Makalah Kepemimpinan Islam
Makalah Kepemimpinan Islam
Makalah Kepemimpinan Islam
Dosen :
Disusun oleh :
FAKULTAS FARMASI
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah ini tentang “kepemimpinan dalam islam”. Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan pada penulisan ini. Dengan segala kerendahan hati penulis mengharap kritik dan saran.
Tak ada gading yang tak retak, kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata. Semoga
makalah ini menjadi pelita bagi individu yang ingin mengembangkan kepribadian dirinya. Amin.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................1
1.2 Maksut dan Tujuan .....................................................................2
BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan......................................................................................10
4.2 Saran...........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalu
berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam
kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah.
Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling
menghormati dan menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah
impian setiap insan. Menciptakan dan menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk Tuhan lainnya.
Manusia dianugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah dan memilih mana
yang baik dan mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu
mengelola lingkungan dengan baik. Allah SWT menjadikan manusia sebagai khalifah di muka
bumi hanya untuk menyembah dan beribadah kepadaNya. Mengerjakan segala perintahNya,
mulai dari shalat, puasa, zakat, dan segala hal yang mendatangkan kemaslahatan bagi diri
manusia itu sendiri dan menjauhi laranganNya agar dapat mencegah kerusakan di muka bumi.
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan sosial manusiapun perlu
dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber
daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.
Dengan berjiwa pemimpin, manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan lingkungan
dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relative pelik dan sulit. Di sinilah
dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat
terselesaikan dengan baik.
1
1.2. Maksud Dan Tujuan
Maksud dan tujuan laporan makalah ini “Kepemimpinan Dalam Islam” adalah sebagai syarat
untuk memenuhi salah satu mata kuliah pendidikan Agama Islam. Maksud penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Mendidik siswa agar dapat bertanggung jawab pada penulisannya secara obyektif.
2. Memberi kesempatan pada siswa untuk menjadi pribadi memiliki wawasan yang luas
dan kongkrit.
1. Mengembangkan pendapat siswa untuk selalu optimis dan percaya diri akan kemampuan
sendiri pada penulisan makalah ini.
2. Mendidikan siswa untuk dapat menunjukkan kualitas daya pikirnya sebagai insan
akademik yang memiliki kemampuan intelektual.
3. Mendidik agar dapat memberi alasan sari pengalaman yang didapat kemudian
disosialisasikan dalam bentuk tulisan.
4. Untuk memenuhi salah satu syarat tugas pendidikan agama islam.
2
BAB II
PENJELASAN KEPEMIMPINAN
.1. Kepemimpinan
1. Hakikat Kepemimpinan
Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai
dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan.
Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya.
Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang
baik untuk mengurus atau mengatur orang lain.
2. Kriteria Pemimpin
3
.2. Ciri-Ciri Pemimpin Menurut Islam
Adapun cirri-ciri pemimpin menurut islam adalah sebagai berikut :
1. Niat Yang Tulus
Apabila menerima suatu tanggung jawab, hendaklah didahului dengan niat sesuai
dengan apa yang telah Allah perintahkan. Iringi hal itu dgn mengharapkan keredhaan-
Nya sahaja. Kepemimpinan atau jabatan adalah tanggung jawab dan beban, bukan
kesempatan dan kemuliaan.
2. Laki-Laki
Wanita sebaiknya tidak memegang tampuk kepemimpinan. Rasulullah Shalallahu’alaihi
wa sallam bersabda,”Tidak akan beruntung kaum yang dipimpim oleh seorang wanita
(Riwayat Bukhari dari Abu Bakarah Radhiyallahu’anhu).
3. Tidak Meminta Jabatan
Rasullullah bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah Radhiyallahu’anhu,”Wahai
Abdul Rahman bin samurah! Janganlah kamu meminta untuk menjadi pemimpin.
Sesungguhnya jika kepemimpinan diberikan kepada kamu karena permintaan, maka
kamu akan memikul tanggung jawab sendirian, dan jika kepemimpinan itu diberikan
kepada kamu bukan karena permintaan, maka kamu akan dibantu untuk
menanggungnya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).
4. Berpegang Dan Konsisten Pada Hukum Allah
Ini salah satu kewajiban utama seorang pemimpin.Allah berfirman,”Dan hendaklah
kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan
jaganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.” (al-Maaidah:49). Jika ia meninggalkan
hukum Allah, maka seharusnya dilucutkan dari jabatannya.
