
dengan hasil belajar peserta didik;
Q. Alat/Sumber Belajar
Buku “Seni Budaya .
VCD, CD, kaset, guru
Alat musik tradisional Angklung

R. Penilaian
Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
Penilaian
Indikator Pencapaian Teknik Bentuk Contoh
Kompetensi Instrumen
Instrume
n
 Mampu menyebutkan Tes Tes Uraian  Sebutkan karya musik
beragam karya musik Tertulis beserta daerah asalnya
Nusantara sesuai
dengan intrumen
musik yang  Sebutkan alat musik yang
digunakan dipergunakan dalam musik
 Mengidentifikasi yang diperdengarkann
jenis alat musik  Sebutkan unsur musik yang
nusantara digunakan dalam karya musik
 Mendiskripsikan yang diperdengarkan
unsur musik dalam
karya musik
nusantara
85

FORMAT PENILAIAN AKTIFITAS SISWA

JENIS AKTIFITAS
NO. NAMA SISWA L/P
PERHATIAN INTERAKSI TUGAS KERJASAMA

JUMLAH T (TINGGI)
JUMLAH S (SEDANG)
JUMLAH R (RENDAH)

Keterangan Rerata Aktivitas : T : Tinggi


S : Sedang
R : Rendah
86

FORMAT PENILAIAN HASIL BELAJAR

NO. NAMA SISWA L/P NILAI KET.

JUMLAH
TERTINGGI
TERENDAH
RATA-RATA
KETUNTASAN
87

INSTRUMEN AKTIFITAS SISWA

JENIS AKTIFITAS
NO. NAMA SISWA L/P
PERHATIAN INTERAKSI TUGAS KERJASAMA

JUMLAH T (TINGGI)
JUMLAH S (SEDANG)
JUMLAH R (RENDAH)

Keterangan Rerata Aktivitas : T : Tinggi


S : Sedang
R : Rendah
88

INSTRUMEN HASIL BELAJAR SISWA

NO. NAMA SISWA L/P NILAI KET.

JUMLAH
TERTINGGI
TERENDAH
RATA-RATA
KETUNTASAN
89

INSTRUMEN KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN


Guru juga perlu diamati lebih lanjut karena merupakan tolak ukur

keberhasilan peneliti dalam menerapkan metode pembelajaran baru. Penilaian

dilaksanakan pada aspek pengamatan meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan

inti, dn kegiatan penutup. Masing-masing aspek diberikan penilaian sesuai dengan

kategori, tingkat keberhasilan dilengkapi dengan skor yang telah ditetapkan.

Rentang skor dari penilaian tersebut adalah 3 untuk kategori Tinggi (T), 3 untuk

kategori Sedang (S), dan untuk kategori Rendah (R).

Berikut ini format tabel untuk pengamatan pada guru:

Tingkat
No Indikator Tinggi Sedang Rendah Keterangan

Keterangan Rerata: T : Tinggi


S : Sedang
R : Rendah
90

PEDOMAN WAWANCARA

Responden : Ida Martini, S.Pd (Guru Seni Budaya SMP N 7 Pemalang)

Daftar Pertanyaan:

1. Sejak kapan anda menjadi guru SBK di SMP N 7 Pemalang?

Jawaban: sejak tahun 1995

2. Apakah latar belakang pendidikan anda adalah pendidikan Seni Musik?

Jawaban : iya benar, saya lulusan dari jurusan pendidikan seni musik

Unversitas Negeri Semarang.

3. Barapa jam anda mengajar ?

Jawaban : Saya mengajar mata pelajaran Seni Budaya di SMP N 7 Pemalang

ini mengampu 24 jam pelajaran.

4. Apakah fasilitas sekolah tentang pembelajaran apresiasi musik nusantara

sudah memadai? Berikan bukti konkritnya!

Jawaban : Menurut saya mengenai fasilitas pembelajaran apresiasi di sekolah

sudah cukup baik. Hal ini berdasarkan adanya LCD proyektor

yang menunjang pembelajaran dalam aspek visualisasi.

Kemudian adanya sound speaker yang mendukung program

pembelajaran dalam aspek Auditori. Namun yang masih perlu

ditingkatkan adalah penambahan jumlah unit angklung sebagai

media pembelajaran apresiasi musik nusantara.

5. Apakah lingkungan sekolah sudah mendukung pelaksanaan pembelajaran

apresiasi musik nusantara?

Jawaban : iya, lingkungan sekolah sudah mendukung.


91

6. Strategi apa yang anda gunakan agar siswa tertarik dengan pembelajaran

apresiasi musik nusantara dengan pendekatan SAVI?

Jawaban : melakukan pembelajaran apresiasi dengan cara yang

menyenangkan misalnya lewat penayangan visualisasi dan

melalui permainan kecil dalam proses pembelajaran.

7. Bagaimana proses pembelajaran SAVI dalam apresiasi musik nusantara di

kelas?

Jawaban: Pendekatan SAVI diterapkan dalam rangka apresiasi musik

nusantara sangat tepat. Hal ini dikarenakan dalam pendekatan

SAVI tidak hanya menggunakan satu metode pembelajaran tetapi

setidaknya ada 4 metode pembelajaran yaitu Somatis dengan

menggunakan gerak seluruh tubuh dalam proses pembelajaran,

Auditori dengan berbicara dan mendengarkan, Visual dengan

melihat gambar dan video pembelajaran serta Intelektual dengan

mengajak siswa untuk memecahkan suatu pernyataan yang saya

nilai sangat membantu proses pembelajaran siswa.

8. Tujuan apa yang hendak dicapai pada pembelajaran apresiasi musik

nusantara?

