Patofisiologi Jerawat
Patofisiologi Jerawat
Patofisiologi Jerawat
JERAWAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MATARAM
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami Panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa segala hikmat, nikmat, dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Jerawat (Acne)” tepat pada
waktu yang telah ditentukan. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah swamedikasi.
Tidak lupa pula ucapan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah swamedikasi yaitu Ibu
Raisya Hasina, S. Farm., M. Sc., Apt., yang telah membimbing kami sehingga bisa menyelesaikan
makalah sebagaimana mestinya. Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari
ketidaksempurnaan dan ketidaktahuan, serta mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata dalam
makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan
makalah di masa depan nantinya.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jerawat merupakan suatu penyakit peradangan kronik dari unit pillosebaseous yang ditandai
dengan adanya komedo papula, postula, nodul, kista, dan scar. Jerawat sering terjadi pad kulit wajah,
leher, dada, dan punggung. Meskipun jerawat tidak berdampak fatal, tetapi cukup merisaukan karena
dapat menurunkan kepercayaan diri terutama mereka yang peduli akan penampilan. Penyebab terjadinya
jerawat antara lain factor genetic, endokrin, psikis, musim, stress, makanan, keaktifan kelenjar sebasea,
dan infeksi bakteri. Jerawat dapat disebabkan oleh infeksi bakteri propionic bacterium acnes.
Pathogenesis dan etiologi terjadinya jerawat masih belum diketahui, namun ada berbagai factor yang
berkaitan dengan pathogenesis jerawat atau acne. Salah satunya produksi sebum yang meningkat serta
peningkatan hormone androgen. Kemudian bahan yang sering menyebabkan jerawat terdapat pada
berbagai krim muka seperti bedak dasar (foundation), pelembab (moisturizer) dan krim penahan sinar
matahari (sunscreen). Penyebab utamanya yaitu unsur minyak yang berlebih yang ditambahkan dalam
kandungan kosmetik agar tampak lebih halus. Kandungan inilah yang menyebabkan pori-pori tersumbat
dan terjadilah jerawat ( Ramdani,2015).
Di Indonesia catatan studi dermatologi kosmetika Indonesia menunjukkan yaitu terdapat 60%
penderita jerawat pada tahun 2006, dan 80 % pada tahun 2007. Baik di Negara maju maupun
berkembang, penderita penyakit jerawat lebih tinggi pada wanita dibandingkan pria dengan puncak
kejadian pada usia 15 tahun). Menurut departemen ilmu kesehatan kulit pada waktu remaja jerawat adalah
salah satu problem. Di Indonesia sekitar 90-100% laki-laki maupun perempuan berusia 16-17 tahun
menderita jerawat. Prevalensi jerawat pada perempuan dewasa sekitar 12% dan pada laki-laki dewasa 3%.
Dalam suatu penelitian lain, didapatkan bahwa jerawat merupakan masalah kulit sampai melewati masa
remaja dengan prevalensi perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki pada rentang usia 20 tahun atau
lebih (Suriyana,2017).
B. Rumusan Masalah
Bagaimana patofisiologi Jerawat?
Apa saja sasaran dan strategi terapi Jerawat ?
Bagaimana penatalaksanaan Jerawat ?
Apa saja evaluasi obat yang digunakan untuk Jerawat ?
Apa contoh simulasi kasus untuk Jerawat ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui patofisiologi Jerawat.
Untuk mengetahui sasaran dan strategi terapi Jerawat.
Untuk mengetahui penatalaksanaan Jerawat.
Untuk mengetahui evaluasi obat yang digunakan untuk Jerawat.
BAB II
ISI
A. PATOFISIOLOGI
Jerawat pada umumnya terjadi akibat peradangan atau infeksi bakteri , serta dapat terjadi dua-dua
nya. Ketika seseorang berjerawat dapat menjadi tanda dalam kelalaian menjaga kebersihan wajah. Jerawat
juga bermula dari wajah yang kotor atau komedo yang sudah lama. Kelenjar sebaseous dan folikel sensitif
terhadap stress fisik,psikis , dan perubahan hormone pada saat pubertas. Ketika kelenjar sebaseous
sensitive dapat menyebabkan terjadinya produksi sebum secara berlebihan. Sebum sangat bermafaat
untuk menjaga permukaan kulit dari kekeringan dan rambut tidak rapuh, melindungi dari evaporasi
berlebih,menjaga kelembutan kulit dan dapat membunuh bakteri. Ketika kebersihan wajah tidak dijaga
maka sebum akan menumpuk diwajah . selain itu, keratin dari lapisan kulit terluar yang mati dapat
terakumulasi. Sehingga kondisi tersebut dapat menyebabkan tersumbatnya saluran kelenjar sebaseous
pada wajah. Jika produksi sebum sangat ber;ebih harus dimbangi pula dengan menjaga kebersihan wajah
yabg intens sesuai aturan. Tersumbatnya kelenjar sebseous menyebabkan sebum juga terhambat pada
saluran tersebut. Terhambatnya saluran sebaseous ini menyebabkan kantung folikel pada dermis
mengembang. Jika dibiarkan terus menerus. Kantung folikel tersebut akan pecah dan mengeluarkan asam
lemak. Pecahnya kantung folikel ini ditandai sebagai jaringan yang rusak sehingga sel-sel darah putih
menuju lokasi tersebut dan terjadi proses inflamasi yang tandai dengan warna kemerahan, membengkak
dan terasa perih (Dwikarya,2008).
