PDGK 4301 Rangkuman Evaluasi Pembelajaran Di SD Modul 1
PDGK 4301 Rangkuman Evaluasi Pembelajaran Di SD Modul 1
PDGK 4301 Rangkuman Evaluasi Pembelajaran Di SD Modul 1
MODUL 1
KEGIATAN BELAJAR 1
KEGIATAN BELAJAR 2
1. Tes Uraian
Secara umum tes uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan,
memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri.
Kelebihan atau keunggulan tes uraian ini antara lain:
a) Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi.
b) Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan, dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa.
c) Dapat melatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran, yakni berpikir logis, analitis, dan sistematis.
d) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (problem solving).
e) Adanya keuntungan teknis seperti mudah membuat soalnya sehingga tanpa memakan waktu yang lama, guru dapat secara langsung melihat proses berpikir
siswa.
Kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam tes ini antara lain:
a) Sample tes sangat terbatas sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat menguji semua bahan yang telah diberikan, tidak seperti pada tes objektif yang dapat
menanyakan banyak hal melalui sejumlah pertanyaan.
b) Sifatnya sangat subjektif, baik dalam menanyakan, dalam membuat pertanyaan, maupun dalam cara memeriksanya. Guru bisa saja bertanya tentang hal-hal
yang menarik baginya, dan jawabannya juga berdasarkan apa yang dikehendakinya.
c) Tes ini biasanya kurang realibel, mengungkap aspek yang terbatas, pemeriksaannya memerlukan waktu lama sehingga tidak praktis bagi kelas yang jumlah
siswanya relatif besar.
b) Uraian Terbatas
Pertanyaan bentuk tes uraian terbatas telah diarahkan kepada hal-hal tertentu atau ada pembatasan tertentu. Pembatasan bisa dari segi: a. ruang lingkupnya, b.
sudut pandang menjawabnya, c. indikator-indikatornya.
Dengan adanya pembatasan tersebut, jawaban siswa akan lebih terarah sesuai dengan yang diharapkan. Cara memberikan penilaian juga lebih jelas
indikatornya. Kriteria kebenaran jawaban bisa lebih mudah ditentukan. Oleh sebab itu, bentuk soal uraian terbatas lebih terarah dan telebih tepat digunakan
daripada bentuk uraian bebas.
c) Uraian Berstruktur
Soal berstruktur dipandang sebagai bentuk antara soal-soal objektif dan soal-soal essay. Soal berstruktur merupakan serangkaian soal jawaban singkat sekalipun
bersifat terbuka dan bebas menjawabnya. Soal yang berstruktur berisi unsur-unsur a. pengantar soal, b. seprangkat data, dan c. serangkaian sub soal.
Keuntungan soal berstruktur antara lain: a. satu soal bisa terdiri atas beberapa sub soal atau pertanyaan, b. setiap pertanyaan yang diajukan mengacu kepada
suatu data tertentu sehingga lebih jelas dan terarah, c. soal-soal berkaitan satu sama lain dan bisa diurutkan berdasarkan tingkat kesulitannya.
Data yang diajukan dalam berstuktur bisa berupa angka, tabel, grafik, gambar, bagan, kasus, bacaan tertentu, diagram, model, dll.
Bentuk soal berstruktur bisa digunakan untuk mengukur semua aspek kognitif seperti ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Tingkat
kesulitan soal dapat dibuat sedemikian rupa sehingga berurutan dari soal yang mudah menuju soal yang sukar.
Kelemahan yang mungkin terjadi berkisar pada: a. bidang yang diujikan menjadi terbatas, dan b. kurang praktis sebab satu permasalahan harus dirumuskan
dalam pemaparan yang lengkap disertai data yang memadai.
MODUL 2
SA= b-s/n-1
Mengembangkan Tes
Pengelompokkan Tes :
A. Tes Obyektif
1. Benar - Salah (True-False Item)
Digunakan untuk :
a. Mengidentifikasi kebenaran suatu pernyataan : fakta, definisi, prinsip, teori, hukum, dsb.
b. Mengukur kemampuan siswa untuk membedakan antara fakta dengan opini atau pendapat.
c. Mengukur hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar ingatan.
