Makalah Weda Klompok 6
Makalah Weda Klompok 6
Makalah Weda Klompok 6
KELOMPOK ;
MPU KUTURAN
SINGARAJA
2019
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puji Astungkara kami ucapkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Banyak nikmat
yang telah Sang Hyang Widhi berikan, akan tetapi sedikit yang kita ingat. Segala puji hanya
layak untuk kepada Sang Hyang Widhi Wasa serta anugrah yang tiada terkira besarnya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Menganalisa Upaveda dalam Weda”.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Karena
itu kami mengucapkan terima kasih, dari sinilah semua kesuksesan ini berawal, semua ini bisa
memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun langkah yang lebih baik lagi. Meskipun kami
berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang
kurang. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini
dapat lebih baik lagi. Akhir kata kami berharap makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sumber ajaran agama Hindu yang tertua adalah Veda. Semua ajaran agama Hindu dijiwai
oleh ajaran Veda, walaupun sering dalam bentuk yang berbeda. Semangat ajaran Veda meresapi
seluruh ajaran agama Hindu. Ia laksana sumber air yang terus-menerus mengalir melalui sungai-
sungai yang panjang, sepanjang abad dan melalui daerah-daerah yang luas. Karena panjangnya
masa dan luasnya yang dilalui, wajahnya dapat berubah, namun inti ajarannya selalu dan
dimana-mana sama.Veda adalah wahyu Tuhan atau sabda suci Tuhan yang diterima olen para
Maharesi. Hal ini disebutkan dalam Kitab Bhumikabhasya, karya Maharesi Sayana. Dikatakan
Maharesi itu Mantra Drestah, maksudnya orang-orang yang dapat melihat mantra-mantra itu.
Kitab suci Veda dikenal dengan nama-nama sebagai berikut :
1. Kitab Sruti, artinya kitab Veda adalah wahyu Tuhan yang diterima melalui
pendengaran atas kemekaran intuisi para Maharesi.
2. Kitab Rahasya, artinya kitab Veda mengandung ajaran yang amat rahasia, yakni
menyangkut tentang tujuan hidup yang tertinggi berupa moksa. 3. Kitab Mantra,
artinya Veda memuat nyanyian-nyanyian pujaan. Berdasarkan uraian di atas maka
Veda mempunyai pengertian yang luas, yakni sebagai sumber ajaran Agama
Hindu. Di kesempatan kali ini saya akan lebih membahas tentang upaveda.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah Upaveda diartikan sebagai Veda yang lebih kecil dan merupakan kelompok yang
kedua dari Vedangga. Upa berarti dekat atau sekitar dan Veda artinya pengetahuan. Dengan
demikian Upaveda berarti sekitar hal-hal yang bersumber dari Veda. Tujuan penulisan Upaveda
karena adanya menyangkut aspek pengkhususan untuk bidang tertentu. Jadi sama dengan
Vedangga namun pembahasannya lebih mengkhusus, Upaveda menjelaskan aspek pengetahuan
atau hal-hal yang terdapat di dalam Veda dan memfokuskan pada bidang itu saja sehingga
dengan demikian kita memiliki pengetahuan dan pengarahan mengenai pengrtahuan dan
peruntukan ilmu pengetahuan yang dimaksud. Sebagai kitab suci , Veda adalah sumber ajaran
agama hindu sebab dari vedalah mengalir ajaran yang merupakan kebenaran agama hindu.
Ajaran veda dikutip kembali dan memberikan vatalitas terhadap kitab-kitab susastra hindu pada
massa berikutnya. Dari kitab veda – (Sruti) mengalirlah ajarannya dan dikembangkan dalam
kitab-kitab smrti itihasa, purana, tantra, darsana, dan tatwa-tatwa yang kita warisi di Indonesia.
Seseorang yang mengucapkan mantra suci (veda) dan tidak memahami makna yang terkandung
dalam mantram (veda) itu, tidak pernah memproleh penerangan seperti halnya sebatang kayu
bakar, walaupun disiram dengan minyak tanah, tidak akan terbakar bila tidak disulut dengan api.
