KD 1 2 Oke Stoikiometri PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 42

I.

STOIKIOMETRI
UNSUR DAN SENYAWA

Kata stoikiometri berasal dari bahasa Yunani stoicheton, artinya unsur. Dari
literature, stoikiometri artinya mengukur unsur-unsur. Artinya lebih luas yaitu meliputi
bermacam-macam pengukuran yang lebih luas dan meliputi perhitungan zat dan campuran
kimia.

I.1 Bilangan Avogadro dan Konsep Mol.


Ini meliputi jumlah relatif atom-atom, ion, atau molekul. Untuk menghitung jumlah
atom berat hubungannya dengan massa. Untuk itu diperlukan pemantapan hubungan antara
massa suatu unsur yang diukur dan berapa atom yang diketahui tetapi tidak dapat dihitung
dalam massa itu.
Bobot atom dapat dihitung dengan membandingkan massa dari sejumlah besar atom

dari satu jenis atom dan sejumlah atom yang sama dari berat atom baku, 12 C. Tetapi berapa
6
jumlah atom yang harus diambil untuk tujuan perhitungan berat atom. Jumlah yang diambil

adalah atom yang terdapat dalam 12,00000 g 12 C . Jumlah ini yang nilainya adalah 6,0225
6
x 1023 (dibulatkan menjadi 6,02 x 1023) disebut dengan Bilangan Avogadro. NA
Satu mol zat adalah jumlah dari suatu zat yang mengandung jumlah satuan dasar

yang sama seperti halnya atom-atom 126 C dalam 12,00000 g 126 C .

Bilangan avogadro 6,0225 x 1023 merupakan jumlah bilangan yang sangat besar.
Andaikan jumlah atom ini sebagai butiran kasang yang perlu tempat penyimpanan dan
tiap butir kacang volumenya sekitar 0,1 cm3, maka kcang ini membutuhkan tempat yang
dapat menutupi seluruh Amerika Serikat sampai ketinggian kurang lebih 6 km.
Bila suatu zat mengandung atom-atom dari nuklida (Arti lambang AZ X adalah jenis atom
yang disebut Nuklida dari unsur X yang mempunyai nomer atom Z dan nomer massa A)
tunggal, bisa ditulis sebagai :

1 mol 126 C mengandung 6,0225 x 1023 atom-atom 126 C dan bobotnya 12,00000 g

file KD 1 2 oke Kimia Dasar I 1


1 mol 168 O mengandung 6,0225 x 1023 atom-atomc 168 O dan bobotnya 15,9948 g dan

seterusnya.
Kebanyakan unsur-unsur terdiri dari campuran dua atau lebih isotop, Jumlah: atom yang
digunakan untuk menghasilkan 1 mol zat tidak sama massanya. Jadi dalam 1 mol karbon,
sebagian besar atom-atomnya adalah karbon 12, tetapi sebagian adalah karbom 13 ( dan
dalam jumlah amat sedikit karbon 14).
1 mol karbon mengandung 6,0225 x 1023 atom C beratnya 12,011 g
1 mol oksigen mengandung 6,0225 x 1023 atom O beratnya 15,9994 g
dan seterusnya.
Massa dari satu atom, disebut massa molar, mudah diperoleh dari tabel bobot atom, misalnya
6,94 g Li/mol Li.

I.2 Perhitungan yang melibatkan Konsep mol.


Contoh 1: Berapa atom yang didapat dalam 2,80 mol logam besi.?
Dari perhitungan yang ada dalam buku ini peniadaan satuan-satuan tidak selalu diperlihatkan
dalam perhitungan. Dalam tiap kasus, anda harus tahu sendiri peniadaan yang mana yang
dilakukan.
Rumus.
Informasi yang diharapakan = informasi yang diberikan x faktor konversi.
Faktor konversi didapat dari definisi satu mol Fe ∞ 6,02 x 1023 atom Fe.

6,02x10 23 atomFe
Jumlah atom Fe = 2,80 mol Fe x
1molFe
= 16,9 x 1023 atom Fe
=1,69 x 1024 atom Fe.
Contoh 2 : Berapa mol magnesium yang terdapat dalam kumpulan 3,05 x 1020 atom Mg.
Jawaban faktor konversi yang dibutuhkan adalah definisi 1 mol. Disini faktor ini diperoleh
dari contoh 1 untuk memberikan perhitungan satuan sebelumnya, selanjutnya kita harus
membagi dengan bilangan avogadro, dengan catatan bahwa 3,05 x 1020 atom adalah hanya
suatu bagian dari 1 mol, Jawaban harus kurang dari 1.
1 mol Mg
Jumlah mol Mg = 3,05 x 1020 atom Mg
6,02x10 23 atom Mg

2 file KD 1 2 oke Kimia Dasar I


= 0,507 x 10-3 mol Mg = 5,07 x 10-4 mol Mg.

Kesimpulan dari dua contoh tadi adalah :


1. Penyelesaian tidak dipengaruhi oleh unsur-unsur yang dipilih ( yaitu jawaban
numeriknya 1,69 x 1024 dan 5,07 x 10-4 dengan mengabaikan unsur-unsur pilihan)
2. Keadaan yang diterangkan hanyalah hipotesis – atom tidak dapat dihitung secara
langsung. Sifat-sifat lainnya juga harus diukur.

Contoh 3. Berapa massa 6,12 mol Ca ?


Penyelesaian : Massa molar Ca = 40,08 g Ca/mol Ca dan dapat membantu sebagai faktor
konversi antara jumlah zat, dalam mol, dan massanya, dalam gram.
40,08gCa
Jumlah g Ca = 6,12 mol Ca x = 245 g Ca
1molCa
Contoh 4. Berapa atom Na terdapat pada 15,5 g Na.
Penyelesaian : penyelesaian soal ini dapat dilakukan dengan dua langkah pendekatan.
Pertama mengkonversi massa Na ke jumlah mol Na. Hal ini membutuhkan data massa molar
yang merupakan kebalikan dari contoh 3.
1 mol Na
Jumlah mol Na = 15,5 g Na x = 0,674 mol Na.
23,0 g Na
Lalu konversikan jumlah Na menjadi Jumlah atom Na
6,02x10 23 atom Na
Jumlah atom Na = 0,674 mol Na x = 4,06 x 1023 atom Na.
1 mol Na
Walaupun kita menyelesaikan soal diatas dengan dua tahap, tetapi kedua langkah ini
sebetulnya dapat digabung menjadi satu langkah :
1 mol Na 6,02x10 23 atom Na
Jumlah atom Na = 15,5 g Na x x = 4,06 x 1023 atom Na
23,0 g Na 1 mol Na
Contoh 5. Berapa atom Fe terdapat pada sebuah baja nirkarat (stainless steel) yang
berjari-jari 2,00 mm?. Baja nirkarat itu mengandung 85,6% Fe berdasar massa, dan
rapatannya 7,75 g/cm3.
Jawaban : berapa faktor konversi dipakai dalam cara bertahap.
Langkah 1. tentukan volume bola dalam cm3 (gunakan rumus volume bola)
V = 4/3 π r3 = 4/3 π ( 2,00 mm x 1 cm/10mm) = 4/3 (3,14) (0,200)3 cm3 = 0,0335 cm3.

file KD 1 2 oke Kimia Dasar I 3


Langkah 2. Gunakan faktor konversi seperti pada tanda kurung untuk konversi dari :
a). Cm3 baja nirkarat ke gram baja nirkarat (rapatan)
b). Gram baja nirkarat ke gram besi (persen susunan)
c). Gram besi ke mol besi (massa 3 molar besi)
d), mol besi Fe jumlah atom besi (bilangan Avogadro)
lakukan perhitungan menurut langkah 2a : gunakan nilai isi untuk mendapatkan jawaban
langkah 2b; dan seterusnya. Atau gunakan keseluruhan langkah itu sekaligus (tanpa mencari
jawaban masingmasing langkah), sebagai titik awal untuk langkah selanjutnya, seperti pad
perhitungan di bawah ini.
7,75 g baja 85,6 g Fe 1 mol Fe
Jumlah atom Fe = 0,0335 cm3 baja x x x
3 100 g baja 55,8 g Fe
1,00 cm baja

6,02x10 23 atom Fe
x = 2,4 x 1021 atom Fe.
1 mol Fe

I.3 Senyawa kimia.


Senyawa kimia adalah zat yang tersusun oleh dua atau lebih unsur-unsur, sehingga
merupakan kombinasi lambang yang disebut rumus kimia. Rumus kimia adalah lambang
yang menyatakan :
1. Unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah senyawa
2. Jumlah atom relative dari tiap unsure.

Gambar Satuan rumus dari senyawa ion dan kovalen

4 file KD 1 2 oke Kimia Dasar I


NaCl digambarkan dalam keadaan senyawa ion padat CCl4 adalah sebuah contoh senyawa
kovalent, senyawa ionik dibentuk dari logam dan bukan logam. Senyawa kovalent berasal
dari gabungan bukan logam. Perbedaan logam dan bukan logam nanti diterangkan
dibelakang.
Rumus berikut ini kehadiran unsur-unsur dinyatakan dalam lambang-lambangnya dan jumlah
atom relatif yang dinyatakan dengan bilangan tik dibawah ( untuk tik (angka) dibawah 1
tidak dituliskan).
Dua unsur yang ada
H2O tanpa tik bawah berarti 1 atom O per satuan rumus
Dua atom H persatuan rumus.

Contoh lain :
NaCl MgCl2 CCl4
Natrium klorida Magnesium Klorida karbon tetra klorida

Molekul adalah sekumpulan atom-atom yang terikat dan merupakan kesatuan dan
mempunyai sufat-sifat fisik dan kimia yang khas.
Dari contoh gambar diatas satuan rumus CCl4 adalah rumus sebuah molekul, sedang NaCl
adalah merupakan sepasang atom (ion) dan sekumpulan atom (ion) yang banyak. Maka tidak
layak jika mengatakan sebuah molekul natrium klorida padat. Keadaan MgCl2 adalah serupa
dengan NaCl.
Lain lagi dengan hidrogen peroksida. Kumpulan atom-atom terkecil yang disebut molekul,
mengandung dua atom hidrogen dan dua atom oksigen : H2O2. Tetapi nisbah atom-atom
terkecil yang (jumlah atom relatif) dari hidrogen dan oksigen adalah HO. Kumpulan ini
berdasar satuan kimia, tidak teridiri dari satuan yang stabil.Molekul ini mengandung dua unit
rumus.
Rumus yang didasarkan pada satuan rumus disebut rumus sederhana atau rumus
impiris. Rumus ini didasarkan atas sebuah molekul yang sebenarnya disebut rumus
molekul.
Terdapat tiga kemungkinan hubungan yang perlu dipertimbangkan :
1. Rumus impiris dan rumus molekul dapat identik, seperti CCl4
2. Rumus molekul dapat merupakan sebuah penggandaan dari rumus impiris (rumus
molekul H2O2, adalah dua kali dari rumus impiris HO).

file KD 1 2 oke Kimia Dasar I 5


3. Suatu senyawa dalam keadaan padat dapat memiliki rumus impiris (seperti NaCl,
MgCl2, atau NaNO3) dan tidak memiliki rumus molekul.