Keunggulan
-. Mudah dikonstruksi
-. Dpt menanyakan banyak sampel materi
-. Mudah penyekorannya
-. Tepat utk mengukur proses berpikir sederhana
Kelemahan
-. Kemungkinan untuk menebak lebih tinggi
-. Kemungkinan menjawab benar salah adalah sama.
-. Hanya untuk mengukur aspek ingatan.
Beberapa saran yang layak dipertimbangkan dalam mengkonstruksi tes B – S
1) Kalimat atau pertanyaan harus dapat ditentukan dijawab benar atau salah. Hindari pertanyaan yang membingungkan atau yang bermakna ganda.
2) Hindari penulisan butir soal B – S yang hanya mengukur hasil belajar yang tidak mengukur kompetensi tetapi konstruksilah butir soal B – S yang dapat
mengukur hasil belajar yang lebih penting dan bermakna.
3) Upayakan butir soal B – S menguji hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar ingatan.
4) Hindari penggunaan pertanyaan negatif apalagi pertanyaan negatif ganda.
5) Hindari penggunaan kalimat yang terlalu kompleks.
6) Pernyataan yang benar dan pernyataan yang salah harus dibuat seimbang dalam hal panjang pendeknya kalimat. Hal ini menjadi penting karena secara
alamiah ada kecenderungan bahwa pernyataan yang benar itu dibuat dalam bentuk kalimat yang panjang karena pernyataan tersebut harus dibuat dengan
setepat-tepatnya.
7) Jumlah jawaban untuk pertanyaan yang benar hendaknya seimbang dengan jumlah pernyataan yang salah dan urutan jawaban yang benar dan salah
hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga siswa tidak mudah untuk menebak.
Beberapa saran yang layak diperhatikan dalam penulisan tes pilihan ganda:
1) Inti permasalahan yang akan ditanyakan harus dirumuskan dengan jelas pada pokok soal. Dengan membaca pokok soal diharapkan peserta tes dapat
mengerti apa yang ingin ditanyakan oleh butir soal tersebut.
2) Hindari pengulangan kata yang sama pada alternatif jawaban.
3) Hindari penggunaan kalimat yang berlebihan pada pokok soal. Rumusan pokok soal yang baik adalaha singkat, jelas, dan tidak menimbulkan salah tafsir.
4) Alternatif jawaban yang disediakan hendaknya logis, homogen baik dari segi materi atau panjang pendeknya kalimat, dan pengecoh menarik untuk dipilih.
5) Dalam merumuskan pokok soal, hindari adanya petunjuk ke arah jawaban yang benar.
6) Setiap butir soal hanya ada satu jawaban yang benar atau yang paling benar.
7) Dalam merumuskan pokok soal, hindari penggunaan ungkapan negatif. Jika ungkapan negatif diperlukan maka kata tersebut harus dicetak tebal.
8) Hindari penggunaan alternatif jawaban yang berbunyi semua jawaban benar atau semua jawaban salah.
9) Jika alternatif jawaban berbentuk angka, susunlah angka tersebut secara berurutan.
10) Dalam merumuskan pokok soal, hindari penggunaan istilah yang terlalu teknis.
11) Upayakan agar jawaban butir soal yang satu tidak tergantung dari jawaban butir soal yang lain.
B. Tes Uraian
1. Uraian Terbatas (Restricted Question)
Tepat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menjelaskan hubungan sebab akibat, menerapkan suatu prinsip atau teori, memformulasikan
hipotesis, merumuskan kesimpulan, dan lain sebagainya.
Keunggulan
-. Digunakan untuk mengukur proses berpikir tinggi (analisis, evaluasi, dan kreasi)
-. Digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks yang tidak dapat diukur dengan tes obyektif misal: keterampilan menulis, menghasilkan,
mengorganisasi, dan mengekspresikan ide atau gagasan.