Jawaban : Diharapkan peserta didik dapat mengidentifikasi karya musik

nusantara baik itu dari unsur musik yang ada, alat musik yang

digunakan dan semua yang berkaitan dengan karya musik

nusantara.
92

9. Kendala apa yang dihadapi selama pembelajaran apresiasi musik nusantara

dengan pendekatan SAVI ?

Jawaban : Dalam menggunakan media angklung yang berkaitan dengan unsur

somatis, peserta didik perlu mendapat perhatian dan bimbingan

yang lebih karena tidak semua peserta didik dapat dikondisikan

dengan baik. Hal itu dikarenakan adanya keterbatasan media

angklung yang ada.

10. Bagaimana tindakan anda dalam menghadapi siswa yang belum menguasai

materi?

Jawaban : Memberkan perhatian dan pengajaran yang lebih agar siswa

tersebut dapat memahami materi yang telah diajarkan seperti

peserta didik yang lain

11. Tugas apa yang anda berikan pada siswa berhubungan dengan pembelajaran

apresiasi musik nusantara?

Jawaban : Memberikan tugas mengidentifikasi karya musik nusantara dari

daerah yang lain.

12. Adakah faktor penghambat pelaksanaan pembelajaran apresiasi musik ?

Jawaban : mengenai faktor penghambatnya yaitu misal dalam apresiasi

dengan media angklung, para siswa masih perlu dibimbing guru

dengan diberikan aba-aba tangan, kemudian cara memainkan

angklungnya serta dengan menggunakan notasi, ritmis pun masih

belum benar.
93

13. Bagaimana suasana kelas saat pembelajaran apresiasi musik nusantara

berlangsung?

Jawaban : Suasana kelas walaupun terkadang kurang kondusif saat angklung

dimainkan secara bersamaan dan berkelompok teapi masih dapat

dikondisikan dengan tujuan memberikan proses pembelajaran

yang menarik dan menyenangkan.

14. Bagaimana cara memotivasi siswa agar siswa tetap belajar dengan semangat ?

Jawaban : Mengajak siswa agar lebih bersemangat. Misalnya dengan kata-

kata semangat yang menghibur dan pujian.


94

Responden : Moch. Riziq Syihab ( Siswa kelas VIII B SMP N 7

Pemalang )

Daftar Pertanyaan:

1. Apakah anda suka materi apresiasi musik nusantara dengan media pendekatan

SAVI yang diajarkan saat ini?

Jawaban : Saya suka, karena belajarnya lebih menyenangkan dengan media

angklung dan menonton tayangan video pembelajaran.

2. Apakah yang dimaksud musik nusantara?

Jawaban : Musik yang berasal dari daerah-daerah yang ada di indonesia.

3. Musik nusantara apa yang anda ketahui?

Jawaban : Musik Jawa dengan gamelannya, Musik jawa barat dengan

angklung musik NTT dengan sasandonya dan lain-lain.

4. Apakah anda bisa memainkan alat musik tradisional?

Jawab: Bisa, tadi saya bisa memainkan angklung dengan benar saat

memainkan musik nusantara.

5. Menurut anda, kendala apa yang sulit untuk dipelajari dalam pembelajaran

apresiasi musik nusantara ini ?

Jawaban : memahami materi dengan cara ceramah sulit dimengerti, karena

saya lebih bisa menangkap materi dengan tambahan tayangan video dan

praktik memainkan alat musik tradisional angklung.


95

PEDOMAN OBSERVASI

JUDUL : Penggunaan Pendekatan SAVI Untuk Meningkatkan Aktivitas

Dan Hasil Belajar Apresiasi Musik Nusantara Pada Siswa Kelas

VIII B SMP Negeri 7 Pemalang.

I. Instrument Penelitian
1. Gambaran umum SMP Negeri 7 Pemalang meliputi:
a. Lokasi, letak, dan kondisi lingkungan.
b. Data jumlah siswa
c. Bentuk denah dan kondisi lingkungan.
d. Sarana dan prasarana ruang pendukung
2. Proses pembelajaran apresiasi musik nusantara dengan pendekatan SAVI
meliputi:
a. Materi
b. Tujuan
c. Metode
d. Media Pembelajaran
e. Evaluasi

Pedoman observasi pada saat pelaksanaan pembelajaran:


1. Persiapan siswa sebelum pembelajaran apresiasi dengan pendekatan SAVI
berlangsung.
2. Partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran apresiasi musik dengan
pendekatan SAVI.
3. Aktifitas siswa dalam pembelajaran apresiasi musik dengan pendekatan
SAVI.
4. Organisasi siswa dengan teman kelompok saat mendapatkan tugas.
5. Interaksi siswa dalam mengikuti pembelajaran apresiasi musik nusantara
dengan pendekatan SAVI.
96

PEDOMAN PENILAIAN TEST PENINGKATAN HASIL BELAJAR

APRESIASI MUSIK NUSANTARA MELALUI PENDEKATAN SAVI

Aspek Apresiasi yang Dinilai

A. Kemampuan siswa dalam memahami tentang musik nusantara.

Indikator yang harus dicapai apakah siswa mampu:

1. Menyebutkan pengertian dan makna musik nusantara.

2. Menyebutkan jenis-jenis musik nusantara.

3. Menyebutkan berbagai macam karya musik nusantara.

4. Mengidentifikasi berbagai macam karya musik nusantara.

5. Mengidentifikasi berbagai macam alat musik tradisional nusantara.

II. Butir Kriteria Bentuk Skala Penilaian

Merupakan seperangkat butir kriteria penilaian yang mencerminkan

rangkaian kegiatan, yang merupakan indikator-indikator dari keterampilam yang

diukur atau yang harus ditampilkan oleh siswa. Dalam penyajiannya setelah

ditentukan indikator kemudian ditentukan skala Kriteria penilaian dengan batas

minimal 75. Nilai 75 menunjukan bahwa siswa mampu mencapai batas

kemampuan minimal yang ditetapkan. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut:
97