Bobot rumus dan bobot molekul. Artinya satuan rumus telah dikenali, ini merupakan cara
sederhana untuk menentukan bobot rumus suatu senyawa. Bobot rumus adalah massa dari

satuan rumus relatif terhadap massa yang ditentukan 12,00000 untuk atom 12 C . Karena
6

bobot atom adalah relatif terhadap 126 C , bobot rumus dapat ditentukan dengan penjumlahan

bobot atom-atomnya. Untuk natrium klorida, NaCl :


Satu satuan rumus NaCl mengandung satu Na+ dan satu Cl-.
Bobot atom dari sebuah atom dan ionnya adalah sama. Hal ini karena atom dan ion hanya
berbeda jumlah elektronnya, sedangkan sumbangan bobot elektronnya terhadap massa atom
sangat kecil
Bobot rumus NaCl = bobot atom (BA) Na + BA Cl
= 22,9 + 33,45 = 58,44
Dan untuk magnesium klorida MgCl2 :
Bobot rumus MgCl2 = BA Mg + (2 x BA Cl)
= 24,30 + ( 2 x 33,45) = 95,20
Bila senyawa mengandung molekul-molekul diskrit, dapat juga didefinisikan bobot
molekulnya. Bobot meolekul adalah massa dari sebuah molekul nisbi terhadap massa yang

telah ditentukan 12,00000 untuk satu atom 12 C . Untuk menentukan bobot molekul dari
6
karbon tetra klorida, CCl4 dapat dilakukan sebagai berikut :
1 molekul CCl4 terdiri dari 1 atom C dan 4 atom Cl.
Bobot molekul CCl4 = BA C + (4 x BA Cl)
= 12,01 + (4 x 35,45)
= 153,8
walaupun sudah dapat diterima istilah bobot rumus suatu senyawa, istilah bobot molekul
berlaku hanya bila terdapat molekul diskrit dari suatu senyawa yang ada. Bila istilah ini
dipakai untuk senyawa-senyawa NaCl, MgCl2, dan NaNO3 dalam keadaan padat, arti
sebenarnya adalah bobot rumus. Bila satuan rumus dan molekul suatu senyawa Identik
(CCl4), bobot rumus dan bobot molekul adalah identik. Bila molekul-molekul suatu senyawa

6 file KD 1 2 oke Kimia Dasar I


terdiri dari dua satau lebih satuan rumus, bobot molekul merupakan penggandaan dari bobot
rumusnya.
Mol suatu senyawa,. Konsep mol dapat digunakan terhadap berbagai jenis atom, ion, satuan
rumus molekul,… Sebagai konsekuensi kita dapat menyatakan satu mol senyawa sebagai
jumlah senyawa yang mengandung sejumlah bilangan Avogadro dari satuan rumus atau
molekul. Istilah massa molar dapat juga diperluas menjadi mol satuan rumus atau molekul
yang hubungannya adalah :
1 mol MgCl2 ≈ 95,2 g MgCl2 ≈ 6,0225 x 1023 satuan rumus MgCl2 dan
1 mol CCl4 ≈ 153,8 g CCl4 ≈ 6,0225 x 1023 molekul CCl4.
Gambar berikut :
Ada berapa atom dalam satu mol belerang.
Hasil percobaan memperlihatkan bahwa atom-atom belerang
padat bergabung satu sama lain membentuk cincin belerang
dengan delapan anggota. Sebuah molekul belerang yang
tersusun oleh delapan atom, dinyatakan sebagai S8.

Contoh 6. Berapa ion Cl- dalam 50,0 g MgCl2


Perhitungan ini mirip contoh 4, dimana kita menggunakan massa molar untuk membentuk
faktor konversi dari massa ke jumlah mol MgCl2. kemudian diikuti bilangan Avogadro untuk
mengubah bentuk mol manjadi jumlah satuan rumus (sr) MgCl2.
Langkah : g MgCl2 Æ mol MgCl2 Æ s.r. MgCl2 Æ ion Cl-

1mol MgCl 2 6,02x10 23 s.r. MgCl 2 2 ionCl


Jumlah Cl- = 50,0 Mg Cl2 x x x
95,2 g MgCl 2 1 mol MgCl 2 1 s.r. MgCl 2
= 6,32 x 1023 ion Cl-

Contoh 7.
Berapa liter cairan CCl4 (d = 1,59 g/cm3) harus diambil untuk memperoleh 3,58 x 1025
molekul CCl4
Jawab.
molekul Æ mol Æ g Æ cm3 Æ l CCl4
Langkah1.

file KD 1 2 oke Kimia Dasar I 7


1mol CCl 4
Jumlah CCl4 = 3,58 x 1026 molekul CCl4 x
6.02x10 23 molekul CCl 4
= 5,95 x 102 mol CCl4.
Langkah 2.
153,8 g CCl 4
Jumlah g CCl4 = 5,95 x 102 mol CCl4 x = 9,15 x 104 g CCl4.
1 mol CCl 4
Langkah 3.

3 4 1 cm 3 CCl 4
Jumlah Cm CCl4 = ,15 x 10 g CCl4 x = 5,75 x 104 cm3 CCl4
1,59 g CCl 4
Langkah 4.
1 CCl 4
Jumlah l CCl4 = 5,75 x 104 cm3 CCl4 x = 57,51 l CCl4
3
1000 cm CCl 4
Mol sebuah Unsur
Pada bab sebelumnya didifiniskan bahwa satu mol suatu unsure adalah sessuai dengan
jumlah bilangan Avogadro dari atom-atom, ini mungkin jika hanya merupakan unsur tertentu
saja seperti besi, magnesium, natrium, dan tembaga. Dalam unsur-unsur ini sejumlah atom-
atom individu berbentuk bola yang sangat banyak dikelompokan bersama-sama.Tetapi tidak
demikian halnya dengan pada hidrogen, oksigen, Nitrogen, fluor, chlor, brom, iod, dan
belerang., atom-atom dari jenis yang sama ini bergabung membentuk molekul-molekul.
Bentuk molekul unsur-unsur tadi :
H2, O2, N2, F2, Cl2, Br2, I2, dan S2.
Perbedaan 1 atom H dan 1 mol H2 adalah besar sekali.

1.4 Susunan senyawa kimia


Kita dapat memperoleh banyak keterangan tentang susunan senyawa kimia dari rumus
kimiawi dan bobot atom. Perhatikan misalnya satu senyawa yang umum dipakai sebagai
insektisida yaitu DDT ( diklorodifenil trikloroetana). Senyawa ini mempunyai rumus
C14H9O5 dan bobot molekul 354,5 per mol DDT terdapat 14 mol atom C, 9 mol atom H, dan
5 mol atom Cl. Maka :
1 mol C14H9C15 = 14 mol C -== 9 mol H = 5 mol Cl

8 file KD 1 2 oke Kimia Dasar I


TABEL 1-1
Ringkasan istilah-istilah yang digunakan dalam stoikiometri

Istilah Definisi atau penggunaan

12
bobot atom baku Bobot atom 12,00000 didasarkan pada 6 C

massa nuklidat Massa dalam satuan massa atom (u) dari atom tunggal suatu nuklida
(massa isotop) khusus, dalam suatu skala di mana massa sebuah atom 12
6 C didefinisikan
14
sebagai 12,00000 u (contoh 7 N mempunyai massa nuklidat 14,00307
u).

bobot atom Bilangan tak berdimensi (murni) yang menyatakan massa campuran
isotop
(bobot atom nisbi) suatu unsur yang terjadi secara alami, relatif terhadap bobot atom
12,00000
untuk karbon-12 sebagai baku. Dalam tabel bobot atom terdapat
sejumlah
nilai (misalnya, bobot atom C1= 35,453).

bobot rumus Bilangan tak berdimensi (murni) yang menyatakan massa dari satuan
rumus
(bobot rumus nisbi) suatu senyawa, relatif terhadap bobot atau baku, karbon-12 (misalnya,
bobot rumus NaCI = 58,45). Bobot atom dalam tabel digunakan untuk
menghitung bobot rumus
.
bobot molekul Bilangan tak berdimensi (murni) yang membandingkan massa satu
molekul
(bobot molekul terhadap bobot atom baku, karbon-12 (misalnya, bobot molekul CS2 =
nisbi) 76,13). Bobot atom dalam tabel digunakan untuk menghitung bobot
molekul. Penggunaannya terbatas pada keadaan yang jelas, dan secara
nyata dapat diidentifikasi
.
mol Jumlah zat yang mengandung satuan-satuan dasar yang sama (6,0225 X
1023) seperti yang terdapat pada atom 12 12
6 C dalam 12,00000 g . 6 C

massa molar Massa satu mol zat, apakah zat itu tersusun oleh atom-atom individu
(bobot molar, (misalnya 55,85 g Fe/mol Fe), satuan rumus (misalnya 166,0 g KI/ mol
bobot mol) KI), atau molekul (misalnya 32,00 g O2 /mol O2 ). Sering digunakan
juga istilah bobot atom, bobot rumus, atau bobot molekul, walaupun
massa molar juga penting.

Rumus kimiawi seperti yang telah kita tulis itu, tidak menjelaskan pada kita atom-atom
mana dalam suatu senyawa yang terikat satu sama lain.

file KD 1 2 oke Kimia Dasar I 9


Tidak ada informasi dalam rumus C14H9C1s bahwa atom-atom H dan atom-atom Cl
diikat pada atom-atom C dan tidak antar atom itu sendiri. Jenis informasi tentang senyawa
dijelaskan melalui rumus strukturul, tidak dibahas pada bab ini.
Kita hanya harus mengetahui bahwa semua atom yang ada dzlam sebuah rumus kimiawi
merupakan atom-atom terikat dan tidak ada atom bebas atau yang tak terikat dalam suatu
senyawa.
Kesetaraan yang telah dicantumkan dalam pemyataan (3-1) digunakan untuk menulis
faktor konversi untuk menjawab pertanyaan pada Contoh 8.
Coontoh 8.:
a. Berapa banyaknya mol H yang terdapat dalam 75,0 g DDT (C14H9Cl5)
b. Berapa perbandingan massa dari Cl terhadap C dalam DDT (atau berapa gram Cl
ada dalam setiap gram C)
Jawab.
a. Untuk mendapatkan jumlah atom dalam sejumlah zat kita membutuhkan bilangan
Avogadro. Tetap mula-mula jumlah zat harus dinyatakan dalam mol, dan kemudian
dibutuhkan juga massa molar. Faktor tambahan yang dibutuhkan dalam deret konversi , g
DDTÆ mol Atom H Æ jumlah atom H Æ, dan yang diperlihatkan dibawah, adalah
factor yang diperoleh dari pernyataan (3-1) untuk mengubah dari mol DDT ke mol Atom
H.
1molC14 H 9 Cl 5 9molH
Jumlah mol atom H = 75 g C14H9Cl5 x x
354,5gC14 H 9 Cl 5 1molC14 H 9Cl15

6,02x10 23 atomH
x
1molH
= 1,15 x 1024 atom H
b. satu pendekatan dimulai dengan 1,00 g C diubah menjadi mol C. Lalu mol C diubah ke
mol Cl, dan akhirnya , dari mol Cl ke g Cl.
1molC 5molCl 35,45gCl
Jumlah g Cl = 1g C x x x = 1,06 g Cl
12gC 14molC 1molCl
Jadi perbandingan massa adalah sebesar 1,06 g Cl/g C. Mungkin ada cara lagi yang telah
mudah, yaitu dimulai dengan perbandingan mol 5 mol Cl/14 mol C, dan menguibah baik
pembilang, maupun penyebut ke massa dalam gram.

