DPKE-Penentuan Kapasitas Dan Lokasi Pabrik
DPKE-Penentuan Kapasitas Dan Lokasi Pabrik
DPKE-Penentuan Kapasitas Dan Lokasi Pabrik
Tugas Pra-Disain
Tugas Pra-Disain
o Bab 1 Pendahuluan : latar belakang pendirian pabrik
o Bab 2 Basis Desain Data
§ Kapasitas Pabrik
§ Lokasi Pabrik
§ Kualitas Bahan baku dan Produk
o Bab 3 Seleksi dan Uraian Proses
§ Pemilihan Proses (Macam-macam Proses
§ Uraian Proses & Flow-sheet
o Bab 4 Neraca Massa
o Bab 5 Neraca Energi
o Bab 6 Spesifikasi Peralatan
o Bab 7 Analisa Ekonomi
o Daftar Pustaka
o Appendiks: Neraca Massa, Neraca Energi, Spesifikasi
Peralatan, dan Analisa Ekonomi
OVERVIEW DESAIN PABRIK
Hasil Desain:
• Feasible: desain yang menguntungkan
• Possible: desain yang mungkin
• Probable: design yang disukai
• Best design: desain yang optimum atau yang baik
untuk mengatasi masalah
Pendahuluan
o Potensi Pasar (5 th terakhir) :
n Data konsumsi Nasional & Dunia
n Data Produksi Nasional & Dunia
n Data Ekspor
n Data Impor
n Harga Bahan Baku & Produk
o Sifat-sifat Bahan
n Bahan baku,
n Bahan Penunjang,
n Produk
Kebutuhan Sagu Nasional
Perhutani siap dan terus mengembangkan pabrik sagu untuk memenuhi
kebutuhan sagu nasional yang saat ini mencapai 5 juta ton per tahun.
(http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150303164037-85-36427/perhutani-baru-rampungkan-85-
persen-pabrik-sagu-di-papua/)
LATAR
BELAKANG
Indonesia memiliki
potensi sagu yang
besar
90% luasan sagu
di dunia
atau 1,25 juta
ha
LATAR BELAKANG Daerah Hutan Alami
Semi
Kultivasi
Kepulauan
– 10.000 ha
Mentawai
Papua bagian
Sago area 350.000 ha 2.000 ha
Selatan
Bentuk -
Target Produk
Protein %, b/b Minimal 7,0%
Keasamaan mgKOH/100 Maksimal 50/100 gr
gr
Besi (Fe) mg/kg Minimal 50
Zeng (Zn) mg/kg Minimal 30
Vitamin B1
PERHITUNGAN PERHITUNGAN
LINIER DISCOUNTED
Kusnarjo, 2010
Perhitungan secara Linier
Perhitungan secara linier dapat dilakukan
dengan menghitung kenaikan setiap tahun dan
dirata-rata untuk pertumbuhan setiap tahun.
Dari data tersebut, perhitungan pertumbuhan
rata-rata setiap tahun suatu produk pabrik
dihitung menggunakan persamaan :
Keterangan :
i = pertumbuhan rata – rata per tahun
(%)
n = selisih tahun yang diperhitungkan
Kusnarjo, 2010 (-)
Contoh Perhitungan secara
Linier
Pertumbuhan rata-rata produksi Acrolein di
Amerika Serikat, dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Tahun Produksi (ton)
1989 1.176.000
1990 1.470.000
1991 2.837.000
1992 3.906.000
1993 3.515.000
Kusnarjo, 2010
Dari hasil perhitungan pertumbuhan dapat
diambil kesimpulan :
a. Pertumbuhan produksi Acrolein di Amerika
Serikat sebesar 41,42% per tahun
b. Pada data terdapat produksi di tahun 1993
menurun dibandingan dengan data produksi
di tahun 1992 sehingga ketelitian data ini
perlu dipertimbangkan sebelum diambil
keputusan untuk memasukkan data tersebut
sebagai data yang benar.
c. Hasil perhitungan pertumbuhan melebihi dari
kebiasaan pertumbuhan yaitu sebesar 10-
15% per tahun, sehingga hasil perhitungan ini
perlu mendapatkan perhatian yang cermat
sebelum mengambil kesimpulan dalam
penentuan kapasitas produksi pabrik.