TABEL BENTUK SKALA PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA

No Nama Siswa L/P Nilai Keterangan

Untuk Skala Penilaian, dapat di ukur dengan menjumlahlahkan dari setiap

kategori Tinggi, Sedang dan Rendah dari aspek-aspek Perhatian, Interaksi, Tugas

dan Kerjasama. Hal itulah yang menunjukan perubahan dari setiap aktivitas pada

siklusnya.
98

TABEL BENTUK SKALA PENILAIAN AKTIFITAS SISWA

JENIS AKTIFITAS
NO. NAMA SISWA L/P
PERHATIAN INTERAKSI TUGAS KERJASAMA

JUMLAH T (TINGGI)
JUMLAH S (SEDANG)
JUMLAH R (RENDAH)

Keterangan Rerata Aktivitas : T : Tinggi


S : Sedang
R : Rendah
99

Materi Pembelajaran
Angklung adalah alat musik terbuat dari dua tabung bambu yang

ditancapkan pada sebuah bingkai yang juga terbuat dari bambu. Tabung-tabung

tersebut diasah sedemikian rupa sehingga menghasilkan nada yang beresonansi

jika dipukulkan. Dua tabung tersebut kemudian ditala mengikuti tangga nada

oktaf. Untuk memainkannya, bagian bawah dari bingkai ini dipegang oleh satu

tangan, sementara tangan yang lain menggoyangkan angklung secara cepat dari

sisi kiri ke kanan dan sebaliknya. Hal ini akan menghasilkan suatu nada yang

berulang. Dengan demikian, dibutuhkan sebanyak tiga atau lebih pemain

angklung dalam satu ensembel, untuk menghasilkan melodi yang lengkap.

Angklung telah populer di seluruh Asia Tenggara, namun sesungguhnya

berasal dari Indonesia dan telah dimainkan oleh etnis Sunda di Provinsi Jawa

Barat sejak zaman dahulu. Kata “angklung” berasal dari dua kata “angka” dan

“lung”. Angka berarti “nada”, dan lung berarti “putus” atau “hilang”. Angklung

dengan demikian berarti “nada yang terputus”.

Pada perioda Hindu dan Kerajaan Sunda, Jawa Barat, angklung memegang

peranan sangat penting pada beberapa upacara ritual masyarakat Sunda dalam

kehidupan sehari-hari. Sebagai perantara dalam ritual, angklung dimainkan untuk

menghormati Dewi Sri, dewi kesuburan, dengan harapan agar negeri dan

kehidupan mereka dapat diberkati. Di kemudian hari, menurut Kidung Sunda, alat

musik ini juga digunakan oleh Kerajaan Sunda untuk penyemangat dalam situasi

pertempuran di Perang Bubat.

Buku Terampil Bermusik SMP Buku Seni Budaya Kelas


100
101

DAFTAR PERTANYAAN SIKLUS I

Pilihan Ganda

1. Musik yang terdapat di wilayah Indonesia / lagu yang tumbuh dan berkembang
di wilayah Indonesia disebut …
a. Musik Perjuangan c .Musik Nusantara
b. Musik Nasional d. Musik Kedaerahan
2. Musik yang terkenal pada suatu saat tertentu dan mudah diterima oleh semua
lapisan masyarakat disebut …
a. Musik Popular c. Musik keroncong
b. Musik Daerah d. Musik Nasional
3. Musik yang lahir karena budaya daerah setempat disebut musik..
a. Nontradisional c. Kontemporer
b. Tradisional d. Klasik
4. Karakter musik daerah yang ada di Indonesia adalah kedaerahan dan..
a. Dinamis c. Populer
b. Sederhana d. Diatonis
5. Musik daerah kebanyakan menggunakan tangga nada..
a. Kromatis c. Pentatonis
b. Diatonis d. Slendro
6. Berasal dari manakah lagu “ Suwe ora jamu”?
a. Kalimantan c. Jawa Barat
b. Lampung d. Jawa Tengah
7. Di bawah ini yang temasuk alat musik tradisional dari jawa barat
a. Sasando c. Gamelan
b. Angklung d. Tifa
8. Di bawah ini yang termasuk karya seni musik dari daerah jawa barat
a. Bubuy bulan c. Suwe ora jamu
b. Butet d. Ampar-ampar pisang
9. Alat musik angklung diatonis diciptakan oleh...
a. Nahum Situmorang c. Makasiga
b. Narto Sabdo d. Daeng Sutisna
10.Di bawah ini yang termasuk lagu-lagu daerah yaitu …
a. Bengawan Solo, Yamko Rambe Yamko, Gambang Suling.
b. Padamu Negeri, Soleram, Apuse
c. Ambilkan Bulan, Apuse, Gambang Suling
d. Suwe ora Jamu, Apuse, Yamko Rambe Yamko

ESSAY

1. Apakah yang dimaksud dengan musik nusantara?


2. Sebutkan 4 lagu tradisional daerah Jawa tengah !
3. Sebutkan 4 alat musik tradisional nusantara indonesia!
4. Sebutkan 4 kesenian musik nusantara beserta daerah asalnya!
5. Sebutkan 4 unsur musik yang ada didalam musik nusantara tersebut!
102