5. Memutuskan Perkara Dengan Adil
Rasulullah bersabda,”Tidaklah seorang pemimpin mempunyai perkara kecuali ia akan
datang dengannya pada hari kiamat dengan keadaan terikat, entah ia akan diselamatkan
oleh keadilan, atau akan dijerusmuskan oleh kezalimannya.” (Riwayat Baihaqi dari Abu
Hurairah dalam kitab Al-Kabir).
6. Mencari Pemimpin Yang Baik
Rasulullah bersabda,”Tidaklah Allah mengutus seorang nabi atau menjadikan seorang
khalifah kecuali ada bersama mereka itu golongan pembantu, yaitu pembantu yang
4
menyuruh kepada kebaikan dan mendorongnya kesana, dan pembantu yang menyuruh
kpd kemungkaran dan mendorongnya ke sana. Maka org yg terjaga adalah orang yang
dijaga oleh Allah,” (Riwayat Bukhari dari Abu said Radhiyallahu’anhu).
7. Lemah Lembut
Doa Rasullullah,’ Ya Allah, barangsiapa mengurus satu perkara umatku lalu ia
mempersulitnya, maka persulitlah ia, dan barang siapa yg mengurus satu perkara
umatku lalu ia berlemah lembut kepada mereka, maka berlemah lembutlah kepadanya.
2.3. Syarat-Syarat Pemimpin Dalam Islam
Kepemimpinan setelah Rasulullah SAW ini, merupakan pemimpin yang memiliki kualitas
spiritual yang sama dengan Rasul, terbebas dari segala bentuk dosa, memiliki pengetahuan yang
sesuai dengan realitas, tidak terjebak dan menjauhi kenikmatan dunia, serta harus memiliki sifat
adil. Pemimpin setelah Rasul harus memiliki kualitas spiritual yang sama dengan Rasul. Karena
pemimpin merupakan patokan atau rujukan umat Islam dalam beribadah setelah Rasul. Oleh
sebab itu ia haruslah mengetahui cita rasa spritual yang sesuai dengan realitasnya, agar ketika
menyampaikan sesuatu pesan maka ia paham betul akan makna yang sesungguhnya dari realitas
(cakupan) spiritual tersebut. Ketika pemimpin memiliki kualitas spiritual yang sama dengan rasul
maka pastilah ia terbebas dari segala bentuk dosa.
Kemudian seorang pemimpin haruslah juga memiliki sifat adil. Rasulullah SAW pernah
berkata bahwa, ”Karena keadilanlah, maka seluruh langit dan bumi ini ada.” Imam Ali Bin Abi
Thalib mendefiniskan keadilan sebagai menempatkan sesuatu pada tempatnya yang layak.
Keadilan bak hukum umum yang dapat diterapkan kepada manajemen dari semua urusan
masyarakat. Dengan demikian jelas bahwa setelah Rasulullah SAW wafat, maka ummat Islam
sebenarnya memiliki seorang pemimpin, yakni Imam Ali Bin Abi Thalib. Kemudian dilanjutkan
oleh beberapa keturunannya, yang mana akhir dari kepemimpinan tersebut adalah Imam Mahdi,
yang disebut sebagai Imam akhir zaman.
Akan tetapi sekarang ini, Dimanakah Imam Mahdi tersebut? dan siapakah yang memimpin
umat Islam di zaman ini? Untuk menjawab pertanyaan ini, ada 4 dasar falsafi kepemimpinan
kelompok dalam Islam (syi’ah), yaitu:
Pertama, Allah adalah hakim mutlak seluruh alam semesta dan segala isinya.. Allah
adalah Malik al-Nas, pemegang kedaulatan, pemilik kekuasaan, pemberi hukum.
5
Manusia harus dipimpin oleh kepemimpinan Ilahiyah. Sistem hidup yang bersumber pada
sistem ini disebut sistem Islam, sedangkan sistem yang tidak bersumber pada
kepemimpinan Ilahiyah disebut kepemimpinan Jahiliyah. Hanya ada dua pilihan
kepemimpinan Allah atau kepemimpinan Thagut.