Kusnarjo, 2010
Perhitungan secara
Discounted
Menghitung jumlah produk untuk beberapa
tahun ke depan, dapat dipakai cara perhitungan
discounted. Persamaan yang digunakan adalah :
F= P (1+i)n
dimana :
F = jumlah produk pada tahun terakhir
(ton)
P = jumlah produk pada tahun pertama
(ton)
i = pertumbuhan rata-rata per tahun (%)
n = selisih tahun yang diperhitungkan (-)
Kusnarjo, 2010
Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi suatu pabrik ditetapkan
sesudah mengetahui peluang kapasitas yang
jumlahnya sangat dipengaruhi oleh nilai impor,
ekspor, produksi dan konsumsi setiap tahunnya
atau perkembangan industri untuk kurun waktu
tertentu.
Setelah jumlah peluang kapasitas
diketahui maka kapasitas pabrik dapat ditetapkan
dengan berorientasi pada : pasar atau konsumen,
investasi, bahan baku dan kapasitas optimal
reaktor. Kusnarjo, 2010
Neraca massa peluang kapasitas :
Kusnarjo, 2010
KAPASITAS
PABRIK
Kapasitas Pabrik
Penentuan Kapasitas pabrik didasarkan pada :
n Kajian potensi pasar (Data ekspor & Impor)
n Kebutuhan masa mendatang (kebijakan
Pemerintah, trend dunia, …)
n Kapasitas pabrik rata-rata ( yang paling
efisien), Contoh :
o Pabrik Semen : 2 – 3 juta ton/tahun
o Pabrik CPO : 30 – 60 ton TBS/hari
o Pabrik Gula tebu : 5000 – 6000 TCD
Penentuan Kapasitas Pabrik
•
Penentuan Kapasitas Pabrik
Data Pertumbuhan Nilai Tepung Terigu di Indonesia
(https://www.bps.go.id/)
Penentuan Kapasitas Pabrik
Data Prediksi Nilai Impor, Ekspor, Konsumsi, dan Produksi pada Tahun 2020
Rumus :
Kebutuhan tepung terigu tahun 2020 :
F = P (1 + i)n
di mana = (Ekspor + Konsumsi) – (Impor + Produksi)
F = jumlah produk pada tahun tertentu
P = jumlah produk pada tahun terakhir yang diperhitungkan = (322.999,9 + 8.010.402) – (22.779 +
n = selisih tahun yang diperhitungkan
7.743.744)
i = pertumbuhan rata-rata per tahun
= 566.880,2 ton/tahun
Perhitungan Kapasitas
Dari data perkiraan yang telah didapatkan, maka dapat dicari jumlah tepung sagu yang
15%, maka kapasitas produksi pabrik tepung sagu yang akan didirikan pada tahun 2020
• Sehingga memenuhi 15% kebutuhan tepung terigu di Indonesia pada tahun 2020.
Penentuan Kapasitas dan
Seleksi Proses pada
Pabrik Methanol dari
Gasifikasi Batubara
PENDAHULUAN
q Metanol adalah senyawa
Alkohol dengan 1 rantai karbon.
Rumus kimia CH3OH, dengan berat
molekul 32. Titik didih 64-65 oC
(tergantung kemurnian), dan berat
jenis 0,7920-0,7930 (juga
tergantung kemurnian). Secara
fisik metanol merupakan cairan
bening, berbau seperti alkohol,
dapat bercampur dengan air,
etanol, chloroform dalam
perbandingan berapapun,
hygroskopis, mudah menguap dan
mudah terbakar dengan api yang
berwarna biru (Sumber : Spencer, (Indoneisa Invesment, 2017).
1988).
q Dari tahun ke tahun
kebutuhan akan metanol di
Indonesia semakin meningkat.
Sekitar 70% dari produksi
metanol di dunia, digunakan
sebagai bahan baku sintesis
bahan kimia lainnya, terutama
untuk pembuatan
Formaldehyde dan MTBE
(Methyl Tertier Buthyl Ether).
Sedangkan untuk 30% lagi
digunakan sebagai bahan
bakar atau sumber energi.
