PB7 Pengantar Penilaian Pembelajaran
PB7 Pengantar Penilaian Pembelajaran
PB7 Pengantar Penilaian Pembelajaran
A. Tujuan
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat
memahami dasar-dasar pelaksanaan penilaian dan evaluasi pembelajaran.
C. Uraian Materi
Menurut Airasian (2005) penilaian (Assessment) adalah proses pengumpulan,
penggabungan-pengelolaan (synthesizing), dan penginterpretasian informasi
dalam rangka membuat keputusan. Dalam dunia pendidikan, penilaian
merupakan bagian integral dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu,
penilaian dalam kegiatan belajar mengajar dilakukan untuk membantu dalam
pembuatan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan berbagai aspek dalam
kegiatan tersebut. Sebagai contoh, dengan melaksanakan penilaian, pendidik
dapat mengetahui kemampuan yang telah dikuasai oleh siswa, efektifitas dari
metode dan strategi mengajar yang digunakan, dan keberhasilan peserta didik
dalam meraih tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Berdasarkan
hasil penilaian, pendidik dapat mengambil keputusan secara tepat untuk
menentukan langkah yang harus dilakukan selanjutnya. Demikian pentingnya
kegiatan penilaian, sehingga tidak mengherankan jika Stiggins dan Conklin
menyatakan bahwa 1/3 hingga ½ waktu pembelajaran dikelas digunakan untuk
kegiatan penilaian (Valencia, 2002). Tentunya penilaian yang dimaksud Stiggins
dan Conklin diatas adalah penilaian yang tidak semata-mata berbentuk tes,
82
namun adalah penilaian dalam berbagai jenis dan bentuk yang akan dibahas
lebih lanjut.
Hal ini sesuai dengan apa yang telah dituangkan dalam Undang-Undang No. 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 58 ayat (1) yang
menyatakan bahwa evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik
untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik
secara berkesinambungan.Dengan demikian proses penilaian dilakukan sebelum
pembelajaran, selama pembelajaran, serta setelah pembelajaran berakhir.
83
Perbedaan Penilaian, Tes, Pengukuran, dan Evaluasi
Istilah penilaian (assessment) seringkali rancu dengan beberapa istilah lain yaitu
pengujian/tes (test), pengukuran (measurement), dan evaluasi (evaluation).
Hubungan antara ke empat istilah tersebut dapat digambarkan dalam diagram
berikut ini (Nitko dan Brookhart, 2007).
Penilaian
Digunakan untuk memperoleh informasi mengenai siswa melalui:
Tes Non-Tes
Pengukuran
Untuk memberi label kualitatif pada Untuk memberi skor pada siswa
sisea
Digunakan untuk menentukan keberhasilan belajar siswa dengan proses yang disebut
Evaluasi
84
yang dibutuhkan guru tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan
berbagai teknik penilaian yang akan dibahas pada bagian selanjutnya.
Tes (pengujian) adalah konsep yang lebih sempit daripada penilaian. Tes
adalah sebuah instrumen atau prosedur sistematis untuk memberikan
gambaran atas seorang siswa baik dengan menggunakan skala angka
maupun dengan klasifikasi atau kategori tertentu. Contoh, pada penilaian
dengan menggunakan teknik tes tertulis berupa pilihan ganda skor berupa
angka yang diperoleh siswa ditentukan dari jumlah jawaban yang benar.
Sedangkan pada tes psikologi belajar, seorang siswa dapat dikategorikan
sebagai seorang pembelajar visual, auditorial, atau kinestetik. Atau pada tes
kepribadian, seseorang dapat diklasifikasikan sebagai sanguinist, melankolist,
plegmatist, atau kolerist.
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa penilaian tidak selalu menggunakan
pengukuran. Saat penilaian siswa dilakukan dengan menggunakan label-label
85
atau kategori kualitatif, siswa tersebut di “nilai” tetapi tidak sedang di “ukur”.
Sehingga, penilaian adalah istilah yang lebih luas daripada pengujian (tes)
dan pengukuran (measurement) karena tidak semua penilaian dilakukan
melalui pengukuran.
Tujuan Penilaian
Penilaian penempatan
dilakukan dengan tujuan untuk menempatkan siswa pada kelompok belajar
yang sesuai dengan kemampuannya, sehingga proses pembelajaran yang
diikuti menjadi efektif.
Penilaian formatif
dilakukan pada saat siswa sedang berada dalam proses pembelajaran.
Tujuan dari evaluasi formatif adalah untuk memberi masukan dan gambaran
mengenai efektifitas proses pembelajaran yang telah dilakukan yang dapat
digunakan sebagai landasan dalam melakukan proses perbaikan dan
peningkatan efektifitas pembelajaran (Airasian, 2005). Kuis atau latihan soal
merupakan contoh penilaian formatif yang dapat dilakukan. Disamping itu,
lontaran-lontaran pertanyaan oleh guru kepada siswa selama proses belajar
berlangsung di kelas untuk mengetahui apakah siswa memahami apa yang
telah disampaikan juga merupakan salah satu bentuk evaluasi formatif.