Kedua, kepemimpinan manusia yang mewujudkan hakimiah Allah dibumi adalah
Nubuwwah. Nabi tidak saja menyampaikan Al-qanun Al-Ilahi dalam bentuk kitabullah,
tetapi juga pelaksana qanun itu sendiri. ”Seperangkat hukum saja tidak cukup untuk
memperbaiki masyarakat. Supaya hukum dapat menjamin kebahagiaan dan kebaikan
manusia, diperlukan pelaksana.” menurut Khomeini. Para Nabi diutus untuk menegakkan
keadilan, menyelamatkan masyarakat manusia dari penindasan. Nabi telah menegakkan
pemerintahan Islam dan Imamah keagamaan sekaligus.
Ketiga, garis Imamah melanjutkan garis Nubuwwah dalam memimpin ummat. Setelah
zaman Nabi berakhir dengan wafatnya Rasulullah SAW, kepemimpinan ummat
dilanjutkan oleh para imam yang diwasiatkan oleh Rasulullah SAW dan Ahlul Baitnya.
Setelah lewat zaman Nabi, maka datanglah zaman Imam. Jumlah Imam ini ada 12 (dua
belas), pertama adalah Imam Ali Bin Abi Thalin, dan yang terakhir adalah Muhammad
ibn Al-Hasan Al Mahdi Al Muntazhar, yang sekarang dalam keadaan gaib. Imam Mahdi
mengalami dua ghaibah, yakni ketika dia bersembunyi didunia fisik, dan mewakilkan
kepemimpinannya kepada Nawab al-Imam (wakil Imam), dan ghaibah kubra, yaitu
setelah Ali Ibn Muhammad wafat, sampai kedatangannya kembali pada akhir zaman.
Pada ghaibah kubra inilah kepemimpinan dilanjutkan oleh para faqih, hingga akhir zaman
tiba.
Keempat, para faqih diberikan beban menjadi khalifah. Kepemimpinan Islam
berdasarkan atas hukum Allah. Oleh karena seorang faqih haruslah orang yang lebih tahu
tentang hukum Illahi.
" Al-Qadhi Abu Ya'la Al-Gharra' dalam kitab Al-Ahkam Al-Sulthaniyah, menyatakan :
"Orang yang layak menjadi pemimpin harus memenuhi empat syarat, yaitu :
6
3. Arif dalam urusan peperangan, politik, dan pelaksanaan hukum-hukum hudud sehingga
rasa belas kasihannya tidak menghalanginya dari berbuat adil, serta memiliki sifat
membela umatnya; dan
4. yang paling utama dalam ilmu dan agama di antara mereka.
Yamani dalam bukunya Filsafat Politik Islam (2002 : 15-16), mengemukakan pokok-pokok
kepemimpinan dalam Islam didasarkan atas empat dasar falsafi (philosophische grondslagen),
antara lain :
Pertama, Allah adalah hakim mutlak seluruh alam semesta dan segala isinya. Allah
adalah malik an-nas, pemegang kedaulatan, pemilik kekuasaan, pemberi hukum.
Manusia harus dipimpin dengan kepemimpinan Ilahiyah.
Kedua, Kepemimpinan manusia (qiyadah abasyariyyah) yang mewujudkan hakimiyah
Allah di bumi ini ialah nubuwwah. Nabi tidak hanya menyampaikan al-qanun al-ilahi
dalam bentuk Kitabullah, tetapi juga pelaksana qanun itu. Supaya hukum sanggup
menjamin kebahagiaan dan kebaikan manusia, diperlukan adanya kekuatan eksekutif
atau pelaksana.
Ketiga, garis imamah melanjutkan garis nubuwwah dalam memimpin umat. Setelah
zaman para nabi berakhir dengan wafatnya Rasulullah Saw., kepemimpinan umat
dilanjutkan oleh para imam yang diwariskan oleh Rasulullah dan ahl-al-bait-nya. Setelah
zaman para nabi, dating zaman 'para imam.
Keempat, para faqih adalah khalifah para imam dan kepemimpinan umat dibebankan kepada mereka.
Kepemimpinan Islam adalah kepemimpinan yang berdasarkan hukum Allah. Oleh karena itu,
pemimpin haruslah orang yang paling tahu tentang hukum Ilahi.
7
BAB III
Dalam ajaran agam Islam, hadits nabi menyebutkan bahwa setiap manusia adalah seorang
pemimpin, apakah ia sebagai kepala keluarga, sebagai imam suatu umat, seorang wanita yang
kedudukannya sebagai ibu rumah tangga dan bahkan seorang pembantu sekalipun ia adalah
seorang pemimpin.