Demikian orang yang hanya mengucapkan (membaca) mantram (veda) tidak mendapatkan
cahaya pengetahuan yang sejati. Berdasarkan tradisi upaveda terbagi atas 4 bidang ilmu antara
lain : Berdasarkan tradisi, Upaveda terbagi atas 4 bidang ilmu antara lain:
d.Ilmu politik atau ilmu pemerintahan atau tentang dunia yang juga disebut Arthasastra.
2
2.2 Kedudukan Upaweda Dalam Weda
Sesuai dengan arti dan tujuannya serta apa yang menjadi bahan kajian dalam Upaweda
itu, maka Upaweda pada dasarnya dinyatakan mempunyai hubungan yang erat pada Weda. Jika
kita pelajari lebih mendalam apa yang dibahas dalam purana dan Wedangga maupun dalam
Itihasa, banyak dibahas ulang di dalam kitab Upawedadengan penajamanpenajaman untuk
bidang-bidang tertentu. Untuk meningkatkan pengertian dan pendalaman tentang ajaran yang ada
di dalam Weda, maka Kitab Upaweda ini menjelaskan lebih khusus. Sebagai kitab suci agama
hindu, maka ajaran veda diyakini dan dipedomani oleh umat hindu sebagai satu-satunya sumber
bimbingan dan informasi yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari ataupun untuk melakukan
pekerjaan-pekerjaan tertentu.
Veda dinyatakan sebagai kitab suci karena sifat isinya dan yang menurunkannyapun
adalah tuhan yang diyakini maha suci. Apapun yang diturunkan sebagai ajaran oleh tuhan kepada
umat manusia kesemuanya itu merupakan ajaran suci. Lebih-lebih isinya dapat dijadikan
pedoman bimbingan tentang bagaimana hidup yang suci harus dijalankan. Veda mengandung
ajaran yang memberikan keselamatan didunia ini dan akhirat nanti. Ajaran veda tidak terbatas
hanya sebagai tuntunan hidup individual saja, tetapi juga dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Veda menuntun hidup manusi sejak lahir hingga akhir menutup mata. Segala tuntunan
hidup ditunjukkan kepada kita oleh ajaran veda. 3.3 Itihasa dan Purana Kitab Upaveda, Itihasa
ini merupakan kelompok kitab jenis Epos, wiracarita atau cerita tentang kepahlawanan. Pada
umumnya pengertian Itihasa adalah nama sejenis karya sastra sejarah agama hindu. Itihasa
adalah sebuah epos yang menceritakan sejarah perkembangan raja-raja dan kerajaan hindu di
masa silam.
Ceritanya penuh fantasi, roman, kewiraan, dan disana sini dibumbui dengan mitologi
sehingga memberi sifat kekhasan sebagai sastra spiritual didalamnya terdapat beberapa dialog
tentang social politik , tentang filsafat atau idiologi dan teori kepemimpinan yang diikuti sebagai
pola oleh raja-raja hindu kata itihasa terdiri atas tiga kata yaitu iti-ha-sa, sesungguhnya kejadian
itu begitulah nyatanya Secara tradisional jenis yang tergolong itihasa ada dua macam , yaitu
Ramayana dan mahabarata, kedua epos ini sangat terkenal di dunia dan memikat imajinasi
masyarakat Indonesia dimasa silam hingga sekarang. Kedua kitab ini telah digubah kedalam
sastra jawa kuno yang sangat indah. Ceritanya banyak diambil dalam bentuk drama dan
3
pewayangan, demikian pula dalam seni pahat dan seni lukis sangat gemar mengambil tokoh-
tokoh dari cerita ini.