86
Penilaian diagnostik
dilakukan sebagai tindak lanjut atas hasil yang diperoleh dari penilaian
formatif. Tujuannya adalah untuk mengetahui kesulitan-kesulitan belajar
siswa secara spesifik. Melalui penilaian formatif dapat diketahui bagian dari
pelajaran yang masih belum dikuasai oleh siswa, penilaian diagnostik
dilakukan untuk mengetahui penyebab dari kekurangan tersebut. Penilaian
diagnostik dapat dilakukan melalui tes tertulis, tes perbuatan, penilaian diri,
atau pengamatan guru.
Penilaian sumatif
dilakukan pada saat siswa telah menyelesaikan serangkaian tahap
pembelajaran tertentu untuk menentukan tingkat keberhasilan belajar mereka
(Airasian, 2005). Termasuk dalampenilaian sumatif adalah ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian sekolah, dan ujian
nasional. Masing-masing jenis ulangan dan ujian ini telah dijelaskan dalam
Undang-Undang nomor 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian. Hasil
penilaian sumatif dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran
yang telah dilaksanakan. Disamping itu, yang perlu diperhatikan adalah
bahwa hasil-hasil evaluasi sumatif siswa dapat dijadikan sebagai bahan
evaluasi formatif atas efektifitas dan kualitas program pembelajaran yang
telah dijalankan oleh guru dan sekolah. Gambaran di atas semakin
memperjelas posisi penilaian sebagian bagian integral dari proses
pembelajaran/kegiatan pendidikan (assessment for learning).
Oleh karena itu, tidak bisa dipungkiri bahwa kegiatan penilaian kadang (atau
bahkan sering) melibatkan unsur subjektifitas, inkonsistensi dan bias dari
pelaku evaluasi (dalam konteks disini: guru) (Nitko dan Brookhart, 2007). Hal
tersebut dapat terjadi, bahkan pada saat evaluasi didasarkan atas informasi
yang berasal dari sebuah kegiatan pengukuran yang sering dikatakan sebagai
informasi kuantitatif yang relatif objektif. Misalnya, jika pengukuran dilakukan
dengan menggunakan instrumen skala angka (misalnya, skala 1 sampai 5),
untuk menilai aspek kepribadian siswa, penentuan skor 1, 2, 3, 4, atau 5
sangat mungkin dipengaruhi oleh subjektifitas guru, serta mengandung
potensi inkonsistensi serta bias yang cukup tinggi. Untuk mengurangi unsur
subjektifitas, inkonsistensi, serta bias tersebut, guru perlu membuat sebuah
87
rubrik yang menjelaskan dengan sangat rinci kriteria dari setiap pilihan skor 1,
2, 3, 4, dan 5.
88
tersebut berada pada kelompok siswa yang meraih hasil belajar diatas rata-
rata kelas, sementara jika rata-rata kelas adalah 7 maka siswa tersebut
berada pada kelompok siswa yang meraih hasil belajar dibawah rata-rata
kelas.
Prinsip Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik meliputi prinsip umum dan
prinsip khusus. Prinsip umum dalam Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
adalah sebagai berikut.
1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur.
2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang
jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta
didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang
agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu
komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
89
5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang
berkepentingan.
6. Holistik dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik
mencakup semua aspek kompetensi dan dengan menggunakan
berbagai teknik penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang harus
dikuasai peserta didik.
7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku.
8. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
teknik, prosedur, maupun hasilnya.
9. Edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan
peserta didik dalam belajar.
Prinsip khusus dalam Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berisikan prinsip-
prinsip Penilaian Autentik sebagai berikut.
90
14. Menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata.
Untuk itu maka, kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki oleh peserta didik
setelah mengikuti pembelajaran IPS mencakup (BSNP, 2009):
91
mengambil peluang sesuai dengan perkembangan zaman. Contoh
kecakapan personal dalam lingkup IPS adalah kemampuan berpikir kritis
dan memecahkan masalah.
• Keterampilan sosial: yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup dalam
masyarakat yang memiliki berbagai latar belakang sosial dan budaya,
masyarakat demokrasi, dan masyarakat global yang penuh persaingan dan
tantangan. Keterampilan di antaranya adalah keterampilan berkomunikasi
baik lisan maupun tertulis, serta keterampilan bekerjasama dengan orang
lain baik dalam kelompok kecil maupun besar.
Apabila empat poin kemampuan yang diharapkan dimiliki peserta didik dari
pembelajaran IPS yang disebutkan oleh BSNP di atas dikaitkan dengan tiga
jenis tujuan pembelajaran IPS yang disampaikan oleh Widoyoko, maka terlihat
bahwa poin pertama akan mengembangkan keterampilan akademik, poin
kedua dan ketiga sesuai dengan keterampilan personal, dan poin keempat
sejalan dengan keterampilan sosial. Dari uraian mengenai tujuan
pembelajaran IPS diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS
mencakup ranah/dimensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Berikut ini diberikan contoh materi penilaian ranah pengetahuan pada enam
tingkat berpikir dalam mata pelajaran IPS berdasarkan Taxonomi Bloom:
92
Kategori Contoh materi penilaian
93
melihat serangkaian respon, jawaban atau sikap dan perbuatan seseorang
yang dianggap sebagai indikator/gejala/manifestasi dari kualitas/kemampuan
sikap seseorang. Namun, berbeda dengan penilaian pada ranah pengetahuan
yang memiliki jawaban atau ketentuan yang dianggap benar, penilaian pada
ranah sikap dilakukan untuk mengukur apa yang rasakan, yang diyakini, sikap
dan perilaku serta tidak memiliki ukuran-ukuran/kriteria-kriteria benar-salah
yang tegas, namun merupakan sebuah rentang (continuum) tertentu
berdasarkan nilai-nilai/norma-norma yang bersifat universal.