(Sumber : Ditjen Mineral dan
Batubara)
qDiperkirakan peningkatan
kebutuhan metanol di dunia
sampai dengan tahun 2020
yaitu sebesar 34,175 milyar
gallon atau 3 kali produksi
metanol saat ini sebesar 12,5
Penentuan Kapasitas
Pabrik Methanol dari
Gasifikasi Batubara
Data Produksi Batubara di Indonesia
Tahun 2015
No Perusahaan Jumlah Produksi
1 Adaro Indonesia, Tbk 28,150,271.00
2 Antang Gunung Meratu 5,183,774.85
s
3 Arutmin Indonesia 25,421,457.00
4 Berau Coal 22,322,567.00
5 Borneo Indobara 6,278,020.97
6 Indominco Mandiri 22,487,573.00
7 Kaltim Prima Coal 50,359,639.00
8 Kideco Jaya Agung 28,393,647.00
9 Perkasa Inakakerta 63,379,916.74
10 Lainnya 40,357,055.89
Total 292,335,922.45
Sumatera 21.442.711
Jawa 60.511
Kalimantan 8.645.293
Sulawesi 754.008
Maluku + 167.493
Papua
Total 31.070.015
Produksi = P (1+i)n
= 5.487.646
ton/tahun (1+0,1783)5
= 12.462.583,91
ton/tahun
Data Konsumsi Olein di
Indonesia
Tahun Konsumsi Olein %
Pertumbuh
an
2013 2.218.569
2014 2.421.854 0,0916
2015 2.868.031 0,1842
2016 2.706.071 -0,0565
2017 2.824.908 0,0439
(Sumber : Pusdatin, 2018)
Pertumbuhan Rata-rata per 0,0658
Tahun
Konsumsi = P (1+i)n
= 2.824.908 ton/tahun
(1+0,0658)5
= 3.885.394,57 ton/tahun
Data Impor Olein di
Tahun
Indonesia
Impor Olein (ton) %
Pertumbuh
an
2013 172.459,58
2014 93.031,50 -0,4606
2015 240.461,68 1,5847
2016 190.976,43 -0,2058
2017 286.412,07 0,4997
(Badan Pusat Statistik, 2018)
Pertumbuhan Rata-rata per 0,3545
Tahun
Impor = P (1+i)n
= 286.412,07 ton/tahun
(1+0,3545)5
= 1.305.956,23 ton/tahun
Data Ekspor Olein di
Indonesia
Tahun Ekspor Olein (ton) %
Pertumbuh
an
2013 14.050.642,01
2014 15.630.921,84 0,1125
2015 18.072.052,70 0,1562
2016 15.541.766,60 -0,1400
2017 18.395.402,20 0,1836
(Badan Pusat Statistik, 2018)
Pertumbuhan Rata-rata per 0,0781
Tahun
Ekspor = P (1+i)n
= 18.395.402,20 ton/tahun
(1+0,0781)5
= 26.787.092,87 ton/tahun
Data Jumlah (ton/tahun)
Produksi 12.462.583,91
Konsumsi 3.885.394,57
Impor 1.305.956,23
Ekspor 26.787.092,87
(Kusnarjo, 2010)
Analytical Hierarchy Process
5
Pemilihan Lokasi
Pembuatan Methanol from Natural
Gas Reserves
6
2
Main Indicators for Choosing Plant Locations
Political Enviromental
Set of activities that are associated with
the governance of a country. Due to the Set of activities that are related to or caused by
given journal, there are 3 indicators the surroundings where the plant exist. There
that affecting political indicators. But, are 3 indicators that being used on this AHP
we only choose 1 indicator due to Model
limitation of study
Economical Supporting
Activities which are concerned with the
efficient use of scarce means as can
Infrastructures
Refers to basic systems and services that a region
satisfy the needed.
needs in order to function properly, such as roads,
utilities, airport, etc
6
Political Indicator
Government Regulations
Legal Standing for site building. Legislation imposed by a
government on individuals and private sector firms in order to
regulate or modify the economic behaviours.
6
Economical Indicators
02 Raw Material
Cost of Labor .