DAFTAR PERTANYAAN SIKLUS II.1

Pilihan Ganda

1. Musik yang lahir karena budaya daerah biasanya bersifat....


a. Musik Daerah c .Musik Nontradisional
b. Musik Popular d. Musik Kontemporer
2. Salah satu musik nontradisional yaitu....
a. Orkes Simfoni c. Arumba
b. Gamelan d. Degung
3. Kumpulan dari berbagai jenis alat musik tradisional yang terbuat dari bambu
adalah....
a. Angklung c. Arumba
b. Tradisional d. Degung
4. Prinsip musik Arumba sama dengan musik....
a. Tarling c. Degung
b. Angklung d. Sasando
5. Musik kedaerahan kebanyakan menggunakan tangga nada..
a. Pelog c. Pentatonis
b. Diatonis d. Slendro
6. Berasal dari manakah lagu “ Bubuy Bulan”?
a. Kalimantan c. Jawa Tengah
b. Jawa Timur d. Jawa Barat
7. Di bawah ini yang bukan temasuk alat musik tradisional dari jawa barat
adalah....
a. Karinding c. Calung
b. Angklung d. Tifa
8. Di bawah ini yang termasuk karya seni musik dari daerah jawa barat?
a. Bungong Jumpo c. Manuk Dadali
b. Ayam Den Lapeh d. Ampar-ampar pisang
9. Di Bawah ini yang termasuk tokoh dalam bidang musik angklung...
a. Mang Udjo c. A.T Mahmud
b. Gesang d. Harry Singgih
10 .Di bawah ini yang termasuk musik nusantara daerah Jawa Barat …
a. Gambang Kromong.
b. Gamelan Degung
c. Gamelan Jawa
d. Tanjidor

ESSAY

1. Musik daerah mempunyai beberapa ciri, sebutkan 4 saja!


2. Sebutkan 4 lagu tradisional daerah Jawa Barat !
3. Sebutkan alat- alat musik tradisional nusantara indonesia!
4. Sebutkan 4 fungsi musik nusantara !
5. Sebutkan 4 unsur musik yang ada didalam musik nusantara tersebut!
103

DAFTAR PERTANYAAN SIKLUS II.2

Pilihan Ganda

1. Angklung, Calung, Arumba merupakan alat musik dari daerah.....


a. Jawa Tengah c .Jawa Barat
b. Jawa Timur d. Yogyakarta
2. Di Bawah ini yang bukan merupakan musik nusantara adalah....
a. Musik Daerah c. Musik Latin
b. Musik Perjuangan d. Musik Keroncong
3. Bersifat turun temurun merupakan ciri khas dari...
a. Musik Pop c. Musik Latin
b. Musik Tradisional d. Musik Rock
4. Ciri yang menonjol dari musik daerah yang ada di Indonesia adalah...
a. Kontemporer c. Alat musik
b. Aransemen d. Kesederhanaan
5. Di Bawah ini yang termasuk alat musik tradisional dari Jawa barat adalah...
a. Gamelan Degung c. Gamelan Jawa
b. Sasando d. Tifa
6. Berasal dari manakah lagu “ Tokecang”?
a. Kalimantan c. Jawa Tengah
b. Jawa Timur d. Jawa Barat
7. Di bawah ini yang bukan alat musik tardisional Indonesia adalah....
a. Tifa c. Gamelan
b. Angklung d. Tabla
8. Di bawah ini yang bukan termasuk karya seni musik dari daerah jawa barat?
a. Angklung c. Arumba
b. Calung d. Tanjidor
9. Di Bawah ini yang termasuk tokoh dalam bidang musik angklung...
a. Mang Udjo, Daeng Sutigna
b. A.T Mahmud, Papa T.Bob
c. Gesang, Mantoes
d. Harry Singgih, Ki Narto Sabdo
10 .Di bawah ini yang termasuk karya musik nusantara dari daerah Jawa Barat …
a. Manuk Dadali, Bubuy Bulan
b. Suwe Ora Jamu, Jangkrik Genggong
c. Kicir-Kicir, Ondel-ondel
d. Butet, Sik sik Sibatumanikam

ESSAY

1. Deskripsikan pengertian musik nusantara!


2. Sebutkan dan jelaskan fungsi musik Nusantara!
3. Musik daerah mempunyai beberapa ciri, sebutkan 4 saja!
4. Sebutkan 4 kesenian musik nusantara beserta daerah asalnya!
5. Sebutkan 4 alat musik tradisional nusantara!
104

TABEL NILAI PRA SIKLUS SISWA KELAS VIII B

SMP NEGERI 7 PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013

No. Nama Siswa L/P Nilai Ket.


1 Amelia Arya Nurfajrina P 75 T
2 Arina Rahma Afisi P 76 T
3 Aris Munandar L 77 T
4 Atikah Riski Aprilia P 67 TT
5 Ayu Surya Pitaloka P 76 T
6 Bella Margaretha P 78 T
7 Brayn Muhammada.Nu.Y L 68 TT
8 Bunga Fadhilah P 65 TT
9 Dandu Aji Nugroho L 76 T
10 Danu Mubarokah P 63 TT
11 Darmanto L 69 TT
12 Dita Ulivia Mediyanti P 66 TT
13 Eko Budi Sutomo L 70 TT
14 Fadlih Praba Tegar L 75 T
15 Faziyyatun Khasanah P 68 TT
16 Hendrawan Ade Saputra L 76 T
17 Ikhwan Firmansyah L 71 TT
18 Ilham Lailatul Romadhon L 76 T
19 Kholifah Nurul Aeni P 70 TT
20 Maftucha Apri Indriani P 74 TT
21 Machmudah Laila Nu Fitria. P 69 TT
22 Mita Aditia Sari P 72 TT
23 Moch. Riziq Syihab L 74 TT
24 Much. Ircham Maulana L 70 TT
25 Nanda Eviana P 76 T
26 Nanda Rizki Amalia P 69 TT
27 Novi Yuliyanti P 75 T
28 Nur Diva Irena Fauzi P 70 TT
29 Nursyah Fajar Subechi L 73 TT
30 Rahma Sarita P 73 TT
31 Rifah Wahid L 70 TT
32 Sindi Julianah P 70 TT
33 Siti Julaiha P 72 TT
34 Taufik Dion Pratama L 70 TT
35 Taufik Hidayat L 73 TT
36 Ufan Faudhil L 69 TT
105

No Nama Siswa L/P Nilai Ket.