-. Waktu yang dibutuhkan untuk menulis perangkat tes lebih cepat.
-. Menulis tes uraian yang baik relatif lebih mudah daripada menulis tes obyektif yang baik.
Kelemahan
-. Terbatasnya sampel materi yang ditanyakan.
-. Sukar memeriksa jawaban siswa.
Sebelum tes uraian digunakan, telaahlah dengan pedoman telaah tes uraian berikut :
No Pertanyaan penelaahan Ya Tidak
1. Apakah tipe tes ini yang paling tepat digunakan untuk mengukur tujuan pembelajaran yang diinginkan?
2. Apakah tes ini sudah digunakan untuk mengukur jenjang berpikir tinggi?
3. Apakah pertanyaan yang dirumuskan dapat mengukur tujuan pembelajaran yang diinginkan?
4. Apakah pertanyaan sudah dirumuskan dengan jelas sehingga siswa tahu apa yang harus dijawab?
5. Apakah jumlah butir soal tersebut dapat dikerjakan dalam satu waktu ujian yang telah ditetapkan?
6. Apakah setiap siswa diberi kesempatan yang sama untuk mengerjakan tes yang sama?
7. Jika butir soal tersebut direvisi, apakah masih tetap dapat mengukur tujuan yang sama?
8. Apakah jumlah skor maksimal pada setiap butir soal sudah tepat dan sudah dicantumkan?
9. Apakah butir soal tersebut sudah ditulis berdasarkan kisi-kisi?
Yang perlu dilakukan agar reliabilitas meningkat dari pemeriksaan tes uraian adalah:
a. Setiap jawaban siswa diperiksa oleh 2 orang dengan bekerja sendiri-sendiri.
b. Sebelum memeriksa, kedua pemeriksa harus menyamakan persepsi dari setiap butir soal dan jawaban yang dinginkan penulis soal.
c. Melakukan uji coba pemeriksaan dengan sampel minimal 5 orang siswa.
d. Setelah mempunyai persepsi yang sama, mulailah memeriksa dengan menutup nama siswa dengan memeriksa per nomor secara bergantian.
e. Setelah seslesai memeriksa, kedua pemeriksa bertemu untuk menoleransi-kan terhadap perbedaan skor. Non eksak 10% dari skor maksimal.
Eksak 5% dari skor maksimal. Jika terdapat perbedaan skor yang melebihi batas toleransi, maka harus diperiksa kembali.
2) Metode Holistik (Holistic scoring method ) dapat dilakukan denga 2 cara :
a. Pemeriksa memeriksa secara keseluruhan jawaban siswa.
b. Pemeriksa mengulang kembali pemeriksaan untuk lebih meyakinkan bahwa jawaban tepat sesuai kategori atau tidak.
MODUL 3
KONSEP DASAR ASESMEN ALTERNATIF
KEGIATAN BELAJAR I
B. LANDASAN PSIKOLOGIS
Asesmen alternative tidak hanya menilai hasil belajar, tetapi dapat member informasi secara lengkap tentang proses pembelajaran.Asesment alternative tidak
hanya menilai produk belajar saja tetapi juga menilai proses belajar untuk menghasilkan kemampuan produk tersebut.
Asesmen alternative dilaksanakan bersdasarkan teori belajar khususnya dari aliran psikologi kognitif. Beberapa teori belajar yang digunakan sebagai landasan
dalam pelaksanakan asesmen alternative adalah:
1. Teori fleksibilitas kognitif dan R.spiro (1990)
2. Teori belajar Bruner (1966)
3. Generative learning model dari Osborne dan wittrock (1983)
4. Experiential learning theory dari c rogers (1969)
5. Multiple intelligent theory dari Howard gardner (1983)
C. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN ASESMEN ALTERNATIF
Seperti halnya alat ukur yang lain, asesmen alternative seperti performance asesmen,authentic assessment, dan portofolio assessment mempunyai keunggulan
dan kelemahan.
