Senyawa Aromatis
Senyawa Aromatis
Senyawa Aromatis
Senyawa aromatis adalah senyawa benzena atau senyawa yang mempunyai sifat
kimia seperti benzena. Senyawa aromatik sederhana, merupakan senyawa organik aromatik
yang hanya terdiri dari struktur cincin planar berkonjugasi dengan awan elektron π yang
berdelokalisasi. Sifat kimianya dicirikan oleh ikatan rangkap terkonjugasi secara sempurna
dalam cincin.
Semua senyawa aromatis berdasarkan benzena, C6H6, yang memiliki enam karbon
dan simbol . Setiap sudut dari segienam memiliki atom karbon yang terikat dengan hidrogen
sebagai berikut:
Syarat-syarat Aromatisitas :
Sebagai contoh, ciri-ciri sifat aromatis tersebut dapat ditunjukkan pada senyawa polisisklis
naftalena .
1) Senyawa Aromatis Naftalena
a. pengertian
Naftalena adalah hidrokarbon kristalin aromatik berbentuk padatan berwarna
putih dengan rumus molekul C10H8 dan berbentuk dua cincin benzena yang bersatu.
Dari struktur pada Gambar tampak bahwa sepuluh atom karbon yang
membentuk sistem cincin naftalena masing-masing mengikat tiga atom lainnya
dengan sudut ikatan hampir sama. Hal tersebut merupakan petunjuk bahwa kesepuluh
atom karbon dalam cincin naftalena menggunakan orbital hibrida sp2. Dari sepuluh
atom karbon tersebut, delapan di antaranya masing-masing mengikat satu atom
hidrogen dan dua atom karbon, sedangkan dua sisanya masing-masing mengikat tiga
atom karbon. Orbital sp2 membentuk struktur segitiga datar dengan besar sudut sama,
yaitu 120o. Oleh karena itu dapat dipahami jika stuktur naftalena berupa cincin datar.
Dengan kata lain, semua atom dalam naftalena terletak pada satu bidang datar.
b. Sifat-Sifat Fisik
Naftalen juga dikenal sebagai nafthalin, tar kapur, tar putih, albokarbon, atau
nafthene. Berikut ini adalah sifat-sifat fisik yang dimiliki oleh naftalena :
Penggunaan Naftalena sebagai aditif memang belum terkenal karena masih dalam
tahap penelitian. Satu molekul napthalena merupakan perpaduan dari sepasang cincin
benzena. Naftalena merupakan salah satu jenis hidrokarbon polisiklik aromatik. Ada dua set
atom hydrogen setara: posisi alpha (posisi 1, 4, 5, dan 8), dan posisi beta (posisi 2, 3, 6, dan
7) pada gambar di bawah.
Gambar senyawa Naftalena
c. Tata Nama Naftalena
Sistem cincin senyawa aromatik polisiklik memiliki tata nama tertentu yang
berbeda dengan penomoran pada benzena atau sikloalkana, yang dimulai pada
posisi substituennya. Penomoran pada polisiklik ditetapkan berdasarkan perjanjian
dan tidak berubah di manapun posisi substituennya.Penataan nama secara trivial,
posisi substituen dalam naftalena tersubstitusi mono dinyatakan dengan huruf unani
(α dan β).
Posisi yang berdekatan dengan karbon-karbon pemaduan cincin disebut posisi alfa
(α), posisi berikutnya adalah beta (β). Contoh:
d. Kegunaan Naftalena
1. Pembasahan agen / surfaktan
Alkil sulfonat naftalena (ANS) yang digunakan dalam aplikasi industri
sebanyak nondetergent agen pembasah yang efektif membubarkan sistem
koloid dalam media air. Aplikasi komersial utama dalam industri kimia
pertanian, yang menggunakan ANS untuk bedak dapat dibasahi dan dapat
dibasahi butiran (kering-flowable) formulasi, dan industri tekstil dan kain, yang
memanfaatkan sifat pembasahan dan penghilang busa ANS untuk pemutihan
dan pencelupan operasi.
2. Sebagai fumigan
Penggunaan yang paling akrab naftalena adalah sebagai rumah tangga
fumigan ,seperti dalam kapur barus meskipun 1,4-dichlorobenzene (atau p-
dichlorobenzene) sekarang lebih banyak digunakan. Dalam wadah tertutup
yang berisi pelet naftalena, uap naftalena membangun ke tingkat beracun
untuk kedua orang dewasa dan larva dari banyak bentuk ngengat bahwa
tekstil menyerang. Menggunakan fumigan lain dari naftalena termasuk
penggunaan di dalam tanah sebagai pestisida fumigan, di loteng ruang untuk
mengusir hewan dan serangga, dan di museum penyimpanan-laci dan lemari
untuk melindungi isi dari serangan hama serangga.
3. Aplikasi Niche
Hal ini digunakan dalam efek khusus piroteknik seperti generasi asap hitam
dan ledakan simulasi. Di masa lalu, naftalena diberikan secara oral untuk
membunuh cacing parasit pada ternak. Alkil naftalena dan yang homolognya
adalah konstituen utama kreosot . Naftalena digunakan dalam rekayasa untuk
studi perpindahan panas menggunakan sublimasi massal.
Zat naftalena dapat ditemukan pada tumbuhan Cinnamomum camphora.
Tumbuhan ini mengandung zat naftalena yang merupakan salah satu
senyawa aromatik. Dimana sebutir kapur barus biasanya mengandung 250-
500 mg naphthalene. Selain tumbuhan Cinnamomum camphora Pohon Kapur
atau Dryobalanops aromatic merupakan salah satu tanaman penghasil kapur
barus atau kamper. Kapur barus dari pohon Kapur ini telah menjadi komoditi
perdagangan internasional sejak abad ke-7 Masehi. Untuk mendapatkan
kristal kapur barus dari Pohon Kapur dimulai dengan memilih, menebang, dan
memotong-motong batang pohon Kapur (Dryobalanops aromatica).
Potongan-potongan batang pohon Kapur kemudian dibelah untuk
menemukan kristal-kristal kapur barus yang terdapat di dalam batangnya.
Kapur barus dari pohon Kapur ini telah menjadi komoditi perdagangan
internasional sejak abad ke-7 Masehi. Untuk mendapatkan kristal kapur barus
dari Pohon Kapur dimulai dengan memilih, menebang, dan memotong-
motong batang pohon Kapur (Dryobalanops aromatica). Potongan-potongan
batang pohon Kapur kemudian dibelah untuk menemukan kristal-kristal kapur
barus yang terdapat di dalam batangnya.