10 file KD 1 2 oke Kimia Dasar I


35,45gCl
5molCl *
Jumlah g Cl/g C = 1molCl = 177,25gCl = 1,06 g Cl/g C
12,0gC 168gC
14molC *
1molC
Perhitungan Persen Susunan suatu Rumus Kimiawi.
Disini persen berdasarkan massa
Contoh : berapa % sususnan berdasarkaan berat, dalam C14 H9 Cl5
Jawaban :
34.55 g Cl
5mol CL
1 mol Cl
% Cl berdasarkan massa =
354,5 gC14 H 9 Cl 5
1 molC14 H 9 Cl 5 x
1mol C14 H 9 Cl 5
177,25 g Cl
= x100
354,5 g C14 H 9Cl 5
= 50,00%

% C berdasar massa =
(14x12)g C x100%
354,5g C14 H 9Cl 5
= 47,43 % untuk Persen hitungan disederhanakan

Menetapkan Rumus Empiris dari percobaan Penentuan Sususnan


(kompoisi) senyawa.
Bagaimana rumus kimia diperoleh ?, Caranya sama yang dilakukan oleh Dalton yaitu
mengumpulkan rumus tersebut dari percobaan penentuan komposisi suatu senyawa, ini
mempunyai tabel bobot atom.
Persentase susunan menunjukkan perbandingan missi unsur-unsur suatu senyawa
berdasarkan massa. Rumus ini memerlukan persen sususnan dalam jumlah atom, berdasarkan
mol.
Dari percobaan, didapatkan Rumus impiris (sederhana) dan ini dapat untuk menghitung
bobot rumus senyawa.Rumus molekul, ini berasal dari rumus impiris dengan mengalikan
semua tik bawah.

file KD 1 2 oke Kimia Dasar I 11


Contoh 10.
Senyawa metil benzoat yang digunakan dalam industri parfum, mengandung 70,58%
C; 5,92 % H; dan 23,49% O, berdasarkan massa.
Berdasar percobaan, bobot molekul adalah 136. Bagaimana rumus impiris dan rumus
molekul metil benzoat.
Jawab.
Langkah 1 .
Tentukan massa tiap unsur dalam 100 g contoh. Dalam 100,0 g senyawa ( 100 bagian)
terdapat 70,58 g C, 5,92 g H dan 23,49 g O.
Langkah 2.
Ubahlah massa tiap unsure dalam 100,0 g contoh menjadi jumlah mol.
1 mol C
Jumlah mol C = 70,58 g C x = 5,88 mol C
12 g C
1 mol H
Mol H = 5,93 g H x = 5,87 mol H
1,0 g H
1 mol O
Mol O = 23,49 g O x = 1,47 mol O
16,0 g O

Langkah 3. Rumus sementara C5,88 H 5,87 O1,47

Langkah 4. dicoba menguabh tik alas pada langkah 3 dengan pembagian bilangan terkecil
(1,47)
C 5,88 H 5,87 O 1,47 = C 4,00 H 3,99 O1,00
1,47 1,47 1,47
langkah 5, dibulatkan menjadi C4H4O (empiris)
Langkah 6.
Bobot rumus senyawa [(4x12)+(4x1,01)+16] = 68,0 Karena dari percobaan diperoleh bobot
molekul 136, maka 2 kali bobot rumus, maka rumus molekulnya C8H8O2

12 file KD 1 2 oke Kimia Dasar I


Contoh 11.
Bagaimana rumus empirs suatu senyawa yang mengandung 59,53% C; 5,38% H;
10,68% N dan 24,40% O berdasar berat.
Jawaban.
Langkah 1: Tentukan massa tiap unsure dalam 100 g contoh, maka 50,53 g C; 5,38 g H;
10,68 g N; 24,40 g O.
Langkah 2 : ubah ke mol, maka 4,96 mol C; 5,33 mol H; 0,763 mol N; 1,53 mol O
Langkah 3 : tulis rumus sementara yaitu : C 4,96 H 5,33 N 0,763O1,53

Langkah 4 : mengubah tik alas : C 4,96 H 5,33 N 0,763 O 1,53 = C6,50H6,99NO1,99


0,763 0,763 0,763 0,763
Langkah 5 : bila mungkin bulatkan tik alas : C6,50H7NO2 pada C6,50 ini tidak bisa dibulatkan,
ini meruapakan kesalahan percobaan.
Langkah 6 : Gandakan tik alas dengan bulat terkecil, sehingga utuh bulat maka kalikan
dua(2) diperoleh : C 4,96 H 5,33 N 0,763 O 1,53 = C6,50H6,99NO1,99
0,763 0,763 0,763 0,763
Langkah 5 : bila mungkin bulatkan tik alas : C13H14N2O4
Analisa penggabungan :
Lihat gambar berikut :

A = gas oksigem
B = contoh yang akan dianalisa
C = tanur
D = Magnesium hidrokisda sebagai penyerap gas karbon dioksida
E = Natrium hidrosida menyerap CO2 menjadi Natrium Karbonat.

Bahan organik ; CxHyOz + O2 Æ CO2 + H2O

file KD 1 2 oke Kimia Dasar I 13


Contoh 12
Pembakaran 0,2000 g contoh senyawa karbon – hydrogen – oksigen dalam Vitamin C,
menghasilkan 0,2998 g CO2 dan 0,0819 g H2O.
a). Bagaimana rumus empiris Vitamin C
b). Tentukan persen seusunan unsure vitamin C
Jawab.
1 mol CO 2 1 mol C
Jumlah atom C = 0,2998 CO2 x x = 0,006812 mol C
44,01 g CO 2 1 mol CO 2
12,01 g C
Jumlah g C = 0,006812 mol C x = 0,08181 g C
1 mol C

1 mol H 2 O 2 mol H
Jumlah mol H = 0,0819 g H2O x x = 0,00908 mol H
18 g H 2 O 1 mol H 2 O
1,008 g H
Jumlah g H = 0,00908 mol H x = 0,00916 g H
1 mol H
Untuk oksigen diperoleh jumlah dibawah ini dengan cara mengurangi berat contoh dengan
berat C dan H
Jumlah g O = g contoh – g C – g H = 0,2000 g – 0,0181 – 0,00916
= 0,1090 g O
1 mol O
Jumlah mol O = 0,1090 g O x = 0,006812 mol O.
16 g O
a). Jumlah mol C, H dan O dalam 0,2000 g Vitamin C adalah :
C 0,006812 H 0,00909 O 0,006812 selanjutnya CH1,33O1,0 akhirnya dikalikan 3

diperoleh : C 3 H 3,99 O 3 = C 3 H 4 O 3 maka rumus impiris adalah C 3 H 4 O 3

b). Persen C dan H ditentukan dari percobaan dan oksigen diperoleh dari pengurangan.
0,08181C
%C= x100% = 40,90%
0,2000 g contoh
0,00916H
%H= x100% = 4,58 %
0,2000 g contoh
% O = 100 – 40,90 – 4,58 = 54, 52 %.

14 file KD 1 2 oke Kimia Dasar I


Analisa Pengendapan.
Analisa pengabuan dilakukan terutama untuk menentukan senyawa karbon dan hidrogen
dengan oksigen, nitrogen, dan beberapa unsur lain. Dalam hal ini komponen contoh dianalisa
diendapkan sebagai bahan tidak larut. Endapan kemudian diperlakukan sedemikian rupa
sehingga menjadi murni dari sususnan yang diketahui, maka persen komponen dalam contoh
dapata diketahui.
Contoh Kuningan
Cu2+, Zn2+, Pb2+, Fe3+

dilarutkan
Cu,Zn, Sn, Pb, Fe
dalam HNO3

SnO2. xH2O (mengendap)


Saring, cuci, dan
Keringkan pisahkan

SnO2

Kuningan adalah campuran logam tembaga, dan seng dalam sedikit timah putih, timbal dan
besi.
Dalam contoh , tembaga, seng, timbal, dan besi larut dalam bentuk ion.
Timah putih tidak larut dalam bentuk oksida tidak larut.
Contoh 13
Sebuah contoh kuningan 2,568 g, bila diperlakukan dengan prosedur pada gambar tadi
menghasilkan 0,1330 SnO2 murni.
Berapa % Sn dalam contoh kuningan.
Jawab.
1 mol SnO 2
Langkah 1. Jumlah SnO2 = 0,1330 g SnO2 x = 8,825 x 10-4 mol SnO2
150,7 g SnO 2
Langkah 2 . mol SnO2 Æ mol Sn
1 mol Sn
Mol Sn = 8,825 x 10-4 mol SnO2 x = 8,825 x 10-4 mol Sn
1 mol SnO 2
Langkah 3. mol Sn menjadi g Sn

file KD 1 2 oke Kimia Dasar I 15


118,7 g Sn
g Sn = 8,825 x 10-4 mol Sn x = 0,1048 Sn
1 mol Sn
jalan lain untuk mengubah g SnO2 didasarkan pada factor konversi 118,7 g Sn/150,7 g SnO2.
Trdapat 1mol Sn ( dengan massa 118,7 g) untuk tiap mol SnO2 (dengan massa 150,7 g).
118,7 g Sn
Jumlah Sn = 0,1330 SnO2 x = 0,10489 g Sn
150,7 g SnO 2
Persen timah putih dalam contoh.
0,1048 g Sn
% Sn = x 100 = 4,08 %
2,568 g Kuningan
Contoh 14
Dengan sejenis pengendapan didapat 0,6454 g Cl yang ada dalam 0,7718 contoh
senyawa XCl yang ada dalam 0,7718 g contoh senyawa XCl.
Berapa bobot atom unsur X
Jawab.
Bobot atom adalah bilangan yang menunjukkan unsur molar zat X, Untuk menentukan massa
molar dari contoh itu harus diketahui massa dan jumlah mol X. Massa X dalam Contoh
adalah :
Jumlah g X = 0,7718 XCl – 06454 g Cl = 0,11264 g X
Unsur X dan Cl bergabung dengan perbandingan 1:1, jumlah X sama dengan jumlah Cl.
Jumlah mol X = jumlah mol Cl.
1 mol Cl
= 0,6454 g x = 0,01820 mol Cl.
35,453 g Cl
Massa molar adalah perbandingan jumlah g X/jmulah mol X atau massa molar adalah
0,1264 g X
sebesar = = 6,945 g X/mol X
0,01820 mol X
Berat atom X = 6,945.
Contoh 15.
Persen klor dalam 0,5250 g contoh dalam senyawa XCl2 diendapkan sebagai 0,5070 g
AgCl. Berapa bobot atom X.
Jawab.
Massa Cl dalam contoh tidak diketahui, massa diketahui dari massa endapan.
Perbandingan X terhadap Cl adalah 1 : 2

16 file KD 1 2 oke Kimia Dasar I


Langkah 1. Tentukan banyaknya gram Cl dalam AgCl
35,453 g Cl
Jumlah g Cl = 0,5070 g AgCl x = 0,1254 g AgCl
143,3 g AgCl
Langkah 2. g Cl dalam XCl2 juga = 0,1254 g
Langkah 3. Jumlah g X = 0,5250 – 01254 = 0,3996 g X
Langkah 4. Mol Cl dalam XCl2
1 mol Cl
Jumlah mol Cl = 0,1254 g Cl x = 3,537 x 10-3 mol CL.
35,453 g Cl
Langkah 5. Banyaknya mol X dalam XCL2
1 mol X
Jumlah mol X = 3,537 x 10-3 mol Cl x = 1,768 x 10-3 mol X
2 mol Cl
Langkah 6. tentukan massa molar X
0,3996 g X
Massa molar X = = 226,0 g X/molX
1,768x10 − 3 mol X
Bobot atom X = 226,0

1.5 PERLUNYA PENAMAAN SENYAWA KIMIA-TATA NAMA


Yang sudah dibahas sebelumnya hanya rumus molekul, bukan namanya. Perlu diketahui
nama yang berbeda tetapi dengan rumus yang sama, maka perlu membedakan dengan
melalui pemberian nama. Tidak ada zat yang berbeda yang mempunyai nama sama.
Penamaan berjuta senyawa yang berbeda merupakan hal yang tidak mungkin.
Missal air (H2O), ammonia (NH3) ini nama biasa.