37 Wahyu Hidayah P 75 T
38 Wilman Nur Mulya L 69 TT
39 Windiyanti Varadilla P 75 T
40 Yahya Ichsan Apriliagi L 69 TT
Jumlah 2869
Tertinggi 78
Terendah 63
Rata-rata 71,73
Ketuntasan 25%
106

NILAI SIKLUS I SISWA KELAS VIII B

SMP NEGERI 7 PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013

No. Nama Siswa L/P Nilai Ket.


1 Amelia Arya Nurfajrina P 78 T
2 Arina Rahma Afisi P 78 T
3 Aris Munandar L 79 T
4 Atikah Rizki Aprilia P 74 TT
5 Ayu Surya Pitaloka P 80 T
6 Bella Margaretha P 78 T
7 Brayn Muhammad Nu Yunant L 72 TT
8 Bunga Fadhilah P 70 TT
9 Dandu Aji Nugroho L 80 T
10 Danu Mubarokah P 70 TT
11 Darmanto L 74 TT
12 Dita Ulivia Mediyanti P 68 TT
13 Eko Budi Sutomo L 76 T
14 Fadlih Praba Tegar L 80 T
15 Fauziyyatun Khasanah. P 70 TT
16 Hendrawan Ade Saputra L 78 T
17 Ikwan Firmansyah L 74 TT
18 Ilham Lailatul Romadhon. L 78 T
19 Kholifah Nurul Aeni P 74 TT
20 Maftucha Apri Indriani. P 78 T
21 Mahmudah Laila Nu Fitria P 74 TT
22 Mita Aditia Sari P 74 TT
23 Moch. Riziq Syihab L 76 T
24 Much Ircham Maulana L 74 TT
25 Nanda Eviana P 80 T
26 Nanda Rizki Amalia P 74 TT
27 Novi Yuliyanti P 74 TT
28 Nur Diva Irena Fauzi P 72 TT
29 Nursyah Fajar Subechi L 76 T
30 Rahma Sarita P 80 T
31 Rifah Wahid L 72 TT
32 Sindi Julianah P 72 TT
33 Siti Julaiha P 74 TT
34 Taufik Dion Pratama L 70 TT
35 Taufik Hidayat L 76 T
36 Ufan Faudhil L 68 TT
107

No Nama Siswa L/P Nilai Ket.


37 Wahyu Hidayah P 76 T
38 Wilman Nur Mulya L 72 TT
39 Windianti Varadilla P 78 T
40 Yahya Ichsan Apriliagi L 72 TT
Jumlah 2993
Tertinggi 80
Terendah 68
Rata-Rata 74,825
Ketuntasan 47%
108

TABEL NILAI SIKLUS II PERTEMUAN I SISWA KELAS VIII B

SMP NEGERI 7 PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013

No Nama Siswa L/P Nilai Ket.


1 Amelia Arya Nurfajrina P 80 T
2 Arina Rahma Afisi P 80 T
3 Aris Munandar L 81 T
4 Atikah Riski Aprilia P 76 T
5 Ayu Surya Pitaloka P 82 T
6 Bella Margaretha P 80 T
7 Brayn Muhammad Nu Yunant L 74 TT
8 Bunga Fadhilah P 72 TT
9 Dandu Aji Nugroho L 82 T
10 Danu Mubarokah P 72 TT
11 Darmanto L 76 T
12 Dita Ulivia Mediyanti P 70 TT
13 Eko Budi Sutomo L 80 T
14 Fadlih Praba Tegar L 82 T
15 Faziyyatun Khasanah P 74 TT
16 Hendrawan Ade Saputra L 80 T
17 Ikhwan Firmansyah L 76 T
18 Ilham Lailatul Romadhon L 80 T
19 Kholifah Nurul Aeni P 78 T
20 Maftucha Apri Indriani. P 80 T
21 Mahmudah Laila Nu Fitria P 76 T
22 Mita Aditia Sari P 76 T
23 Moch. Riziq Syihab L 78 T
24 Much. Ircham Maulana L 76 T
25 Nanda Eviana P 82 T
26 Nanda Rizki Amalia P 76 T
27 Novi Yuliyanti P 76 T
28 Nur Diva Irena Fauzi P 74 TT
29 Nursyah Fajar Subechi L 78 T
30 Rahma Sarita P 82 T
31 Rifah Wahid L 74 TT
32 Sindi Julianah P 74 TT
33 Siti Julaiha P 76 T
34 Taufik Dion Pratama L 74 TT
35 Taufik Hidayat L 78 T
36 Ufan Faudhil L 70 TT
109

No Nama Siswa L/P Nilai Ket.


37 Wahyu Hidayah P 78 T
38 Wilman Nur Mulya L 74 TT
39 Windianti Varadilla P 80 T
40 Yahya Ichsan Apriliagi L 74 TT
Jumlah 3081
Tertinggi 82
Terendah 70
Rata- rata 77,025
Ketuntasan 65%
110

TABEL NILAI SIKLUS II PERTEMUAN II SISWA KELAS VIII B

SMP NEGERI 7 PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013

No Nama Siswa L/P Nilai Ket.