Kitab upaveda, purana berarti tua atau kuno. Kata ini dimaksudkan sebagai nama jenis
buku yang berisikan cerita dan keterangan mengenai tradisi-tradisi yang berlaku pada zaman
dahulu kala berdasarkan bentuk dan sifat isinya. Purana adalah sebuah itihasa karena didalamnya
memuat catatan-catatan tentang berbagai kejadian yang bersifat sejarah. Tetapi melihat
kedudukannya, purana adalah merupakan jenis kitab upaveda yang berdiri sendiri sejajar pula
dengan Itihasa pada garis besarnya, hampir semua purana memuat cerita-cerita yang secara
tradisional dapat kita kelompokkan kedalam lima hal, yaitu ;
Menurut catatan yang dapat disimpulkan, pada mulanya kita memiliki kurang lebih 18
kitab purana, yaitu masing-masing namanya adalah : Brahmanda Purana, Brahma Wawarta
Purana, Markandeya Purana, Bhawisya Purana, Wamana Purana, Brahama Purana atau Adhi
Purana, Wisnu Purana, Narada Purana, Bhagawata Purana, Garuda Purana Padma Purana,
Waraha Purnama, Matsya Purana, Karma Purana, Lingga Purana, Siwa Purana, Skanda Purana,
dan Agni Purana 3.4 Arthasastra dan Ayurweda Adapun jenis upaveda yang paling penting
adalah yang tergolong arthasastra. Arthasastra adalah ilmu tentang politik atau ilmu tentang
pemerintahan. Dasar-dasar ajaran arthasastra terdapat hamper di semua bagian kitab sastra dan
veda. Didalam Rgveda maupun Yajurveda terdapat pula pokok-pokok pemikiran mengenai
arthasastra. Penjelasan lebih lengkap dapat ditemukan dalam kitab itihasa dan purana. Kitab
mahabarata dan Ramayana boleh dikatakan memuat pokok-pokok ajaran arthasastra dengan
nama raja dharma. Mulai pada abad ke vi sebelum masehi. Bentuk naskah arthasastra mulai
memperlihatkan bentuknya yang lengkap dan sempurna setelah dharmasastra meletakkan pokok-
pokok pikiran mengenai arthasastra itu pada abad ke iv sm. Kautilya menulis bukunya yang
pertama dengan nama arthasastra. Kitab arthasastra inilah yang dianggap paling sempurna
4
sehingga dengan demikian kita dapat mengatakan bahwa kautilya atau canakya atau visnugupta
dapat kita anggap sebagai bapak ilmu politik hindu.
Kelompok Upaweda terdiri dari beberapa jenis, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kitab Itihasa
2. Kitab Purana
3. Kitab Arthasastra
4. Kitab Ayurweda
5. KitabGandharwa Weda
6. Kitab Kama Sastra
7. Kitab Agama
Ketujuh kitab Upaveda di Atas akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Kitab Itihasa adalah sebuah epos yang isinya meneceritakan sejarah perkembangan raja-
raja dan kerajaan Hindu pada masa lampau. Kitan ini dikelompokkan menjadi dua yakni
kitan Ramayana dan Mahabharata. adapun penyusunnya adalah Bhhagawan Wyasa.
2. Kitab Purana Adalah kitab kedua dari Upaveda. ada pun isinya adalah menceritakan
tentang kebiasaan yang berlaku pada zaman dahulu alias saman kuno.
3. Kitab Arthasastra adalah kitab yang berisi tentang pokok-pokok pemikiran pada bidang
ilmu politik salah satu kitabnya yakni nitisastra/Rajadharma (dandaniti). Kitab ini ditulis
oleh B.Brhaspati U MR. Kautilya.
4. Kitab Ayurweda adalah kitab yang berisi tentang ilmu kesehatan atau kedokteran baik
secara rohani maupun jasmani.
5. Kitab Gandharwa Weda adalah kitab yang berisi tentang berbagai aspek ilmu seni.
6. Kitab Kama Sastra adalah kitab yang berisi tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan asmara, cinta, seni atau rasa indah.
7. Kitab Agama adalah kitab yang berisi tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
ritual upacara keagamaan dan aturan atau tatacara dalam melaksanakan upacara
keagamaan.