1.7 TINGKAT OKSIDASI.


Tingkat oksidasi (bilangan oksidasi) adalah bilangan yang menyatakan banyaknya electron
pada suatu atom yang etrlibat dalam pembentukan ikatan.
NaCl melepaskan satu atom Na (bukan logam) melepaskan satu electron atom Cl (bukan
logam).
Senyawa Na+ bilangan oksidasi +1 dan Cl- bilangan oksidasi –1.
Tingkat oksidasi atom-atom dalam bentuk ion adalah sama dengan muatan ion.

file KD 1 2 oke Kimia Dasar I 17


MgCl2, berasal Mg2+ maka tingkat oksidasi +2, dan Cl- maka tingkat oksidasi –1 .
Bila tingkat oksidasi semua atom (ion) dlam satuan MgCl2 dijumlahkan = +2 – 1 – 1 = 0

Jumlah tingkat oksidasi semua atom atau ion dalam sebuah molekul atau sebuah rumus
adalah nol.
H2O ini mempunyai H+ maka bilangan oksidasi +1 +1, dan O2- maka bilangan oksidasi –2
jadi jika diujumlahkan = 0
Maka setiap tingkat oksidasi itu sendiri harus sama dengan nol.

Bilangan oksidasi sebuah atom dalam unsur bebas adalah nol.


Ada enam aturan untuk menentukan tingkat oksidasi.
1. Tingkat oksidasi sebuah atom dalam unsur bebas (tidak terikat) adalah 0
2. Jumlah tingkat oksidasi semua atom dalam sebuah molekul atau satuan rumus adalah 0
(nol).
3. Dalam senyawa logam-logam alkali (gol I A dalam tebel berkala molekul, yaitu Li, Na,
K, Rb, Cs, Fr) mempunyai tingkat oksidasi +1, dan logam alkali tanah (IIA), +2.
4. Dalam senyawanya, tingkat oksidasi hydrogen adalah +1, fluor –1.
5. Dalam senyawanya, oksigen mempunyai tingkat oksidasi –2.
6. Dalam senyawa binernya dengan logam, unsure-unsur gol VII A mempunyai tingkat
oksidasi –1, golongan VI A, – 2, dan golongan V A, –3 (senyawa biner tersusun oleh
dua jenis unsure, missal KI, MgBr2, BaS).
Contoh 16.
Berapakah tingkat oksidasi atom yang bergaris bawah dalam senyawa berikut :
a). P4; b). Al2O3; c). MnO4-; d). NaH; e). H2O2 ; f). KO2 ; g). Fe3O4.
Jawab.
a). P4, ini adalah molekulunsur-unsur fosfor, untuk sebuah atom dari sebuah unsur bebas
tingkat oksidasi nya adalah O(nol) (aturan 1). Tingkat oksidasi P dalam P4 adalah nol.
b). Al2O3. Jumlah bilangan oksidasi semua atom dalam sebuah satuan rumus adlah 0 (aturan
2). Tingkat oksidasi O adalah –2 (aturan 5) maka untuk 3 atom menjadi 6. jumlah 2 atom
adalah +6. Maka bilangan oksidasi Al adalah +3.
c). MnO4-, Jumalh bilangan oksidasi semua atom dalam ion harus –1 (aturan 2). Jumlah
bilangan oksidasi empat atom O adalah –8. Bilangan oksidasi Mn adalah +7.

18 file KD 1 2 oke Kimia Dasar I


d). NaH. Aturan 3 menyatakan bahwa Na harus mempunyai bilangan oksidasi +1 (aturan 4),
bilangan oksidasi H adalah +1. Bila kedua atom mempunyai bilangan oksidasi +1, maka
menjadi +2. Ini menyalahi aturan 2.
Aturan 2 dan 3 mendahului aturan 4.
Bilangan oksidasi Na adalah +1 ; Jumlahnya dalam satuan rumus adalah O, sehingga
bilangan oksidasi H dalam NaH adalah –1.
e). H2O2: aturan 4, H mempunyai bilangan oksidasi +1 mendahului aturan 5. Jumlah.
bilangan oksidasi dua atom H adalah +2, dan jumlahnya untuk 2 atom O adalah –2.
Bilangan oksidasi O dalam H2O2 adalah –1.
f). KO2 : aturan 3 ( yang menyatakan bahwa bilangan oksidasi K = +1) mendahului
aturan 5. Jumlah bilangan oksidasi dua atom O adalah –1. Tingkat oksidasi tiap atom O
dalam KO2 adalah – ½ .
g). Fe3O4 : jumlah bilangan oksidasi empat atom O adalah –8. Untuk tiga atom Fe Jumlahnya
2
+8, maka bilangan oksidasi tiap atom Fe adalah + 2 .
3

file KD 1 2 oke Kimia Dasar I 19


II. STOIKIOMETRI II
REAKSI-REAKSI KIMIA

2.1 Persamaan Kimia


2.2 Jenis Reaksi kimia
2.3 Pentingnya Jumlah (Kuantitatif) dalam Persamaan Kimia.
2.1 Persamaan Kimia.
2.1. Persamaan Kimia
Lambang-lambang yang menyatakan suatu reaksi kimia disebut persamaan kimia,
disebelah kiri Æ rumus pereaksi.
Kanan Æ hasil reaksi.
Antara dua sisi digabungkan tanda (=) atau tanta anak panah Æ
Penulisan Persamaan Reaksi kimia.
Nama pereaksi dan hasil reaksi ditulis Æ Persamaan sebutan.
Contoh Nitrogen + oksigen Æ Nitrogen oksida
Sebagai pengganti nama-nama zat dipergunakan rumus-rumus kimia, menjadikan Persamaan
kerangka
NO + O2 Æ NO2
Persamaan kerangka kemudian disetimbangkan, yang menghasilkan persamaan kimia.
Contoh : 2 NO + O2 + 2 NO2
Penting :
Jumlah atom dari tiap jenis zat tidak berubah dalam reaksi kimia, atom tidak dapat dibentuk
atau dihancurkandi dalam suatu reaksi.

Contoh 2.1
Gas propana C3H8 adalah gas yang mudah dicairkan, disimpan dan diangkut untuk
digunakan sebagai bahan bakar.
Persamaan sebutan :
Propana + Oksigen Æ karbon dioksida + air
Persamaan Kerangka
C3H8 + O2 Æ CO2 + H2O ini belum seimbang.
Perlu penyeimbangan

20 file KD 1 2 oke Kimia Dasar I


Menyeimbangkan C C3H8 + O2 Æ 3 CO2 + H2O
H C3H8 + O2 Æ 3 CO2 + 4 H2O
O C3H8 + 5 O2 Æ 3 CO2 + 4 H2O telah diseimbangkan.
Contoh 2.2.
Tri etilen glikol C6H14O4 digunakan sebagai pelarut dan pembuat plastic. Tuliskan
persamaan kimia yang telah di seimbangkan pad pembakran sempurna.
C6H14O4 + O2 Æ CO2 + H2O
Menyeimbangkan C C6H14O4 + O2 Æ 6CO2 + H2O
H C6H14O4 + O2 Æ 6 CO2 + 7 H2O
O C6H14O4 + 15/2 O2 Æ 6 CO2 +7 H2O
Diseimbangkan dikalikan dua agar bilangan tik alas bulat
2 C6H14O4 + 15 O2 Æ 12 CO2 + 14 H2O

Lambang C kadang dipergunakan untuk menyatakan bentuk kristal suatu zat, tetapi symbol
(p) juga dapat dipergunakan untuk tujuan yang sama.
(g) = gas
( c ) = cair
(p) = padat
(aq) = larutan ber air (aqua)

Reaksi gas hydrogen dan oksigen membentuk cairan air.


2 H2 (g) + O2 (g) Æ 2 H2O (l)

Persamaan ion bersih : reaksi dari larutan dengan pelarut air dari perak nitrat dan natrium
klorida dapat dinyatakan dengan persamaan :
AgNO3 (aq) + NaCl (aq) Æ AgCl (p) + NaNO3 (aq)
Putih
AgNO3 dan NaCl adalah senyawa ionic, yang akan terpisah dalam air.
Ag+(aq) + NO3- (aq) + Na+ (aq) + Cl- (aq) Æ AgCl (p) + Na+ (aq) + NO3 (aq)
Selanjutnya adalah menghilangkan ion-ion yang ada disebelah kiri maupun kana sehingga
menjadi persamaan ion bersih :
Ag+ (aq) + Cl- (aq) Æ AgCl (p)

file KD 1 2 oke Kimia Dasar I 21


Persamaan berikut logam tembaga akan mengendapkan logam perak dalam larutan
mengandung ion perak.

Cu (s) + Ag+ (aq) Æ Cu2+ (aq) + Ag(p) (2.12)


Diseimbangkan
Cu (s) + 2 Ag+ (aq) Æ Cu2+ (aq) + 2 Ag(p)
Bukti fisis dari reaksi ini adalah terbentuknya lapisan tipis kristal perak dan terbentuknya
warna biru (Cu2+) dalam larutan semula tak berwarna.

Contoh 2.3
Bila gas hidrogen sulfida (H2S) dilalukan pada larutan air yang mengandung Bi3+,
terbentuk endapan coklat bismut sulfida Bi2S3 yang disertai oleh kenaikkan jumlah ion
H+ dalam larutan. Tuliskan reaksi ini.
Bi+(aq) + H2S (aq) Æ Bi2S3(p) + H+ (aq)
Menyeimbangkan S 2 Bi+(aq) + 3 H2S (aq) Æ Bi2S3(p) + H+ (aq)
H 2 Bi+(aq) + 3 H2S (aq) Æ Bi2S3(p) + 6 H+ (aq)
Selidiki muatan listriknya
Kiri kanan
2 x (+3) = 6 x ( + 1)
muatan Bi3+ muatan H+

2.2 Jenis Reaksi kimia


1. Pembakaran
2. Penggabungan
3. Penguraian
4. Penggantian (atau perpindahan tunggal)
5. Metatesis (atau perpindahan ganda)

22 file KD 1 2 oke Kimia Dasar I


1. Pembakaran.
Reaksi dimana suatu unsur/senyawa bergabung dengan oksigen membentuk senyawa
yang mengandung oksigen. Yaitu contoh CO2, H2O, dan SO2.
C3H8 (g) + O2 Æ CO2 (g) + H2O (c)
2. Penggabungan (sintesis)
Adalah suatu reaksi dimana sebuah zat yang lebih komplek terbentuk dari dua atau lebih
(baik unsure maupun senyawa)
2H2 (g) + O2 (g) Æ 2 H2O
CO (g) + 2H2 Æ CH3OH
3. Penguraian
Adalah seuatu rekasi dimana suatu zat dipecah menjadi zat-zat yang lebih sederhana.
2 AgO (p) Æ 4 Ag (p) + O2 (g)
4. Penggantian (perpindahan tunggal)
Adalah suatu reaksi dimana sebuah unsure memindahkan unsur lain dalam suatu
senyawa.
Cu (p) + 2 Ag+ (Aq) Æ Cu2+ (aq) + 2 Ag (p)
Ag dari larutan ber air menjadi padat.
5. Metatesis (atau perpindahan ganda)
Adalah suatu reaksi dimana terjadi pertukaran antara dua reaksi.
AgNO3 (aq) + NaCl Æ AgCl (p) + NaNO3 (aq)
Disini NO3- dan Cl- ditukar tempatnya sehingga NO3- bergabung dengan Na , dan Cl-
bergabung dengan Ag membentuk AgCl yang tadak larut.
AgN03(aq) + NaCI(aq) ---> AgCI(p)+ NaN03(aq)

Istilah-istilah di atas telah lama dipakai dalam ilmu kimia, dan beberapa di antaranya
(misalnya: pembakaran, penguraian) biasa digunakan sehari-hari. Kategori-kategori ini
umumnya tidak sama manfaatnya seperti tipe-tipe lainnya yang ada kemudian dalam
buku ini. Misalnya, beberapa reaksi terjadi karena penggabungan ion-ion tertentu
(seperti misalnya Ag+ dan CI- dalam reaksi Ag+ dan Cl- menjadi AgCl (p) tidak dapat
tetap berada dalam larutan tetapi berbentuk sebagai endapan.

file KD 1 2 oke Kimia Dasar I 23


2-3 Pentingnya Jumlah (Kuantitatif) dalam Persamaan Kimia Koefisien-
koefisien pada persamaan berikut :

2 H2(g) + O2(g) ----> 2 H20 (c)


berarti bahwa :
2 molekul H2 + 1 molekul O2 ---> 2 molekul H20
atau
2x molekul H2 + X molekul O2 -----> 2x molekul H20
.
Bila x = 6,02205 X 1023 bilangan Avogadro, maka x molekul sama dengan 1 mol.
Jadi, persamaan kimia 2 H2 (g) + O2 (g) -----> 2 H20 (c) juga berarfi bahwa :

2 mol H2 + 1 mol O2 -----> 2 mol H2O


Persamaan kimia itu memungkinkan kita untuk menulis pernyataan berikut :
(1) 2 mol H20 ≈ 2 mol H2
(2) 2 mol H2O ≈ 1 mol 02
(3) 2 mol H2 ≈ 1 mol O2
Arti pernyataan ini adalah :
1, dua mol H2O dihasilkan untuk setiap dua mol H2 yang digunakan.
2, dua mol H20 dihasilkan untuk setiap satu mol O2 yang digunakan.
3. dua mol H2 digunakan untuk setiap satu mol 02 yang digunakan.

