Log book aktivitas PKL di Afdeling Wonosari mencatat kegiatan perawatan tanaman teh seperti menyiang gulma secara manual, pengendalian hama dan penyakit menggunakan insektisida dan fungisida, pemberian pupuk melalui daun dan akar, serta pemeliharaan tanaman teh seperti pangkas dan pangkas penyelamat untuk menjaga kesehatan dan produktivitas tanaman.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
136 tayangan3 halaman
Log book aktivitas PKL di Afdeling Wonosari mencatat kegiatan perawatan tanaman teh seperti menyiang gulma secara manual, pengendalian hama dan penyakit menggunakan insektisida dan fungisida, pemberian pupuk melalui daun dan akar, serta pemeliharaan tanaman teh seperti pangkas dan pangkas penyelamat untuk menjaga kesehatan dan produktivitas tanaman.
Log book aktivitas PKL di Afdeling Wonosari mencatat kegiatan perawatan tanaman teh seperti menyiang gulma secara manual, pengendalian hama dan penyakit menggunakan insektisida dan fungisida, pemberian pupuk melalui daun dan akar, serta pemeliharaan tanaman teh seperti pangkas dan pangkas penyelamat untuk menjaga kesehatan dan produktivitas tanaman.
Log book aktivitas PKL di Afdeling Wonosari mencatat kegiatan perawatan tanaman teh seperti menyiang gulma secara manual, pengendalian hama dan penyakit menggunakan insektisida dan fungisida, pemberian pupuk melalui daun dan akar, serta pemeliharaan tanaman teh seperti pangkas dan pangkas penyelamat untuk menjaga kesehatan dan produktivitas tanaman.
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3
LOG BOOK AKTIVITAS PKL (AFDELING WONOSARI)
Tanggal Mentor Catatan Aktivitas
1/07/20 Mbak Selayang pandang (buka PPT) Nia 2/07/20 Pak Menyiang dilakukan untuk menghilangkan gulma. Kegiatan ini Mariono dilakukan secara manual dengan menggunakan sabit. Hal ini di sebabkan karena gulma dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman teh sehingga akan mempengaruhi hasil produksi daun teh. Menyiang dilakukan tergantung keadaan lahan, jika terdapat banyak gulma pada suatu lahan maka dilakukan penyiangan dilahan tersebut. Menyiang manual merupakan pendahuluan sebelum dilakukan penyiangan kimiawi. Sering kali banyak ditemukan gulma di musim hujan daripada musim kemarau, karena pertumbuhan gulma dimusim hujan lebih pesat. 3/07/20 Mas Pengendalian Hama Ivan Obat: Convidor (Insektisida) Dosis: 0,125 liter/ha per 400 liter air Bahan aktif: Imida cropit Sasaran: Impoasca (hama) merupakan sejenis tungau penyerap sari Dilakukan setelah pemetikan, antara 1-3 hari Residu obat 7 hari, dihari ke 8 dapat dilakukan pemetikan Populasi hama lebih banyak di musim kemarau Konsentrasi: 0,03% Pengendalian Penyakit Obat: Nordox (Fungisida) Dosis: 0,25 kg/ha Sasaran: Cacar daun Bahan aktif: Tembaga oksida Dilakukan setelah pemetikan, antara 1-3 hari Residu obat 7 hari, dihari ke 8 dapat dilakukan pemetikan Populasi penyakit lebih banyak di musim hujan Penyakit ini biasanya menyerang pucuk daun teh, dengan ciri- ciri tedapat bercak putih yang akan berubah menjadi hitam dan kemudian merusak pucuk. Hama dan penyakit lebih banyak menyerang pucuk, karena sari dan kandungan airnya lebih banyak. Cacar air berasal dari embun yang tidak terkena