5
Penggembangan dari ke 7 bagian dari Upaveda sebagai beriku;
1. Kitab Itihasa
Merupakan jenis epos yang terdiri dari dua macam yaitu Ramayana dan Mahabharata. Kitab
Ramayana ditulis oleh Rsi Walmiki. Seluruh isinya dikelompokkan kedalam tujuh Kanda dan
berbentuk syair. Jumlah syairnya sekitar 24.000 syair. Adapun ketujuh kanda tersebut adalah
Bala Kanda ,Ayodhya Kanda, Aranyaka Kanda, Kiskinda Kanda, Sundara Kanda, Yudha Kanda
dan Utara Kanda. Tiap-tiap Kanda itu merupakan satu kejadian yang menggambarkan cerita
yang menarik. Di Indonesia cerita Ramayana sangat populer yang digubah ke dalam bentuk
Kekawin dan berbahasa Jawa Kuno. Kekawin ini merupakan kakawin tertua yang disusun sekitar
abad ke-8. Disamping Ramayana, epos besar lainnya adalah Mahabharata. Kitab ini disusun oleh
maharsi Wyasa. Isinya adalah menceritakan kehidupan keluarga Bharata dan menggambarkan
pecahnya perang saudara diantara bangsa Arya sendiri.
Ditinjau dari arti Itihasa berasal dari kata "Iti", "ha" dan "asa" artinya adalah "sesungguhnya
kejadian itu begitulah nyatanya" maka Mahabharata itu gambaran sejarah, yang memuat
mengenai kehidupan keagamaan, sosial dan politik menurut ajaran Hindu. Kitab Mahabharata
meliputi 18 Parwa, yaitu Adiparwa, Sabhaparwa, Wanaparwa, Wirataparwa, Udyogaparwa,
Bhismaparwa, Dronaparwa, Karnaparwa, Salyaparwa, Sauptikaparwa, Santiparwa,
Anusasanaparwa, Aswamedhikaparwa, Asramawasikaparwa, Mausalaparwa,
Mahaprastanikaparwa, dan Swargarohanaparwa. Diantara parwa-parwa tersebut, terutama di
dalam Bhismaparwa terdapatlah kitab Bhagavad Gita, yang amat mashyur isinya adalah
wejangan Sri Krsna kepada Arjuna tentang ajaran filsafat yang amat tinggi.
2. Kitab Purana
Merupakan kumpulan cerita-cerita kuno yang menyangkut penciptaan dunia, Pralaya, cerita
mengenai zaman Manu atau Manwantara,dan silsilah para raja yang memerintah di dunia, juga
mengenai silsilah dewa-dewa dan bhatara, cerita mengenai silsilah keturunaan dan
perkembangan dinasti Suryawangsa dan Candrawangsa serta memuat ceitra-ceritra yang
menggambarkan pembuktian-pembuktian hukum yang pernah di jalankan. Selain itu Kitab
Purana juga memuat pokok-pokok pemikiran yang menguraikan tentang ceritra kejadian alam
semesta, doa-doa dan mantra untuk sembahyang, cara melakukan puasa, tatacara upacara
6
keagamaan dan petunjuk-petunjuk mengenai cara bertirtayatra atau berziarah ke tempat-tempat
suci. Dan yang terpenting dari kitab-kitab Purana adalah memuat pokok-pokok ajaran mengenai
Theisme (Ketuhanan) yang dianut menurut berbagai madzab Hindu. Adapun kitab-kitab Purana
itu terdiri dari 18 buah, yaitu Wisnu Purana, Narada Purana ,Bhagawata Purana, Garuda Purana,
Padma Purana, Waraha Purana Bhrahmanda Purana, Brhrahmawaiwarta Purana, Markandenya
Purana, Bhawisya Purana, Waruna Purana, Brahma Purana, Matsya Purana, Kurma Purana,
Lingga Purana, Siwa Purana, Skanda Purana dan Agni Purana.
3. Kitab Arthasastra
Adalah jenis ilmu pemerintahan negara. Isinya merupakan pokok-pokok pemikiran ilmu
politik. Sebagai cabang ilmu, jenis ilmu ini disebut Nitisastra atau Rajadharma atau pula
Dandaniti. Ada beberapa buku yang dikodifikasikan ke dalam jenis ini adalah kitab Usana,
Nitisara, Sukraniti dan Arthasastra. Ada beberapa Acarya terkenal di bidang Nitisastra adalah
Bhagawan Brhaspati, Bhagawan Usana, Bhagawan Parasara dan Rsi Canakya.
