Buku Saku Turbin
Buku Saku Turbin
Buku Saku Turbin
Berikut kutipan dari milis migas Indonesia terkait steam turbine manufaktur China.
1. API 611 : General Purpose for Steam Turbine dimana hal yang ditanyakan oleh mas
Kelik ada di Apendix B (Damped Unbalanced Response Analysis) dan Apendix C
(worksheet & procedure for determination of residual unbalance)
2. API 612 : Special Purpose Steam Turbine, ada 3 point tentang pertanyaan mas Keli
ini juga yaitu :
a. Point 9.6 --> Vibration and Balancing
b. Anex C --> Procedure for determining residual unbalance
c. Point J.2 (Description) --> Blading vibration anaysis data, Lateral critical speed
analysis report, Torsional critical speed analysis report include uga di dalamnya metoda
yang digunakan unutk pengetesan tersebut serta pada rpm berapa critical speed dari
ST tersebut (biasanya ada diagramnya dari OEM)
3. Untuk referensi yang lain sangat banyak keterkaitannya antara lain : Standard ASME
B1.20.1, ASME B.31.3, ASTM A 515, ASTM B 127, ASTM E 1003, API 684 dll.
1. MANAJEMEN PROYEK
A. SCHEDULING
1
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
Studi kasus;
Misalnya orang pipa sudah jatuh tempo pada jadwal awal, tapi tim mechanical
turbin belum siap. Maka mereka seharusnya menyelesaikannya, kalau memang
belum, maka diinfokan lagi ke disiplin terkait biar mereka merencakan yang
lainnya.
C. SEQUENTIAL
D. INTERFACE COORDINATION
2. MANAJEMEN MATERIAL
Pastikan dulu ketika PO material, material apa saja yang termasuk special
consumables and special tools supaya langsung di-take off di negara tempat pesan
material tersebut.
Material yang akan diinstal harus dalam keadaan sempurna agar tidak
mengganggu performance ketika running. Material yang berasal dari luar negeri harus
mendapat perlakuan yang sesuai dengan skala prioritas, misalnya alat-alat instrumen
2
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
harus disimpan secara indoor. Pengadaan warehouse dirasa perlu untuk menyimpan
material yang bersifat urgen dan kecil.
Pengaturan tata letak pada lay down perlu dipertimbangkan juga mengingat
material turbin rata-rata beratnya sampai berton-ton. Misalnya rotor HP 12 ton, rotor
LP 25 ton, rotor generator 35 ton dll. Pengaturan material di laydown dilakukan
berdasar skala prioritas pemasangan yang telah tersusun pada sequence pemasangan.
Jadi yang akan dipasang terlebih dahulu diletakkan pada posisi terluar supaya
mobilisasinya mudah. Perlu diingat bahwa material harus terlindung dari hujan untuk
mencegah dari korosi dan perbuatan manusia yang tidak semestinya.
Inspeksi material berdasar packing list segera dilakukan sesaat setelah material
onsite supaya bisa teridentifikasi segala cacat, kekurangan dsb khususnya pada critical
part seperti blade rotor, bearing, pin, dll. Pengontrolan tentang incoming dan outgoing
material harus dilakukan agar termonitor mana material yang belum terpasang dan
yang sudah terpasang. Buat list untuk material yang tersimpan pada container/gudang
dengan kode masing-masing biar bisa termonitor. Kalau bisa jadikan 1 file pada exel
agar mudah dicari.
3. PREPARASI
dimensi lubang anchor dan jarak center anchor to anchor; pastikan sesuai
dimensi. Lakukan pengecekan pada awal sebelum mengecor pondasi untuk
mencegah kesalahan dimensi dan size.
posisi soleplate;
bikin rak untuk menempatkan diafragma dan baut untuk cleaning, penataan
tata letak material untuk mempermudah installasi.
container untuk menempatkan consumables dan tools
pastikan material yang akan diinstall sudah lengkap sehingga ketika akan di-
construct tidak ada masalah kekurangan material.
Pastikan keberadaan spesial tools and consumables, seperti pin untuk memutar
rotor, sling belt untuk mengangkat rotor dll.