1. Keunggulan asesmen alternative antara lain:
a. Dapat menilai hasil belajar yang kompleks dan ketrampilan-ketrampilan yang tidak dapat dinilai dengan asesmen tradisional.
Contohnya : jika anda ingin menguku rkinerja kerja siswa dalam membuat karangan maka banyak aspek yang dapat diukur dari tugas dari tugas karangan
tersebut. Misalnya kemampuan dalam siswa dalam membuat paragraph yang baik, pemilihan kosa kata yang tepat, kemampuan siswa dalam menuangkan ide
dalam bentuk tulisan, kemampuan merangkai kata dan kalimat,dan kemampuan berimajinasi.
b. Menyajikan hasil penilaian yang lebih hakiki, langsung, dan lengkap dengan melakukan asesmen anda akan dapat menilai hasil belajar anak secara lengkap,
tidak hanya hasil belajar dalam ranah kognitif tetapi juga ranah afektif dan psikomotor.
c. Meningkatkan motivasi siswa.
d. Mendorong pembelajaran dalam situasi yang nyata.Asesmen Alternatif menekankan kepada apa yang dapat ditunjukan atau dikerjakan oleh siswa bukan apa
yang diketahui siswa.
e. Memberi kesempatan kepada siswa untuk selfvaluation.
f. Membantu guru untuk menilai efektifitas pembelajaran yang telah dilakukan.
g. Meningkatkan daya transferabilitas hasil belajar.
KEGIATAN BELAJAR 2
1. Tugas ( Task )
2. Kriteria penskoran ( Rubric )
A. Tugas ( Task )
1. Computer adaptive testing 2.Tes pilihan ganda yang diperluas 3.Tes uraian terbuka ( open ended question ) 4. Tugas individu 5. Tugas kelompok
6. Proyek 7. Inteview 8. Pengamatan
1. Pengetahuan dan keterampilan yang akan dimiliki siswa setelah mereka mengerjakan tugas . Ada lima pertanyaan pokok yang membantu dalam
merumuskan tugas yaitu :
a. Keterampilan atau atribut kognitif apa yang harus dikuasai siswa ?
b. Keterampilan atau atribut afektif apa yang harus dikuasai siswa ?
c. Keterampilan meta kognitif apa yang harus dikembangkan siswa ?
d. Tipe masalah yang seperti apa yang harus dipecahkan oleh siswa ?
e. Konsep atau prinsip apa yang dapat diterapkan oleh siswa ?
2. Merancang tugas yang yangmemungkinkan siswa dapat menunjukan kemampuannya dalam berfikir dan keterampilan.
3. Menetapkan criteria keberhasilan
Beberapa catatan penting yang harus diperhatikan pada saat merancang tugas dalam asesmen kinerja :
1. Tugas – tugas yang disusun hendaknya merupakan bagian dari proses pembelajaran.
2. Tugas yang baik dalah tugas yang berhubungan dengan kehidupan nyata.
3. Tugas yang diberikan terhadap siswa harus adail. Dalam hal ini bukan berarti tugas yang diberikan harus sama. Harus dijaga jangan samapai ada unsur
subjektifitas dalam memberikan tugas.
4. Jangan memeberikan tugas terlalu mudah karena hal ini tidak akan memebrikan motivasi siswa dan tidak memberikan tantangan kepda siswauntuk
melakukannya.
Berdasarkan kegunaannya rubric dapat dibedakan menjadi dua yaitu rubric holistic dan rubric analytic .
a. Holistic Rubric
Yang dimaksud dengan holistic rubric adalah rubric yang deskripsi dimensi kinerjanya dibuat secara umum, Karena itu biasanya holistic rubric digunakan
untuk menilai berbagai macam kinerja.