Cost
05
03
04
Cost of Power Cost of Land
6
Environmental Indicators
n
tio
Climatic conditions on the regions,
Cli
Constraint such as humidity, wind speed,
llu
ma
average temperature, etc
Constraint that are present related to
Po
te
the plants location ENVIRONMENTAL
Waste Disposal
Waste Disposal
Wastes Disposal Facilities that are offered by the
regions which the plants will be build
6
Supporting Infrastructures Indicators
Availability of Raw
Availability of Labor
Material
Supporting
Transportation Availability of
Facilities Infrastructures Markets
Indicators Availability of
Availability of Power
Industrial Site
Gothwal make scaling
for the importance
factors on the basic of
rating Scale. The results
are from questionnaire-
based surveys and
opinions both from
industry and Academia
Goal : Locations Selection for Methanol Production from Natural Gas Reserves
Indicators
Enviromenta Supporting
Political Economical
l Infrastructures
Governmen Waste
t Disposa Climate
Regulations l
Availabilit Availability
y of of Industrial
Market Site
A B C
7
Indonesia Natural Gas Reserves, 2018
Governments Regulations:
• UU no 39 Tahun 1999, about Special Economic
Zone (SEZ)
• PP no.51 Tahun 2014, about SEZ Tanjung Api-Api
Availability of Labor:
Up to 149000 labors
Cost of Labor:
Rp 3.091.934 • Humidity : 65-100%
Cost of Land Cost of Raw Material • Average Air Temperature : 24-31oC
Rp 150.000/m2 Rp 2.598/m3
• Average Wind Speed : 4-9 km/hour
Cost of Power Cost of Transportation
Rp 996.74/kWh 1.55 USD /MMScf • Precipitation : 2255.9 nm
Special Economic Zone Tanjung Api-api, South Sumatra
8,9,10
Bintuni Bay, West Papua By BP
Main Industries:
• Petrochemical
• Fertilizer
Government Regulations:
• UU No 26 Tahun 2002, tentang pemekaran Bintuni
• Pasal 29, No.2 BAB XIV, Perda Kabupaten Teluk
Bintuni No.1 thn 2019 Tentang Izin Sumber Daya
Alam
Availabilty of Labors:
Up to 20.093 labors
Cost of Labor:
Rp 3.134.600
Main Industries:
• Petrochemical
• Fishery
Government Regulations:
• UU no 39 Tahun 1999, about Special Economic
Zone (SEZ)
• PP no.51 Tahun 2014, about SEZ Tanjung Api-Api
Availability of Labor :
Up to 36.901 labors
Climatic Data
Cost of Labor:
Rp 3.005.383
22.5% Enviromental
23.0% Bintuni Bay
.80
S upporting Infra s tructure s
Bintuni Ba y
Ta njung Api-a pi
Bintuni Ba y
.40
preferred choice of
.50 .30
Other Options
Othe
.40
r Option Othe r Options
Bintuni Bay
.20
location
.30
.20
.10
.10
.00 .00
Political Economical Enviromental Supporting I OVERALL
Obje ctive s Na me s
P olitica l P olitica l
Economica l Economica l
Envirome nta l Envirome nta l
LOKASI
Kedekatan dengan sumber
bahan baku menjadi alasan Kecamatan Gaung Anak
utama pemilihan lokasi Serka, Kabupaten Indragiri
pabrik Hilir, Riau
Tenaga kerja dapat
direkrut dari penduduk
sekitar
◦ Pada tahun 2016 lalu, Provinsi Riau berhasil masuk dalam Museum Rekor Indonesia
(MURI) sebagai bahan pangan berbasis sagu terbanyak dengan menampilkan 369
menu sagu.
(https://www.potretnews.com/berita/baca/2017/03/07/produksi-sagu-riau-diklaim-capai-246-ribu-ton-per-tahun)
Alasan Pemilihan Lokasi Pabrik
◦ Provinsi Riau menargetkan sebanyak 25% bahan makanan pokok berasal dari sagu,
sehingga tidak tergantung lagi dari beras.
◦ Alasan pengalihan penggunaan bahan pangan beras ke sagu ini karena potensi bahan
karbohidrat ini lebih besar ketimbang padi-padian.
◦ Beras dipasok dari daerah tetangga seperti Sumbar, Palembang, dan Sumut sebanyak
751.000 ton dan produksi padi lokal 247.000 ton.
◦ Sementara di sisi lain produksi sagu Riau mencapai 246.000 ton per tahun (terbesar
secara nasional), yang dihasilkan dari lahan seluas 87.000 hektare, tersebar di
Kabupaten Kepulauan Meranti, Indragiri Hilir, dan Kabupaten Bengkalis.
(http://www.antaranews.com/berita/620577/riau-targetkan-25-persen-bahan-makanan-pokok-dari-sagu)
Alasan Pemilihan Lokasi Pabrik
◦ Potensi sagu sangat besar, mulai dari pesisir Selatpanjang Meranti sampai
ke Indragiri Hilir, semuanya ada sagu, tetapi belum dimaksimalkan saja.