3
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
Pastikan ketersediaan Consumables and tools;
Kain majun kasar dan halus
Obeng pukul
4
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
Blue contact atau red color untuk mengecek kontak antar permukaan
Gerinda
Palu pukul, palu karet, palu tembaga dan batangan kuningan untuk
pengetok
Piano wire
5
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
Minyak tanah dan thinner
Kunci-kunci pas
Eye bolt
6
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
Jack (enerpac)
Tembaga/kuningan
Lead wire
7
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
Precision level 0.02mm/M dan waterpass
Kompressor
Chain block
Filler gauge
8
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
Gasket tombo 0.5mm, 1.0mm, 1.5mm, 2.0mm
Rubber
Dll
Misalnya lifting casing, HP rotor, LP rotor, Install generator rotor, dll. Diusahakan
bekerja sesuai prosedur, terkadang di drawing sudah terdapat prosedur.
Lower casing akan duduk pada tempat yang disebut sole plate. Sole
plate sudah harus fixed baik centerline maupun leveling. Contact surface harus
dilakukan mengingat turbine akan running pada 3000rpm. Contact surface
9
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
dilakukan mulai pada tahap awal, dari padding seat, pad block dan sole plate.
Requirement untuk contact surface ≥75%, artinya setiap 250mm² terlihat
kontak sebesar itu dan merata. Setting anchor bolt pada posisi center of hole.
Infokan ke QC jika sudah sudah cek elevasi, centerline dan clearance sebagai
data awal yang selanjutnya akan dilakukan cek bersama antara kontraktor dan
owner pada tahap akhir.
Sole plate
Cleaning bisa dilakukan secara parallel dan jika diperlukan repair, maka
lakukan secara parallel. Sebelum onbase lower casing, pastikan padding seat,
pad block dan permukaan sole plate sudah harus pada requirement kontak
yang seharusnya yaitu ≥75%, clearance antar permukaan adalah 0.05mm. hal
ini bertujuan untuk mengurangi vibrasi. Selain itu harus dilakukan juga leveling
dengan menggunakan precision level, requirement yang dibutuhkan
≤0.06mm/M, artinya dalam setiap meter mempunyai kemiringan 0.06mm.
0.06mm
X mm
1m
Am
X mm / 3 m = 1,2 mm / 1 m,
10
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
artinya pada ujung benda tersebut naik/turun (tergantung pergeseran air pada
precision level) sebesar 3,6mm. jadi itulah besaran yang dilakukan pada
adjusting untuk mencapai requirement.
Pastikan contact surface, leveling dan centering pada padding seat, pad
block dan sole plate sudah memenuhi requirement, misalnya contact
surface harus 75%. Pastikan interface dengan condenser sudah klir,
misalnya elevasi top condenser melebihi spesifikasi, maka cepat diputuskan
mana yang akan dipotong, top of condenser atau lower casing. Pilih yang
lebih mudah untuk dilakukan.
Lakukan hal yang sama dengan preparasi pada proses onbase rear
casing. Rear dan front casing hampir sama dan simetris, hanya saja pada
front casing terdapat lock yang dipasangkan dengan HP casing.
11
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
Onbase front LP Lower Casing
Empat journal bearing duduk pada lower casing ini, yaitu bearing #2, #3,
#4 dan bearing #5. Pada masing-masing bearing terdapat bearing pad yang
harus dilakukan surface contact dengan bearing cylinder pada lower casing.
Pada lower casing terdapat steam sealing yang disuplai dari pressure
balancing tank. Steam sealing ini berfungsi mencegah kebocoran steam
dengan memanfaatkan tekanan yang lebih tinggi dari steam pada casing.
Sealing ini nantinya akan menuju ke gland sealing heater.
Secara tidak langsung middle LP lower casing bisa disebut juga tempat
bertahtanya LP rotor. Karena semua rotor blade dan pengarahnya ada pada
casing ini setelah nantinya ditutup dengan upper-nya. Kerataan antara
middle LP casing dengan front&rear casing adalah 0.05mm.
12
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
middle LP Lower Casing
13
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
4.4 Front Bearing pedestal lower casing
14
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
4.5 HP lower casing
High pressure lower casing onbase setelah LP lower casing dan front
bearing pedestal duduk karena casing ini akan menumpang pada keduanya.
Pada casing ini terdapat 16 lower diaphragm dan akan ada 4 line ekstraksi
yang konek pada casing ini. Lifting harus dilakukan dengan hati-hati
mengingat equipment ini sangat berat.