Pernyataan-pernyataan ini (dan persamaan kimia dari mana pernyataan itu diperoleh)
merupakan sumber faktor-faktor konversi dalam dua contoh berikut :

Contoh 2-4. Berapa H20 dalam mot, yang merupakan hasil pembakaran H2
berlelih dalam 3,3 mot O2?

Jawaban. Pernyataan "H2 berlebih" menyatakan bahwa terdapat jumlah H2 yang


lebih banyak daripada yang seharusnya dipakai pada reaksi sempurna dengan 3,3 mol
O2 membentuk H20. Faktor konversi yang diperlukan berasal dari pernyataan 2 mol H20
≈ 1 Mol O2.
2 H 2O
Jumlah mol H2O = 3,3 mot O2 x = 6,6 mol H20
1 mol O 2

24 file KD 1 2 oke Kimia Dasar I


Contoh 2-5. Berapa massa H2 harus bereaksi dengan O2 berlebih supaya
menghasilkan 5,40 g H20?
Jawaban. Dalam soal ini, (a) O2 berlebih, bukan H2; (b) yang tidak diketahui adalah
jumlah dari dari satu pereaksi (H2) yang membentuk H20; dan (c) informasi yang
diketahui adalah dalam satuan gram bukan mol. Walaupun perhitungan ini dapat
dilakukan dalam satu langkah, tetapi dalam hal ini akan dilakukan dalam tiga langkah.

Langkah 1. Ubahlah jumlah H20 dari gram ke mol. Untuk ini diperlukan faktor konversi
yang didasarkan pada massa molar H20.

Langkah 2. Dari jumlah H2O dalam langkah 1, hitunglah jumlah H2 yang dipakai. Untuk
ini diperlukan sebuah faktor dari persamaan kimia.

Langkah 3. Ubahlah jumlah H2 dalam langkah 2 ke massa, dalam gram, dengan


menggunakan massa molar H2 sebagai faktor konversi.

1 mol H 2 O 2 mol H 2 2,02 g H 2


Jumlah g H2 = 5,40 g H20 x x x = 0,606 g H2
18,0 g H 2 O 2 mol H 2 O 1 mol H 2

Sekarang perhatikan reaksi yang tergambar dalam gambar 2.1.

2 Al(p) + 6 HCl(aq) ---> 2 AlC13(aq) + 3 H2(g) (2.16)

GAMBAR 2-1.

Reaksi 2 Al (p) + 6 HCl(aq) ----> 2 AlCl3 (aq) + 3 H2 (g).

HCI (aq) dimasukkan ke dalam gelas piala di sebelah kiri melalui corong panjang. Reaksi
antara HCl dan Al terjadi dalam erlenmeyer. Pelepasan H2 (g) disalurkan ke alat

file KD 1 2 oke Kimia Dasar I 25


pengumpul gas yang sebelumilya terisi oleh air penuh. Hidrogen sangat sedikit larut
dalam air.

Contoh 2-6. Sekeping logam aluminium murni yang mempunyai volume 0,842 cm3
bereaksi dengan larutan HCl berlebih. Berapa gram gas hidrogen dibebaskan
(rapatan Al = 2,70 g/cm 3 ).
Jawaban:

Langkah 1. Gunakan rapatan untuk mengubah volume ke massa,


2,70 g Al
Jumlah g Al = 0,842 cm3 Al x = 2,27 g Al
1 cm 3 Al
Langkah 2. Nyatakan jumlah Al dari langkah 1 dalam mol,
1 mol Al
Jumlah mol Al = 2,27 g Al x = 0,0841 mol Al
27 g Al
Langkah 3. Gunakan sebuah faktor dari persamaan kimia untuk menentukan jumlah H2
yang akan dihasilkan.

3 mol H 2
Jumlah mol H2 = 0,0841 mol Al x = 0,126 mol H2
2 mol Al
Langkah 4. Ubahlah jumlah H2 dari langkah 3 ke massa dalam gram,
2,02 g H 2
Jumlah g H2 = 0,126 mol H2 x = 0,255 g H2
1 mol H 2

Gambar 2-2 berguna dalam menganalisis langkah-langkah penyesuaian contoh-contoh


sebelumnya dan dua contoh berikut ini:

GAMBAR 2-2.
Skema perhitungan yang didasarkan atas persamaan kimia dari Contoh 2-6, 2-7, dan 2-8.
faktor dari
persamaan

Contoh 4-6

Contoh 4-7

Contoh 4-8

Pada dasarnya tiap contoh ini dimulai dengan keterangan mengenai satu zat (berwarna)
dan mencari ketergantungan zat lainnya (warna hitam). Persamaan kimia memberikan
faktor yang mengubah dari satu zat ke yang lain, berdasarkan mol. Pengubahan lain

26 file KD 1 2 oke Kimia Dasar I


menggunakan massa molar, rapatan atau persen susunan, bila diperlukan. Awal
perhitungan dari sebelah kiri atau kanan persamaan, sampai ke penyelesaian tergantung
pada situasi tertentu.

Contoh 4-7. Suatu logam campuran terdiri dari 95,0% Al dan 5,0% Cu, berdasar massa,
digunakan dalam reaksi (2,16). Anggaplah bahwa semua Al bereaksi dan semua Cu tidak
bereaksi, berapa berat logam campuran diperlukan untuk rnenghasilkan 1,75 g H2?

Jawaban. Di sini pereaksi yang belum diketahui jumlahnya adalah tidak murni. Faktor konversi
yang didasarkan atas persen susunan campuran logam dibutuhkan dalam langkah terakhir dari
empat langkah penyelesaian.
Langkah 1. Tentukan H2 yang dihasilkan dalam mol
1 mol H 2
Jumlah mol H2 = 1,75 g H2 x = 0,866 mol H2
2,02 g H 2
Langkah 2. Ubahlah mol H2 ke mol Al dengan faktor dari persamaan
2 mol Al
Jumlah mol Al = 0,866 mol H2 x = 0,577 mol Al
3 mol H 2
Langkah 3. Nyatakan banyaknya Al yang diperlukan sebagai massa, dalam gram.
27,0 g Al
Jumlah g Al = 0,577 mol Al x = 15,6 g Al
1 mol Al
Langkah 4. Bila A1 itu murni, jumlah yang dibutuhkan 15,6 g; tetapi contoh itu kemurniannya
hanya 95,0%, maka logam campuran itu lebih besar dari 15,6 g.
100,0 g log am cmpuran
Jumlah g logam campuran = 15,6 g Al x = 16,4 g logam campuran.
95,0 g Al

Contoh 2-8. Suatu larutan asam klorida terdiri dari 28,0% HCl berdasar massa, dan
rapatan 1,14 g/cm3. Berapa volume larutan ini yang dibutuhkan untuk melarutkan 2,35 g
A1 dalam reaksi (2.16).

Jawaban. Berapa langkah yang dilukiskan dalam Gambar 2-2 digunakan di bawah ini.

Langkah 1. Ubahlah 2,35 g Al menjadi mol Al. Hasilnya : 0,0870 mol Al.
Langkah 2. Tentukan jumlah mol HCl yang diperlukan untuk melarutkan Al.
6 mol HCl
Jumlah mol HCl = 0,0870 mol Al x = 0,261 mol HCI 2 mol
2 mol Al
Langkah 3. Tentukan massa 0,261 mol HCI. Hasilnya = 9,53 g HCI.
Langkah 4. Hitunglah massa larutan asam yang mengandung 9,53 g HCI.
100 g lrt HCl
Jumlah g larutan HCl = 9,53 g HCl x = 34,0 g lrt HCI.
28,0 g HCl
Langkah 5. Gunakan rapatan sebagai faktor untuk mengubah massa menjadi volume larutan.
1 cm 3 lrt HCl
Volume larutan HCI = 34,0 g lrt HCl x = = 29,8 cm 3 lrt. HCI.
1,14 g lrt HCl

file KD 1 2 oke Kimia Dasar I 27


Contoh ini, seperti contoh-contoh laimiya dapat dilakukan dengan satu langkah, bila
anda dapat menggunakan tiap langkah sebelumnya menjadi satu langkah keseluruhan.

1 mol Al 6 mol HCl 36,5 g HCl


Volume lrt. HCl =2,35 g Al x x x
27,0 g Al 2 mol Al 1 mol HCl
g Al Æ mol Al Æ mol Al Æ g HCl
100 g HCl so ln 1 cm 3 HCl so ln
x x
28,0 g HCl 1,14 g HCl so ln
Æ g HCl lrt Æ cm3 HCl lrt
= 29,9 cm3 lrt. HCI*

2-4 Reaksi-reaksi Kimia dalam Larutan


Kita perlu menyelidiki lebih dalam beberapa segi reaksi kimia: Beberapa pereaksi dan/atau
hasil reaksi dapat berada dalam larutan. Satu komponen yang menentukan keadaan larutan
apakah sebagai padatan, cairan, atau gas, disebut pelarut (solvent). Komponen-komponen
lain disebut zat terlarut (solute). Lambang NaCI (aq) misalnya, menunjukkan bahwa air
sebagai pelarut dan natrium klorida, sebagai zat terlarut. Dalam air laut, air juga merupakan
pelarut, tetapi banyak sekali zat terlarutnya, dan NaCI yang paling banyak terdapat.
Jumlah zat terlarut yang dapat dilarutkan dalam sebuah pelarut sangat bervariasi. Itulah
sebabnya, perlu mengetahui susunan atau konsentrasi yang tepat suatu larutan bila harus dila-
kukan perhitungan pada reaksi kimia dalam larutan. Pada Contoh 2-8 keterangan tentang
susunan larutan asam klorida tertentu diberikan dalam bentuk rapatan larutan dan persen
susunan berdasar massa. Tetapi yang paling berguna adalah uraian berdasarkan konsep mol.