1 Amelia Arya Nurfarina P 82 T
2 Arina Rahma Afisi P 84 T
3 Aris Munandar L 85 T
4 Atikah Riski Aprilia P 80 T
5 Ayu Surya Pitaloka P 84 T
6 Bella Margaretha P 82 T
7 Brayn Muhammad Nu Yunant L 78 T
8 Bunga Fadhilah P 74 TT
9 Dandu Aji Nugroho L 84 T
10 Danu Mubarokah P 74 TT
11 Darmanto L 78 T
12 Dita Ulivia Mediyanti P 74 TT
13 Eko Budi Sutomo L 82 T
14 Fadlih Praba Tegar L 84 T
15 Fauziyyatun Khasanah P 78 T
16 Hendrawan Ade Saputra L 84 T
17 Ikhwan Firmansyah L 78 T
18 Ilham Lailatul Romadhon L 86 T
19 Kholifah Nurul Aeni P 80 T
20 Maftucha Apri Indriani P 84 T
21 Mahmudah Laila Nu Fitria. P 78 T
22 Mita Aditia Sari P 78 T
23 Moch. Riziq Syihab L 80 T
24 Much Ircham Maulana L 78 T
25 Nanda Eviana P 84 T
26 Nanda Rizki Amalia P 78 T
27 Novi Yuliyanti P 78 T
28 Nur Diva Irena Fauzi P 76 T
29 Nursyah Fajar Subechi L 80 T
30 Rahma Sarita P 84 T
31 Rifah Wahid L 78 T
32 Sindi Julianah P 78 T
33 Siti Julaiha P 78 T
34 Taufik Dion Pratama L 76 T
35 Taufik Hidayat L 80 T
36 Ufan Faudhil L 74 TT
37 Wahyu Hidayah P 80 T
38 Wilman Nur Mulya L 76 T
39 Windianti Varadilla P 82 T
40 Yahya Ichsan Apriliagi L 78 T
111

Jumlah 3189
Tertinggi 86
Terendah 74
Rata- rata 79,725
Ketuntasan 90%
112

TABEL PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTAR SIKLUS

Nilai
S S
No Nama Siswa L/P PS SI II.1 II.2 Ket.
1 Amelia Arya Nurfajrina P 75 78 80 82 T
2 Arina Rahma Sarita P 76 78 80 84 T
3 Aris Munandar L 77 79 81 85 T
4 Atikah Riski Aprilia P 67 74 76 80 T
5 Ayu Surya Pitaloka P 76 80 82 84 T
6 Bella Margaretha P 78 78 80 82 T
7 Brayn Muhammad Nu Y. L 68 72 74 78 T
8 Bunga Fadhilah P 65 70 72 74 TT
9 Dandu aji Nugroho L 76 80 82 84 T
10 Danu Mubarokah P 63 70 72 74 TT
11 Darmanto L 69 74 76 78 T
12 Dita Ulivia Mediyanti P 66 68 70 74 TT
13 Eko Budi Sutomo L 70 76 80 82 T
14 Fadlih Praba Tegar L 75 80 82 84 T
15 Fauziyyatun Khasanah P 68 79 74 78 T
16 Hendrawan Ade Saputra L 76 78 80 84 T
17 Ikhwan Firmansyah L 71 74 76 78 T
18 Ilham Lailatul R L 76 78 80 86 T
19 Kholifah Nurul Aeni P 70 74 78 80 T
20 Maftucha Apri Indriani P 74 78 80 84 T
21 Mahmudah Laila Nu F P 69 74 76 78 T
22 Mita Aditia Sari P 72 74 76 78 T
23 Moch. Riziq Syihab L 74 76 78 80 T
24 Much. Ircham Maulana L 70 74 76 78 T
25 Nanda Eviana P 76 80 82 84 T
26 Nanda Rizki Amalia P 69 74 76 78 T
27 Novi Yuliyanti P 75 74 76 78 T
28 Nur Diva Irena Fauzi P 70 72 74 76 T
29 Nursyah Fajar Subechi L 73 76 78 80 T
30 Rahma Sarita P 73 80 82 84 T
31 Rifah Wahid L 70 72 74 78 T
32 Sindi Julianah P 70 72 74 78 T
33 Siti Julaiha P 72 74 76 78 T
34 Taufik Dion Pratama L 70 70 74 76 T
35 Taufik Hidayat L 73 76 78 80 T
36 Ufan Faudhil L 69 68 70 74 TT
37 Wahyu Hidayah P 75 76 78 80 T
38 Wilman Nur Mulya L 69 72 74 76 T
39 Windianti Varadilla P 75 78 80 82 T
40 Yahya Ichsan Apriliagi L 69 72 74 78 T
113

Jumlah 2869 2993 3081 3189


Tertinggi 78 80 82 86
Terendah 63 68 70 74
Rata- rata 71,7 74,8 77 79,7
Ketuntasan 25% 47% 65% 90%