Terdapat nozzle block yang merupakan stage pertama dari turbin. Dua
connection pipe yang menyuplai steam terdapat pada casing ini. Terdapat
key yang menghubungkan antar lower casing, dan itu ada requirement
tersendiri.
15
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
Extraction pipe connection
HP lower casing
Terdapat connection pipe yang menyuplai steam dari boiler. Ada 2 pada
lower casing dan 2 pada upper casing. Orang-orang biasa menyebut pipa
belalai gajah.
16
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
Connect to front bearing
Connect to LP
casing
HP casing (lower&upper)
17
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
Lakukan centering dan leveling pada lower casing. Gunakan piano wire untuk
mempermudah melakukan setting.
18
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
5. SETTING LOWER BEARING
Hole of lube
oil supply
Lower bearing
Selama instalasi harus diperhatikan posisi lubang untuk suplai lube oil
yang terdapat pada bearing pad karena bisa saja terdapat pada posisi yang
berlawanan dengan pipa suplai. Perlu dilakukan juga contact check antara
bearing pad dengan inner casing sesuai dengan requirement yang
ditentukan.
19
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
Bearing Oil
capsule
Lubang jacking
oil
Bearing oil capsule berfungsi agar film jacking oil bisa menyelimuti
poros rotor. Ukurannya beragam dari 0.05mm – 2.50mm. untuk
mendapatkan ukuran tersebut digunakan scrapper seperti yang terdapat
pada bagian tools&consumables di atas. Perlu diperhatikan juga bahwa
terdapat nilai requirement yang harus dilakukan ketika rotor tidak sedang
onbase pada bearing.
20
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
6. SETTING HP ROTOR
Posisi labirin
Posisi sealing
21
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
Rotor akan dilakukan setting axial dan radial, axial dengan thrust
bearing dan radial dengan labirin yang terdapat pada diaphragm, dengan
gland sealing, dengan journal bearing dll. Setting radial tidak perlu
menginstal thrust pad.
Posisi thrust
pad belakang
Posisi thrust
pad depan
Ketika dilakukan axial setting, thrust pad belakang harus terpasang dan
rotor didorong ke arah generator hingga didapatkan clearance sesuai
requirement. Axial clearancance merupakan gap yang diperbolehkan
(sesuai requirement) pada arah searah sumbu poros rotor sedangkan radial
clearance adalah ukuran pada arah yang tegak lurus sumbu rotor.
Gabungan Axial dan radial clearance pada pembahasan ini disebut running
clearance.
Medical tape
22
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
Nozzle block
Diaphragm
stage 1
Rotor stage 1
Stator
Rotor
Stator
Rotor
Stator
Rotor
Medical tape
23
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
Medical tape pada rotor
24
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
Pemasangan di lapangan harus mengacu pada gambar yang ada dan
requirement yang diberikan. Jika belum bisa tercapai hal tersebut maka
bisa dilakukan adjusting pada locating ring sebagaimana terdapat pada
gambar berikut,
Locating ring
25
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
7. SETTING LP ROTOR
Lifting LP rotor
26
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
Running clearance dilakukan setelah diaphragm carrier dan diaphragm
sudah diset dan sudah fix, running clearance merupakan gap antara stator
dan rotor yang harus dipenuhi sesuai requirement. Running clearance juga
didapatkan dengan menggunakan medical tape.
27
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
stator
rotor
stator
rotor
stator
rotor
stator
rotor
28
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
8. SETTING LOWER DIAPHRAGM CARRIER AND DIAPHRAGM
29
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
Setting diaphragm
Peletakan sabun
Setting diaphragm
Mengukur sabun
30
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
31
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
9. SETTING LOWER DIAPHRAGM AND GLAND SEALING
32
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
10. INSTALL GENERATOR ROTOR
33
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
34
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
11. UPPER DIAPHRAGM
35
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
12. UPPER DIAPHRAGM CARRIER
36
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
13. COVERING
37
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
13.3 LP front upper casing
38
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
14. SETTING MAIN OIL PUMP AND ALL OF PART INSIDE FRONT BEARING PEDESTAL
39
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
15. SETTING GENERATOR ROTOR + STATOR
40
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
18. SETTING BRUSH YOKE
24. OTHERS;
24.1 PIPING
41
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
Pressure
Test pressure
Working pressure
Time
Cleanliness yang masuk kriteria adalah NAS 5. Oil supply berasal dari main
lube oil turbine setelah oil filter. Masing-masing bearing ada satu nosel dan
return-nya satu line dengan main lube oil turbin.