Konsentrasi Molar (Molaritas). Susunan atau konsentrasi larutan dinyatakan dengan


jumlah mol zat terlarut per liter larutan disebut konsentrasi molar atau molaritas (M).

jumlah mol zat terlarut


Konsentrasi molar (M) = (2.17)
jumlah liter laru tan

Dalam sistem SI satuan liter (L) diragukan, sedangkan kesetaraannya


yaitu desimeter kubik (dm3) telah diakui. Beberapa satuan konsentrasi
lain dan penggunaannya dibicarakan dalam Bab lain

Bila pembilang dan penyebut pada persamaan (2.17) dibagi 1000, nilai molaritas tidak
berubah. Satuan mol/1000, adalah milimol (mmol), dan satuan L/1000, adalah mililiter (mL).
Jadi, definisi molaritas lainnya:

jumlah mol / 1000 jumlah mmol zat terlarut


Konsentrasi molar (M) = = (2.18)
jumlah L / 1000 jumlah mL laru tan
Misalnya, 0,500 mol urea, CO(NH2)2, dilarutkan dalam 1,000 L larutan dengan pelarut air,
maka konsentrasi molarnya adalah :

28 file KD 1 2 oke Kimia Dasar I


0,500 mol CO(NH 2 ) 2
= 0,500 M CO(NH2)2
1,000 L laru tan
dan 3,52 mmol (0,00352 mol) etanol, C2H5OH, dilarutkan menjadi 100,0 ml dengan pelarut
air sebanding dengan konsentrasi molar dari :
3,52 mmol C 2 H 5 OH
= 0,0352 M C2H5OH
100,0 mL laru tan
Dengan sendirinya jumlah molar tidak dapat langsung diukur; tetapi harus dihubungkan
dengan pengukuran lain, biasanya massa atau volume.

Contoh 2-9. Suatu larutan dibuat dengan melarutkan 25,0 cm3 etanol, C2H5OH (d =
0,789 g/cm3), menjadi larutan dengan volume 250,0 mL dengan pelarut air. Berapakah
molaritas larutan C2H5OH ini?
Jawaban. Untuk langkah pertama harus dihitung jumlah mol etanol dalam 25,0 cm3 contoh.
Rapatan dan massa molar menghasilkan faktbr konversi yang diperlukan.

0,789 g C 2 H 5 OH 1 mol C 2 H 5 OH
Jumlah mol C2H5OH = 25,0 cm3 C2 H5OH x x
1 cm 3 C 2 H 5 OH 46,1 g C 2 H 5 OH
= 0,428 mol C2H5OH
Sekarang, digunakan definisi konsentrasi molar, dinyatakan baik dengan persamaan (2.17)
atau (2.18). Perhatikan bahwa 250 mL = 0,250 L.

0,428 mol C 2 H 5 OH 428 mmol C 2 H 5 OH


molaritas = = 1,71 M C2H5OH.
0,2500 L laru tan 2500 mL laru tan
Contoh 2-10. Diperlukan 0,5000 L (500,0 mL) larutan tepat 0,250 M Na2S04 dalam air.
Berapa massa Na2S04 yang diperlukan untuk tujuan ini (lihat Gambar 2-3)?

GAMBAR 2-3
Pembuatan larutan 0,250 M Na2S04 ilustrasi Contoh 2-9.

0,125 mol (17,8 g) Na2S04 dilarutkan dalam 500 mL larutan. Satu jenis wadah yang
dibutuhkan dalam pembuatan larutan adalah labu takar. Labu ini berisi 500,0 ± 0,2 ml sampai
tanda tera. Caranya kristal itu dilarutkan dengan air kurang dari 500 ml. Setelah semua kristal
melarut, ditambah lagi air sampai tanda tera, kemudian dikocok.

file KD 1 2 oke Kimia Dasar I 29


Jawaban.
Satu cara seperti langkah pertama pada persamaan (2-17) untuk memperoleh jumlah zat
yang diperlukan dalam pembuatan larutan.
Jumlah mol Na2 SO4 = molaritas (mol/L) x volume (L)
0,250 mol Na 2 SO 4
= x 0,5000 L
1L
= 0,125 mol Na2 S04
Kemudian massa zat terlarut dapat dihitung.
142 g Na 2 SO 4
Jumlah g Na2SO4 = 0,125 mol Na2SO4 x = 17,8 g Na2S04
1 mol Na 2 SO 4
Pendekatan lain menggunakan molaritas sebagai faktor konversi antara volume larutan
dan jumlah mol zat terlarut. Jadi, untuk larutan ini, 1,001 larutan ≈ 0,250 mol Na2SO4.

0,250 mol Na 2 SO 4 142 g Na 2 SO 4


Jumlah g Na2S04 = 0,5000 L lrt x x
1 L lrt 1 mol Na 2 SO 4
(L lrt Æ mol Na2SO4 Æ g Na2SO4)
Pada prakteknya, persamaan (2-17) atau (2-18) digunakan dua kali (atau lebih). Salah satu
kasus misalnya, bila dua larutan dicampur, maka konsentrasi akhir bisa dihitung. Lebih
umum adalah situasi yang dibicarakan dalam Contoh 2-11, di mana larutan yang diperlukan
dibuat dengan penambahan air ke larutan yang lebih pekat. Prosedur ini sering digunakan
dalam laboratorium, di mana larutan yang disimpan konsentrasinya sangat tinggi, jika
dibutuhkan dapat dibuat larutan yang lebih encer dengan konsentrasi yang sesuai.

Prinsip utama dari cara ini dilukiskan dalam Gambar 2-4, yaitu

semua zat terlarut pada keadaan awal, lebih pekat dan kemudian dijadikan larutan yang
encer. (2.19)

Pernyataan (2-19) adalah yang diperlukan (bersama-sama dengan definisi konsentrasi


molar) dalam penyelesaian soal-soal pengenceran. Maka dari itu dipilih suatu cara yang
didasarkan pada penyusunan persamaan (2-17) dan (2-18), yaitu,
jumlah mol zat terlarut = molaritas (M) x volume (V, dalam liter);
dan
jumlah mmol zat terlarut = molaritas (M) x volume (V, dalam mililiter)
Bila suatu larutan diencerkan, jumlah zat terlarut tetap baik larutan pada keadaan awal(i)
maupun pada akhir(f). Jadi,
Mi x Vi = jumlah zat terlarut (mol atau mmol) = Mf x Vf
Dan
Mi x Vi =Mf x Vf (2.20)

30 file KD 1 2 oke Kimia Dasar I


GAMBAR 2-4 Pembuatan larutan dengan pengenceran; ilustrasi Contoh 2-12.

50,0 ml, 1,00 i11 KV03

250 ml, 0.200 11 KV03


Pipet 50 mL digunakan untuk mengambil larutan 1,00 M KN03, kemudian dimasukkan ke
dalam sejumlah air yang berada dalam labu takar 250 mL. Setelah itu tambahkan air sampai
tan da tera.

Contoh 2-11. Berapa volume 1,000 M KN03 harus diencerkan dengan air untuk
membuat larutan 250,0 mL 0,200 M KN03? (lihat Gambar 2-4).
Jawaban. Perhatikan dua larutan itu secara yang harus ada dalam larutan akhir.
terpisah. Pertama, hitunglah jumlah zat terlarut
0,200 mol KNO 3
Jumlah mol KN03 = 0,250 L lrt
1 L lrt
= 0,0500 mol KN03 = 50,0 mmol KN03

Karena semua zat terlarut dalam larutan encer akhir harus berasal dari yang pertama (yang
lebih pekat) maka: Berapa volume 1,000 M KN03 harus diambil untuk mendapatkan 0,0500
mol KN03 ?
1 mL lrt
Jumlah L Irt = 0,0500 mol KN03 x = 0,0500 L lrt.
1,000 mol KNO 3
atau
1 mL lrt
jumlah mL lrt = 50,0 mmol KN03 x = 50,0 mL lrt.
1,000 mmol KNO 3

.Stoikiometri larutan. Beberapa gagasan yang dipertimbangkan dalam bab ini dapat digabung
untuk menjawab pertanyaan pada Contoh 2-12.

file KD 1 2 oke Kimia Dasar I 31


Contoh 2-12. Berapa volume 0,1060MAgN03 (aq) harus bereaksi dengan 10,00 mL
K2Cr04 (aq) 0,0972 M untuk mengendapkan semua kromat sebagai Ag2CrOq?

2 AgN03(aq) + K2Cr04(aq) --)- Ag2Cr04(p)+ 2 KN03(aq)

jawaban. Karena jumlah pereaksi sedikit, di sini digunakan satuan mmol (walaupun
dengan sendiririnya satuan mol juga dapat digunakan). Juga, sebuah faktor dari persamaan
kimia dapat dinyatakan dalam milimol maupun mol.

Tiga langkah pendekatan adalah: 1). Tentukan jumlah mol K2Cr04 yang bereaksi. 2).
Gunakan persamaan yang telah diseimbangkan untuk menentukan jumlah mol AgN03 yang
dibutuhkan untuk bereaksi dengan K2CrO4 3). Hitunglah volume 0,1060 M AgNO3 yang
mengandung jumlah AgNO3 yang dibutuhkan.

0,09720 mmol K 2 CrO 4


Jumlah mmol K2CrO4 = 10,00 ml larutan x
1 mL laru tan
= 0,9720 mmol K2CrO4
2 mmol AgNO 3
Jumlah mol AgNO3 = 0,9720 mmol K2CrO4 x
1 mmol K 2 CrO 4
= 1,944 mmol AgNO3
1 mL laru tan
Volume AgNO3 (aq) = 1,944 mmol AgNO3 x = 18,34 mL AgNO3
0,1060 mmol AgNO 3
(aq)
Keadaan yang lebih umum dalam laboratorium diterangkan pada Contoh 2-13. Sebuah
reaksi kimia berlangsung antara dua larutan, konsentrasi larutan pertama diketahui, yang lain
tidak diketahui. Data percobaan dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan yang
tidak diketahui.
Contoh 2-13. Elektrolit yang terdapat dalam aki penyimpan timbul dalam larutan
H2SO4 (aq) (asam sulfat). Sebanyak 5 mL contoh asam dari aki membutuhkan 46,40
mL larutan 0,875 M NaOH untuk menetralkannya. Berapa konsentrasi molar asam
sulfat? (lihat Gambar 2-5).

H2S04(aq) + 2 NaOH(aq) – Na2SO4(aq) + 2 H20(c) (2.21)

Jawaban. Perhatikan lagi tiga langkah pendekatan: 1) Tentukan jumlah mmol NaOH
dalam 46,40 ml 0,875 M NaOH. 2) Tentukan jumlah mmol H2SO4 yang bereaksi dengan
NaOH ini. 3) Hitung molaritas H2SO4 (aq).

32 file KD 1 2 oke Kimia Dasar I


GAMBAR 2-5 Titrasi asam-basa, ilustrasi Contoh 2-13

(a) sebelum (b) pada titik ekivalen


ti tik ekivaien

Sebanyak 5,00 mL H2SO4 (aq) seperti pada reaksi (2.12) dimasukkan dalam erlemmeyer dan
diencerkan dengan air. Beberapa tetes indikator asam-basa (fenolfthalein) ditambahkan.
Suatu larutan 0,875 M NaOH ditempatkan dalam buret yang alirannya dapat dikendalikan
dengan cerat. Buret ini diisi sampai tanda 0,00 mL.

(a) Larutan dari buret diteteskan, mula-mula cukup cepat dan kemudian tetes demi tetes.
(b) Pada suatu saat di mana reaksi H2SO4 sudah sempurna (titik ekivalen) indikator asam-
basa berubah warna. Pembacaan buret pada saat ini (46,40 mL) menyatakan volume
0,875 M NaOH yang dibutuhkan untuk titrasi.