Adalah kitab yang menyangkut bidang kesehatan jasmani dan rohani dengan berbagai sistem
sifatnya. Ayur Weda adalah filsafat kehidupan, baik etis maupun medis. Oleh karena demikian,
maka luas lingkup ajaran yang dikodifikasikan di dalam Ayur Weda meliputi bidang yang amat
luas dan merupakan hal-hal yang hidup. Menurut isinya, Ayur Weda meliputi delapan bidang
ilmu, Salya yaitu ajaran mengenai ilmu bedah, Salkya yaitu ajatan megenai ilmu penyakit,
Kayakitsa yaitu ajaran mengenai ilmu obat-obatan, Bhuta Widya yaitu ajaran mengenai ilmu
psikotherapy, Kaumara Bhrtya yaitu ajaran mengenai ilmu pendidikan anak-anak (ilmu jiwa
anak), Agada Tantra yaitu ajaran mengenai ilmu toksikologi, Rasayama Tantra yaitu ajaran
mengenai ilmu mujizat dan Wajikarana adalah ajaran mengenai ilmu jiwa remaja.
7
Disamping Ayur Weda, ada pula kitab Caraka Samhita yang ditulis oleh Maharsi Punarwasu.
Kitab inipun memuat delapan bidang ajaran (ilmu), yakni : Sutrathana yang isinya menguraikan
tentang ilmu pengobatan, Nidanastana yang isinya menguraikan tentang berbagai jens penyakit
yang umum, Wimanasthana yaitu isinya menguraiakan tentang ilmu pathologi, Sarithana yaitu
menguraikan tentang ilmu anatomi dan embriologi, Indiyasthana adalah menguraikan tentang
ilmu diagnosis dan pragnosis, Cikitasthana, Kalpasthana, Siddistana ketiganya menguraikan
ajaran pokok-pokok ilmu therapy tetapi dalam catatan kitab Kalpasthana dan Siddistana telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan Persia pada tahun 800 Masehi. Kitab Susrusa Samhita
ditulis oleh Bhagawan Susanta yang menguraikan tentang ajaran umum di bidang ilmu bedah
dan berbagai macam alat-alat yang dipergunakan dalam pembedahan. Kitab Yogasara dan Kitab
Yogasastra ditulis oleh Bhagawan Nagarjuna, dimana keduannya isinya menguraikan tentang
pokok-pokok ilmu yoga yang berhubungan dengan system anatomi dalam pembinaan kesehatan
baik jasmani maupun rohani. Kitab Kama Sutra ditulis oleh Bhagawan Watsyayana pada abad ke
10 Masehi yang erat ubungannya dengan kitab Wajikarana , isinya menguraikan tentang ajaran
ilmu jiwa remaja.
5. Kitab Gandharwaweda
Adalah kitab yang membahas berbagai aspek cabang ilmu seni. Ada beberapa buku penting
yang termasuk Gandharwaweda ini adalah Natyasastra (yang meliputi Natyawedagama dan
Dewadasasahasri), Rasarnawa, Rasaratnasamuscaya dan lain-lain.
Kitab Kama Sastra sebagai bagian dari jenis Kitab Upaweda yang menguraikan tentang
segala sesuatu yang berhubungan dengan asmara, seni atau rasa indah. Di dalam upaya untuk
mewujudkan salah satu tujuan hidup umat beragama dipandang perlu untuk membangkitkan rasa
indah tersebut. Kebangkitan dari rasa indah manusia terbentuk untuk berbakti kepada Sang
Hyang Widhi Wasa hendaknya dipedomani oleh Kama Sastra. Karena dengan demikian asmara
dan rasa indah yang muncul itu tentu terarah atau bernialai positif. Diantara kitab-kitab Kama
Sastra yang terkenal adalah karya dari Bhagawan Watsyayana.
