Uji Air Limbah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Baku Mutu Air Limbah Domestik Permen No.

68 Tahun 2016

Parameter Satuan Kadar Maksimum *


pH - 6-9
BOD mg/L 30
COD mg/L 100
TSS mg/L 30
Minyak & Lemak mg/L 5
Amoniak mg/L 10
Total Coliform jumlah/100mL 3000
Debit L/orang/hari 100

Keterangan:
* Rumah susun, penginapan, asrama, pelayanan kesehatan, lembaga pendidikan, perkantoran,
perniagaan, pasar, rumah makan, balai pertemuan, arena rekreasi, permukiman, industri, IPAL
kawasan, IPAL permukiman, IPAL perkotaan, pelabuhan, bandara, stasiun kereta api, terminal
dan lembaga pemasyarakatan.

1. Metode pengujian BOD


Menggunakan acuan SNI 06-6989-14-2004 dan SNI 6989.72:2009. Reagent yang
dibutuhkan untuk pengujian BOD meliputi reagent Natrium Sulfit, Asam Sulfat, reagent
Natrium Sulfit, Inhibitor, reagent Asam Asetat, KI 10%, Amylum, larutan pengencer,
Natrium Tiosulfat, reagent Mangan Sulfat, reagent Alkali Yodida Azida, Amylum, Asam
Sulfat 6N, Natrium Tiosulfat 0,025N,reagent kalium di-iodat 0,0021M dan reagent kalium
dikromat 0,025N.
Menggunakan metode yodometri (modifikasi azida), metode ini merupakan uji kadar
oksigen terlarut (Dissolved Oxygen,DO) dari sampel limbah atau air. Prinsip pengujianya
yaitu oksigen bereaksi dengan ion Mangan (II) dalam suasana basa menjadi hidroksi
Mangan dengan valensi yang lebih tinggi (Mn IV). Cara pengujian dilakukan pada kondisi
standar suhu ruang, sampel limbah dalam wadah di aduk rata diambil sejumlah sampel di
masukkan ke dalam botol winkler sampai meluap penuh. Botol di jaga jangan sampai ada
gelembung udara di dalamnya. Setelah sampel di masukkan dalam botol winkler
tambahkan di dalamnya reagent Perak sulfat, NaN3 dan reagent lainnya. Tutup rapat botol
dan tetap di jaga jangan sampai ada udara di dalam botol. Kocok dengan membalik-balikan
botol winkler. Diamkan larutan selama 10 menit kemudian pindahkan ke dalam
Erlenmeyer tambahkan H2SO4 pekat 1 mL titrasi menggunakan Natrium Tiosulfat. Untuk
BOD5 prinsip kerja sama hanya perlu di inkubasikan pada inkubator selama 5 hari pada
suhu 20 ± 1 oC kondisi ruang gelap. Setelah dilakukan inkubasi sampel kemudian di titrasi
menggunakan Natrium tiosulfat menggunakan indikator Amylum.
2. Metode pengujian COD
Menurut SNI 6989.2:2019 Reagent yang digunakan meliputi K2Cr2O7, air bebas
organik, reagent Perak Sulfat, Kalium Hidrogent Ptalat, Asam sulfat dan Asam Sulfat
pekat. Peralatan yang digunakan pengujian BOD meliputi glassware, serangkaian alat
untuk titrasi, botol winkler dan inkubator. Peralatan untuk pengujian COD meliputi
peralatan glassware, reaktor COD, neraca, cuvet, heating mantle dan spektrofotometer
sinar tampak (400 nm -700 nm) merk Thermoscientific type Evolution 201.
Pengujian COD menggunakan metode reflux secara spektrofotometri, prinsip
pengujian dalam senyawa organik dan anorganik terutama yang bersifat organik dalam
sejumlah sampel dioksidasi oleh Cr2O72- dalam reflux tertutup menghasilkan Cr3+.
Jumlah oksigen yang dibutuhkan dinyatakan dalam ekuivalen oksigen (O2 mg/L) di ukur
secara spektrofotometri sinar tampak. Cr2O72- kuat mengabsorpsi pada panjang
gelombang 420 nm dan Cr3+ kuat mengabsorpsi pada panjang gelombang 600 nm. Cara
pengujian sejumlah sampel di pipet kemudian di masukkan dalam tabung tambahkan
larutan digestion dan pereaksi asam sulfat. Tabung ditutup rapat kemudian kocok perlahan
hingga homogen. Setelah homogentabung di masukkan ke dalam reactor COD untuk
proses reflux, panaskan pada suhu.
3. Metode Pengujian PH (Derajat Keasaman)