Keterangan: PS : Pra Siklus


SI : Siklus I
S II.1 : Siklus II pertemuan I
S II.2 : Siklus II pertemuan 2
114

TABEL AKTIFITAS PRA SIKLUS

SISWA KELAS VIII B SMP N 7 PEMALANG

Jenis Aktifitas
No. Nama Siswa L/P
Perhatian Interaksi Tugas Kerjasama
1 Amelia Arya Nurfajrina P T T T S
2 Arina Rahma Afisi P T T T T
3 Aris Munandar L T T T T
4 Atikah Riski Aprilia P R S R S
5 Ayu Surya Pitaloka P T T T T
6 Bella Margaretha P T T T T
7 Brayn Muhammad Nu Y. L S T T T
8 Bunga Fadhilah P R R R S
9 Dandu Aji Nugroho L T T S S
10 Danu Mubarokah P R R S S
11 Darmanto L S S R R
12 Dita Ulivia Mediyanti. P R S S T
13 Eko Budi Sutomo L S S R S
14 Fadlih Praba Tegar L T T T T
15 Fauziyyatun Khasanah. P R R S S
16 Hendrawan Ade Saputra L T T T T
17 Ikhwan Firmansyah L S S R S
18 Ilham Lailatul Romadhon L T T T T
19 Kholifah Nurul Aeni P R R R S
20 Maftucha Apri Indriani. P T T T S
21 Mahmudah Laila Nu F. P R R S T
22 Mita Aditia Sari P S S R S
23 Moch. Riziq Syihab L R R S S
24 Much Ircham Maulana L S S S T
25 Nanda Eviana P T T T S
26 Nanda Rizki Amalia P S S S S
27 Novi Yuliayanti P S S R S
28 Nur Diva Irena Fauzi P R R S S
29 Nursyah Fajar Subechi L S S S R
30 Rahma Sarita P T T T S
31 Rifah Wahid L S S S R
32 Sindi Julianah P S S R S
33 Siti Julaiha P S S S R
34 Taufik Dion Pratama L R R S R
35 Taufik Hidayat L S S S R
115

Jenis Aktifitas
No Nama Siswa L/P Perhatian Interaksi Tugas Kerjasama
36 Ufan Faudhil L S S R R
37 Wahyu Hidayah P R R S S
38 Wilman Nur Mulya L S S R R
39 Windianti Varadilla P T T T T
40 Yahya Ichsan Apriliagi L R R S R
Jumlah T (Tinggi) 13 14 13 12
Jumlah S (Sedang) 15 16 16 18
Jumlah R (Rendah) 12 10 11 10
116

TABEL AKTIFITAS SIKLUS I

SISWA KELAS VIII B SMP N 7 PEMALANG

Jenis Aktifitas
No Nama Siswa L/P
Perhatian Interaksi Tugas Kerjasama
1 Amelia Arya Nurfajrina P T T T T
2 Arina Rahma Afisi P T T T T
3 Aris Munandar L T T T T
4 Atikah Riski Aprilia P T T T T
5 Ayu Surya Pitaloka P T S T T
6 Bella Margaretha P T T T T
7 Brayn Muhammad Nu Y. L S R S S
8 Bunga Fadhilah P S T T T
9 Dandu Aji Nugroho L T T T T
10 Danu Mubarokah P S S R R
11 Darmanto L R R R R
12 Dita Ulivia Mediyanti P R R S S
13 Eko Budi Sutomo L T T T T
14 Fadlih Praba Tegar L T T T T
15 Fauziyyatun Khasanah. P R S S S
16 Hendrawan Ade Saputra L T T T T
17 Ikhwan Firmansyah L T T T T
18 Ilham Lailatul Romadhon L T T T T
19 Kholifah Nurul Aeni P R S R R
20 Maftucha Apri Indriani P T T T T
21 Machmudah Laila Nu F. P R S R S
22 Mita Aditia Sari P S S S R
23 Moch. Riziq Syihab L T T T T
24 Much. Ircham Maulana L S R S S
25 Nanda Eviana P T T T T
26 Nanda Rizki Amalia P T T T T
27 Novi Yuliyanti P S R S R
28 Nur Diva Irena Fauzi P R R S S
29 Nursyah Fajar Irena Fauzi L S R R R
30 Rahma Sarita P T T T T
31 Rifah Wahid L S S S S
32 Sindi Julianah P T T T T
33 Siti Julaiha P T T T T
34 Taufik Dioan Pratama L R S R S
35 Taufik Hidayat L T T T T
36 Ufan Faudhil L S S S R
37 Wahyu Hidayah P T T T T
38 Wilman Nur Mulya L R R S S
39 Windianti Varadilla P T S R R
40 Yahya Ichsan Apriliagi L R S R S
117

Jumlah T (Tinggi) 22 21 22 21
Jumlah S (Sedang) 9 11 10 11
Jumlah R (Rendah) 9 8 8 8
118

TABEL AKTIVITAS SIKLUS II PERTEMUAN I

SISWA KELAS VIII B SMP N 7 PEMALANG

Jenis Aktifitas
No Nama Siswa L/P
Perhatian Interaksi Tugas Kerjasama
1 Amelia Arya Nurfajrina P T T T T
2 Arina Rahma Afisi P T T T T
3 Aris Munandar L T T T T
4 Atikah Riski Aprilia P T T T T
5 Ayu Surya Pitaloka P T T T T
6 Bella Margaretha P T T T T
7 Brayn Muhammad Nu Y. L T T T T
8 Bunga Fadhilah P R S R S
9 Dandu Aji Nugroho L T T T T
10 Danu Mubarokah P S R S S
11 Darmanto L S S R R
12 Dita Ulivia Mediyanti P R S R R
13 Eko Budi Sutomo L T T T T
14 Fadlih Praba Tegar L S R T T
15 Fauziyyatun Khasanah P R S S S
16 Hendrawan Ade Saputra. L T T T T
17 Ikhwan Firmansyah L T T T T
18 Ilham Lailatul Romadhon L T T T T
19 Kholifah Nurul Aeni P S S R R
20 Maftucha Apri Indriani P T T T S
21 Mahmudah Laila Nu Fitria P S S R R
22 Mita Aditia Sari P T T T T
23 Moch. Riziq Syihab L T T S S
24 Much. Irham Maulana L T T T T
25 Nanda Eviana P T T T T
26 Nanda Rizki Amalia P T T T S
27 Novi Yuliyanti P S S T T
28 Nur Diva Irena Fauzi P S R S S
29 Nursyah Fajar Subechi L T T T T
30 Rahma Sarita P T T T T
31 Rifah Wahid L T T T T
32 Sindi Julianah P T T T T
33 Siti Julaiha P T T T T
34 Taufik Dion Pratama L T T T T
35 Taufik Hidayat L T T T T
36 Ufan Faudhil L T T T T
37 Wahyu Hidayah P T T T T
38 Wilman Nur Mulya L S T T T
39 Windianti Varadilla P T S T S
40 Yahya Ichsan Apriliagi L T T T T
119