0,875 mmol NaOH


Jumlah mmol NaOH = 46,40 mL x
1 mL
= 40,6 mmol NaOH
1 mmol H 2 SO 4
Jumlah mmol H2SO4 = 40,6 mmol NaOH x
2 mol NaOH
= 20,3 mmol H2S04
Karena 20,3 mmol H2 S04 berasal dari contoh 5 mL, maka

20,3 mmol H 2 SO 4
Konsentraai molar = = 4,06 M H2SO4
5 mL lrt

Perhitungan yang terdapat pada Contoh 2-13 tidak sukar, tetapi prosedur percobaan
untuk mendapatkan data perhitungan - yaitu yang disebut tetrasi -- memerlukan
ketelitian. Seperti Contoh 2-13, bagaimana kita dapat yakin bahwa larutan tak berwarna
NaOH (aq) yang ditambahkan perlahan-lahan pada 5,00 mL H2 S04(aq) juga tidak
berwarna. Reaksi ini dikatakan sempurna bila 46,40 ml NaOH telah ditambahkan - dan
bukan 46,35 atau 46,45 atau 46,50 . . . ? Hal ini dapat diketahui dengan adanya
indikator dalam larutan H2S04 (aq) yang akan berubah warna pada titik tertentu yang
tepat (disebut titik ekivalen) pada waktu semua H2SO4 (aq) telah bereaksi. Jadi, kunci
pada reaksi titrasi adalah pengetahuan mengenai kerja sebuah indikator dan kemampuan
untuk memilih indikator yang cocok.

file KD 1 2 oke Kimia Dasar I 33


2-5 Beberapa Bahan Tambahan
Banyak keadaan yang menyangkut stoikiometri dari reaksi-reaksi kimia dapat ditangani
melalui cara-cara yang akan dikemukakan dalam sub-bab ini. Hal ini menyangkut
beberapa faktor yang rumit yang perlu dipertimbangkan.
Penentuan Pereaksi Pembatas. Dalam contoh yang disajikan sebelumnya telah
diterangkan bahwa pereksi terdapat dalam keadaan berlebih. Sebagian dari pereaksi
yang berlebih tetap berada dalam campuran sampai reaksi berakhir. Pereaksi yang
menentukan hasil, disebut pereaksi pembatas dan pereaksi ini habis bereaksi. Dalam
suatu keadaan dapat terjadi bahwa pereaksi pembatas fidak dinyatakan secara tegas.
Dalam beberapa kasus pereaksi pembatas harus ditentukan dengan perhitungan. Prinsip
ini dilukiskan pada Gambar 2-6.
Contoh 2-14. Berapa jumlah mol Fe(OH)3 (p) yang dapat dihasilkan oleh reaksi 1,0
mol Fe2S3, 2,0 mol H20, dan 3,0 mol O2? 2 Fe

2 Fe2S3(p) + 6 H20(e) + 3 02(g) ----> 4 Fe(OH)3(P) + 6 S(p)

Jawaban. Jumlah mol Fe2S3 (1,0 mol) lebih sedikit dibanding H20 (2,0 mol) dan 02 (3,0
mol), tetapi hal ini tidak secara otomatis berarti bahwa Fe2S3 merupakan pereaksi
pembatas. Jumlah dari ketiga pereaksi dapat dibandingkan terhadap perbandingan
koefisien reaksinya :
2 mol Fe2S3 ≈ 6 mol H2 0 ≈ 3 mol 0 2

Misalnya, reaksi 3,0 mol O2 membutuhkan H2O sebanyak :


6 mol H 2O
= 3 mol 02 x = 6 mol H20
3 mol O 2
Sedangkan hanya terdapat 2,0 mol H2O yang siap bereaksi. Sebagian O2 harus (g) dalam
keadaan berlebih. Sekarang dihitung berdasarkan 02 (g) sebagai zat yang berlebih, apakah
jumlah Fe2S 3 yang tersedia cukup untuk bereaksi dengan 2,0 mol H20?
2 mol Fe 2 S 3
Jumlah mol Fe2S3 = 2,0 mol H20 x = 0,67 mol Fe2S3
6 mol H 2 O
Tersedia 1,0 mol Fe2S 3, jumlah yang lebih banyak dari yang dibutuhkan untuk bereaks dengan
H20 yang tersedia. Fe2S 3 juga dalam keadaan berlebih, dan H20 merupakan pereaksi
pembatas. Jumlah Fe(OH)3 yang diperoleh ditentukan oleh jumlah H2O yang tersedia.

4 mol Fe(OH ) 3
Jumlah mol Fe(OH) 3 = 2,0 mol H20 x = 1,3 mol Fe(OH) 3
6 mol H 2 O
Cara lain dapat dilakukan dari bentuk yang dilukiskan dalam Gambar 4-6. Hitunglah
jumlah Fe(OH)3 yang dihasilkan dari 1,0 mol Fe2S3, dengan menganggap H2O dan O2
berlebih. Selanjutnya, hitunglah jumlah Fe(OH)3 yang dihasilkan dari 2,0 mol H20, dengan
menganggap Fe2S3 dan O2 berlebih. Akhirnya, dalam perhitungan ketiga, anggaplah bahwa O2
merupakan pereaksi pembatas dan terdapat kelelihan Fe2S3 dan H20. Tiga hasil akan diperoleh,
dan jawabannya adalah yang terkecil dari ketiga hasil itu, yaitu 1,3 mol Fe(OH)3.

34 file KD 1 2 oke Kimia Dasar I


Keadaan yang lebih umum adalah seperti yang terdapat pada Contoh 2-15. Di sini
jumlah pereaksi yang tersedia harus diubah menjadi mol sebelum dibuat perbandingan
untuk menyatakan pereaksi pembatas.

Contoh 2-15. Berapa massa Pbl2 akan mengendap bila 2,85 Pb(N03)2 ditambahkan ke
225 mL 0,0550M KI (aq)?
Pb(N03)2(aq) + 2 KI(aq) -----> PbI2(p)+ 2 KN03(aq)
Jawaban.
1 mol Pb (NO 3 ) 2
Jumlah mol Pb(N03)2 yang tersedia = 2,85 g Pb(N03)2 x
331 g PB (NO 3 ) 2
-3
= 8,61 x 10 mol Pb(N03)2

0,0550 mol KI
Jumlah mol KI yang tersedia = 0,225 L x
1L
-2
= 1,24 X 10 mol KI
Sekarang tentukan mol KI yang dibutuhkan untuk bereaksi dengan: 8,61 X 10-3mol
Pb(N03)2.
2 mol KI
Jumlah mol KI yang dibutuhkan = 8,61 x 10-3 mol Pb(N03)2 x
1 mol Pb (NO 3 ) 2
-2
= 1,72 x 10 mol KI
Hanya ada 1,24 X 10-2 mol KI yang tersedia, sehingga KI merupakan pereaksi pembatas.
Langkah terakhir menghitung massa PbI2 (p) yang dihasilkan oleh reaksi 1,24 X 10-2 mol
KI dengan Pb(N03)2 berlebih.
1 mol PbI 2 461 g PbI 2
Jumlah g Pbl2 = 1,24 x 10-2 mol KI x x = 2,86 g PbI2
2 mol KI 1 mol PbI 2

Hasil Teoritis, Hasi1 Nyata, dan Persen Hasil. Jumlah hasil yang dihitung dari sejumlah
pereaksi yang ada dari semula disebut hasil teoritis suatu reaksi. Jumlah hasil yang secara
nyata dihasilkan dalam sebuah reaksi kimia disebut basil nyata. Persen basil didefinisikan
sebagai :

hasil nyata
persen hasil = X 100 (2.22)
hasil teoritis

Banyak reaksi yang hasilnya hampir sama dengan basil teoritis. Reaksi-reaksi tersebut
dikatakan bereaksi secara kuantitatif, yaitu pereaksi ini dapat digunakan dalam analisis
kimia. Dalam hal lain, beberapa reaksi terutama reaksi-reaksi yang mengikut-sertakan
senyawa organik, hasil nyata reaksinya lebih kecil dibandingkan basil teoritis, sehingga
persen hasilnya kurang dari 100%. Hal ini karena reaksi tidak berjalan dengan sempurna,
adanya reaksi-reaksi saingan yang dapat mengurangi basil, atau zat-zat tersebut hilang
selama penanganan.

file KD 1 2 oke Kimia Dasar I 35


Contoh 2-16. Dalam reaksi dari 1,00 md CH4 dengan C12 berlebih, diperoleh 83,5 g
CCI4. Berapa (a) basil teoritis; (b) basil nyata; dan (c) persen basil dari reaksi ini?

CH, + 4 C12 ----> CC14 + 4 HCl

Jawaban :
(a) Dari 1,00 mol CH4 dapat diharapkan atau diperoleh 1,00 mol CCIq; atau
1 mol CCl 4 154 g CCl 4
jumlah g CCl4 = 1,00 mol CH4 x x = 154 g CCl4
1 mol CH 4 1 mol CCl 4
(b) Hasil nyata adalah 83,5 g CCl4.
(c) Persen hasil diperoleh dengan persamaan (2 .22)
83,5 g CCl 4
persen hasil = x 100 % = 54,2%
154 g CCl 4

Contoh 2-17. Bila sikloheksanol, C6H12O dipanaskan dengan sedikit asam sulfat atau
asam fosfat, zat ini akan berubah menjadi sikloheksana, C6Hlo.

C6H12O(c) ----> C6H10(c) + H20 (c)

Prosedur tambahan yang dibutuhkan untuk memperoleh sikloheksana murni. Persen hasilnya
83%. Berapa massa sikloheksanol yang kemurniannya 91% diperlukan untuk mendapatkan
25 g sikloheksana murni?
Jawaban. Kunci dari soal ini ialah hasil nyata yang besarnya hanya 83% dari hasil
teoritis. Hasil teoritis harus lebih besar dari 25 g C6H10 yang diharapkan dalam reaksi ini.
Dalam kenyataannya, hasil teoritis sebesar 25 g x (100/83) = 30 g. Langkah selanjutnya
adalah menghitung jumlah C6H120 murni yang dibutuhkan untuk menghasilkan 30 g C6H10
secara teoritis, dan terakhir, jumlah sikloheksanol tidak murni yang dibutuhkan. Langkah-
langkah proses ini diterangkan sebagai berikut :

Langkah 1. Hitunglah hasil teoritis yang diperlukan.


hasil nyata
x100 = persen hasil
hasil teoritis

hasil nyata x 100


Hasil teoritis = = 25 g x 100/83 = 30g
persen hasil
langkah 2. Hitunglah jumlah C6H 120 yang dibutuhkan untuk menghasilkan 30 g C6H10
1 mol C 6 H 10 1 mol C 6 H 12 O 100,2 g C 6 H 12 O
Jumlah g C6H10 = 30 g C6Hl0 x x x
82,1 g C 6 H 10 1 mol C 6 H 10 1 mol C 6 H 12 O
= 37 g C6H12O

Langkah 3. Hitunglah jumlah sikloheksanol tidak murni yang dipedukan

36 file KD 1 2 oke Kimia Dasar I


100 g sikloheksanol (tidakmurni)
Jumlah g siklohvksanol (tidak murni) = 37 g C6H12O
91 g C 6 H 12 O
= 41 g sikloheksanol (tidak murni)

Reaksi-reaksi Serentak dan Berurutan. Beberapa perhitungan stoikiometri membutuhkan


dua atau lebih persamaan reaksi, setiap persamaan mempunyai sebuah faktor konversi.
Dalam beberapa hal reaksi terjadi pada saat yang sama (serentak) dan ada pula reaksi yang
terjadi berturut-turut. Contoh 4-18 merupakan reaksi serentak, dan dalam Contoh 2-19,
adalah tiga buah reaksi berturutan.