Menggunakan SNI 6989.11:2019 Pengukuran pH berdasarkan aktivitas ion hidrogen
secara potensiometri dengan menggunakan pH meter. Bahan yang digunakan ialah air
bebas mineral, kertas tisu halus, Larutan penyangga [pH 4,004 (25oc). Timbang 10,12 g
kalium hidrogen phtalat,KHC8H4O larutkan dalam 1.000 ml air bebas mineral], [Larutan
penyangga,pH 6,863 (25OC). Timbang 3,387 g kalium dihidrogen fosfat,KH2PO4 dan
3,533 g dinatrium hidrogen fosfat, Na2HPO4, larutkan dalam 1.000 ml air bebas mineral],
[Larutan penyangga, Ph 10,014 (25oC). Timbang 2,092 g natrium hidrogen karbonat
NaHCO3 DAN 2,640 g natrium karbonat, Na2CO3, larutan dalam 1.000 ml air bebas
mineral . Peralatan yang digunakan antara lain ialah pH meter dengan perlengkapannya,
pengaduk gelas piala 250 ml, labu ukur 100 ml, labu semprot, dan timbangan analitik
ketelitian 0,1mg]
Prosedur :
 Bilas elektroda dengan air bebas mineral, selanjutnya keringkan dengan tisu
halus
 Celupkan elektroda ke dalam contoh uji sampai pH meter menunjukkan
pembacaan yang stabil
 Catat hasil pembacaan skala atau angka pada tampilan dari pH meter.
 Catat suhu pada saat pengukuran pH dan laporkan hasilnya
 Bilas kembali elektroda dengan air bebas mineral setelah pengukuran .
4. Metode Pengujian TSS (Padatan Tersuspensi Total)
Menggunakan SNI 6989.3:2019 dimana pada prinsipnya contoh uji yang telah
homogen disaring dengan media penyaring yang telah ditimbang. Residu yang tertahan
pada media penyaring dikeringkan pada kisaran suhu 103°C sampai dengan 105°C hingga
mencapai berat tetap. Kenaikan berat saringan mewakili Padatan Tersuspensi Total (TSS).
Bahan yang dibutuhkan berupa media penyaring microglass-fiber filter dengan ukuran
porositas 0,7 µm sampai dengan1,5 µm dan air bebas mineral. Dengan peralatan desikator
yang berisi desikan, oven (untuk pengoperasian pada kisaran suhu 103°C sampai dengan
105°C), timbangan analitik dengan keterbacaan 0,1 mg, pipet volumetrik atau gelas ukur,
media penimbang (misalnya kaca arloji atau cawan petri), cawan kaca masir atau cawan
Gooch atau sistem penyaring vakum, pinset, dan sistem vakum. Dilakukan dengan proses
sebagai berikut :
a. Lakukan penyaringan dengan peralatan penyaring. Basahi media penyaring dengan sedikit
air bebas mineral
b. Aduk contoh uji hingga diperoleh contoh uji yang homogen, kemudian ambil contoh u
secara kuantitatif dengan volume tertentu dan masukkan ke dalam media penyaring.
Nyalakan sistem vakum. Jika proses penyaringan membutuhkan waktu lebih dari 10 menit,
maka kurangi volume contoh uji. Volume contoh uji yang diambil harus menghasilkan berat
residu kering antara 2,5 mg sampai 200 mg.
c. Bilas media penyaring 3 kali dengan masing-masing 10 ml air bebas mineral, lanjutkan
penyaringan dengan sistem vakum hingga tiris. Contoh uji dengan padatan terlarut yang
tinggi memerlukan pencucian tambahan
d. Pindahkan media penyaring (glass-fiber filter) secara hati-hati dari peralatan penyaring ke
media penimbang (cawan petri). Jika menggunakan cawan Gooch, pindahkan cawan dari
rangkaian alatnya. Gunakan penjepit (pinset) untuk memindahkan media penyaring dari
peralatan
e. Keringkan media penimbang atau cawan Gooch yang berisi media penyaring dalam oven
minimal selama 1 jam pada kisaran suhu 103 °C sampai dengan 105 °C, dinginkan dalam
desikator, dan timbang. selama pengerjaan pengeringan, oven tidak boleh dibuka tutup.
f. Ulangi langkah e) sampai diperoleh berat tetap (catat sebagai Wł).
g. Hitung TSS dan laporkan hasil pengujian sesuai formulir yang berlaku, perhitungan TSS
sesuai dengan rumus :
TSS (mg/l) = (W1-W0) x 1000 V

