Format Baru SOP Lokal Gardu Induk
Format Baru SOP Lokal Gardu Induk
Format Baru SOP Lokal Gardu Induk
Wakil Manajemen
Dibuat
Mutu
Wakil Manajemen
Diperiksa
Integrasi
“Dilarang menyalin dan menggandakan dokumen ini, tanpa persetujuan dari manajemen
PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Transmisi Makassar”
PROSEDUR OPERASI STANDAR LOKAL
GARDU INDUK JENEPONTO
SOP/
PT PLN (Persero) No. Dokumen Tanggal 13/02/2017
…/UPT/JNPTO/2017
UPT Makassar
No. Revisi 00 Halaman 2 dari 15
No.
Bagian
Copy
01 Dokumen Master
02 Manager UPT
06 MB PDKB
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
kontinuitas dan kesiapan operasi jaringan transmisi dan peralatan utama / bantu
instalasi Gardu Induk yang dinyatakan siap operasi.
4. DCC Utara, adalah Dispatcher APD Utara yang bertugas. Berfungsi menjamin
terselenggaranya kontinuitas dan pelayanan listrik ke konsumen dan permulihan
jaringan distribusi tegangan menengah yang terganggu.
B. PEMBEBASAN TEGANGAN
Tindakan oleh Operator Gardu Induk
1. Periksa izin/persetujuan pelaksanaan pemeliharan peralatan dengan berkoordinasi
Dispatcher untuk peralatan Tegangan Tinggi ( 150kV ).
2. Pelajari Working permit pembebasan yang telah dibuat oleh bagian operasi TRAGI
Bulukumba.
3. Catat stand kWh-meter terakhir bay peralatan yang akan dibebaskan tegangannya
dan bay peralatan yang akan di manuver sesuai working permit.
4. Periksa pengukuran dan kondisi terakhir peralatan yang akan dibebaskan
tegangannya.
5. Posisikan “SUPERVISORY REMOTE” semua selektor switch PMT dan PMS di
panel peralatan di ruang kontrol untuk bay peralatan yang akan dipelihara atau yang
dimanuver.
PROSEDUR OPERASI STANDAR LOKAL
GARDU INDUK JENEPONTO
SOP/
PT PLN (Persero) No. Dokumen Tanggal 13/02/2017
…/UPT/JNPTO/2017
UPT Makassar
No. Revisi 00 Halaman 6 dari 15
C. PEMBERIAN TEGANGAN
Tindakan oleh Operator Gardu Induk
1. Buka PMS Ground dan Grounding Lokal bersama dengan Pengawas Pekerjaan.
2. Posisikan “REMOTE” selektor switch lokal-remote PMT dan PMS di switchyard
& kubikel 20kV pada bay peralatan yang akan dinormalkan.
3. Posisikan “SUPERVISORY REMOTE” selektor switch SCADA PMT dan PMS
di panel ruang kontrol pada bay peralatan yang akan dinormalkan.
4. Lepaskan tagging di panel ruang kontrol untuk bay peralatan yang akan
dinormalkan.
5. Laksanakan urutan manuver peralatan tegangan tinggi ( 150kV ) sesuai Working
Permit Pemberian Tegangan atas perintah Dispatcher UPB.
6. Laksanakan urutan manuver penormalan peralatan tegangan menengah (20kV)
sesuai Working Permit Pemberian Tegangan dengan berkoordinasi Dispatcher
dan DCC Utara.