94
tes) jauh lebih rumit daripada penyusunan instrumen penilaian untuk ranah
pengetahuan
D. Aktivitas Pembelajaran
Agar pemahaman peserta mengenai materi ini semakin baik, kerjakan
aktivitas-aktivitas pembelajaran berikut.
1. Aktivitas Pembelajaran 1
Secara individu atau berkelompok (4 sampai 5 orang) dengan bahasa
anda sendiri, jelaskan keterkaitan antara: penilaian, tes, pengukuran, dan
evaluasi. Tuliskan hasil pekerjaan anda pada Lembar Kerja 2.5 dibawah
ini. Jika diminta, anda juga dapat menuliskannya pada kertas plano
kemudian tempelkan hasil pekerjaan anda pada dinding.
2. Aktivitas Pembelajaran 2
Berikan contoh dari pelaksanaan penilaian Sumatif, Formatif, Diagnostik,
dan Penempatan. Gunakan Lembar Kerja 2.6 dibawah ini.
SUMATIF
FORMATIF
DIAGNOSTIK
95
PENEMPATAN
3. Aktivitas Pembelajaran 3
Jelaskan ciri-ciri dari Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan
Kriteria (PAK). Gunakan Lembar kerja 2.7 dibawah ini.
4. Aktivitas Pembelajaran 4.
Berikan masing-masing 1 contoh materi penilaian dalam IPS terpadu pada
masing-masing level taksonomi Bloom. Contoh adalah selain dari yang
sudah tertera pada uraian materi diatas. Gunakan Lembar Kerja 2.8
dibawah ini.
96
Level Taksonomi Contoh penilaian
Pengetahuan
Pemahaman
Aplikasi
Analisis
Sintesis
Evaluasi
E. Latihan
1. Penilaian yang ditujukan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan belajar
siswa secara khusus disebut dengan penilaian ...
A. Formatif
B. Diagnostik
C. Sumatif
D. Penempatan
97
C. Evaluasi
D. Aplikasi
5. Prosedur untuk memberikan angka (yang biasa disebut skor) atas atribut
atau karakteristik tertentu dari seseorang sehingga angka tersebut dapat
memberikan gambaran sejauh mana orang tersebut memiliki atribut atau
karakteristik tertentu tersebut disebut dengan… .
A. evaluasi
B. penilaian
C. pengukuran
D. tes
98
8. Pernyataan dibawah ini yang PALING mencerminkan penilaian acuan
norma adalah ...
F. Rangkuman
Penilaian (Assessment) adalah proses pengumpulan, penggabungan-
pengelolaan (synthesizing), dan penginterpretasian informasi dalam rangka
membuat keputusan. Tes adalah sebuah instrumen atau prosedur sistematis
untuk memberikan gambaran atas seorang siswa baik dengan menggunakan
skala angka maupun dengan klasifikasi atau kategori tertentu. Pengukuran
adalah sebuah prosedur untuk memberikan angka (yang biasa disebut skor)
atas atribut atau karakteristik tertentu dari seseorang sehingga angka tersebut
dapat memberikan gambaran sejauh mana orang tersebut memiliki atribut
atau karakteristik tertentu tersebut. Evaluasi adalah sebuah kegiatan
sistematis untuk menentukan/menetapkan/memu-tuskan (judging)
keberhasilan belajar siswa berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Berdasarkan
tujuannya, penilaian dapat dibedakan menjadi empat, yaitu: penempatan,
formatif, diagnostik, dan sumatif.
Acuan dalam penilaian ada dua: Norma dan Kriteria. Dengan pendekatan
Penilaian Acuan Norma hasil belajar seorang siswa dibandingkan dengan
hasil belajar dari siswa lain dalam satu kelompok (kelas). Sedangkan, dalam
Penilaian Acuan Patokan, hasil belajar seorang siswa dibandingkan dengan
patokan atau kriteria tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.Penilaian
dalam K-13 menggunakan acuan kriteria, yaitu, hasil yang dicapai peserta
99
didik dibandingkan dengan kriteria atau standar yang ditetapkan berupa
serangkaian kompetensi yang harus dikuasasi siswa. Dalam melaksanakan
penilaian harus memperhatikan prinsip-prinsip beriktu: sahih, objektif, adil,
terpadu, terbuka, holistik, sistematis, akuntabel dan edukatif.
H. Kunci Jawaban
1. B
2. D
3. A
4. C
5. C
6. B
7. A
8. C
100