Aspek – aspek yang perlu diperhatikan dalam menilai kinerja siswa antara lain :
Setiap aspek yang akan dilihat kinerjanya kemudian ditentukan gradasi mutunya mulai dari yang paling sempurna sampai yang paling jelek.
1. Kualitas pengerjaan tugas 4 Tugas dikerjakan dengan sangat baik dan akurat.
3 Tugas dikerjakan dengan baik tetapi tidak akurat
2 Pengerjaan tugas yang kurang baik dan kurang akurat
1 Pengerjaan tugas tidak baik dan tidak akurat.
2. Kualitas dalam pengerjaan tugas 4 Mampu memodifikasi prosedur dalam kondisi yang menantang.
Mampu memodifikasi prosedur tetapi atas bantuan instruktur
3 Mampu memodifikasi prosedur tapi setelah diberi contoh.
Tugas dikerjakan dengan prosedur baku.
2
1
3. Produk tugas 4 Secara keseluruhan produk tugas sangat bagus .
3 Secara keseluruhan produk tugas bagus .
2 Secara keseluruhan produk tugas sedang .
1 Secara keseluruhan produk tugas kurang bagus .
Holistik rubric yang khusus dibuat untuk menilai kinerja siswa yang berhubungan dengan keterampilan mengerjakan sesuatu , Dimensi kerjanya yang harus
diperhatikan antara lain :
Kemampuan menggunakan prosedur kerja.
Kemampuan menunjukan fungsi dari setiap langkah sesuai dengan prosedur, dan
Kemampuan memodifikasi prosedur yang ada tanpa menyalahi fungsi.
1
3. kemampuan memodifikasi prosedur 4 Mampu memodifikasi prosedur dalam keadaan menantang.
Mampu memodifikasi prosedur tapi dengan bantuan instruktur.
3 Mampu memodifikasi prosedur setelah diberi contoh oleh instruktur
Tidak mampu memodifikasi prosedur..
2
b. Analitic Rubric
Analitic rubric adalah rubric yang dimensi atau aspek kinerjanya dibuat lebih rincidemikian pula deskripsi setiap aspek kinerjanya.
Contoh rubric tugas karangan dengan topic pengalaman saat liburan semester, panjang karangan dan komponen – komponen serta tanggal pengumpulan tugas
sudah di tentukan :
KEGIATAN BELAJAR 3
ASESMEN PORTOFOLIO
A. Pengertian dan Tujuan Portofolio
Portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara sistematis yang menunjukan upaya, proses, hasil dan kemajuan belajar yang dilakukan siswa
dari waktu ke waktu.
Pada dasarnya portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yang dapat menunjukkan pencapaian dan perkembangan hasil belajar siswa. Portfolios is a
purposeful collection of student work that tells the story of student achievement or growth. Portfolios are not folders of all work a student does.
Kumpulan hasil karya siswa dalam folder dapat dikatakan sebagai portofolio jika kumpulan hasil hasil karya tersebut dapat menggambarkan perkembangan hasil
belajar siswa dari waktu ke waktu.
Definisi portofolio menuerut Paulson “a purposeful collection of student work that exhibits the student’s efforts, progress and achievements in one or more areas.
The collection must include student participation in selecting contents, the criteria for selection, the criteria for judging merit and evidence of student self-
reflection”.
Tiga prinsip utama dalam asesmen portofolio: collect, select, reflect, sedangkan lebih rinci karakteristik portofolio :
1. Asesmen portofolio adalah asesmen yang menuntut adanya kerjasama antara murid dengan guru
2. Asesmen portofolio tidak hanya sekedar kumpulan hasil karya tetapi yang utama adanya proses seleksi yang dilakukan berdasar criteria tertentu untuk
dimasukan ke dalam karya siswa
3. Hasil karya siswa dikumpulkan dari waktu ke waktu yang digunakan siswa untuk refleksi sehingga siswa mampu mengenal kelemahan dan kelebihan karya
yang dihasilkan dan kelemahan tersebut digunakan sebagai bahan pembelajaran berikutnya