Turbine lube oil berfungsi untuk melumasi bearing turbine. Semua bearing
terdapat satu nosel. Lubeb oil juga disuplai ke main oil pump. Terdapat 3
pompa yang bekerja pada fluida oli ini, yaitu HP start up pump, AC pump, dan
DC pump. AC dan DC pump akan bekerja sesuai dengan tekanan oli.
42
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
24.1.3 DEH system
Merupakan line pipa yang langsung konek dari header high temperature di
boiler untuk menyuplai steam ke turbine. Dalam perjalanannya, line ini
terdapat by pass dan tapping line ke berbagai supplai, misalnya ke bypass
system, ke sealing control system (equilibrated tank), drain ke drain flash tank
dll. Pipanya didesain pada 9.8MPa dan 540 ˚C. P&ID untu main steam bisa
dilihat pada gambar berikut
43
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
24.1.5 LP steam pipe
Merupakan line yang bisa disebut juga kelanjutan dari line ekstraksi
turbine no.3 yang menuju ke deaerator dan mixing tank di boiler. Terdapat juga
line drain ke drain flash tank dan ke pipa water header nonpressure pada
elevasi -0.5m. Line ini konek antara unit #1 dan unit #2. Pada line ini juga
terdapat tapping untuk supplai ke sealing control system (equilibrated tank).
Working pressurenya 1.0329MPa dan temperaturnya 262.8 ˚C. Didesain pada
1.04MPa dan 274.6 ˚C.
44
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
24.1.6 By pass pipe
Merupakan line bypass dari main steam menuju kondenser. Inletnya didesain
pada 9.8MPa dan temperatur 545 ˚C sedangkan outletnya didesain pada
0.6MPa dan temperatur 160 ˚C.
45
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
24.1.7 HP feed water pipe
Pada line ini terdapat line re-circulation, terdapat bypass system dan drain.
Line de-temperature juga berasal dari line ini.
46
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
Gambar di bawah ini merupakan lay out dari drain dan venting pada HP
feed water system. Line venting biasanya terdapat pada titik tertinggi, hal ini
untuk mengeluarkan udara yang terjebak. Dan drain terdapat pada titik
terendah atau pocket untuk mengeluarkan air yang terjebak ketika proses
overhaul.
47
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
24.1.8 LP feed water pipe
Line ini berasal dari deaerator dan menuju boiler feed pump (BFP). Line ini
merupakan suction dari BFP. Didesain pada 1.026MPa. bekerja pada tekanan
0.814MPa dan 158.20 ˚C. Perhatikan line drain dan venting.
48
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
Line ini terdapat header yang menyulai air ke HP heater inlet valve,
vacuum pump untuk make up, ke steal seal water sealed yang akhirnya ke
hotwell juga, ke kondenser untuk spray water di LP cylinder casing, ke hydraulic
extraction valve, untuk make up water di equilibrated tank dan pendinginan
pada HP casing turbin.
Air yang dipompakan berasal dari hasil kondensasi steam pada LP casing
turbin yang didinginkan menggunakan air laut melalui kondenser yang
disupplai oleh cooling water pipe dari pump pit.
Pipa untuk inlet condensate pump didesain pada 0.35MPa dan temperatur
41.5 ˚C. Pipa outlet didesain pada 2.25MPa dan 118.5 ˚C.
49
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
24.1.11 Detemperature water pipe
50
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
24.1.12 Exhaust pipe
51
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
24.1.13 Circulating water pipe
Pipa ini didesain pada pressure 0.25 MPa dan temperatur 35 ˚C.
Temperatur outlet sekitar 38-40 ˚C. Line ini menyuplai air laut dari pump pit
menuju kondenser untuk proses kondensasi steam dari LP turbin. Masuk
kondenser dari bawah dan keluar dari atas. Merupakan counter flow Heat
Exchanger karena berlawanan dengan steam yang dikondensasi. Terdapat line
venting dan drain. Juga konek dengan ball cleaning condenser tube.