8
8. Kitab Agama.
Kitab agama itu baru ada setelah agama Hindu itu ada dan berkembang di dunia. Menurut
Weda, agama hindu boleh dan dapat dipelajari oleh seluruh umat manusia. Hal ini termuat dalam
kitab Yajur Weda XVI.18 sebagai berikut :
Terjemahan:
Biar kunyatakan disini kitab suci ini kepada orang-orang banyak, kepada kaum Brahmana ,
kaum Ksatrya, kaum Sudra, dan kaum Waisya dan bahkan kepada orang-orangKu dan kepada
mereka (orang-orang asing) sekalipun.
Berdasarkan bunyi Sloka tersebut diatas dinyatakan bahwa kitab Suci Weda dapat
dipelajari oleh siapa saja. Namun menyadari akan kekurang sempurnaan kita sebagai umatnya,
maka tidak akan semuanya dapat mempelajarinya dengan sempurna. Disamping itu juga kita
perlu menyadari bahwa, Weda sebagai sumber ajaran agama Hindu mengandung ajaran yang
sangat tinggi. Bagi mereka yang belum dapat mempelajari Weda dapat belajar agama Hindu
berdasarkan kitab-kitab agama yang isinya memuat ajaran tentang keyakinan adanya Tuhan
Yang Maha Esa dan petunjuk-petunjuk untuk melaksanakan tata cara persembahyangan.
Dari uraian di atas, maka jelaslah bahwa kelompok Weda Smrti meliputi banyak buku
dan kodifikasinya menurut jenis bidang-bidang tertentu. Ditambah lagi kitab-kitab Agama
misalnya Saiwa Agama, Vaisnawa Agama dan Sakta Agama dan kitab-kitab Darsana yaitu
Nyaya, Waisesika, Samkhya, Yoga, Mimamsa dan Wedanta. Kedua terakhir ini termasuk
golongan filsafat yang mengakui otoritas kitab Weda dan mendasarkan ajarannya pada Upanisad.
Dengan uraian ini kiranya dapat diperkirakan betapa luasnya Weda itu, mencakup seluruh aspek
kehidupan manusia. Hal ini sesuai dengan Sloka yang terdapat di dalam kitab Manawa
dharmasastra II.16 sebagai berikut :
9
Terjemahan:
Seluruh Weda merupaka sumber dari pada Dharma (agama Hindu) kemudian barulah
Smrti, disamping kebiasaan-kebiasaan yang baik dari orang-orang yang menghayati Weda (sila)
dan kemudian tradisi-tradisi dari orang-orang suci (acara) serta yang terakhir adalah rasa puas
diri sendiri (atmanastuti).
Di dalam ajaran Weda, yang perlu adalah disiplin ilmu, karena tiap ilmu akan menunjuk
pada satu aspek dengan sumber-sumber yang pasti pula. Hal inilah yang perlu diperhatikan dan
dihayati untuk dapat mengenal isi Weda secara sempurna.
10
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Agama hindu banyak memiliki kitab suci tapi yang pertama ialah kitab suci veda dan ada
beberapa kitab yang isinya diambil dari kitab suci veda, veda merupakan himpunan wahyu-
wahyu tuhan. Kitab suci veda berisikan tentang ajaran-ajaran agama hindu baik maupun buruk,
dan ajaran tentang yang ada di alam bhuana agung ini. Purana merupakan suatu ajaran yang
menceritakan terciptanyaa ala semesta beserta isinya dan mengenai ajaranajaran yang ada
didalam agama hindu seperti halnya cara untuk memuja tuhan yang lainnya. Didalam kitab suci
purana jugaada kumpulan cerita-cerita kuno yang menganggkut penciptaan dunia
4.2 Saran
Apabila didalam pembuatan makalah ini ada kalimat yang sama dengan karya ilmiah
orang lain dan belum dicantumkan nama pengarang penulis mohon maaf, dan penulis mohon
kritik dan saran dari yang membaca.
11
DAFTAR PUSTAKA
12