4. Kriteria penilaian yang digunakan harus jelas baik bagi guru ataupun bagi siswa dan diterapkan secara konsisten.
Menurut John Mueller, tujuan utama portofolio adalah untuk salah satu dari tiga tujuan:
1. Menunjukkan perkembangan hasil belajar siswa
2. Menunjukkan kemampuan siswa secara langsung
3. Menilai secara keseluruhan pencapaian hasil belajar siswa
Portofolio memberikan bukti nyata hasil kerja siswa, informasi tambahan untuk standardized test, memberikan catatatn kepada siswa untuk melakukan refleksi diri
dan merupakan cara terbaik untuk mengkomunikasikan pencapaian hasil belajar siswa kepada orangtua siswa.
Untuk membedakan portofolio sebagai asesmen dan portofolio sebagai hasil karya, Shakelee et.al (1997) mengemukakan sebagai berikut:
Ada beberapa komponen penting yang harus diperhatikan dalam penggunaan portofolio sebagai asesmen:
1. Portofolio hendaknya memiliki criteria penilaian yang jelas, spesifik, dan berorientasi pada research based criteria
2. Dapat digunakan sebagai sumber informasi yang mengenal dengan baik kemampuan dan keterampilan siswa
3. Berbagai cara yang perlu diperhatikan damal pengmpulan bukti yang berkontribusi terhadap portofolio yaitu: bukti-bukti tercetak (printed materials)
maupun bukti non-printed (non-printed materials)
4. Portofolio dapat terdiri dari berbagai bentuk informasi seperti karangan, hasil lukisan, skor tes, foto dan sebagainya
5. Kualitas portofolio harus ditingkatkan dari waktu ke waktu
6. Setiap mata pelajaran mungkin mempunyai bentuk portofolio yang berbeda dari yang lain
7. Portofolio harus dapat diakses secara langsung oleh orang-orang yang berkepentingan terhadap portofolio tersebut.
B. Perencanaan Portofolio
Delapan pedoman yang harus diperhatikan pada saat merencanakan portofolio Shaklee et.al (1977):
1. Menentukan criteria atau standar yang akan digunakan sebagai dasar asesmen portofolio
2. Menerjemahkan criteria atau standar tersebut kedalam rumusan-rumusan hasil belajar yang dapat diamati
3. Menggunakan criteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi dalam kurikulum untuk menentukan perkiraan waktu yang diperlukan untuk
mengumpulkan bukti yang diperlukan
4. Menentukan orang-orang yang berkepentingan secara langsung dengan portofolio siswa
5. Menentukan jenis-jenis bukti yang harus dikumpulkan
6. Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasar bukti yang dikumpulkan
7. Menentukan system yang akan digunakan untuk membahas hasil portofolio, pelaporan informasi dan keputusan asesmen portofolio
8. Mengatur bukti-bukti portofolio berdasar umur, kelas, atau isi agar kita dapat membandingkan
C. Pelaksanaan Portofolio
Dalam pelaksanaan asesmen portofolio, tugas guru adalah :
a. Mendorong dan memotivasi siswa
b. Memonitor pelaksanaan tugas
c. Memberikan umpan balik
d. Memamerkan hasil portofolio siswa
D. Pengumpulan Bukti Portofolio
Kumpulan karya siswa dapat dikatakan portofolio jika kumpulan karya tersebut merupakan representasi dari kumpulan karya terpilih yang menunjukkan
pencapaian dan perkembangan belajar siswa dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran. Setiap bagian atau pemenggalan dari karya dalam portofolio
dimaksudkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang khusus. Karya siswa harus dapat menunjukkan perkembangan atau bukti bahwa siswa telah mencapai
tujuan tertentu.