52
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
24.1.14 Rubber ball cleaning pipe
Line pipa ini merupakan saluran rubber ball yang berfungsi membersihkan
tubing titanium pada condenser untuk mengondensasikan steam dari LP turbin.
Rubber ball ikut bersama air yang disuplai dari CW pipe dan ditampung di ball
strainer. Rubber ball dipompakan ke line inlet oleh pompa. Perhatikan juga
treatment pada pipa karena fluidanya merupakan air laut. Terdapat line drain.
53
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
24.1.15 Closed cooling water pipe
Air disuplai dari water head tank yang berasal dari demin plant. Air
disirkulasi menggunakan closed cooling circulation water pump. Air panas yang
berasal dari line return akan didinginkan di Heat Exchanger yang media
pendinginnya berasal dari air laut secara counter flow.
Merupakan line yang berasal dari water treatment plant yang berfungsi
menyuplai air demin ke drain tank, kondenser dan water head tank of CCCW.
Didesain pada pressure 0.3MPa dan temperatur 20 ˚C.
54
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
24.1.17 Heater drainage pipe
Line ini merupakan pipa yang berfungsi menransfer fluida yang berasal dari
hasil kondensasi steam pada heater yang berasal dari extraksi steam. Air ini
sebagian ditransfer ke deaerator karena tekanan pada heater masih lebih tinggi
dari deaerator. Sedangkan yang bertekanan rendah akan menuju hotwell
kondenser. Equipment yang dilalui oleh line ini adalah LP heater #4, #5, #6, HP
heater #1, #2, gland sealing heater, steam seal water sealed, deaerator dan
hotwell kondenser.
Pipa ini didesain pada:
HP heater #1; pressure 3.6 MPa dan temperatur 244.1 ˚C
HP heater #2; pressure 1.68MPa dan temperatur 203.73 ˚C
LP heater #4; pressure 0.17MPa dan temperatur 129.98 ˚C
LP heater #5; pressure 0.1 MPa dan temperatur 111.6 ˚C
LP heater #6; pressure 0.1 MPa dan pressure 79.3 ˚C
55
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
24.1.18 Drainage and venting water pipe
56
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
24.1.19 Fire fighting
Line ini didesain pada pressure 1.0 Mpa dan temperatur 30 ˚C. Line ini
berasal dari WTP dan masuk ke area BTG. Perhatikan small bore line, biasanya
terdapat line drain dan venting.
57
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
24.1.21 Turbine Extraction steam pipe
58
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
24.1.22 Turbine drainage flash tank
59
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
24.1.23 Steam seal and valve bar leakage steam pipe
60
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
24.1.24 Oil purification pipe
61
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
24.1.26 BFP lube oil system
24.1.29
62
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
24.2 INSTRUMENT
24.3 ELECTRICAL
24.4 INSULATION
II. AUXILIARIES
A. Instalasi,
B. Operation,
Solorun Motor;
Mechanical running; pastikan semua close colling water sudah running. cek
semua valve pada line. Cek pada posisi oil cooler, mechanical seal, dan
supply ke bearing.
63
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
64
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
65
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
66
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
67
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
FLOW CHART INSTALASI STEAM TURBINE
pondasi preparasi
Padding seat
Leveling, centering, contact
check, gap clearance
Pad block
Leveling, centering, contact
check, gap clearance
middle LP
lower casing
A
A
69
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
B
Leveling and centering,
Diaphragm carrier vs inner casing,
Setting upper Diaphragm carrier vs diaphragm
diaphragm Leveling Diaphragm carrier vs casing,
Diaphragm vs rotor.
Menyesuaikan dengan posisi lower
Trial upper Welding condenser Setting expansion
casing dengan lower casing joint of CW pipe
Reinstal
diaphragm
Lakukan Spot weld pada radial key baik
pada diaphragm carrier maupun diaphragm
Reinstall HP
LP rotor
70
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
C
Prealignment HP
rotor
Prealignment HP-LP
rotor
Prealignment HP-LP-
generator rotor
Install upper
diaphragm
D
71
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
D
Final alignment End cap/ outer of generator rotor Setting bearing assembly dan
brush yoke
72
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
E
Covering
coupling
Covering front
bearing pedestal
Setting
enclosure
73
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
74
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
75
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11
76
Instalasi Steam Turbine dan Auxiliaries pada Proyek PLTU 2x100MW Subhan Hasisi – MT Jan’11