Jumlah T (Tinggi) 29 29 29 28
Jumlah S (Sedang) 6 7 6 8
Jumlah R (Rendah) 5 4 5 4
120

TABEL AKTIFITAS SIKLUS II PERTEMUAN II

SISWA KELAS VIII B SMP N 7 PEMALANG

Jenis Aktifitas
No Nama Siswa L/P
Perhatian Interaksi Tugas Kerjasama
1 Amelia Arya Nurfajrina P T T T T
2 Arina Rahma Afisi P T T T T
3 Aris Munandar L T T T T
4 Atikah Riski Aprilia P T T T T
5 Ayu Surya Pitaloka P T T T T
6 Bella Margaretha P T T T T
7 Brayn Muhammad Nu Y. L T T T T
8 Bunga Fadhilah P S S R S
9 Dandu Aji Nugroho L T T T T
10 Danu Mubarokah P S S S R
11 Darmanto L T T T T
12 Dita Ulivia Mediyanti P R R R S
13 Eko Budi Sutomo L T T T T
14 Fadlih Praba Tegar L T T T T
15 Fauziyyatun Khasanah P R S R S
16 Hendrawan Ade Saputra L T T T T
17 Ikhwan Firmansyah L T T T T
18 Ilham Lailatul Romadhon L T T T T
19 Kholifah Nurul Aeni P T T T T
20 Maftucha Apri Indriani P T T T T
21 Mahmudah Laila Nu Fitria P T T T T
22 Mita Aditia Sari P T T S T
23 Moch. Riziq Syihab L T T T T
24 Much. Ircham Maulana L T T T T
25 Nanda Eviana P T T T T
26 Nanda Rizki Amalia P T T T T
27 Novi Yuliyanti P T T T T
28 Nur Diva Irena Fauzi P S T T T
29 Nursyah Fajar Subechi L T T T T
30 Rahma Sarita P T S T T
31 Rifah Wahid L T T T T
32 Sindi Julianah P T T T S
33 Siti Julaiha P T T S T
34 Taufik Dion Pratama L T T T S
35 Taufik Hidayat L T T T T
36 Ufan Faudhil L S S R R
37 Wahyu Hidayah P T T T T
38 Wilman Nur Mulya L T T T T
39 Windianti Varadilla P T T T T
40 Yahya Ichsan Apriliagi L T T T T
121

Jumlah (Tinggi) 34 34 34 33
Jumlah S (Sedang) 4 5 3 5
Jumlah R (Rendah) 2 1 3 2
122

HASIL PENGAMATAN TERHADAP GURU PADA PRA SIKLUS

Tingkat
No Indikator Tinggi Sedang Rendah Keterangan
1 Penguasaan materi V
2 Penguasaan teknik V
3 Penguasaan metode V
4 Penguasaan Bahasa V
5 Penguasaan kelas V
6 Penguasaan alat evaluasi V
7 Penyampaian tujuan pembelajaran V Ada, Jelas
8 Penyampaian bahasa pengantar V Mudah dipahami
9 Penyampaian materi pembelajaran V Jelas, runtut
10 Pengelolaan pembelajaran V Sesuai tujuan
123

HASIL PENGAMATAN TERHADAP GURU PADA SIKLUS I

Tingkat
No Indikator Tinggi Sedang Rendah Keterangan
1 Penguasaan materi V
2 Penguasaan teknik V
3 Penguasaan metode V
4 Penguasaan Bahasa V
5 Penguasaan kelas V
6 Penguasaan alat evaluasi V
7 Penyampaian tujuan pembelajaran V Ada, Jelas
8 Penyampaian bahasa pengantar V Mudah dipahami
9 Penyampaian materi pembelajaran V Jelas, runtut
10 Pengelolaan pembelajaran V Sesuai tujuan
124

HASIL PENGAMATAN TERHADAP GURU PADA SIKLUS II

PERTEMUAN I

Tingkat
No Indikator Tinggi Sedang Rendah Keterangan
1 Penguasaan materi V
2 Penguasaan teknik V
3 Penguasaan metode V
4 Penguasaan Bahasa V
5 Penguasaan kelas V
6 Penguasaan alat evaluasi V
7 Penyampaian tujuan pembelajaran V Ada, Jelas
8 Penyampaian bahasa pengantar V Mudah dipahami
9 Penyampaian materi pembelajaran V Jelas, runtut
10 Pengelolaan pembelajaran V Sesuai tujuan
125

HASIL PENGAMATAN TERHADAP GURU PADA SIKLUS II


PERTEMUAN II

Tingkat
No Indikator Tinggi Sedang Rendah Keterangan
1 Penguasaan materi V
2 Penguasaan teknik V
3 Penguasaan metode V
4 Penguasaan Bahasa V
5 Penguasaan kelas V
6 Penguasaan alat evaluasi V
7 Penyampaian tujuan pembelajaran V Ada, Jelas
8 Penyampaian bahasa pengantar V Mudah dipahami
9 Penyampaian materi pembelajaran V Jelas, runtut
10 Pengelolaan pembelajaran V Sesuai tujuan
126
127
128
129
130

Anda mungkin juga menyukai