E. Tahap Penilaian
1. Penilaian dimulai dengan menentapkan criteria penilaian yang disepakati bersama antara guru dengan siswa pada awal pembelajaran
2. Kriteria penilaian yang telah disepakati diterapkan secara konsisten
3. Hasil penilaian selanjutnya digunakan sebagai penentuan tujuan pembelajaran berikutnya
4. Penilaian dalam asesmen portofolio pada dasarnya dilakukan secara terus menerus atau berkesinambungan.
KEGIATAN BELAJAR 4
Kemampuan afektif merupakan bagian dari hasil belajar siswa yang sangat penting. Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotorik sangat
ditentukan oleh kondisi afektif siswa. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap yang positif terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata
pelajaran tersebut sehingga mereka akan dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal.
Menurut Krathwohl ( dalam Gronlund and Linn, 1990 ),ranah afektif terdiri atas lima level yaitu :
1. Receiving
Receiving merupakan keinginan siswa untuk memperhatikan suatu gejala atau stimulus, misalkan aktivitas dalam kelas,buku atau musik.
2. Responding
Responding merupakan partisipasi aktif siswa untuk merespon gejala yang dipelajari.
3. Valuing
Valuing merupakan kemampuan siswa untuk memberikan nilai,keyakinan atau sikap dan menunjukkan suatu derajat internalisasi dan komitmen.
4. Organization
Organization merupakan kemampuan anak untuk mengorganisasi nilai yang satu dengan nilai yang lain dan konflik antar nilai mampu diselesaikan dan
siswa mulai membangun sistem internal yang konsisten.
5. Characterization
Characterization merupakan level tertinggi dalam ranah afektif. Pada level ini siswa sudah memiliki system nilai yang mampu mengendalikan perilaku
sampai pada waktu tertentu hingga menjadi pola hidupnya.
Sedangkan karakteristik yang penting dalam ranah afektif adalah sikap, minat, konsep diri dan nilai.
1. Sikap
Menurut Fishbein dan Ajzen seperti dikutip oleh Mardapi (2004), sikap didefinisikan sebagai predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara positif atau
negative terhadap suatu objek, situasi, konsep atau orang. Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila pihak sekolah mampu mengubah sikap siswa dari
sikap negatif menjadi sikap positif
2. Minat
Menurut Getzel (dalam Mardapi, 2004), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untukmemperoleh objek
khusus, aktivitas, pemahaman dan ketrampilanuntuk tujuan perhatian dan pencapaian. Hal penting pada minat adalah intensitas untukmemperoleh sesuatu.
3. Konsep diri
Konsep diri adalah penilaian yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemahan diri sendiri ( Smith dalam Mardapi, 2004). Konsep diri penting untuk
menentukan jenjang karir siswa. Dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri maka siswa akan dapat memilih alternative karir yang tepat bagi
dirinya.
4. Nilai
Nilai merupakan suatu keyakinan yang dalam tentang perbuatan, tindakan atau perilaku yang dianggap baik dan yang dianggap tidak baik (Rokeach dalam
Mardapi, 2004). Sekolah perlu membantu siswa untuk menemukan dan menguatkan nilai yang bermakna bagi siswa agar siswa mampu mencapai kebahagiaan
diri dan mampu memberikan hal-hal yang positif bagi masyarakat.
Menurut Ericson (dalam Nasoetion dan Suryanto, 2002), penilaian afektif dapat dilakukan dengan cara:
1. Pengamatan langsung, yaitu dengan memperhatikan dan mencatat sikap dan tingkah laku siswa terhadap sesuatu,benda, orang, gambar atau kejadian.
Dari tingkah laku yang muncul kemudian dicari atribut yang mendasari tingkah laku tersebut.
2. Wawancara, dilakukan dengan memberikan pertanyaan terbuka atau tertutup. Pertanyaan tersebut digunakan sebagai pancingan.
3. Angket atau kuesioner, merupakan suatu perangkat pertanyaan atau isian yang sudah disediakan pilihan jawaban baik berupa pilihan pertanyaan atau
pilihan bentuk angka.