(http://riaueksis.com/read-3-6196-2017-03-30-potensi-sagu-di-riau-belum-digarap-maksimal.html)
Alasan Pemilihan Lokasi Pabrik
◦ Akibat gencarnya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan perkebunan
kelapa sawit, akhirnya masyarakat Provinsi Riau 'dianjurkan' makan sagu.
◦ Provinsi Riau kekurangan 415.000 ton beras setiap tahun karena banyaknya
alih fungsi lahan pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit. Hal ini
membuat produksi beras
jauh lebih sedikit dibanding kebutuhan.
(http://riaueksis.com/read-1-5738-2017-02-26-dampak-kian-meluasnya-kebun-sawit-masyarakat-riau-dianjurkan--
makan-sagu.html)
Luas Areal
◦ Luas area tanaman sagu di Provinsi Riau mencapai 82.713 hektar,
dengan total produksi 281.704 ton per hektar per tahunnya.
◦ Luas area tanaman sagu di Kepulauan Meranti 44.657 hektar atau 2,98%
luas tanaman sagu nasional.
(http://m.halloriau.com/read-65623-2015-05-31-sagu-tanaman-kehidupan-warisan-anak-cucu-dan-
investasi-masa-depan.html#sthash.Kzrer1co.dpbs)
Penentuan
Lokasi Pabrik
• Lokasi pabrik di Kabupaten
Indragiri Hilir, Provinsi Riau.
• Luas areal perkebunan sagu di
Kabupaten Indragiri Hilir = 17.969
hektar.
(https://inhilkab.bps.go.id/backend/pdf_publikasi/Ka
bupaten-Indragiri-Hilir-Dalam-Angka-2016.pdf)
Produksi
Bahan Baku
• Total produksi sagu di Kabupaten
Indragiri Hilir : 7.697.308 kg ≈ 7500 ton
/ tahun.
• Total rata-rata produksi : 1.170 kg /
hektar ≈ 1 ton / hektar / tahun.
(https://inhilkab.bps.go.id/backend/pdf_publikasi/Kabupat
en-Indragiri-Hilir-Dalam-Angka-2016.pdf)
Jumlah Penduduk
Proyeksi Penduduk
Sensus Penduduk tahun 2010
(https://riau.bps.go.id/)
Infrastruktur
• Jembatan
Dikenal sebagai Negeri Seribu Jembatan, jembatan-jembatan itu
merupakan infrastruktur yang menghubungkan daerah-daerah
terisolir yang dipisahkan oleh sungai-sungai dan berada di pulau-
pulau. Salah satunya adalah Jembatan Rumbai, yang menjadi akses
utama keluar masuk dari jalur darat.
• Pelabuhan
Terdapat empat pelabuhan laut dan sungai yang berorientasi ekspor-
Impor, yaitu Pelabuhan : Kuala Enok, Kuala Gaung, Sungai Guntung,
dan Pelabuhan Parit 21 Tembilahan. Dari bagian selatan daerah ini,
jarak ke Batam dan Singapura bisa ditempuh dalam waktu 2,5 jam
dengan menggunakan Speed Boat. Untuk lalu lintas ekspor-Impor,
tersedia kapal-kapal Lintas Negara dengan tujuan pelayaran ke
berbagai pelabuhan penting di dunia, khususnya Asia dan Eropa.
• Bandar Udara
Kabupaten Indragiri Hilir juga memiliki Bandar Udara, yaitu Bandara
Tempuling yang telah diuji coba dan telah dioperasikan. Nantinya
Bandara Tempuling dioperasikan melayani rute penerbangan
regional sehingga membuat daerah ini makin mudah diakses sebagai
pintu Gerbang Riau menuju kancah Ekonomi Global.
(http://home.inhilkab.go.id/kondisi-umum/)
Pemilihan Lokasi Pabrik
CHART
1 2 3 4 5 6 7 8
NERACA BATUBARA
Produksi batubara Indonesia cenderung meningkat, sementara itu penggunaan batubara relatif konstan.
Grafik di atas menunjukkan bahwa pasokan bahan baku seperti batubara dijamin. Stabilitas pasokan
bahan baku akan mempengaruhi kelancaran dan kontinuitas produksi.
Petrokimia di Indonesia Terus Memiliki Selisih yang Melebar An
tara Penawaran dan Permintaan
Ethylene
(KT/A) 2,357(1)
1900
1384 1638
(457)(1)
(Chandraasri,2017)
(524)
(748) (758)
2016 2020 2023
(Kemenperin, 2019)
Welcome!!