Keterangan:

 W0 adalah berat media penimbang yang berisi media penyaring awal (mg):
 W-1 adalah berat media penimbang yang berisi media penyaring dan residu kering
(mg):
 V adalah volume contoh uji, (ml);
 1000 adalah konversi milliliter ke liter.
5. Metode Pengujian Minyak dan Lemak
Menurut SNI 6989.10-2011 minyak nabati dan minyak mineral dalam contoh uji air yang
diasamkan pH lebih kecil dari 2 diekstraksi dengan n-heksana dalam corong pisah dan untuk
menghilangkan air yang masihtersisa digunakan natrium sulfat anhidrat.Ekstrak minyak nabati
dan minyak mineral dipisahkan dari pelarut organik secara destilasi.Residu yang tertinggal
pada labu destilasi ditimbang sebagai minyak dan lemak atau jumlahminyak nabati dan
mineral.Untuk menentukan minyak mineral, residu yang tertinggal dilarutkan kembali
dengan n-heksana ditambahkan secara proporsional sejumlah silika gel (biasanya 3 g silika gel/100mg
total minyak dan lemak) untuk menyerap material polar atau minyak nabati.
Ekstrakdidestilasi lagi untuk memisahkan minyak mineral dari pelarut. Residu yang tertinggal padalabu
destilasi ditimbang sebagai minyak mineral.Selisih berat antara minyak dan lemak dengan minyak
mineral adalah sebagai minyak nabati. Bahan yang digunakan ialah sebagai berikut :
 HCl 1:1 atau H2SO41:1 (Campur volume yang sama antara HCl atau H2SO4 ke dalam
air bebasmineral)
 n-heksana, dengan kemurnian minimal 85 % dan residu dibawah 1 mg/L (gunakan wadah gelas)
 natrium sulfat (Na2SO4)Panaskan pada suhu 200°C – 250°C selama 24 jam
 aseton (CH3COCH3) dengan residu dibawah 1 mg/L
 heksadekana (C16H34) dengan kemurnian minimal 98 %
 asam stearat (C17H35CO2H) dengan kemurnian minimal 98 %
 silika gel ukuran 75 – 150 mesh (Keringkan pada suhu 200°C – 250°C selama 24 jam dan
simpan dalam desikator ataupada wadah yang tertutup rapat)
 standar heksadekana:asam stearat 1:1 b/b dengan konsentrasi masing-masing 2mg/mL
dalam aseton (Timbang 200 mg ± 2 mg asam stearat dan 200 mg ± 2 mg heksadekana, masukkan
kedalam labu ukur 100 mL dan tambahkan sejumlah aseton kemudian hangatkan dalampenangas air
(sekitar 40°C) sampai asam stearat larut sempurna. Dinginkan hinggasuhu ruang, kemudian
tambahkan aseton sampai tanda tera)
Peralatan yang dibutuhkan antara lain; botol gelas mulut lebar dengan ukuran volume 1 L,
oven, neraca analitik dengan ketelitian 0,1 mg, neraca teknis dengan ketelitian 10 mg, labu
ukur 100,0 mL, pipet volumetrik ukuran 10,0 mL, corong pisah 2000 mL bercerat dan
bertutup teflon, corong(filter funnel), sentrifuge (jika perlu), kertas saring berukuran pori 2,5
µm, penangas air, desikator, dan seperangkat alat destilasi dengan volume labu destilasi 125
mL.
Prosedur :
A. Tentukan volume contoh uji seluruhnya;
B. pindahkan contoh uji ke corong pisah;
C. untuk contoh uji yang sudah diawetkan lakukan butir 3.5.e), sedangkan untuk contoh
ujiyang baru diambil lakukan langkah 3.5.d)
D. atur pH dengan menambahkan HCl atau H2SO4 sampai pH lebih kecil dari 2 (bilaselektroda pH
dengan n-heksana
E. bilas botol contoh uji dengan 30 mL n-heksana dan tambahkan hasil bilasan ke dalamcorong pisah
F. kocok dengan kuat selama 2 menit. Biarkan lapisan air dan n-heksana memisah;
G. cuci kertas saring yang berisi 10 g Na2SO4 anhidrat yang ada pada corong dengan n-
heksana
H. pisahkan fasa air kedalam erlenmeyer atau gelas piala, sedangkan lapisan fasa n-heksana
ditampung ke dalam labu destilasi yang telah diketahui beratnya (Wo)
I. masukan kembali fasa air ke dalam corong pisah untuk diekstraksi kembali
J. lakukan ekstraksi sebanyak 2 kali dengan 30 mL n-heksana
K. gabungkan ekstrak dalam labu destilasi dan lakukan destilasi dengan penangas air padasuhu 70°C
L. saat terlihat kondensasi pelarut berhenti, hentikan destilasi. Dinginkan dan keringkan
labudestilasi dalam oven dengan suhu 70°C±2°C selama 30 - 45 menit
M. masukkan ke dalam desikator selama 30 menit dan timbang labu destilasi
sampaididapat berat tetap (W1)
N. hitung kadar minyak dan lemak (jumlah minyak nabati dan minyak mineral)
(Persamaan3.6.1)
O. tambahkan 85 mL – 90 mL n-heksana ke dalam labu destilasi untuk melarutkan
semuaminyak dan lemak
P. tambahkan 3 g silika gel untuk setiap 100 mg minyak dan lemak ke dalam labu
destilasidan aduk selama 5 menit
Q. saring silika gel dan pindahkan filtrat ke dalam labu destilasi yang telah
diketahuiberatnya (W2)
R. lakukan destilasi dengan penangas air pada suhu 70°C
S. ikuti langkah l) sampai m) dan berat tetapnya sebagai W3
T. hitung kadar minyak mineral (persamaan 3.6.2)
Sumber :
1. Penentuan Nilai BOD Dan COD Limbah Cair Inlet... (Eko Nuraini, Tantri Fauziah, Fajar
Lestari)
2. SNI 6989.10-2011
3. SNI 6989.11:2019
4. SNI 6989.3:2019
5. SNI 6989.2:2019
6. SNI 06-6989-14-2004
7. SNI 6989.72:2009

Anda mungkin juga menyukai