Contoh 2-18. 0,710 g contoh sebuah logam campuran magnesium yang mengandung
70% Al dan 30% Mg bereaksi dengan HCl (aq) berlebih. Berapa massa H2
dihasilkan?
2 Al(p) + 6 HCl(aq) -----> 2 A1CI3(aq) + 3 H2(g)
Mg(p) + 2 HCl(aq) -------> MgC12(aq) + H2(g)

Jawaban:

Langkah 1. Gunakan persen susunan untuk menentukan massa tiap logam dalam logam
campuran.
Hasil : 0,497 g Al; 0,213 g Mg

Langkah 2: Gunakan massa-massa molar untuk mengubah massa ke jumlah mol tiap
logam. Hosil : 0,0184 mol Al; 0,00877 mol Mg
Langkah 3 : Tentukanlah mol H2 yang dihasilkan oleh tiap logam.
3 mol H 2
Jumlah mol H2 = 0,0184 mol Al x = 0,0276 mol HZ
2 mol Al
1 mol H 2
Jumlah moI H2 = 0,00877 mot Mg x = 0,00877 mol H2
1 mol Mg
Langkah 4. Jumlah H2 yang dihasilkan adalah 0,0276 + 0,00877 = 0,0364 mol H2.
Massanya adalah :
2,02 g H 2
jumlah g H2 = 0,0364 mol H2 x = 0,0735 g H2
1 mol H 2

Contoh 2-19. Natrium klorat (NaC103), dapat diproduksi sebagai berikut :

2 KMn04 + 16 HCl ----> 2 KCl + 2 MnC12 + 8 H20 + 5 C11


6 Cl2 + 6 Ca(OH)2 ------> Ca(Cl03)2 + 5 CaC12 + 6 H20
Ca(C103)2 + Na2S04 -----> CaS04 + 2 NaClO3

Dengan menganggap pereaksi lainnya berlebih, berapa mol NaC103 dapat dihasilkan
untuk setiap mol HCl yang dipakai?

file KD 1 2 oke Kimia Dasar I 37


Jawaban :
Langkah 1. Tentukan jumlah mol C12 yang dihasilkan per mol HCl dalam reaksi
pertama.
5 mol Cl 2
Jumlah mol Cl2 = 1,00 mol HCl x = 0,312 mol C12
16 mol HCl
Langkah 2. Tentukan jumlah mol Ca(C103)2 yang dibentuk dari 0,312 mol C12 dalam
reaksi kedua.
1 mol Ca(ClO 3 ) 2
Jumlah mol Ca(C103)2 = 0,312 mol Cl2 x = 0,0520 mol Ca(C103)2
6 mol Cl 2
Langkah 3. Tentnkan jumlah mol NaC103 yang dibentuk dari 0,0520 mol Ca(CI03)2
dalam reaksi ketiga.
2 mol NaClO 3
Jumlah mol NaC103 = 0,0520 mol Ca(ClO3)2 x
1 mol Ca(ClO 3 ) 2
= 0,104 mol NaC103

Reaksi Reduksi-Oksigen. Sebelum perhitungan Stoikiometri bisa dilakukan, terlebih


dahulu diperlukan penyeimbangan persamaan kimianya. Kadangkala, menyeimbangkan
koefisien reaksi merupakan hal yang sangat sukar dilakukan. Hal ini sering terjadi pada
reaksi-reaksi yang disebut reaksi reduksi-oksigen.
Kunci untuk menyatakan reaksi reduksi-oksigen adalah dalam penentuan bilangan
oksidasi atom-atom dalam pereaksi dan hasil reaksi. Dalam pernyataan berikut bilangan
oksidasi dituliskan dengan bilangan kecil di atas lambang kimianya.

Dalam suatu reaksi reduksi-oksigen atom-atom tertentu mengalami perubahan bilangan


oksidasi (B.O.). Oksidasi menyatakan adanya kenaikan B.O. dan reduksi mengalami
penurunan B.O. Dalam reaksi (2.23) atom-atom I dioksidasi (B.O.-nya naik dari O
dalam I2 menjadi +5 dalam HI03). Atom-atom Br direduksi (B.O.-nya turun dari

Dalam sebuah reaksi reduksi-oksidasi kenaikan jumlah B.O. untuk semua atom yang
terlibat dalam oksidasi harus sama dengan jumlah penurunan B.O. untuk semua atom
yang terlibat dalam reduksi. Kenyataan ini membutuhkan penyesuaian koefisien reaksi
I2, Br2, HI03, dan HBr sebagai berikut:

38 file KD 1 2 oke Kimia Dasar I


sisa koefisien reaksi yang belum dilengkapi (yaitu H20) ditentukan dengan melakukan
pemeriksaan :
I2 +5 Br2 +6H20 ---->, 2HIO3 +10 HBr (2.24)

Beberapa persamaan oksidasi-reduksi dapat dengan mudah diseimbangkan


dengan pemeriksaan seperti pada
2H2 + O2 -----> 3H2O. Gunakan metode pengubahan bilangan oksidasi bila telah
jelas bahwa penyeimbangan dengan pemeriksaan (inspeksi) akan sukar atau
memerlukan waktu.

Pernyataan dalam Contoh 2-20 ditulis dalam bentuk ion, dan dalam melakukan
penyeimbangan jumlah untuk penyesuaian jumlah tiap atom juga harus diseimbangkan
muatan listrik. nya (ingat Contoh 4-3). Penyeimbangan muatan listrik secara otomatis akan
diperoleh bila penyeimbangan dilakukari dengan metode yang baru dibicarakan, yaitu
metode pengubahan bilangan oksidasi.

Contoh 2-20. Seimbangkan reaksi reduksi-oksidasi berikut:

SO32- + Mn04- + H+ ------> SO4 2- + Mn2+ + H20

Jawaban:
Langkah 1. Tentukan atom-atom yang mengalami perubahan bilangan oksidasi (B. 0.) dan
tentukan kenaikan atau penurunan B.O. per atom. (Bila tidak ada perubahan B.O., reaksi
tersebut bukan merupakan reaksi reduksi-oksidasi).

Langkah 2. Tentukan koefisien atom-atom yang mengalami perubahan bilangan sedemikian


rupa sehingga jumlah kenaikan B. O. = jumlah penurunan B. O.

file KD 1 2 oke Kimia Dasar I 39


Langkah 3. Tanpa melakukan pengubahan koefisien reaksi yang telah ditentukan, lengkapi
koefisien reaksi lainnya dengan melakukan pemeriksaan. Seperti hasil dari Langkah 2,
terdapat 23 atom 0 di sebelah kiri dan hanya 21 di sebelah kanan. Kcefisien "3 ' untuk H20
akan menyeimbangkan atom-atom O; koefisien "6" untuk H+ menyeimbangkan atom-atom
H.
5 SO32- + 2 MnO4- + 6 H+ ------> 5 SO42- + 2 Mn2+ + 3 H2O

Langkah 4. Periksalah penyeimbangan muatan listrik. Muatan yang ada di :


kiri : (5 x -2) + (2 x-1) + (6 x+1)= - 6
Kanan : (5 x -2) + (2 x +2) = -6

Ada beberapa ragam langkah-langkah dasar dalam penyeimbangan persamaan reduksi-


oksidasi yang telah dibahas sebelumnya. Persamaan dengan H + menyatakan bahwa larutan
bersifat asam. Adanya OH-, seperti pada Contoh 2-21, menyatakan bahwa reaksi dalam
keadaan biasa atau alkalin. Bila penyeimbangan persamaan reaksi reduksi-oksidasi dalam
suasana basa akan bermanfaat bila kita lihat kembali ke Langkah 3 dan 4 dari Contoh 2-20,
yaitu, untuk menyeimbangkan muatan listrik sebelum melengkapi koefisien reaksi melalui
pemeriksaan. Prosedur ini dilukiskan dalam Contoh 2-21. Juga dilukiskan dalam Contoh 2-
21, karena kadang-kadang zat yang sama mengalami oksidasi; dan reduksi sekaligus.

Contoh 2-21. Seimbangkan reaksi reduksi-oksidasi berikut :

C12 + OH- ------> CI- + C103- + H20

Jawaban.

Langkah 1. Tentukan atom-atom yang mengalami perubahan bilangan oksidasi (B.O.) dan
tentukan kenaikan atau penurunan B.O. per atom.

40 file KD 1 2 oke Kimia Dasar I


Langkah 2. Sesuaikan koefisien atom-atom yang mengalami sehingga jumlah kenaikan B.0.
= jumlah penurunan B. O.

Langkah 3. Seimbangkan muatan listriknya :

3 Cl2 + 6 OH- ------> 5 C1- + C103 + H20

Langkah 4. Lengkapi koefisien reakainya melalui pemeriksaan :

3 Cl2 +- 6 OH- -------> 5 Cl- + ClO3- +3 H2O

GAMBAR 4-7 Pengenalan zat pengoksidasi dan zat pereduksi

Dalam suatu reaksi reduksi-oksidasi zat yang dioksidasi memungkinkan zat lain untuk
direduksi. Zat yang dioksidasi disebut zat pereduksi. Dengan keterangan yang sama, zat
yang direduksi memberi kesempatan pada zat lain untuk dioksidasi. Zat yang direduksi
adalah zat pengoksidasi. Pernyataan ini diringkaskan secara diagram dalam Gambar 2-7.
Dengan penggunaan reaksi (2.24),I2 adalah zat pereduksi (zat ini dioksidasi) dan Br2 adalah
zat pengoksidasi (zat ini direduksi). Dalam reaksi (2.25) C12 adalah zat pengoksidasi dan
pereduksi.
Untuk meramalkan terjadinya reaksi antara zat pengoksidasi dan pereduksi yang
menghasilkan reaksi reduksi-oksidasi diperlukan prinsip-prinsip yang akan dibicarakan

file KD 1 2 oke Kimia Dasar I 41


dalam Bab lain. Pada bab itu akan dibicarakan juga pertimbangan lain, yaitu mengenai cara
yang lebih mendasar mengenai reaksi reduksi-oksidasi. Sampai saat ini, kita hanya
membatasi untuk dapat menentukan zat-zat pengoksidasi dan pereduksi dan melakukan
penyeimbangan persamaan reduksi-oksidasi.
Kesetimbangan kimia, Dengan metode-metode yang disajikan dalam bab ini
kita dapat menjawab pertanyaan yang tampaknya sederhana: "Berapa mol HI(g) yang
dibentuk dalam reaksi 0,10 mol I2 (g) dengan H2(g) berlebih?"

H2(g) + I2(g)---------> 2 HI(g)

Jawaban "yang diharapkan" (0,20 mol HI) adalah tidak benar. Perbedaannya dengan
keadaan sebelumnya adalah: sementra H2 dan I2 bereaksi membentuk HI, molekul-molekul
HI terurai kembali membentuk H2 dan 12, Terdapat dua reaksi bersama-sama yaitu dari kiri
ke kanan dan kebalikannya dari kanan ke kiri, dan digambarkan dengan dua anak panah
dalam persamaan (2.26).
Dalam reaksi (2.26) suatu titik kesetimbangan akan tercapai bila tiap zat yang bereaksi
dan yang dibentuk kecepatannya sama. Keadaan ini merupakan kesetimbangan dinamik.
Dinamik, karena reaksi antar molekul terus-menerus berlangsung, dan kesetimbangan
karena diluar keadaan ini tidak terdapat lagi perubahan bersih dalam jumlah zat-zat yang
bereaksi. Karena tiap jenis zat harus ada dalam kesetimbangan, kita tidak dapat menghitung
hasil reaks kesetimbangan hanya dengan faktor-faktor dari persamaan reaksi. Hasil HI
dalam pertanyaan hipotetis di atas harus kurang dari 0,20 mol, karena I2 tidak seluruhnya
terpakai.
Dalam banyak reaksi kimia adanya reaksi kebalikan diabaikan. Hal ini dilakukan
karena gas yang dihasilkan lepas dari campuran reaksi; karena ion-ion bereaksi membentuk
endapan yang tidak larut; atau karena ion-ion bereaksi membentuk zat yang sangat kecil
kecenderungannya untuk mengion (seperti dalam pembentukan H20 oleh reaksi H+ dan OH-
). Juga, banyak reaksi reduksi-oksidasi lebih besar mengarah ke kanan dibandingkan
dengan reaksi sebaliknya. Dalam semua kasus dapat dianggap bahwa reaksi "berjalan
sempurna." Dan ini adalah reaksi-reaksi di mana metode perhitungannya diterangkan dalam
bab ini.

42 file KD 1 2 oke Kimia Dasar I

Anda mungkin juga menyukai