7. Periksa pengukuran dan kondisi terakhir peralatan yang telah dinormalkan.
PROSEDUR OPERASI STANDAR LOKAL
GARDU INDUK JENEPONTO
SOP/
PT PLN (Persero) No. Dokumen Tanggal 13/02/2017
…/UPT/JNPTO/2017
UPT Makassar
No. Revisi 00 Halaman 7 dari 15
1. Hilang tegangan
PROSEDUR OPERASI STANDAR LOKAL
GARDU INDUK JENEPONTO
SOP/
PT PLN (Persero) No. Dokumen Tanggal 13/02/2017
…/UPT/JNPTO/2017
UPT Makassar
No. Revisi 00 Halaman 8 dari 15
B. HILANG TEGANGAN
Yang dimaksud dengan “Hilang Tegangan”, adalah Kondisi tidak adanya profil
tegangan 150kV pada rel A dan B di GI Jeneponto, sehingga menyebabkan padamnya
rel 20kV dan Trafo Pemakaian Sendiri. Gangguan tersebut dapat berupa Padam Total
( Blackout ) atau Pemadaman Meluas di grid. Dispatcher UPB akan menginformasikan
kondisi sistem ke Operator GI untuk gangguan tersebut.
6. Tunggu informasi dari Dispatcher UPB untuk penormalan PMT 150kV dan PMT
20kV.
Untuk Line yang trip dengan indikasi gangguan 2 (dua) fasa atau 3 (tiga)
fasa, sebelum penormalan harus mendapat konfirmasi kesiapan operasi kembali dari
Piket Har TRAGI.
Jika PMT Line trip dengan indikasi gangguan 1 (satu) fasa dan indikasi
reclose muncul ( reclose lockout), Off-kan switch reclosing.
Dispatcher UPB akan memerintahkan penormalan kembali setelah
mendapat konfirmasi kesiapan operasi instalasi dari Transmisi dan Gardu Induk
Bulukumba.
Apabila line transmisi sudah kembali normal, switch reclose dikembalikan
ke posisi “ON”.
Yang dimaksud dengan Gangguan Internal Trafo, adalah gangguan pada zona
pengamanan Trafo Distribusi. Gangguan tersebut seharusnya mentripkan PMT di
kedua sisi trafo ( 150KV & 20kV ), indikasi yang muncul untuk gangguan internal,
seperti; Diferensial relay, Pressure Relief, Bucholz, dan Restricted Earth Fault ( REF ).
V. KONDISI ABNORMAL
A. DEFINISI
Yang dimaksud dengan Kondisi Abnormal, adalah kondisi di mana instalasi/peralatan
yang beroperasi mengalami ketidakwajaran, seperti : tegangan terlalu tinggi atau terlalu
rendah ( over-voltage / under voltage ), temperature terlalu tinggi pada trafo atau NGR,
bunyi mendengung yang berlebihan pada trafo, ketidakseimbangan fasa yang besar pada
penyulang, flashover/sparkover, dll.
C. TEGANGAN LEBIH
Tegangan lebih termasuk kategori kondisi abnormal. Jika profil tegangan 150kV rel
A/B berada di atas 157kV atau profil tegangan 20kV berada di atas 21kV, maka
Operator harus segera mengatur tap trafo distribusi secara manual sehingga profil
tegangan 20kV tetap bertahan pada tegangan nominalnya ( 20,0 – 21,0 kV ).
PROSEDUR OPERASI STANDAR LOKAL
GARDU INDUK JENEPONTO
SOP/
PT PLN (Persero) No. Dokumen Tanggal 13/02/2017
…/UPT/JNPTO/2017
UPT Makassar
No. Revisi 00 Halaman 14 dari 15
B. TINDAKAN OPERATOR GI
Dalam kondisi darurat, Operator dapat melakukan pelepasan dan pembebasan tegangan
pada instalasi/peralatan yang terganggu hanya jika hal tersebut sangat diperlukan untuk
mencegah timbulnya bahaya atau kerugian yang lebih besar. Operator segera
menginformasikan ke Dispatcher dan Piket Har setelah tindakan darurat dilakukan.
VII. PENUTUP
1. Dengan dikeluarkannya Standard Operasi Prosedur Lokal ini, maka SOP Lokal
sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi.
2. Hal-hal lain yang belum diatur dalam Prosedur Operasi Standar Lokal ini, akan
ditentukan kemudian.
Makassar, 13 Februari 2017.
Menyetujui :
MENGETAHUI:
WARSONO