Hal ini didasarkan pada hadits Nabi yang berbunyi :Artinya : Abu Nu’man menceritakan
hadits kepada kami, Hammad ibnu Zaid menceritakan hadits kepada kami dari Ayyub, dari
Nafi’, dari Abdillah berkata: Rasulullah SAW. Bersabda “setiap kamu adalah pemimpin dan
setiap kamu akan dimintai pertanggungjawaban.
Oleh karena itu seorang imam adalah pemimpin dan dia akan dimintai pertanggungjawaban,
dan seorang laki-laki adalah seorang pemimpin atas keluarganya, dan setiap kamu akan dimintai
pertanggungjawaban. Dan seorang wanita (istri) adalah pemimpin atas rumah suaminya dan
setiap kamu akan dimintai pertanggungjawaban. Dan seorang hamba (pembantu) adalah
pemimpin atas harta tuannya dan setiap kamu akan dimintai pertanggungjawaban.
Keteladanan Nabi Muhammad SAW. sangat tepat jika dicontoh oleh manusia pada umumnya
dan para pemimpin pada khsusnya. Pengaruh kepemimpinan beliau masih tetap kuat, dan bagi
umat Islam beliau merupakan figure keteladanan yang paling utama dalam berbagai segi
kehidupan.
Beliau dengan sangat teliti dan hati-hati mencontohkan semua perbuatan baik dan menjauhkan
diri dari melakukan perbuatan buruk dengan sangat teliti dan jelas.
1. Shiddiq (Jujur). Ini adalah sifat kejujuran yang sangat ditekankan Rasul baik kepada
dirinya maupun pada para sahabat-sahabatnya (Semoga kita juga
meneladaninya).Adalah ciri seorang muslim untuk jujur. Sehingga Islam bukan saja
menjadi sebuah agama namun juga peradaban besar.
8
2. Amanah(bisa dipercaya). Sifat ini ditanamkan khususnya kepada para sahabat yang
ditugaskan di semua hal apa saja untuk bisa berbuat amanah, tidak curang (atau juga
korupsi di zaman sekarang) dalam hal apa saja. Sesuatu yang sekarnag menjadi sangat
langka di negeri muslim sekalipun (miris).
3. Tabligh (Menyampaikan yang benar). Ini adalah sebuah sifat Rasul untuk tidak
menyembunyikan informasi yang benar apalagi untuk kepentingan umat dan agama.
Tidak pernah sekalipun beliau menyimpan informasi berharga hanya untuk dirinya
sendiri. Subhanallah.
4. Fathonah (Cerdas). Sifat Pemimpin adalah cerdas dan mengetahui dengan jelas apa akar
permasalahan yang dia hadapi serta tindakan apa yang harus dia ambbil untuk
mengatasi permasalahan yang terjadi pada umat. Dengan mengenal beberapa sifat tadi,
kita mungkin bisa sedikit mengerti kenapa Seorang Rasulullah yang ummi (tidak bisa
membaca)mampu menjadi seorang Nabi, Rasul,Kepala Keluarga, Ayah, Suami, Imam
Shalat, Pimpinan Umat, Pimpinan Perang menjadi sangat sukses dalam setiap hal yang
beliau geluti. Semoga menjadi landasan bagi kita dan para pemimpin muslim untuk
mampu meneladani apa-apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
9
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang
baik untuk mengurus atau mengatur orang lain. Kepemimpinan adalah kemampuan
seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan
bersama.
Menyatakan bahwa dalam menjadi pemimpin di muka bumi maka manusia harus bisa
menjalankan apa yang telah diamanatkan oleh Allah dan di setiap langkah sebagai seorang
pemimpin, Allah akan memberikan peringatan bagi kaum Muslimin agar selalu berhati-hati
tentang apa yang akan dilakukan sebagai khalifah Allah di bumi.
B. SARAN
Dalam makalah singkat ini penulis ingin menyarankan kepada rekan mahasiswa hendaknya
kita membuat tugas yang dibebankan oleh dosen pengasuh kita yang berupa makalah
khususnya mata kuliah pendidikan agama islam, kita membuat sendiri agar kedepannya kita
menjadi mahasiswa yang benar-benar siap pakai di kalangan masyarakat maupun dunian
kerja.
10
DAFTAR PUSTAKA
Ad-Dahduh, Salman Nashif. 2004. Buku Pintar Muslim. Solo : Pustaka Arafah.
Qur`an Player (ProgramWawan S, 2005)
11