Penyumbatan pori
Inflamasi papula
pecah
inflamasi
B. SASARAN TERAPI
a. Sasaran
remaja yang mengalami jerawat
b. strategi terapi
Non farmakologi
Melalui Menjaga
makanan kebersihan kulit
farmakologi
1. Non-farmakologi
a. Melakukan perawatan kulit dengan membersihkan permukaan kulit
b. Penggunaan kosmetika secukupnya
c. Menjauhi penyebab terpacunya kelenjar minyak, misalnya minuman keras, makanan
pedas, dan lingkungan yang tidak sehat atau berpolusi.
2. Farmakologi
a. Asam salisilat
Asam salisilat bekerja dengan cara membersihkan pori-pori kulit dari banda-benda
yang menyumbat.
b. Retinoid
Retinoid mampu menghilangkan sel-sel kulit mati dari permukaan kulit dan
membantu mencegah sampah-sampah yang tersimpan dalam pori-pori kulit.
c. Benzoilperokside
Benzoilperokside bekerja dengan cara membuang sumbatan di pori-pori kulit,
membantu menghentikan pertumbuhan bakteri, dan mengurangi peradangan.
C. PENATALAKSANAAN
1. Non- farmakologi
Prinsip utama : menjaga kebersihan kulit wajah
- Pagi Hari :
Cuci kulit wajah dengan menggunakan sabun wajah dengan pH yang seimbang
dengan wajah .
Bubuhkan larutan face tonic wajah ke kulit wajah dengan kapas.
Gunakan pelembap kulit sesuai dengan jenis kulit (berminyak, kombinasi berminyak
dan normal dan normal
Gunakan tabir surya saat akan keluar rumah
- Setelah berativitas/Malam hari
Bersihkan kulit dengan susu pembersih (cleansing milk).
Cuci kulit wajah dengan sabun yang sesuai dengan pH wjah.
Setelah wajah kering, bubuhkan face tonic yang dapat mensterilkan wajah , bubuhkan
dengan kapas.
- Perawatan melalui makanan
Perawatan melalui makanan dapat memengaruhi kulit sampai lapisan dermis.
Beberapa asupan ini dapat membercepat pembentukan jaringan baru
Vitamin A
Vitamin C
Vitamin E
Zinc
Batasi asupan lemak jenuh dalam sehari-hari
Durian
Alpukat
Kacang tanah
Kacang mete
Coklat
2. Secara Farmakologi
Dapat menggunakan sediaan yang mengandung senyawa :
- Asam salisilat : Antiinflamasi,antimikroba dan komedolisis
- Benzoil peroksida : Antiinflamasi,antimikroba dan komedolisis
- Retinoid : Meningkatkan desquamasi dari keratinosit , anti-inflamasi, dan antimikroba.
D. EVALUASI PRODUK
E. SIMULASI KASUS
Aini adalah seorang mahasiswi (20 tahun) semester 5 yang datang ke apotek Yanuar Farma
dengan menggunakan masker. Dia datang dengan keluhan jerawat dan mengeluh bahwa jerawatnya
sedikit nyeri dan sangat merah. Meskipun jerawatnya terdapat 1 pada bagian wajah Aini mengaku
terkadang hal ini terjadi jetika sedang mengalami menstruasi, tetapi jerawat yang dirasakan kini terasa
lebih lama sembuh. Saat ditanya oleh Apoteker terkait kebiasaan Aini beberapa hari terakhir. Aini
mengatakan bahwa beberapa hari terakhir ia sibuk mengerjakan laporan dan sedang mengikuti Ujian
Tengah Semester. Hal ini yang membuat Aini jarang membersihkan wajah dengan baik, terlebih dimalam
hari. Aini juga mengaku ketika belajar bersama dengan teman-temannya ia sering mengkonsumsi
gorengan serta makanannya tidak teraur. Aini juga belakangan ini banyak mengkonsumsi coklat untuk
membantu mengembalikan moodnya ketika belajar dan mengerjakan laporan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Jerawat merupakan suatu penyakit peradangan kronik dari unit pillosebaseous yang ditandai
dengan adanya komedo papula, postula, nodul, kista, dan scar. Jerawat sering terjadi pad kulit wajah,
leher, dada, dan punggung. Meskipun jerawat tidak berdampak fatal, tetapi cukup merisaukan karena
dapat menurunkan kepercayaan diri terutama mereka yang peduli akan penampilan. Factor- factor yang
menyebabkan jerawat factor genetic, endokrin, psikis, musim, stress, makanan, keaktifan kelenjar
sebasea, dan infeksi bakteri. Jerawat dapat ditangani dengan terapi farmakologi dan non-farmakologi.
Terapi non- farmakologi dapat dilakukan dengan cara rutin mencuci wajah, dan mengatur pola makan.
Sedangkan untuk terapi farmakoloi dapat menggunakan Wardah acne Treatment Gel, Acnes sealing jell,
dan Verille acne gel .
DAFTAR PUSTAKA
Suryana, G.M., Damayanti,P.,dan Rina, M.K. 2017. Hubungan Timbulnya Acne Vulgaris dengan Tingkat
Kecemasan pada Remaja di SMPN 1 Likupang Timur. e-Journal Keperawatan (e-Kp). 1(5) : 2-3.