4. Teknik proyektil, merupakan tugas atau pekerjaan atau objek yang belum pernah dikenal siswa. Para siswa diminta untuk mendiskusikan hal tersebut
menurut penafsirannya.
5. Pengukuran terselubung, merupakan pengamatan tentang sikap dan tingkah laku seseorang dimana yang diamati tdak tahu bahwa ia sedang diamati.
8. Menyempurnakan instrumen
Data yang diperoleh dari hasil uji coba selanjutnya kita olah untuk memperoleh gambaran tentang validitas dan reliabilitas instrumen tersebut. Berdasarkan data
hasil uji coba kita akan dapat memperbaiki butir-butir pernyataan yang dianggap lemah. Dengan demikian pada akhir kegiatan ini kita sudah dapat memperoleh
perangkat instrumen yang memenuhi syarat sebagai alat ukur yang baik.
9. Mengadministrasikan instrumen
Yang dimaksud dengan mengadministrasikan instrumen adalah melaksanakan pengambilan data di lapangan. Untuk mengadministrasikan instrumen di
lapangan perlu diperhatikan beberapa hal yaitu:
c. Kesiapan responden
Sebelum pengumpulan data dilakukan kita perlu menghubungi instansi atau unit yang terkait di lapangan agar pada saat pengambilan data dilakukan semua
responden sudah siap.
MODUL 4
KEGIATAN BELAJAR 1
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN INFORMASI HASIL BELAJAR
Tujuan utama dari kegiatan penilaian adalah untuk mengethaui apakah kompetensi dasar yang telah ditetapkan sudah dapat dicapai oleh siswa atau belum.
Untuk keperluan tersebut guru perlu menyusun prosedur penilaian dalam bentuk kisi-kisi pengukuran. Kisi-kisi pengukuran tersebut antara lain berisi :
(a) aspek yang akan diukur : kognitif, afektif, atau psikomotor,
(b) jenis alat ukur yang digunakan : tes atau non-tes,
(c) teknik atau cara pengukurannya : tertulis, lisan, atau perbuatan
(d) cara penskoran serta pengolahannya.
B. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi haisl Belajar dari Unjuk Kerja Siswa
Informasi hasil belajar yang diperoleh dari unjuk siswa kerja siswa, baik yang berupa unjuk kerja yang langsung diamati guru, pembuatan laporan, pengumpulan
hasil karya, pengumpulan portofoio dan lain sebagianya. Satu hal yang tidak kalah penting adalah informasi yang berkenaan dengan proses selama
menghasilkan karya tersebut.
Untuk memperoleh informasi tersebut sudah barang tentu guru harus mempersiapkan pedoman pengamatan yang dilengkapi dengan kriteria penskoran. Inilah
yang dikenal dengan rubrik
KEGIATAN BELAJAR 2
Pendekatan dalam Pemberian Nilai
Informasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes, pada awalnya masih berupa skor mentah (raw score) yang berupa data terserak (belum tertata). Karena data
belum tertata dengan baik maka guru akan menemui kesulitan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang hasil belajar siswa tersebut.
Data tersebut perlu diatur sedemikian rupa agar mudah dipahami, misalnya diurutkan dari data terbesar sampai dengan yang terkecil. Dengan mengurutkan hasil
tes tersebut maka anda akan dapat melihat dengan mudah rangking siswa.
Apabila jumlah siswa sedikit (misalnya 10 anak) maka penyusunan datanya dapat anda lakukan dengan mudah dan dapat dengan cepat diketahui rangking kelas
pada mata pelajaran tertentu. Tetapi jika jumlah siswa anda banyak maka kumpulan data hasil belajar yang anda peroleh akan mudah dipahami jika data tersebut
diolah dalam bentuk tabel frekuensi. Cara membuat daftar distribusi frekuensi :
Penilaian
Pengertian penilaian disini mengacu pada penilaian sebagai asesmen yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh informasi tentang
pencapaian hasil belajar siswa dan menggunakan informasi tersebut utuk mencapai tujuan pendidikan.