Ethylen dari batubara
PEMILIHAN LOKASI PABRIK
Insert the title of your subtitle Here
? CILEGON
(Dekat pemasaran)
SUMATERA SELATAN
(Dekat bahan baku)
ASPEK BAHAN BAKU
(ESDM,2016)
Batubara adalah berupa sedimen organik bahan bakar hidrokarbon padat yang terbentuk dari
tumbuh-tumbuhan yang telah mengalami pembusukan secara biokimia, kimia dan fisika
dalam kondisi bebas oksigen yang berlangsung pada tekanan serta temperatur tertentu pada
kurun waktu yang sangat lama
ASPEK BAHAN BAKU
Kapasitas
Polytama Lainnya Total
('000 ton per tahun)
Ethylene 860 860
Propylene 470 608 1,078
LLDPE 200 200 400
HDPE 136 250 386
Polypropylene 480 45 240 765
Ethylene Dichloride 644 370 1,014
Vinyl Chloride Mon 734 130 864
omer
Polyvinyl Chloride 507 95 202 804
Ethylene Oxide 240 240
Ethylene Glycol 220 220
Acrylic Acid 140 140
Butanol 20 20
Ethylhexanol 140 140
Py-Gas 400 400
Crude C4 315 315
Butadiene 100 100
Benzene 125 400 525
Para-Xylene 298 540 838
Styrene 340 340
Total 3,301 450 1,076 240 1,885 595 940 962 9,449
CAP memiliki jenis produk yang paling beragam dan merupakan produsen dominan dengan
pangsa pasar sebesar 35% dari kapasitas produksi olefins dan polymers di Indonesia
( Chandraasri, 2017)
Pertumbuhan dan Kapasitas Pasokan Ethylene Global
Pertumbuhan Pasokan Ethylene Global
200
90%
150
100
80%
50
0 70%
2009 2011 2013 2015 2017 2019 2021 2023
Total Capacity (with Unsactioned Capacity) Total Capacity (with No Unsactioned Capacity)
Ethylene Consumption
Operating Rates (with No Unsactioned Capacity)
Operating Rates (with Unsactioned Capacity)
Kapasitas Produksi Ethylene : 218MT pada 2023 Kapasitas Baru Berdasarkan Wilayah : 25MT (2017 – 2023)
Naphtha/Liquids
NGLs Cracking Cracking
44% 45%
Europe
19%
China
20%
( Chandraasri.com,2017)
Pelabuhan Tanjung Api-Api
Aspek
Transportasi
Pelabuhan tanjung merak sebagai gerbang
pengiriman ethylene untuk dipasarkan ke Pulau
Jawa, lebih tepatnya ke industri petrochemical
(Earth.google,2019)
Cilegon,
Banten
Banyuasin,
Sumsel
(BPS,2017)
PENYEDIA AIR (Cilegon)
(BPS,2017)
PENYEDIA BAHAN BAKAR
(PSG, 2015)
PENYEDIA LISTRIK
Rp. Rp.
997/kWh 1.191/kWh
SDM UMR
75% 25%
UMR
SDM
Dengan
Dengan mempertimbangkan tingkat
mempertimbangkan UMR di Sumatera Selatan
tingkat populasi di (Banyuasin) Rp. 2.849.446
Sumatera Selatan dan dan di UMR di Cilegon Rp.
Cilegon 3.913. 078
UMK
DETIK FINANCE,2018
SDM
BPS,2017
Aspek Kondisi Lingkungan
Ed Kes
75% 25%
Edukasi Kesehatan
Dengan Faktor tingkat penyakit
mempertimbangkan disebabkan
lulusan warga di lingkungan sekitar,
daerah sekitar. untuk menunjang agar
pegawai sehat
EDUCATION
(BPS,2017)
KESEHATAN
(BPS,2017)
ASPEK KETERSEDIAAN LAHAN
(banten.bps.go.id,2016)
(sumsel.bps.go.id,2017)
CILEGON SUMATERA SELATAN
Luas wilayah
Regionalkompas.com
Ketersediaan Lahan (Cilegon)
Tanda Merah menandakan ketersediaan lahan dan Rencana pembangunan pabrik
peta.bpn.go.id 2019
Harga Lahan (SumSel)
Tanda Merah menandakan ketersediaan lahan dan Rencana pembangunan pabrik
peta.bpn.go.id 2019
KESIMPULAN