paparan sinar matahari Obat lain: Folicur Dosis: 200 ml/ha Bahan aktif: Tebu kanhasol Perbedaan: Nordox dilakukan sebagai pencegahan sedangkan folicur sebagai pencegahan. Puleda (Pupuk Lewat Daun) Obat: POC (Pupuk Organik Cair) Dosis: 5 liter/ha + 400 liter air Konsentrasi: 1,25% Dilakukan setelah pemetikan, antara 1-3 hari Residu obat 7 hari, dihari ke 8 dapat dilakukan pemetikan Dilakukan pagi hari atau sore hari, dikarenakan pori-pori stomata daun membuka pada waktu tersebut Puleda dilakukan 2 kali dalam sebulan Pemberian puleda bertujuan untuk mempercepat dan memperkaya pertumbuhan pucuk 4/07/20 Pak Yoyong 6/07/20 Pak Petik Mesin Wasis Merk mesin : Taniang dan Ocia Jenis mesin : 2 tak Total mesin : 12 unit Tenaga kerja per unit mesin : 5-7 orang Kapabilitas : 4-5 patok per jam. 1 patok berkisar 20 m2 Panjang guntung mesin : 1 meter Tiap mesin membutuhkan waktu istirahat 15 menit Cara pengambilan pucuk : 1 cm diatas bidang petik lama Petik mesin dilakukan pada semua kelas Umur pucuk mesin : 20-30 hari Bahan bakar : Bensin campur Kebutuhan bahan bakar dalam sehari : 5-6 liter (2 mesin) Hasil panen pada lahan jadi satu kali pp berkisar 20 kg Kelemahan penggunaan mesin : Jika pucuk dalam keadaan panjang dan mekar semua (rapat) akan sulit dipanen (hasilnya tidak optimal) 7/07/20 Bu Ovi 8/07/20 Pak Sulis 9/07/20 Bu Darmini 10/07/20 Bu Darmini 11/07/20 Pak Menyiang Kimiawi: Kukuh Obat: Dry Up Bahan aktif: Liposat Dosis: 1,2 – 1,5 liter/ha per 400 liter air Dalam 1 liter air terkandung 3-5 cc Konsentrasi: 0,3-0,5 % Waktu: 07.00 – 11.00 (karena stomata terbuka, sehingga partikel air yang membawa obat bisa masuk kedalam daun) Pemberian dosis tergantung pada musim, umumnya pada musim hujan dosis yang diberikan lebih tinggi. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi hilangnya obat akibat obat larut terhadap air hujan Sifat dry up terhadap tanaman sistematik Puleta : Bahan yang digunakan : Pupuk NPK Dosis : Tergantung kondisi tanaman dan berdasarkan anjuran dari balai penelitian Waktu : Puleta dilakukan awal dan akhir musim hujan Frekuensi : 2 kali setahun NPK diserap akar dalam waktu 6 bulan Pangkas Pangkas merupakan salah satu penentu keberhasilan dari produksi Tujuan pangkas : Menurunkan bidang petik, pangkas untuk merangsang pertumbuhan vegetatif daun, untuk kesehatan tanaman (aerasi udara, sinar matahari dan pencegahan munculnya penyakit) Pangkas dilakukan secara manual dan menggunakan mesin. Hasil mesin kurang bagus dan rapi jika dibandingkan dengan manual. Penggunaan mesin dilakukan saat kekurangan tenaga kerja. Setiap tahun dilakukan pangkas 30% dari total area Tinggi pangkasan berkisar 50-55 cm Pangkas dilakukan pada tanaman teh dengan tinggi lebih dari 150 cm (TP3) Waktu : Di bulan januari, karena pucuk tidak terpetik, sebelum dipangkas harus dirajut dulu atau petik bersih. Hasil pangkasan disebut jendangan Treatment setelah pangkas : Pembersihan gulma (min 2 bulan setelah pangkas sebelum jendangan pertama), puleda, puleta, pengendalian hama dan penyakit Pada musim kemarau dilakukan pangkas jambul dan penyelamat agar tanaman tidak mati Pangkas penyelamat dilakukan untuk mengurangi evaporasi 13/07/20 14/07/20 15/07/20